Anda di halaman 1dari 154

DAP, HTP, BAUM

Tujuan:
1. Agar praktikan mengetahui administrasi DAP, BAUM, dan HTP
2. Agar praktikan mengetahui bagaimana pelaksanaan tes DAP, BAUM, dan
HTP secara klasikal maupun individual

Tokoh Tes Draw A Person (DAP)


1. Florence Goodenough
1900-1915, mengembangkan tes bernama Draw A Men (DAM), untuk
memprediksi kemampuan kognitif melalui refleksi dari hasil gambar anak tsb
2. Dale B. Harris
1938, Haris membuat revisi, tes DAM dgn menambahkan 2 form baru (selain
menggambar seorang laki2, anak dan juga diminta mengammbar seorang
wanita dan dirinya sendiri)
3. Karen Machover
1949, Machover mengembangkan tes yg bernama Draw A Person (DAP)
untuk mengukur kepribadian

BAUM Test
Charles Koch (1952)
Filosofi BAUM : pohon dianggap sebagai makhluk hodup yang tumbuh ke “luar”
artinya ia tumbuh mulai dari akar di bawah tanah. Ini ibaratnya sesuatu yang tidak
tampak. Pohon dianalogikan sebagai pekembangan kepribadian seseorang

House Tree Person (HTP) Test


John N. Buck (1948), untuk melihat persepsi diri dan sikap anak terhadap suatu
keadaan:
- Rumah, aspek fisik dari relasi sekitar (perasaan anak terhadap anggota
keluarga)
- Pohon, proses pertumbuhan (perasaan akan kekuataan/kelemahan diri)
- Orang, fungsi self/ego (konsep diri anak)

Hal Yang Harus Diperhatikan Sebelum Pelaksanaan Tes DAP,BAUM, dan


HTP
1. Kelengkapan
Apa saja peralatan yang dibutuhkan
2. Kesiapan testee
Yakinkan testee seperti:
- Apakah sudah sarapan?
- Apakah perlu ke toilet?
- Apakah sudah siap untuk mengikuti tes?
3. Aturan
Tester harus menguasai instruksi. Testee menunggu instruksi dari tester untuk
memulainya

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tes DAP, BAUM, dan


HTP meliputi:
1. 3 lembar kertas putih polos 80gr
2. Pensil HB (bukan pensil mekanik)
3. Penghapus
4. Stopwath
5. Catatan kecil untuk mencatat observasi, seperti:
- Urutan menggambar
- Verbal (pernyataan-pernyataan dari testee)
- Non Verbal (Gesture menonjol)
- Hapusan

Kesan Umum yang Harus diperhatikan dari hasil gambar DAP:


1. Ruang, posisi figur yang digambar (tengah, kiri, kanan,atas, atau bawah)
2. Kualitas Garis, bagaimana pensil bergerak membentuk figur yang
digambar (tekanan pensil, cara membuat garis dan bayang)
3. Inquiry:
- Siapa yang digambar
- Jenis kelamin
- kelebihan dan kekurangan (berhubungan dengan sifat yang
digambar, masing2 3)
- Apa yang disukai dan yang tidak disukai

Kesan Umum dari BAUM:


1. Ruang, posisi pohon
2. Kualitas garis, bagaimana tekanan garis membentuk pohon
3. Inquiry, pohon apa yang digambar

Kesan UMUM dari HTP:


1. Melihat rumah, pohon, dan orang dari satu kesatuan
2. Inquiry, silakan anda ceritakan apa yang terjadi di gambar secara singkat
dalam satu paragraf, sebelum, saat, dan setelah kejadian
Waktu 5-10 menit
Rapport awal individu:
Selamat pagi, selamat datang di laboratorium psi menengah universitas
gunadarma, perkenalkan nama saya…., disini saya akan menjadi fasilitator anda
dalam pemeriksaan psikologis hari ini. Sebelumnya bagaimana kabar anda? Anda
tidak diperkenankan untuk meninggalkan ruangan ini selama pemeriksaan
berlangsung. Jika anda ingin ke toilet saya akan memberikan waktu selama 5
menit. Apakah anda ingin ke toilet? Jika tidak, mari kita mulai pemeriksaan
psikologis hari ini.

Administrasi:
Dihadapan anda terdapat 3 lembar kertas dan 1 buah pensil HB, silahkan anda
tuliskan nama, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan tanggal
pemeriksaan tes di pojok atas kertas. Sampai disini apakah sudah dapat dipahami?
Apabila sudah paham, silahkan isi identitas diri anda.

Instruksi tes DAP:


Apakah anda sudah selesai mengisi identitas diri? Jika sudah, silakan anda ambil
salah satu kertas dalam posisi vertikal dan simpan kertas yang lain. Selanjutnya
silakan anda balik kertasnya, sekarang dengarkan instruksi dari saya. Gambarlah
manusia, apakah instruksi yang sudah saya berikan dapat dipahami? Apabila
sudah paham, silakan anda mulai menggambar. Apakah sudah selesai? Jika sudah,
silakan balik kertas ke halaman yang anda tulis identitas sebelumnya. Selanjutnya
silakan tulis jawaban dari pertanyaan yang akan saya sampaikan:
1. Siapakah orang yang anda gambar?
2. Apa jenis kelaminnya?
3. Berapa usianya?
4. Sebutkan 3 sifat positif!
5. Sebutkan 3 sifat negatif!
6. Sebutkan 3 bagian tubuhnya yang disukai!
7. Sebutkan 3 bagian tubuhnya yang tidak disukai!
8. Apa yang sedang dilakukan?
9. Apa yang sedang dipikirkan oleh subjek?
10. Bagaimana perasaannya dan mengapa?

Instruksi tes Baum:


Apakah sudah selesai? Jika sudah silahkan simpan terlebih dahulu gambar
manusia tersebut. Lalu ambil 1 kertas lainnya dalam posisi vertikal yang sudah
anda tulis identitas sebelumnya. Kemudian, balik kertas tersebut ke halaman yang
kosong. Sekarang dengarkan instruksi dari saya, gambarlah pohon. Apakah
instruksi yang sudah saya berikan dapat dipahami? Apabila sudah paham,
silahkan mulai menggambar. Apakah sudah selesai? Jika sudah silahkan balik
kertas ke halaman yang anda tulis identitas sebelumnya. Silakan tulis jawaban dari
pertanyaan yang akan saya sampaikan:
1. Pohon apa yang anda gambar?

Instruksi tes HTP


Apakah sudah selesai? Jika sudah silahkan simpan terlebih dahulu gambar pohon
tersebut. Silahkan ambil kertas lainnya secara horizontal/landscape yang sudah
anda tulis identitas sebelumnya. Kemudian balik kertas tersebut ke halaman yang
kosong, sekarang dengarkan instruksi yang saya sampaikan. Gambarlah rumah,
pohon, dan manusia dalam satu kesatuan cerita. Apakah instruksi yang saya
sampaikan dapat dipahami? Apabila sudah paham, silahkan mulai menggambar.
Apakah sudah selesai? Jika sudah silahkan balik kertas ke halaman yang sudah
anda tulis identitas sebelumnya. Silahkan tulis jawaban dari pertanyaan yg akan
saya sampaikan. Silahkan anda ceritakan apa yang ada digambar:
1. sebelum kejadian
2. saat kejadian
3. sesudah kejadian

AKHIR :
Baik pemeriksaan psikologis hari ini telah selesai. Anda tidak perlu khawatir
karena hasil pemeriksaan psikologis hari ini akan dijamin kerahasiaannya. Terima
kasih atas partisipasi anda hari ini, anda sudah boleh meninggalkan ruangan ini.
Selamat pagi/siang/sore
SKORING
Tujuan
● Dapat memahami skoring tes proyektif yaitu skoring tes DAP, BAUM, dan
HTP (grafis)
● Dapat membuat laporan sesuai dengan format yang telah ditentukan

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan


- Waktu pengerjaan setiap tes
- Observasi, hasil observasi dalam bentuk narasi (urutan gambar)
- Inquiry, catatan inquiry dalam bentuk narasi (verbal, nonverbal, hapusan)
- Kesan umum, kesan pertama tester ketika melihat gambar testee

Skoring tes DAP


Aspek
- Ukuran & penempatan, gambar yang dibuat subjek berukuran, gambar
yang dibuat subjek terletak di
- Karakteristik garis, gambar yang dibuat oleh subjek memiliki karakteristik
garis yang (tebal/tipis)

Skoring tes BAUM


Aspek
- Ukuran : gambar yang dibuat subjek berukuran
- Penempatan : gambar yang dibuat subjek terletak di
- Karakteristik garis : gambar yang dibuat subjek memiliki garis yang
(tebal/tipis)

Skoring tes HTP


Aspek
- Karakteristik garis : gambar yg dibuat oleh subjek memiliki karakteristik
garis yang
- Penempatan orang : gambar orang yang dibuat subjek berada di (dekat
pohon/rumah, cenderung dekat pohon/rumah, diantara/menjauh dari
rumah)
- Ukuran : gambar rumah yang dibuat subjek berukuran, gambar pohon
yang dibuat subjek berukuran, gambar orang yang dibuat subjek berukuran
TES WARTEGG

Tokoh Wartegg
Dikembangkan sekitar tahun 1920 dan 1930-an oleh Krueger dan Sander dari
University of Leipzig. Kemudian dikembangkan kembali oleh Ehrig Wartegg dan
Marian Kinget

Tujuan
Eksplorasi kepribadian dalam istilah fungsi dasar yaitu emosi, dinamisme,
kontrol, dan reality function yang ada pada semua orang namun dengan intensitas
dan interelasi yang berbeda

Administrasi Tes
● Perlengkapan yang dibutuhkan
- Lembar kertas tes wartegg
- Pensil HB
- Stopwatch Catatan Kecil untuk observasi, seperti
↪ Verbal (pernyataan-pernyataan dari testee)
↪ Non verbal (gesture menonjol)
↪ Waktu
● Perhatikan apakah instruksi benar-benar sudah dipahami testee
● Inquiry meliputi, gambar mana yang:
- Paling disukai (+)
- Tidak disukai (-)
- Paling mudah (H)
- Paling sulit (S)

Skoring
Stimulus (8 gambar) dapat diklasifikan menjadi dua kelompok:
1. Stimulus yang memiliki kualitas organic (Stimulus Feminim): 1,2,7,8
2. Stimulus yang memiliki kualitas konstruksi teknik (Stimulus Maskulin):
3,4,5,6
Stimulus adekuat : memiliki sifat dan tujuan yang kuat
Stimulus tidak adekuat : memiliki sifat yang menarik dan tidak sederhana
- Isi skor pada masing-masing kriteria dalam lembar skoring blank (Kinget hal
104) berdasarkan urutan stimulus menggambar dengan penilaian seperti tabel
di samping
- Jumlahkan masing-masing skor kriteria di kolom (total skor) yang telah
disediakan dgn pembulatan skor ke bawah. Misal : pada skor animate
didapatkan total skor 7,5 maka dibulatkan menjadi 7
- Total score masing-masing kriteria
dipindahkan ke dalam tabel, yang terdapat
pada bagian atas grafik dan jumlahkan score
setiap aspek skema kepribadian. Perhatikan :
harap hati-hati dan teliti dalam pengisian
grafik jangan ada score criteria yang
terlewatkan
- Kemudian buatlah grafik skema kepribadian.
Jangan terlalu berpatokan pada kolom yang
tersedia pada grafik. Lihat score tertinggi dan
terendah yang diperoleh testee.

Rapport Awal

Administrasi Tes Wartegg


Dihadapan anda terdapat sebuah lembar kertas tes wartegg, silakan anda tuliskan
identitas diri anda pada kolom yang telah disediakan.

Instruksi Tes Wartegg


Apakah anda sudah selesai mengisi identitas diri? Jika sudah, pada kertas ini
terdapat 8 kotak segiempat, masing-masing kotak segiempat memiliki tanda atau
stimulus yang berbeda-beda dan tidak memiliki arti khusus. Anda diminta untuk
membuat gambar dimana tanda-tanda atau stimulus-stimulus ini menjadi bagian
dari gambar anda. Anda boleh menggambar apa saja dan memulai dari kotak
segiempat mana saja yang anda inginkan. Setelah selesai menggambar pada satu
kotak segiempat, jangan lupa memberi nomor di luar kotak segiempat tersebut.

Rapport Akhir
Baik pemeriksaan psikologis hari ini telah selesai, anda tidak perlu khawatir krn
hasil pemeriksaan psikologis hari ini akan dijamin kerahasiaan nya. Terimakasih
atas partisipasi anda hari ini anda sudah boleh meninggalkan ruangan ini, selamat
pagi/siang/sore.
RORSCHACH DAN TAT

RORSCHACH
Pertama kali dipublikasikan 1921 oleh Hermann Rorschach, seorang psikiatrik yg
lahir di Swiss. Tes ini menggunakan bercak tinta yang memenuhi standar seperti
bentuk bercak adalah sama simetris kanan kirinya dan memenuhi komposisi
warna tertentu. Tujuannya untuk mendeteksi penyakit mental/ kepribadian dengan
metode tinta bercak hitam.

10 kartu bercak tinta


- Akromatik : 5 kartu hitam putih dengan bayangan abu (I,IV,V,VI, dan VII)
- Kromatik : 5 berwarna (merah,kuning, hijau, biru) (II,III, VIII, IX, dan X)

THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT)


Diperkenalkan oleh Henry Murray di tahun 1935. Tujuan dari tes TAT adalah
untuk menggali struktur dan dinamika kepribadian dari imajinasi yang dilihat
subjek pada setiap gambar sehingga bisa diinterpretasi responnya. Tes ini
dirancang untuk mengungkapkan sejumlah konflik, berbagai kebutuhan, fantasy,
sikap, tujuan, dan hal yang ditekankan dalam ke bawah alam sadar, yang juga
dihasilkan dari sekumpulan pengaruh situasional, stereotip budaya, dsb.

Kartu TAT terdiri dari 31 kartu salah satunya blank card (no. 16).
- Terdapat 20 kartu yg direkomendasikan terdiri dari 11 kartu yg diberi nomor
tanpa kode yaitu (1,2,4,5,10,11,14,15,16,19,20)
- 9 kartu yg disesuaikan untuk dewasa atau anak dan pria atau wanita
berdasarkan gender
“B” untuk boys (≤ 14 tahun untuk anak laki di kartu nomor 13 B)
“G” untuk girls (≤ 14 th anak pr di kartu no 13 G)
“M” untuk male ( ≥ 15 th pria dewasa 12 M)
“F” untuk female (≥ 15 th wanita dewasa 12 F)

● Ada 10 kartu pokok bagi pria dewasa dan wanita dewasa yang harus dibagikan
secara berurutan yaitu 1,2,3 BM, 4,6 BM, 7 GF, 8 BM, 9 GF, 10,13 MF
● Kartu BG digunakan untuk anak yang belum usia pubertas.
● Disarankan tes TAT dilakukan dua sesi dimana setiap sesi nya subjek
diberikan, 10 kartu.
● Anak usia dibawah 14 th menggunakan CAT (children apperception test)
❖ Tes CAT digunakan untuk usia 3-10th.
❖ Tes CAT gambarnya terfokus pada konflik terhadap makanan, oral,
hubungan ortu, permusuhan dengan saudara kandung, agresi, toilet training
dan pengalaman lain yg sering ditemui anak anak.
● Ketika tes berlangsung, testeee tidak boleh sampai melihat stopwatch.
Tes Proyeksi
PEMBAHASAN

PENGERTIAN

SEJARAH

MANFAAT

KELEBIHAN & KEKURANGAN

TEKNIK

MACAM MACAM JENIS TES


PENGERTIAN
TES PROYEKSI ADALAH TES UNTUK MENGEVALUASI KEINGINAN,
EMOSI, PENGALAMAN, MEMORI, DAN IMAJINASI YANG TIDAK
DISADARI OLEH INDIVIDU.
Tes proyeksi adalah pengungkapan aspek psiklogis manusia dengan menggunakan
alat proyeksi. Tes ini berdasar pada eksternalisasi aspek-aspek psikis terutama aspek-
aspek ketidaksadaran ke dalam suatu stimulasi/rangsang yang kurang atau tidak
berstruktur yang sifatnya ambigious agar dapat memancing berbagai alternatif
jawaban tanpa dibatasi oleh apapun.
Sejarah

Pertama kali di kemukakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1894


dalam tulisannya “The Anxiety Neurosis” yaitu, jiwa bertindak seolah-olah
telah memproyeksikan gairah-gairah seksual yang tidak tersalurkan ke
dunia luar.

Pada tahun 1896, Freud dalam tulisannya “On The Defense


Neuropsychosis” menyatakan bahwa proyeksi merupakan proses
pelampiasan keluar dorongan-dorongan, perasaan-perasaan dan
sentimen-sentimen yang ada pada diri individu ke orang lain atau dunia
luar sebagai proses pertahanan diri yang tidak disadari oleh individu yang
bersangkutan.
Fungsi

Tes proyeksi berfungsi untuk mengungkap keadaan


psikologi bawah sadar manusia yang selama ini di repres
kealam bawah sadar. Melalui tes proyeksi ini diharapkan
dinamika psikologis itu dapat dikeluarkan melalui alat
bantu tes-tes proyeksi. Sebagai sebuah tes, tes proyeksi
mempunyai kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan
dengan tes-tes psikologi yang lain.
(+) dan (-)
Kelebihan Kekurangan

 Dapat mengungkap hal-hal  Validitas dan reliabilitasnya rendah


di bawah sadar untuk  Tester harus memiliki keterampilan yang khusus untuk dapat
menggunakan tes ini dalam kaitannya dengan ketepatan
keperluan klinis melakukan diagnose.
 Dapat menurunkan  Interpretasinya bisa subyektif
ketegangan  Tidak adanya pedoman skoring yang baku menyebabkan
subjektifitas tester mempengaruhi hasil
 Rapport dan Keleluasaan
Butuh license untuk menginterpretasinya (psikolog)
Penggunaan 
 Administrasinya harus observasi dan mendengarkan klien
 Mencegah Faking juga.
 Ujian ini hanya dilakukan oleh seorang psikolog yang
berpengalaman dalam menggunakan alat tes dan ahli
dalam menafsirkannya
 Data normative : Sejumlah data mungkin sangat kurang,
tidak adekuat, atau meragukan. Hal ini juga akan
berpengaruh pada objektifitas interpertasi. Kebanyakan
para klinisi akan menggunakan pengalaman klinisnya
dalam interpretasi, sehingga hasilnya menjadi bias.
Klasifikasi Tes Proyeksi

•Teknik konstitutif •Asosiatif


(respon subjek)

(tipe jawaban subjek)


L.K. Frank

Lindzey
(menyusun) •Konstruksi
•Teknik konstruktif •Melengkapi
(membentuk) •Mengatur
•Teknik interprentative •Ekspresif
•Teknik katartik
•Teknik refraktif/
ekspresif
Macam-macam Tes

Tes
Rorschach TAT Tes Grafis
Test Rorschach (tes RO)

ALL ABOUT
SEJARAH TES Kartu Ro
RORSCHACH
SEJARAH
1

• da Vinci dan Botticelli tertarik untuk menentukan bagaimana interpretasi seseorang


terhadap desain yang ambigu mencerminkan kepribadiannya. Tema ini kemudian
dipertimbangkan oleh Binet dan Henri pada tahun 1895, dan oleh Whipple pada tahun
1910. Sebuah permainan ruang tamu populer bernama Blotto yang dikembangkan pada
akhir 1800-an mengharuskan pemain untuk membuat respons kreatif terhadap titik
tinta.

• Herman Rorschach (1921-1942) mengembangkan sistem luas pertama yang berbasis


empiris untuk menilai dan menafsirkan respons terhadap serangkaian kartu standar.
• Rorschach menerbitkan 10 kartu aslinya pada tahun 1921, umur 37 tahun ia meninggal.
tak lama setelah publikasi karya utamanya,
• Psychodiagnostik (1921/1941). Karyanya dilanjutkan sampai batas terbatas oleh tiga
rekannya - Emil Oberholzer, George Roeurer, dan Walter Morgenthaler.
• Pada tahun 1957, lima sistem Rorschach digunakan secara luas, yang paling populer
adalah yang dikembangkan oleh Beck dan Klopfer
SEJARAH

 Sejak awal, Rorschach disambut dengan skeptis di Amerika Serikat; namun itu mengembangkan pengikut yang
kuat. Pada satu titik, Rorschach adalah tes kedua yang paling sering digunakan, dan, pada 1940-an dan 1950-an,
nama Rorschach hampir identik dengan psikologi klinis. Terlepas dari popularitas awal (dan berkelanjutan) ini,
ulasan umumnya cukup kritis. Pada awal 1954, Shaffer menyatakan bahwa Rorschach tidak lagi dapat dianggap
sebagai instrumen yang menjanjikan.
 Sebelas tahun kemudian, Dana (1965) agak prematur menyimpulkan: "Memang, kita telah sampai pada akhir era,
keasyikan dengan Rorschach sebagai ujian" (p. 495). AR Jensen (1965) bahkan lebih kritis ketika ia
merekomendasikan bahwa "Rorschach ditinggalkan sama sekali dalam praktik klinis, dan bahwa siswa dalam
psikologi klinis tidak diharuskan untuk membuang waktu mereka mempelajari teknik" (hal. 509).
 Baru-baru ini, Garb (1999) telah menyerukan "moratorium" pada penggunaannya sampai penelitian telah
menjelaskan kategori skor mana yang valid. Perlu dicatat bahwa salah satu kesulitan awal dalam membangun sifat
psikometrik Rorschach adalah dalam membuat perbandingan yang bermakna di berbagai penelitian. Seperti yang
Exner (1969, 1974, 1986, 1993, 2003) telah berulang kali tunjukkan, tidak ada Rorschach; melainkan, setidaknya lima
Rorschach yang berbeda telah dibuat di sekitar lima sistem utama.
 Selama empat dekade terakhir, Exner bertanggung jawab atas sebagian besar kepemimpinan dan banyak kemajuan
terkait Rorschach. Kematian Exner pada tahun 2006 membuka kemungkinan perubahan signifikan dalam
sistemnya. Selama beberapa tahun ke depan, para peneliti dan dokter akan memperdebatkan utilitas dan spesifik
dari perubahan ini.
Tujuan keseluruhan Terdiri dari 10 Kualitatif

Skoring
tujuan

KARTU RORSCHACH
dari teknik ini gambar : penyetoran respon
adalah untuk Kromatik dan yang sesuai dengan
menilai struktur akromatik norma standar
kepribadian,
dengan penekanan
khusus pada Kuantitatif
bagaimana individu
membangun : melihat kondisi
pengalaman pasien sejak awal
mereka dan makna
yang diberikan
untuk pengalaman
persepsi mereka.
1. Saat melihat kartu ini, subjek 2. Bercak merah pada kartu II
seringkali bertanya bagaimana seringkali dilihat sebagai darah,
atau apa yang harus mereka dan kartu ini adalah kartu yang
lakukan dengan kartu ini (misalnya paling khas. Respon subjek
membaliknya), yang mana hal ini terhadap kartu ini digunakan
sangat tidak signifikan. Kartu ini untuk mengukur bagaimana
digunakan untuk mengetahui mereka menangani perasaan
bagaimana subjek mengatasi tugas marah atau luka batin. Bisa juga
baru dan stres. menghasilkan respon seksual.

3. Kartu III berupa dua manusia


4. Kartu IV didominasi oleh
yang saling berinteraksi, dan
warna gelap, digunakan untuk
digunakan untuk mengetahui
mengetahui bagaimana subjek
bagaimana subjek berhubungan
mengatasi stres dan depresi
dengan orang lain.

