Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA ................................... 2
BAB 3. METODE PELAKSANAAN .................................................................... 3
3.1. Penetapan Base-Line Kegiatan ........................................................... 3
3.2. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan mitra ................................. 5
3.3. Implementasi Kegiatan....................................................................... 5
3.4. Pengukuran dan evaluasi hasil kegiatan ............................................. 6
3.5. Solusi Inti dari Kegiatan..................................................................... 7
3.6. Peran Pihak Yang Membantu Kegiatan ............................................. 7
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ...................................................... 7
4.1 Anggaran Biaya .......................................................................................... 7
4.2. Jadwal Kegiatan......................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9
Lampiran 1 Bidodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping .......................... 10
Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan ........................................................... 17
Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas............... 19
Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana .................................................... 20
Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra........................ 21
Lampiran 6 Denah Detail Lokasi Mitra Program ................................................. 22

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ketunjung merupakan Pokdarwis yang
ada di Desa Sumber Harapan dengan jumlah pengurus sebanyak 33 orang.
Sekretariat Pokdarwis beralamat di Dusun Semberang 1, RT 4 RW 01, tepatnya di
samping kantor desa Sumber Harapan. Pokdarwis adalah lembaga yang didirikan
warga desa yang anggotanya terdiri dari para pelaku kepariwisataan yang memiliki
kepedulian dan tanggung jawab serta berperan sebagai penggerak untuk
menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya kepariwisataan di wilayah
desa mereka serta mewujudkan Sapta Pesona (Rifa’i, 2021). Berdasarkan
pengamatan awal dan diskusi bersama ketua Pokdarwis Ketunjung, diketahui
bahwa secara de jure Desa Sumber Harapan masih dalam tahap perencanaan
untuk menjadi desa wisata.
Desa Sumber Harapan atau dikenal sebagai Desa Wisata Budaya Tenun secara
de facto sudah di akui oleh masyarakat sebagai desa wisata. Namun menurut
Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2020 Tentang Desa Wisata, desa ini belum
memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai desa wisata. Kriteria yang belum
terpenuhi adalah keberadaan pemandu wisata yang berkualitas dan operator
perjalanan wisata yang mengatur paket dan perjalanan wisata di Desa Wisata
Budaya Tenun Sumber Harapan. Pokdarwis Ketunjung hanya memiliki 2
pemandu wisata budaya yang sudah mendapatkan pelatihan dan tidak memiliki
operator perjalanan wisata. Adapun prioritas permasalahan yang memerlukan
penyelesaian sesegera mungkin dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Permasalahan dan kebutuhan solusi Pokdarwis Ketunjung
No Permasalahan Pokdarwis Ketunjung Kebutuhan
Solusi
1 SDM Pokdarwis masih minim pengetahuan dan Pelatihan dan
pengalaman kepemanduan. praktik
2 SDM Pokdarwis masih belum memahami cara kepemanduan
bercerita kepada wisatawan. wisata (tour
3 Kemampuan bahasa asing masih kurang. guiding)
4 Belum menguasai objek wisata lokal.
5 Alat-alat pendukung pemandu wisata masih belum ada.
6 Belum memiliki tour operator. Pelatihan dan
7 Jiwa kewirausahaan SDM Pokdarwis masih kurang. praktik operator
8 SDM Pokdarwis belum bisa membuat paket wisata. wisata (tour
9 SDM Pokdarwis belum maksimal dalam promosi operator)
pariwisata melalui media sosial.
Berdasarkan uraian di atas, tim ini mengusulkan proposal berjudul “Pelatihan
Tour Guiding dan Tour Operator bagi Kelompok Sadar Wisata dalam Rangka
Rebranding Desa Wisata Budaya Tenun di Kabupaten Sambas.” Pengabdian ini
fokus pada peningkatan kualitas SDM Pokdarwis, khususnya tour guide dan tour
operator. Dari diskusi bersama ketua Pokdarwis Ketunjung, diketahui bahwa
2

Pokdarwis Ketunjung baru saja dibentuk yakni bulan April 2021 sehingga masih
sangat memerlukan pelatihan-pelatihan terutama tour guiding dan tour operator
sebagai upaya persiapan menjadi desa wisata. Pendampingan ini juga dilakukan
dalam rangka mendukung rebranding Desa Wisata Budaya Tenun. Citra yang
menyebar di masyarakat adalah bahwa desa ini hanya untuk melihat tenun. Maka,
melalui pendampingan ini, SDM pokdarwis diharapkan mampu mengenalkan dan
mempromosikan desa agar tidak hanya dikenal sebagai desa tenun, melainkan desa
wisata yang memiliki aneka daya tarik mulai dari budaya, kehidupan masyarakat,
dan makanan khas melayu, hingga potensi alam yang beragam. Selain
mempersiapkan SDM Pokdarwis dan rebranding, pendampingan ini dilakukan
dalam rangka melestarikan warisan budaya tak benda yakni tenun songket
sambas.

