Anda di halaman 1dari 22

JENIS TES PROYEKTIF YANG BERSIFAT NON VERBAL

BERUPA GORESAN TANGAN

Dosen Pengampuh :
Iyulen Pebry Zuanny, S.Psi, M.Psi. Psikolog

Disusun Oleh :
Dara Assyifa (210901124)
Salsabila (210901070)
Nabila Putri Farhana (210901019)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2022
PEMBAHASAN

A. Tes Proyektif Non Verbal


Tes Proyektif Non Verbal adalah yaitu tes proyektif yang memakai bahasa hanya
intruksinya, tetapi stimulusnya dapat berupa gambar cerita, bercak tinta, atau goresan
tangan. Tes ini juga sering disebut performance test. Maksudnya adalah testee tidak
harus menggunakan respon berwujud bahasa melainkan dengan melakukan sesuatu.

B. Jenis Tes Proyektif yang berupa Goresan Tangan


1. Tes Grafis
Tes Grafis merupakan salah satu teknik proyeksi yang paling sering digunakan, yaitu
dengan cara menggambar. Tes menggambar yang pertama dikenalkan adalah Draw A
Person Test (tes DAP), yang dikembangkan oleh Machover (Machover, dalam Anastasi
& Urbina, 2007). Selain itu, Charles Koch mengembangkan teknik menggambar pohon,
yang dikenal dengan Tree Test (tes BAUM). Selanjutnya, muncul beberapa rancangan
tes menggambar tambahan dan salah satunya (dan paling luas digunakan) adalah teknik
House Tree Person (HTP).
Projective drawing dapat digunakan untuk mengungkap kepribadian manusia berdasar
pada gambar apa yang dituang di atas kertas, yang meliputi garis, karakteristik coretan,
ukuran, dan bentuk gambar. Dalam proses pengerjaannya, subyek sebagian dipengaruhi
oleh ingatannya (faktor kesadaran ), tetapi sebagian besar lebih dipengaruhi oleh faktor
ketidaksadarannya sehingga hasil tes lebih mendekati kepribadiannya. Selanjutnya,
hanya akan dibahas tentang HTP, DAP dan BAUM.
a. GRAFOLOGI

b. BAUM
Tes BAUM yaitu tes menggambar pohon yang dirancang oleh Emil Jucker
pada tahun 1928, yang kemudian dikembangkan oleh Hermann Hiltbrunners pada
tahun 1946. Kemudian Charles Koch menuliskan ide mereka dalam buku ’The Tree
Test‘ pada tahun 1952. Aspek kepribadian yang diperhatikan dalam
penginterpretasian tes draw a tree (BAUM) adalah kognisi, emosi, dan sosial dari
masing-masing individu. Dalam tes draw a tree (BAUM) ini, kemampuan, karakter
dan kepribadian seseorang dinilai dari gambar yang dibuatnya.
Administrasi Tes
Sebelum tes dimulai, peserta tes akan diberikan alat tulis berupa kertas HVS
kosong berukuran A4 atau folio dan kadangkala pensil HB dan tidak diperkenankan
menggunakan penghapus. Waktu yang tersedia sebaiknya digunakan dengan bijak.
Testee diminta untuk membuat gambar pohon berkayu, kecuali pohon perdu,
pinus/cemara, palma/kelapa, bambu, beringin, randu, pisang, atau rumput-rumputan.
Testee dapat menggambar pohon sembarang sesuai ide dan imajinasi yang ada pada
saat itu, selain pohon yang tidak boleh digambar. Setelah testee selesai menggambar
testee diminta menuliskan nama pohon yang digambar di bawah gambar pohon yang
dibuatnya. Terkadang peserta tes diminta untuk mempresentasikan hasil
menggambarnya dengan waktu penyajian 5 sd 15 menit (klasikal) atau tidak dibatasi
(individu).

