Tujuan:
1. Agar praktikan mengetahui administrasi DAP, BAUM, dan HTP
2. Agar praktikan mengetahui bagaimana pelaksanaan tes DAP, BAUM, dan
HTP secara klasikal maupun individual
BAUM Test
Charles Koch (1952)
Filosofi BAUM : pohon dianggap sebagai makhluk hodup yang tumbuh ke “luar”
artinya ia tumbuh mulai dari akar di bawah tanah. Ini ibaratnya sesuatu yang tidak
tampak. Pohon dianalogikan sebagai pekembangan kepribadian seseorang
Administrasi:
Dihadapan anda terdapat 3 lembar kertas dan 1 buah pensil HB, silahkan anda
tuliskan nama, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan tanggal
pemeriksaan tes di pojok atas kertas. Sampai disini apakah sudah dapat dipahami?
Apabila sudah paham, silahkan isi identitas diri anda.
AKHIR :
Baik pemeriksaan psikologis hari ini telah selesai. Anda tidak perlu khawatir
karena hasil pemeriksaan psikologis hari ini akan dijamin kerahasiaannya. Terima
kasih atas partisipasi anda hari ini, anda sudah boleh meninggalkan ruangan ini.
Selamat pagi/siang/sore
SKORING
Tujuan
● Dapat memahami skoring tes proyektif yaitu skoring tes DAP, BAUM, dan
HTP (grafis)
● Dapat membuat laporan sesuai dengan format yang telah ditentukan
Tokoh Wartegg
Dikembangkan sekitar tahun 1920 dan 1930-an oleh Krueger dan Sander dari
University of Leipzig. Kemudian dikembangkan kembali oleh Ehrig Wartegg dan
Marian Kinget
Tujuan
Eksplorasi kepribadian dalam istilah fungsi dasar yaitu emosi, dinamisme,
kontrol, dan reality function yang ada pada semua orang namun dengan intensitas
dan interelasi yang berbeda
Administrasi Tes
● Perlengkapan yang dibutuhkan
- Lembar kertas tes wartegg
- Pensil HB
- Stopwatch Catatan Kecil untuk observasi, seperti
↪ Verbal (pernyataan-pernyataan dari testee)
↪ Non verbal (gesture menonjol)
↪ Waktu
● Perhatikan apakah instruksi benar-benar sudah dipahami testee
● Inquiry meliputi, gambar mana yang:
- Paling disukai (+)
- Tidak disukai (-)
- Paling mudah (H)
- Paling sulit (S)
Skoring
Stimulus (8 gambar) dapat diklasifikan menjadi dua kelompok:
1. Stimulus yang memiliki kualitas organic (Stimulus Feminim): 1,2,7,8
2. Stimulus yang memiliki kualitas konstruksi teknik (Stimulus Maskulin):
3,4,5,6
Stimulus adekuat : memiliki sifat dan tujuan yang kuat
Stimulus tidak adekuat : memiliki sifat yang menarik dan tidak sederhana
- Isi skor pada masing-masing kriteria dalam lembar skoring blank (Kinget hal
104) berdasarkan urutan stimulus menggambar dengan penilaian seperti tabel
di samping
- Jumlahkan masing-masing skor kriteria di kolom (total skor) yang telah
disediakan dgn pembulatan skor ke bawah. Misal : pada skor animate
didapatkan total skor 7,5 maka dibulatkan menjadi 7
- Total score masing-masing kriteria
dipindahkan ke dalam tabel, yang terdapat
pada bagian atas grafik dan jumlahkan score
setiap aspek skema kepribadian. Perhatikan :
harap hati-hati dan teliti dalam pengisian
grafik jangan ada score criteria yang
terlewatkan
- Kemudian buatlah grafik skema kepribadian.
Jangan terlalu berpatokan pada kolom yang
tersedia pada grafik. Lihat score tertinggi dan
terendah yang diperoleh testee.
Rapport Awal
Rapport Akhir
Baik pemeriksaan psikologis hari ini telah selesai, anda tidak perlu khawatir krn
hasil pemeriksaan psikologis hari ini akan dijamin kerahasiaan nya. Terimakasih
atas partisipasi anda hari ini anda sudah boleh meninggalkan ruangan ini, selamat
pagi/siang/sore.
RORSCHACH DAN TAT
RORSCHACH
Pertama kali dipublikasikan 1921 oleh Hermann Rorschach, seorang psikiatrik yg
lahir di Swiss. Tes ini menggunakan bercak tinta yang memenuhi standar seperti
bentuk bercak adalah sama simetris kanan kirinya dan memenuhi komposisi
warna tertentu. Tujuannya untuk mendeteksi penyakit mental/ kepribadian dengan
metode tinta bercak hitam.
Kartu TAT terdiri dari 31 kartu salah satunya blank card (no. 16).
- Terdapat 20 kartu yg direkomendasikan terdiri dari 11 kartu yg diberi nomor
tanpa kode yaitu (1,2,4,5,10,11,14,15,16,19,20)
- 9 kartu yg disesuaikan untuk dewasa atau anak dan pria atau wanita
berdasarkan gender
“B” untuk boys (≤ 14 tahun untuk anak laki di kartu nomor 13 B)
“G” untuk girls (≤ 14 th anak pr di kartu no 13 G)
“M” untuk male ( ≥ 15 th pria dewasa 12 M)
“F” untuk female (≥ 15 th wanita dewasa 12 F)
● Ada 10 kartu pokok bagi pria dewasa dan wanita dewasa yang harus dibagikan
secara berurutan yaitu 1,2,3 BM, 4,6 BM, 7 GF, 8 BM, 9 GF, 10,13 MF
● Kartu BG digunakan untuk anak yang belum usia pubertas.
● Disarankan tes TAT dilakukan dua sesi dimana setiap sesi nya subjek
diberikan, 10 kartu.
● Anak usia dibawah 14 th menggunakan CAT (children apperception test)
❖ Tes CAT digunakan untuk usia 3-10th.
❖ Tes CAT gambarnya terfokus pada konflik terhadap makanan, oral,
hubungan ortu, permusuhan dengan saudara kandung, agresi, toilet training
dan pengalaman lain yg sering ditemui anak anak.
● Ketika tes berlangsung, testeee tidak boleh sampai melihat stopwatch.
Tes Proyeksi
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
SEJARAH
MANFAAT
TEKNIK
Lindzey
(menyusun) •Konstruksi
•Teknik konstruktif •Melengkapi
(membentuk) •Mengatur
•Teknik interprentative •Ekspresif
•Teknik katartik
•Teknik refraktif/
ekspresif
Macam-macam Tes
Tes
Rorschach TAT Tes Grafis
Test Rorschach (tes RO)
ALL ABOUT
SEJARAH TES Kartu Ro
RORSCHACH
SEJARAH
1
Sejak awal, Rorschach disambut dengan skeptis di Amerika Serikat; namun itu mengembangkan pengikut yang
kuat. Pada satu titik, Rorschach adalah tes kedua yang paling sering digunakan, dan, pada 1940-an dan 1950-an,
nama Rorschach hampir identik dengan psikologi klinis. Terlepas dari popularitas awal (dan berkelanjutan) ini,
ulasan umumnya cukup kritis. Pada awal 1954, Shaffer menyatakan bahwa Rorschach tidak lagi dapat dianggap
sebagai instrumen yang menjanjikan.
Sebelas tahun kemudian, Dana (1965) agak prematur menyimpulkan: "Memang, kita telah sampai pada akhir era,
keasyikan dengan Rorschach sebagai ujian" (p. 495). AR Jensen (1965) bahkan lebih kritis ketika ia
merekomendasikan bahwa "Rorschach ditinggalkan sama sekali dalam praktik klinis, dan bahwa siswa dalam
psikologi klinis tidak diharuskan untuk membuang waktu mereka mempelajari teknik" (hal. 509).
Baru-baru ini, Garb (1999) telah menyerukan "moratorium" pada penggunaannya sampai penelitian telah
menjelaskan kategori skor mana yang valid. Perlu dicatat bahwa salah satu kesulitan awal dalam membangun sifat
psikometrik Rorschach adalah dalam membuat perbandingan yang bermakna di berbagai penelitian. Seperti yang
Exner (1969, 1974, 1986, 1993, 2003) telah berulang kali tunjukkan, tidak ada Rorschach; melainkan, setidaknya lima
Rorschach yang berbeda telah dibuat di sekitar lima sistem utama.
Selama empat dekade terakhir, Exner bertanggung jawab atas sebagian besar kepemimpinan dan banyak kemajuan
terkait Rorschach. Kematian Exner pada tahun 2006 membuka kemungkinan perubahan signifikan dalam
sistemnya. Selama beberapa tahun ke depan, para peneliti dan dokter akan memperdebatkan utilitas dan spesifik
dari perubahan ini.
Tujuan keseluruhan Terdiri dari 10 Kualitatif
Skoring
tujuan
KARTU RORSCHACH
dari teknik ini gambar : penyetoran respon
adalah untuk Kromatik dan yang sesuai dengan
menilai struktur akromatik norma standar
kepribadian,
dengan penekanan
khusus pada Kuantitatif
bagaimana individu
membangun : melihat kondisi
pengalaman pasien sejak awal
mereka dan makna
yang diberikan
untuk pengalaman
persepsi mereka.
1. Saat melihat kartu ini, subjek 2. Bercak merah pada kartu II
seringkali bertanya bagaimana seringkali dilihat sebagai darah,
atau apa yang harus mereka dan kartu ini adalah kartu yang
lakukan dengan kartu ini (misalnya paling khas. Respon subjek
membaliknya), yang mana hal ini terhadap kartu ini digunakan
sangat tidak signifikan. Kartu ini untuk mengukur bagaimana
digunakan untuk mengetahui mereka menangani perasaan
bagaimana subjek mengatasi tugas marah atau luka batin. Bisa juga
baru dan stres. menghasilkan respon seksual.
5. Digunakan untuk
mengukur kedekatan
antar individu, termasuk
persepsi seksual.
7. Digunakan 8. Kartu ini lebih 9. Karakteristik kartu IX
6. Digunakan adalah bentuknya tidak
untuk mengukur kompleks dan
untuk mengukur berwarna. Terkait jelas dan menyebar,
kedekatan antar feminitas , dengan "perubahan
sehingga menciptakan
ketidakjelasan. Jika
individu, termasuk kecepatan" subjek subjek kesulitan
termasuk hubungan dalam mengerjakan menjawab kartu ini,
dengan wanita sesuatu, tingkat maka itu mungkin
persepsi seksual. rangsangan menunjukkan bahwa
dalam emosional dan subjek juga kesulitan jika
kehidupan berurusan dengan data-
situasional subjek.
data tidak terstruktur.
subjek.
10. Secara struktural mirip
dengan kartu VIII, namun lebih
kompleks. Mencerminkan
bagaimana upaya subjek untuk
keluar dari situasi tertentu dan
rasa keingintahuan subjek.
TAT (THEMATIC APPERCEPTION TEST)
• Thematic Apperception Test, disingkat TAT, adalah suatu
teknik proyeksi, yang digunakan untuk mengungkap
dinamika kepribadian, yang menampakkan diri dalam
PENGERTIAN
hubungan interpersonal dan dalam apersepsi (atau
interpretasi yang ada artinya) terhadap lingkungan
menggunakan kartu.
2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam
psikoanalisa.
Pelopor
1. Henry A. Murray : thn. 1935 archieve-archieve Neurology Psychiatry : “A Method of Apperception Test”
2. L. Bellak : thn. 1947 : “A Guide to the Interpretation of the Thematic Apperception Test”
3. Rappaport : “The Clinical of the Thematic Apperception Test”
4. JB. Ratter : thn. 1940-1946 :”Sugestin for Administration of the TAT”
5. F. Wyatt : thn. 1947 : “The scoring and Analysis of the Thematic Apperception Test”
Penyajian dan administrasi
Maksud dari inquiry adalah interview yang dilakukan setelah selesainya suatu tes TAT. Ada dua cara
dalam melakukan inquiry :
Diberikan sesudah satu cerita selesai dan waktunya tidak diperhitungkan
Cara yang lebih baik untuk mengadakan inquiry adalah seperti pada tes Rőrschach yaitu setelah selesai
seluruh cerita
Dari mana cerita berasal (ide cerita) (dari buku, film atau karangan sendiri)
Jenis kelamin dan usia masing-masing tokoh dalam cerita
Tanyakan juga tentang dua gambar yang disenangi dan dua gambar yang tidak disenangi (dari 2 sesion)
Apa yang terdapat dalam gambar yang membuat anda bercerita begitu
Apakah orang-orang yang anda masukkan dalam cerita mengingatkan anda pada seseorang dalam
kehidupan anda
1. Gambar anak lelaki yang termenung dan
didepannya ada biola di atas meja. Jika diijinkan
menggunakannya hanya dengan satu kartu maka
Bellak akan memilih kartu ini, karena kartu ini dapat
mengungkapkan total kepribadian.
Tema laten kartu ini adalah hubungan anak dengan
figur orang tua, motivasi prestasi, respon seksual
simbolik, agresi dengan atau tanpa konotasi seksual,
kecemasan super ego, body image, body image/self
image, kecenderungan obsesi.
TEMA POKOK
TOKOH UTAMA/ HERO
Kebutuhan dan dorongan utama hero
KONSEP TENTANG LINGKUNGAN
FIGUR TAMPAK SEBAGAI.......
Konflik yang signifikan
Pertahanan ego utama yang digunakan untuk mengatasi konflik dan ketakutannya.
Adekuasi super ego ditunjukkan oleh hukuman terhadap perbuaan kriminal
Integrasi ego
HTP (HOUSE, TREE, PERSON)
SEJARAH
Pencipta : John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947, direvisi tahun 1948, 1949 dan (revisi Buck
& Warren) 1992. Pada prinsipnya dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk
mengukur fungsi/kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga
dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. merupakan salah satu tes
grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain, yaitu mengetahui hubungan keluarga.
Langkah
Penyajian tes
Interprentasi
•Subjek diminta •1. Kesan Umum
untuk •2. Gambar
menggambar di Rumah
kertas yang telah 3. Gambar
disediakan Pohon
•Waktu 10-20 •4. Gambar
menit Orang
KESAN UTAMA GAMBAR RUMAH GAMBAR POHON GAMBAR ORANG
Merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk evaluasi
kepribadian (personality assessment)
Hasil karya wartegg kemudian lebih dikenal dengan istilah drawing completion
test, hal ini karena subyek harus melengkapi gambar-gambar kecil yang telah
tersedia dengan tujuan mengeksplorasi struktur kepribadian
1. Gambar 1 → berupa gambar titik (.) 5. Gambar 5 → seperti huruf T tetapi
dan terletak di tengah – tengan kotak. miring. Mengukur bagaimana cara
Berkaitan dengan karakter seseorang bertindak
dalam melakukan penyesuaikan diri 6. Gambar 6 → berupa garis horizontal &
terhadap lingkungan yang baru vertikal. Mengukur cara berpikir/
2. Gambar 2 → berupa coretan garis analisa
berliku terletak di kotak sebelah kiri. 7. Gambar 7 → berupa titik – titik yang
Menunjukkan fleksibilitas perasaan. membentuk U tetapi miring.
3. Gambar 3 → garis horizontal dari Menyangkut kehidupan dan perasaan
pendek, sedang, tinggi. Mengukur (stabil, kekanakan)
hasrat untuk maju/ ambisi 8. Gambar 8 → berupa lengkungan.
4. Gambar 4 → kotak kecil di sebelah Mengenai kehidupan sosial/ hubungan
kanan. Mengukur bagaimana sosial
seseorang mengatasi masalah
Tes BAUM
Dalam hal ini, sarana dan prasarana diagnostika terbagi menjadi bentuk fisik dan non-fisik.
Bentuk fisiknya seperti, meja belajar dengan keadaan baik, alat tulis kualitas prima,
bangku yang nyaman, ruangan yang kondusif (tidak bising, privat, bersih, cukup
pencahayaan, dan juga suhu ruangan yang nyaman atau dingin), buku manual tes yang
ingin dilakukan, serta selebaran soal dan jawaban tes.
Bentuk non-fisik meliputi, kondisi emosional individu yang di tes (senang, sedih,
marah, konsentrasi, tidak konsentrasi, daya tahan, dll), professionalitas tester, serta
pengalaman psikolog dalam menangani pengetesan.
Prasarana pengetesan pada umumnya untuk melaksanakan pengetesan massal tertulis (tes
verbal) memerlukan ruangan yang cukup luas dengan meja-kursinya. Penerangan dan
ventilasi harus baik. Tempat ruangan pengetesan harus baik. Selain itu juga tempat ruangan
pengetesan harus jauh dari keramaian dan kesibukan yang dapat mengganggu subjek yang
sedang mengerjakan tes. Ruangan juga harus bersih dan sehat. Jika pengetesan melebihi kelas
biasa, misalnya dalam suatu aula atau auditorium maka perlu memakai pengeras suara. Untuk
tes individual memang cukup memakai ruangan sebesar kantor konselor (pembimbing).