Gambar 1.1 Identifikasi awal permasalahan dan kebutuhan Pokdarwis Ketunjung

BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA


Pokdarwis Ketunjung terbentuk secara resmi pada tanggal 27 April 2021
berdasarkan surat keputusan (SK) dari Kepala Desa Sumber Harapan, Kecamatan
Sambas, Kabupaten Sambas dengan Nomor 13 Tahun 2021 Tentang Pembentukan
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ketunjung Desa Sumber Harapan Kecamatan
Sambas Kabupaten Sambas. Pokdarwis ini dibentuk dengan tujuan untuk
meningkatkan sadar wisata di kalangan masyarakat sehingga partisipasi
masyarakat dalam pengembangan pariwisata Desa Sumber Harapan juga
meningkat.
Saat ini Pokdarwis Ketunjung diketuai oleh Bapak Andri Hidayat dengan
jumlah pengurus sebanyak 33 orang. Sekitar 80% pengurus Pokdarwis Ketunjung
adalah pemuda dengan pendidikan rata-rata D3 hingga S1. Namun dari jumlah
tersebut hanya beberapa yang memiliki kemampuan tentang kepariwisataan,
khususnya kepemanduan dan tour operator. Padahal, Pokdarwis Ketunjung
memiliki peran dan tanggung jawab untuk menggali, memperkenalkan,
mempromosikan, serta merawat dan melestarikan sumber daya wisata yang ada di
Desa Sumber Harapan.
Desa Sumber Harapan berada di wilayah barat Kabupaten Sambas dan berjarak
kurang lebih 9 km dari ibu kota pemukiman dengan luas 2.256 ha. Seluas 994 ha
digunakan untuk lahan perkebunan dan berpotensi untuk menjadi wisata
perkebunan. Selain itu, desa ini juga dilalui oleh Sungai Sambas Kecil yang tidak
3

pernah kering sehingga berpotensi untuk wisata air seperti susur sungai,
memancing, bermain kano, berenang dan aktivitas menarik lainnya. Berdasarkan
Buku Monografi Desa Tahun 2021, jumlah penduduk di Desa Sumber Harapan
sebanyak 2953 jiwa atau 766 KK dengan pengrajin tenun sebanyak 273 orang.
Bahkan menurut Kepala Dusun Semberang 1, hampir setiap RT memiliki pengrajin
tenun. Jumlah ini menunjukkan bahwa budaya ini bisa menjadi potensi besar untuk
menarik wisatawan dalam bentuk atraksi menenun.
Berdasarkan hasil pendampingan Pokdarwis Ketunjung oleh Dinas Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sambas, kedepannya Desa Sumber Harapan akan
lebih mengangkat citra sebagai Desa Wisata Budaya Melayu. Hal ini
menunjukkan bahwa wisata yang diangkat tidak sekedar menenun saja, namun juga
pada budaya khas Melayu Sambas yang masih kental ditemukan di Desa Sumber
Harapan. Semua potensi harus dimaksimalkan dalam rangka rebranding menjadi
Desa Wisata Budaya Melayu. Rebranding ini pada dasarnya dilakukan untuk
menguatkan citra unik desa wisata sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan
jumlah kunjungan wisata di desa ini. Untuk mewujudkan hal tersebut, tentu
diperlukan pemandu wisata budaya yang mumpuni serta tour operator yang
handal.
Pemandu wisata yang dibutuhkan tentu yang menguasai pengetahuan terkait
budaya tenun lokal dan mampu berkomunikasi dengan baik kepada pengunjung.
Sedangkan tour operator pada dasarnya berfungsi untuk mengemas berbagai
produk wisata termasuk paket wisata, mendistribusikan, dan menjualnya kepada
pengunjung (Asmoro, 2020). Sehingga tour operator yang diharapkan adalah yang
mampu mengemas dan menjual paket wisata desa. Pokdarwis Ketunjung yang
organisasinya masih baru dan mayoritas pengurusnya adalah pemuda desa
merupakan potensi sumber daya yang luar biasa untuk meningkatkan wisata di Desa
Sumber Harapan. Oleh karena itu, pelatihan sekaligus praktik tour guiding dan tour
operator merupakan solusi yang paling tepat untuk meningkatkan kapasitas
sumber daya manusia yang ada untuk mendukung citra baru desa yang akan
diangkat. Selain itu, solusi yang ditawarkan juga sangat cocok untuk
memaksimalkan potensi wisata yang ada di Desa Sumber Harapan.