5. Digunakan untuk
mengukur kedekatan
antar individu, termasuk
persepsi seksual.
7. Digunakan 8. Kartu ini lebih 9. Karakteristik kartu IX
6. Digunakan adalah bentuknya tidak
untuk mengukur kompleks dan
untuk mengukur berwarna. Terkait jelas dan menyebar,
kedekatan antar feminitas , dengan "perubahan
sehingga menciptakan
ketidakjelasan. Jika
individu, termasuk kecepatan" subjek subjek kesulitan
termasuk hubungan dalam mengerjakan menjawab kartu ini,
dengan wanita sesuatu, tingkat maka itu mungkin
persepsi seksual. rangsangan menunjukkan bahwa
dalam emosional dan subjek juga kesulitan jika
kehidupan berurusan dengan data-
situasional subjek.
data tidak terstruktur.
subjek.
10. Secara struktural mirip
dengan kartu VIII, namun lebih
kompleks. Mencerminkan
bagaimana upaya subjek untuk
keluar dari situasi tertentu dan
rasa keingintahuan subjek.
TAT (THEMATIC APPERCEPTION TEST)
• Thematic Apperception Test, disingkat TAT, adalah suatu
teknik proyeksi, yang digunakan untuk mengungkap
dinamika kepribadian, yang menampakkan diri dalam
PENGERTIAN
hubungan interpersonal dan dalam apersepsi (atau
interpretasi yang ada artinya) terhadap lingkungan
menggunakan kartu.

• Tahun 1935, untuk pertama kali Henry Murray dan


Morgan mengembangkan Thematic Apperception Tes
dengan 30 kartu bergambar dan 1 kartu kososng. Tahun
1938, H. A. Murray mengadakan penelitian-penelitian
kembali terhadap TATTes ini digunakan untuk
SEJARAH
mengeksplorasi dinamika yang mendasari kepribadian,
seperti konflik internal, dominance drive, minat, dan
motif. Setelah Perang Dunia II, TAT diadopsi lebih luas
oleh psikoanalis dan dokter untuk mengevaluasi pasien
yang terganggu emosinya.
Manfaat
1. TAT berguna dalam mempelajari secara keseluruhan kepribadian seseorang, sehingga dapat
menginterpretasi tingkah laku abnormal, penyakit psikosomatis, neurose dan dapat digunakan untuk anak
minimun usia 4 tahun kalau dimungkinkan. Ada perangkat pelengkap TAT khusus untuk anak-anak yaitu CAT

2. Manfaat khusus TAT. Sebagai pendahuluan interview therapi dan merupakan langkah pertama dalam
psikoanalisa.

Pelopor
1. Henry A. Murray : thn. 1935 archieve-archieve Neurology Psychiatry : “A Method of Apperception Test”
2. L. Bellak : thn. 1947 : “A Guide to the Interpretation of the Thematic Apperception Test”
3. Rappaport : “The Clinical of the Thematic Apperception Test”
4. JB. Ratter : thn. 1940-1946 :”Sugestin for Administration of the TAT”
5. F. Wyatt : thn. 1947 : “The scoring and Analysis of the Thematic Apperception Test”
Penyajian dan administrasi

Mencatat setiap Memberikan 10 kartu


Kondisi yang nyaman Interaksi lisan respon dan dalam 1 sesi
jawaban 20 kartu dalam sesi
berikutnya
Inquiry :

 Maksud dari inquiry adalah interview yang dilakukan setelah selesainya suatu tes TAT. Ada dua cara
dalam melakukan inquiry :
 Diberikan sesudah satu cerita selesai dan waktunya tidak diperhitungkan
 Cara yang lebih baik untuk mengadakan inquiry adalah seperti pada tes Rőrschach yaitu setelah selesai
seluruh cerita

 Hal yang ditanyakan dalam inquiry:

 Dari mana cerita berasal (ide cerita) (dari buku, film atau karangan sendiri)
 Jenis kelamin dan usia masing-masing tokoh dalam cerita
 Tanyakan juga tentang dua gambar yang disenangi dan dua gambar yang tidak disenangi (dari 2 sesion)
 Apa yang terdapat dalam gambar yang membuat anda bercerita begitu
 Apakah orang-orang yang anda masukkan dalam cerita mengingatkan anda pada seseorang dalam
kehidupan anda
1. Gambar anak lelaki yang termenung dan
didepannya ada biola di atas meja. Jika diijinkan
menggunakannya hanya dengan satu kartu maka
Bellak akan memilih kartu ini, karena kartu ini dapat
mengungkapkan total kepribadian.
Tema laten kartu ini adalah hubungan anak dengan
figur orang tua, motivasi prestasi, respon seksual
simbolik, agresi dengan atau tanpa konotasi seksual,
kecemasan super ego, body image, body image/self
image, kecenderungan obsesi.

10. Seorang gadis kepalanya bersandar pada bahu


seorang pria. Tema latennya hubungan pria dan
wanita, pertemuan untuk berpisah atau
kedatangannya, homoseksual laten (jika respon
cerita tentang hubungan pria dengan pria tau wanita
dengan wanita)
SKORING TAT

 TEMA POKOK
 TOKOH UTAMA/ HERO
 Kebutuhan dan dorongan utama hero
 KONSEP TENTANG LINGKUNGAN
 FIGUR TAMPAK SEBAGAI.......
 Konflik yang signifikan
 Pertahanan ego utama yang digunakan untuk mengatasi konflik dan ketakutannya.
 Adekuasi super ego ditunjukkan oleh hukuman terhadap perbuaan kriminal
 Integrasi ego
HTP (HOUSE, TREE, PERSON)

 SEJARAH
Pencipta : John N. Buck. Dikembangkan oleh tahun 1947, direvisi tahun 1948, 1949 dan (revisi Buck
& Warren) 1992. Pada prinsipnya dikembangkan dari Goodenough Scale yang berfungsi untuk
mengukur fungsi/kematangan intelektual Buck meyakini bahwa gambar rumah dan pohon juga
dapat memberikan informasi yang relevan mengenai kepribadian individu. merupakan salah satu tes
grafis yang berguna untuk melengkapi tes grafis yang lain, yaitu mengetahui hubungan keluarga.
Langkah
Penyajian tes
Interprentasi
•Subjek diminta •1. Kesan Umum
untuk •2. Gambar
menggambar di Rumah
kertas yang telah 3. Gambar
disediakan Pohon
•Waktu 10-20 •4. Gambar
menit Orang
KESAN UTAMA GAMBAR RUMAH GAMBAR POHON GAMBAR ORANG

· Proporsi Refleksi persepsi diri -Menggambarkan · Menggambarkan


Gambar proporsional atau dari subjek atau interaksi kehidupan kehidupan hubungan
tidak? sebagai potret vitalitas/peranan hidup interpersonal yang
· Posisi Letak masing-masing pengalaman di individu yang bersifat umum atau
gambar masa lalu berssangkutan dalam spesifik
· Komposisi : Bagaimana ia subjekpada hubungan dengan · Merupakan simbol dari
menempatkan diri individu, keluarga serta kemampuan yang kondisi diri subjek
apakah menggunakan ratio aspirasinya pada dimilikinya
atau tidak? keluarga · Merupakan simbol
· Penyelesaian : Berhubungan peran dari figur ayah
dg perhatian, penilaian &
penghargaan subjek
terhadap apa yg
disimbolkan dr komponen yg
diselesaiakannya. Perhatikan
hal yang paling selesai.
Bagian gambar yg tidak
selesai adl hal yg dianggap
tidak penting oleh subjek
Tes Wartegg

 Merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk evaluasi
kepribadian (personality assessment)
 Hasil karya wartegg kemudian lebih dikenal dengan istilah drawing completion
test, hal ini karena subyek harus melengkapi gambar-gambar kecil yang telah
tersedia dengan tujuan mengeksplorasi struktur kepribadian
1. Gambar 1 → berupa gambar titik (.) 5. Gambar 5 → seperti huruf T tetapi
dan terletak di tengah – tengan kotak. miring. Mengukur bagaimana cara
Berkaitan dengan karakter seseorang bertindak
dalam melakukan penyesuaikan diri 6. Gambar 6 → berupa garis horizontal &
terhadap lingkungan yang baru vertikal. Mengukur cara berpikir/
2. Gambar 2 → berupa coretan garis analisa
berliku terletak di kotak sebelah kiri. 7. Gambar 7 → berupa titik – titik yang
Menunjukkan fleksibilitas perasaan. membentuk U tetapi miring.
3. Gambar 3 → garis horizontal dari Menyangkut kehidupan dan perasaan
pendek, sedang, tinggi. Mengukur (stabil, kekanakan)
hasrat untuk maju/ ambisi 8. Gambar 8 → berupa lengkungan.
4. Gambar 4 → kotak kecil di sebelah Mengenai kehidupan sosial/ hubungan
kanan. Mengukur bagaimana sosial
seseorang mengatasi masalah
Tes BAUM

 Adalah tes untuk mengukur atau menginterpretasikan pribadi subjek, dengan


melihat sosok gambar yang ditampilkan.
 Maka tes menggambar pohon bertujuan, anatara lain untuk mengukur ego,
emosionalitas, kepekaan, sikap, dan adaptasi.
Poin untuk menilai karakter :

1. Besar pohon secara keseluruhan = besaran kepercayaan diri si penggambar


2. Batang = besaran semangat
3. Akar = kondisi psikologis saat ini
4. Dahan = hubungan dengan orang lain (I)
5. Daun, bagian yang hijau = hubungan dengan orang lain (II)
Klasifikasi Tes Psikologi
Klasifikasi tes psikologi

1. sarana dan prasarana psikodiagnostika.


Dalam melaksanakan pemeriksaan psikologis, misalnya melakukan pengetesan klien,
maka diperlukan sarana (alat-alat) ataupun prasarana untuk klien dan psikolog.

Apa itu sarana dan prasarana ?


Sarana sendiri menurut KBBI merupakan suatu alat untuk mencapai maksud atau tujuan.
Sedangkan Prasarana menurut KBBI merupakan penunjang utama suatu proses agar berhasil
atau lancar. Jadi dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana psikodiagnostika adalah
sekumpulan alat bantu yang digunakan untuk membantu dan menunjang proses pengetesan
psikologi individu yang akan di tes agar mendapatkan hasil yang maksimal dan seakurat
mungkin.

Dalam hal ini, sarana dan prasarana diagnostika terbagi menjadi bentuk fisik dan non-fisik.
 Bentuk fisiknya seperti, meja belajar dengan keadaan baik, alat tulis kualitas prima,
bangku yang nyaman, ruangan yang kondusif (tidak bising, privat, bersih, cukup
pencahayaan, dan juga suhu ruangan yang nyaman atau dingin), buku manual tes yang
ingin dilakukan, serta selebaran soal dan jawaban tes.
 Bentuk non-fisik meliputi, kondisi emosional individu yang di tes (senang, sedih,
marah, konsentrasi, tidak konsentrasi, daya tahan, dll), professionalitas tester, serta
pengalaman psikolog dalam menangani pengetesan.

Prasarana pengetesan pada umumnya untuk melaksanakan pengetesan massal tertulis (tes
verbal) memerlukan ruangan yang cukup luas dengan meja-kursinya. Penerangan dan
ventilasi harus baik. Tempat ruangan pengetesan harus baik. Selain itu juga tempat ruangan
pengetesan harus jauh dari keramaian dan kesibukan yang dapat mengganggu subjek yang
sedang mengerjakan tes. Ruangan juga harus bersih dan sehat. Jika pengetesan melebihi kelas
biasa, misalnya dalam suatu aula atau auditorium maka perlu memakai pengeras suara. Untuk
tes individual memang cukup memakai ruangan sebesar kantor konselor (pembimbing).
Alat-alat pelengkap lainnya dalam pengetesan, misalnya stop watch, daftar skor, tabulasi,
kerangka analisis, rumus-rumus dan tabel-tabel statistik juga perlu disiapkan. Dalam
pelaksanaannya sendiri, individu diberi sekumpulan tugas atau pernyataan-pernyataan yang
telah dibakukan dan harus dikerjakan atau dijawab oleh individu yang dites, dengan cara-cara
tertentu yang sedikit banyak telah dibakukan juga. Bahkan cara-cara pemberian tes -
administrasi tes – memakai pedoman yang telah pasti. Dalam Buku Pedoman (manual) tes-tes
standar, misalnya tes WAIS, tes Binet-Simon, sudah dilengkapi dengan kunci jawaban dan
daftar norma hasilnya. Maka buku tersebut harus dipelajari benar-benar oleh para psikolog.
Jika memerlukan asisten pengetesan, maka harus disiapkan tenaganya, agar administrasi tes
dapat berjalan lancar.
mengenai macam-macam tes dapat dibagi sebagai berikut:

1. Tes psikologi ditinjau dari segi aspek mental individu yang dites:
o Tes intelegensi
o Tes bakat
o Tes prestasi belajar
o Tes kepribadian seperti tes Rorschach, wartegg dan sebagainya

2. Tes psikologi ditinjau dari banyaknya peserta yang mengikuti tes


o Tes individual: Merupakan jenis tes yang hanya dapat melayani untuk seseorang
individu saja dalam satu waktu, contohnya test WISC dan tes WAIS.
o Tes kelompok: Merupakan jenis tes yang dapat melayani sekelompok tester dalam
suatu waktu. Dari segi biaya, tes kelompok lebih ekonomis jika dibandingkan
dengan tes individual, contohnya tes IST, CFIT, APM, CPM.

3. Tes Psikologi ditinjau dari segi materi tes:


o Tes verbal: Merupakan tes yang menggunakan bahasa (baik bahasa lisan maupun
bahasa tulisan). Oleh karena itu testi harus bisa membaca dan menulis dengan baik.
o Tes non verbal: Merupakan tes yang item-item soalnya tidak terdiri dari bahasa,
akan tetapi terdiri dari gambar-gambar, garis-garis, bentuk-bentuk dan
sejenisnyanya. Jenis tes ini misalnya adalah tes CFIT, Tes SPM, tes Army Beta dan
sejenisnya.
Saat ini psikodiagnostik dapat dipahami sebagai metode untuk menegakkan diagnosa
psikologis. Dalam menegakkan diagnosa, artinya terdapat beberapa hal yang akan diketahu
dari individu:

1. Kondisi subjek Kondisi subjek berkaitan keadaan psikologis subjek, misalnya


inteligensi, keadaan emosional, kemampuan menyesuaikan diri, dan sebagainya.

2. Masalah yang terjadi Masalah yang terjadi berkaitan dengan ketimpangan antara
harapan ideal subjek dengan kenyataan yang ada yang membuat adanya perubahan
pada diri subjek. Perubahan ini cenderung kea rah negatif yang membuat subjek
menjadi misalnya tidak berdaya, cemas, atau juga yang membuat lingkungan dimana
subjek berada menjadi terganggu.

3. Penyebab timbulnya masalah Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor yang mungkin
mempengaruhi yang menjadi akar permasalahan terjadi

4. potensi yang dapat “diandalkan” untuk penyelesaian masalah potensi ini berkaitan
dengan sumber-sumber positif baik itu dari diri subjek atau lingkungannya yang dapat
membantu penyelesaian masalah.

Penggunaan Psikodiagnostik

Penggunaan psikodiagnostik saat ini sudah tidak lagi terbatas pada permasalahan
gangguan kejiwaan, melainkan telah berkembang ke berbagai bidang, seperti:

1. Bidang klinis
Misalnya di rumah sakit, pusat kesehatan mental, atau klinik-klinik konsultasi
psikologis. Penggunaan psikodiagnostik pada bidang ini fokus pada usaha mendeteksi
gangguan psikis yang dialami oleh individu (klien).

2. Bidang hukum
Misalnya di Pengadilan, Lembaga Pemasyarakatan, Panti Rehabilitasi (Anak Nakal,
Narkoba, dll).
3. Bidang pendidikan
Misalnya di sekolah, universitas, pusat bimbingan karir, pusat pelatihan. Pada bidang
ini, psikodianostik dapat digunakan sebagai advis untuk pengembangan studi dan
kinerja ataupun untuk seleksi masuk sekolah.

4. Bidang industri dan organisasi


Misalnya pada perusahaan, pemerintahan, ataupun kantor-kantor lain. Pada bidang ini
psikodiagnostik dapat digunakan untuk proses rekrutmen karyawan, promosi jabatan,
atau rotasi pekerjaan. Dapat juga digunakan untuk menganalisa kebutuhan pelatihan.

5. Bidang penelitian
Misalnya untuk kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan teknik serta
metode psikodiagnostik atau untuk kepentingan penelitian lainnya pada
lembagalembaga penelitian.

Anastasi dan Urbina (2007) menjabarkan konteks utama psikodiagnostik (asesmen),


yaitu:
1. Konteks Pendidikan
2. Konteks Pekerjaan
3. Konteks Klinik Konseling

KONTEKS PENDIDIKAN
Dilakukan di sekolah atau lembaga pendidikan. Menjawab pertanyaan kesesuaian antara
bakat individu dengan jurusan yang dipilihnya. Tes yang digunakan tes intelegensi, tes
bakat, tes hasil belajar.

KONTEKS PEKERJAAN (OCCUPATIONAL TESTING)


Menjawab pertanyaan kesesuaian seseorang dengan jenis pekerjaan yang tersedia dalam
suatu instansi atau organisasi tertentu. Tes yang digunakan termasuk multiple aptitude
batteries, tes bakat khusus, dan testes situasional yang dirancang sesuai dengan kebutuhan
instansi/ organisasi tersebut. Biasanya dilakukan penelitian tentang tugas-tugas dalam suatu
organisasi, yakni Job Analysis dan Job Description terlebih dahulu.
KONTEKS PSIKOLOGI KLINIS DAN KONSELING
Psikologi Klinis melakukan asesmen untuk keperlusn diagnosis, prognosis, dan
keputusan-keputusan terapeutik dalam kesehatan jiwa. Psikolog Konseling melakukannya
dalam settingbimbingan vocasional. Metode Klinis seringkali diasosiasikan dengan
pendekatan kualitatif, global, dan fenomenologis yang mengandalkan keterampilan
profesional klinis.

2. TES PROYEKSI
1. SEJARAH

Munculnya konsep-konsep yang ingin menerangkan pengertian proyeksi diwarnai dengn


problem-problem mengenai konsep proyeksi itu sendiri. Istilah proyeksi pertama kali
dikemukakan oleh Freud pada awal-awal tahun 1894 dalam tulisannya “The
Anxiety Neurosis” yang mengatakan bahwa : Jiwa manusia memilki potensi untuk
mengembangkan kecemasan yang neurotis di saat dirinya merasa tidak mampu mengatasi
rangsangan-rangsangan atau gairah-gairah seksual. Dorongan ini akan diproyeksikan ke dunia
luar.

Tes psikologi pada dasarnya adalah alat ukur yang obyektif dan dibakukan atas sampel
tertentu. Tes-tes psikologi mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, sejauh observasi
dibuat atas sample yang kecil, namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu.

Tes Proyektif adalah tes yang mengungkap aspek-aspek psikologis seseorang, di mana
individu memproyeksikan diri dalam suatu objek. Tes ini membutuhkan alat untuk
mengungkap apa yang ada di alam bawah sadar, alatnya berupa kartu, kertas.

Cara penilaian kepribadian pertama kali bersifat lebih objektif, yaitu Ink Blot Test (Test
Noda Tinta). Tes ini dikenal oleh masyarakat luas melalui film dan televisi. Tes jenis ini yang
paling terkenal dirancang oleh Rorschach, seorang psikiater dri Swissyang mengembangkan
cara pengujian kepribadian dengan menunjukan serangkaian noda tinta kepada seseorang.
Interprentasi orang yang berbeda-beda pada pola titik itu menunjukan watak kepribadian
mereka yang berbeda-beda pula.Metode Rorschach mendasari salah satu contoh tes yang
disebut Projective Test (Tes Proyeksi), yaitu seorang klien “memproyeksikan” pikirannya
pada serangkaian noda tinta. Selain itu ada beberapa contoh tes proyeksi psikologi antaralain :
rorschach, tes grafis (draw a person, BAUM dan House tree person), tes wartegg, TAT dan
CAT.

A. Tes Rorschach
Tes rorschach merupakan salah satu tes proyektif yang paling populer dikembangkan
oleh psikiatris yang berkembangsaan Swiss bernama Herman Rorschach (1921-1942).
Pertama kali tes ini deskiprisikan pada tahun 1921 dengan melakukan percobaan pada
pasien yang berjumlah 1991, hasil yang memuaskan dari 40 tes ink blot, hanya 15 bercak
tinta.

Aspek yang dinilai dalam tes rorschach adalah:


1. Kognitif; taraf intelektual, pendekat, keluasan minat
2. Afektif; emosional, tanggungjawab, reaksi terhadap stress
3. Fungsi ego; kekuatan ego, area konflik, defense

Asumsi yang mendasarinya adalah bahwa seseorang akan rangsangan eksternal kelas
berdasarkan persepsi orang-set khusus dan termasuk kebutuhan, motif dasar, konflik dan
bahwa proses clustering adalah wakil dari proses yang digunakan dalam situasi kehidupan
nyata

Umumnya selama penyelenggaraan tes rosa, responden ditunjukkan masing-masing noda


tinta, satu kali setiap saat dan diminta untuk memberitahu apa yang dinampakkan oleh noda
tinta tersebut. Selain menyimpan catatan verbal tentang respon terhadap setiap kartoda tinta.
Penguji umumnya mencatat waktu reaksi dan lama respon atau posisi dimana kartu dipegang,
catatan spontan, ungkapan emosional dan perilaku insidental lain dari responden selama sesi
tes tersebut.

Pada waktu tertentu setelah presentasi 10 kartu, kebanyakan penguji mengajukan


pertanyaan pada individu secara sistematik tentang bagian dan aspek noda tinta terhadap
mana asosiasi diberikan. Selama penyelidikan ini, para responden juga memiliki kesempatan
untuk menguraikan serta menjernihkan respon lebih awal mereka.
Berikut ini adalah 3 buah contoh kartu-kartu tes rorscach :

B. Tes Grafis
 TEST DRAW A PERSON

1. Sejarah

Draw A Person Test dikembangkan oleh Karen Macover berdasarkan tes gambar yang
pertama kali dipergunakan oleh Goodenough pada tahun 1926 yang dinamakan
Goodenough Draw A Man Test dan interpretasinya terutama didasarkan pada kualitas
gambar dan jumlah detil gambar.

Pada tahun 1949 Karen Macover tidak puas dengan system scoring yang dikembangkan
oleh Goodenough, ia lalu mengembangkan evaluasi kepribadian yang berbeda sebelumnya
yang dikenal dengan nama Macover Draw A Person Test yang khusus digunakan untuk
pemeriksaan kepribadian. Pada tahun 1961 dilaporkan bahwa tes`DAP menjadi tes kedua
yang paling sering digunakan dalam rumah sakit, klinik, dan pusat-pusat konseling.

2. Aspek yang diungkap

- Imajinasi : imajinasi seseorang dapat dilihat dan bagaimana bentuk gambar


yang dibuatnya.
- Emosi : keadaan emosi dapat terlihat dari tekanan garis besar dan
shading dalam gambar.
- Dinamisme : dapat dilihat dari totalitas gambar subyek
- Reality Function : bagaimana subyek berfungsi terhadap lingkungan sekitarnya

3. Cara penggunaan/penyajian

Tes DAP ini disajikan secara individual ataupun klasikal dengan durasi waktu tidak
terbatas, namun biasanya 10 menit. Selama subyek menggambar lakukanlah observasi,
catatlah waktu yang digunakan subyek, pernyataan subyek, ekspresi, penghapusan,
penekanan, penghapusan dan urutan bagian yang digambar

4. Tekhnik Skoring

Scoring dilakukan berdasarkan :


- Penempatan gambar
- Garis
- Ukuran gambar

 BAUM
1. Sejarah

Pertama kali menggunakan test BAUM sebagai alat diagnostic adalah Emil Jucker
tahun 1928 di Zurich, dimana dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di
Perusahaan. Kemudian diperbaiki oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa pohon dapat
dipakai sebagai alat untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang dikemukakan
oleh Hendry Starley.