Interpretasi Tes

a) Kesan umum gambar yang dihasilkan


Kesan umum gambar yang dihasilkan dinilai menurut ukuran gambar,
lokasi/posisi, kualitas garis, dan penyelesaian.
1) Kesan umum diperoleh dengan melihat kesan keseluruhan gambar, apakah
gambar pohon tersebut digambar dengan mantap, sempurna dan cepat, kabur atau
samar memudar, sketsa, dan menggunakan pola atau garis dasar (skema) dengan
garis yang terputus atau ditekan.
2) Ukuran gambar diperoleh dengan melihat apakah ukuran gambar tersebut
digambar dengan besar dan dominan, sedang, atau kecil.
Interpretasi ukuran gambar pohon di kertas adalah sebagai berikut.
a. Ukuran gambar pohon lebih dari setengah tinggi kertas, menunjukkan bahwa
peserta tes merupakan pekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya dalam
kehidupan. Ia suka terhadap kegiatan yang positif sehingga menjadi pribadi
yang bertanggung jawab dan mapan.
b. Ukuran gambar pohon kurang dari setengah tinggi kertas, menunjukkan bahwa
peserta tes menerima apa adanya hasil yang diperoleh, mudah bersyukur, dan
menikmati hasil yang diperoleh tersebut meski bukan usaha yang maksimal.
3) Lokasi gambar dinilai dengan melihat apakah posisi gambar cenderung di bagian
kiri kertas, cenderung di bagian kanan kertas, cenderung di bagian bawah kertas,
cenderung di bagian atas kertas, atau cenderung di bagian tengah (centrum)
kertas.
a. Interpretasi gambar pohon yang digambar di tengah menunjukkan bahwa
peserta tes merupakan orang yang tidak suka bertele-tele, tetapi rendah hati
atau tidak sombong. Hal ini juga berarti jalan tengah dengan maksud dapat
mencegah segala keburukan yang dapat terjadi atau dapat memunculkan
segala kemungkinan yang bisa muncul sehingga selalu mempertimbangkan
dengan cermat dan waspada dengan apa yang akan terjadi.
b. Interpretasi gambar pohon yang digambar di bawah menunjukkan bahwa
peserta tes terlalu berhati-hati dalam menimbang suatu masalah dengan alasan
tidak ingin mengambil resiko dan berharap semua berjalan dengan baik. Meski
juga dapat ditafsirkan bahwa tindakan berhati-hati merupakan sikap pesimis
terhadap solusi yang diberikan.
c. Interpretasi gambar pohon yang digambar di atas menunjukkan bahwa peserta
tes punya sifat yang suka mengambil hikmah dalam hidup, tidak takut resiko,
dan sabar menghadapi segala cobaan. Peserta tes juga mempunyai sikap
bijaksana dan lapang dada dengan kenyataan hidup yang dijalani.

4) Kualitas garis dinilai dengan melihat apakah kualitas garis pada gambar
tergolong: tekanan sangat kuat dalam; tekanan kuat dan berat; tekanan lemah
ringan; konstan; tekanan variatif; kualitas garis lancar; fluktiatif; bergetar;
bergerigi denga sudut diberi tekanan; berulang-ulang diganti; putus-putus
(sketsa); garis samar; atau garis tegas.
5) Penyelesaian gambar dinilai dengan melihat apakah gambar diselesaikan dengan:
a. Relatif sistematis, misalnya apakah pohon digambar dengan beraturan,
berurutan;
b. Tidak sistematis, misalnya apakah peserta menggambar per bagian pohon
secara tidak beraturan , antara lain belum selesai menggambar akar, mencoba
menghias mahkota, kemudian menambah ranting, kembali ke akar, dan
menghias mahkota kembali.
b. Bagian-bagian pohon yang dihasilkan
Bagian-bagian pohon meliputi mahkota, batang, dahan, stem basis, dan akar.
Penjelasan dan interpretasi per bagian pohon adalah sebagai berikut
1) Mahkota
Mahkota merupakan bagian pohon yang melingkupi suatu area dan pusatnya
di atas batang yang dikelilingi masa dahan dan daun-daunan. Mahkota merupakan
bagian pohon yang tidak stabil, mudah gugur dan berumur pendek. Mahkota terdiri
atas daun, bunga, dan buah. Mahkota menunjukkan tentang kemauan peserta tes untuk
berhubungan dengan lingkungan sosialnya dan terdapat hubungan timbal balik antara
dunia luar dengan diri peserta. Interpretasi dari bagian pohon ini dapat dilihat dari
bentuk, goresan, dan daun.

2) Batang
Batang merupakan pusat dan berperan sebagai penyeimbang kanan dan kiri.
Fungsi batang adalah menopang, pengangkut sari makanan. Batang merefleksikan
perkembangan psikologis, perasaan dari dorongan dasar, bakat instingtif dan
penyaluran dari dorongan tersebut. Dengan kata lain, batang merepresentasikan
kekuatan ego seseorang, terutama pada permukaan batang, dan bayang dimensi.
Selain itu, terdapat pula pohon yang belum selesai digambar, yang menunjukkan
adanya tingkah laku berhenti di tengah jalan sebelum mencapai tujuan. Dengan kata
lain, peserta tes punya kecenderungan tidak menyelesaikan sesuatu yang telah
dimulai. Interpretasi batang pohon yang digambar oleh peserta tes adalah sebagai
berikut.
a. Batang pohon yang lebar. Artinya kokoh, yang dijadikan sandaran yang kuat untuk
beban yang kuat. Maksudnya, peserta tes punya pribadi yang kuat dalam menghadapi
dengan cobaan , sabar menghadapi hidup, tenang, dan tidak mudah marah.
b. Batang pohon yang ramping. Batang pohon yang digambar ramping tidak
memerlukan banyak ruang di kertas. Interpretasinya, bahwa peserta tes punya sifat
mudah bergaul, berempati, dan punya kepekaan untuk menuju arah yang lebih baik.
c. Batang pohon yang digambar dengan cabang di puncak. Puncak pohon yang
bercabang sangat rentan patah saat tertiup angin. Artinya, peserta tes seringkali
menemui masalah dalam menentukan pilihan yang penting.
3) Dahan
Dahan yang seperti ini menunjukkan peserta tes merupakan orang yang mudah
dipengaruhi oleh orang lain. Karakteristik dahan tersebut menunjukkan peserta tes
mempunyai banyak keinginan tetapi tidak tahu prioritas yang utama sehingga terkesan
kabur. Selain hal tersebut, peserta tes memungkinkan untuk menggambar pohon
dengan sedikit cabang atau banyak cabang. Pohon yang bercabang banyak
menandakan pribadi yang ekstrovert. Hal ini berarti peserta tes punya kemampuan
komunikasi yang baik dengan dunia luar sehingga ia punya jaringan yang besar.
Sementara pohon yang sedikit cabang menandakan peserta tes berkepribadian
introvert atau individualis, mandiri, dan bahagia dengan sedikit teman.