Alat-alat pelengkap lainnya dalam pengetesan, misalnya stop watch, daftar skor, tabulasi,
kerangka analisis, rumus-rumus dan tabel-tabel statistik juga perlu disiapkan. Dalam
pelaksanaannya sendiri, individu diberi sekumpulan tugas atau pernyataan-pernyataan yang
telah dibakukan dan harus dikerjakan atau dijawab oleh individu yang dites, dengan cara-cara
tertentu yang sedikit banyak telah dibakukan juga. Bahkan cara-cara pemberian tes -
administrasi tes – memakai pedoman yang telah pasti. Dalam Buku Pedoman (manual) tes-tes
standar, misalnya tes WAIS, tes Binet-Simon, sudah dilengkapi dengan kunci jawaban dan
daftar norma hasilnya. Maka buku tersebut harus dipelajari benar-benar oleh para psikolog.
Jika memerlukan asisten pengetesan, maka harus disiapkan tenaganya, agar administrasi tes
dapat berjalan lancar.
mengenai macam-macam tes dapat dibagi sebagai berikut:
1. Tes psikologi ditinjau dari segi aspek mental individu yang dites:
o Tes intelegensi
o Tes bakat
o Tes prestasi belajar
o Tes kepribadian seperti tes Rorschach, wartegg dan sebagainya
2. Masalah yang terjadi Masalah yang terjadi berkaitan dengan ketimpangan antara
harapan ideal subjek dengan kenyataan yang ada yang membuat adanya perubahan
pada diri subjek. Perubahan ini cenderung kea rah negatif yang membuat subjek
menjadi misalnya tidak berdaya, cemas, atau juga yang membuat lingkungan dimana
subjek berada menjadi terganggu.
3. Penyebab timbulnya masalah Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi yang menjadi akar permasalahan terjadi
4. potensi yang dapat “diandalkan” untuk penyelesaian masalah potensi ini berkaitan
dengan sumber-sumber positif baik itu dari diri subjek atau lingkungannya yang dapat
membantu penyelesaian masalah.
Penggunaan Psikodiagnostik
Penggunaan psikodiagnostik saat ini sudah tidak lagi terbatas pada permasalahan
gangguan kejiwaan, melainkan telah berkembang ke berbagai bidang, seperti:
1. Bidang klinis
Misalnya di rumah sakit, pusat kesehatan mental, atau klinik-klinik konsultasi
psikologis. Penggunaan psikodiagnostik pada bidang ini fokus pada usaha mendeteksi
gangguan psikis yang dialami oleh individu (klien).
2. Bidang hukum
Misalnya di Pengadilan, Lembaga Pemasyarakatan, Panti Rehabilitasi (Anak Nakal,
Narkoba, dll).
3. Bidang pendidikan
Misalnya di sekolah, universitas, pusat bimbingan karir, pusat pelatihan. Pada bidang
ini, psikodianostik dapat digunakan sebagai advis untuk pengembangan studi dan
kinerja ataupun untuk seleksi masuk sekolah.
5. Bidang penelitian
Misalnya untuk kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan teknik serta
metode psikodiagnostik atau untuk kepentingan penelitian lainnya pada
lembagalembaga penelitian.
KONTEKS PENDIDIKAN
Dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan. Menjawab pertanyaan kesesuaian antara
bakat individu dengan jurusan yang dipilihnya. Tes yang digunakan tes intelegensi, tes
bakat, tes hasil belajar.
2. TES PROYEKSI
1. SEJARAH
Tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan atas sampel
tertentu. Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi
dibuat atas sample yang kecil, namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.
Tes Proyektif adalah tes yang mengungkap aspek-aspek psikologis seseorang, di mana
individu memproyeksikan diri dalam suatu objek. Tes ini membutuhkan alat untuk
mengungkap apa yang ada di alam bawah sadar, alatnya berupa kartu, kertas.
Cara penilaian kepribadian pertama kali bersifat lebih objektif, yaitu Ink Blot Test (Test
Noda Tinta). Tes ini dikenal oleh masyarakat luas melalui film dan televisi. Tes jenis ini yang
paling terkenal dirancang oleh Rorschach, seorang psikiater dri Swissyang mengembangkan
cara pengujian kepribadian dengan menunjukan serangkaian noda tinta kepada seseorang.
Interprentasi orang yang berbeda-beda pada pola titik itu menunjukan watak kepribadian
mereka yang berbeda-beda pula.Metode Rorschach mendasari salah satu contoh tes yang
disebut Projective Test (Tes Proyeksi), yaitu seorang klien “memproyeksikan” pikirannya
pada serangkaian noda tinta. Selain itu ada beberapa contoh tes proyeksi psikologi antaralain :
rorschach, tes grafis (draw a person, BAUM dan House tree person), tes wartegg, TAT dan
CAT.
A. Tes Rorschach
Tes rorschach merupakan salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan
oleh psikiatris yang berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942).
Pertama kali tes ini deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada
pasien yang berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak
tinta.
Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa seseorang akan rangsangan eksternal kelas
berdasarkan persepsi orang-set khusus dan termasuk kebutuhan, motif dasar, konflik dan
bahwa proses clustering adalah wakil dari proses yang digunakan dalam situasi kehidupan
nyata
B. Tes Grafis
TEST DRAW A PERSON
1. Sejarah
Draw A Person Test dikembangkan oleh Karen Macover berdasarkan tes gambar yang
pertama kali dipergunakan oleh Goodenough pada tahun 1926 yang dinamakan
Goodenough Draw A Man Test dan interpretasinya terutama didasarkan pada kualitas
gambar dan jumlah detil gambar.
Pada tahun 1949 Karen Macover tidak puas dengan system scoring yang dikembangkan
oleh Goodenough, ia lalu mengembangkan evaluasi kepribadian yang berbeda sebelumnya
yang dikenal dengan nama Macover Draw A Person Test yang khusus digunakan untuk
pemeriksaan kepribadian. Pada tahun 1961 dilaporkan bahwa tes`DAP menjadi tes kedua
yang paling sering digunakan dalam rumah sakit, klinik, dan pusat-pusat konseling.
3. Cara penggunaan/penyajian
Tes DAP ini disajikan secara individual ataupun klasikal dengan durasi waktu tidak
terbatas, namun biasanya 10 menit. Selama subyek menggambar lakukanlah observasi,
catatlah waktu yang digunakan subyek, pernyataan subyek, ekspresi, penghapusan,
penekanan, penghapusan dan urutan bagian yang digambar
4. Tekhnik Skoring
BAUM
1. Sejarah
Pertama kali menggunakan test BAUM sebagai alat diagnostic adalah Emil Jucker
tahun 1928 di Zurich, dimana dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di
Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa pohon dapat
dipakai sebagai alat untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang dikemukakan
oleh Hendry Starley.
3. Cara Penyajian/Penggunaan
Test ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas
tapi biasanya 10 menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon
buah. Jangan menggambar pohon pisang, kelapa, beringin, pinus cemara atau rerumputan.
Sebaiknya test ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, Wartegg, dan HTP.
4. Tekhnik scoring
1. Sejarah
Sebagaimana tes DAP dan BAUM, HTP ini juga merupakan tes diagnostic dimana
dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki
oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa rumah, pohon, orang dapat dipakai sebagai alat
untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang.
3. Cara penggunaan/penyajian
Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar
rumah, pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi
normalnya 10 menit. Sebaiknya tes ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, BAUM dan
Wartegg.
4. Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
- Proporsi gambar
- Posisi gambar
- Komposisi gambar
- Penyelesaian gambar
- Bentuk pohon
- Bentuk orang
- Bentuk rumah
C. Tes Wartegg
2. Cara penggunaan/penyajian
Bentuk tes ini adalah selembar kertas yang isinya tergambar delapan kotak yang berisi
stimulus tertentu. Tes ini dapat disajikan secara individual atau klasikal dengan waktu
yang digunakan umumnya antara 15-40 menit tergantung pada kualitas hasil ujian,
kelayakannya menurut stimuli. Tes ini digunakan dalam praktek konseling dan
psikoterapi.
3. Tekhnik scoring
Blangko scoring terbagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Di sebelah
sisinya adalah daftar criteria atau variabel yang termasuk bagian kuantitatif dalam
diagnosis. Angka-angka pada lajur atas menunjuk pada nomor gambar, bila pemberian
skor telah selesai maka skor yang diperoleh oleh kedelapan gambar pada setiap kriteria di
jumlahkan, dan jumlahnya dituliskan disamping criteria yang bersangkutan yaitu didalam
kolom total score dengan jumlah yang di isikan adalah jumlah dalam angka bulat.
Pemberian skor diberikan dengan tanda (X) berarti satu poin penuh dan tanda garis
miring (/) berarti setengah poin. Agar diagnosis individu dapat dilakukan dengan baik
maka sebaiknya dilengkapi dengan data pribadi seperti jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan subyek.
Dua metode umum yang saat ini digunakan dalam penelitian adalah:
a. Mekanisme Pertahanan DMM Manual .Ini menilai mekanisme pertahanan tiga:
penyangkalan (paling matang), proyeksi (intermediate), dan identifikasi (paling
matang).Seseorang pikiran atau perasaan yang diproyeksikan dalam cerita-cerita yang
terlibat.
b. Kognisi Sosial dan Hubungan Obyek SCOR skala. Ini menilai empat dimensi yang
berbeda dari hubungan-hubungan objek : Kompleksitas Representasi dari Rakyat,
Mempengaruhi-Tone Hubungan Paradigms, Kapasitas Emotional Investasi dalam
Hubungan dan Standar Moral, dan Sosial Memahami Kausalitas.
a. Masalah umum mengenai dorongan hati lawan kontrolnya, masalah kehendak diri
pribadi lawan kekuatan budaya di luar dirinya.
c. Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. Sering
muncul pandangan mengenai orang dewasa terhadap penjajagan seks para remaja.
d. Sikap terhadap otoritas, terhadap tututan dari luar (dari orang yang lebih senior) dan
sedikit banyak mengenai sikap keaktifan diri sendiri. Pada orang-orang tua dapat
diartikan sikap terhadap aturan-aturan dan kebijakan, terutama dalam dunia pekerjaan
g. Kedekatan fisik yang merupakan bahan pengungkapan dua hal. Pertama, cara orang
menangani kontak fisik yang demikian dekat dan rangsangannya. Kedua, reaksi
terhadap objek kecintaan, terutama pada saat perpisahan. Dapat juga memunculkan
pandangan terhadap suami/isteri atu perasaan intim antara dua orang (belum tentu
dalam artian seks) seperti hubungan anak – orang tua.
h. Ketakutan terhadp serangan dan kemampuan menangani ketidakadaan dukungan
manusia lain. Ketakutan ini mudah memunculkan emosi yang tidak terkontrol, baik
yang berbentuk agresi maupun tuntutan akan perlindungan
i. Kepasifan orang dan sikap terhadap kekuatan luar yang mengontrolnya. Pada
beberapa orang dapat memunculkan pikiran mengenai homoseks.
j. Hubungan antara wanita yang berbeda umur. Pada wanita setengah baya, dapat
mengenai ancaman mas tua, pada wanita muda, lebih dominan mengenai pikiran-
pikiran terhadap kekuasaan yang lebih tua.
k. Sikap terhadp partner hubungan seks, terutama reaksi-reaksi sebelum atau sesudah
hubungan seks. Sering terungkap hubungan antara nafsu seks dan perasaan agresi.
TAT adalah tes proyektif dalam, seperti tes Rorschach , penilaian subyek didasarkan
pada apa yang dia proyek ke gambar ambigu. Oleh karena itu, untuk melengkapi penilaian,
setiap narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-hati dicatat dan dianalisis untuk
mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap dan pola reaksi.
Instruksi dalam TAT ini yaitu responden diminta untuk mengarang cerita sesuai
dengan tiap gambar tersebut, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktut itu dan apa
yang dirasakan dan dipirkan oleh karakter dalam gamabar lalu memberikan hasilnya.
Dalam hal kartu kosong, responden diminta untuk membayangkan gambar tertentu pada
kartu itu, mendeskripsikannya dan kemudian membuat cerita tentang hal tersebut.
CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-
anak berusia 3-10 tahun. Tes ini dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT
mengganti manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih muda
melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk
membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral,
persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil
dan besar serta pengalaman anak lainnya.
CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua,
terutama di atas usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia
atau bentuk hewan bisa lebih efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak
bersangkutan.
Tata pelaksanaan tes CAT ini yaitu pemeriksa memberikan kartu demi kartu. Testi
diharapakan menceritakan apa yang terjadi dalam kartu tersebut. selain itu, pemeriksa
dapat meminta lebih spesifik pada anak tersebut untuk menjelaskan adagen pada gambar
tersebut. Waktu yang digunakan hanya 20-45 menit. Skor mengenai jawaban benar atau
salah, tidak ada. Melainkan dianalisis jawaban tersebut sesuai dengan kebutuhan, konflik,
emosi, sikap dan pola respons. Untuk itu, pemeriksa harus mencatat dan mengobservasi
dalam pelaksanaan tes berlangsung.
Tes yang lebih baruan dikembangkan, Roberts Apperception Test for Children
(RATC), lebih dekat untuk memenuhi standar psikometri untuk penyusunan tes dan
evaluasi daripada teknik-teknik lain jenis ini. RATC menyediakan 2 rangkaian dari 16
kartu stimulus tumpang tindih, satu untuk anak laki-laki dan satu untuk perempuan.
Gambar yang ada tersebut dipilih untuk melukiskan situasi antar pribadi yang telah
dikenal dimana anak-anak dalam hubungannya dengan orang dewasa atau anak-anak
lainnya. Validitasnya pun terus menunjukkan hasil yang baik, disamping itu buku
pegangan dengan garis pedoman rinci untuk penentuan skor dan interpretasi RATC
dalam penggunaan klinis juga telah dipersiapkan oleh Glen E Roberts pada tahun 1994.
TEMAS adalah kata Spanyol untuk ‘tema’ dan merupakan singkatan Tell Me A
Story yaitu sebuah instrumen yang dirancang secara khusus untuk penaksiran atas ciri-
ciri kognitif, efektif dan kepribadian anak-anak dari usia 5-18 tahun. Temas
menggunakan dua rangakain kartu simulus paralek dengan warna lengkap, satu untuk
anak-anak minoritas etnik dan satu untuk anak-anak berkulit putih.
Temas merupakan perbaikan atas kartu TAT yang asli mendapat pujian karna
kesesuaiannya bagi anak-anak Amerika keturunan Afrika serta Amerika keturunan
Spanyol. Namun ciri-ciri psikometri dari tes ini terutama reliabilitas tes-tes ulangnya dan
konsistensi internalnya telah berulang kali dipertanyakan.
Tes-tes apersepsi tematik yang sama dikembangkan untuk orang usia lanjut antara
lain: GAT (Gerontological Apperseption Test) dan SAP (Senior Apperseption Test).
Keduanya menggunakan rangkaian kartu yang menampilkan seorang atau lebih dari
lanjut usia dan mengilustrasikan masalah yang bisa melanda orang usia lanjut seperti
kesepian, kesulitan dengan keluarga dan rasa tak berdaya. Kedua instrumen ini telah
dikritik karena terlalu cepat dipublikasikan dan digunakannya gambar-gambar yang
cenderung melestarikan stereotipe masa lanjut usia yang salah. Lagipula tidak satu pun
dari keduanya telah terbukti memiliki keunggulan di atas TAT dalam mentes orang lajut
usia dan GAT tak lagi diterbitkan.
Tes inventory adalah tes-tes yang terutama menggunakan papper and pencil test.
Merupakan self report questionnaire, untuk menentukan karakteristik-karakteristik,
kepribadian, minat (Interest) , sikap-sikap (attitude), nilai-nilai (value). Tes inventorial
modern mempunyai tahapan perkembangan yang dimulai dengan personal interviews dan
kemudian berkembang menjadi personal information questionnaire. Tes inventorial
berguna untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian/karakteristik kepribadian seperti minat,
penyesuaian diri, motivasi, prasangka/prejudice, inventory, dan sebagainnya.
MMPI terdiri dari 566 pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan
psikologis, serta pengalaman masa lalu dengan pilihan jawaban benar, salah atau
tidak dapat dikatakan.
Dalam melihat profil subjek, MMPI memiliki 2 skala utama yaitu skala validitas
dan skala klinis, yang terdiri dari 3 skala validitas dan 10 standar skala klinis. Skala
validitas digunakan untuk membantu mengetahui pengerjaan tes, apakah peserta
kooperatif (serius), berbohong (ingin terlihat baik atau terlihat buruk) atau pun
peserta mengalami kesulitan untuk memahami dan membaca soal. Skala klinis
digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi tipe dan tingkat keparahan
kondisi abnormal peserta.
