Anda di halaman 1dari 4

Otitis Media

Ditinjau oleh: dr. Fadhli Rizal Makarim

Otitis Media

Pengertian Otitis Media

Otitis media atau radang telinga tengah, merupakan kondisi yang terjadi ketika virus atau bakteri
menyebabkan area di belakang gendang telinga meradang. Semua orang bisa mengalami otitis media.
Tapi, perlu diketahui, otitis media paling sering terjadi pada anak-anak. Menurut sebuah studi yang
dipublikasikan pada National Library of Medicine, radang telinga tengah terjadi pada 80 persen anak-
anak pada saat mereka mencapai usia 3 tahun.

Radang telinga tengah biasanya hilang tanpa obat apapun. Meski begitu, pengidapnya harus mencari
perawatan medis jika rasa sakit tak kunjung membaik kalau-kalau malah mengalami demam. Terdapat
beberapa tipe dari otitis media, yaitu:

1. Otitis media akut (OMA).

2. Otitis media efusi (OME).

3. Radang telinga tengah atau Otitis media supuratif kronik (OMSK).

4. Otitis media adhesif.

Penyebab Otitis Media

Radang telinga tengah disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, atau virus, Streptococcus pneumoniae
merupakan patogen yang sangat umum. Selain itu, ada pula beberapa patogen yang bisa menyebabkan
terjadinya otitis media. Contohnya, Pseudomonas aeruginosa dan Moraxella catarrhalis. Pada remaja,
infeksi telinga sering disebabkan oleh Haemophilus influenzae.

RSV dan virus yang menyebabkan common cold juga dapat menyebabkan otitis media karena mereka
merusak sel-sel epitel sistem pernapasan bagian atas. Di samping itu, ada pemicu lainnya, seperti,
disfungsi tuba Eustachius. Kondisi ini menyebabkan pembersih bakteri yang tak memadai dari telah
telinga dan inilah yang nantinya bisa menyebabkan otitis media.

Radang telinga tengah juga rentan terjadi pada anak kecil. Hal ini dikarenakan oleh tuba Eustachius
pada telinga anak-anak yang lebih horizontal, pendek, dan lebar ketimbang orang dewasa. Bukan hanya
itu, sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus dan bakteri juga terbilang lebih rendah dibandingkan
dengan orang dewasa.
Untuk anak-anak, mereka yang mengidap bibir dan langit-langit sumbing atau sindrom down, cenderung
mengidap infeksi telinga. Mereka yang memiliki masalah pada tuba eustachius juga rentan terserang
penyakit ini. Di samping itu, anak-anak juga rentan terhadap infeksi telinga di masa kecil, bila mereka
mengidap otitis media tipe akut sebelum usia enam bulan.

Faktor risiko Otitis Media

Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya radang telinga tengah. Misalnya:

1. Anak-anak di usia 6 bulan sampai 2 tahun rentan terhadap infeksi telinga karena ukuran dan bentuk
tuba eustachius dan sistem imun yang masih berkembang.

2. Anak-anak yang ditempatkan di penitipan anak. Sebab, anak-anak tersebut akan lebih rentan
terserang pilek dan infeksi telinga daripada anak-anak yang tinggal di rumah.

3. Pemberian makan bayi. Si Kecil yang minum dari botol, terutama saat berbaring, cenderung rentan
terhadap infeksi telinga daripada bayi yang disusui oleh ibunya (dengan payudara).

4.Kebiasaan merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif).

5. Bekerja di tempat dengan kadar polusi yang tinggi.

Gejala Otitis Media

Timbulnya tanda dan gejala infeksi telinga akibat radang telinga tengah biasanya terjadi secara cepat.
Berikut adalah beberapa gejala umum dari otitis media:

a. Sakit Telinga

Gejala ini akan terlihat jelas pada anak-anak dan orang dewasa. Pada bayi yang terlalu muda untuk
berbicara, cari tahu tanda-tandanya nyeri seperti menggosok atau menarik-narik telinga, menangis lebih
dari biasanya, sulit tidur, bertingkah rewel atau mudah tersinggung.

b. Kehilangan Nafsu Makan

Kehilangan nafsu makan adalah gejala yang paling terlihat pada anak kecil, terutama selama pemberian
susu botol. Hal ini disebabkan oleh perubahan tekanan di telinga tengah saat anak menelan. Alhasil,
anak akan merasakan lebih banyak rasa sakit dan malas untuk makan.