4) Pangkal pohon (stem basis)


Pangkal pohon berada dekat akar, kaku, dan tidak dapat bergerak. Pangkal
pohon menginterpretasikan bentuk dorongan dasar dari kehidupan seseorang dan arah
penyalurannya. Pangkal pohon menunjukkan adanya hubungan seseorang dengan
lingkungan sekitar. Hal ini juga menunjukkan adanya bentuk-bentuk komunikasi.
Berbagai bentuk gambar pangkal pohon yang diilustrasikan peserta tes meliputi
sebelah kiri pangkal pohon lebar, sebelah kanan lebar, seimbang kanan-kiri, tidak ada
pangkal pohon, dan pangkal pohon terlalu besar.

5) Akar
Akar merupakan bagian pohon yang paling dasar. Akar diinterpretasikan
sebagai dorongan bawah sadar (id), kebutuhan dari hawa nafsu, dorongan impuls
dasar (basic instink), keinginan fisik dan sikap pasif. Berbagai bentuk akar yang
digambar peserta tes dapat berbentuk: akar tertutup, akar tunggal, akar dobel, akar
berbelit-belit, akar nampak pada permukaan tanah, dan akar terbuka. Selain itu,
gambar pohon dengan akar menunjukkan bahwa peserta tes punya sikap
bertanggungjawab. Ia suka bersikap realistis, menggunakan akal sehat dalam
menjalani hidup, dan mempunyai hubungan yang kuat dalam keluarga, rumah dan
karier. Sementara gambar pohon tanpa akar menunjukkan bahwa peserta tes bersikap
mandiri. Ia lebih suka melakukan sesuatu secara mandiri dari pada bekerja dengan
orang lain. Ia tipe yang fleksibel, spontan, mudah bergaul, dan senang dalam kondisi
apa pun.
c. Bayangan (shading)
Dalam menggambar pohon, peserta tes terkadang membuat
bayangan.Beragam bentuk bayangan yang dapat digambar meliputi tiga dimensi,
terarah arsirannya, tidak terarah arsirannya, banyak arsiannya dan kotor, dan coretan
di luar gambar.

d. Penghapusan
Penghapusan yang dilakukan peserta tes dalam menggambar pohon juga
menginterpretasikan suatu keadaan.Sedikit atau ada penghapusan menunjukkan
adanya kecemasan, gelisah, kecenderungan neurotis pada konflik, dan
regresi.Penghapusan yang sangat banyak menginterpretasikan ketidakmampuan
memutuskan sesuatu dan ketidakpuasan diri.

c. DAM
Tes DAP (Draw A Person) atau juga sering disebut DAM (Draw A Man) salah
satu jenis psikotes menggambar. Tes ini mudah diinterpretasikan dan banyak
digunakan di berbagai negara karena tidak ada hambatan bahasa, hambatan budaya
dan komunikasi antara penguji dan peserta tes. Biasannya, DAP digunakan dalam
berbagai tujuan sehingga bersifat universal. Tujuan dari tes DAP ini yaitu sebagai alat
pembantu untuk memahami stuktur kepribadian dan hal-hal bersifat fisik, tidak dapat
memprediksi apa yang mungkin akan terjadi secara tepat apabila semua data yang
terlibat dengan subyek tidak diprediksi dan di kontrol. DAM test ini digunakan untuk
anak usia 3 – 10 tahun, remaja dan lansia.