BAB 3. METODE PELAKSANAAN


3.1. Penetapan Base-Line Kegiatan
Lokasi pelaksanaan kegiatan PKM-PM akan dilakukan di Desa Sumber
Harapan khususnya kepada Pokdarwis Ketunjung. Pokdarwis Ketunjung dibentuk
sebagai upaya mempersiapkan Desa Sumber Harapan menjadi desa wisata.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sambas Nomor 51 Tahun 2020 tentang Desa Wisata,
kriteria yang harus dipenuhi adalah keberadaan pramuwisata (tour guide) yang
berkualitas dan memiliki tour operator yang ramah. Jumlah pramuwisata budaya
yang ada di Pokdarwis Ketunjung hanya ada 2 orang. Sedangkan untuk tour
operator di Pokdarwis Ketunjung masih belum ada sama sekali.
4

Menurut Udoyono dalam Naatonis dan Bisilisin (2020), pramuwisata adalah


seseorang yang menerangkan, menjelaskan, serta memberi petunjuk kepada
wisatawan tentang segala sesuatu yang akan dilihat, disaksikan oleh wisatawan,
pada saat berkunjung ke suatu objek, tempat atau daerah tertentu. Cahyadi dan
Gunawijaya dalam Brigitha, dkk (2018) menyebutkan bahwa seorang pramuwisata
harus memiliki kemampuan sebagai berikut: (a) pengetahuan dan pengalaman
mengenai destinasi wisata; (b) keterampilan berkomunikasi; (c) kemampuan
mengelola bahasa tubuh; (d) kemampuan berbahasa asing; dan keterampilan
lainnya guna memberi kepuasan kepada wisatawan.
Berdasarkan Peraturan Bupati Sambas Nomor 51 Tahun 2020 Tentang Desa
Wisata, dapat disimpulkan bahwa tour operator adalah orang yang memiliki
pengetahuan mengenai desa wisata, mampu bekerja sama dengan pelaku pariwisata
dan memiliki kemampuan untuk mempromosikan desa wisata. Adapun
kemampuan yang harus dimiliki oleh tour operator adalah sebagai berikut: (a)
pengetahuan budaya dalam desa wisata; (b) mampu bekerjasama dengan pengelola
desa wisata dan lembaga lain; (c) mampu memberikan informasi mengenai seluruh
produk yang ada di desa wisata; (d) mampu berkolaborasi dengan pramuwisata
dalam promosi nilai-nilai budaya dan alam; (e) mampu melakukan promosi melalui
sosial media.
Secara umum target yang ingin dicapai melalui pelatihan tour guiding dan tour
operator, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Target yang ingin dicapai
No Indikator Kuantitas Kualitas
1 Tour guide Jumlah pramuwisata  Mampu menyusun ittenerary
di Pokdarwis  Mampu memandu wisatawan
Ketujung bertambah  Memiliki keterampilan
10 orang. komunikasi yang baik
 Mampu berbahasa asing (dasar)
2 Tour Keberadaan tour  Mampu bekerjasama dengan
operator operator di lembaga lain
Pokdarwis Ketunjung  Mampu memberikan informasi
berjumlah 5 orang mengenai seluruh produk yang
ada di desa wisata
 Mampu berkolaborasi dengan
pramuwisata dalam promosi
nilai-nilai budaya dan alam
 Mampu melakukan promosi
melalui sosial media.
5

