UP 4 Jagung Manis
UP 4 Jagung Manis
USULAN PENELITIAN
SURIA PALOH
4442210007
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Salah satu kendala yang terjadi dalam upaya peningkatan produksi jagung
manis adalah adanya serangan penyakit. Penyakit yang sering menyerang tanaman
jagung manis salah satunya penyakit bulai. Penyakit bulai merupakan penyakit
utama pada tanaman jagung yang disebabkan oleh jamur patogen
Peronosclerospora maydis (Pradhipta et al., 2019). Gejala penyakit pada tanaman
jagung manis yaitu klorotik memanjang sejajar tulang daun, pertumbuhan
tanaman yang terserang terhambat, dan pada pagi hari dapat terlihat lapisan
tepung putih di bawah permukaan daun (Jatnika et al., 2013). Muncul butiran
putih pada daun yang merupakan spora jamur patogen. Masa kritis tanaman
jagung terserang bulai berlangsung sejak benih ditanam hingga usia 35 hari
(Pradhipta et al., 2019). Tanaman jagung yang terserang P. maydis dapat
mengalami penurunan produksi 80%-100%. Hal ini karena tanaman jagung yang
terserang P. maydis tidak dapat menghasilkan biji (Ridwan et al., 2015).
Saat ini pengendalian penyakit bulai dengan menggunakan fungisida
berbahan aktif metalaksil masih menjadi pilihan utama para petani. Namun perlu
diketahui bahwa penggunaan metalaksil dilakukan secara terus menerus dalam
jangka waktu yang panjang maka dapat memicu terjadi resistensi pada P. maydis
(Burhanuddin, 2009). Perlunya alternatif untuk mengurangi penggunaan pestisida
secara berlebihan. Penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
merupakan salah satu agens hayati yang efektif serta ramah lingkungan. PGPR
adalah bakteri pengkoloni akar yang berfungsi sebagai biofertilizer, biostimulan
dan bioprotektan yang dapat memberikan efek menguntungkan terhadap tanaman
(Rai, 2006). sPeran PGPR sebagai agens pengendali hayati karena kemampuan
bersaing untuk mendapatkan zat makanan, atau hasil metabolit seperti siderofor,
hidrogen sianida, antibiotik, enzim ekstraseluler yang bersifat antagonis melawan
patogen. Mekanisme PGPR dalam meningkatkan kesuburan tanaman dengan
menekan perkembangan hama dan penyakit (bioprotectant) sehingga berpengaruh
pada tanaman untuk menghadapi hama dan penyakit, memproduksi fitohormon
(biostimulant) seperti indole acetic acid (IAA), sitokinin, giberelin, menghambat
produksi etilen sehingga berpengaruh pada penambah luas permukaan akar-akar
halus, serta dapat meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (biofertilizer)
(Lizansari, 2013).
3
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
4
1.4. Hipotesis
1. Perlakuan benih kadaluwarsa dengan agens hayati pada kelompok bakteri
PGPR memberikan pengaruh terbaik terhadap viabilitas dan vigor benih serta
pertumbuhan bibit cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
2. Periode perendaman dengan agens hayati PGPR bakteri Bacillus subtilis
memberikan pengaruh terbaik terhadap viabilitas dan vigor benih serta
pertumbuhan bibit cabai rawit (Capsicum frutescens L.).
3. Terdapat interaksi antara Agens hayati bakteri kelompok PGPR dan periode
perendaman terhadap viabilitas dan vigor benih serta pertumbuhan bibit cabai
rawit (Capsicum frutescens L.).
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
DAFTAR PUSTAKA