Bentuk Tes
Bentuk tes berupa menggambar tiga orang pada tiga lembar terpisah yaitu
gambar laki-laki, gambar perempuan dan gambar Anda sendiri. Dengan menggunakan
tes DAP/DAM ini dapat memberikan beberapa kemungkinan antara lain :
1. Gambar orang tersebut merupakan proyeksi daripada self concept
2. Proyeksi dari sikap individu terhadap lingkungan
3. Proyeksi daripada ideal self image –nya
4. DAM sebagai suatu hasil pengamatan individu terhadap lingkungan
5. Sebagai ekspresi pada kebiasaan dalam hidupnya
6. Ekspresi keadaan emosinya (emotional tone)
7. Sebagai proyeksi sikap subyek terhadap tester dan situasi tes tersebut
8. Sebagai ekspresi sikap subyek terhadap kehidupan/masyarakat pada umumnya
9. Ekspresi sadar dan ketidak sadarannya. Sebaiknya dirangsang untuk
menggambar secara lengkap tetapi jangan disugesti. Untuk gambar yang
lengkap mencakup: Kepala, Tangan, Tubuh/tarso/trunk, Kaki

Administrasi Tes

Dalam pengerjaan tes ini, bisa dilakukan secara kelompok atau individual. Pada tes
individual tidak ada batasan waktu, sedangkan pada tes klasikal dibatasi dibatasi
kurang lebih 10-15 menit. Spesifikasi dari tes ini yaitu individu diberikan kertas
kosong tanpa coretan apapun dan diminta untuk menggambar orang lengkap tanpa
ada aturan apapun dan dibebaskan sesuai keinginan masing-masing. Setelah testee
selesai membuat gambar orang, diminta untuk menuliskan :
- Usia yang digambar
- Aktivitas/pekerjaan yang dilakukan
- Sifat-sifat
- siapa orang yg digambarnya.

Interpretasi Tes

Ada 3 prinsip dasar:


1) Gerak : Secara umum mewakili vitalitas (Tekanan, Arah coretan)
2) Ruang : Bagaimana subjek di lingkungan sosialnya (Atas, Bawah, Tengah,
Kiri, Kanan)
3) Bentuk : Pengekspresian dirinya/sesuatu yang ditampilkan ke luar

I. KESAN AWAL (Interpretasi Formal)


a. Ukuran gambar
1) Besar kecilnya gambar mengekspresikan kemampuan testee dalam
hubungannya dengan lingkungan sosialnya atau subyek dengan figur orang
tua.
2) Ukuran gambar dengan ukuran sedang atau normal± 3 dari halaman kertas
gambar.
3) Untuk memperkuat indikasi, harus dipertimbangkan gerakan atau sikap
figur yang digambar.
4) Contoh : ukuran gambar kecil, indikasi : perasaan kurang mampu
berurusan dengan lingkungan sosialnya, merasa ditolak, regresi semangat
yang lemah dan depresi.

b. Letak/posisi gambar
Letak gambar mencerminkan bagaimana subyek menempatkan diri
dalam lingkungan sosialnya. Contoh : letak gambar di atas, indikasi : merasa
kurang mantap, merasa kurang memiliki pegangan.

c. Kualitas garis
Berhubungan dengan tekanan garis. Tekanan garis biasanya
dihubungkan dengan tingkat energi, atau dorongan (drive). Contoh : →
tekanan garisnya konsisten/ajeg, indikasi : penyesuaian yang mantap tabah,
gigih dalam meraih cita-cita.

d. Kesan gambar (usia, jenis kelamin, aktivitas)


Usia : Gambar orang yang lebih muda dari testee menunjukkan adanya
perasaan terkekang kebebasannya, atau kurang matangnya emosi testee Jenis.
kelamin : Secara umum, apabila testee menggambar orang dengan jenis
kelamin yang sama dengan subyek, menggambarkan perasaan dan sikap testee
terhadap dirinya sendiri (Schafer, Van Dyno & Corskadon, dalam Lisa, 1995).
Apabila testee menggambar orang dengan jenis kelamin berbeda atau gambar
tentang anggota keluarga menunjukkan bagaimana testee merasakan individu-
individu tersebut dari apa yang telah dia gambar.
Aktivitas : Gambar orang yang menunjukkan sedang melakukan aktivitas.
menunjukkan adanya sikap aktif, kemandirian.
II. DETIL (Interpretasi Content)

Interpretasi detil bertujuan melengkapi indikasi yang telah diperoleh dari inter-
pretasi dari kesan awal, secara lebih dalam.

a. Kepala
Sebagai pusat dari kesadaran individu dan self/ego individu. Melalui kepala
mengadakan hubungan dengan dunia luar lewat inderawinya. Merupakan tempat otak
yang mengelola rangsangan yang diterima dari luar.

b. Mulut
Merupakan hal untuk menyampaikan sesuatu dari individu tersebut ke dunia
luar sebagai pernyataannya. Misalnya : agresif, ramah tamah, penyampaian
bermacam-macam perasaan.

c. Tangan (lengkap)
Merupakan alat untuk menyampaikan perintah yang dikomandokan oleh otak
(tempat aktivitas individu dengan instruksi otak)

d. Tubuh
Mempunyai fungsi yang hampir sama dengan tangan dan biasanya tubuh
dalam gambar akan ditutupi dengan pakaian sebagai simbol dari individu tersebut
yang ditunjukkan keluar.

e. Kaki
Menunjukkan sifat : Otonomi (berdiri sendiri), Self movement, Self direction,
dan keseimbangan individu yang bersangkutan.

d. HTP
Tes Psikologi House Tree Person atau juga sering disebut HTP yaitu tes
menggambar yang dirancang oleh J.N.Buck pada tahun 1948. Tes HTP merupakan
salah satu tes grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain, yaitu
mengetahui hubungan keluarga. Tes HTP (House Tree Person) umumnya memiliki
tujuan untuk mengukur keseluruhan pribadi. Dalam tes HTP ini testee diminta untuk
menggambar rumah, pohon dan orang dalam satu lembar kertas. Waktunya 10 - 15
menit (klasikal), tidak dibatasi (individual).