3.2.Identifikasi permasalahan dan kebutuhan mitra

Observasi Brainstorming FGD


awal
1. Observasi awal adalah tahapan pertama yang dilakukan oleh tim PKM
untuk mendapatkan informasi-informasi umum. Pada tahap ini didapat
informasi dasar Pokdarwis Ketunjung, Desa Sumber Harapan, dan potensi
yang dimiliki.
2. Brainstorming adalah tahapan kedua yang dilakukan oleh tim PKM untuk
mendapatkan gambaran umum terkait permasalahan dan kebutuhan
Pokdarwis Ketunjung. Pada tahap ini dilakukan identifikasi permasalahan
dan kebutuhan Pokdarwis Ketunjung sebanyak-banyaknya namun belum
dibahas secara detail, hanya garis besarnya saja.
3. FGD (focus group discussion) adalah tahapan terakhir dalam mengukur
permasalahan dan kebutuhan Pokdarwis Ketunjung. Pada tahap ini tim
bersama Pokdarwis Ketunjung mengklasifikasikan dan menentukan
prioritas permasalahan serta kebutuhan Pokdarwis Ketunjung.
3.3. Implementasi Kegiatan
Berdasarkan identifikasi masalah serta k ebutuhan mitra, maka tim PKM akan
mengimplementasikan kegiatan ke dalam beberapa tahapan guna memudahkan
dalam pelaksanaannya. Adapun tahapan implentasi kegiatan tersebut dapat dilihat
pada gambar berikut.
Tabel 3.2 Tahap implementasi kegiatan
No Langkah-langkah Deskripsi singkat
1 Persiapan Persiapan yang dimaksud adalah studi pustaka, FGD,
penetapan base-line, identifikasi dan klasifikasi
prioritas permasalahan atau kebutuhan Pokdarwis
Ketunjung, dan menentukan alternatif solusi terbaik.
2 Jadwal dan Penjadwalan dilakukan agar seluruh rangkaian
pembagian tugas kegiatan terlaksana dengan sistematis. Adapun
pembagian tugas bertujuan memaksimalkan kinerja
tim agar dapat berkolaborasi lintas jurusan dengan
baik.
3 Pre-test Pre-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan
SDM Pokdarwis Ketunjung sebelum dilakukan
pelatihan dan praktik di lapangan.
4 Pelatihan dan Pelatihan dan praktik dilaksanakan sesuai dengan
praktik indikator-indikator prioritas yang diperlukan oleh
tour guide dan tour operator Pokdarwis Ketunjung.
5 Post-test Post-test dilakukan untuk mengetahui peningkatan
kemampuan SDM Pokdarwis Ketunjung setelah
6

No Langkah-langkah Deskripsi singkat


dilakukan pelatihan dan praktik di lapangan. Selain
itu post-test juga bisa digunakan sebagai bahan
evaluasi pelatihan dan praktik.
6 Evaluasi Evaluasi ini dilakukan untuk menilai secara
keseluruhan keseluruhan kemampuan SDM Pokdarwis Ketunjung
baik secara kualitas dan kuantitas.
7 Penutupan Penutupan dilakukan di akhir masa pengabdian,
dengan menyerahkan buku panduan tour guiding dan
tour operator kepada mitra Pokdarwis Ketunjung.

3.4.Pengukuran dan evaluasi hasil kegiatan


Untuk mengukur evaluasi kegiatan dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) evaluasi
per kegiatan melalui pre-test dan post-test; (2) evaluasi keseluruhan kegiatan
melalui indikator-indikator keberhasilan. Adapun indikator yang dimaksud dapat
dilihat pada tabel berikut:
No Jenis Pelatihan Indikator keberhasilan
1 Tour guide a. Menguasai pengetahuan mengenai desa wisata
b. Menguasai SOP pemandu wisata.
c. Menguasai teknik guiding untuk tour guide lokal
d. Menguasai pengetahuan perjalanan wisata
e. Mampu melakukan presentasi personal sederhana
f. Mampu menyusun rincian kegiatan wisata
(ittenerary) sederhana.
g. Mampu membuat paket wisata
h. Mampu memimpin rombongan wisata.
i. Mampu menerapkan protokol CHSE (Cleanliness,
Healty, Safety, Environment) selama perjalanan.
j. Mampu berbicara bahasa Inggris dasar (greeting,
helping)
2 Tour operator a. Menguasai pengetahuan mengenai desa wisata.
b. Mampu bekerjasama dengan pengelola desa wisata
dan lembaga lain.
c. Mampu memberikan informasi mengenai seluruh
produk yang ada di desa wisata.
d. Mampu berkolaborasi dengan pramuwisata dalam
promosi nilai-nilai budaya dan alam.
e. Mampu membuat dan menjual paket wisata
f. Mampu melakukan promosi melalui sosial media.
7