2. Aspek Kepribadian yang di Ungkap


- Imajinasi
- Emosi
- Dinamisme
- Reality function

3. Cara Penyajian/Penggunaan

Test ini dapat disajikan secara individual ataupun klasikal, waktunya pun tidak terbatas
tapi biasanya 10 menit. Pada test ini subyek diminta untuk menggambar pohon, pohon
buah. Jangan menggambar pohon pisang, kelapa, beringin, pinus cemara atau rerumputan.
Sebaiknya test ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, Wartegg, dan HTP.

4. Tekhnik scoring

Scoring di lakukan berdasarkan :


- Ukuran gambar : Besar atau kecil
- Letak gambar : Kiri, kanan, atas, bawah, tengah
- Garis : Konsisten, kabur, tebal, tipis, tekanan berubah
- Isi : Akar, batang, daun, bunga, buah, mahkota, dahan, garis
tanah.

Contoh BAUM Test :


 Tes HTP (House, Tree, Person)

1. Sejarah

Sebagaimana tes DAP dan BAUM, HTP ini juga merupakan tes diagnostic dimana
dipakai sebagai alat seleksi untuk pekerja-pekerja di Perusahaan. Kemudian diperbaiki
oleh Goodenough dan di inspirasi bahwa rumah, pohon, orang dapat dipakai sebagai alat
untuk mengetahui sesuatu tentang kepribadian seseorang.

2. Aspek yang di Ungkap

- Mengukur keseluruhan aspek pribadi


- Mengetahui interaksi pribadi dengan lingkungan
- Mengetahui tingkat intelegensi
- Keperluan diagnosis/prognosis dan pekembangan kepribadian setelah diberi
treatment.

3. Cara penggunaan/penyajian

Tes HTP ini diberikan secara individual dan klasikal, subyek diminta menggambar
rumah, pohon dan orang diatas kertas kosong dengan waktu penyajian dan terbatas tapi
normalnya 10 menit. Sebaiknya tes ini diberikan bersamaan dengan tes DAP, BAUM dan
Wartegg.
4. Tekhnik Skoring
Scoring dilakukan berdasarkan :
- Proporsi gambar
- Posisi gambar
- Komposisi gambar
- Penyelesaian gambar
- Bentuk pohon
- Bentuk orang
- Bentuk rumah
C. Tes Wartegg

1. Aspek yang di Ungkap

- Mengungkap adanya indikasi patologis


- Mengungkap kepribadian secara keseluruhan
- Individu dan lingkungan sekitarnya

2. Cara penggunaan/penyajian

Bentuk tes ini adalah selembar kertas yang isinya tergambar delapan kotak yang berisi
stimulus tertentu. Tes ini dapat disajikan secara individual atau klasikal dengan waktu
yang digunakan umumnya antara 15-40 menit tergantung pada kualitas hasil ujian,
kelayakannya menurut stimuli. Tes ini digunakan dalam praktek konseling dan
psikoterapi.

3. Tekhnik scoring

Blangko scoring terbagi menjadi dua bagian yang saling berhadapan. Di sebelah
sisinya adalah daftar criteria atau variabel yang termasuk bagian kuantitatif dalam
diagnosis. Angka-angka pada lajur atas menunjuk pada nomor gambar, bila pemberian
skor telah selesai maka skor yang diperoleh oleh kedelapan gambar pada setiap kriteria di
jumlahkan, dan jumlahnya dituliskan disamping criteria yang bersangkutan yaitu didalam
kolom total score dengan jumlah yang di isikan adalah jumlah dalam angka bulat.
Pemberian skor diberikan dengan tanda (X) berarti satu poin penuh dan tanda garis
miring (/) berarti setengah poin. Agar diagnosis individu dapat dilakukan dengan baik
maka sebaiknya dilengkapi dengan data pribadi seperti jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, dan pekerjaan subyek.

Contoh Wartegg Test

D. TAT (Thematic Apperception Test)

Pertama kali Theamatic Apperception Test (TAT) dikembangkan oleh Henry A


Murray dan stafnya di Harvard Psychological Clinic, pada tahun 1930. Dasar tes
TAT penilaian subyek didasarkan pada apa yang dia proyeksi ke gambar ambigu. Oleh
karena itu, untuk melengkapi penilaian, setiap narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-
hati dicatat dan dianalisis untuk mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap dan pola
reaksi. Meskipun praktisi klinis yang paling tidak menggunakan sistem penilaian formal,
beberapa sistem penilaian formal telah dikembangkan untuk menganalisis cerita TAT
secara sistematis dan konsisten.

Dua metode umum yang saat ini digunakan dalam penelitian adalah:
a. Mekanisme Pertahanan DMM Manual .Ini menilai mekanisme pertahanan tiga:
penyangkalan (paling matang), proyeksi (intermediate), dan identifikasi (paling
matang).Seseorang pikiran atau perasaan yang diproyeksikan dalam cerita-cerita yang
terlibat.

b. Kognisi Sosial dan Hubungan Obyek SCOR skala. Ini menilai empat dimensi yang
berbeda dari hubungan-hubungan objek : Kompleksitas Representasi dari Rakyat,
Mempengaruhi-Tone Hubungan Paradigms, Kapasitas Emotional Investasi dalam
Hubungan dan Standar Moral, dan Sosial Memahami Kausalitas.

Aspek-aspek yang diungkapkan dalam tes ini sebagai berikut :

a. Masalah umum mengenai dorongan hati lawan kontrolnya, masalah kehendak diri
pribadi lawan kekuatan budaya di luar dirinya.

b. Sikap-sikap terhadap hubungan pria-wanita

c. Sikap terhadap tokoh ibu, terutama dari segi larangan atau pengawasan. Sering
muncul pandangan mengenai orang dewasa terhadap penjajagan seks para remaja.

d. Sikap terhadap otoritas, terhadap tututan dari luar (dari orang yang lebih senior) dan
sedikit banyak mengenai sikap keaktifan diri sendiri. Pada orang-orang tua dapat
diartikan sikap terhadap aturan-aturan dan kebijakan, terutama dalam dunia pekerjaan

e. Orientasi terhadap kenyataan maupun terhadap ambisi dan kemampuan merancang


masa depan. Disini juga ada kesempatan munculnya perasaan permusuhn dan serang-
serangan.

f. Pemahaman mengenai kontak fisik dan kadang-kadang berkaitan dengan masalah


homoseks. Disini dasarnya menggambarkan hubungan teman sebaya, klompok teman,
dan dapat juga memunculkan sikap-sikap terhadap kehidupan seksualnya sendiri.

g. Kedekatan fisik yang merupakan bahan pengungkapan dua hal. Pertama, cara orang
menangani kontak fisik yang demikian dekat dan rangsangannya. Kedua, reaksi
terhadap objek kecintaan, terutama pada saat perpisahan. Dapat juga memunculkan
pandangan terhadap suami/isteri atu perasaan intim antara dua orang (belum tentu
dalam artian seks) seperti hubungan anak – orang tua.
h. Ketakutan terhadp serangan dan kemampuan menangani ketidakadaan dukungan
manusia lain. Ketakutan ini mudah memunculkan emosi yang tidak terkontrol, baik
yang berbentuk agresi maupun tuntutan akan perlindungan

i. Kepasifan orang dan sikap terhadap kekuatan luar yang mengontrolnya. Pada
beberapa orang dapat memunculkan pikiran mengenai homoseks.

j. Hubungan antara wanita yang berbeda umur. Pada wanita setengah baya, dapat
mengenai ancaman mas tua, pada wanita muda, lebih dominan mengenai pikiran-
pikiran terhadap kekuasaan yang lebih tua.

k. Sikap terhadp partner hubungan seks, terutama reaksi-reaksi sebelum atau sesudah
hubungan seks. Sering terungkap hubungan antara nafsu seks dan perasaan agresi.

TAT adalah tes proyektif dalam, seperti tes Rorschach , penilaian subyek didasarkan
pada apa yang dia proyek ke gambar ambigu. Oleh karena itu, untuk melengkapi penilaian,
setiap narasi yang dibuat oleh subjek harus hati-hati dicatat dan dianalisis untuk
mengungkap yang mendasari kebutuhan , sikap dan pola reaksi.

Instruksi dalam TAT ini yaitu responden diminta untuk mengarang cerita sesuai
dengan tiap gambar tersebut, mendeskripsikan apa yang terjadi pada waktut itu dan apa
yang dirasakan dan dipirkan oleh karakter dalam gamabar lalu memberikan hasilnya.
Dalam hal kartu kosong, responden diminta untuk membayangkan gambar tertentu pada
kartu itu, mendeskripsikannya dan kemudian membuat cerita tentang hal tersebut.

Dalam menginterpretasikan tanggapan testi terhadap stimuli yang disajikan diperlukan


pemehaman mengenai karakteristik atau sifat-sifat stimuli tersebut. Pengenalan
karakteristik juga diperlukan untuk memilih kartu-kartu yang akan disajikan pada
penyajian singkat.

Contoh pemberian tes proyeksi melalui TAT


E. CAT (Children Apperceptions Test)

CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang khusus untuk anak-
anak berusia 3-10 tahun. Tes ini dikembangkan oleh Bellak pada tahun 1993. Kartu CAT
mengganti manusia menjadi hewan dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih muda
melakukan proyeksi pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk
membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta aktivitas oral,
persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak, agresi, latihan buang air kecil
dan besar serta pengalaman anak lainnya.

CAT mempersiapkan modifikasi manusia (CAT-H) untuk anak-anak yang lebih tua,
terutama di atas usia 10 tahun, penyusunan tes mempertahankan bahwa bentuk manusia
atau bentuk hewan bisa lebih efektif tergantung pada usia dan ciri-ciri kepribadian anak
bersangkutan.

Tata pelaksanaan tes CAT ini yaitu pemeriksa memberikan kartu demi kartu. Testi
diharapakan menceritakan apa yang terjadi dalam kartu tersebut. selain itu, pemeriksa
dapat meminta lebih spesifik pada anak tersebut untuk menjelaskan adagen pada gambar
tersebut. Waktu yang digunakan hanya 20-45 menit. Skor mengenai jawaban benar atau
salah, tidak ada. Melainkan dianalisis jawaban tersebut sesuai dengan kebutuhan, konflik,
emosi, sikap dan pola respons. Untuk itu, pemeriksa harus mencatat dan mengobservasi
dalam pelaksanaan tes berlangsung.
Tes yang lebih baruan dikembangkan, Roberts Apperception Test for Children
(RATC), lebih dekat untuk memenuhi standar psikometri untuk penyusunan tes dan
evaluasi daripada teknik-teknik lain jenis ini. RATC menyediakan 2 rangkaian dari 16
kartu stimulus tumpang tindih, satu untuk anak laki-laki dan satu untuk perempuan.
Gambar yang ada tersebut dipilih untuk melukiskan situasi antar pribadi yang telah
dikenal dimana anak-anak dalam hubungannya dengan orang dewasa atau anak-anak
lainnya. Validitasnya pun terus menunjukkan hasil yang baik, disamping itu buku
pegangan dengan garis pedoman rinci untuk penentuan skor dan interpretasi RATC
dalam penggunaan klinis juga telah dipersiapkan oleh Glen E Roberts pada tahun 1994.

TEMAS adalah kata Spanyol untuk ‘tema’ dan merupakan singkatan Tell Me A
Story yaitu sebuah instrumen yang dirancang secara khusus untuk penaksiran atas ciri-
ciri kognitif, efektif dan kepribadian anak-anak dari usia 5-18 tahun. Temas
menggunakan dua rangakain kartu simulus paralek dengan warna lengkap, satu untuk
anak-anak minoritas etnik dan satu untuk anak-anak berkulit putih.

Temas merupakan perbaikan atas kartu TAT yang asli mendapat pujian karna
kesesuaiannya bagi anak-anak Amerika keturunan Afrika serta Amerika keturunan
Spanyol. Namun ciri-ciri psikometri dari tes ini terutama reliabilitas tes-tes ulangnya dan
konsistensi internalnya telah berulang kali dipertanyakan.

Tes-tes apersepsi tematik yang sama dikembangkan untuk orang usia lanjut antara
lain: GAT (Gerontological Apperseption Test) dan SAP (Senior Apperseption Test).
Keduanya menggunakan rangkaian kartu yang menampilkan seorang atau lebih dari
lanjut usia dan mengilustrasikan masalah yang bisa melanda orang usia lanjut seperti
kesepian, kesulitan dengan keluarga dan rasa tak berdaya. Kedua instrumen ini telah
dikritik karena terlalu cepat dipublikasikan dan digunakannya gambar-gambar yang
cenderung melestarikan stereotipe masa lanjut usia yang salah. Lagipula tidak satu pun
dari keduanya telah terbukti memiliki keunggulan di atas TAT dalam mentes orang lajut
usia dan GAT tak lagi diterbitkan.

Contoh CAT Test :


3. TES INVENTORI

Tes inventory adalah tes-tes yang terutama menggunakan papper and pencil test.
Merupakan self report questionnaire, untuk menentukan karakteristik-karakteristik,
kepribadian, minat (Interest) , sikap-sikap (attitude), nilai-nilai (value). Tes inventorial
modern mempunyai tahapan perkembangan yang dimulai dengan personal interviews dan
kemudian berkembang menjadi personal information questionnaire. Tes inventorial
berguna untuk mengetahui ciri-ciri kepribadian/karakteristik kepribadian seperti minat,
penyesuaian diri, motivasi, prasangka/prejudice, inventory, dan sebagainnya.

Beberapa masalah dalam tes inventori kepribadian adalah:

1. Definisi kepribadian sedemikian banyak (defenisi konseptual), sehingga seleksi yang


tepat dari macam-macam definisi kepribadian perlu mendasari pemakaian tes inventori.
2. Tes inventori kepribadian tidak dapat bersifat culture free. Oleh karena itu aspek cultural
harus di pertimbangkan, padahal nilai-nilai kultur selalu berubah. Sedangkan di sisi lain
tes inventori diharapkan dapat memberikan profil kepribadian yang stabil dan konsisten.
3. Bila tes inventori kepribadian terlalu sensitive terhadap perubahan, maka sulit
memperoleh reliabilitas yang tinggi.

Secara umum tes inventori kepribadian memilik ibeberapa kelemahan, seperti;

1. Item nya ambigu dan perintah tidak jelas.


2. Subjek ingin menunjukkan kesan-kesant ertentu kepada penguji.
3. Kesukaran semantic menimbulkan penafsiran yang berbeda.
4. Sikap subjek yang tak kooperatif/defensive.
5. Faking atau tidak jujur.
6. Acquiscence; bila item yang dibuat lebih mengarah kejawaban-jawaban tertentu.
Untuk mengurangi kelemahan-kelemahan ini, tester perlu memahami tes yang hendak
digunakan dengan baik sehingga menyajikan tes dengan baik.
Macam-macam Tes Inventori :

1. Tes Inventori Kepribadian


a. MMPI (Minnesota Personality Inventory)
Minnesota Multiphasic Personality Inventory adalah tes psikologi yang
digunakan untuk mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia. Tujuan dari tes
MMPI ini adalah memberikan gambaran tentang dimensi-dimensi kepribadian dan
psikologi yang penting dalam klinik psikiatri secara akurat.

MMPI terdiri dari 566 pernyataan tentang sikap, reaksi emosional, gejala fisik dan
psikologis, serta pengalaman masa lalu dengan pilihan jawaban benar, salah atau
tidak dapat dikatakan.

Dalam melihat profil subjek, MMPI memiliki 2 skala utama yaitu skala validitas
dan skala klinis, yang terdiri dari 3 skala validitas dan 10 standar skala klinis. Skala
validitas digunakan untuk membantu mengetahui pengerjaan tes, apakah peserta
kooperatif (serius), berbohong (ingin terlihat baik atau terlihat buruk) atau pun
peserta mengalami kesulitan untuk memahami dan membaca soal. Skala klinis
digunakan untuk membantu dalam mengidentifikasi tipe dan tingkat keparahan
kondisi abnormal peserta.

MMPI telah direvisi dan disusun ulang menjadi dua versi yang berbeda, MMPI-
2 (Butcher, Dahlstrom, Graham, Tellegen, dan Kaemmer, 1989) dan MMPI-
Adolescent (MMPI-A – Buchler et al., 1992). Pada tahun 1960-an, MMPI
dipandang sebagai tes kepribadian terkemuka dan digunakan sesering atau lebih,
pada subjek-subjek yang normal dalam lingkungan konseling, pekerjaan, medis,
militer, dan forensik seperti pasien psikiatris.

Instrumen yang sudah tidak tepat lagi karena norma-norma yang berdasar sempit
dan kadaluwarsa dari tes perlu diperbaharui dan direstandardisasi demi
kesinambungan MMPI.

Minnesota Multiphasis Personality Inventory-2. Butir-butir soal MMPI-2 terdiri


dari 567 pernyataan afirmatif yang ditanggapi peserta tes “Benar” atau “Salah”, 370
butir soal pertama, pada dasarnya sama dengan butir-butir soal pada MMPI kecuali
dalam hal perubahan editorial dan pengaturan kembali, menyediakan semua respons
yang dibutuhkan untuk memberi skor 10 skala “klinis” yang asli dan tiga skala
“validitas”, 197 butir soal tersisa (107 di antaranya baru) diperlukan untuk menskor
seluruh komplemen yang terdiri dari 104 validitas baru, yang direvisi dan
dipertahankan , serta skala dan sub skala suplementer yang membangun inventori
secara lengkap. Dahsltrom (1993a) telah mempersiapkan suplemen manual yang
menyediakan semua informasi yang perlu untuk membandingkan butir-butir soal
MMPI-2 dengan butir-butir soal asli.

Minnesota Multiphasic Personality Inventory-Adolescent (MMPI-A) adalah


bentuk baru yang dikembangkan secara spesifik untuk digunakan pada remaja.
MMPI-A memuat hampir semua segi MMPI dan MMPI-2, mencakup 13 skala dasar
namun dilakukan pengurangan panjang keseluruhan inventori menjadi hanya 478
butir soal, dimasukkan butir-butir soal yang relevan dengan remaja, seperti masalah
sekolah dan keluarga, dan di atas segala-galanya persyaratan norma kecocokan usia.

Dalam perkembangannya maju sejalan dengan MMPI-2 dan MMPI-A,


sebagaimana dengan kebanyakan rangkaian tes lainnya, komputerisasi prosedur
untuk administrasi, penentuan skor dan interpretasi inventori serta pengembangan
penerjemahan instrumen ke dalam berbagai bahasa. (Roper, Ben-Porath dan Butcher,
1991, 1995).

b. 16 PF (Sixteen Personality Factor Questionnaire)

Menurut R.B Cattell (Revelle, 2014), faktor pemeriksaan kepribadian


menggunakan 16 PF Questionnaire dapat digunakan untuk anak–anak maupun
dewasa. Riset yang dilakukan oleh Cattell menjelaskan bahwa kamus yang dibuat
oleh Allport dan Odbert (1936) yang berisi 18000 daftar kata sifat yang
mendeskripsikan kepribadian dapat diringkas menjadi 4500 dengan cara
menggabungkan istilah yang mempunyai makna serupa. Kemudian Cattell
melakukan penelitian serupa dengan mengkombinasikan istilah sebelumnya dan
setelah melalui proses analisis faktor pada ciri kepribadian, dari 171 ciri kepribadian,
Cattell dapat mengurangi lagi jumlah jenis kepribadian menjadi 31 ciri kepribadian
kemudian dengan penelitian yang melibatkan beberapa alat ukur kepribadian dari
beberapa sumber, Cattell akhirnya merumuskan jumlah jenis kepribadian menjadi
12 ciri dan 4 yang lainnya berdasarkan penelitian sebelumnya sehingga penelitian
tersebut dinamakan 16 Personality Factor Questionnaire (Aiken & Groth, 2006).

Tujuan Penggunaan PF 16 :

Alat tes Personality Factor Sixteen (PF 16) digunakan untuk mengukur kemampuan
mental dan juga guna menghasilkan penellitian yang lebih cermat berdasarkan kepada
aspek kepribadian yang normal. Walaupun Personality Factor Sixteen (PF 16) hanya dapat
mengukur kepribadian normal (bukan psikopatologi), tes ini juga seringkali digunakan
dalam hal bidang konseling hingga klinis, dikarenakan memiliki kemampuan dalam
memberikan gambaran yang utuh dan mandala dalam diri seseorang. Termasuk pada
kelebihan maupun kekurangannya.Selain itu Personality Factor Sixteen (PF 16) telah
dirancang dalam berbagai bidang peruntukan yaitu industry seperti recruitment, promosi
dan training hingga pada penelitian tentang sosial, militer, hingga proses penuaan.

Bentuk PF16 (Personality Factor Sixteen)


i. Form A paralel dengan B Untuk Usia mulai 16 tahun, pendidikan akademis
Jumlah soal 187 butir.
ii. Form C paralel dengan D Untuk usia 16 tahun ke atas, pendidikan SLTA
(Jumlah soal 105).
iii. Form E paralel dengan F Untuk orang dewasa namun kemampuan membacanya
tidak tinggi (pendidikan rendah).
16PF dirancang untuk usia ≥ 16 th, pendidikan minimal sekolah menengah. Tes
yang serumpun & diperuntukkan bagi usia yang lebih muda :
High School Personality Questionnaire (HSPQ) : usia 12 – 16 tahun.
Children Personality Questionnaire (CPQ) : usia 8 – 12 tahun.
Early School Personality Questionnaire (ESPQ) : usia 6 – 8 tahun.
Clinical Analysis Questionnaire (CAQ): untuk kasus klinis.

Faktor Primer Dari Personality Factor Sixteen (PF 16)

a Faktor A (Sifat yang berhubungan dengan adaptasi dan juga kesediaan untuk
bekerja sama)
b Faktor B (Sifat yang memiliki hubungan dengan kecakapan untuk memecahkan
masalah)
c Faktor C (Sifat yang berhubungan dengan sebuah pengendalian emosi dan juga
kedewasaan)
d Faktor E (merupakan sifat yang berhubungan dengan keberanian, keyakinan,
dan ketegasan diri)
e Faktor F (adalah sifat yang berhubungan dengan kegembiraan, keterbukaan, dan
kebebasan)
f Faktor G (Sifat yang berhubungan dengan rasa ketekunan, tanggung jawab,
kecermatan, dan sikap moralitas).
g Faktor H (Berhubungan dengan sebuah kemampuan sosial, ketabahan, dan
spontanitas)
h Faktor I (Sifat yang berhubungan dengan kepekaan perasaan, khayaan, dan
ketergantungan)
i Faktor L (Berkaitan dengan kecurigaan dan juga kesulitan dalam penyesuaian
diri)
j Faktor M (Berkaitan dengan sebuah imajinasi, semangat, kreasi, dan cita-cita)
k Faktor N (Berkaitan dengan kecerdasan, kelancaran, dan kesadaran sosial)
l Faktor O (Faktor pesimisme dan kegelisahan
m Faktor Q1 (Berkaitan dengan modernisasi, liberalism, dan inovasi)
n Faktor Q2 (Ketergantungan kepada kelompok, dan kepercayaan diri)
o Faktor Q3 (Harga diri, keteguhan pendirian, dan kedisiplinan)
p Faktor Q4 ( Ketegangan emosi, frustasi, dan kelelahan)

c. EPPS (Edward Perssonal Preference Schedule)


Salah satu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian adalah EPPS
(Edward Personal Preference Schedule). Tes EPPS dibuat oleh Allen L. Edwards
untuk mengadakan analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan dalam diri masing-masing
individu. Dasar teoritis dari EPPS adalah teori kebutuhan (needs) yang dikemukakan
oleh Henry A. Murray. Edwards sendiri kemudian memilih 15 kebutuhan yang
dikemukakan oleh Murray tersebut dan mengembangkan pernyataanpernyataan yang
sesuai untuk menggambarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut (Anastasi & Urbina,
1997). Tes ini mengacu pada konsep teori kepribadian Murray yang dikenal dengan
personologi. EPPS memiliki cara agar sebisa mungkin menuntup munculnya
jawaban karena tuntutan sosial, sehingga jawaban yang diberikan benar-benar
mencerminan keperibadian testee. Hal tersebut dilakukan dengan serempak
menampilkan pasangan pernyataan dimana testee memilih salah satu dari pasangan
pernyataan yang menggambarkan dirinya, dengan demikian testee akan lebih banyak
ditentukan oleh dirinya sendiri dibandingkan oleh tuntutan sosial. Penggunaan EPPS
sangat berbeda dengan inventory pernyataan tunggal. EPPS juga berbeda dengan
inventory lain terutama dalam mengukur stabilitas emosi, anxiey (kecemasan),
penyesuaian diri atau keadaan neurotik selain bisa menelusuri sindrom klinis atau
psikiatris, misalnya untuk menentukan paranoia, histeria maupun schizophrenia.