Adminisrasi Tes

Testee diminta untuk menggambar sebuah rumah, sebuah pohon dan seorang manusia
dalam satu kesatuan pada lembar kertas putih polos, kemudian testee diminta untuk
menulis cerita mengenai gambar yang dubuat secara singkat.

Interpretasi Tes

1. Lebih menekankan pada keseluruhan, yaitu ketiganya harmoni atau tidak.


2. Prinsip umum interpretasi tidak lepas dari masing-masing gambar,
3. Kesan Umum dari gambar Rumah, Pohon dan Orang:
4. Proporsi Gambar klien proporsional atau tidak?
5. Posisi dan Letak masing-masing gambar
6. Komposisi klien bagaimana ia menempatkan diri in-dividu, apakah menggunakan
ratio atau tidak?
7. Bagian gambar yg tidak selesai adl hal yg dianggap tidak penting oleh subyek.

2. TES WARTEGG

Tes Wartegg yaitu tes menggambar yang dirancang oleh Dr. Ehrig Wartegg pada
tahun 1939. Tes wartegg dicirikan dengan terdapatnya 8 buah kotak kosong dengan masing-
masing kotak terdapat tinta dengan bentuk yang berbeda satu dengan lainnya. Misalnya,
coretan, titik dan garis. Tes Wartegg bertujuan untuk menggali kepribadian seseorang
berdasarkan gambar-gambar yang disajikan. Tes tersebut berdasarkan gambaran proyektif
yang diberikan dari rangsangan atau stimulus tidak terstruktur. Begitupun dalam
menggambar, saat subjek memunculkan respon stimulus jelas merupakan pengalaman masa
lalu atau apa yang pernah ia lihat sebelumnya.
Ada 4 (empat) fungs dasar, menurut wartegg, yang dimiliki oleh manusia dengan
intensitas yang berbeda-beda. Keempat fungsi tersebut adalah:emosi, imajinasi, intelektual,
aktivitas. Keempat fungsi ini yang bisa diungkap dalam tes wartegg.

1. Emotion

Open atau Outgoing (extraversion) : Individu berorientasi pada dunia luar dan mudah
berhubungan dengan orang lain. Mereka biasanya penggembira, easy going dan bebas dari
ketegangan, yang memudahkan penyesuaian dirinya tetapi cenderung membuat mereka
secara emosionil agak datar.

Seclusive (introversion) : Kurang berorientasi pada lingkungan di luar dirinya,


perhatiannya lebih terarah pada dirinya sendiri, cenderung melihat sesuatu dari sudut pandang
dan sikap pribadi, sangat sensitive dan mudah menjadi terlalu sensitive atau depresi.

2. Imagination

Combining : Tipe combining mengambil materi langsung dari sekelilingnya dan


diorganisir sesuai dengan standar yang obyektif serta menghasilkan bentuk yang sesuai
dengan dunia luar. Imajinasi ini didasarkan atas persepsi dan berorientasi pada realitas.

Creative : Ditandai dengan kurangnya hubungan dengan realitas. Individu lebih


menyukai hal-hal abstrak atau simbol-simbol emosional, filosifis atau mistikly. Kalau
berlebihan imajinasi ini akan merupakan hambatan untuk menyesuaikan diri dengan
kehidupan sehari-hari.

3. Intellect

Practical : Individu dengan practical intellect bertindak terutama berdasarkan persepsi,


observasi dan ditandai antara lain oleh cara berpikir yang teratur. Orientasinya tertuju pada
fakta, hal-hal yang konkrit dan penalaran induktif.

Speculative : Mengutamakan prinsip-prinsip, penalaran, teori lebih ditekankan


daripada fakta, observasi dan hal yang tidak praktis.
4. Activity

Dinamic : Aktivitas yang dinamis mencakup semua bentuk dan tingkat dorongan
energi dari yang mobil sampai yang impulsive. Individu dengan aktivitas yang dinamis
senang akan hal-hal yang baru, percaya diri, antusias, berani. Individu memiliki energi yang
memungkinkan melakukan bermacam-macam aktivitas dalam waktu yang sama.

Controlled : Aktivitas yang ditandai dengan konsistensi bertingkah laku dan


kemampuan untuk mengambil keputusan secara tegas. Individu membuat perencanaan
sebelum bertindak. Perhatiannya terpusat, mereka menyukai ketenangan dan keteraturan.
Tingkah lakunya tampak konsisten dan tenang. Jika berlebihan mungkin berkembang
menjadi fiksasi, terhambat dan kompulsif.