3.5.Solusi Inti dari Kegiatan


Solusi yang menjadi inti kegiatan pengabdian ini adalah berupa peningkatan
kuantitas dan kualitas SDM Pokdarwis Ketunjung melalui pelatihan tour guiding
dan tour operator. Pelatihan dilakukan sesuai dengan prioritas permasalahan atau
kebutuhan Pokdarwis Ketunjung dengan memperhatikan indikator-indikator
keberhasilan.
3.6.Peran Pihak Yang Membantu Kegiatan
No Pihak yang dilibatkan Peran
1 Pemerintah desa Mendukung penyediaan data, penyediaan tempat
dan mendorong partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pengabdian di Desa Sumber Harapan.
2 Perguruan tinggi Mendukung melalui pendanaan dan memfasilitasi
kebutuhan tim PKM untuk mensukseskan kegiatan
pengabdian.
3 Pengrajin tenun Mendukung terselenggaranya pelatihan tour
guiding dan tour operator terutama informasi,
produk dan promosi.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


4.1.Anggaran Biaya
Besaran Dana
No Jenis Pengeluaran Sumber Dana
(Rp)
Bahan Habis Pakai (59%) Belmawa 4.160.000
(Megaphone, Thermogun, Kertas Perguruan Tinggi 660.000
HVS, Id card Tour Operator dan
Tour Guide, Penggandaan Buku
1
Pedoman, Penggandaan Materi
Instansi Lain 0
Pelatihan, Bolpoin, Notebook,
Spidol, Materai, Rompi Tour
Operator, LifeVest Tour Guide)
Sewa dan Jasa (13%) Belmawa 600.000
2 (Sewa Alat Praktik, Sewa Bis, Jasa Perguruan Tinggi 500.000
Sablon) Instansi Lain 0
Perjalanan Lokal (13%) Belmawa 1.100.000
3 (Transportasi Praktik Pemanduan, Perguruan Tinggi
Biaya Transport Tim) Instansi Lain 0
Lain-lain (13%) Belmawa 1.070.000
(Masker, Hand sanitizer, Hand Perguruan Tinggi
4
Wash, Voucher Internet, Biaya
Instansi Lain 0
Spanduk 3x1)
Jumlah 8.090.000
8

Belmawa 6.930.000
Perguruan Tinggi 1,160.000
Rekap Sumber Dana
Instansi Lain 0
Jumlah 8.090.000

4.2.Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan Penanggung
1 2 3 4 jawab
Koordinasi awal Juanda
1
Identifikasi kebutuhan Deka Agusta
2
Pelatihan tour guide Pahima
3 Standar presentasi
personal seorang
pemandu
Tugas, tanggung
jawab dan kode etik
pramuwisata
Pengetahuan
mengenai desa
wisata dan
perjalanan wisata.
Penerapan CHSE
Dasar-dasar bahasa
asing (Inggris)
Menyusun ittenerary
dan membuat paket
wisata
Teknik guiding
Memimpin
rombongan
Pelatihan tour Ridho
4 operator Rewenando
 Pengetahuan tentang
desa wisata
 SOP, tanggung
jawab dan peran tour
operator
9

No Jenis Kegiatan Bulan Penanggung


1 2 3 4 jawab
 Pengetahuan tentang
produk desa wisata
 Kerjasama dengan
pengelola desa
wisata dan lembaga
lain
 Menyusun dan
menjual paket wisata
 Promosi melalui
digital marketing
Evaluasi dan Laurena
5 penutupan

DAFTAR PUSTAKA
Asmoro, A. Y. 2020. Manajemen Usaha Perjalanan Wisata. Madza Media. Malang
Brigitha, T. B., Lapian, S. J., & Taroreh, R. N. 2018. Pengaruh pengetahuan dan
keterampilan tour guide terhadap kepuasan wisatawan di Bunaken (Studi
Kasus Wiasatawan Manado Tour Guide). Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 6(2).
Desa Sumber Harapan, 2021. Monografi Desa Sumber Harapan, Sambas. Desa
Sumber Harapan. Sambas
Kabupaten Sambas, 2020. Peraturan Bupati Nomor 51 Tahun 2020 tentang Desa
Wisata. Pemerintah Kabupaten Sambas. Sambas
Naatonis, R. N. 2020. Aplikasi Pemandu Pariwisata Di Kota Kupang Berbasis
Mobile Website. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(7), 1319-1324.
Rifa’i, M. 2021. Pengembangan Strategi Komunikasi Pemasaran Pokdarwis Desa
Jurug Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisatawan (Studi Kasus di Desa
Wisata Jurug Kecamatan Sooko Kabupaten Ponorogo). Jurnal
Heritage, 9(1), 20-35.
10