MMPI telah direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi yang berbeda, MMPI-
2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, dan Kaemmer, 1989) dan MMPI-
Adolescent (MMPI-A – Buchler et al., 1992). Pada tahun 1960-an, MMPI
dipandang sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan sesering atau lebih,
pada subjek-subjek yang normal dalam lingkungan konseling, pekerjaan, medis,
militer, dan forensik seperti pasien psikiatris.
Instrumen yang sudah tidak tepat lagi karena norma-norma yang berdasar sempit
dan kadaluwarsa dari tes perlu diperbaharui dan direstandardisasi demi
kesinambungan MMPI.
Tujuan Penggunaan PF 16 :
Alat tes Personality Factor Sixteen (PF 16) digunakan untuk mengukur kemampuan
mental dan juga guna menghasilkan penellitian yang lebih cermat berdasarkan kepada
aspek kepribadian yang normal. Walaupun Personality Factor Sixteen (PF 16) hanya dapat
mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi), tes ini juga seringkali digunakan
dalam hal bidang konseling hingga klinis, dikarenakan memiliki kemampuan dalam
memberikan gambaran yang utuh dan mandala dalam diri seseorang. Termasuk pada
kelebihan maupun kekurangannya.Selain itu Personality Factor Sixteen (PF 16) telah
dirancang dalam berbagai bidang peruntukan yaitu industry seperti recruitment, promosi
dan training hingga pada penelitian tentang sosial, militer, hingga proses penuaan.
a Faktor A (Sifat yang berhubungan dengan adaptasi dan juga kesediaan untuk
bekerja sama)
b Faktor B (Sifat yang memiliki hubungan dengan kecakapan untuk memecahkan
masalah)
c Faktor C (Sifat yang berhubungan dengan sebuah pengendalian emosi dan juga
kedewasaan)
d Faktor E (merupakan sifat yang berhubungan dengan keberanian, keyakinan,
dan ketegasan diri)
e Faktor F (adalah sifat yang berhubungan dengan kegembiraan, keterbukaan, dan
kebebasan)
f Faktor G (Sifat yang berhubungan dengan rasa ketekunan, tanggung jawab,
kecermatan, dan sikap moralitas).
g Faktor H (Berhubungan dengan sebuah kemampuan sosial, ketabahan, dan
spontanitas)
h Faktor I (Sifat yang berhubungan dengan kepekaan perasaan, khayaan, dan
ketergantungan)
i Faktor L (Berkaitan dengan kecurigaan dan juga kesulitan dalam penyesuaian
diri)
j Faktor M (Berkaitan dengan sebuah imajinasi, semangat, kreasi, dan cita-cita)
k Faktor N (Berkaitan dengan kecerdasan, kelancaran, dan kesadaran sosial)
l Faktor O (Faktor pesimisme dan kegelisahan
m Faktor Q1 (Berkaitan dengan modernisasi, liberalism, dan inovasi)
n Faktor Q2 (Ketergantungan kepada kelompok, dan kepercayaan diri)
o Faktor Q3 (Harga diri, keteguhan pendirian, dan kedisiplinan)
p Faktor Q4 ( Ketegangan emosi, frustasi, dan kelelahan)
KegunaanTes MBTI
1) BimbinganKonseling
2) Pengembangandiri
3) Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik
Berikut merupakan 16 tipe kepribadian MBTI:
Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam
penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan
pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-
alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan
militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara
AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah keandalannya terbukti,
kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan rekrutmen yang lebih
umum.
DISC merupakan salah satu tools atau alat yang cukup powerful untuk
mengidentifikasi karakter kepribadian seseorang dalam waktu yang relatif singkat.
Keahlian seseorang dalam membaca dinamika kepribadian yang tergambar pada
grafik sisi kepribadian eksternal dan internal serta menjadi kunci akurasi analisanya.
Termasuk di dalamnya mengenali kecenderungan seseorang dalam memanipulasi
jawaban pada kuesioner yang diberikan.
Sistem DISC :
Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut
intensitasnya. DISC merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti :
a. Dominant (D) : Orang yang Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan
langsung. Biasanya mereka sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan
masalahnya, tipe dominan ini melakukan pendekatan yang aktif dan cepat
menyelesaikan masalah. Mereka ini orang yang cukup gagah, mereka sangat
menyukai tantangan dan persaingan. Mereka dipandang orang lain sebagai orang
yang berkemauan keras. Oleh karena itu mereka menginginkan segala sesuatu
sesuai dengan kemauan mereka.
b. Influencing (I) : Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur
orang lain dan bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan
sesuatu, mereka banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat
interpersonal ini senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama.
Keterbukaan sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi
yang gampang bergaul dan ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak
teman. Tipe antarpribadi ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah
mengungkapkan emosi kepada orang lain, emosional disini artinya bukan mudah
marah, tetapi mudah mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman
berurusan dengan emosi daripada hal lain.
c. Steadiness (S) : Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras
hati, gigih, dan sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan
memanfaatkan standar yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak
begitu suka kejutan. Pribadi steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat
akomodatif. Mereka sangat ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada
mereka yang ada disekitarnya. Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang
bertipe steadiness ini jujur dan mengatakan apa adanya dan berharap orang lain
melakukan hal yang sama. Orang lain memandang mereka sebagai orang yang
tenang, berhati-hati dan konsisten dalam cara mereka menjalani kehidupan.
Memiliki tingkat ketabahan yang luar biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus
dan kepentingan mereka dalam jangka waktu yang lama dibandingankan orang
lain yang mampu melakukan.
d. Conscientiousness (C) : Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini
sangat tertarik pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi
(kecepatan). Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka
sangat fokus terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe
Conscientiousness ini sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar
peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-
aturan agar semuanya terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak
langsung. Dihadapan orang lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.
1. PAPI-I (Ipsatif) dimana format tersebut mengadopsi sebuah format wajib memilih
dan menuntut responden untuk memilih preferensi-preferensi dari 90
pernyataan.Dirancang untuk digunakan untuk pengembangan pribadi.
2. PAPI-N (Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner
untuk memberi tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126
pernyataan.Untukdigunakan untuk perbandingan dan seleksi.
Tes PAPI Kostick bertujuan untuk mengukur aspek-aspek psikologis dan untuk
mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu di tempat kerja. Tes ini berguna
untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan gaya administrasi dan untuk
mengetahui hubungan atasan dan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal
Aspek-aspek yang diungkap dalam PAPI KOSTICK yang disusun sebagai dua
aspek terpisah yaitu pengukuran kebutuhan/needs dan pengukuran persepsi/role,
yaitu persepsi keadaan individu ditempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan
kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili needs dan role. Berikut
aspek-aspek tersebut:
a Work Direction
i. Needs to finish task (N)
ii. Hard intens worked (G)
iii. Need to achieve (A)
b Leadership
i. Leadership role (L)
ii. Need to control others (P)
iii. Ease in decision making (I)
c Activity
i. Pace (T)
ii. Vigorous type (V)
d Social nature
i. Need for closeness and affection (O)
ii. Need to belong to groups (B)
iii. Social extension (S)
iv. Need to be noticed (X)
e Social nature
i. Organized type (C)
ii. Interest in working with derails (D)
iii. Theoretical type (R)
f Temperament
i. Need for change (Z)
ii. Emotinonal tesistant (E)
iii. Need to be forceful (K)
g. Followership
i. Need to support autrority (F)
ii. Need for rules and supervision (W)
2. Tes Inventori Minat
Tes ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun
dalam 9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok
pekerjaan pria dan wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri
atas 12 jenis pekerjaan, yang mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur dalam
tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur minat seseorang berdasarkan
sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide stereotipe terhadap pekerjaan
yang bersangkutan.
Tes Rothwell Miller dapat diberikan kepada testee secara perorangan maupun
klasikal. Instruksi biasanya sudah terdapat dalam balangko sehingga bagi testee yang
sudah dewasa dapat diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk orang
dewasa dengan intelegensi rendah (Dull-normal). Bagi testee dull-normal, dianggap
kemampuannya untuk memahami, indtruksi tes yang tertulis sehingga perlu
diberikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan
kadang masih harus dilengkapi dengan memeriksa pekerjaannya setiap saat untuk
mencegah kemungkinan berbuat kesalahan.
d. Sci (Scientific) Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa
dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Untuk laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli astronomi dan insinyur kimia industri.
f. Aesth (Aesthetic) Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni
dan menciptakan sesuatu.
Untuk laki-laki: seniman, artis, arsitek, dekorator, fotografer dan penata panggung
Untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, penata panggung
h. Mus (Musical) Minat memainkan alat-alat musik atau untuk mendengarkan orang
lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan musik. Untuk laki-laki:
pianis konser, komponis, pemain organ, ahli pustaka dan pramuniaga took musik.
Untuk wanita: pemain orgen, guru musik, komponis, pianis konser, pramuniaga
took musik.
j. Cler (Clerical) Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan
ketelitian.
Untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai
kantor, petugas pos, petugas ekspedisi(surat).
Untuk wanita: sekretaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor,
penyusun arsip.
Inteligensi (diambil dari bahasa Inggris intelligence) yang artinya kecerdasan, sedangkan dari
bahasa Latin intelegere, yang artinya sama dengan menghubungkan atau mengorganisasikan.
Jenis-jenis intelegensi
Intelegensi analitik : yang merujuk pada kemampuan menganalisis, menilai,
mengevaluasi, membandingakan, dan membedakan.
Intelegensi kreatif : yang terdiri dari kemampuan berkreasi, merancang, menemukan,
melalui sesuatu, dan membayangkan.
Intelegensi praktis : intelegensi ini mencangkup kemampuan untuk menggunakan,
mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan menerapkan gagasan-gagasan ke dalam
praktik.
IQ
Apa itu IQ? Intelegent quotient atau IQ adalah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan
bahasa, dan belajar.
Klasifikasi IQ
A. Soal terbuka, yaitu pada pertanyaan atau soal, belum tersedia jawabannya sehingga peserta
tes harus menjawab sesuai dengan kemampuannya. Jawabannya bisa berbeda-beda,
bergantung pada kemampuan setiap peserta tes dalam menangkap isi soal yang diberikan.
B. Soal tertutup, yaitu pada pertanyaan atau soal sudah tersedia jawabannya sehingga peserta
tes dapat memilih jawaban yang paling benar. Soal ini relatif mudah untuk dikerjakan,
tetapi karena jawaban yang tersedia hampir mirip atau bahkan mirip, dibutuhkan ketelitian
dalam menjawab soal tes dalam waktu yang sangat singkat.
Tes IQ Angka (Numerik) – Tes angka berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang
dibidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes
seri angka dan tes logika angka. Thursone mengemukakan bahwa tes kemampuan numerik
ini adalah salah satu kemampuan mental utama, mengukur kemampuan berpikir yang
berkaitan dengan bilangan dan konsep bilangan atau angka-angka. Faktor penting
pengerjaan tes iq semacam ini terletak pada ketelitian dan kecermatan.
Jawaban : 34
Pembahasan :
a. Konsensus
b. Keserasian
c. Internal
d. Individual
Jawab : Lawan kata yang paling tepat untuk kata ekstrinsik yaitu Internal
3. Tes IQ Perseptual
Tes IQ Perseptual – Soal Tes ini berbentuk gambar/simbol yang terkadang hampir
terlihat sama dan cukup membingungkan.
Contoh :
Jawab: A
Pembahasan :Jika bidang L terbalik di tumpang-tindihkan dengan bidang segitiga atau
sebaliknya, bidang segitiga ditinding dengan bidang L terbalik, maka bayangan bidang
akan tampak seperti pada gambar a.
4.Tes IQ Spasial
kemampuan spasial –test gambar, baik berirama maupun tidak. Tujuan dari test ini yaitu
untuk menggali bagaimana mudahnya Anda “melihat” dan memanipulasi potongan-
potongan dan figur-figur dalam ruang.
Contoh :
Jawab : D
Pembahasan :Bentuk persegi empat dilanjutkan dengan belah ketupat yang mana memiliki
sisi dan bentuk yang mirip, sama halnya dengan trapezium yang dilanjutkan dengan
jajaragenjang.
5. Tes IQ Analitik
Tes IQ Analitik – Tes ini untuk mengukur kemampuan analisis terhadap suatu pernyataan
yang mempunyai banyak informasi dan bagaimana memecahkan informasi tersebut serta
menarik kesimpulan yang Logis.
Contoh :Deni adalah paling tua, Joko sedikit lebih muda dari Deni tapi lebih tua dari Budi .
...
6. Tes IQ Teknikal
Tes IQ Teknikal –tes ini untuk mengetahui seberapa jauh rasa yang Anda miliki untuk
benda-benda yang mekanis dan teknis. Tes ini diberikan apakah mudah bagi Anda untuk
memahami bagaimana benda-benda tersebut bekerja dan berfungsi.
Contoh :Beban mana yang paling berat antara 1 kg kapas dengan 1 kg anak timbangan?
(a) berat kapas
(b) berat anak timbangan
(c) sama berat
(d) semua salah
Tes IQ Kecerdasan & Kecepatan – Tes ini untuk mengukur kemampuan kecerdasan otak
dalam menghitung jumlah angka dengan cepat dan benar, karena dalam tes ini dibatasi
oleh waktu pengerjaan yang cukup cepat.
Jawab : 28
Tes inteligensi yg pertama sekali dipublikasikan adalah Tes Binet-Simon yaitu pd thn
1905 di Paris (Prancis).Tes ini disusun oleh ALFRED BINET, dibantu oleh THEODORE
SIMON, disebut Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.
Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak
perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik
yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan
chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini
sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William
Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet
ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.
Contoh tes :
Keterangan :
MA : Mental age (usia mental) diperoleh dari pertanyaan yang dijawab etul oleh sejumlah
besar indiidu dengan umur yang sama.
Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang
standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75 th atau
lebih, yang penyajiannya secara individual.WAIS merupakan alat test inteligensi atau
kecerdasan yang ditemukan oleh David Wechsler. WAIS merupakan alat test inteligensi
yang dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 1981, dengan nama WAIS – R,
merupakan modifikasi dan edisi penerus dari Wechsler – Bellevue Intelligence Scale yang
dibuat pada tahun 1939.
WAIS –R merupakan skala inteligensi yang terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Skala Verbal
Kedua bentuk skala tersebut digabungkan ke dalam satu buah alat test WAIS – R yang
terdiri dari 11 buah subtes, yang terdiri dari 6 subtest verbal dan 5 subtest
performance. Berikut ini adalah ke 11 subtest yang ada pada WAIS – R
Subtest Verbal :
1. Informasi
Subtest pertama ini berisi 24 buah pertanyaan, dimana masing – masing pertanyaan
mencakup informasi – informasi pegnetahuan umum, seperti nama pahlawan, ibukota
Negara, dan pertanyaan – pertanyaan lain yang sifatnya umum dan juga universal.
Subtest ini nantinya akan mengukur seberapa jauh pengetahuan umum yang dimiliki
oleh individu secara general.
2. Pengertian
Subtest kedua ini berisi 14 buah pertanyaan, dimana masing pertanyaan berisi tentang
situasi dan kondisi kehidupan sehari – hari, serta masalah – masalah umum yang biasa
dihadapi. Subtest ini menuntut kemampuan individu dalam bernalar, dan
menggunakan logika berpikir, serta kemampuan memecahkan masalah yang baik,
serta bagaimana individu mampu untuk menerapkan pengetahuan umum yang
dimilikinya dalam kehidupan sehari – hari.
3. Hitungan
Sesuai dengan namanya, subtest ini merupakan subtest yagn berhubungan dengan
kemampuan untuk melakukan operasi matematika dan berhitung. Terdapat 14 buah
pertanyaan atau soal hitungan yang harus dijawab secara lisan oleh individu, tanpa
menggunakan alat bantu hitung apapun. Individu dituntut untuk mampu
berkonsentrasi terhadap soal, dan mampu mengolah pertanyaan sehingga
mendapatkan jawaban yang tepat.
4. Persamaan
Pada subtest ini, individu diminta untuk memberikan persamaan yang ada diantara
dua buah benda. Misalnya persamaan antara Jeruk dan juga Pisang. Terdapat 13
pasang kata, yang harus dicari persamaannya. Kemampuan bernalar dan juga
pengetahuan umum juga dibutuhkan oleh individu dalam subtest ini.
5. Rentangan Angka
Terdapat dua bagian dari subtest rentang angka ini, yaitu rentang ke depan, dan juga
rentang ke belakang. Nantinya, individu akan diminta untuk mengulangi serangkaian
angka yang disebutkan oleh tester dengan tepat. Kemampuan dalam berkonsentrasi
penuh mutlak dimiliki dalam menjalankan subtest ini.