Bentuk Tes

Tes ini terdiri atas sebuah form yang terbagi atas 8 kotak berukuran 4×4 cm, dimana
pada setiap kotak terdapat tanda-tanda grafis berbeda seperti titik, garis. Berikut adalah
karakter setiap kotaknya:

Rangsang 1 : Titik, rangsang ini kurang menonjol dan mudah terlewatkan tetapi karena
letaknya di tengah-tengah menyebabkan begitu penting dan tidak diabaikan. Oleh karena itu
muncul ketegangan antara imajinasi dan pemikiran.

Rangsang 2 : Garis kecil bergelombang, menggambarkan sesuatu yang hidup. Rangsang


ini menolak perlakuan seadanya tetapi menghendaki suatu integrasi ke sesuatu yang hidup
dan dinamik.

Rangsang 3 : 3 garis vertikal yang menaik secara teratur, menggambarkan kekakuan,


kekerasan, keteraturan, dan kemajuan, memiliki karakteristik mekanik tetapi bertumbuh dan
dinamik.

Rangsang 4 : segiempat hitam, mengesankan materi yang berat, memiliki karakteristik


mekanik tetapi tidak hidup, mudah diasosiasikan dengan suatu yang depresif.

Rangsang 5 : 2 garis miring yang berhadapan, menggambarkan konflik dan dinamika.


Rangsang 6 : garis-garis horizontal dan vertical, terlihat kaku, apa adanya tetapi karena
letaknya tidak di tengah menjadi merupakan tugas yang sulit dan memerlukan perencanaan
sungguh-sungguh.

Rangsang 7 : titik-titik membentuk lingkaran, menggambarkan sesuatu yang halus dan


seperti memaksa sunjek untuk berhati-hati dan tidak gegabah.

Rangsang 8 : garis lengkung besar, menggambarkan ketenangan, besar, dan mudah


dihadapi.

Administrasi Tes

Dalam tes Wartegg ini testee diminta untuk menggambar pada kotak-kotak yang
disediakan, dengan adanya suatu tanda (gambar) pada setiap kotaknya. Waktunya 15 - 30
menit (klasikal), tidak dibatasi (individual).

Interpretasi Tes

a. Stimulus drawing relation, melihat hubungan gambar subjek dengan stimulus yang ada,
itu merupakan bagian dari gambar atau bukan. Berfungsi untuk melihat persepsi dan
afeksi subjek.
b. Content, melihat isi gambar subjek. Suatu gambar memliki isi atau makna/tidak.
Berfungsi untuk melihat kecenderungan minat dan pikiran dari subjek.
c. Execution, melihat bagaimana cara subjek membuat gambar, dai ukuran gambar,
kualitas garis, dll.

Skoring

Penilaian Tes Wartegg tidak berdasarkan jawaban benar dan salah, sehingga tidak
perlu khawatir dengan penilaiannya.

Bidang A :menggambarkan ego, asal, identitas, konsentrasi, dan citra diri

Bidang B :menggambarkan fleksibilitas, keaktifan, pelepasan emosi, dan gerakan dalam


masyarakat (sosial)
Bidang C :menggambarkan ambisi, antusiasme, pencapaian sistematis, ketekunan,
keterarahan tujuan,

Bidang D :menggambarkan masalah atau kesulitan, beban dan mekanisme


pengelolaannya

Bidang E :menggambarkan ketegangan, oposisi, pencapaian, agresi, dan dorongan

Bidang F :menggambarkan penyelesaian, integrasi, dan keberpihakan

Bidang G :menggambarkan proses penyampaian ekspresi, kepekaan, kehalusan,


kelembutan, dan keramahan

Bidang H :menggambarkan tempat dan cara subjek membela diri

Skoring berdasarkan Kombinasi Gambar

1. Citra diri: bidang A dan H


2. Sosiabilitas: bidang B dan G
3. Prestasi: bidang C dan E
4. Sikap secara umum: bidang D dan F

3. GOODENOUGH HARRIS DRAWING TEST

Goodenough Harris Drawing Test dapat dikenakan pada anak- anak (mulai dari usia 3
tahun) dan orang dewasa. Kegunaan dari tes ini adalah untuk mengukur kemasakan
intelektual. Bentuk tes berupa memfigur tiga figur manusia yaitu figur laki-laki, figur wanita
dan figur diri sendiri.
Administrasi Tes

Dapat dilakukan secara individual maupun kelompok; yang individual biasanya


bersifat klinis. Subjek diminta untuk memfigur tiga buah figur manusia dengan
pengelompokan tugas sebagai berikut:

I. Memfigur figur laki-laki


Perintah ditekankan pada memfigur laki-laki secara lengkap, melaksanakan tes
dengan sebaik-baiknya dan semampu mungkin.
II. Memfigur figur wanita
Perintah ditekankan pada mengfigur seorang ibu secara lengkap dan diminta
melaksanakan tugas sebaik-baiknya.
III. Memfigur diri sendiri
Perintah ditekankan pada memfigur diri sendiri yang paling dikenal testee dan
diminta melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Waktu penyajian tidak dibatasi, antara tugas sampai III boleh diselingi istirahat.
Setelah Subjek selesai mengerjakan tes ini diadakan inquiry yaitu menanyakan lebih lanjut
figur yang dibuat Subjek.