Lampiran 1 Bidodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


11
12
13
14
15
16
17

Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan

Harga Satuan Total Biaya


No Jenis Pengeluaran Kuantitas
(Rp) (Rp)
1 Belanja Bahan (59%)
Megaphone 1 buah 750.000 750.000
Thermogun 3 buah 100.000 300.000

Kertas HVS 2 rim 50.000 100.000

Id card Tour Operator dan


20 buah 50.000 1.000.000
Tour Guide

Penggandaan Buku 20
25.000 500.000
Pedoman Pemandu Wisata eksampler

Penggandaan Materi 600


300 180.000
Pelatihan eksampler
Pulpen Standard 5 kotak 36.000 180.000
Notebook 20 buah 5.000 100.000
Spidol Boardmarker 1 kotak 100.000 100.000
Materai 1 buah 10.000 10.000

Rompi Tour Operator 5 helai 160.000 800.000

LifeVest Tour Guide 5 helai 160.000 800.000

SUB TOTAL 4.820.000

2 Belanja Sewa (13%)


Sewa Alat Praktik
3 buah 100.000 300.000
(Perahu)
Sewa Bis 3 kali 100.000 300.000
Jasa Sablon 10 helai 50.000 500.000
SUB TOTAL 1.100.000
3 Perjalanan Lokal (13%)
Transportasi Praktik
20 orang 50.000 1.000.000
Pendampingan
Biaya Transport Tim 1 Kali 100.000 100.000
SUB TOTAL 1.100.000
4 Lain-lain (13%)
Masker 5 Kotak 50.000 250.000
Hand sanitizer 15 Botol 20.000 300.000
18

Harga Satuan Total Biaya


No Jenis Pengeluaran Kuantitas
(Rp) (Rp)
Hand Wash 5 botol 30.000 150.000
Voucher Internet 2 kali 50.000 100.000
Biaya Spanduk 3x1 3 buah 90.000 270.000
SUB TOTAL 1.070.000
GRAND TOTAL 8.090.000
GRAND TOTAL (Delapan Juta Sembilan Puluh Ribu Rupiah )
19

Lampiran 3 Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Juanda D4- Pariwisata 10 Jam a. Ketua Tim
4202006024 Manajemen b. Bertanggung jawab
Bisnis terhadap
Pariwisata keseluruhan
kegiatan
c. Mengoordinasikan
kegiatan di berbagai
bidang internal
maupun eksternal
d. Mengatur setiap
agenda rapat tim
dan pelaporan
kegiatan
2 Deka D4-Teknik Multimedia 10 Jam a. Sekretaris
Agusta Multimedia b. Bertanggung jawab
4202104052 atas administrasi,
dokumentasi, dan
publikasi kegiatan
c. Bertanggung jawab
terhadap monitoring
evaluasi kegiatan
3 Laurena D4-Akutansi Akutansi 10 Jam a. Bendahara
BR. Ginting Keuangan b. Bertanggung jawab
4201805002 Perusahaan mengelola
keuangan dan
pelaporan keuangan
kegiatan
4 Ridho D4- Pariwisata 10 Jam a. Koordinator
Rewenando Manajemen pelatihan tour
4201806032 Bisnis operator
Pariwisata b. melaksanakan
pelatihan tour
operator
5 Pahima D4- Pariwisata 10 Jam a. Koordinator
4201806003 Manajemen pelatihan tour guide
Bisnis b. melaksanakan
Pariwisata pelatihan tour guide
20

Lampiran 4 Surat Pernyataan Ketua Pelaksana


21

Lampiran 5 Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama dari Mitra


22

Lampiran 6 Denah Detail Lokasi Mitra Program

Kantor Desa
Sumber Harapan

5,3 Km

Anda mungkin juga menyukai