EPPS (Edward Personal Preference Schedule) EPPS merupakan tes kepribadian


yang bersifat verbal dan memakai metode forced choice yaitu memilih diantara dua
pernyataan pada setiap itemnya. Tes ini dikembangak oleh Allen Edward (1954)
yang mengacu pada teori Henry A. Murray (1938). Alwisol (2007) menuliskan
bahwa dalam pandangan Murray tentang manusia sangat holistik. Manusia harus
difahami sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkahlaku manusia
harus difahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya, yaitu lingkungan,
pengalaman masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya.
Kesemuanya harus ditangkap secara keseluruhan agar dapat difahami makna proses
kepribadian seseorang. Bagi Murray (dalam Alwisol, 2007: 218) need adalah
konstruk mengenai kekuatan dibagian otak yang mengorganisir berbagai proses
seperti persepsi, berfikir dan berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak
memuaskan. Melalui aktivitas penelitian yang panjang, mengacu pada teori Murray
tentang needs (kebutuhan) manusia, Allen L. Edwards Seminar Nasional 2014
ISBN:978-602-7561-89-2 53 mengembangkan salah satu alat diagnostik untuk
mendeskripsikan kepribadian seseorang. Dari 20 needs (kebutuhan) manusia yang
dikemukakan Murray, dipilihnya 15 needs sebagai kebutuhan mendasar manusia.
Hasil EPPS bukan hanya sekedar menggambarkan struktur kebutuhan seseorang,
tetapi terkandung juga arti dinamis dari struktur kebutuhan tersebut, sehingga
seorang psikodiagnostikus akan mampu memahami memahami perilaku subyek serta
membuet prediksi dari perilakunya tersebut.
Dirancangkan untuk menaksir sistem kebutuhan nyata dikemukakan oleh Murray
dan rekan-rekannya di Harvard Psychological Clinic (Murray, et.al., 1938) Yang
akhirnya dibuatlah Edward Personal Preference Schedule (EPPS-Edward, 1959).
Tes ini dikategorikan ke dalam tes inventori yang berisi 225 pasang pernyataan
dimana masing-masing individu yang mengerjakan tes ini akan diminta untuk
memilih pernyataan yang paling menggambarkan diri mereka. Hasil dari tes ini akan
diperoleh profil kebutuhan-kebutuhan masing-masing individu dimana yang
dirasakan lebih penting yang akan memotivasi munculnya perilaku tertentu untuk
mencapai kebutuhan tersebut.EPPS perlu direvisi untuk menghapus kelemahan
teknis terkait butir soal dan interpretasi skornya.

Kelima belas need dalam EPPS adalah :


a Need of Achievement (Ach) yaitu usaha untuk menunjukkan prestasi, baik
bidang akademik maupun pekerjaan.
b Need of Deference (Def) yaitu adanya kemauan untuk menyesuaikan diri
mengikuti perintah atau aturan.
c Need of Order (Ord) yaitu adanya kebutuhan untuk keteraturan di dalam bekerja
d Need of Exhibition (Exh) yaitu usaha untuk menunjukkan diri kepada orang lain
e Need of Intraception (Int) yaitu kecenderungan untuk campur tangan terhadap
urusan orang lain
f Need of Succorance (Suc) yaitu kecenderungan untuk mendapatkan bantuan dari
orang lain
g Need of Dominance (Dom) yaitu kemauan untuk menguasai orang lain
h Need of Abasement (Aba) yaitu kemauan untuk mengalah
i Need of Nurturance (Nur) yaitu kemauan untuk menyenangkan orang lain.
j Need of Change (Chg) yaitu kemauan untuk mengadakan perubahan
k Need of Endurance (End) yaitu ketahanan dalam mengatasi rintangan-rintangan
dalam menyelesaikan pekerjaan
l Need ofHeterosexual (Het) yaitu kecenderungan dalam kehidupan seksual
m Need of Aggression (Agg) yaitu Kecenderungan untuk berperilaku agresifss

d. Myer Briggs Type Indicator (MBTI)


Tes MBTI adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian
seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Brigss
dan putrinya, Isabel Brigss Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak perang
dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat
membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Tes
MBTI bertujuan secara khusus untuk mengklasifikasikan orang-orang menurut tipe-
tipe kepribadian yang spesifik yang kini menjadi rujukan bagi berbagai organisasi
dalam melakukan tes bagi pesertanya. Kuesioner ini didasarkan pada empat skala,
yang menghasilkan enam belas kemungkinan kombinasi atau tipe-tipe kepribadian
yang luas. MBTI bersandar pada empat dimensi utama yang saling berlawanan.
Masing-masing memiliki sisi positif dan sisi negatif. Berikut empat skala
kecenderungan MBTI, yaitu :

1) Ekstrovert (E) vs Introvert (I)


2) Sensing (S) vs Intuition (I)
3) Thinking (T) vs Feeling (F)
4) Judging (J) vs Perceiving (P)

KegunaanTes MBTI

1) BimbinganKonseling
2) Pengembangandiri
3) Memahami orang lain dengan cara yang lebih baik
Berikut merupakan 16 tipe kepribadian MBTI:

e. DISC (Dominant. Influencing. Steadiness. Conscientiousness)

Alat tes DISC adalah sebuah alat untuk memahami tipe-tipe perilaku dan gaya
kepribadian, pertama kali dikembangkan oleh William Moulton Marston. Dalam
penerapannya di dunia bisnis dan usaha, alat ini telah membuka wawasan dan
pemikiran, baik secara profesional maupun secara personal. Seperti umumnya alat-
alat tes sejenis (termasuk IQ tes), DISC pertama kali digunakan untuk kepentingan
militer dan secara luas digunakan sebagai bagian dalam proses penerimaan tentara
AS pada tahun-tahun menjelang Perang Dunia II. Setelah keandalannya terbukti,
kemudian DISC secara bertahap dipakai untuk kepentingan rekrutmen yang lebih
umum.

DISC merupakan salah satu tools atau alat yang cukup powerful untuk
mengidentifikasi karakter kepribadian seseorang dalam waktu yang relatif singkat.
Keahlian seseorang dalam membaca dinamika kepribadian yang tergambar pada
grafik sisi kepribadian eksternal dan internal serta menjadi kunci akurasi analisanya.
Termasuk di dalamnya mengenali kecenderungan seseorang dalam memanipulasi
jawaban pada kuesioner yang diberikan.

Sistem DISC :

DISC personality system merupakan bahasa universal mengenai perilaku.


Penelitian mengelompokkan karakteristik perilaku dalam empat bagian utama yang
disebut sebagai gaya kepribadian. Orang dengan gaya yang serupa cenderung
menampilkan ciri perilaku yang mirip.

Setiap individu memiliki keempat gaya ini, akan tetapi bervariasi menurut
intensitasnya. DISC merupakan akronim 4 tipe kepribadian yang berarti :

a. Dominant (D) : Orang yang Dominant tinggi akan bersifat asertif (tegas) dan
langsung. Biasanya mereka sangat independen dan ambisius. Dalam pemecahan
masalahnya, tipe dominan ini melakukan pendekatan yang aktif dan cepat
menyelesaikan masalah. Mereka ini orang yang cukup gagah, mereka sangat
menyukai tantangan dan persaingan. Mereka dipandang orang lain sebagai orang
yang berkemauan keras. Oleh karena itu mereka menginginkan segala sesuatu
sesuai dengan kemauan mereka.

b. Influencing (I) : Tipe Influencing ini senang berteman. Mereka suka menghibur
orang lain dan bersifat sosial. Dalam penyelesaian masalah atau mengerjakan
sesuatu, mereka banyak mengandalkan keterampilan sosial. Orang yang bersifat
interpersonal ini senang berpartisipasi dalam kelompok dan suka bekerja sama.
Keterbukaan sikapnya membuat orang lain memandang dirinya sebagai pribadi
yang gampang bergaul dan ramah. Biasa nya pribadi seperti ini memiliki banyak
teman. Tipe antarpribadi ini, tipe orang yang emosional karena mereka mudah
mengungkapkan emosi kepada orang lain, emosional disini artinya bukan mudah
marah, tetapi mudah mengungkapkan isi hatinya. Mereka lebih merasa nyaman
berurusan dengan emosi daripada hal lain.
c. Steadiness (S) : Orang yang bertipe Steadiness ini adalah orang yang berkeras
hati, gigih, dan sabar. Mereka mendekati dan menjalani kehidupan dengan
memanfaatkan standar yang terukur dan stabil. Pada umumnya, mereka tidak
begitu suka kejutan. Pribadi steadiness ini tidak banyak menuntut dan bersifat
akomodatif. Mereka sangat ramah dan memperlihatkan kesetiaannya kepada
mereka yang ada disekitarnya. Mereka sangat menghargai ketulusan. Orang yang
bertipe steadiness ini jujur dan mengatakan apa adanya dan berharap orang lain
melakukan hal yang sama. Orang lain memandang mereka sebagai orang yang
tenang, berhati-hati dan konsisten dalam cara mereka menjalani kehidupan.
Memiliki tingkat ketabahan yang luar biasa. Mereka dapat mempertahankan fokus
dan kepentingan mereka dalam jangka waktu yang lama dibandingankan orang
lain yang mampu melakukan.

d. Conscientiousness (C) : Teliti, begitu sebutan untuk tipe orang ini. Tipe teliti ini
sangat tertarik pada presisi (ketelitian dan kecermatan) dan juga dengan akurasi
(kecepatan). Mereka menyukai segalanya serba teratur dan jelas. Dan mereka
sangat fokus terhadap fakta, menginginkan adanya bukti. Orang tipe
Conscientiousness ini sangat menghargai peraturan, mereka tidak suka melanggar
peraturan. Dalam beraktivitas pun begitu, menggunakan sistematis dan aturan-
aturan agar semuanya terkelola dengan baik. Mengatasi konflik secara tidak
langsung. Dihadapan orang lain, mereka dipandang pasif dan selalu mengalah.

Konsep Teori DISC :


Kepribadian berdasarkan profil DISC adalah perilaku yang didasarkan dari
stimulus dan respon dimana setiap orang akan berperilaku berbeda terhadap respon
yang didapat. Perilaku adalah jumlah dari gabungan berbagai respon yang dilakukan
dari beragam stimulus yang diberikan. Dasar teori DISC adalah biasa disebut Biaxial
Model atau model dua sumbu (axis) perilaku, merupakan pergerakan satu sumbu
dengan sumbu lain mengenai perilaku yang saling berlawanan. Dua sumbu tersebut
merupakan sifat yang saling berlawanan. Dua sumbu yang saling 10 berlawanan
pada tes DISC ini digunakan yaitu antara Assertiveness dan Receptiveness dan
antara Openness dan Control
f. PAPI Kostick
PAPI (Personality and Preference Inventory) adalah personality assessment atau
alat tes penilaian kepribadian terkemuka yang digunakan oleh para profesional HR
(Human Resource) dan manajer terkait untuk mengevaluasi perilaku dan gaya kerja
individu pada semua tingkatan.Personality and Preference Inventory (PAPI) dibuat
olehGuru Besar Psikologi Industri dari Massachusetts, Amerika, yang bernama Dr.
MaxMartin Kostick pada awal tahun 1960-an. Versi Swedia lebih dulu
diperkenalkan di awal1980-an dan versi ini diperkenalkan pada tahun 1997 dengan
versi ipsatif (PAPI-I) dannormatif (PAPI-N). Dasar pemikiran untuk desain dan
formulasi PAPI didasarkan pada penelitian dan teori kepribadian “needs-press”
olehMurray(1938).

PAPI memiliki 2 format, yaitu:

1. PAPI-I (Ipsatif) dimana format tersebut mengadopsi sebuah format wajib memilih
dan menuntut responden untuk memilih preferensi-preferensi dari 90
pernyataan.Dirancang untuk digunakan untuk pengembangan pribadi.
2. PAPI-N (Normatif) Tes ini meminta orang-orang yang mengerjakan kuesioner
untuk memberi tingkat sejauh mana mereka setuju dengan 126
pernyataan.Untukdigunakan untuk perbandingan dan seleksi.

Tes PAPI Kostick bertujuan untuk mengukur aspek-aspek psikologis dan untuk
mengevaluasi perilaku dan gaya kerja individu di tempat kerja. Tes ini berguna
untuk evaluasi karyawan karena menggambarkan gaya administrasi dan untuk
mengetahui hubungan atasan dan bawahan dan mengembangkan solusi interpersonal

Aspek-aspek yang diungkap dalam PAPI KOSTICK yang disusun sebagai dua
aspek terpisah yaitu pengukuran kebutuhan/needs dan pengukuran persepsi/role,
yaitu persepsi keadaan individu ditempat kerja. PAPI Kostick untuk menjabarkan
kepribadian dalam 20 aspek yang masing-masing mewakili needs dan role. Berikut
aspek-aspek tersebut:

a Work Direction
i. Needs to finish task (N)
ii. Hard intens worked (G)
iii. Need to achieve (A)
b Leadership
i. Leadership role (L)
ii. Need to control others (P)
iii. Ease in decision making (I)
c Activity
i. Pace (T)
ii. Vigorous type (V)
d Social nature
i. Need for closeness and affection (O)
ii. Need to belong to groups (B)
iii. Social extension (S)
iv. Need to be noticed (X)
e Social nature
i. Organized type (C)
ii. Interest in working with derails (D)
iii. Theoretical type (R)
f Temperament
i. Need for change (Z)
ii. Emotinonal tesistant (E)
iii. Need to be forceful (K)
g. Followership
i. Need to support autrority (F)
ii. Need for rules and supervision (W)
2. Tes Inventori Minat

a. RMIB (The Rothwell-Miller Interest Blank)


Menurut sejarahnya tes ni disusun pertama kali oleh Rothwell pada tahun 1947.
saat itu tes tersebut hanya memiliki 9 jenis kategori dari jenis-jenis pekerjaan yang
ada. Kemudian pada tahun 1958 tes diperluas menjadi 12 kategori oleh Kenneth
Miller.sejak saat itu tes minat ini dinamakan tes minat Rothwell Miller.

Tes ini berbentuk blanko/formulir yang berisikan daftar pekerjaan yang disusun
dalam 9 kelompok, dengan kode huruf A sampai I, serta dibedakan untuk kelompok
pekerjaan pria dan wanitanya.masing-masing kelompok pekerjaan tersebut terdiri
atas 12 jenis pekerjaan, yang mewakili 9 kategori pekerjaan yang akan diukur dalam
tes ini. Tes ini disusun dengan tujuan untuk mengukur minat seseorang berdasarkan
sikap seseorang terhadap suatu pekerjaan dan ide-ide stereotipe terhadap pekerjaan
yang bersangkutan.

Tes Rothwell Miller dapat diberikan kepada testee secara perorangan maupun
klasikal. Instruksi biasanya sudah terdapat dalam balangko sehingga bagi testee yang
sudah dewasa dapat diinstruksikan untuk membaca sendiri, kecuali untuk orang
dewasa dengan intelegensi rendah (Dull-normal). Bagi testee dull-normal, dianggap
kemampuannya untuk memahami, indtruksi tes yang tertulis sehingga perlu
diberikan beberapa contoh untuk dapat mengerjakannya dengan tepat. Bahkan
kadang masih harus dilengkapi dengan memeriksa pekerjaannya setiap saat untuk
mencegah kemungkinan berbuat kesalahan.

Adapun ke 12 kategori tersebut adalah (Indrawati, 2010):

a. Out (Outdoor) Pekerjaan yang aktifitasnya dilakukan diluar atau di lapangan


terbuka.
Untuk laki-laki: petani, juru ukur, nelayan, supir.
Untuk wanita: ahli pertamanan, peternak, petani bunga dan tukang kebun

b. Me (Mechanical) Pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, alat-alat dan daya


mekanik.
Untuk laki-laki: insinyur sipil, montir, pembuat arloji, tukang las.
Untuk wanita: ahli kacamata, petugas mesin sulam, ahli reparasi permata, ahli
reparasi jam.

c. Comp (Computational) Pekerjaan yang berhubungan dengan angka-angka.


Untuk laki-laki: akuntan, auditor, kasir, petugas pajak.
Untuk wanita: pegawai urusan gaji, juru bayar, pegawai pajak, guru ilmu pasti.

d. Sci (Scientific) Pekerjaan yang dapat disebut sebagai keaktifan dalam hal analisa
dan penyelidikan, eksperimen, kimia dan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Untuk laki-laki: ilmuwan, ahli biologi, ahli astronomi dan insinyur kimia industri.

e. Pers (Personal Contact) Pekerjaan yang berhubungan dengan manusia, diskusi,


membujuk, bergaul dengan orang lain. Pada dasarnya adalah suatu pekerjaan
yang membutuhkan kontak dengan orang lain.
Untuk laki-laki: penyiar radio, petugas wawancara, sales asuransi, pedagang
keliling.
Untuk wanita: sales girl, pegawai rumah mode, penyiar radio, petugas humas.

f. Aesth (Aesthetic) Pekerjaan yang berhubungan dengan hal-hal yang bersifat seni
dan menciptakan sesuatu.
Untuk laki-laki: seniman, artis, arsitek, dekorator, fotografer dan penata panggung
Untuk wanita: seniwati, guru kesenian, artis, penata panggung

g. Lit (Literary) Pekerjaan yang berhubungan dengan buku-buku, kegiatan membaca


dan mengarang.
Untuk laki-laki: wartawan, pengarang, penulis skenario, ahli perpustakaan,
penulis majalah.
Untuk wanita: wartawan, kritikus buku, penyair, penulis sandiwara radio.

h. Mus (Musical) Minat memainkan alat-alat musik atau untuk mendengarkan orang
lain, bernyanyi atau membaca sesuatu yang berhubungan musik. Untuk laki-laki:
pianis konser, komponis, pemain organ, ahli pustaka dan pramuniaga took musik.
Untuk wanita: pemain orgen, guru musik, komponis, pianis konser, pramuniaga
took musik.

i. S.S. (Social Service) Minat terhadap kesejahteraan penduduk dengan keinginan


untuk menolong dan membimbing atau menasehati tentang permasalahan dan
kesulitan mereka. Keinginan untuk mengerti orang lain, dan mempunyai ide yang
besar atau kuat tentang pelayanan.
Untuk laki-laki: guru SD, psikolog pendidikan, kepala sekolah, penyebar agama,
petugas palang merah.
Untuk wanita: guru SD, psikolog pendidikan, petugas kesejahteraan sosial, ahli
penyuluh jabatan, petugas palang merah.

j. Cler (Clerical) Minat terhadap tugas-tugas rutin yang menuntut ketepatan dan
ketelitian.
Untuk laki-laki: manajer bank, petugas arsip, petugas pengiriman barang, pegawai
kantor, petugas pos, petugas ekspedisi(surat).
Untuk wanita: sekretaris pribadi, juru ketik, penulis steno, pegawai kantor,
penyusun arsip.

k. Prac (Practical) Minat terhadap pekerjaan-pekerjaan yang praktis, karya


pertukangan, dan yang memerlukan keterampilan.
Untuk laki-laki: tukang kayu, ahli bangunan, ahli mebel, tukang cat, tukang batu,
tukang sepatu.
Untuk wanita: ahli penata rambut, tukang bungkus coklat, tukang binatu, penjahit,
petugas mesin sulam, juru masak.

l. Med (Medical) Minat terhadap pengobatan, mengurangi akibat dari penyakit,


penyembuhan, dan di dalam bidang medis, serta terhadap hal-hal biologis pada
umumnya.
Untuk laki-laki: dokter, ahli bedah, dokter hewan, ahli farmasi, dokter gigi, ahli
kacamata, ahli rontgen.
Untuk wanita: dokter, ahli bedah, dokter hewan, pelatih rehabilitasi pasien,
perawat orang tua.
4. Tes Intelegensi

Inteligensi (diambil dari bahasa Inggris intelligence) yang artinya kecerdasan, sedangkan dari
bahasa Latin intelegere, yang artinya sama dengan menghubungkan atau mengorganisasikan.

Jenis-jenis intelegensi
 Intelegensi analitik : yang merujuk pada kemampuan menganalisis, menilai,
mengevaluasi, membandingakan, dan membedakan.
 Intelegensi kreatif : yang terdiri dari kemampuan berkreasi, merancang, menemukan,
melalui sesuatu, dan membayangkan.
 Intelegensi praktis : intelegensi ini mencangkup kemampuan untuk menggunakan,
mengaplikasikan, mengimplementasikan, dan menerapkan gagasan-gagasan ke dalam
praktik.

IQ

Apa itu IQ? Intelegent quotient atau IQ adalah istilah umum yang digunakan untuk
menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar,
merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan
bahasa, dan belajar.

Klasifikasi IQ

Klasifikasi IQ berbeda untuk setiap metode test yang digunakan. Stanford-Binet


mengklasifikasikan nilai IQ normal yang berkisar diantara 85 – 115. Lewis Terman
mengklasifikasikan nilai IQ normal pada kisaran 90 – 109. Lebih jauh lagi, Wechsler
mengklasifikasikan IQ normal pada angka 100 dengan nilai toleransi 15 (berarti 85 –
115). Dikarenakan perbedaan ini, maka selain nilai IQ yang didapat, harus diperhatikan
pula metode test apa yang digunakan.

 70 – 79 : Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental.


 80 – 90 : Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori normal (Dull Normal)
 91 – 110 : Tingkat IQ normal atau rata-rata
 111 – 120 : Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal)
 120 – 130 : Tingkat IQ superior
 131 atau lebih : Tingkat IQ sangat superior atau jenius.

Tes kemampuan (inteligensi) dimaksudkan untuk mengetahui prestasi maksimal yang


diperlukan dalam meneliti kemampuan dan kecakapan.

Berikut penggolongan Intelligence Test / Tes IQ (Kecerdasan) secara lebih rinci.

Penyajiannya terbagi menjadi dua sifat berikut:

A. Soal terbuka, yaitu pada pertanyaan atau soal, belum tersedia jawabannya sehingga peserta
tes harus menjawab sesuai dengan kemampuannya. Jawabannya bisa berbeda-beda,
bergantung pada kemampuan setiap peserta tes dalam menangkap isi soal yang diberikan.