6. Perbendaharaan Kata
Subtest ini memiliki 40 buah kata, dimana individu harus memberikan pengertian dari
masing – masing kata yang diberikan oleh tester. Pertanyaan dimulai dari kalimat
“Apa yang dimaksud dengan………” Jawaban dari individu tergantung dari
pemahaman diri mereka sendiri, sehingga jawaban yang muncul bisa bervariasi antar
individu. Kemampuan dalam memahami fungsi suatu benda, serta pegnetahuan juga
dibutuhkan dalam subtest ini.
1. Simbol Angka
Pada subtest ini, individu akan dihadapkan pada 10 buah pola, dan juga angka 1
sampai 10. Masing – masing angka merepresentasikan pola tertentu. tugas dari
individu adalah mengisi kotak kosong di atas angka – angka yang tersedia, sesuai
dengan symbol – symbol yang direpresentasikan. Merupakan bentuk battery test,
karena individu diberikan waktu 90 detik untuk menyelesaikan semampunya.
2. Melengkapi Gambar
Subtest ini menghadirkan 21 buah gambar, dimana masing – masing gambar terdapat
satu bagian penting yang hilang, Tugas peserta atau individu adalah mencari dan
menemukan bagian penting apa yang hilang dari gambar tersebut. Pengalaman dan
juga pengetahuan umum dibutuhkan untuk menyelesaikan subtest ini dengan lancar.
3. Rancangan Balok
Pada subtest ini, tester akan menggunakan 9 buah balok, dimana masing – masing
balok memiliki pola berwarna merah, putih, setengah merah, dan setengah putih.
Tugas dari individu atau peserta adalah menyusun balok – balok tersebut, dengan pola
atau warna yang sesuai dengan contoh yang diberikan. Terdapat 10 buah kartu yang
berisi pola – pola yang harus diikuti oleh individu atau peserta.
4. Mengatur Gambar
Subtest ini merupakan salah satu subtest dimana peserta dapat berekspresi dan
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah dan juga kemampuan analisis mereka.
terdapat 8 buah soal, dimana masing – masing soal terdiri dari gambar – gambar yang
tersusun secara acak. Tugas dari peserta adalah menyusun gambar – gambar tersebut
hingga menjadi satu kejadian yang tersusun secara sistematis atau berurutan.
5. Merakit Objek
Merupakan subtest terakhir, yagn berbentuk potongan – potongan puzzle atau bentuk.
Tugas peserta adalah menggabungkan potongan – potongan tersebut, sehingga
menjadi satu bentuk objek yang real dan nyata. Terdapat 4 soal / 4 objek yang harus
disusun oleh peserta pada subtest ini.
Skoring dilakukan dari subtest pertama hingga 11, dengan melihat kunci jawaban dan
kriteria skor yang tersedia di dalam buku manual WAIS – R. Setelah skoring selesai, maka
tester akan menjumlahkan skor masing – masing subtest, dan menuliskannya di dalam
lembar penilaian (short form). Setelah mendapatkan skor total, yang dinamakan sebagai
Raw Score, maka kemudian tester akan merubah atau mengkonversi Raw Score tersebut
ke dalam Scale Score atau angka skala, kemudian tester menjumlahkan masing – masing
scaled score pada subtest verbal dan juga performance, sehingga nantinya, tester akan
memperoleh nilai verbal score, dan juga performance score. Setelah itu, tester
menjumlahkan verbal dan performance score, untuk mendapatkan total score.Langkah
selanjutnya adalah mengkonversi verbal score, performance score, dan juga total score ke
dalam IQ.
Contoh :
Alat ukur ini diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Weschler dan telah mengalami
beberapa revisi. Untuk yang diadaptasi di Indonesia merupakan adaptasi sekala asli yang
telah direvisi (penulis menduga ini merupakan bentuk revisi ke III yang dilakukan pada
tahun 1980an). Seperti namanya yang terdapat kata children, alat tes ini diperuntukkan
bagi anak berusia 5-15 tahun (Untuk usia diatasnya ada alat tes WAIS). Skala WISC
terbagi atas 2 kelompok tes yang disebut kelompok Verbal dan Kelompok Performance.
Masing-masing kelompok terdapat 6 tes yang dikelompokkan sebagai berikut:
Kelompok Verbal:
1. Informasi
2. Pemahaman
3. Berhitung
4. Persamaan
5. Perbedaharaan Kata
6. Rentangan Angka (tambahan).
Kelompok Performance:
1. Melengkapi Gambar
2. Mengatur Gambar
3. Rancangan Balok
4. Merakit Objek
5. Simbol
6. Mazes (tambahan).
Pada skala WISC, penentuan skor tidak menggunakan perhitungan usia mental (seperti
di tes BINET). Namun skor merupakan hasil dari perhitungan norma yang telah
standarisasi sehingga kita bisa langsung mengkonfersi raw score menjadi standart score
yang tercantum dalam buku pedoman WISC.
Skala WISC terbagi dalam tes verbal dan tes performance, untuk menjaga motivasi
klien anak-anak yang mungkin mudah bosan maka asesor dapat memberikan tes secara
fleksibel misalnya membuat tes verbal dan tes performance berselang seling sehingga klien
tidak bosan dengan penugasan yang sedang dijalaninya.
Skala WISC mendapatkan 3 skor utama yaitu Skor Verbal, Skor Performance dan Skor
Skala lengkap. Masing masing skor tersebut memiliki nilai interpretatif sehingga sebagai
seorang psikolog (administrator) harus memahami nilai iterpretatif dari kombinasi skor
yang diperoleh oleh klien.
Hal yang tidak kalah penting dan patut mendapatkan perhatian adalah catatan kualitatif
selama tes berlangsung misalnya sikap selama pelaksanaan tes, komunikasi, kepercayaan
diri klien yang dapat menjadi pelengkap untuk lebih memahami dinamika psikologis dri
klien yang sedang kita uji.
Tes Standard Progressive Matrices (SPM). Tes ini pertama kali diciptakan oleh John. C
Raven tahun 1938. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954 dan
pertama kali digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang Dunia II. Jenis
tes ini dikelompokkan sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam
bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes ini digunakan
untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan bagian bagian
gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir yang sistematis.
SPM tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat
atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek
yang dites, yaitu:
Tes ini terdiri dari lima (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana masing-masing
kelompok soal berisi 12 soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan soal adalah
sebanyak 60 soal (A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11, A12, B1, B2,
B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9,
C10, C11, C12, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, D9, D10, D11, D12, E1, E2, E3,
E4, E5, E6, E7, E8, E9, E10, E11, E12).
Pada masing-masing kelompok soal, setiap soal akan bergerak dari soal yang mudah
hingga soal yang sulit, dimana kondisi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kapasitas
kognitif yang lebih besar untuk memasukkan dan menganalisa informasi di dalam otak
kita. Semua kelompok soal pada tes ini disajikan dengan dicetak tinta hitam pada latar
putih (hitam putih).
Tes ini dirancang khusus untuk testee berusia 6 hingga 65 tahun, dimana tes ini dapat
disajikan secara individual ataupun klasikal. Waktu untuk mengerjakan tes ini adalah
kurang lebih 30 menit. Di bawah ini merupakan contoh tes SPM dan instruksi untuk
mengerjakan tes tersebut.
5. Tes Kemampuan Kerja
Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan alat tes inteligensi yang dikembangkan oleh
Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman pada tahun 1953 dan telah diadaptasi di
Indonesia. Intelligenz Struktur Test (IST) berdasarkan pada teori inteligensi yang
menyatakan bahwa inteligensi merupakan suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan secara bermakna (Wiratna, 1993).
Intelligenz Struktur Test (IST) memuat 9 subtes antara lain Satzerganzung (SE) yaitu
melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi kata-kata, Analogien (AN)
yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki bersama,
Rechhenaufgaben(RA) yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yaitu deret
angka,
B. Tes Wartegg
Tes Wartegg dikembangkan pada tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg merupakan
tes yang berakar dari psikoanalisis dan psikologi Gestalt (Roivainen, 2009). Psikologi
Gestalt berasumsi bahwa keseluruhan terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian
adalah keseluruhan, bahwa objek atau gambar dalam tes wartegg adalah sebuah kesatuan
yang merupakan cerminan dari pengalaman seseorang yang menggambar.
Tes Wartegg merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk
evaluasi kepribadian (personality assessment).Hasil karya wartegg kemudian lebih
dikenal dengan istilah drawing completion test, hal ini karena subyek harus melengkapi
gambar-gambar kecil yang telah tersedia dengan tujuan mengeksplorasi struktur
kepribadian/ fungsi fungsi dasar.
Tes EPPS dibuat oleh Allen L. Edwards untuk mengadakan analisis terhadap
kebutuhan kebutuhan dalam diri masing-masing individu. Dasar teoritis dari EPPS adalah
teori kebutuhan (needs) yang dikemukakan oleh Henry A. Murray. Edwards sendiri
kemudian memilih 15 kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut dan
mengembangkan pernyataan - pernyataan yang sesuai untuk menggambarkan kebutuhan-
kebutuhan tersebut (Anastasi & Urbina, 1997).
Tes ini dikategorikan ke dalam tes inventori yang berisi 225 pasang pernyataan
dimana masing-masing individu yang mengerjakan tes ini akan diminta untuk memilih
pernyataan yang paling menggambarkan diri mereka. Hasil dari tes ini akan diperoleh
profil kebutuhan-kebutuhan masing-masing individu dimana yang dirasakan lebih
penting yang akan memotivasi munculnya perilaku tertentu untuk mencapai kebutuhan
tersebut.
Beberapa contoh dari kebutuhan yang digunakan Edwards dalam menyusun EPPS
adalah need of achievement (kebutuhan untuk berbuat sebaik mungkin, untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang sukar dan menarik), need of endurance (kebutuhan
untuk tekun dalam mengerjakan tugas-tugas yang dihadapi), need of order (kebutuhan
untuk mengerjakan sesuatu dengan teratur dan rapi dan terencana) (dalam Schultz&
Schultz, 2005).
soal
lembar jawaban
D. Tes Kraepelin
Menurut Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin digolongkan dalam tes-tes yang mengukur
faktor-faktor khusus non-intelektual yaitu terhadap aspek tes konsentrasi.
Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes Kraepelin berfokus pada salah satu
aspek kemampuan “mental primer” yaitu faktornumber, dimana didalamnya terdapat
kecakapan untuk menghitungsimple arithmetic dengan cepat dan teliti. Menurut Anastasi
juga, tes Kraepelin merupakan sebuah ‘Speed Test’. Dengan ciri utama dari sebuah speed
tes adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal.
Jadi pada tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan
sepenuhnya setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan
kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee dalam kerja.
Selain kecepatan kerja, faktor-faktor lainyang diungkapkan adalah ketelitian, konsentrasi,
dan stabilitas dalam bekerja.Selain itu, terdapat pula aspek-aspek psikologis yang
berpengaruh pada tes Kraepelin, misalnya persepsi visual, koordinasi senso-motorik,
pushing power, ketahanan, learning effect (efek pembelajaran).
Tes Kraepelin memiliki tujuan khusus di samping kecepatan dalam menghitung. Tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat mengindikasikan gejala depresi
mental.
2. Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental.
3. Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau hilangan ingatan
sesaat waktu tes.
4. Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi dan terndah) dapat
mengindikasikan adanya gangguan emosional.
b. Tes Kraepelin sebagai tes bakat
Sebagai tes bakat, tes Kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance
seseorang. Oleh karenanya, tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil
tes secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.
a. Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh testee
(dari deret ke 1-50) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.
M = Rata-rata
N = Jumlah deret,
∑x = Jumlah kerja jawaban
Rumus:
a. Cara menskor adalah deret yang tertinggi yang dikerjakan dikurangi deret terendah
yang di kerjakan.
Rumusnya adalah :X = Dt – Dr
a. Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikan kemudian
digaris penghubung antara titik deret 1-50 sehingga terbentuk grafik.
Rumus = 𝐱 𝟓𝟎 –𝐱 𝟏
Pada titik x50 dan x1 terdapat garis persamaan
y = a + bx
b = N ∑ xy – (∑ x) (∑ y)
N ∑x² - (∑ x)²
a = mean y – (b. mean x)
Keterangan:
y = skor yang betul, urutkan dari yang terbesar sampai terkecil
f = frekuensi skor yang betul
fy = perkalian f dengan y
d = defiasi
d = │ y – mean │
E. Tes BAUM
BAUM test adalah tes psikologi berupa tes menggambar pohon denganketentuan
tertentu. Umumnya pohon yang digambar adalah pohon yang berkayu,memiliki akar,
batang, dahan, daun, serta terkadang bunga dan buah.
Dalam tes ini, peserta tes akan diberi alat yang dibutuhkan berupa kertasdan pensil.
Peserta tes dilarang menggunakan penghapus. Biasanya waktu yangdisediakan cukup
lama. Kemudian penguji akan memberi instruksi kepada pesertates untuk menuliskan
identitas diri di kertas lainnya.
Tahap selanjutnya, pengujiakan memberi instruksi untuk membuat gambar pohon
kepada peserta tes.Ketentuannya adalah peserta menggambar sebuah pohon apa saja sesuai
denganimajinasi pada saat itu, dengan syarat pohon yang digambar adalah:
Dewi, Eva Meizara Puspita, S.Psi., Psi.. Diktat Mata Kuliah Administrasi dan Skoring
Universitas Indonesia Timur. Makassar: tidak ada penerbit.
Kumolohadi, Retno & Suseno Miftahun Ni’mah. (2012). Intelligenz struktur test dan standard
progressive matrices: (dari konsep inteligensi yang berbeda menghasilkan tingkat
inteligensi yang sama). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 1 (2) : 80 – 81.
Prabowo, A., Nisa, A. C., Jadmiko, G. T. (2016). Profil kepribadian tes wartegg (studi
deskriptif pada seleksi karyawan). SEMINAR ASEAN 2nd Psychology & Humanity.
Nurhasan, U., Suryani, D., Amalia, E. L. (2017). Sistem cerdas tes kepribadian kraepelin.
Jurnal Teknologi Informasi. 8 (2) : 146 – 147.
Partini. (2005). Jurnal berkala ilmiah berkala psikologi. Identifikasi faktor-faktor test 16 PF
yang mendasari sifat-sifat kepribadian karyawan pemkot Surakarta. 7(1), 39-51.
Amaliyah, Mely dan Noviyanto, Fiftin. (2013). Jurnal sarjana informatika. Aplikasi tes
kepribadian untuk penempatan karyawan menggunakan metode MBTI berbasis WEB.
1(2), 607-616.
https://initu.id/kumpulan-567-soal-tes-psikometrik-tes-psikologi-mmpi/
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/psikologia/article/download/16663/7214
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-
SITI_WURYAN_INDRAWATI/TES_EPPS.pdf
http://psikologi.fisip-unmul.ac.id/main/wp-content/uploads/2016/06/pdf-modul-inventory-
FIX.pdf
http://digilib.umg.ac.id/files/disk1/22/jipptumg--febrianrai-2108-2-13.bab-i.pdf
https://www.researchgate.net/publication/300087160_SISTEM_PAKAR_TES_KEPRIBADI
AN_PAPI_KOSTICK_UNTUK_SELEKSI_DAN_PENEMPATAN_TENAGA_KERJA
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/622/jbptunikompp-gdl-dewijayant-31057-9-unikom_d-
i.pdf
MAKALAH
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2022/2023
1
2
I. PENJELASAN
A. Tes BAUM
Tes BAUM atau yang kebuh dikenal “Tree Test” adalah tes psikologi yang
berupa tes menggambar pohon. Tes ini pertama kali dikenalkan oleh Emil
Jucker, berikutnya dikembangkan oleh Charles Koch. Jucker menyatakan
bahwa pohon mempunyai karakteristik yang hampir sama seperti manusia.
Pohon memiliki arti dan makna yang penting bagi manusia.
Psikoanalisa
Menekankan pada masalah-masalah ketidaksadaraan diri. Pohon
termasuk dalam tes proyektif karena dapat memancing hal-hal yang
tidak disadari oleh orang tersebut. Dalam pohon, terdapat bagian-bagian
yang dapat memproyeksikan inner state individu. Bagian-bagian pohon
juga dapat menjadi symbol dari struktur kepribadian yang
dikembangkan aliran psikoanalisis.
Fenomenologis
Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang ditampilkan. Gejala
tersebut memiliki makna bagi orang tersebut. Gejala yang terlihat dalam
gambar pohon merupakan interprestasi pengalaman individu yang
dituangkan dalam bentuk gambar.
Perkembangan
Usia individu memberikan pengaruh pada sifat dan bentuk gambar.
