BAB V
BABTISAN
Babtisan merupakan satu aspek pembenaran dimana semua orang dapat melakukannya. Sejak Kristus, seorang
yang tanpa dosa dibabtiskan untuk menggenapkan seluruh kehendak Allah, maka kita yang berdosa ini,
haruslah melakukan hal yang sama.
Dalam Matius 28:19-20, Yesus Kristus sendiri memberikan perintah yang berkaitan erat dengan babtisan.
Dalam perintah tersebut, Kristus menjelaskan bahwa babtisan merupakan keharusan bagi orang yang ingin
turut ambil bagian dalam jemaat-Nya, yaitu di dalam kerajaan Rohani.
Babtisan memang sangat erat kaitannya dengan keselamatan, tetapi itu bukanlah jaminan. Tetapi siapa yang
menghidupkan kehidupan baru yang telah diterima melalui babtisan.
Peristiwa pembabtisan dengan air di dalam Perjanjian Baru dicatat dengan cara diselamkan. Di dalamnya
dapat kita baca bahwa Yohanes membabtiskan di dalam sungai Yordan (Matius 3:6; Markus 1:5) da n di
Ainon dekat Salim “sebab disitu banyak air” (Yohanes 3:23). Hanyalah babtisan dengan diselamkan
memerlukan “banyak air”.
Babtisan pada zaman kerasulan juga dilakukan dengan dselamkan. Ketika Filipus, sang evangelis itu,
membabtiskan sida-sida Etiopia, mereka “turun ke dalam air” dan keluar dari air” (Kisah 8:38,39).
Babtisan merupakan tanda pertobatan sejati. Umat percaya itu menjadi mati terhadap
pelanggaran-pelanggaran hukum dan kemudian memperoleh pengampunan dosa melalui
darah Yesus Kristus yang menyucikannya. Upacara babtisan adalah sebuah pernyataan
penyucian batiniah → pembasuhan dari dosa yang telah diakui.
Babtisan adalah tanda hubungan selamat di dalam Yesus, menggambarkan sunat rohani (Kolose
2:11,12).
Jemaat pada zaman rasul-rasul kecurahan Roh Kudus umumnya mengikuti babtisan air. Demikian
juga sekarang, apabila kita dibabtiskan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus, kita dibaktikan,
ditahbiskan dan disatukan dengan ketiga kuasa besar surga unuk mengabarkan Injil.
Babtisan Roh Kudus memberikan kuasa bersaksi bagi jemaat (Kisah 1:5,8).
Melalui babtisan Tuhan menambahkan murid-murid yang baru ke dalam tubuh umat percaya,
yakni jemaat (Kisah 2:41,47; I Kor 12:13).
III.Syarat Babtisan
a. Iman
Salah satu syarat mutlak babtisan adalah iman di dalam korban pendamaian Yesus sebagai satu-
satunya sarana keselamatan dari dosa (Markus 16:16)
b. Pertobatan
Hanya melalui pertobatan, manusia dapat mengalami kematian terhadap dosa → sebuah syarat
mutlak untuk memperoleh babtisan.
Barang siapa yang ingin dibabtiskan harus mengaku beriman dan mengalami pertobatan.