B. Soal tertutup, yaitu pada pertanyaan atau soal sudah tersedia jawabannya sehingga peserta
tes dapat memilih jawaban yang paling benar. Soal ini relatif mudah untuk dikerjakan,
tetapi karena jawaban yang tersedia hampir mirip atau bahkan mirip, dibutuhkan ketelitian
dalam menjawab soal tes dalam waktu yang sangat singkat.

Tes Inteligensi diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:

1. Tes IQ Kemampuan Numerik

Tes IQ Angka (Numerik) – Tes angka berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang
dibidang angka, dalam rangka berpikir terstruktur dan logis matematis. Tes ini meliputi tes
seri angka dan tes logika angka. Thursone mengemukakan bahwa tes kemampuan numerik
ini adalah salah satu kemampuan mental utama, mengukur kemampuan berpikir yang
berkaitan dengan bilangan dan konsep bilangan atau angka-angka. Faktor penting
pengerjaan tes iq semacam ini terletak pada ketelitian dan kecermatan.

Contoh: Isilah Angka berikutnya: 2, 4, 8, 14, 14, 24, 20, ….

Jawaban : 34

Pembahasan :

2. Tes IQ Kemampuan Verbal (Variasi)


TES IQ VERBAL (Variasi) – Tes kemampuan verbal. Suatu pemikiran psikologis
terhadap individu atau kelompok yang mensyaratkan keakraban dengan bahasa secara
tertulis ataupun lisan. Variasi soal tes verbal ini meliputi sinonim, anonim, definisi sebuah
kata dan pengetahuan umum.

Contoh :Apakah antonim dari kata Ekstrinsik ><

a. Konsensus

b. Keserasian

c. Internal

d. Individual

Jawab : Lawan kata yang paling tepat untuk kata ekstrinsik yaitu Internal

3. Tes IQ Perseptual

Tes IQ Perseptual – Soal Tes ini berbentuk gambar/simbol yang terkadang hampir
terlihat sama dan cukup membingungkan.

Contoh :

Jawab: A
Pembahasan :Jika bidang L terbalik di tumpang-tindihkan dengan bidang segitiga atau
sebaliknya, bidang segitiga ditinding dengan bidang L terbalik, maka bayangan bidang
akan tampak seperti pada gambar a.

4.Tes IQ Spasial

kemampuan spasial –test gambar, baik berirama maupun tidak. Tujuan dari test ini yaitu
untuk menggali bagaimana mudahnya Anda “melihat” dan memanipulasi potongan-
potongan dan figur-figur dalam ruang.

Contoh :

Jawab : D

Pembahasan :Bentuk persegi empat dilanjutkan dengan belah ketupat yang mana memiliki
sisi dan bentuk yang mirip, sama halnya dengan trapezium yang dilanjutkan dengan
jajaragenjang.
5. Tes IQ Analitik

Tes IQ Analitik – Tes ini untuk mengukur kemampuan analisis terhadap suatu pernyataan
yang mempunyai banyak informasi dan bagaimana memecahkan informasi tersebut serta
menarik kesimpulan yang Logis.

Contoh :Deni adalah paling tua, Joko sedikit lebih muda dari Deni tapi lebih tua dari Budi .
...

a. Budi paling tua

b. Deni jauh lebih muda daripada Budi

c. Joko lebih tua daripada Budi

d. Deni lebih muda daripada Budi

e. Joko dan Deni memiliki usia yang sama

Jawab : Joko lebih tua daripada Budi

6. Tes IQ Teknikal

Tes IQ Teknikal –tes ini untuk mengetahui seberapa jauh rasa yang Anda miliki untuk
benda-benda yang mekanis dan teknis. Tes ini diberikan apakah mudah bagi Anda untuk
memahami bagaimana benda-benda tersebut bekerja dan berfungsi.

Contoh :Beban mana yang paling berat antara 1 kg kapas dengan 1 kg anak timbangan?
(a) berat kapas
(b) berat anak timbangan
(c) sama berat
(d) semua salah

Jawab : C. sama berat


7. Tes IQ Kecerdasan & Kecepatan

Tes IQ Kecerdasan & Kecepatan – Tes ini untuk mengukur kemampuan kecerdasan otak
dalam menghitung jumlah angka dengan cepat dan benar, karena dalam tes ini dibatasi
oleh waktu pengerjaan yang cukup cepat.

Contoh : Kerjakan soal ini dalam waktu 10 menit 6 + 9 + 13 = .....

Jawab : 28

Macam macam tes intelegensi :

1.Tes intelegensi stanford binet

Tes inteligensi yg pertama sekali dipublikasikan adalah Tes Binet-Simon yaitu pd thn
1905 di Paris (Prancis).Tes ini disusun oleh ALFRED BINET, dibantu oleh THEODORE
SIMON, disebut Tes Binet-Simon. Tes ini kemudian direvisi pada tahun 1911.

Tahun 1916, Lewis Terman, seorang psikolog dari Amerika mengadakan banyak
perbaikan dari tes Binet-Simon. Sumbangan utamanya adalah menetapkan indeks numerik
yang menyatakan kecerdasan sebagai rasio (perbandingan) antara mental age dan
chronological age. Hasil perbaikan ini disebut Tes Stanford_Binet. Indeks seperti ini
sebetulnya telah diperkenalkan oleh seorang psikolog Jerman yang bernama William
Stern, yang kemudian dikenal dengan Intelligence Quotient atau IQ. Tes Stanford-Binet
ini banyak digunakan untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun.

Contoh tes :

Untuk umur 5 tahun :

1. Membandingkan berat 2 benda yang berbeda


2. Menyalin bentuk persegi
3. Menghitung jumlah 4 koin uang
IQ = MA/CA x 100

Keterangan :

IQ :intelligence quotient (kecerdasan)

MA : Mental age (usia mental) diperoleh dari pertanyaan yang dijawab etul oleh sejumlah
besar indiidu dengan umur yang sama.

CA : Chronological age (usia kalender)

100 : konstanta/bilangan tetap.

2. WAIS (Wechsler Adult Intelligence Scale)

Tes Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS) adalah skala inteligensi Wechsler yang
standar untuk mengukur potensi inteligensi subyek dewasa usia 16 tahun sampai 75 th atau
lebih, yang penyajiannya secara individual.WAIS merupakan alat test inteligensi atau
kecerdasan yang ditemukan oleh David Wechsler. WAIS merupakan alat test inteligensi
yang dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 1981, dengan nama WAIS – R,
merupakan modifikasi dan edisi penerus dari Wechsler – Bellevue Intelligence Scale yang
dibuat pada tahun 1939.

WAIS –R merupakan skala inteligensi yang terdiri dari dua bentuk, yaitu :

1. Skala Verbal

Merupakan skala yang digunakan untuk mengukur kemampuan verbal individu,


pengetahuan umum, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan fungsi verbal
indivdu.
2. Skala Performance

Skala performance lebih mengarah kepada bagaimana individu mampu untuk


menyelesaikan masalah praktis, dan kemampuan performance dari individu dalam
melakukan suatu hal.

Kedua bentuk skala tersebut digabungkan ke dalam satu buah alat test WAIS – R yang
terdiri dari 11 buah subtes, yang terdiri dari 6 subtest verbal dan 5 subtest
performance. Berikut ini adalah ke 11 subtest yang ada pada WAIS – R

Subtest Verbal :

1. Informasi

Subtest pertama ini berisi 24 buah pertanyaan, dimana masing – masing pertanyaan
mencakup informasi – informasi pegnetahuan umum, seperti nama pahlawan, ibukota
Negara, dan pertanyaan – pertanyaan lain yang sifatnya umum dan juga universal.
Subtest ini nantinya akan mengukur seberapa jauh pengetahuan umum yang dimiliki
oleh individu secara general.

2. Pengertian

Subtest kedua ini berisi 14 buah pertanyaan, dimana masing pertanyaan berisi tentang
situasi dan kondisi kehidupan sehari – hari, serta masalah – masalah umum yang biasa
dihadapi. Subtest ini menuntut kemampuan individu dalam bernalar, dan
menggunakan logika berpikir, serta kemampuan memecahkan masalah yang baik,
serta bagaimana individu mampu untuk menerapkan pengetahuan umum yang
dimilikinya dalam kehidupan sehari – hari.

3. Hitungan

Sesuai dengan namanya, subtest ini merupakan subtest yagn berhubungan dengan
kemampuan untuk melakukan operasi matematika dan berhitung. Terdapat 14 buah
pertanyaan atau soal hitungan yang harus dijawab secara lisan oleh individu, tanpa
menggunakan alat bantu hitung apapun. Individu dituntut untuk mampu
berkonsentrasi terhadap soal, dan mampu mengolah pertanyaan sehingga
mendapatkan jawaban yang tepat.

4. Persamaan

Pada subtest ini, individu diminta untuk memberikan persamaan yang ada diantara
dua buah benda. Misalnya persamaan antara Jeruk dan juga Pisang. Terdapat 13
pasang kata, yang harus dicari persamaannya. Kemampuan bernalar dan juga
pengetahuan umum juga dibutuhkan oleh individu dalam subtest ini.

5. Rentangan Angka

Terdapat dua bagian dari subtest rentang angka ini, yaitu rentang ke depan, dan juga
rentang ke belakang. Nantinya, individu akan diminta untuk mengulangi serangkaian
angka yang disebutkan oleh tester dengan tepat. Kemampuan dalam berkonsentrasi
penuh mutlak dimiliki dalam menjalankan subtest ini.

6. Perbendaharaan Kata

Subtest ini memiliki 40 buah kata, dimana individu harus memberikan pengertian dari
masing – masing kata yang diberikan oleh tester. Pertanyaan dimulai dari kalimat
“Apa yang dimaksud dengan………” Jawaban dari individu tergantung dari
pemahaman diri mereka sendiri, sehingga jawaban yang muncul bisa bervariasi antar
individu. Kemampuan dalam memahami fungsi suatu benda, serta pegnetahuan juga
dibutuhkan dalam subtest ini.

Subtest Performance wais

1. Simbol Angka

Pada subtest ini, individu akan dihadapkan pada 10 buah pola, dan juga angka 1
sampai 10. Masing – masing angka merepresentasikan pola tertentu. tugas dari
individu adalah mengisi kotak kosong di atas angka – angka yang tersedia, sesuai
dengan symbol – symbol yang direpresentasikan. Merupakan bentuk battery test,
karena individu diberikan waktu 90 detik untuk menyelesaikan semampunya.
2. Melengkapi Gambar

Subtest ini menghadirkan 21 buah gambar, dimana masing – masing gambar terdapat
satu bagian penting yang hilang, Tugas peserta atau individu adalah mencari dan
menemukan bagian penting apa yang hilang dari gambar tersebut. Pengalaman dan
juga pengetahuan umum dibutuhkan untuk menyelesaikan subtest ini dengan lancar.

3. Rancangan Balok

Pada subtest ini, tester akan menggunakan 9 buah balok, dimana masing – masing
balok memiliki pola berwarna merah, putih, setengah merah, dan setengah putih.
Tugas dari individu atau peserta adalah menyusun balok – balok tersebut, dengan pola
atau warna yang sesuai dengan contoh yang diberikan. Terdapat 10 buah kartu yang
berisi pola – pola yang harus diikuti oleh individu atau peserta.

4. Mengatur Gambar

Subtest ini merupakan salah satu subtest dimana peserta dapat berekspresi dan
menunjukkan kemampuan pemecahan masalah dan juga kemampuan analisis mereka.
terdapat 8 buah soal, dimana masing – masing soal terdiri dari gambar – gambar yang
tersusun secara acak. Tugas dari peserta adalah menyusun gambar – gambar tersebut
hingga menjadi satu kejadian yang tersusun secara sistematis atau berurutan.

5. Merakit Objek

Merupakan subtest terakhir, yagn berbentuk potongan – potongan puzzle atau bentuk.
Tugas peserta adalah menggabungkan potongan – potongan tersebut, sehingga
menjadi satu bentuk objek yang real dan nyata. Terdapat 4 soal / 4 objek yang harus
disusun oleh peserta pada subtest ini.

Skoring tes WAIS:

Skoring dilakukan dari subtest pertama hingga 11, dengan melihat kunci jawaban dan
kriteria skor yang tersedia di dalam buku manual WAIS – R. Setelah skoring selesai, maka
tester akan menjumlahkan skor masing – masing subtest, dan menuliskannya di dalam
lembar penilaian (short form). Setelah mendapatkan skor total, yang dinamakan sebagai
Raw Score, maka kemudian tester akan merubah atau mengkonversi Raw Score tersebut
ke dalam Scale Score atau angka skala, kemudian tester menjumlahkan masing – masing
scaled score pada subtest verbal dan juga performance, sehingga nantinya, tester akan
memperoleh nilai verbal score, dan juga performance score. Setelah itu, tester
menjumlahkan verbal dan performance score, untuk mendapatkan total score.Langkah
selanjutnya adalah mengkonversi verbal score, performance score, dan juga total score ke
dalam IQ.

Contoh :

Angka verbal = 83 , IQ = 125

Angka performance = 57, IQ = 110

Total score = 140, IQ = 120

3. WISC (Wechsler Intelligence Scale For Children)

Alat ukur ini diperkenalkan pertama kali oleh Dr. Weschler dan telah mengalami
beberapa revisi. Untuk yang diadaptasi di Indonesia merupakan adaptasi sekala asli yang
telah direvisi (penulis menduga ini merupakan bentuk revisi ke III yang dilakukan pada
tahun 1980an). Seperti namanya yang terdapat kata children, alat tes ini diperuntukkan
bagi anak berusia 5-15 tahun (Untuk usia diatasnya ada alat tes WAIS). Skala WISC
terbagi atas 2 kelompok tes yang disebut kelompok Verbal dan Kelompok Performance.
Masing-masing kelompok terdapat 6 tes yang dikelompokkan sebagai berikut:

Kelompok Verbal:

1. Informasi
2. Pemahaman
3. Berhitung
4. Persamaan
5. Perbedaharaan Kata
6. Rentangan Angka (tambahan).
Kelompok Performance:

1. Melengkapi Gambar
2. Mengatur Gambar
3. Rancangan Balok
4. Merakit Objek
5. Simbol
6. Mazes (tambahan).

Pada skala WISC, penentuan skor tidak menggunakan perhitungan usia mental (seperti
di tes BINET). Namun skor merupakan hasil dari perhitungan norma yang telah
standarisasi sehingga kita bisa langsung mengkonfersi raw score menjadi standart score
yang tercantum dalam buku pedoman WISC.

Skala WISC terbagi dalam tes verbal dan tes performance, untuk menjaga motivasi
klien anak-anak yang mungkin mudah bosan maka asesor dapat memberikan tes secara
fleksibel misalnya membuat tes verbal dan tes performance berselang seling sehingga klien
tidak bosan dengan penugasan yang sedang dijalaninya.

Skala WISC mendapatkan 3 skor utama yaitu Skor Verbal, Skor Performance dan Skor
Skala lengkap. Masing masing skor tersebut memiliki nilai interpretatif sehingga sebagai
seorang psikolog (administrator) harus memahami nilai iterpretatif dari kombinasi skor
yang diperoleh oleh klien.

Hal yang tidak kalah penting dan patut mendapatkan perhatian adalah catatan kualitatif
selama tes berlangsung misalnya sikap selama pelaksanaan tes, komunikasi, kepercayaan
diri klien yang dapat menjadi pelengkap untuk lebih memahami dinamika psikologis dri
klien yang sedang kita uji.

4. SPM (Standard Progressive Matrices)

Tes Standard Progressive Matrices (SPM). Tes ini pertama kali diciptakan oleh John. C
Raven tahun 1938. Walaupun demikian, tes ini baru digunakan sejak tahun 1954 dan
pertama kali digunakan untuk Angkatan Bersenjata Inggris dalam Perang Dunia II. Jenis
tes ini dikelompokkan sebagai tes non verbal artinya materi soalnya tidak diberikan dalam
bentuk tulisan ataupun bacaan melainkan dalam bentuk gambar-gambar. Tes ini digunakan
untuk mengukur kemampuan dalam hal pengertian dan melihat hubungan bagian bagian
gambar yang disajikan serta mengembangkan pola berpikir yang sistematis.

SPM tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat
atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek
yang dites, yaitu:

Grade II : Kapasitas intelektual Di atas rata-rata

Grade III : Kapasitas intelektual Rata-rata.

Grade IV : Kapasitas intelektual Di bawah rata-rata.

Grade V : Kapasitas intelektual Terhambat.

Tes ini terdiri dari lima (5) kelompok soal (A, B, C, D, E), dimana masing-masing
kelompok soal berisi 12 soal. Dengan demikian, jumlah keseluruhan soal adalah
sebanyak 60 soal (A1, A2, A3, A4, A5, A6, A7, A8, A9, A10, A11, A12, B1, B2,
B3, B4, B5, B6, B7, B8, B9, B10, B11, B12, C1, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9,
C10, C11, C12, D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, D9, D10, D11, D12, E1, E2, E3,
E4, E5, E6, E7, E8, E9, E10, E11, E12).

Pada masing-masing kelompok soal, setiap soal akan bergerak dari soal yang mudah
hingga soal yang sulit, dimana kondisi ini menunjukkan bahwa dibutuhkan kapasitas
kognitif yang lebih besar untuk memasukkan dan menganalisa informasi di dalam otak
kita. Semua kelompok soal pada tes ini disajikan dengan dicetak tinta hitam pada latar
putih (hitam putih).

Tes ini dirancang khusus untuk testee berusia 6 hingga 65 tahun, dimana tes ini dapat
disajikan secara individual ataupun klasikal. Waktu untuk mengerjakan tes ini adalah
kurang lebih 30 menit. Di bawah ini merupakan contoh tes SPM dan instruksi untuk
mengerjakan tes tersebut.
5. Tes Kemampuan Kerja

A. Tes IST (Intelligenz Struktur Test)

Intelligenz Struktur Test (IST) merupakan alat tes inteligensi yang dikembangkan oleh
Rudolf Amthaeur di Frankfrurt Main Jerman pada tahun 1953 dan telah diadaptasi di
Indonesia. Intelligenz Struktur Test (IST) berdasarkan pada teori inteligensi yang
menyatakan bahwa inteligensi merupakan suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berhubungan secara bermakna (Wiratna, 1993).

Intelligenz Struktur Test (IST) memuat 9 subtes antara lain Satzerganzung (SE) yaitu
melengkapi kalimat, Wortauswahl (WA) yaitu melengkapi kata-kata, Analogien (AN)
yaitu persamaan kata, Gemeinsamkeiten (GE) yaitu sifat yang dimiliki bersama,
Rechhenaufgaben(RA) yaitu kemampuan berhitung, Zahlenreihen (SR) yaitu deret
angka,

Figurenauswahl (FA) yaitu memilih bentuk, Wurfelaufgaben (WU) yaitu latihan


balok, dan Merkaufgaben (ME) yaitu latihan simbol. Penyajian tes IST ini membutuhkan
waktu lebih kurang 90 menit yang memuat 176 aitem soal, dapat dilakukan secara
individual maupun klasikal.

B. Tes Wartegg

Tes Wartegg dikembangkan pada tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg merupakan
tes yang berakar dari psikoanalisis dan psikologi Gestalt (Roivainen, 2009). Psikologi
Gestalt berasumsi bahwa keseluruhan terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian
adalah keseluruhan, bahwa objek atau gambar dalam tes wartegg adalah sebuah kesatuan
yang merupakan cerminan dari pengalaman seseorang yang menggambar.

Tes Wartegg merupakan salah satu asesmen tes psikologi yang digunakan untuk
evaluasi kepribadian (personality assessment).Hasil karya wartegg kemudian lebih
dikenal dengan istilah drawing completion test, hal ini karena subyek harus melengkapi
gambar-gambar kecil yang telah tersedia dengan tujuan mengeksplorasi struktur
kepribadian/ fungsi fungsi dasar.

C. Tes EPPS (Edward Personal Preference Schedule)

Tes EPPS dibuat oleh Allen L. Edwards untuk mengadakan analisis terhadap
kebutuhan kebutuhan dalam diri masing-masing individu. Dasar teoritis dari EPPS adalah
teori kebutuhan (needs) yang dikemukakan oleh Henry A. Murray. Edwards sendiri
kemudian memilih 15 kebutuhan yang dikemukakan oleh Murray tersebut dan
mengembangkan pernyataan - pernyataan yang sesuai untuk menggambarkan kebutuhan-
kebutuhan tersebut (Anastasi & Urbina, 1997).

Tes ini dikategorikan ke dalam tes inventori yang berisi 225 pasang pernyataan
dimana masing-masing individu yang mengerjakan tes ini akan diminta untuk memilih
pernyataan yang paling menggambarkan diri mereka. Hasil dari tes ini akan diperoleh
profil kebutuhan-kebutuhan masing-masing individu dimana yang dirasakan lebih
penting yang akan memotivasi munculnya perilaku tertentu untuk mencapai kebutuhan
tersebut.

Beberapa contoh dari kebutuhan yang digunakan Edwards dalam menyusun EPPS
adalah need of achievement (kebutuhan untuk berbuat sebaik mungkin, untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang sukar dan menarik), need of endurance (kebutuhan
untuk tekun dalam mengerjakan tugas-tugas yang dihadapi), need of order (kebutuhan
untuk mengerjakan sesuatu dengan teratur dan rapi dan terencana) (dalam Schultz&
Schultz, 2005).
soal

lembar jawaban

D. Tes Kraepelin

Tes Krapelin dikembangkan pertamakali oleh seorang psikiater bernama Emil


Kraepelin dari tahun 1856 - 1926. Secara umum proses skoring hasil tes Kraepelin
dilakukan oleh seorang psikolog dengan cara melakukan pemetaan dan perhitungan secara
manual. Proses yang dimaksud adalah dengan mendata setiap jawaban dari masing-masing
peserta tes di setiap item kolom deret angka. Dalam satu waktu tes, seorang peserta diberi
kesempatan 15 detik untuk menjumlahkan deret angka secara vertikal. Ketika waktu habis,
peserta tes wajib untuk pindah lajur deret dan memulai menjawab dari urutan paling bawah
dan tetap diberi waktu 15 detik. Jumlah deret angka dalam tes ini adalah sebanyak 21
deret, dan masing-masing deret memiliki 15 baris angka. Sehingga dapat dibayangkan
lama waktu yang harus digunakan oleh psikolog untuk menganalisis hasil tes. Selain lama
waktu analisis, Tes Kraepelin juga rawan ketidak validan data, hal ini disebabkan ketika
peserta tidak segera pindah lajur deret ketika waktu pengerjaan telah usai.

Menurut Spearman (1927) aspek-aspek yang diungkap dalam tes Kraepelin


dapatdianggap sebagai pernyataan dari energi mental (mengandung unsur-unsur kecepatan,
ketelitian,keajegan dan ketahanan kerja), sehingga mengukur secara optimum apa yang
telah dicapai individu untuk dirinya dalam keadaan fungsi mental yang normal.

Menurut Dr. J. de Zeeuw, tes Kraepelin digolongkan dalam tes-tes yang mengukur
faktor-faktor khusus non-intelektual yaitu terhadap aspek tes konsentrasi.

Menurut Anne Anastasi (Psychological Testing), tes Kraepelin berfokus pada salah satu
aspek kemampuan “mental primer” yaitu faktornumber, dimana didalamnya terdapat
kecakapan untuk menghitungsimple arithmetic dengan cepat dan teliti. Menurut Anastasi
juga, tes Kraepelin merupakan sebuah ‘Speed Test’. Dengan ciri utama dari sebuah speed
tes adalah tidak adanya waktu yang cukup untuk menyelesaikan semua soal.