c. Kesulitan untuk Tidur

Rasa sakit mungkin lebih buruk saat anak berbaring karena tekanan di telinga bisa memburuk. Kondisi ini
tentunya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada anak-anak, sehingga membuat mereka kesulitan
tertidur.

d. Demam
Infeksi telinga dapat menyebabkan suhu dari 38 derajat Celcius hingga lebih. Sekitar 50% anak-anak
akan mengalami demam dengan infeksi telinga mereka.

e. Drainase dari Telinga

Cairan kuning, coklat, atau putih yang bukan kotoran telinga dapat merembes dari telinga. Keluarnya
cairan tersebut perlu diwaspadai, karena juga dapat menjadi indikasi kalau gendang telinga telah pecah
atau patah.

f. Gangguan Pendengaran

Tulang telinga tengah terhubung ke saraf yang mengirim sinyal listrik (sebagai suara) ke otak. Cairan di
belakang gendang telinga memperlambat pergerakan sinyal listrik ini melalui tulang telinga bagian
dalam.

Diagnosis Otitis Media

Untuk mendiagnosis otitis media, dokter akan melakukan wawancara gejala dan riwayat penyakit
penyakit pasien terlebih dahulu. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan telinga, hidung, dan
tenggorokan. Dokter juga akan menggunakan alat khusus otoskop, yaitu alat kecil yang dilengkapi lampu
dan kaca pembesar di bagian ujungnya untuk melihat ke dalam lubang telinga. Jika mencurigai adanya
radang telinga tengah, dokter THT juga akan melakukan pemeriksaan pendukung telinga seperti:

a.Timpanometri. Tes ini mengukur pergerakan gendang telinga. Perangkat ini menutup saluran telinga,
menyesuaikan tekanan udara di saluran, dan menyebabkan gendang telinga bergerak.

b. Reflektometri akustik. Tes ini mengukur seberapa banyak suara yang dipantulkan kembali dari
gendang telinga. Biasanya, gendang telinga menyerap sebagian besar suara. Namun, semakin banyak
tekanan dari cairan di telinga tengah, semakin banyak suara yang akan dipantulkan oleh gendang
telinga.

c. Timpanosentesis. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan dari telinga
untuk diperiksa, apakah mengandung kuman atau tidak.

d. Tes lainnya. Jika anak mengalami beberapa infeksi telinga atau penumpukan cairan di telinga
tengah, dokter mungkin merujuk Anda ke spesialis pendengaran (audiolog), terapis wicara, atau terapis
perkembangan untuk tes pendengaran, keterampilan berbicara, pemahaman bahasa, atau kemampuan
perkembangan.

Komplikasi Otitis Media

Meski jarang terjadi, otitis media yang dibiarkan tanpa penanganan juga berisiko sebabkan komplikasi,
seperti:
a. Infeksi yang menyebar ke tulang telinga (mastoiditis).

b. Infeksi yang menyebar ke cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).

c. Gangguan pendengaran permanen.

d. Gendang telinga pecah atau robek.

Selain itu, radang telinga tengah yang terjadi pada bayi atau anak-anak juga berisiko menyebabkan
terlambatnya perkembangan bicara anak. Oleh karena itu, penanganan sedari dini dari kondisi ini
tentunya sangatlah penting guna meminimalkan risiko komplikasi yang mengintai.

Pengobatan Otitis Media

Pengobatan radang telinga tengah akan didasari pada usia, tingkat keparahan gejala dan infeksi, hingga
penyebab yang mendasarinya. Sebagai contoh, jika radang telinga tengah disebabkan oleh bakteri,
metode pengobatannya bisa dengan pemberian antibiotik. Sementara itu, bila disebabkan oleh jamur,
dokter biasanya akan memberikan antifungal.

Namun, bila otitis media disebabkan oleh virus, pengobatannya berbeda. Di sini, dokter akan melakukan
pengobatan suportif seperti pemberian obat anti nyeri dan obat penurun demam.

Pencegahan Otitis Media

Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadi radang telinga tengah,
antara lain:

a. Jauhkan anak dari lingkungan penuh asap atau rokok.

b. Lengkapi vaksinasi.

c. Jaga cara memberi makan anak.

d. Berikan ASI eksklusif.

e. Hindari paparan dengan pengidap otitis media.

f. Rutin mencuci tangan menggunakan air dan sabun (berlaku untuk ibu dan anak).

Anda mungkin juga menyukai