Beberapa percobaan pada anak-anak menunjukkan bahwa, di usia-usia
tertentu, anak-anak menggambar dengan pola yang sama.
Tes gambar orang adalah salah satu teknik yang mengukur fungsi
kognitif dan kepribadian individu. Meskipun tes ini popular dikalangan
psikolog dan praktisi pendidikan pada awalnya, tes ini masih digunakan
sebagai alat bantu untuk mengetahui gambaran kepribadian seseorang
yang dikaitkan dengan jabatan/pekerjaan.
2. Tujuan
3
3. Karakteristik
Pada tes ini biasanya testee diminta untuk menggambarkan pohon, dan
biasanya penguji menyebutkan pohon-pohon yang tidak boleh digambar
seperti palem-paleman, rumput-rumputan, pohon merambat, dan
sebagainya.
4. Kriteria
4
Pohon yang digambar dengan sedikit daun menunjukkan testee punya
sedikit minat atau kesukaan dalam bidang tertentu tetapi sangat antusias
untuk mengerjakannya.
Pohon dengan sarang burung dan telur burung
Pohon yang digambar dengan sarang burung dan telur burung
menunjukkan bahwa testee terlalu berani dalam pergaulan dan memiliki
daya humor yang tinggi walau terkadang sinis
Gambar hewan di sekitar pohon (kecuali ulat)
Gambar hewan di sekitar pohon menunjukkan bahwa testee sedang
memikirkan kepentingan orang lain di luar kepentingannya sendiri.
Pemandangan alam
Testee menjadikan alam sebagai tema utama dalam menunjukkan
bahwa ia merasa terancam dari dunia luar.
Pohon yang digambar di atas pangkal batang
Menunjukkan bahwa testee menyadari kenyataan dan pada saat yang
sama terpisah dari kenyataan.
Dasar pohon terbentuk dari pangkal dan akar
Testee kemungkinan dapat menggambar dasar pohon yang berbentuk
dari pangkal dan akar. Hal ini menunjukkan bahwa testee tidak
mempunyai self consciouness dan tiak mampu untuk melihat secara
objektif
Pohon dengan garis miring
Testee terkadang juga menggambar pohon dengan garis miring. Gambar
tersebut menunjukkan bahwa testee mempunyai sifat yang hati-
hati,tidak mudah percaya pada seseorang, tidak mampu menyesuaikan
diri, ragu-ragu, kemauan lemah, dan perasaan tidak aman.
Gambar pohon berbentuk segitiga
Menunjukkan bahwa testee empunyai orientasi pada hal yang detail,
gigih, dan bekerjakeras untuk meraih cita-cita.
Bagian atas pohon yang membulat
Testee menggambar bagian atas pohon yang bulat menandakan bahwa
ia suka melihat situasi secara keseluruhan, detail, menghargai orang lain
Pohon di atas bukit
Testee yang menggambar pohon di atas bukit menunjukkan bahwa ia
mempunyai kepribadian autisme, merasa terkucilkan, suka menyendiri
dalam pergaulan, adanya perasaan insecure, dan terasingi.
House Tree Person Test (tes HTP) merupakan salah satu tes grafts (drawing test)
yang dapat mengungkap kepribadian individu dan Jatar belakang keluarga
melalui teknik projektlf.
2. Teori Perkembangan House Tree Person
5
Tes ini merupakan variasi dari tes DAP. Buck berasumsi bahwa selain
manusia, pohon dan rumah juga memiliki qrti simbolis. Pada tes ini,
subjek diminta untuk membuat gambar bebas tanpa ukuran berupa
rumah, pohon, dan orang. Kinetic Drawing System for Family and
School dikembangkan oleh HM. Knoff dan HT. Prout dari Western
Psychology Service. Tes ini ditujukan untuk anak-anak dan remaja.
Pada tes ini, subjek diminta menggambar keluarganya yang sedang
mengerjakan sesuatu. Setelah gambar selesai, subjek diminta untuk
mengidentifikasikan setiap anggota keluarga dalam gambar itu dan
mengapa mereka melakukannya dan menjelaskan hubungan antar
anggota keluarga itu. Prosedur ini dapat di terapkan juga pada konteks
sekolah.
3. Tujuan
Prosedur tes ini pertama kali bertujuan untuk menilai penyesuaian
kepribadian, tetapi kemudian tes HTP umumnya memiliki tujuan untuk
keseluruhan pribadi pada individu.
4. Karakteristik
Karakteristik pada tes Psikologi ini, adalah HTP digunakan oleh para
ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan yang
mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi
individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui bagaimana
interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik.
Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang
kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes
grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya
mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap
objek. Yang paling penting di interpretasi adalah orientasi individu
(terhadap ruang dan daya abstraksi)
C. Sejarah Perkembangan
1. Tes BAUM
Lalu pada tahun 1952 tes ini dikembangkan oleh Charles Koch, seorang
psikolog Jerman, sehingga sekarang dikenal sebagai Baum Test. Tes ini
6
digunakan di berbagai dunia untuk melakukan analisa terhadap
kepribadian maupun latar belakang emosional seseorang.
1952 Charles Koch menuliskan ide mereka dalam buku ’The Tree
Test
2. Tes HTP
House Tree Person Test (tes HTP) merupakan salah satu tes grafts
(drawing test} yang dapat mengungkap kepribadian individu dan Jatar
belakang keluarga melalui teknik projektlf. Asesmen psikologi perilaku
kriminal remaja bertujuan melakukan identifikasi faktor penyebab
munculnya tindakan kriminal dari aspek psikologisnya. Faktor-faktor yang
melatarbelakangl perllaku kriminal dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu core factors (sikap, kepribadian anti sosial, ada tidaknya sejarah dan
dukungan yang bersifat antisososial) dan background factors (keluarga,
relasi dengan ternan sebaya) (Ma, 2012).
7
tekanan garis tipis dan munculnya shading.Jnterpretasi cir-ciri tersebut
mengindikasikan adanya konsep diri yang buruk, keterbatasan fungsi
intelektual dalam regulasi dan kontrol diri, serta kecemasan.
D. Perbedaan
Tes grafis yang umum dikenal sebenarnya terdiri dari empat alat tes yang berdiri
terpisah mereka adalah BAUM (menggambar pohon), Draw Analisys Person (DAP)
dan House Tree Person (HTP), perbedaannya bisa dilihat pada tabel berikut :
8
1) Kertas HVS berat 70 gr, ukuran folio atau A4
2) Pensil HB, tidak menggunakan penghapus
3) Adanya landasan yang cukup baik untuk menulis seperti meja.
2. Posisi kertas : vertical
3. Klasikal: instruksi posisi kertas diperlihatkan
4. Testee diminta menuliskan identitasnya di sudut kanan atas kertas :
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
4) Usia
5) Tanggal tes
5. Testee diminta untuk membalik kertas dan mendengarkan instruksi
selanjutnya dari tester
6. Instruksi : “Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, kecuali pohon
jenis :
1) Perdu
2) Pinus / cemara
3) Palma / kelapa
4) Bambu
5) Beringin
6) Randu
7) Pisang
8) Rumput-rumputan
7. Setelah testee selesai membuat gambar pohon, diminta untuk untuk
menuliskan ‘nama pohon’ yang digambar (dibalik gambar)
8. Waktu : 10 - 15 menit (klasikal), tidak dibatasi (individual)
Persiapan tes
Testee harus meperhatikan kesiapan fisik & psikis testee dan tester. Selain itu
perlu diperhatikan pula kondisi lingkungan seperti pencahayaan dan
sirkulasi udara. Kemudian hindari stimulus yang mengganggu hasil tes,
seperti : gambar, lukisan, tv, dan radio.
Materi tes
Perlengkapan yang diperlukan yakni HVS folio 80 gr, pensil HB, stopwatch,
lalu pastikan alas permukaan yang dipakai tester halus dan rata.
Intruksi awal
“nanti saudara akan saya beri tugas yang berkaitan dengan menggambar.
Tetapi saudara tidak perlu merasa khawatir. Gambar yang saudara buat
tidak akan dinilai baik-buruknya. Yang penting saudara mengikuti
instruksi yang saya berikan!”
9
1) Kertas HVS berat 70 gr, ukuran folio
2) Pensil HB, tidak menggunakan penghapus
3) Adanya landasan yang cukup baik untuk menulis seperti meja.
2. Posisi kertas : horizontal
3. Klasikal: instruksi posisi kertas diperlihatkan
4. Subyek diminta menuliskan identitasnya di sudut kanan atas kertas :
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Tingkat Pendidikan
4) Usia
5) Tanggal tes
5. Testee diminta untuk membalik kertas dan mendengarkan instruksi
selanjutnya dari tester
6. Instruksi : “ Buatlah sebuah gambar yang didalamnya ada rumah, pohon,
dan orang” Atau, “Gambarlah rumah, pohon dan orang”.
7. Setelah testee selesai menggambar, diminta untuk untuk menuliskan
‘cerita’ dari gambar yang dibuat secara singkat (yaitu pada halaman
dibalik gambar).
8. Waktu : 10 - 15 menit (klasikal), tidak dibatasi (individual)
10
DAFTAR PUSTAKA
11
PAPER TES PROYEKTIF
TES DAP
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
1. PENGERTIAN
Tes Draw a Person (DAP) dikembangkan dari tahun 1948 yang ditulis oleh Karen
Machover. Menurut Bond, Southers and Sproul (2015), tes DAP dikembangkan dengan tujuan
untuk melengkapi tes kecerdasan Stanford Binet, dengan tes non-verbal. Namun belakangan
diketahui bahwa detail yang terdapat pada gambar orang lebih bermanfaat, oleh karena itu alat
penilaian pertama melalui menggambar dibuat oleh Florence Goodenough pada tahun 1926 dan
diperkenalkan sebagai tes Draw a Man (Jolly, 2010). Meskipun ada beberapa rangkaian petunjuk
arah yang tersedia, petunjuk tipikal dijelaskan sebagai berikut: Pasien diberikan selembar kertas
bergaris 8 1/2 kali 11 dan pensil No.2 dan hanya diminta untuk "menggambar seseorang."
Pemeriksa harus menjawab semua pertanyaan secara tidak langsung: "Lakukan dengan cara apa
pun yang Anda suka." Pasien yang mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemampuan
artistiknya harus diberi tahu: “Ini bukan tes kemampuan artistik; itu tidak penting." Jika pasien
bertanya apakah mereka harus menggambar seluruh gambar atau hanya kepala, atau apakah
gambar tongkat dapat diterima, mereka harus diinstruksikan untuk melakukan apa yang mereka
inginkan.
Namun, jika mereka hanya menggambar kepala atau jika mereka menggambar gambar
tongkat, maka mereka harus diberikan selembar kertas lagi dan diminta untuk menggambar
seluruh orang atau orang yang bukan gambar tongkat. Pasien kemudian diberikan selembar
kertas lagi, diminta untuk menggambar lawan jenis (gender) dan kemudian diminta untuk
mengarang cerita tentang kedua gambar tersebut. Jika pasien tidak dapat melakukannya, dapat
diterima untuk mengajukan serangkaian pertanyaan tentang orang yang ditarik (lihat Handler,
1996)
DAP digambarkan sebagai tes proyektif; orang dikatakan memproyeksikan dinamika
kepribadian yang mendasari dan ciri-ciri kepribadian ke dalam gambar mereka. Biasanya
diyakini bahwa produksi DAP pasien adalah cerminan dalam beberapa hal dari dirinya sendiri,
tetapi ada juga kemungkinan bahwa gambar tersebut mewakili beberapa orang penting lainnya
dalam kehidupan pasien.
Penggunaan formal menggambar untuk penilaian psikologis dimulai oleh Florence Goodenough,
seorang psikolog anak, pada tahun 1926. “Goodenough pertama kali tertarik menggambar ketika
dia ingin menemukan cara untuk melengkapi tes kecerdasan Stanford-Binet dengan ukuran
nonverbal”. Dia percaya bahwa anak-anak menggambar apa yang mereka tidak tahu apa yang
mereka lihat dan bahwa sifat dan isi gambar anak-anak terkait dengan perkembangan mental
mereka daripada hal-hal lain. Banyak perubahan dapat dilihat pada gambar anak-anak dari
berbagai usia dan perubahan ini berhubungan langsung dengan kecerdasan umum anak. Studinya
yang luas tentang gambar anak-anak mengarah pada tes kecerdasan menggambar pertama yang
diberi nama tes Goodenough Draw a Man.
Selama bertahun-tahun, tes Goodenough Draw a Man telah direvisi berkali-kali dengan
langkah-langkah tambahan untuk menilai kecerdasan, tetapi asal tes tetap tidak berubah. Pada
tahun 1949, beberapa orang mencoba memperkenalkannya sebagai tes kepribadian dengan
melakukan perubahan pada tes tersebut. Harris kemudian merevisi tes tersebut sebagai
GHDAMT. Tes ini adalah salah satu tes yang paling mudah, paling praktis dan universal,
prosedurnya sederhana dan membutuhkan sedikit waktu dan dapat dilakukan di lokasi yang
berbeda dan hemat biaya. Tes hanya membutuhkan kerja sama anak dan orang tua tidak
berperan. Tujuan dari tes ini adalah untuk menilai perkembangan anak dalam skala kognisi.
Tahun 1949, Machover mengembang tes yang bermana Draw A Person (DAP) untuk
mengukur kepribadian. Ia mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan dari observasi klinis
dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tigkat self esteem, penempatan
gambar dalam kertas mereleksikan suasana hati dan orientasi seseorang.
Tahun 1951, Hulse mengembangkan tes yang bernama Draw A family (DAF). Tahun
1963, Haris membuat revisi tes DAM denagan menambahkan dua form baru (selain
menggambar seorang laki-laki, anak juga diminta menggambar seorang wanita dan dirinya
sendiri), sistem skoring yang lebih detail dan standardisasi yang lebih luas.
Tes grafis terdiri dari 3 buah tugas yaitu : gambar orang (DAP), gambar pohon (Tree
test), gambar rumah, pohon dan orang (HTP). Prinsip dari tes ini adalah menggambarkan sesuatu
obyek yang sangat dekat dengan dirinya, namun dibatasi dengan kaidah yang tidak terlalu
mengikat.
Tes Rorschach dikembangkan oleh Hermann Rorschach. Ro menggunakan bercak tinta untuk
alat bantu diagnosis kepribadian secara menyeluruh, diterbitkan pada tahun 1921. Materi terdiri
atas 10 kartu, 5 buah diantaranya berwarna dan lainnya hitam putih. Langkah yang dilakukan
untuk interpretasi adalah melalui skoring. Skoring didasarkan pada pengelompokan jawaban
subyek dan dipilah menjadi 3 kategori utama yaitu : lokasi (bagian bercak mana yang digunakan
untuk membuat jawaban), determinan (bagaimana seseorang melihat bercak) dan content (apa isi
jawabannya).
Cara lain yang lebih halus, di mana isi tes tertentu bisa cukup mempengaruhi kinerja
adalah melalui respon emosional dan attitudinal (sikap) para peserta tes. Cerita atau gambar yang
memotret suasana keluarga kelas menengah pada umumnya, misalnya bisa membuat terasing
seorang anak yang dibesarkan dalam rumah di tengah kota berpenghasilan rendah.
Pasien diberikan selembar kertas 8 1/2 “kali 11” tidak bergaris dan pensil No.2 dan hanya
diminta untuk "menggambar seseorang." Pemeriksa harus menjawab semua pertanyaan secara
tidak langsung: "Lakukan dengan cara apa pun yang Anda suka." Pasien yang mengungkapkan
kekhawatirannya tentang kemampuan artistiknya harus diberi tahu: “Ini bukan tes kemampuan
artistik; itu tidak penting."
Jika pasien bertanya apakah mereka harus menggambar seluruh gambar atau hanya
kepala, atau apakah gambar tongkat dapat diterima, mereka harus diinstruksikan untuk
melakukan apa yang mereka inginkan.
Namun, jika mereka hanya menggambar kepala atau jika mereka menggambar gambar
tongkat, maka mereka harus diberikan selembar kertas lagi dan diminta untuk menggambar
seluruh orang atau orang yang bukan gambar tongkat. Pasien kemudian diberikan selembar
kertas lagi, diminta untuk menggambar lawan jenis (gender) dan kemudian diminta untuk
mengarang cerita tentang kedua gambar tersebut. Jika pasien tidak dapat melakukannya, dapat
diterima untuk mengajukan serangkaian pertanyaan tentang orang yang ditarik (see Handler,
1996).