Jadi pada tes ini, testee memang tidak diharapkan untuk dapat menyelesaikan
sepenuhnya setiap jalur, tapi penilaian yang dilihat disini adalah bagaimana kecepatan
kerja, ketelitian, konsentrasi, stabilitas dan ketahanan yang dimiliki testee dalam kerja.
Selain kecepatan kerja, faktor-faktor lainyang diungkapkan adalah ketelitian, konsentrasi,
dan stabilitas dalam bekerja.Selain itu, terdapat pula aspek-aspek psikologis yang
berpengaruh pada tes Kraepelin, misalnya persepsi visual, koordinasi senso-motorik,
pushing power, ketahanan, learning effect (efek pembelajaran).

Tes Kraepelin memiliki tujuan khusus di samping kecepatan dalam menghitung. Tujuan
tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tes Kraepelin sebagai tes kepribadian;


Tes Kraepelin dapat digunakan untuk menentukan tipe performance seorang, seperti:

1. Hasil penjumlahan angka yang sangat rendah, dapat mengindikasikan gejala depresi
mental.
2. Terlalu banyak salah hitung, dapat mengindikasikan adanya distraksi mental.
3. Penurunan grafik secara tajam, dapat mengindikasikan epilepsi atau hilangan ingatan
sesaat waktu tes.
4. Rentang ritme/grafik yang terlalu besar (antara puncak tertinggi dan terndah) dapat
mengindikasikan adanya gangguan emosional.
b. Tes Kraepelin sebagai tes bakat
Sebagai tes bakat, tes Kraepelin dimaksudkan untuk mengukur maximum performance
seseorang. Oleh karenanya, tekanan skoring dan interpretasi lebih didasarkan pada hasil
tes secara obyektif bukan pada arti proyektifnya.

Dari hasil perhitungan obyektif dapat diinterpretasikan 4 hal:

1. Faktor kecepatan (speed factor)


dimana dalam faktor kecepatan ini ditunjukan pada beberapa prestasi yang dicapai
seseorang atau teste saat mengerjakan tes. Apabila hasil yang diperoleh oleh teste
tinggi maka arah karir yang cocok adalah bekerja di bidang perkantoran. Seperti
pekerjan yang berhubungan dengan pembuatan jadwal, grafik, dan chart.

2. Faktor ketelitian (accuracy factor)


Faktor ini ditunjukkan pada berapa kesalahan (salah maupun terloncat) yang
diperbuat dalam pengerjaan tes. Jika teste mendapatkan jumlah kesalahan sedikit
maka teste tersebut dapat dikategorikan mempunyai tingkat ketelitian yang
tinggi,adapun arah karir yang cocok untuk katagori ini yaitu bekerja pada bidang
manajemen, akutansi, perpajakan, statistika, dan matematika.

3. Faktor keajegan (rithme factor)


faktor keajegan ditunjukkan pada irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes.
Untuk mengetahui keajegan atau sering disebut dengan kestabilan seseorang maka
dengan cara menskor deret tertinggi dikerjakan dikurangi deret terendah yang
dikerjakan. Jika hasil yang di peroleh teste tinggi, maka dapa ditentukan arah karir
yang cocok yaitu sebagai direktur atau pimpinan perusahaan.

4. Faktor ketahanan (ausdeur factor)


dimana dalam faktor ini dapat ditunjukkan oleh garis ausdaner dalam mengerjakan
tes. Menganalisis dari bentuk grafik yang dikerjakan oleh teste tersebut.
Terdapat beberapa analisis yang perlu dipertimbangkan dari segi analisis aspek - aspek
yang berpengaruh pada tes Kraepelin, antara lain sebagai berikut.

1. Aspek kecepatan (Panker)

a. Cara menskor adalah menjumlahkan deret-deret yang telah dikerjakan oleh testee
(dari deret ke 1-50) lalu di bagi sehingga ditemukan rata-ratanya.

Rumus yang digunakan adalah:


∑ 𝐟𝐲
M= 𝐍

M = Rata-rata
N = Jumlah deret,
∑x = Jumlah kerja jawaban

b. Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP (persentil Point)

2. Aspek ketelitian kerja (Tinker)

a. Cara menskor adalah menjumlahkan kesalahan menghitung dan loncatan.

b. Cara menganalisa adalah skor ditransfer ke PP (Persentil Poin).

Rumus:

Tinker = ∑ errors + ∑ skippeds


3. Aspek keajegan / kestabilan kerja (Janker)

a. Cara menskor adalah deret yang tertinggi yang dikerjakan dikurangi deret terendah
yang di kerjakan.

Rumusnya adalah :X = Dt – Dr

Range = skor tertinggi – skor terendah


∑𝐟𝐝
av.dev. = 𝐍

b. Cara menganalisa adalah skor transfer ke PP (Persentil Poin)

4. Aspek ketahanan kerja (Hanker)

a. Cara menskor adalah membuat titik setiap pekerjan yang diselesaikan kemudian
digaris penghubung antara titik deret 1-50 sehingga terbentuk grafik.

b. Cara analisa dengan melihat bentuk grafik.

Rumus = 𝐱 𝟓𝟎 –𝐱 𝟏
Pada titik x50 dan x1 terdapat garis persamaan
y = a + bx
b = N ∑ xy – (∑ x) (∑ y)
N ∑x² - (∑ x)²
a = mean y – (b. mean x)

Keterangan:
y = skor yang betul, urutkan dari yang terbesar sampai terkecil
f = frekuensi skor yang betul
fy = perkalian f dengan y
d = defiasi
d = │ y – mean │
E. Tes BAUM

BAUM test adalah tes psikologi berupa tes menggambar pohon denganketentuan
tertentu. Umumnya pohon yang digambar adalah pohon yang berkayu,memiliki akar,
batang, dahan, daun, serta terkadang bunga dan buah.

Tes gambar adalah tes untuk mengukur ataumenginterpretasikan pribadisubjek, dengan


melihat sosok gambar yang ditampilkan. Sebuah pohon,digambarkan sebagai sesuatu yang
bisa memberi keteduhan bagi makhluk yangada di sekitarnya. Dalam hubungannya dengan
sifat pohon ini, maka tesmenggambar pohonbertujuan, anatara lain untuk mengukur ego,
emosionalitas,kepekaan, sikap, dan adaptasi.

Dalam tes ini, peserta tes akan diberi alat yang dibutuhkan berupa kertasdan pensil.
Peserta tes dilarang menggunakan penghapus. Biasanya waktu yangdisediakan cukup
lama. Kemudian penguji akan memberi instruksi kepada pesertates untuk menuliskan
identitas diri di kertas lainnya.
Tahap selanjutnya, pengujiakan memberi instruksi untuk membuat gambar pohon
kepada peserta tes.Ketentuannya adalah peserta menggambar sebuah pohon apa saja sesuai
denganimajinasi pada saat itu, dengan syarat pohon yang digambar adalah:

1. Pohon berkayu, berkambium, dan berdahan banyak, seperti pohon rambutan,jambu,


atau mangga.

2. Jangan menggambar pohon kelapa, pisang,semak belukar (padi, tebu), ataucemara


karena pohon - pohon itu tidak bercabang.
DAFTAR PUSTAKA

Suharnan, Prof., Dr., M.S. 2005. Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi.

Alwisol. 2008. Psikologi Kepribadian. Malang: Universitas Muhamadia Malang Press.

Dewi, Eva Meizara Puspita, S.Psi., Psi.. Diktat Mata Kuliah Administrasi dan Skoring
Universitas Indonesia Timur. Makassar: tidak ada penerbit.

Nyepsycho Leave. Thematic Apperception Test (TAT),


(http://www.psychologymania.co.cc/, diakses pada 25 Oktober 2019).

Tuapattinaja, Josetta M. R. &Saragih, Juliana I. (2016). Gambaran profil epps pada


mahasiswa usu. Jurnal Pemikiran & Penelitian Psikologi. 11 (1) : 39.

Kumolohadi, Retno & Suseno Miftahun Ni’mah. (2012). Intelligenz struktur test dan standard
progressive matrices: (dari konsep inteligensi yang berbeda menghasilkan tingkat
inteligensi yang sama). Jurnal Inovasi dan Kewirausahaan. 1 (2) : 80 – 81.

Prabowo, A., Nisa, A. C., Jadmiko, G. T. (2016). Profil kepribadian tes wartegg (studi
deskriptif pada seleksi karyawan). SEMINAR ASEAN 2nd Psychology & Humanity.

Nurhasan, U., Suryani, D., Amalia, E. L. (2017). Sistem cerdas tes kepribadian kraepelin.
Jurnal Teknologi Informasi. 8 (2) : 146 – 147.

Partini. (2005). Jurnal berkala ilmiah berkala psikologi. Identifikasi faktor-faktor test 16 PF
yang mendasari sifat-sifat kepribadian karyawan pemkot Surakarta. 7(1), 39-51.

Amaliyah, Mely dan Noviyanto, Fiftin. (2013). Jurnal sarjana informatika. Aplikasi tes
kepribadian untuk penempatan karyawan menggunakan metode MBTI berbasis WEB.
1(2), 607-616.

Groth-Marnat, Gary. (2009). Handbook of psychological assessment / Gary Groth-Marnat.


—5th ed. p. Cm. Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey
Anastasi, A. & Urbina, S. (2007). Tes psikologi. Jakarta: PT Indeks. Cohen-Swerdlik. (2009).
Psychological testing and assessment: An introduction to test and measurement (7th
ed.). USA: McGraw-Hill Companies, Inc.

https://initu.id/kumpulan-567-soal-tes-psikometrik-tes-psikologi-mmpi/

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/psikologia/article/download/16663/7214

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022-
SITI_WURYAN_INDRAWATI/TES_EPPS.pdf

http://psikologi.fisip-unmul.ac.id/main/wp-content/uploads/2016/06/pdf-modul-inventory-
FIX.pdf

http://digilib.umg.ac.id/files/disk1/22/jipptumg--febrianrai-2108-2-13.bab-i.pdf

https://www.researchgate.net/publication/300087160_SISTEM_PAKAR_TES_KEPRIBADI
AN_PAPI_KOSTICK_UNTUK_SELEKSI_DAN_PENEMPATAN_TENAGA_KERJA
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/622/jbptunikompp-gdl-dewijayant-31057-9-unikom_d-
i.pdf
MAKALAH

TES BAUM DAN HOUSE TREEPERSON

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA 2022/2023

1
2
I. PENJELASAN

A. Tes BAUM

Tes BAUM atau yang kebuh dikenal “Tree Test” adalah tes psikologi yang
berupa tes menggambar pohon. Tes ini pertama kali dikenalkan oleh Emil
Jucker, berikutnya dikembangkan oleh Charles Koch. Jucker menyatakan
bahwa pohon mempunyai karakteristik yang hampir sama seperti manusia.
Pohon memiliki arti dan makna yang penting bagi manusia.

1. Teori Pengembangan Tes Baum

 Psikoanalisa
Menekankan pada masalah-masalah ketidaksadaraan diri. Pohon
termasuk dalam tes proyektif karena dapat memancing hal-hal yang
tidak disadari oleh orang tersebut. Dalam pohon, terdapat bagian-bagian
yang dapat memproyeksikan inner state individu. Bagian-bagian pohon
juga dapat menjadi symbol dari struktur kepribadian yang
dikembangkan aliran psikoanalisis.
 Fenomenologis
Sesuatu yang dibuat orang merupakan gejala yang ditampilkan. Gejala
tersebut memiliki makna bagi orang tersebut. Gejala yang terlihat dalam
gambar pohon merupakan interprestasi pengalaman individu yang
dituangkan dalam bentuk gambar.
 Perkembangan
Usia individu memberikan pengaruh pada sifat dan bentuk gambar.
Beberapa percobaan pada anak-anak menunjukkan bahwa, di usia-usia
tertentu, anak-anak menggambar dengan pola yang sama.
Tes gambar orang adalah salah satu teknik yang mengukur fungsi
kognitif dan kepribadian individu. Meskipun tes ini popular dikalangan
psikolog dan praktisi pendidikan pada awalnya, tes ini masih digunakan
sebagai alat bantu untuk mengetahui gambaran kepribadian seseorang
yang dikaitkan dengan jabatan/pekerjaan.

2. Tujuan

Tes ini bertujuan untuk pemeriksaan kepribadian individu dan untuk


mengetahui bagaimana individu mengekspresikan dirinya di lingkungan
seperti self image dan keadaan emosi individu.

3
3. Karakteristik

Pada tes ini biasanya testee diminta untuk menggambarkan pohon, dan
biasanya penguji menyebutkan pohon-pohon yang tidak boleh digambar
seperti palem-paleman, rumput-rumputan, pohon merambat, dan
sebagainya.
4. Kriteria

Ketika menggambar pohon, testee terkadang menggambar dengan kriteria


khusus, antara lain sebagai berikut :
 Pohon yang berbuah
Buah merupakan hasil yang muncul pada pohon dari proses yang lam.
Buah diartikan sebagai suatu hasil akhir yang terkadang
menguntungkan karena bermanfaat bagi makhluk hidup lain. Buah juga
dapat diartikan sebagai suatu kematangan. Alasan menggambar buah
pada remaja adalah keinginan untuk segera menikmati, meniadakan
proses kematangan karena ingin mendapatkan hasil dan segera
mendapat kesuksesan.
 Pohon yang dikeliingi pagar
Testee terkadang menggambarkan pohon disertai dengan pagar di
sekelilngnya. Hal ini menunjukkan bahwa : peserta membutuhkan rasa
aman karena adanya perasaan tidak aman, kebutuhan untuk dibimbing,
dan tidak adanya kepercayaan diri.
 Pohon dengan bunga-bunga
Pohon dengan bunga-bunga menunjukkan bahwa : testee memounyai
kepekaan terhadap suatu keadaan, menikmati suatu kejadian, tetapi juga
mudah melupakan, testee mempunyai sifat yang narsis
 Daun yang digambar secara mendetail
Daun yang digambar secara mendetail mempunyai unsur positif dan
negatif
- Unsur positif menunjukkan adanya bakat atau kemampuan uuntuk
mengamati
- Unsur negatif menunjukkan sikap yang kekanak-kanakan. Ia mudah
kecewa dan gembira atas hasil yang dicapai
 Pohon dengan daun-daun yang jatuh
Testee yang menggambar pohon dengan daun-daun yang jatuh
mengidikasikan bahwa ia mudah melepaskan sesuatu dan dapat
mengekspresikan diri dengan mudah.
 Pohon berdaun rindang
Pohon yang berdaun rindang mengindikasikan bahwa peserta tes
seorang yang ahli dalam mengerjakan berbagai tugas secara bersama-
sama.
 Pohon dengan sedikit daun

4
Pohon yang digambar dengan sedikit daun menunjukkan testee punya
sedikit minat atau kesukaan dalam bidang tertentu tetapi sangat antusias
untuk mengerjakannya.
 Pohon dengan sarang burung dan telur burung
Pohon yang digambar dengan sarang burung dan telur burung
menunjukkan bahwa testee terlalu berani dalam pergaulan dan memiliki
daya humor yang tinggi walau terkadang sinis
 Gambar hewan di sekitar pohon (kecuali ulat)
Gambar hewan di sekitar pohon menunjukkan bahwa testee sedang
memikirkan kepentingan orang lain di luar kepentingannya sendiri.
 Pemandangan alam
Testee menjadikan alam sebagai tema utama dalam menunjukkan
bahwa ia merasa terancam dari dunia luar.
 Pohon yang digambar di atas pangkal batang
Menunjukkan bahwa testee menyadari kenyataan dan pada saat yang
sama terpisah dari kenyataan.
 Dasar pohon terbentuk dari pangkal dan akar
Testee kemungkinan dapat menggambar dasar pohon yang berbentuk
dari pangkal dan akar. Hal ini menunjukkan bahwa testee tidak
mempunyai self consciouness dan tiak mampu untuk melihat secara
objektif
 Pohon dengan garis miring
Testee terkadang juga menggambar pohon dengan garis miring. Gambar
tersebut menunjukkan bahwa testee mempunyai sifat yang hati-
hati,tidak mudah percaya pada seseorang, tidak mampu menyesuaikan
diri, ragu-ragu, kemauan lemah, dan perasaan tidak aman.
 Gambar pohon berbentuk segitiga
Menunjukkan bahwa testee empunyai orientasi pada hal yang detail,
gigih, dan bekerjakeras untuk meraih cita-cita.
 Bagian atas pohon yang membulat
Testee menggambar bagian atas pohon yang bulat menandakan bahwa
ia suka melihat situasi secara keseluruhan, detail, menghargai orang lain
 Pohon di atas bukit
Testee yang menggambar pohon di atas bukit menunjukkan bahwa ia
mempunyai kepribadian autisme, merasa terkucilkan, suka menyendiri
dalam pergaulan, adanya perasaan insecure, dan terasingi.

B. House Tree Person

House Tree Person Test (tes HTP) merupakan salah satu tes grafts (drawing test)
yang dapat mengungkap kepribadian individu dan Jatar belakang keluarga
melalui teknik projektlf.
2. Teori Perkembangan House Tree Person

5
Tes ini merupakan variasi dari tes DAP. Buck berasumsi bahwa selain
manusia, pohon dan rumah juga memiliki qrti simbolis. Pada tes ini,
subjek diminta untuk membuat gambar bebas tanpa ukuran berupa
rumah, pohon, dan orang. Kinetic Drawing System for Family and
School dikembangkan oleh HM. Knoff dan HT. Prout dari Western
Psychology Service. Tes ini ditujukan untuk anak-anak dan remaja.
Pada tes ini, subjek diminta menggambar keluarganya yang sedang
mengerjakan sesuatu. Setelah gambar selesai, subjek diminta untuk
mengidentifikasikan setiap anggota keluarga dalam gambar itu dan
mengapa mereka melakukannya dan menjelaskan hubungan antar
anggota keluarga itu. Prosedur ini dapat di terapkan juga pada konteks
sekolah.
3. Tujuan
Prosedur tes ini pertama kali bertujuan untuk menilai penyesuaian
kepribadian, tetapi kemudian tes HTP umumnya memiliki tujuan untuk
keseluruhan pribadi pada individu.
4. Karakteristik
Karakteristik pada tes Psikologi ini, adalah HTP digunakan oleh para
ahli jiwa untuk mendapatkan data yang cukup signifikan yang
mempunyai sifat diagnosa atau prognosa mengenai keseluruhan pribadi
individu yang bersangkutan, juga dapat mengetahui bagaimana
interaksi pribadi dengan lingkungan baik yang umum ataupun spesifik.
Menurut John Duck, HTP digunakan untuk mendapatkan data tentang
kemajuan individu yang dikenai suatu treatment. Baik HTP ataupun tes
grafis lainnya dapat disertai dengan warna dan interpretasinya
mencakup juga sesuai atau tidak sesuainya penggunaan warna terhadap
objek. Yang paling penting di interpretasi adalah orientasi individu
(terhadap ruang dan daya abstraksi)

C. Sejarah Perkembangan

1. Tes BAUM

Penerapan dan penggunaan tes menggambar pohon pertama kali


dilakukan oleh Emil Jucker, seorang konsultan pemilihan jurusan dan
penasehat pendidikan di Zurich. Untuk membantu mendiagnosis, Jucker
memilih pohon sebagai bahan tes setelah mempelajari kebudayaan-
kebudayaan dan dongeng-dongeng. Ia menganggap gambar pohon yang
dibuat seseorang sebagai pernyataan dari “the being of the person”.

Lalu pada tahun 1952 tes ini dikembangkan oleh Charles Koch, seorang
psikolog Jerman, sehingga sekarang dikenal sebagai Baum Test. Tes ini

6
digunakan di berbagai dunia untuk melakukan analisa terhadap
kepribadian maupun latar belakang emosional seseorang.

Pohon melambangkan elemen penting dalam mitologi diseluruh dunia,


sehingga pohon dipilih sebagai objek yang digambar. Pohon memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan manusia. Pohon perlu makanan
dan minuman untuk tumbuh dan berkembang. Ada pendapat bahwa tipe
pohon yang digambar berkaitan dengan struktur psikis atau ketidaksadaran
diri seseorang.

1928 Emil Jucker (Consultan Vocantional), merancang Tes Baum,


dan memberikan pendapat bahwa pohon segabai pernyataan
dari “The being of the person”

1946 Dikembangkan oleh Hermann Hiltbrunners

1952 Charles Koch menuliskan ide mereka dalam buku ’The Tree
Test

2. Tes HTP

House Tree Person Test (tes HTP) merupakan salah satu tes grafts
(drawing test} yang dapat mengungkap kepribadian individu dan Jatar
belakang keluarga melalui teknik projektlf. Asesmen psikologi perilaku
kriminal remaja bertujuan melakukan identifikasi faktor penyebab
munculnya tindakan kriminal dari aspek psikologisnya. Faktor-faktor yang
melatarbelakangl perllaku kriminal dapat dibagi menjadi dua kelompok
yaitu core factors (sikap, kepribadian anti sosial, ada tidaknya sejarah dan
dukungan yang bersifat antisososial) dan background factors (keluarga,
relasi dengan ternan sebaya) (Ma, 2012).

Tes HTP menghasilkan data yang dapat mengungkap kedua faktor


tersebut secara komprehensif. Core factors melalui figur person dan
background factors melalui hubungan antara ketiga figur dalam HTP :
figur house, tree, person secara terintegrasi. Dalam studi empirik pada 10
hasil HTP test dari anak didik di La pas Anak Blitar,usia 17-23 tahun,
dianalisis menggunakan distribusi frekuensi berdasarkan ciri-ciri
formal/molar gambar yang terdiri dari ciri graphomotor dan ciri primer.
Ciri graphomotor yang menunjukkan frekuensi tinggi pada figur orang
digambar dengan ukuran paling kecll, memiliki proporsi yang buruk,

7
tekanan garis tipis dan munculnya shading.Jnterpretasi cir-ciri tersebut
mengindikasikan adanya konsep diri yang buruk, keterbatasan fungsi
intelektual dalam regulasi dan kontrol diri, serta kecemasan.

Ciri primer yang menonjol adalah adanya penghilangan yang


menglndikasikan adanya konsep diri yang buruk. Pengalaman
menggunakan tes HTP dalam asesmen psikologi dalam penelitian ini
memberikan manfaat tambahan antara lain; mampu menghindari
munculnya respon manipulatif dari anak didik dalam membuka diri. Selain
itu, tes HTP juga mampu berfungsi sebagai "ice breaker• pada proses
asesmen psikologi yang dilakukan (Kennedy et al., 1994). Teknik asosiasi
diduga dapat memberikan data tambahan untuk memperjelas kehidupan
keluarga (home) baik yang nyata maupun yang diangankan (wishes) dari
individu.

1948 John N. Buck pertama kali mengembangkan tes HTP

1992 Tes HTP direvisi oleh Buck & Warren

D. Perbedaan
Tes grafis yang umum dikenal sebenarnya terdiri dari empat alat tes yang berdiri
terpisah mereka adalah BAUM (menggambar pohon), Draw Analisys Person (DAP)
dan House Tree Person (HTP), perbedaannya bisa dilihat pada tabel berikut :

Tes Baum Tes House Tree Person Draw A Person


Emil Jucker John N. Buck. Machover
bertujuan menilai bertujuan Mengukur bertujuan untuk
karakter dan kepribadian keseluruhan pribadi mengukur kepribadian
seseorang seseorang
menilai dengan cara menilai dengan cara menilai dengan cara
menganalisa gambar mengevaluasi gambar menganalisa gambar
pohon yang dibuat oleh rumah, pohon dan orang manusia yang dibuat
peserta tes. yang dibuat oleh peserta oleh peserta tes
tes.