Skoring

a) Figur I (laki-laki) ada 73 aspek yang diskor Angka yang diberikan 0-1
b) Figur II (wanita) ada 71 aspek yang diskor Angka yang diberikan 0-1
c) Figur III aspek yang diskor tergantung jenis kelaminnya Dalam hal ini skoring tidak
ada yang bernilai 2. Semua nilai mentah (raw score) yang dihasilkan dari tiga figur
tersebut kemudian dijumlah dan diubah menjadi nilai standar (persentil).

Interpretasi

Interpretasi dari tes ini adalah sebagai berikut :

P.90 : tinggi

<P.50 rendah.
4. VMI

Visual Motoric Integration (VMI) VMI dapat dikenakan untuk anak-anak pra sekolah
dan SD serta anak-anak sekolah luar biasa namun tidak bisa digunakan sebagai terapi.
Kegunaan dari tes VMI adalah untuk memperkirakan keberhasilan seseorang dalam belajar
dan juga untuk memahami terjadinya hambatan-hambatan dalam belajar. Aspek yang dinilai
adalah tingkat kemasakan visual motorik anak yang berupa persepsi dan koordinasi motorik
Tes ini bersifat "culture fair" atau bebas budaya.

Bentuk Tes

Berupa 24 figur pola geometrik yang disajikan dalam 8 lembar kertas dengan masing-
masing lembar berisi 3 pola. Lembar-lembar awal bentuk pola geometrisnya tergolong
sederhana sedangkan pada lembar-lembar akhir bentuk pola geometrisnya semakin kompleks.

Administrasi

Penyajian tes VMI dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Waktu
pengerjaan tes tidak dibatasi,menggunakan pensil dan tidak boleh disediakan penghapus.
Subyek juga tidak diperbolehkan untuk mengulang dalam mengerjakan. Bila Subyek gagal
mengerjakan tugas sebanyak tiga kali berturut-turut tes dihentikan.

Skoring

Skoring VMI tujuannya adalah untuk mendapatkan skor "age equivalent" yaitu
tingkat kemasakan motorik. Skor mentah (raw score) yang didapat dimasukkan tabel sesuai
CA-nya, kemudian lihat "age norm" yaitu kemampuan motorik pada usia-usia tertentu.

Interpretasi

Bila age equivalent lebih besar dari age norm berarti kemasakan visual motoriknya
tergolong baik. Sedangkan bila age equivalent lebih kecil dari age norm bebarti tingkat
kemasakan visual motorik subyek dikatakan terhambat atau lebih rendah dari kemasakan
visual motorik untuk usianya.

5. TES BENDER GESTALT

Tes Bender Gestalt dipublikasikan pertama kali oleh Lauretta Bender pada tahun
1938. Tes ada kemiripannya dengan tes VMI. Namun kelebihan dari tes Bender Gestalt
adalah dapat mengungkap kerusakan fungsi otak dan gangguan emosi. Tes ini dapat
dikenakan pada anak-anak maupun orang dewasa.

Kegunaan tes ini dengan subyek anak-anak adalah:

a) Untuk mengukur inteligensi


b) Sebagai tes kesiapan sekolah (dilihat dari kemasakan visual motoriknya)
c) Untuk mendeteksi kesulitan dalam mempelajari aritmatika
d) Untuk mengungkap gangguan emosi dan kerusakan fungsi otak.

Bentuk Tes

Tes Bender Gestalt terdiri dari 9 kartu figur geometris.

Figur A : Terdiri dari figur sebuah lingkaran dan persegi yang saling bersentuhan,
bangun persegi membentuk diamon. Desain ini ditentukan sebagai pendahuluan, karena dari
figur ini akan dapat dilihat sebagai pemahaman Gestalt individu, bahwa bagian-bagian yang
saling berdekatan, biasanya dipersepsi sebagai satu kesatuan.

Figur 1 : Terdiri dari figur titik-titik yang disusun mendatar, dengan jarak berbeda.
Pada umumnya titik-titik ini akan dipersepsi sebagai pasangan-pasangan titik dengan jarak
yang paling dekat. Hal ini menunjukkan proksimitas (kedekatan) dalam hukum Gestalt.

Figur 2 : Terdiri dari figur tiga baris bulatan-bulatan kecil yang diawali dengan
peletakan bulatan kecil yang berbeda pada setiap baris. Figur ini akan dipersepsi sebagai
kelompok garis yang terdiri dari tiga bulatan kecil dari kiri atas ke bawah kanan. Hal ini juga
menunjukkan tentang hukum kedekatan dalam Gestalt.
Figur 3 : Terdiri dari figur titik-titik satu, tiga, lima, dan tujuh yang dirangkai
sedemikian rupa sehingga titik yang berada di tengah berada pada level yang sama.
Sementara titik-titik yang lain diatur membentuk sudut diamond.

