Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : SYAMSUL

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 030807317

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4409/Arbitrase, Mediasi Dan Negosiasi

Kode/Nama UPBJJ : 51 UT TARAKAN

Masa Ujian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. kelebihan dalam menyelesaikan sengketa melalui jalur arbitrase


a. Efisien Waktu
Waktu yang digunakan untuk proses arbitrase lebih efisien dan fleksibel. Kedua
belah pihak memilih arbiter, dan kemudian proses persidangan akan dipimpin
oleh arbiter, dimana dalam hal ini arbiter dapat bebas menentukan agenda
persidangan dengan menyesuaikan waktu para pihak yang berperkara.

b. Hemat Biaya
Biaya dalam penyelesaian sengketa melalui arbitrase lebih murah karena waktu
yang digunakan lebih singkat dan prosesnya hanya di Lembaga arbitase itu saja.

c. Bersifat Rahasia
Jika dalam metode litigasi penyelesaian sengketa dilakukan secara terbuka,
Arbritase diselenggarakan secara tertutup, arbritase hanya dihadiri oleh para
pihak yang berperkara. Selain itu, dalam proses arbritase tidak ada aturan
mengenai barang bukti, apabila ada barang bukti hanya akan dikendalikan oleh
arbiter, sehingga para pihak merasa lebih aman dan nyaman, karena
kerahasiaan perusahaan merupakan hal yang di utamakan dalam kegiatan
bisnis.

d. Putusan bersifat mengikat dan final


Putusan arbritase memiliki kekuatan hukum tetap, bersifat final dan mengikat
para pihak, yang artinya setelah sengketa diputus, maka tidak dapat diajukan
banding, kasasi maupun peninjauan kembali. Sehingga penyelesaian
sengketanya lebih cepat, dibandingan dengan litigasi yang dalam proses
pengadilannya dapat mengajukan banding dan kasasi.

e. Keahlian dan kepekaan para arbiter Para pihak yang berperkara dapat memillih
arbiter sesuai dengan keahlian arbiter dan sengketa yang sedang dihadapi,
karena pada dasarnya seorang arbiter tidak selalu berlatang belakang hukum,
sehingga para perkara dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya.

f. Penggunaan dan Peran Pengacara Dalam proses arbitrase,


pihak-pihak yang berselisih diperbolehkan menggunakan pengacara. Namun,
peran pengacara dalam proses ini sangat terbatas, karena semua keputusannya
ada pada arbiter. Sementara itu, peran pengacara dalam proses litigasi amat
luas, mulai dari mengumpulkan bukti hingga menunjukkan hasil riset dan kasus
mereka ke jajaran hakim di pengadilan untuk melakukan pembelaan.

2. meskipun tidak terdapat klausula arbitrase di dalam kontrak, para pihak tetap dapat
menyelesaikan permasalahannya melalui arbitrase. Dengan catatan para pihak
membuat perjanjian arbitrase tersendiri setelah timbul sengketa. Tentunya perjanjian
ini harus dibuat atas dasar kesepakatan dan iktikad baik .
3. Berdasarkan Ketentuan Pasal 5 Ayat (1) UU Arbitrase menyatakan
bahwa sengketa yang dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa dibidang
perdagangan dan mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-
undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa.
Adapun ruang lingkup hukum perdagangan meliputi kegiatan-kegiatan di bidang:
a. Perniagaan;
b. Perbankan;
c. Keuangan;
d. Penanaman modal;
e. Industri;
f. Hak kekayaan intelektual.

Selain itu, Pasal 5 Ayat (4) UU Arbitrase juga menentukan bahwa selain harus
termasuk dalam lingkup bidang perdagangan, sengketa yang dapat diselesaikan
melalui arbitrase juga harus merupakan sengketa yang menurut peraturan
perundang-undangan tidak dapat dilakukan perdamaian.
Contoh kasus sengketa bisnis :
misalnya antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan asing, cara penyelesaian
dilakukan melalui arbitrase. Merupakan penyelesaian masalah di luar pengadilan
umum, arbitrase menjadi pilihan yang cukup populer karena dianggap sebagai solusi
cepat untuk menyelesaikan kasus perdata.

Anda mungkin juga menyukai