E. Prosedur dan Administrasi

1. Administrasi Tes BAUM

1. Hal yang perlu dipersiapkan dalam tes BAUM :

8
1) Kertas HVS berat 70 gr, ukuran folio atau A4
2) Pensil HB, tidak menggunakan penghapus
3) Adanya landasan yang cukup baik untuk menulis seperti meja.
2. Posisi kertas : vertical
3. Klasikal: instruksi posisi kertas diperlihatkan
4. Testee diminta menuliskan identitasnya di sudut kanan atas kertas :
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Tingkat pendidikan
4) Usia
5) Tanggal tes
5. Testee diminta untuk membalik kertas dan mendengarkan instruksi
selanjutnya dari tester
6. Instruksi : “Gambarlah pohon berkayu atau berkambium, kecuali pohon
jenis :
1) Perdu
2) Pinus / cemara
3) Palma / kelapa
4) Bambu
5) Beringin
6) Randu
7) Pisang
8) Rumput-rumputan
7. Setelah testee selesai membuat gambar pohon, diminta untuk untuk
menuliskan ‘nama pohon’ yang digambar (dibalik gambar)
8. Waktu : 10 - 15 menit (klasikal), tidak dibatasi (individual)
 Persiapan tes
Testee harus meperhatikan kesiapan fisik & psikis testee dan tester. Selain itu
perlu diperhatikan pula kondisi lingkungan seperti pencahayaan dan
sirkulasi udara. Kemudian hindari stimulus yang mengganggu hasil tes,
seperti : gambar, lukisan, tv, dan radio.
 Materi tes
Perlengkapan yang diperlukan yakni HVS folio 80 gr, pensil HB, stopwatch,
lalu pastikan alas permukaan yang dipakai tester halus dan rata.
 Intruksi awal
“nanti saudara akan saya beri tugas yang berkaitan dengan menggambar.
Tetapi saudara tidak perlu merasa khawatir. Gambar yang saudara buat
tidak akan dinilai baik-buruknya. Yang penting saudara mengikuti
instruksi yang saya berikan!”

2. Tes House Tree Person

1. Hal yang perlu dipersiapkan Tes HTP

9
1) Kertas HVS berat 70 gr, ukuran folio
2) Pensil HB, tidak menggunakan penghapus
3) Adanya landasan yang cukup baik untuk menulis seperti meja.
2. Posisi kertas : horizontal
3. Klasikal: instruksi posisi kertas diperlihatkan
4. Subyek diminta menuliskan identitasnya di sudut kanan atas kertas :
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Tingkat Pendidikan
4) Usia
5) Tanggal tes
5. Testee diminta untuk membalik kertas dan mendengarkan instruksi
selanjutnya dari tester
6. Instruksi : “ Buatlah sebuah gambar yang didalamnya ada rumah, pohon,
dan orang” Atau, “Gambarlah rumah, pohon dan orang”.
7. Setelah testee selesai menggambar, diminta untuk untuk menuliskan
‘cerita’ dari gambar yang dibuat secara singkat (yaitu pada halaman
dibalik gambar).
8. Waktu : 10 - 15 menit (klasikal), tidak dibatasi (individual)

10
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, W. (2018). Tine Psycho Test. Teaching Resource.


Anastasi, A. &. (1998). Psychological Testing: 7th ed. Gregory, Robert.J. Psyhcological
Testing: 6th edition. Boston: Pearson Education.
Aritonang, N. N. (2018). Pedoman Praktikum.
Huda Nurul, Kusuma Alvina, & Amien Muh. (2019/2020). Best Score Tes CPNS . Solo:
Genta Smart Publisher.
Huda, N., Kusuma, A., & Amien Muh. (2021). BEst Score Tes CPNS . Solo: Genta Smart
Publisher.
Koch, C. (1952). The Tree Test : The Tree-Drawing Test As An Aid in Psychodiagnosis.
New York: Hans Huber Publisher Berne.
Maserati, & Michelangelo Stanzani et all. (2015). Research Article The Tree-Drawing
Test (Koch's Baum Test): A Useful Aid to Diagnose Cognitive Impairment.
Behavioural (Vol. 2015). Article ID 534681, 6 pages
http://dx.doi.org/10.1155/2015/534681.
Nasititi, D. (2021). Modul Laboratorium Individual Tes Grafis Dan Tes WArtegg. Jawa
Timur: UMSIDA Press.
UMM, P. (Fakultas 2005). Tes grafis: BAUM, DAP, HTP. Malang: Fakultas Psikologi .
https://repository.unikom.ac.id/54984/1/Psycho%20Test.pdf
Hudha Nurul, Kusuma Alvina, Amien Muh. Best Score Tes CPNS 2021.
Solo:Genta Smart Publisher

11
PAPER TES PROYEKTIF

TES DAP

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA
1. PENGERTIAN

I. DAP DRAW A PERSON TEST

Tes Draw a Person (DAP) dikembangkan dari tahun 1948 yang ditulis oleh Karen
Machover. Menurut Bond, Southers and Sproul (2015), tes DAP dikembangkan dengan tujuan
untuk melengkapi tes kecerdasan Stanford Binet, dengan tes non-verbal. Namun belakangan
diketahui bahwa detail yang terdapat pada gambar orang lebih bermanfaat, oleh karena itu alat
penilaian pertama melalui menggambar dibuat oleh Florence Goodenough pada tahun 1926 dan
diperkenalkan sebagai tes Draw a Man (Jolly, 2010). Meskipun ada beberapa rangkaian petunjuk
arah yang tersedia, petunjuk tipikal dijelaskan sebagai berikut: Pasien diberikan selembar kertas
bergaris 8 1/2 kali 11 dan pensil No.2 dan hanya diminta untuk "menggambar seseorang."
Pemeriksa harus menjawab semua pertanyaan secara tidak langsung: "Lakukan dengan cara apa
pun yang Anda suka." Pasien yang mengungkapkan kekhawatirannya tentang kemampuan
artistiknya harus diberi tahu: “Ini bukan tes kemampuan artistik; itu tidak penting." Jika pasien
bertanya apakah mereka harus menggambar seluruh gambar atau hanya kepala, atau apakah
gambar tongkat dapat diterima, mereka harus diinstruksikan untuk melakukan apa yang mereka
inginkan.
Namun, jika mereka hanya menggambar kepala atau jika mereka menggambar gambar
tongkat, maka mereka harus diberikan selembar kertas lagi dan diminta untuk menggambar
seluruh orang atau orang yang bukan gambar tongkat. Pasien kemudian diberikan selembar
kertas lagi, diminta untuk menggambar lawan jenis (gender) dan kemudian diminta untuk
mengarang cerita tentang kedua gambar tersebut. Jika pasien tidak dapat melakukannya, dapat
diterima untuk mengajukan serangkaian pertanyaan tentang orang yang ditarik (lihat Handler,
1996)
DAP digambarkan sebagai tes proyektif; orang dikatakan memproyeksikan dinamika
kepribadian yang mendasari dan ciri-ciri kepribadian ke dalam gambar mereka. Biasanya
diyakini bahwa produksi DAP pasien adalah cerminan dalam beberapa hal dari dirinya sendiri,
tetapi ada juga kemungkinan bahwa gambar tersebut mewakili beberapa orang penting lainnya
dalam kehidupan pasien.

II. GHDAMT Goodenough-Harris Drawing a Man Test

Penggunaan formal menggambar untuk penilaian psikologis dimulai oleh Florence Goodenough,
seorang psikolog anak, pada tahun 1926. “Goodenough pertama kali tertarik menggambar ketika
dia ingin menemukan cara untuk melengkapi tes kecerdasan Stanford-Binet dengan ukuran
nonverbal”. Dia percaya bahwa anak-anak menggambar apa yang mereka tidak tahu apa yang
mereka lihat dan bahwa sifat dan isi gambar anak-anak terkait dengan perkembangan mental
mereka daripada hal-hal lain. Banyak perubahan dapat dilihat pada gambar anak-anak dari
berbagai usia dan perubahan ini berhubungan langsung dengan kecerdasan umum anak. Studinya
yang luas tentang gambar anak-anak mengarah pada tes kecerdasan menggambar pertama yang
diberi nama tes Goodenough Draw a Man.
Selama bertahun-tahun, tes Goodenough Draw a Man telah direvisi berkali-kali dengan
langkah-langkah tambahan untuk menilai kecerdasan, tetapi asal tes tetap tidak berubah. Pada
tahun 1949, beberapa orang mencoba memperkenalkannya sebagai tes kepribadian dengan
melakukan perubahan pada tes tersebut. Harris kemudian merevisi tes tersebut sebagai
GHDAMT. Tes ini adalah salah satu tes yang paling mudah, paling praktis dan universal,
prosedurnya sederhana dan membutuhkan sedikit waktu dan dapat dilakukan di lokasi yang
berbeda dan hemat biaya. Tes hanya membutuhkan kerja sama anak dan orang tua tidak
berperan. Tujuan dari tes ini adalah untuk menilai perkembangan anak dalam skala kognisi.

Tahun 1949, Machover mengembang tes yang bermana Draw A Person (DAP) untuk
mengukur kepribadian. Ia mengembangkan sejumlah hipotesis berdasarkan dari observasi klinis
dan penilaian intuitif. Misal, ukuran gambar berkaitan dengan tigkat self esteem, penempatan
gambar dalam kertas mereleksikan suasana hati dan orientasi seseorang.

Tahun 1951, Hulse mengembangkan tes yang bernama Draw A family (DAF). Tahun
1963, Haris membuat revisi tes DAM denagan menambahkan dua form baru (selain
menggambar seorang laki-laki, anak juga diminta menggambar seorang wanita dan dirinya
sendiri), sistem skoring yang lebih detail dan standardisasi yang lebih luas.

Itu Tes Goodenough-Harris dilakukan di masing-masing taman kanak-kanak setelah


mengisi kuesioner. Skor Kuesioner ASQ2 dalam aspek kognitif domain (pemecahan masalah)
dihitung dan dibandingkan dengan nilai titik batas yang distandarisasioleh Kementerian
Kesehatan dan Medis Iran Pendidikan dan diklasifikasikan berdasarkan skor. Itu skor kelulusan
adalah antara -1 SD dan -2SD dan skor gagal kurang dari -2SD. Tes menggambar, dengan
mempertimbangkan bagian-bagian dan grafik rincian, berdasarkan instruksi tes dinilai antara 0-1
(8) dan usia mental diperkirakan setelah menyimpulkan tes berdasarkan Tabel 1, dan IQ anak
awalnya dihitung dengan mengambil rasio usia mental dengan usia kronologis (fisik) dan
dikalikan dengan 100.
2. Kategori tes proyektif dalam bentuk tes menggambar, bercak tinta, dan bercerita

Tes grafis terdiri dari 3 buah tugas yaitu : gambar orang (DAP), gambar pohon (Tree
test), gambar rumah, pohon dan orang (HTP). Prinsip dari tes ini adalah menggambarkan sesuatu
obyek yang sangat dekat dengan dirinya, namun dibatasi dengan kaidah yang tidak terlalu
mengikat.
Tes Rorschach dikembangkan oleh Hermann Rorschach. Ro menggunakan bercak tinta untuk
alat bantu diagnosis kepribadian secara menyeluruh, diterbitkan pada tahun 1921. Materi terdiri
atas 10 kartu, 5 buah diantaranya berwarna dan lainnya hitam putih. Langkah yang dilakukan
untuk interpretasi adalah melalui skoring. Skoring didasarkan pada pengelompokan jawaban
subyek dan dipilah menjadi 3 kategori utama yaitu : lokasi (bagian bercak mana yang digunakan
untuk membuat jawaban), determinan (bagaimana seseorang melihat bercak) dan content (apa isi
jawabannya).
Cara lain yang lebih halus, di mana isi tes tertentu bisa cukup mempengaruhi kinerja
adalah melalui respon emosional dan attitudinal (sikap) para peserta tes. Cerita atau gambar yang
memotret suasana keluarga kelas menengah pada umumnya, misalnya bisa membuat terasing
seorang anak yang dibesarkan dalam rumah di tengah kota berpenghasilan rendah.

3. Prosedur Administrasi Menggambar Manusia (Draw a Person)

Pasien diberikan selembar kertas 8 1/2 “kali 11” tidak bergaris dan pensil No.2 dan hanya
diminta untuk "menggambar seseorang." Pemeriksa harus menjawab semua pertanyaan secara
tidak langsung: "Lakukan dengan cara apa pun yang Anda suka." Pasien yang mengungkapkan
kekhawatirannya tentang kemampuan artistiknya harus diberi tahu: “Ini bukan tes kemampuan
artistik; itu tidak penting."
Jika pasien bertanya apakah mereka harus menggambar seluruh gambar atau hanya
kepala, atau apakah gambar tongkat dapat diterima, mereka harus diinstruksikan untuk
melakukan apa yang mereka inginkan.
Namun, jika mereka hanya menggambar kepala atau jika mereka menggambar gambar
tongkat, maka mereka harus diberikan selembar kertas lagi dan diminta untuk menggambar
seluruh orang atau orang yang bukan gambar tongkat. Pasien kemudian diberikan selembar
kertas lagi, diminta untuk menggambar lawan jenis (gender) dan kemudian diminta untuk
mengarang cerita tentang kedua gambar tersebut. Jika pasien tidak dapat melakukannya, dapat
diterima untuk mengajukan serangkaian pertanyaan tentang orang yang ditarik (see Handler,
1996).
4. KESIMPULAN

Tujuan dari penelitian ini adalah evaluasi dari validitas bersamaan dari dua tes: ASQ2
kuesioner dan GHDAMT. Untuk bandingkan kedua tes ini, karena GHDAMT menilai kognisi
anak, subskala pemecahan masalah dalam kuesioner ASQ2 dipilih. Hasil penelitian saat ini
menunjukkan bahwa GHDAMT bukan pengganti yang tepat untuk ASQ2 di penilaian kognisi
anak-anak dan mengungkapkan tidak ada korelasi yang signifikan secara statistik antara subskala
pemecahan masalah, usia mental, dan IQ dalam anak-anak tanpa cacat mental. Namun, ini
korelasi signifikan pada anak-anak dengan gangguan mental disabilitas. Ada banyak tes untuk
menilai perkembangan anak yang telah divalidasi dan digunakan secara universal.

Kesimpulannya, GHDAMT tidak bisa menjadi pengganti untuk kuesioner ASQ2


karena statistik yang rendah koefisien korelasi. Meskipun statistik koefisien korelasi lebih tinggi
pada anak-anak dengan cacat mental tetapi memutuskan, menggeneralisasi dan menilai dalam
kaitannya dengan hasil sulit karena ukuran sampel yang kecil. Penelitian ini dapat menjadi
titik awal untuk studi lebih lanjut dalam mengevaluasi IQ dan kognisi pada anak-anak dengan
cacat mental.

DAFTAR PUSTAKA

Dawning, L.N., Guidance and Counseling Service, New York: McGraw Hill Book Company,
1968

Ohlsen, M.M., Group Counseling, Holt Rinehart and Winston, Inc., 1970
Rogers, C.R., The Counseling and Psychoteraphy, Boston: Houghton Mifflin, 1942

Berk L. Development through the lifespan. Pearson Education India; 2017


Hilsenroth, M. J., & Segal, D. L. (2004). Comprehensive Handbook of Psychological
Assessment. John Wiley & Sons, Inc
Tes Bercerita:
Thematic Apperception Test dan Children Apperception Test

Depok

2022
SEJARAH

Pada Juli 1905, Ebbinghaus (26) menyelidiki efek kelelahan dari lima jam pembelajaran
di sekolah. Dalam penyelidikan tersebut, Ebbinghaus mengembangkaSejarah perkembangan
Thematic Apperception Test dan Children Apperception Test

Pada tahun 1879 percobaan asosiasi bebas pertama dilakukan oleh Francis Galton (33)
dimana subjek eksperimennya ialah dirinya sendiri. Pada pergantian abad, psikologi
eksperimental mencapai proses mental "tertinggi". Permasalahannya adalah psikologi
eksperimental. Ini adalah pencapaian tertinggi psikologi eksperimental pada saat itu. Psikologi
berubah menjadi masalah yang lebih kompleks. Munculnya Skala Binet untuk megukur
kecerdasan umum merupakan sebagian hasil dari anggota komisi yang ditunjuk oleh Menteri
Intruksi Publik Prancis tahun 1904. Tugas awalnya yaitu untuk membuat rekomendasi
pengajaran anak – anak yang berpikiran lemah di sekolah – sekolah umum di Paris.

Tes kecerdasan yang sederhana dan mudah diterapkan untuk menguji kemampuan
intelektual secara fundamental baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Tahun 1935, untuk pertama kali Henry Murray dan Morgan mengembangkan Thematic
Apperception Tes dengan 30 kartu bergambar dan 1 kartu kososng. Tahun 1938, H. A. Murray
mengadakan penelitian-penelitian kembali terhadap TATTes ini digunakan untuk
mengeksplorasi dinamika yang mendasari kepribadian, seperti konflik internal, dominance drive,
minat, dan motif.

PERKEMBANGAN TEORI

TAT untuk tujuan tertentu dikembangkan oleh para ahli. Sejauh ini, tidak ada perbedaan
yang signifikan antara versi pengembangan dan versi aslinya. Adaptasi TAT selanjutnya
disesuaikan dengan konteks penelitian, seperti versi TAT untuk survei sikap pekerja, minoritas,
otoritas, dll. Penyesuaian lain yang dikembangkan digunakan untuk konseling karir, penilaian
eksekutif, dll. Berbagai bentuk telah disiapkan untuk kelompok khusus seperti anak pra-sekolah,
siswa sekolah dasar, anak cacat, remaja, dan etnis minoritas. Banyak penyesuaian pada tes TAT
berfokus pada tindakan intensif dari satu kebutuhan atau dorongan, seperti dorongan seksual atau
agresi, yang paling menarik adalah penggunaan TAT dalam penelitian tentang kebutuhan
berprestasi atau need for achievement oleh McClelland, Atkinson dan rekan. Empat gambar, dua
di antaranya diambil dari TAT, merekam tanggapan terkait tingkat kebutuhan pencapaian
individu.

TUJUAN

Tes TAT sering diberikan kepada individu sebagai bagian dari panel tes atau panel yang
dirancang untuk menilai kepribadian. Hal ini diyakini efektif dalam memperoleh informasi
tentang pandangan dunia seseorang dan sikapnya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Saat
peserta TAT melewati berbagai kartu dan bercerita tentang foto, mereka mengungkapkan
harapan mereka untuk hubungan dengan teman sebaya, orang tua atau figur otoritas lainnya,
bawahan, dan mungkin pasangan romantis. Selain menilai isi cerita yang dituturkan subjek,
penguji juga menilai sikap subjek, nada suara, sikap, keragu-raguan, dan tanda-tanda respons
emosional lainnya terhadap gambar cerita tertentu.

Misalnya, seseorang yang cemas tentang gambar tertentu mungkin mengomentari gaya
artistik gambar, atau mengatakan dia tidak menyukai gambar itu, sebagai cara untuk menghindari
membicarakannya. TAT umumnya digunakan untuk menilai kandidat individu di bidang yang
membutuhkan keahlian tingkat tinggi dalam berurusan dengan orang lain dan/atau kemampuan
untuk mengatasi tekanan psikologis tingkat tinggi, seperti penegakan hukum, posisi
kepemimpinan militer, layanan keagamaan, pendidikan. , layanan diplomatik, dll. Meskipun
TAT tidak boleh digunakan dalam diagnosis banding gangguan mental, TAT sering digunakan
pada individu yang telah didiagnosis untuk mencocokkannya dengan jenis psikoterapi yang
paling sesuai dengan kepribadian mereka. TAT kadang-kadang digunakan untuk tujuan forensik
untuk menilai motivasi dan sikap umum orang yang dituduh melakukan kejahatan kekerasan.

PROSEDUR TAT

Subjek, tergantung pada preferensinya, dapat duduk di kursi atau berbaring di sofa, baik
menghadap eksperimen atau dengan punggungnya ke dia. Murray (65) dan Rotter (79)
menyarankan bahwa punggungnya menjadi eksperimen; Rapaport (71) lebih menyukai orangnya
untuk duduk menghadapnya. Rotter mengakui bahwa beberapa mata pelajaran tidak suka
memiliki pemeriksa di belakang mereka. Dalam pengalaman dari penulis ini, ada mata pelajaran
yang lebih disukai sofa, yang lain menjadi cemas dan menolak untuk berbaring, dan beberapa
dengan enggan berbaring tapi tetap satu kaki lantai untuk meyakinkan diri mereka sendiri.
Beberapa individu diperlukan duduk menghadap pemeriksa menghindari matanya dan melihat ke
luar angkasa, sedangkan subjek yang lebih suka posisi tatap muka akan memutar kepala mereka
untuk mencapai ini jika mereka diminta untuk duduk membelakangi pemeriksa.

KARAKTERISTIK TAT

Salah satu teknik yang paling banyak digunakan validasi terdiri dari mengelola teknik
yang tidak divalidasi kepada kelompok yang ciri-cirinya adalah sudah terkenal. Teknik Ini dapat
dilakukan dengan salah satu dari dua cara. Pertama, itu mungkin dilakukan "buta" dalam upaya
di postdiksi. Eksperimen ini dapat menganalisis hasil TAT tanpa pengetahuan tentang
karakteristik mata pelajaran, kemudian membandingkan hasilnya dengan temuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Cara yang pertama lebih meyakinkan, meskipun menderita kerugian
kesalahan dalam interpretasi TAT. Sebenarnya mungkin ada bukti kesamaan yang diabaikan oleh
penafsir dalam analisis "buta", tetapi yang mungkin telah ditemukan seandainya dia mengetahui
karakteristik kelompok yang diuji dan peka terhadap karakteristik ini saat dia menafsirkan TAT.
Mungkin prosedur validasi terbaik akan menjadi pemanfaatan kedua metode analisis "buta"
pertama dan kemudian pemeriksaan ulang protokol dalam terang pengetahuan lebih lanjut
tentang karakteristik kelompok yang diuji.

PROSEDUR CAT

Secara umum, CAT digunakan oleh anak usia 3-10 tahun. Sifat tes ini adalah individual.
CAT, membutuhkan waktu 20-45 menit untuk adminitrasi, dilakukan oleh orang yang terlatih –
psikiater, psikolog, social worker, guru atau dokter anak yang terlatih secara khusus- dalam
sebuah klinik, penelitian, atau setting pendidikan. Tes ini memungkinkan digunakan secara
langsung dalam terapi atau sebagai sebuah play technique dalam setting yang lain.

KARAKTERISTIK CAT
Masa kecil dan remaja mewakili itu periode plastisitas maksimal individu organisme
tidak pernah lagi begitu mudah dibentuk. Oleh karena itu kita harus mengharapkan administrasi
berturut-turut TAT selama periode ini untuk menghasilkan produktivitas terendah. Ini
sebenarnya kasus. Sanford (84) bertanggung jawab atas rata-rata +-4^ f &c kebutuhan yang oleh
anak-anak dan remaja yang telah diberikan TAT interval selama setahun periode tiga tahun.

KONSEP TAT

Konsep TAT didasarkan teori represi Freud didasarkan pada datum resistensi empiris
pemblokiran sementara dari asosiasi bebas. Dari fenomena ini ia menyimpulkan bahwa ada
kekuatan yang bertanggung jawab atas penghambatan proses asosiasi ini. Dia menemukan bukti
lebih lanjut dalam fenomena seperti slips of the tongue slip lidah (salah pengucapan) bahwa
keinginan untuk memiliki kekuatan represi. Dia kembali berasumsi bahwa dalam neurosis,
keinginan yang ditekan memberikan tekanan pada pintu kesadaran yang cukup untuk
membutuhkan kewaspadaan terus-menerus agar terobosan tidak dilakukan. Mekanisme ini
bekerja secara universal dan jika memang demikian, apakah yang tertindas selalu "kembali" atau
mengancam untuk kembali, adalah pertanyaan-pertanyaan yang belum mendapat jawaban
dengan pasti.