Figur 4 : Terdiri dari figur persegi yang terbuka ke arah atas dengan sudut kanan
bawah bersentuhan dengan bagian tengah garis berbentuk bel (bell-shaped). Bentuk ini
menunjukkan prinsip keberlanjutan Gestalt (continuity principle).

Figur 5 : Terdiri dari figur garis lengkung putus-putus terbuka ke bawah, bersentuhan
dengan garis putus-putus serong ke kanan di bagian atas.

Figur 6 : Terdiri dari figur dua garis bergelombang dengan panjang gelombang yang
berbeda, saling bersilangan satu sama lain dalam sebuah tautan.

Figur 7 dan 8 : Terdiri dari figur dua konfigurasi dari satuan bentuk yang sama, namun
dengan peletakan yang berbeda, sehingga akan dipersepsi berbeda pula.

Pada umumnya bentuk-bentuk geometris tersebut akan difigur sebagai berikut:

Figur A :Pertama digambar lingkaran, kemudian persegi.

Figur 1 :Titik-titik digambar dari kiri ke kanan.

Figur 2 :Bulatan-bulatan kecil digambar dari kiri sebagai kelompok yang terdiri dari
tiga buatan kecil.

Figur 3 :Titik tunggal di sebelah kiri digambar terlebih dahulu. Tiga, lima, dan tujuh
titik ditambahkan dari kiri ke kanan.

Figur 4 :Pertama menggambar persegi yang terbuka, kemudian garis berbentuk bel.

Figur 5 :Pertama semi lingkaran, kemudian ditambahkan garisnya. Jarang yang


menggambar garisnya dulu.

Figur 6 :Gelombang horisontal dulu, baru kemudian vertikal.

Figur 7 :Bentuk yang vertikal dulu, kemudian dipotongkan dengan bentuk yang kedua.

Figur 8 :Bentuk yang besar terlebih dahulu, kemudian diamond kecil di dalamnya.
Administrasi Tes

Administrasi tes Bender Gestalt dapat bersifat individual maupun klasikal. Untuk
pemberian materi tes secara klasikal dapat menggunakan proyektor. Sedangkan bila
dikenakan secara individual peran observasi menjadi sangat penting karena reaksi orang yang
memiliki gangguan emosi dan fungsi otak akan berbeda dibanding orang normal. Tugas
testee adalah menyalin figur geometris kedalam selembar kertas. Peletakan figur yang akan
dibuat diserahkan kepada testee karena dengan cara ini sekaligus dapat diketahui pola pikir
testee. Testee boleh mencoba beberapa kali dalam menyalin figur geometris namun
diingatkan untuk menulis nomor urutnya.

Pada dasarnya dalam pelaksanaan tes Bender Gestalt observasi memang perlu
dilakukan. Umumnya anak-anak hiperaktif bila meniru figur, meniru dengan tangannya lebih
dulu, baru dipindah ke kertas. Anak-anak epilepsi biasanya mengalami perseverasi
(pengulangan) yaitu mengfigur titik secara berulang dari pojok ke pojok kertas. Anak-anak
yang mempunyai gangguan otak umumnya akan mengerjakan dengan serius namun tidak
pernah merasakan kepuasan karena merasa tidak pernah bagus hasilnya.

Skoring

Hal-hal yang dinilai dalam skoring tes Bender Gestalt adalah :

1. Mutu garisnya
2. Ukuran figur yang dibuat
3. Usaha testee saat pelaksanaan tugas (dengan observasi)
4. Penambahan/pengurangan yang dilakukan testee dari stimulus yang ada
5. Susunan yang dibuatnya (pengaturan figur).

Dalam hal ini standar skoring sudah baku tinggal mencocokkan saja.
Interpretasi

Ada 7 hal yang merupakan tanda kerusakan syaraf atau otak yaitu:

a) Bila ada penyederhanaan figur-figur pada anak yang mempunyai MA (Mental Age) di
bawah umurnya.
b) Bila ada tabrakan antara satu figur dengan figur lainnya.
c) Bila ada figur yang melebihi kertas yang disediakan atau ada figur- figur tertentu yang
difigur besar (tapi tidak semua). Orang yang mempunyai waham kebesaran biasanya
semua difigur besar.
d) Ada rotasi (pemutaran) figur lebih dari 90 derajat.
e) Ada figur-figur yang difigur tidak lengkap (tiap-tiap unit figur difigur secara tidak
lengkap)
f) Mutu garis yang tidak baik.
g) Pengubahan bentuk (.) menjadi (,) atau menjadi bentuk-bentuk lain.
DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, N. N. (2018). Pedoman Praktikum.

Anda mungkin juga menyukai