4. KESIMPULAN
Tujuan dari penelitian ini adalah evaluasi dari validitas bersamaan dari dua tes: ASQ2
kuesioner dan GHDAMT. Untuk bandingkan kedua tes ini, karena GHDAMT menilai kognisi
anak, subskala pemecahan masalah dalam kuesioner ASQ2 dipilih. Hasil penelitian saat ini
menunjukkan bahwa GHDAMT bukan pengganti yang tepat untuk ASQ2 di penilaian kognisi
anak-anak dan mengungkapkan tidak ada korelasi yang signifikan secara statistik antara subskala
pemecahan masalah, usia mental, dan IQ dalam anak-anak tanpa cacat mental. Namun, ini
korelasi signifikan pada anak-anak dengan gangguan mental disabilitas. Ada banyak tes untuk
menilai perkembangan anak yang telah divalidasi dan digunakan secara universal.
DAFTAR PUSTAKA
Dawning, L.N., Guidance and Counseling Service, New York: McGraw Hill Book Company,
1968
Ohlsen, M.M., Group Counseling, Holt Rinehart and Winston, Inc., 1970
Rogers, C.R., The Counseling and Psychoteraphy, Boston: Houghton Mifflin, 1942
Depok
2022
SEJARAH
Pada Juli 1905, Ebbinghaus (26) menyelidiki efek kelelahan dari lima jam pembelajaran
di sekolah. Dalam penyelidikan tersebut, Ebbinghaus mengembangkaSejarah perkembangan
Thematic Apperception Test dan Children Apperception Test
Pada tahun 1879 percobaan asosiasi bebas pertama dilakukan oleh Francis Galton (33)
dimana subjek eksperimennya ialah dirinya sendiri. Pada pergantian abad, psikologi
eksperimental mencapai proses mental "tertinggi". Permasalahannya adalah psikologi
eksperimental. Ini adalah pencapaian tertinggi psikologi eksperimental pada saat itu. Psikologi
berubah menjadi masalah yang lebih kompleks. Munculnya Skala Binet untuk megukur
kecerdasan umum merupakan sebagian hasil dari anggota komisi yang ditunjuk oleh Menteri
Intruksi Publik Prancis tahun 1904. Tugas awalnya yaitu untuk membuat rekomendasi
pengajaran anak – anak yang berpikiran lemah di sekolah – sekolah umum di Paris.
Tes kecerdasan yang sederhana dan mudah diterapkan untuk menguji kemampuan
intelektual secara fundamental baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tahun 1935, untuk pertama kali Henry Murray dan Morgan mengembangkan Thematic
Apperception Tes dengan 30 kartu bergambar dan 1 kartu kososng. Tahun 1938, H. A. Murray
mengadakan penelitian-penelitian kembali terhadap TATTes ini digunakan untuk
mengeksplorasi dinamika yang mendasari kepribadian, seperti konflik internal, dominance drive,
minat, dan motif.
PERKEMBANGAN TEORI
TAT untuk tujuan tertentu dikembangkan oleh para ahli. Sejauh ini, tidak ada perbedaan
yang signifikan antara versi pengembangan dan versi aslinya. Adaptasi TAT selanjutnya
disesuaikan dengan konteks penelitian, seperti versi TAT untuk survei sikap pekerja, minoritas,
otoritas, dll. Penyesuaian lain yang dikembangkan digunakan untuk konseling karir, penilaian
eksekutif, dll. Berbagai bentuk telah disiapkan untuk kelompok khusus seperti anak pra-sekolah,
siswa sekolah dasar, anak cacat, remaja, dan etnis minoritas. Banyak penyesuaian pada tes TAT
berfokus pada tindakan intensif dari satu kebutuhan atau dorongan, seperti dorongan seksual atau
agresi, yang paling menarik adalah penggunaan TAT dalam penelitian tentang kebutuhan
berprestasi atau need for achievement oleh McClelland, Atkinson dan rekan. Empat gambar, dua
di antaranya diambil dari TAT, merekam tanggapan terkait tingkat kebutuhan pencapaian
individu.
TUJUAN
Tes TAT sering diberikan kepada individu sebagai bagian dari panel tes atau panel yang
dirancang untuk menilai kepribadian. Hal ini diyakini efektif dalam memperoleh informasi
tentang pandangan dunia seseorang dan sikapnya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Saat
peserta TAT melewati berbagai kartu dan bercerita tentang foto, mereka mengungkapkan
harapan mereka untuk hubungan dengan teman sebaya, orang tua atau figur otoritas lainnya,
bawahan, dan mungkin pasangan romantis. Selain menilai isi cerita yang dituturkan subjek,
penguji juga menilai sikap subjek, nada suara, sikap, keragu-raguan, dan tanda-tanda respons
emosional lainnya terhadap gambar cerita tertentu.
Misalnya, seseorang yang cemas tentang gambar tertentu mungkin mengomentari gaya
artistik gambar, atau mengatakan dia tidak menyukai gambar itu, sebagai cara untuk menghindari
membicarakannya. TAT umumnya digunakan untuk menilai kandidat individu di bidang yang
membutuhkan keahlian tingkat tinggi dalam berurusan dengan orang lain dan/atau kemampuan
untuk mengatasi tekanan psikologis tingkat tinggi, seperti penegakan hukum, posisi
kepemimpinan militer, layanan keagamaan, pendidikan. , layanan diplomatik, dll. Meskipun
TAT tidak boleh digunakan dalam diagnosis banding gangguan mental, TAT sering digunakan
pada individu yang telah didiagnosis untuk mencocokkannya dengan jenis psikoterapi yang
paling sesuai dengan kepribadian mereka. TAT kadang-kadang digunakan untuk tujuan forensik
untuk menilai motivasi dan sikap umum orang yang dituduh melakukan kejahatan kekerasan.
PROSEDUR TAT
Subjek, tergantung pada preferensinya, dapat duduk di kursi atau berbaring di sofa, baik
menghadap eksperimen atau dengan punggungnya ke dia. Murray (65) dan Rotter (79)
menyarankan bahwa punggungnya menjadi eksperimen; Rapaport (71) lebih menyukai orangnya
untuk duduk menghadapnya. Rotter mengakui bahwa beberapa mata pelajaran tidak suka
memiliki pemeriksa di belakang mereka. Dalam pengalaman dari penulis ini, ada mata pelajaran
yang lebih disukai sofa, yang lain menjadi cemas dan menolak untuk berbaring, dan beberapa
dengan enggan berbaring tapi tetap satu kaki lantai untuk meyakinkan diri mereka sendiri.
Beberapa individu diperlukan duduk menghadap pemeriksa menghindari matanya dan melihat ke
luar angkasa, sedangkan subjek yang lebih suka posisi tatap muka akan memutar kepala mereka
untuk mencapai ini jika mereka diminta untuk duduk membelakangi pemeriksa.
KARAKTERISTIK TAT
Salah satu teknik yang paling banyak digunakan validasi terdiri dari mengelola teknik
yang tidak divalidasi kepada kelompok yang ciri-cirinya adalah sudah terkenal. Teknik Ini dapat
dilakukan dengan salah satu dari dua cara. Pertama, itu mungkin dilakukan "buta" dalam upaya
di postdiksi. Eksperimen ini dapat menganalisis hasil TAT tanpa pengetahuan tentang
karakteristik mata pelajaran, kemudian membandingkan hasilnya dengan temuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Cara yang pertama lebih meyakinkan, meskipun menderita kerugian
kesalahan dalam interpretasi TAT. Sebenarnya mungkin ada bukti kesamaan yang diabaikan oleh
penafsir dalam analisis "buta", tetapi yang mungkin telah ditemukan seandainya dia mengetahui
karakteristik kelompok yang diuji dan peka terhadap karakteristik ini saat dia menafsirkan TAT.
Mungkin prosedur validasi terbaik akan menjadi pemanfaatan kedua metode analisis "buta"
pertama dan kemudian pemeriksaan ulang protokol dalam terang pengetahuan lebih lanjut
tentang karakteristik kelompok yang diuji.
PROSEDUR CAT
Secara umum, CAT digunakan oleh anak usia 3-10 tahun. Sifat tes ini adalah individual.
CAT, membutuhkan waktu 20-45 menit untuk adminitrasi, dilakukan oleh orang yang terlatih –
psikiater, psikolog, social worker, guru atau dokter anak yang terlatih secara khusus- dalam
sebuah klinik, penelitian, atau setting pendidikan. Tes ini memungkinkan digunakan secara
langsung dalam terapi atau sebagai sebuah play technique dalam setting yang lain.
KARAKTERISTIK CAT
Masa kecil dan remaja mewakili itu periode plastisitas maksimal individu organisme
tidak pernah lagi begitu mudah dibentuk. Oleh karena itu kita harus mengharapkan administrasi
berturut-turut TAT selama periode ini untuk menghasilkan produktivitas terendah. Ini
sebenarnya kasus. Sanford (84) bertanggung jawab atas rata-rata +-4^ f &c kebutuhan yang oleh
anak-anak dan remaja yang telah diberikan TAT interval selama setahun periode tiga tahun.
KONSEP TAT
Konsep TAT didasarkan teori represi Freud didasarkan pada datum resistensi empiris
pemblokiran sementara dari asosiasi bebas. Dari fenomena ini ia menyimpulkan bahwa ada
kekuatan yang bertanggung jawab atas penghambatan proses asosiasi ini. Dia menemukan bukti
lebih lanjut dalam fenomena seperti slips of the tongue slip lidah (salah pengucapan) bahwa
keinginan untuk memiliki kekuatan represi. Dia kembali berasumsi bahwa dalam neurosis,
keinginan yang ditekan memberikan tekanan pada pintu kesadaran yang cukup untuk
membutuhkan kewaspadaan terus-menerus agar terobosan tidak dilakukan. Mekanisme ini
bekerja secara universal dan jika memang demikian, apakah yang tertindas selalu "kembali" atau
mengancam untuk kembali, adalah pertanyaan-pertanyaan yang belum mendapat jawaban
dengan pasti.
Selanjutnya konsep TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa
perilaku manusia didasarkan pada fakta yang diketahui bahwa seseorang dihadapkan pada situasi
sosial yang ambigu dan diharuskan untuk menafsirkannya, kemungkinan besar akan
mengungkapkan kepribadiannya sendiri. Dalam proses menafsirkan tujuan situasi individu
cenderung kurang defensif, kurang menyadari pengawasan pemeriksa dan akibatnya
mengungkapkan banyak kehidupan batinnya sendiri, sedangkan lingkungan dipandang sebagai
press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu
interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan
kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari dan ini merupakan
kunci dari suatu perilaku unik atau khas seseorang. Hasil Tes Apersepsi Tematik pendahuluan
diintegrasikan dengan teori umum kepribadian yang dikembangkan oleh Murray dan para
pekerja di Harvard Psychological Clinic. Sejak 1938 ruang lingkup penyelidikan telah
berkembang, laju penelitian dipercepat. TAT digunakan dalam studi berbagai sindrom
psikopatologis: histeria, histeria kecemasan, dan neurosis obsesif-kompulsif, psikosis
skizofrenia, cedera kepala , psikopat kenakalan , gagap dan gangguan mental. TAT telah
terbukti menjadi instrumen yang berguna dalam eksplorasi berbagai bidang seperti
perkembangan anak, sikap, sentimen sosial, penilaian personel militer, pemeriksaan yang
terbaru, budaya dan kepribadian.
DESKRIPSI TEST
Tes terdiri dari 29 gambar dan satu kartu kosong. Kartu i, 2, 4, 5, 10, u, 14, 15, 16, 19,
dan 20, digunakan untuk kedua jenis kelamin dan semua usia. Untuk kartu 3> 6, 7> 8, 9, 17, dan
18, ada bentuk alternatif bertanda "BM" untuk anak laki-laki dan laki-laki yang lebih tua, dan
"GF" untuk anak perempuan dan perempuan yang lebih tua. Kartu 12 memiliki tiga bentuk
bertanda "M" untuk pria di atas 14 tahun, "F" untuk wanita di atas 14 tahun dan "BG" untuk anak
laki-laki dan perempuan di bawah 14 tahun. Kartu 13 juga memiliki tiga bentuk bertanda "MF"
untuk pria dan wanita di atas 14 tahun, " B" untuk anak laki-laki dan "G" untuk anak perempuan.
Jadi ada empat set dua puluh kartu yang cocok untuk pria atau wanita, anak laki-laki atau
perempuan. Seri gambar saat ini adalah revisi ketiga dari set pertama yang didistribusikan oleh
Harvard Psychological Clinic pada tahun 1936. Setiap set dibagi menjadi dua seri sepuluh
gambar. Gambar set kedua sengaja dipilih karena kualitasnya yang tidak biasa dan aneh.
ADMINISTRASI TAT
Subjek, tergantung pada preferensinya, dapat duduk di kursi atau berbaring di sofa,
menghadap eksperimen atau dengan punggung menghadapnya. Murray (65) dan Rotter (79)
menyarankan agar dia membelakangi eksperimen; Rapaport (71) lebih suka orang itu duduk
menghadapnya. Rotter mengakui bahwa beberapa mata pelajaran tidak menyukai penguji di
belakang mereka. Berdasarkan pengalaman penulis, ada subjek yang lebih memilih sofa, ada
subjek yang menjadi cemas dan menolak untuk berbaring, dan ada subjek yang dengan enggan
berbaring tetapi tetap menginjakkan satu kaki di lantai untuk menenangkan diri. Beberapa
individu yang diharuskan duduk menghadap pemeriksa menghindari pandangannya dan melihat
ke luar angkasa, sedangkan subjek yang lebih menyukai posisi tatap muka akan memutar kepala
untuk mencapai hal ini jika mereka diminta untuk duduk membelakangi pemeriksa.
INSTRUKSI TAT
Instruksi, dalam salah satu bentuk berikut, dibacakan perlahan ke subjek. Bentuk A
(cocok untuk remaja dan orang dewasa dengan kecerdasan dan kecanggihan rata-rata): Ini adalah
tes imajinasi, salah satu bentuk kecerdasan. Saya akan menunjukkan kepada Anda beberapa
gambar, satu per satu, dan tugas Anda adalah membuat cerita sedramatis mungkin untuk masing-
masingnya. Ceritakan apa yang mengarah ke peristiwa yang ditunjukkan dalam gambar, jelaskan
apa yang terjadi saat ini, apa yang dirasakan dan dipikirkan karakter; lalu berikan hasilnya.
Ungkapkan pikiran Anda saat muncul di pikiran Anda. Apakah kamu mengerti? Berikut adalah
gambar pertama.
INSTRUKSI CAT (yang cocok untuk anak-anak, untuk orang dewasa dengan pendidikan atau
kecerdasan rendah, dan untuk psikotik):
Ini adalah tes mendongeng. Saya memiliki beberapa gambar di sini yang akan saya
tunjukkan kepada Anda, dan untuk setiap gambar saya ingin Anda membuat sebuah cerita.
Ceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya dan apa yang terjadi sekarang. Katakan apa yang
orang rasakan dan pikirkan dan bagaimana hasilnya. Kalian bisa membuat cerita apapun sesuka
kalian. Apakah kamu mengerti? Nah, ini dia gambar yang pertama.
Solusi kami untuk masalah kumpulan konsep yang paling mungkin menghasilkan
hubungan fungsional yang signifikan dari cerita TAT tentu saja bersifat tentatif. Dengan
penggunaannya, kami dapat mengungkap hubungan yang luput dari perhatian kami. Harus
diakui, bagaimanapun, bahwa ia menderita banyak kekurangan dari upaya kontemporer lainnya
ke arah ini. Dasar pemikirannya terdiri dari penyadapan berbagai tingkat abstraksi dengan
harapan bahwa aspek signifikan dari beragam jenis protokol akan dideteksi dengan penggunaan
konsep yang berkisar dari tingkat umum yang luas hingga tingkat diferensiasi yang tinggi.
Dalam skema penilaian penulis*, setiap cerita dinilai menurut empat kategori utama:
vektor, level, kondisi, dan kualifikasi.
VEKTOR
Yang kami maksud dengan vektor adalah karakteristik arah psikologis dari perilaku,
usaha, keinginan, cathex, atau perasaan. Sepuluh vektor dibedakan, makna umumnya ditandai
oleh preposisi. Vektor-vektor ini mungkin memiliki objek orang lain, diri, institusi sosial, objek
fisik, ide; singkatnya, setiap objek dari setiap kepentingan manusia.
TINGKAT
Tingkat yang kami maksud adalah bidang fungsi psikologis yang terlibat dalam cerita.
Kami telah membedakan level berikut:
Tingkat ini mungkin atau mungkin tidak memiliki objek. Dengan demikian, protokol
mungkin hanya menyatakan: "Anak ini sedang melamun" atau mungkin melanjutkan dan
memberi tahu tentang apa lamunan itu.
KONDISI
Yang kami maksud dengan kondisi adalah keadaan psikologis, sosial, atau fisik apa pun
yang bukan merupakan perilaku, usaha, atau keinginan itu sendiri. Misalnya, jika sang
pahlawan kehilangan orang tuanya, ini adalah "pemberian", dan bukan perjuangannya.
Demikian pula, jika pahlawan berpikir dia tidak memiliki kemampuan, ini adalah kondisi
yang harus dia atasi, tetapi, itu sendiri, bukan keinginan atau perjuangannya. Keadaan dan
perasaan batin juga mungkin memiliki kualitas kondisi ini. Pahlawan mungkin tidak bahagia
atau dalam keadaan depresi (ini juga, menurut definisi kami, diklasifikasikan sebagai kondisi,
karena mereka sendiri tidak berusaha atau berharap). Namun, suatu kondisi dapat menjadi
objek perjuangan, seperti dalam kasus pahlawan yang ingin bahagia atau berbakat.
KUALIFIKASI
Yang kami maksud dengan kualifikasi adalah aspek yang lebih spesifik dari vektor, level,
atau kondisi. Kami membedakan kualifikasi berikut:
Dalam penggunaan skema ini, variabel apapun mungkin memiliki variabel lain sebagai objeknya
atau mungkin tidak memiliki objek. Jadi, sebuah vektor dapat memiliki sebagai objeknya vektor,
level, atau kondisi lain, atau objek lainnya.
TES PROYEKTIF
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
DAFTAR ISI
i
I. THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT)
A. Sejarah
1
B. Perkembangan Teori, Tujuan, Karakteristik, dan Prosedur
Tujuan dari tes ini adalah untuk mengungkap motif, nilai, keadaan
emosi, need yang sukar diungkapkan dalam situasi wajar dengan cara
individu memproyeksikan pribadinya melalui obyek atau stimulus di luar
individu.
2
C. Konsep Apperception Test
Apperception Test berdasarkan dari fakta yang menyatakan bahwa
seorang individu dihadapkan dengan situasi sosial yang ambigu dan perlu
menafsirkan kemungkinan yang akan mengungkapkan kepribadiannya
sendiri dalam hal ini proses. Saat menafsirkan tujuan situasi individu itu
menjadi kurang defensif, kurang menyadari pengawasan pemeriksa, dan
akibatnya lebih mungkin untuk mengungkapkan banyak kehidupan
batinnya sendiri.
Awalnya, subjek diinstruksikan untuk menginterpretasikan
tindakan di setiap gambar dan membuat alasan yang masuk akal seperti
sebelumnya peristiwa dan menjelaskan hasil akhir. Berdasarkan
pengalaman diketahui bahwa lebih banyak terungkap jika subjek
diperintahkan untuk membuat cerita yang dramatis.
Prosedur yang dilalui dalam penggunaan alat tes adalah dengan
memperlihatkan kepada individu suatu rangkaian gambar-gambar, dimana
individu diminta untuk menceritakan secara spontan tentang gambar yang
telah dilihatnya.
Beberapa persyaratan setiap skema penilaian untuk TAT yang
harus dipenuhi. Yang paling penting, adalah persyaratannya bahwa
himpunan dimensi yang digunakan memungkinkan untuk menemukan
hubungan fungsional dari lingkup yang semakin meningkat.
Opsi pertama menyangkut gelar dari keumuman atau kekhususan
konsep untuk digunakan. Kami melihat bahwa sebuah konsep yang
berguna dalam satu protokol mungkin terlalu umum untuk protokol lain
dan belum terlalu spesifik. Kami menyarankan bahwa kriteria tepat dalam
pemilihan konsep awal adalah logika protokol individu itu yang kita harus
gunakan dalam konsep tingkat keumuman atau kekhususan yang cocok
dengan tingkat protokol yang kami analisis.
Sejak diferensiasi yang penting dalam satu kasus tidak membuat
perbedaan dalam kasus lain, saran kami skema penilaian didasarkan pada
alasan berbagai tingkatan seumum mungkin, Jadi, dengan menggunakan
3
kualifikasi, konsep yang mungkin terlalu umum untuk banyak protokol
dibuat lebih spesifik melalui kualifikasi lebih lanjut.
Fleksibilitas dan ekonomi bahasa dicari dengan menugaskan
variabel fungsi ganda, yaitu subjek atau objek, sehingga variabel apa pun
dapat berupa subjek atau objek dari variabel lain.
Kami membedakan menjadi empat kelas bagian variabel. Vektor
didefinisikan sebagai psikologis kearah karakteristik perilaku, usaha,
keinginan, cathex atau perasaan. Fungsi psikologis yang terlibat dalam
cerita. Kondisi didefinisikan sebagai keadaan yang "diberikan", psikologis,
sosial, atau fisik, yang bukan perilaku, usaha, atau keinginan. Kualifikasi
ditentukan sebagai aspek yang lebih spesifik dari vektor, level, atau
kondisi.
D. Prosedur Administrasi
1. Deskripsi bahan uji
4
2. Administrasi
3. Instruksi
Instruksi, dalam salah satu bentuk berikut, dibacakan perlahan ke
subjek. Formulir A (cocok untuk remaja dan orang dewasa dengan
kecerdasan dan kecanggihan rata-rata): Ini adalah ujian imajinasi, salah
satu bentuk kecerdasan. Saya akan menunjukkan beberapa gambar,
satu per satu, dan tugas Anda adalah membuat cerita sedramatis
mungkin untuk masing-masing gambar. Ceritakan apa yang mengarah
ke peristiwa yang ditunjukkan dalam gambar, jelaskan apa yang terjadi
saat ini, apa yang dirasakan dan dipikirkan karakter; lalu berikan
hasilnya. Ungkapkan pikiran Anda saat muncul di pikiran Anda.
Apakah kamu mengerti? Berikut adalah gambar pertama.
Formulir B (cocok untuk anak-anak, untuk orang dewasa dengan
pendidikan atau kecerdasan rendah, dan untuk psikotik): Ini adalah tes
mendongeng. Saya memiliki beberapa gambar di sini yang akan saya
tunjukkan kepada Anda, dan untuk setiap gambar saya ingin Anda
membuat sebuah cerita. Ceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya
dan apa yang terjadi sekarang. Katakan apa yang orang rasakan dan
5
pikirkan dan bagaimana hasilnya. Kalian bisa membuat cerita apapun
sesuka kalian. Apakah kamu mengerti? Nah, ini dia gambar yang
pertama.
Kartu 16, kartu kosong, disertai dengan instruksi khusus.
Pemeriksa berkata, "Lihat apa yang dapat Anda lihat di kartu kosong
ini. Bayangkan beberapa gambar di sana dan jelaskan kepada saya
secara rinci." Jika subjek tidak berhasil melakukan ini, penguji berkata,
"Tutup matamu dan bayangkan sesuatu." Setelah subjek memberikan
deskripsi lengkap tentang citranya, pemeriksa berkata, "Sekarang
ceritakan sebuah cerita tentang itu." Modifikasi instruksi ini adalah
jenis "pengujian batas." Banyak mata pelajaran tidak akan mematuhi;
mereka mungkin atau mungkin tidak menyadari bahwa mereka tidak
mematuhi. Tetapi mereka yang menerima instruksi sering kali
menyentuh relung-relung imajinasi mereka yang jauh yang mungkin
tidak terjangkau.
4. Pertanyaan
Di bagian prosedur ini kami menyarankan pemeriksa
menindaklanjuti petunjuk berdasarkan hipotesis yang telah ia
rumuskan dalam menganalisis cerita. Ini dapat dilakukan dengan
pertanyaan langsung, asosiasi bebas, atau dengan menyajikan subjek
dengan kartu khusus yang dirancang untuk membangkitkan fantasi
lebih lanjut di area kritis. Rekomendasi semacam itu melibatkan
penundaan penyelidikan sampai cerita-cerita itu dianalisis.
Penyelidikan setelah setiap cerita, seperti yang disarankan oleh
Rapaport, akan sering menimbulkan kecurigaan dan perlawanan.
Banyak subjek menafsirkan pertanyaan yang sering seperti itu baik
sebagai indikasi bahwa mereka tidak memuaskan pemeriksa, dengan
konsekuensi penurunan produktivitas, atau sebagai pembatasan yang
tidak diinginkan atas kebebasan mereka.
Murray merekomendasikan agar penyelidikan dilakukan terhadap
sumber-sumber berbagai cerita. Hal ini terkadang berguna dalam
mengidentifikasi materi otobiografi jika belum tersedia. Rapaport
6
menggunakan penyelidikan, antara lain, untuk menemukan apakah
kurangnya kejelasan persepsi merupakan distorsi persepsi patologis.
Ini akan menjadi yang paling penting dalam kasus pasien psikotik dan
kadang-kadang dengan psikoneurotik. Dalam penyelidikan, verbalisasi
yang tidak jelas serta kurangnya keberanian dalam makna cerita harus
diselidiki.
5. Rekaman
Perekaman cerita dan penyelidikan paling baik dilakukan oleh
seorang stenog raper di ruangan lain, dengan transmisi melalui
mikrofon tersembunyi, atau dengan alat perekam kabel, disk atau pita.
Menurut pengalaman kami, kehadiran mikrofon tidak mengganggu
sebagian besar subjek, tetapi ada beberapa subjek yang lebih baik
menggunakan mikrofon tersembunyi. Menulis kata-kata yang tepat
dari subjek hampir tidak mungkin tanpa kemahiran dalam penulisan
singkat dan produktivitas imajiner subjek yang lancar dapat sangat
terganggu jika ia harus diperlambat dengan kecepatan yang dapat
digunakan penguji untuk menulis. Jika perekaman tidak praktis, kami
lebih suka subjek menulis protokolnya sendiri dengan tinta. Dengan
cara ini, banyak slip lidah yang mungkin hilang muncul dalam materi;
mereka hanya bisa dicoret, tidak dihapus. Penelitian pendahuluan oleh
penulis menunjukkan bahwa, secara umum, tidak ada perbedaan yang
signifikan antara cerita tertulis dan lisan, meskipun ada subjek individu
yang lebih produktif dalam satu media daripada yang lain.
6. Kriteria efektifitas
Salah satu kriteria efektivitas teknik administrasi adalah panjang
cerita. Panjang rata-rata cerita yang diucapkan oleh orang dewasa
adalah tiga ratus kata. Rata-rata untuk anak berusia 10 tahun adalah
seratus lima puluh kata. Menurut Rapaport, cerita rata-rata dalam
situasi klinis adalah sekitar seratus kata. Murray menyarankan bahwa
"cerita dari orang dewasa yang waras rata-rata kurang dari 140 kata per
cerita menunjukkan kurangnya hubungan dan kerjasama, kurangnya
keterlibatan diri. Sebagai aturan mereka tidak layak dinilai." Ini harus
7
dikualifikasikan dalam hal pengalaman Henry (40) dengan protokol
dari Indian Navaho dan Hopi. Cerita rata-rata terdiri dari beberapa
kalimat singkat, tetapi interpretasinya tetap mencerahkan. Pemberian
tes secara kelompok dapat dilakukan tetapi perbedaan sistematis antara
hasil pemberian kelompok dan pemberian individu belum diselidiki.
E. Skoring
1. Masalah metodologis
8
menjadi dimensi yang memungkinkan penemuan hubungan kausal
umum.
9
2. Skema Penilaian
3. Vektor
Yang kami maksud dengan vektor adalah karakteristik arah
psikologis dari perilaku, usaha, keinginan, cathex, atau perasaan. Kami
tidak, dalam menghubungkan arah, membedakan apakah perilaku
tersebut merupakan "kebutuhan" atau sekadar tindakan yang
merupakan bagian dari "kebutuhan". Karena kami telah
membedakannya, mereka tidak begitu umum sebagai vektor yang
digunakan baik oleh Lewin (51) atau Horney (43), atau secara spesifik
sebagai kebutuhan yang dibedakan oleh Murray (62).* Sepuluh vektor
dibedakan, makna umum mereka ditandai dengan preposisi. Vektor ini
mungkin memiliki sebagai objek mereka orang lain, diri, institusi
sosial, objek fisik, ide; singkatnya, setiap objek dari setiap kepentingan
manusia.
4. Kondisi
Yang kami maksud dengan kondisi adalah kondisi psikologis,
sosial, atau fisik apa pun nyatakan yang bukanlah perilaku, usaha, atau
keinginan itu sendiri. Sebagai contoh, jika pahlawan telah kehilangan
nya orang tua, ini adalah "diberikan," dan bukan usahanya. Demikian
10
pula, jika pahlawan berpikir dia tidak memiliki kemampuan, ini adalah
kondisi yang harus dia atasi, tetapi, itu sendiri, tidak keinginan atau
usahanya. Keadaan dan perasaan batin juga mungkin memiliki kondisi
ini kualitas. Pahlawan mungkin tidak bahagia atau dalam keadaan
depresi (ini akan juga, menurut definisi kami, diklasifikasikan sebagai
kondisi, karena mereka tidak berusaha atau berharap di dalamnya).
Namun, suatu kondisi dapat menjadi objek dari berjuang, seperti dalam
kasus pahlawan yang ingin bahagia atau berbakat.
5. Kualifikasi
A. Sejarah
CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang
khusus untuk anak-anak yang berusia 3-10 tahun. Tes ini berkembang
yang berawal dari sebuah ide pembuatan CAT dalam diskusi antara Ernst
Kris dan Leopold Bellak. Kartu CAT diganti dari manusia menjadi hewan
dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih mudah melakukan proyeksi
pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk
membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta
aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak,
agresi, latihan buang air kecil dan besar, serta pengalaman anak lainnya.
Kemudian dilakukan berbagai penelitian untuk melihat segi positif dan
negatif penggunaan figure hewan dan manusia. Dari hasil tes Rorschach
11
yang dilakukan terhadap anak, menunjukkan hasil bahwa anak lebih
banyak memunculkan respon hewan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hewan dapat
menggantikan figur identifikasi pada anak usia 3-10 tahun. Kemudian
dipublikasikan CAT dengan menggunakan figur hewan pada tahun 1949.
Selain CAT, tahun 1952 diterbitkan CAT-S. Paket ini didisain untuk anak
yang masih sangat muda dengan gambar figur hewan dengan latar
belakang aktivitas keluarga dan teman usia sebaya.
Sepanjang 15 tahun, berbagai penelitian difokuskan untuk
membandingkan relative penggunaan figur hewan dan manusia. Dari
berbagai penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan figur manusia
lebih memiliki nilai dibandingkan dengan figur hewan. Kemudian
dikembangkan versi manusia untuk digunakan pada situasi-situasi khusus.
Tahun 1965, Bellak menerbitkan CAT-H yang menampilkan figur
manusia dalam situasi yang analog dengan gambar-gambar pada versi
hewan.
Walaupun penggunaan figur hewan pada CAT yang asli
dipertimbangkan menghasilkan stimulus yang tidak dipengaruhi faktor
budaya dibandingkan dengan karakter manusia. Namun sebagian setting
gambar membuktikan bahwa penggunaan berbagai kelengkapan seperti
toilet, tempat tidur, kursi, sofa, dan sepeda roda tiga berbeda dengan tipe
yang ada pada kebudayaan di luar barat. Dengan pertimbangan tersebut,
tahun 1966 Samiko
Marui mengembangkan CAT untuk digunakan di Jepang dan Uma
Chowdury menghasilkan adaptasi untuk India.
Tahun 1975, diterbitkan versi Philipina (PACT) yang menjelaskan
gambaran situasi yang sama dengan CAT tapi menggunakan figur manusia
dalam gambaran yang lebih ambigu. Di Chekoslovakia juga
dikembangkan CATO untuk mengukur relasi interpersonal anak di dalam
lingkungan sosial yang lebih luas. Tahun 1974 di Indonesia dikembangkan
adaptasi Indonesia dengan menggunakan figur hewan.
B. Perkembangan Teori, Tujuan, Karakteristik, dan Prosedur
12
CAT mulai disusun karena adanya kekecewaan sejumlah peneliti
yang menganggap TAT kurang membantu saat dilakukan penelitian untuk
populasi yang berbeda, dan TAT menghasilkan cerita-cerita negatif yang
berenergi rendah.
Tes ini dikembangkan atas ide Bellak dan Ernst Kris, yang
kemudian menginspirasi Bellak dan istrinya (Sonya Sorel Bellak)
kemudian mengembangkan CAT pada tahun 1949. Selain itu, menurut
Bellak, TAT lebih sesuai bila di gunakan untuk testee dewasa dan remaja,
tetapi cenderung kurang sesuai untuk anak-anak.
Tujuan tes ini kurang lebih sama dengan TAT akan tetapi bentuk
tes CAT berupa gambar-gambar binatang dalam konteks sosial manusia.
C. Prosedur Administrasi
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang harus dilakukan tester sebelum melaksanakan tes CAT
meliputi :
a. Persiapan teknis, yaitu : (1) persiapan kartu CAT, dan
kelengkapan untuk mencatat jawaban testee ; (2) tempat tes
yang nyaman bagi testee anak-anak, dengan penerangan yang
memadai agar anak dapat melihat gambar dengan jelas.
b. Melakukan rapport :
1) Untuk testee anak-anak maka harus ada good rapport
dengan anak, karena pada umumnya, menciptakan good
rapport akan terasa lebih sulit anak yang lebih muda
usianya dan anak “bermasalah”;
2) Tester perlu melakukan konseling awal untuk
mendalami permasalahan testee. Tester disarankan
untuk mendapatkan sejarah pribadi dan kondisi medis
anak sebelum memberikan CAT, agar diketahui apa
konteks cerita yang mungkin diberikan testee sehingga
bisa ditentukan apakah ceritanya merupakan respon
abnormal atau normal.
13
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tes CAT pada anak-anak hampir sama dengan
pelaksanaan tes TAT pada orang dewasa. Hal yang membedakan
adalah pelaksanaannya sangat tergantung testeenya, yaitu anak-anak.
Oleh karena itu, hal-hal yang harus dilakukan saat pelaksanaanya yaitu
:
a. Pertama, membentuk good rapport. Bagian ini menjadi bagian
yang sangat penting. Pada umumnya, akan lebih sulit
menghadapi anak yang lebih muda atau anak ”bermasalah”
(CAT diberikan pada anak usia 3-10 tahun). Kondisi ini
mengharuskan tester menunjukkan sikap positif kepada testee
anak-anak, membentuk good rapport, misal : sebelum mulai
tes, tester bisa mengajak testee anak bicara mengenai binatang,
atau bermain boneka binatang, dll. Oleh karena itu, disarankan
tes CAT diberikan dalam bentuk permainan, bukan sebagai
suatu tes, dan dilakukan secara individual.
b. Setelah tester membangun rapport dengan anak, pelaksanaan
tes bisa dimulai dengan memberi instruksi apa yang harus
dilakukan testee anak-anak. Pada saat memberi instruksi,
bahasa instruksi tidak baku, disesuaikan dengan keadaan testee.
Yang utama adalah tester harus bisa menyakinkan testee anak
bahwa dia tidak sedang dites. Tester bisa mengatakan pada
anak bahwa ia akan melakukan permainan, dimana anak akan
diminta untuk bercerita mengenai suatu gambar.
c. Tester sebisa mungkin memberi banyak dorongan (untuk
membesarkan hati) asal tidak mensugesti, dan boleh
menginterupsi.
d. Tester juga harus melakukan observasi pada perilaku anak
selama dites, seperti: bentuk tingkah laku yang nampak (overt
behavior), reaksi terhadap tester, juga reaksi anak terhadap
situasi tes maupun pada gambar yang diberikan (misal : respon
14
bercerita lebih lama pada kartu tertentu), dan selanjutnya tester
melakukan pencatatan.
e. Jika anak yang meminta tester yang bercerita, maka tester bisa
meminta anak untuk bercerita lebih dahulu dengan versi
mereka, dan tester bisa memberi janji akan bercerita nanti, atau
menunda tes sampai kita bisa mengambil hati anak dengan cara
memberi sesuatu, dan kemudian melanjutkan lagi.
f. Jika seorang anak sangat gelisah dan ada indikasi
kegelisahannya berhubungan dengan gangguan yang dialami
saat itu, maka tester bisa membatasi tes dengan 66 memberi
beberapa kartu yang bisa menjelaskan gangguan tersebut, misal
: anak yang mendapat masalah siblingrivalry, maka harus
diberi kartu khusus kartu nomer 1 dan 4, dst.
g. Sebaiknya gambar tidak diperlihatkan, kecuali kita berhadapan
dengan kondisi dimana anak ada kecenderungan untuk bermain
dengan semua kartu sekaligus, memilih secara acak untuk
diceritakan. Gambar-gambar ini diurut dengan urutan tertentu
untuk alasan khusus, dan harus dilakukan dengan urutan yang
ditunjuk.
D. Skoring
15
mungkin berbicara tentang ketakutannya, agresi atau hukuman. Monyet
dapat digambarkan sebagai pahlawan melarikan diri hukuman dari
harimau jahat. Alur cerita ini dapat mewakili kebutuhan yang
dirasakan anak untuk menghindari hukuman dari orang tua marah
atau pengganggu. Sebaliknya, seorang anak mungkin menganggap
gambar dalam cara yang relatif tidak berbahaya, mungkin melihat
monyet dan harimau memainkan permainan yang tidak bersalah.
16
serangkaian sepuluh variabel yang perlu dipertimbangkan ketika
menafsirkan hasil. Variabel ini mencakup tema cerita utama,
kebutuhan karakter utama ini, drive, kecemasan, konflik, ketakutan, dan
konsepsi anak dari dunia luar.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
PAPER
TES PROYEKTIF
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
i
Perkembangan Teori, Tujuan, dan Karakteristik
1. Perkembangan teori
Tes wartegg atau yang lebih sering dikenal dengan tes melanjutkan gambar ini
merupakan salah satu bagian tes kepribadian (psikotes). Tes ini terdiri atas delapan
kolom yang isinya bentuk tertentu. Pada tes wartegg seseorang tidak perlu mahir
menggambar sebab tes ini hanya sebagai metode atau cara seseorang psikolog atau
penguji untuk mengetahui kepribadian dari cara menggambar.
Tes Wartegg dikembangkan pada tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg merupakan
tes yang berakar dari psikoanalisis dan psikologi Gestalt (Roivainen, 2009). Psikologi
Gestalt berasumsi bahwa keseluruhan terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian
adalah keseluruhan, bahwa objek atau gambar dalam tes wartegg adalah sebuah
kesatuan yang merupakan cerminan dari pengalaman seseorang yang menggambar.
Psikologi Gestalt dikembangkan dari Teori Psikoanalisa yang menekankan bahwa
manusia dibentuk oleh pengalaman masa lalunya yang tidak bisa lepas dari dirinya
saat ini. Begitupun dalam menggambar, saat subjek memunculkan respon stimulus
jelas merupakan pengalaman masa lalu atau apa yang pernah ia lihat sebelumnya.
Respon-respon yang muncul dalam gambar merupakan suatu ide yang dapat
memunculkan ide-ide baru, hal ini terkait dengan teori psikologi asosiasi, yaitu semua
gambar memiliki hubungan dengan ide-ide pertama yang muncul dan sebagai simbol-
simbol tertentu merespon stimulus.
3. Karakteristik
a. Intelektual
Pada point ini, yang akan dilihat adalah tingkat intelektual seseorang, apakah
termasuk tipe spekulatif, ia lebih mengedepankan teori, penalaran, maupun
prinsip-prinsip ketimbang hal-hal yang bersifat praktik, observatif, atau fakta
sedangkan untuk tipe pratikal ia melakukan sesuatu berlandaskan pengamatan,
persepsi, maupun sejenis nya yang ditunjukan dengan pola berpikir terstruktur dan
teratur.
b. Aktivitas
Untuk karakter yang berkaitan aktivitas meliputi aktivitas terkontrol dan dinamis.
Seseorang yang mempunyai sifat seperti ini relative bisa melakukan banyak
aktivitas dalam waktu bersamaan. Sedangkan karakter aktivitas terkontrol terlihat
dari perbuatan yang konsisten.
c. Emosi
Karakter ini berkaitan dengan aspek lingkungan luar (out going) dan aspek
kepribadian yang kurang berorientasi pada lingkungan diluar dirinya. Ciri ciri
seseorang yang memiliki karakter out going ialah bebas dari ketegangan,
1
penggembira dan bersikap santai (easy going).
d. Imajinatif
Karakter imajinatif berkaitan dengan tipe kreativitas seseorang. Artinya seseorang
yang condong bertipe seperti ini biasanya memanfaatkan realitas lingkungan di
sekitarnya sebagai bahan untuk disatukan.
WZT diperkenalkan pertama kali oleh Miss Kinget untuk mengetahui tentang
HORN – HELLERSBRG tes yang kemudian dikembangkan oleh Ehrig Wartegg pada
tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg Zeichen (WZT, atau Uji Penyelesaian
Wartegg) diperkenalkan oleh Ehrig Wartegg (1939) sebagai metode evaluasi
kepribadian dalam tradisi psikologis Gestalt di Leipzig, Jerman (pada sejarah awal
metode ini, lihat Klemperer, 2000; Lockot, 2000; Roivainen, 2009). Formulir WZT
terdiri dari lembaran kertas berukuran A4 standar dengan delapan 4 cm x 4 cm
kuadrat yang berada dalam dua baris di bagian atas lembar. Setiap kotaknya kosong
kecuali untuk tanda kecil, seperti titik atau garis, yang diberikan sebagai titik untuk
memulai sebuah gambar. Misalnya, sebuah titik terletak di tengah kotak 1. Subjek
diinstruksikan untuk menyelesaikan delapan gambar, memasukkan tanda yang
diberikan ke dalam gambar. Seperti tes menggambar proyektif lainnya, tes Wartegg
didasarkan pada asumsi bahwa konten dan aspek kualitatif dari gambar yang
dihasilkan mencerminkan kepribadian orang yang menggambar. Misalnya, jumlah
gambar manusia yang lebih tinggi dari rata-rata dalam protokol WZT umumnya
ditafsirkan sebagai tanda keramahan (Gardziella, 1985).
Sementara tes wartegg secara praktis tidak dikenal di negara-negara Anglo-
Saxon, tes ini banyak digunakan di Amerika Latin, Finlandia, Italia, dan negara-
negara berbahasa Jerman. Penerbit tes Finlandia, Psykologiers Kustannus OY,
menjual 180.000 eksemplar lembar tes pada tahun 1998. Di Brasil, WZT adalah tes
kepribadian paling populer yang digunakan dalam seleksi personel (Pereira, Primi, et
al., 2003). Di Swiss, tes WZT digunakan dalam konseling kejuruan (Deinlein & Boss,
2003). menurut Ceccarelli (2003), tes Wartegg adalah salah satu tes kepribadian yang
paling populer digunakan dalam pengaturan terapi keluarga dan pasangan di Italia.
Selama dua dekade terakhir, manual interpretasi tes telah diterbitkan, misalnya, di
Swedia (Wass & Mattlar, 2000), Swiss (Avé-Lallement, 1994), Finlandia (Gardziella,
1985), dan Italia (Crisi, 1998).
Ciri khas tes wartegg adalah bahwa, berbeda dengan popularitasnya, ada
kurangnya penelitian mengenai tes tersebut. PsycInfo memiliki daftar abstrak
beberapa ribu studi di Roschach, sementara hanya 88 studi yang dapat ditemukan
untuk WZT. Setelah perdebatan mengenai metode proyektif lainnya, seperti tes
roscharch, validitas WZT telah dipertanyakan (Tamminen & Lindeman, 2000). Sangat
sedikit studi validitas yang ada untuk WZT, dan hasil yang telah dilakukan pun tidak
meyakinkan. Latar belakang sejarah WZT juga tidak diketahui dengan baik, sehingga
menimbulkan spekulasi (Roivainen, 2006) tentang "masa lalu Nazi" dari tes tersebut,
seperti yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1930-an di National Socialist
Germany (Wartegg, 1934, 1936, 1939). Ketidakpastian tentang akar sejarah tes
Wartegg mungkin juga berkontribusi pada kurangnya popularitas dalam Psikologi
Anglo-Saxon.
2
B. Perbedaan dengan Tes Dap dan Tes Baum dan Tes HTP
DAP (Draw A Person) Sesuai dengan namanya, pada tes ini, peserta diminta untuk
menggambarkan manusia. Penggambaran manusia bebas, dan tidak mengikat, artinya
peserta boleh menggambar lebih dari satu manusia, jenis kelamin apapun, dengan
bentuk tubuh seperti apapun. Intinya, Dap digunakan untuk melihat bagaimana
konsep diri dari peserta test ini.
Hampir sama dengan DAP, tes HTP (House Tree Person) awalnya untuk mengukur
performasi optimal (intelegensi) namun sampai saat ini banyak digunakan untuk
3
melihat kepribadian seseorang dimana testee diminta untuk menggambar 3 objek
yaitu : rumah, pohon, dan orang.
Pada tes Baum (The Tree Test) merupakan test yang digunakan untuk melihat
struktur kepribadian ld, Ego, dan juga Super Ego. Test ini berhubungan dengan
Impuls yang ada di dalam diri individu, serta bagaimana individu mampu untuk
mengendalikan impuls tersebut. Peserta diminta untuk menggambar pohon yang
berkambium. Pohon berkambium ini merupakan representasi dari seberapa kokohnya
indi vid dalam mengendalikan impuls dan mengontrol dirinya sendiri.
1. Bererapa material yang perlu dipersiapkan dalam tes ini adalah sebagai
berikut:
a. Pensil HB atau 2B
4
b. Kertas HVS A4
c. Alat gambar
d. Papan kayu untuk alat
Keterangan:
Gambar yang paling mudah = tulis (M)
Gambar yang paling sulit = tulis (S)
Gambar yang paling disukai = tulis (+)
Gambar yang paling tidak disukai = tulis (–)
3. Waktu : 15 - 30 menit (klasikal), tidak dibatasi (individual)
4. Pastikan bahwa testee memahami instruksi tes sebelum meminta testee untuk
mulai mengerjakan.
3. Skoring
Untuk melakukam skoring, tester harus menggunakan drawing completion test
scoring blank (dct blank). Pada form ini tester harus memberi skor untuk 35
5
kriteria, antara lain: Animate (makhluk hidup), physiognomi, inanimate (makhluk
tidak hidup), dsb.
Bila dilihat dct blank ini, terdapat angka-angka di atas (1-8) adalah nomor urut
gambar dalam tes. Penilaian dilakukan menurut garis mendatar, yaitu mengikuti setiap
sifat yang ada pada kedelapan gambar secara berturut-turut. Tiap nilai yang diperoleh
dari kedelapan gambar selanjutnya dijumlah dan dicatat pada kolom jumlah. Nilai
setengah dihilangkan pada penjumlahan akhir ini.
Nilai maksimal tiap sifat/kriteria gambar dinilai 3 poin, dan mendapat 0 jika tidak
ada sifat/kriteria tersebut pada gambar. Antara 0-3 ada tingkatannya yang selalu
dihitung dengan tengahan. Ssatu poin ditulis dengan tanda silang (X), dan tengahan
ditulis dengan garis miring (/), maka nilai yang bisa diberikan terdiri dari : 0, / X, X/,
XX, XX/, XXX.
Bagaimana menilainya tergantung pada ada tidaknya sifat/kriteria yang sedang
dinilai pada masing-masing gambar di setiap kotak, yaitu:
1. Apakah sifat/kriteria itu ada atau tidak.
2. Baik tidaknya sifat itu didalam kesatuan gambar.
3. Apakah rangsangnya (stimulus di masing-masing kotak) diselesaikan secara tepat
6
atau tidak.
4. Apakah bentuknya bermutu (kualitas) tinggi atau rendah.
Sebagai contoh:
➝Animate (makhluk hidup)
- Gambar yang termasuk dalam kriteria ini adalah gambar :
-manusia
-binatang, dan bagian-bagiannya seperti : kepala, mulut, mata, dan sebagainya.
- Nilai tinggi, bila :
➝ menggunakan seluruh kotak, sebagian besar kotak, gambar nampak hidup,
atau tersusun baik
- Gambar makhluk hidup berada bersama hal lain, pertimbangan terletak pada
fungsinya secara keseluruhan (menjadi bagian utama, pelengkap, atau tidak
penting / kecil) misal:
➝ orang kecil diantara rumah-rumah, coretan seperti : burung di tengah
pemandangan alam, nilai : /
Proses penilaian
1. Mulailah memberi skor dari GAMBAR 1:
- Cari skor untuk kriteria 1, yaitu ANIMATE (makhluk hidup)
- Lihat pertimbangan dalam pemberian skor-nya
- Beri skor sesuai standarnya
- Masukkan skor tersebut pada kolom 1 drawibg completion tes scoring blank,
untuk kriteia animate
Kemudian lanjut ke GAMBAR 2, lakukan hal yang sama, demikian seterusnya...
2. Menjumlahkan nilai total setiap kriteria
3. Menjumlahkan nilai setiap variabel skema kepribadian
4. Membuat grafik berdasarkan hasil no 3
7
DAFTAR PUSTAKA
Roivainen, E. (2009). A brief history of the wartegg drawing test. GESTALT THEORY, 31(1),
1-2.
Nastiti, Dwi. (2020). Modul laboratorium individual. Sidoarjo: Laboratorium Psikologi
Umsida.
Setiawan, Toni. (2018) Ensiklopedi psikotes lengkap: untuk departemen dalam negeri,
departemen agama, departemen kesehatan, departemen pendidikan nasional, departemen
pertanian, bumn & instansi swasta lainnya. Yogjakarta: Starbooks.
Raytama, D., Faradilla, A., A.G, Saras. (2018). Kitab komplet masuk kerja. Yogyakarta:
Laksana.