Selanjutnya konsep TAT didasarkan pada teori kebutuhan Murray yang melihat bahwa
perilaku manusia didasarkan pada fakta yang diketahui bahwa seseorang dihadapkan pada situasi
sosial yang ambigu dan diharuskan untuk menafsirkannya, kemungkinan besar akan
mengungkapkan kepribadiannya sendiri. Dalam proses menafsirkan tujuan situasi individu
cenderung kurang defensif, kurang menyadari pengawasan pemeriksa dan akibatnya
mengungkapkan banyak kehidupan batinnya sendiri, sedangkan lingkungan dipandang sebagai
press (tekanan) yang mempengaruhi dorongan tersebut. Keduanya akan membentuk suatu
interaksi antara kebutuhan dan lingkungan yang disebut sebagai tema. Kesatuan tema merupakan
kesatuan interaksi itu yang terbentuk sejak jaman kanak-kanak tanpa disadari dan ini merupakan
kunci dari suatu perilaku unik atau khas seseorang. Hasil Tes Apersepsi Tematik pendahuluan
diintegrasikan dengan teori umum kepribadian yang dikembangkan oleh Murray dan para
pekerja di Harvard Psychological Clinic. Sejak 1938 ruang lingkup penyelidikan telah
berkembang, laju penelitian dipercepat. TAT digunakan dalam studi berbagai sindrom
psikopatologis: histeria, histeria kecemasan, dan neurosis obsesif-kompulsif, psikosis
skizofrenia, cedera kepala , psikopat kenakalan , gagap dan gangguan mental. TAT telah
terbukti menjadi instrumen yang berguna dalam eksplorasi berbagai bidang seperti
perkembangan anak, sikap, sentimen sosial, penilaian personel militer, pemeriksaan yang
terbaru, budaya dan kepribadian.

DESKRIPSI TEST

Tes terdiri dari 29 gambar dan satu kartu kosong. Kartu i, 2, 4, 5, 10, u, 14, 15, 16, 19,
dan 20, digunakan untuk kedua jenis kelamin dan semua usia. Untuk kartu 3> 6, 7> 8, 9, 17, dan
18, ada bentuk alternatif bertanda "BM" untuk anak laki-laki dan laki-laki yang lebih tua, dan
"GF" untuk anak perempuan dan perempuan yang lebih tua. Kartu 12 memiliki tiga bentuk
bertanda "M" untuk pria di atas 14 tahun, "F" untuk wanita di atas 14 tahun dan "BG" untuk anak
laki-laki dan perempuan di bawah 14 tahun. Kartu 13 juga memiliki tiga bentuk bertanda "MF"
untuk pria dan wanita di atas 14 tahun, " B" untuk anak laki-laki dan "G" untuk anak perempuan.
Jadi ada empat set dua puluh kartu yang cocok untuk pria atau wanita, anak laki-laki atau
perempuan. Seri gambar saat ini adalah revisi ketiga dari set pertama yang didistribusikan oleh
Harvard Psychological Clinic pada tahun 1936. Setiap set dibagi menjadi dua seri sepuluh
gambar. Gambar set kedua sengaja dipilih karena kualitasnya yang tidak biasa dan aneh.

ADMINISTRASI TAT

Subjek, tergantung pada preferensinya, dapat duduk di kursi atau berbaring di sofa,
menghadap eksperimen atau dengan punggung menghadapnya. Murray (65) dan Rotter (79)
menyarankan agar dia membelakangi eksperimen; Rapaport (71) lebih suka orang itu duduk
menghadapnya. Rotter mengakui bahwa beberapa mata pelajaran tidak menyukai penguji di
belakang mereka. Berdasarkan pengalaman penulis, ada subjek yang lebih memilih sofa, ada
subjek yang menjadi cemas dan menolak untuk berbaring, dan ada subjek yang dengan enggan
berbaring tetapi tetap menginjakkan satu kaki di lantai untuk menenangkan diri. Beberapa
individu yang diharuskan duduk menghadap pemeriksa menghindari pandangannya dan melihat
ke luar angkasa, sedangkan subjek yang lebih menyukai posisi tatap muka akan memutar kepala
untuk mencapai hal ini jika mereka diminta untuk duduk membelakangi pemeriksa.
INSTRUKSI TAT

Instruksi, dalam salah satu bentuk berikut, dibacakan perlahan ke subjek. Bentuk A
(cocok untuk remaja dan orang dewasa dengan kecerdasan dan kecanggihan rata-rata): Ini adalah
tes imajinasi, salah satu bentuk kecerdasan. Saya akan menunjukkan kepada Anda beberapa
gambar, satu per satu, dan tugas Anda adalah membuat cerita sedramatis mungkin untuk masing-
masingnya. Ceritakan apa yang mengarah ke peristiwa yang ditunjukkan dalam gambar, jelaskan
apa yang terjadi saat ini, apa yang dirasakan dan dipikirkan karakter; lalu berikan hasilnya.
Ungkapkan pikiran Anda saat muncul di pikiran Anda. Apakah kamu mengerti? Berikut adalah
gambar pertama.

INSTRUKSI CAT (yang cocok untuk anak-anak, untuk orang dewasa dengan pendidikan atau
kecerdasan rendah, dan untuk psikotik):

Ini adalah tes mendongeng. Saya memiliki beberapa gambar di sini yang akan saya
tunjukkan kepada Anda, dan untuk setiap gambar saya ingin Anda membuat sebuah cerita.
Ceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya dan apa yang terjadi sekarang. Katakan apa yang
orang rasakan dan pikirkan dan bagaimana hasilnya. Kalian bisa membuat cerita apapun sesuka
kalian. Apakah kamu mengerti? Nah, ini dia gambar yang pertama.

SKEMA PENILAIAN / SCORING

Solusi kami untuk masalah kumpulan konsep yang paling mungkin menghasilkan
hubungan fungsional yang signifikan dari cerita TAT tentu saja bersifat tentatif. Dengan
penggunaannya, kami dapat mengungkap hubungan yang luput dari perhatian kami. Harus
diakui, bagaimanapun, bahwa ia menderita banyak kekurangan dari upaya kontemporer lainnya
ke arah ini. Dasar pemikirannya terdiri dari penyadapan berbagai tingkat abstraksi dengan
harapan bahwa aspek signifikan dari beragam jenis protokol akan dideteksi dengan penggunaan
konsep yang berkisar dari tingkat umum yang luas hingga tingkat diferensiasi yang tinggi.

Dalam skema penilaian penulis*, setiap cerita dinilai menurut empat kategori utama:
vektor, level, kondisi, dan kualifikasi.

VEKTOR
Yang kami maksud dengan vektor adalah karakteristik arah psikologis dari perilaku,
usaha, keinginan, cathex, atau perasaan. Sepuluh vektor dibedakan, makna umumnya ditandai
oleh preposisi. Vektor-vektor ini mungkin memiliki objek orang lain, diri, institusi sosial, objek
fisik, ide; singkatnya, setiap objek dari setiap kepentingan manusia.

TINGKAT

Tingkat yang kami maksud adalah bidang fungsi psikologis yang terlibat dalam cerita.
Kami telah membedakan level berikut:

I. Deskripsi objek. Contoh: pemandangannya adalah rumah pertanian.


II. Acara. Contoh: ini adalah hari ulang tahunnya.
III. Perilaku. Contoh: dia membajak sawah.
IV. Persepsi. Contoh: dia melihat ke lapangan.
V. Perhatian. Contoh: dia mendengarkan.
VI. Minat. Contoh: dia penasaran.
VII. Maksud. Contoh: dia berencana untuk melakukannya.
VIII. Sentimen. Contoh: dia mendukung agama.
IX. Pikiran. Contoh: dia merenungkan masalahnya.
X. Ekspektasi. Contoh: dia mengira akan turun hujan.
XI. Mengharapkan. Contoh: dia ingin melakukannya.
XII. Perasaan, Suasana. Contoh: dia marah. dia depresi.
XIII. Fisik. sensasi Contoh: lengannya sakit.
XIV. Penyimpanan. Contoh: dia ingat masa kecilnya.
XV. Lamunan. Contoh: dia membayangkan dirinya sebagai pemain biola yang hebat.
XVI. mimpi malam. Contoh: dia mengalami mimpi buruk.
XVII. negara bagian khusus. Contoh: dia mabuk.

Tingkat ini mungkin atau mungkin tidak memiliki objek. Dengan demikian, protokol
mungkin hanya menyatakan: "Anak ini sedang melamun" atau mungkin melanjutkan dan
memberi tahu tentang apa lamunan itu.

KONDISI
Yang kami maksud dengan kondisi adalah keadaan psikologis, sosial, atau fisik apa pun
yang bukan merupakan perilaku, usaha, atau keinginan itu sendiri. Misalnya, jika sang
pahlawan kehilangan orang tuanya, ini adalah "pemberian", dan bukan perjuangannya.
Demikian pula, jika pahlawan berpikir dia tidak memiliki kemampuan, ini adalah kondisi
yang harus dia atasi, tetapi, itu sendiri, bukan keinginan atau perjuangannya. Keadaan dan
perasaan batin juga mungkin memiliki kualitas kondisi ini. Pahlawan mungkin tidak bahagia
atau dalam keadaan depresi (ini juga, menurut definisi kami, diklasifikasikan sebagai kondisi,
karena mereka sendiri tidak berusaha atau berharap). Namun, suatu kondisi dapat menjadi
objek perjuangan, seperti dalam kasus pahlawan yang ingin bahagia atau berbakat.

KUALIFIKASI

Yang kami maksud dengan kualifikasi adalah aspek yang lebih spesifik dari vektor, level,
atau kondisi. Kami membedakan kualifikasi berikut:

I. Karakteristik temporal: A. Kapan itu terjadi? B. Berapa durasinya?


A. Dulu, sekarang, atau masa depan. Langsung, jauh, atau jauh. Contoh: Dia
mencintainya. Lelaki itu mencintai perempuan itu. Dia akan mencintainya.
Dia bertemu dengannya kemarin. Dia bertemu dengannya beberapa bulan
yang lalu. Dia bertemu dengannya, lama sekali.
B. Sementara, durasi sedang, bertahan lama. Contoh: Dia mencintainya dan
meninggalkannya. Mereka saling mengenal untuk beberapa waktu. Dia
mencintainya sepanjang hidupnya.
II. Kontingensi Seberapa pasti itu?
A. Kemungkinan, kemungkinan, pasti, tidak mungkin, tidak pasti.
Contoh: Dia mungkin melakukannya. Dia mungkin akan melakukannya. Dia
akan melakukannya. Dia mungkin tidak akan melakukannya. Dia tidak tahu
apakah dia akan melakukannya. Intensitas apa kekuatannya?
B. Ringan, sedang, kuat.
Contoh: Dia menyukainya. Lelaki itu mencintai perempuan itu. Dia sangat
jatuh cinta padanya.
III. Negosiasi segala jenis penolakan. Ini mungkin ditandai dengan tanda kurung di
sekitar apa yang ditolak. Contoh: Dia tidak mau melakukannya. Itu tidak terjadi.
Dia tidak memiliki apa yang dia inginkan. Pernyataan, "Dia tidak melamun," akan
diwakili: (lamunan) .
IV. Subsidi setiap hubungan berarti-akhir. Ini mungkin ditandai dengan huruf S yang
mengikuti perilaku yang diarahkan ke suatu tujuan. Contoh: Dia menghasilkan
uang untuk membantu teman-temannya. (Vektor "dari" S Vektor "untuk.")
V. Kausalitas setiap hubungan sebab akibat. Ini mungkin ditandai dengan huruf C
mengikuti penyebabnya. Contoh: Kemampuannya memungkinkan dia untuk
berhasil. Kondisi, Kelimpahan C Kondisi, Kelimpahan.

Dalam penggunaan skema ini, variabel apapun mungkin memiliki variabel lain sebagai objeknya
atau mungkin tidak memiliki objek. Jadi, sebuah vektor dapat memiliki sebagai objeknya vektor,
level, atau kondisi lain, atau objek lainnya.
TES PROYEKTIF

TES BERCERITA : THEMATIC APPERCEPTION TEST DAN CHILDREN


APPERCEPTION TEST

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................


DAFTAR ISI .................................................................................................. i
I. THEMATIC APPERCEPTION TEST................................................. 1
A. Sejarah .......................................................................................... 1
B. Perkembangan Teori, Tujuan, Karakteristik, dan Prosedur ......... 2
C. Konsep ......................................................................................... 3
D. ProsedurAdministrasi ................................................................... 4
E. Skoring ......................................................................................... 7
II. CHILDREN APPERCEPTION TEST ................................................ 11
A. Sejarah .......................................................................................... 11
B. Perkembangan Teori, Tujuan, Karakteristik, dan Prosedur ......... 12
C. Prosedur Administrasi .................................................................. 12
D. Skoring ......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 17

i
I. THEMATIC APPERCEPTION TEST (TAT)

A. Sejarah

Publikasi pertama tentang Thematic Apperception Test oleh


Morgan dan Murray (62) muncul pada tahun 1935. Tes tersebut,
didasarkan pada fakta yang diketahui bahwa seseorang dihadapkan pada
situasi sosial yang ambigu dan diharuskan untuk menafsirkannya,
kemungkinan besar akan mengungkapkan kepribadiannya sendiri dalam
proses ini. Sementara menafsirkan situasi objektif, individu cenderung
kurang defensif, kurang menyadari pengawasan pemeriksa, dan akibatnya
lebih mungkin untuk mengungkapkan sebagian besar kehidupan batinnya
sendiri. Pada awalnya, subjek diinstruksikan untuk menginterpretasikan
tindakan dalam setiap gambar dan membuat tebakan yang masuk akal
untuk peristiwa sebelumnya dan hasil akhir. Hanya melalui pengalaman
diketahui bahwa lebih banyak yang terungkap jika subjek diminta untuk
membuat cerita yang dramatis.

Tiga tahun kemudian, dalam Explorations in Personality (63), hasil


Thematic Apperception Test pendahuluan diintegrasikan dengan teori
umum kepribadian yang dikembangkan oleh Murray dan para pekerja di
Klinik Psikologi Harvard.

Sejak 1938 ruang lingkup penyelidikan telah berkembang,


kecepatan penelitian meningkat dengan cepat. TAT digunakan dalam studi
berbagai sindrom psikopatologis: histeria, histeria kecemasan, dan
neurosis obsesif-kompulsif (a), psikosis skizofrenia (6, 12, 37, 71, 78),
cedera kepala (73), kenakalan psikopat (49), gagap (75), dan defisiensi
mental (86, 88, 89). TAT telah terbukti menjadi instrumen yang berguna
dalam eksplorasi berbagai bidang seperti perkembangan anak (83), sikap
dan sentimen sosial (14), penilaian personel militer (39, 67) dan, yang
terbaru, budaya dan kepribadian (40, 68 ).

1
B. Perkembangan Teori, Tujuan, Karakteristik, dan Prosedur

TAT pertama kali dipublikasikan oleh Morgan dan Murray di


tahun 1935. Tes ini didasakan pada fakta bahwa ketika seorang individu
dihadapkan pada situasi sosial yang ambigu dan diminta untuk
menafsirkannya, kemungkinan besar individu tersebut akan
mengungkapkan kepribadiannya sendiri. Dalam menafsirkan situasinya,
individu akan cenderung kurang menyadari apa yang sedang terjadi
sehingga lebih mungkin untuk mengungkapkan apa yang ada dalam
dirinya ke kehidupan nyata.

TAT yang berawal dari fakta tersebut kemudian berkembang


dengan mengintegrasikan hasil tes dengan teori umum tentang kepribadian
yang dikembangkan Murray pada Harvard Psychological Clinic. Hasil tes
ini kemudian digunakan dalam studi berbagai sindrom psikopatologis
semenjak tahun 1938.

Pada awalnya TAT dikembangkan sebagai sarana untuk


mengukur kekuatan berbagai kebutuhan yang diekspresikan oleh hero
(tokoh utama) yang ditunjukkan dalam cerita. Murray juga mencoba
menyusun daftar yang didalamnya terdapat 28 kebutuhan (need), yang
diharapkan akan membantu menentukan kebutuhan-kebutuhan apa yang
mungkin diekspresikan dalam hidup seseorang lewat cerita individu.

Tujuan dari tes ini adalah untuk mengungkap motif, nilai, keadaan
emosi, need yang sukar diungkapkan dalam situasi wajar dengan cara
individu memproyeksikan pribadinya melalui obyek atau stimulus di luar
individu.

Prosedur yang ditempuh dalam penggunaan alat tes ini adalah


dengan memperlihatkan kepada individu suatu rangkaian gambar-gambar,
dimana individu diminta untuk menceritakan secara spontan tentang
gambar yang telah dilihatnya.

2
C. Konsep Apperception Test
Apperception Test berdasarkan dari fakta yang menyatakan bahwa
seorang individu dihadapkan dengan situasi sosial yang ambigu dan perlu
menafsirkan kemungkinan yang akan mengungkapkan kepribadiannya
sendiri dalam hal ini proses. Saat menafsirkan tujuan situasi individu itu
menjadi kurang defensif, kurang menyadari pengawasan pemeriksa, dan
akibatnya lebih mungkin untuk mengungkapkan banyak kehidupan
batinnya sendiri.
Awalnya, subjek diinstruksikan untuk menginterpretasikan
tindakan di setiap gambar dan membuat alasan yang masuk akal seperti
sebelumnya peristiwa dan menjelaskan hasil akhir. Berdasarkan
pengalaman diketahui bahwa lebih banyak terungkap jika subjek
diperintahkan untuk membuat cerita yang dramatis.
Prosedur yang dilalui dalam penggunaan alat tes adalah dengan
memperlihatkan kepada individu suatu rangkaian gambar-gambar, dimana
individu diminta untuk menceritakan secara spontan tentang gambar yang
telah dilihatnya.
Beberapa persyaratan setiap skema penilaian untuk TAT yang
harus dipenuhi. Yang paling penting, adalah persyaratannya bahwa
himpunan dimensi yang digunakan memungkinkan untuk menemukan
hubungan fungsional dari lingkup yang semakin meningkat.
Opsi pertama menyangkut gelar dari keumuman atau kekhususan
konsep untuk digunakan. Kami melihat bahwa sebuah konsep yang
berguna dalam satu protokol mungkin terlalu umum untuk protokol lain
dan belum terlalu spesifik. Kami menyarankan bahwa kriteria tepat dalam
pemilihan konsep awal adalah logika protokol individu itu yang kita harus
gunakan dalam konsep tingkat keumuman atau kekhususan yang cocok
dengan tingkat protokol yang kami analisis.
Sejak diferensiasi yang penting dalam satu kasus tidak membuat
perbedaan dalam kasus lain, saran kami skema penilaian didasarkan pada
alasan berbagai tingkatan seumum mungkin, Jadi, dengan menggunakan

3
kualifikasi, konsep yang mungkin terlalu umum untuk banyak protokol
dibuat lebih spesifik melalui kualifikasi lebih lanjut.
Fleksibilitas dan ekonomi bahasa dicari dengan menugaskan
variabel fungsi ganda, yaitu subjek atau objek, sehingga variabel apa pun
dapat berupa subjek atau objek dari variabel lain.
Kami membedakan menjadi empat kelas bagian variabel. Vektor
didefinisikan sebagai psikologis kearah karakteristik perilaku, usaha,
keinginan, cathex atau perasaan. Fungsi psikologis yang terlibat dalam
cerita. Kondisi didefinisikan sebagai keadaan yang "diberikan", psikologis,
sosial, atau fisik, yang bukan perilaku, usaha, atau keinginan. Kualifikasi
ditentukan sebagai aspek yang lebih spesifik dari vektor, level, atau
kondisi.

D. Prosedur Administrasi
1. Deskripsi bahan uji

Tes terdiri dari 29 gambar dan satu kartu kosong. Kartu 1, 2, 4,


5, 10, 11, 14, 15, 16, 19, dan 20, digunakan untuk kedua jenis kelamin
dan semua usia. Untuk kartu 3, 6, 7, 8, 9, 17, dan 18, ada bentuk
alternatif bertanda "BM" untuk anak laki-laki dan laki-laki yang lebih
tua, dan "GF" untuk anak perempuan dan perempuan yang lebih tua.
Kartu 12 memiliki tiga formulir bertanda "M" untuk pria di atas 14
tahun. "F" untuk wanita di atas 14 tahun dan "BG" untuk anak laki-laki
dan perempuan di bawah Kartu 13 juga memiliki tiga formulir
bertanda "MF" untuk pria dan wanita di atas 14 tahun, "B" untuk anak
laki-laki dan "G" untuk anak perempuan. Jadi ada empat set dua puluh
kartu yang cocok untuk pria atau wanita, anak laki-laki atau
perempuan. Seri gambar yang sekarang adalah revisi ketiga dari set
pertama yang didistribusikan oleh Harvard Psychological Clinic pada
tahun 1936. Setiap set dibagi menjadi dua seri yang terdiri dari sepuluh
gambar. Gambar set kedua sengaja dipilih karena kualitasnya yang
tidak biasa dan aneh.

4
2. Administrasi

Subjek, tergantung pada preferensinya, dapat duduk di kursi


atau berbaring di sofa, menghadap eksperimen atau dengan punggung
menghadapnya. Murray (65) dan Rotter (79) menyarankan agar dia
membelakangi eksperimen; Rapaport (71) lebih suka orang itu duduk
menghadapnya. Rotter mengakui bahwa beberapa mata pelajaran tidak
menyukai penguji di belakang mereka. Berdasarkan pengalaman
penulis, ada subjek yang lebih memilih sofa, ada subjek yang menjadi
cemas dan menolak untuk berbaring, dan ada subjek yang dengan
enggan berbaring tetapi tetap menginjakkan satu kaki di lantai untuk
menenangkan diri. Beberapa individu yang diharuskan duduk
menghadap pemeriksa menghindari pandangannya dan melihat ke luar
angkasa, sedangkan subjek yang lebih menyukai posisi tatap muka
akan memutar kepala untuk mencapai hal ini jika mereka diminta
untuk duduk membelakangi pemeriksa.

3. Instruksi
Instruksi, dalam salah satu bentuk berikut, dibacakan perlahan ke
subjek. Formulir A (cocok untuk remaja dan orang dewasa dengan
kecerdasan dan kecanggihan rata-rata): Ini adalah ujian imajinasi, salah
satu bentuk kecerdasan. Saya akan menunjukkan beberapa gambar,
satu per satu, dan tugas Anda adalah membuat cerita sedramatis
mungkin untuk masing-masing gambar. Ceritakan apa yang mengarah
ke peristiwa yang ditunjukkan dalam gambar, jelaskan apa yang terjadi
saat ini, apa yang dirasakan dan dipikirkan karakter; lalu berikan
hasilnya. Ungkapkan pikiran Anda saat muncul di pikiran Anda.
Apakah kamu mengerti? Berikut adalah gambar pertama.
Formulir B (cocok untuk anak-anak, untuk orang dewasa dengan
pendidikan atau kecerdasan rendah, dan untuk psikotik): Ini adalah tes
mendongeng. Saya memiliki beberapa gambar di sini yang akan saya
tunjukkan kepada Anda, dan untuk setiap gambar saya ingin Anda
membuat sebuah cerita. Ceritakan apa yang telah terjadi sebelumnya
dan apa yang terjadi sekarang. Katakan apa yang orang rasakan dan

5
pikirkan dan bagaimana hasilnya. Kalian bisa membuat cerita apapun
sesuka kalian. Apakah kamu mengerti? Nah, ini dia gambar yang
pertama.
Kartu 16, kartu kosong, disertai dengan instruksi khusus.
Pemeriksa berkata, "Lihat apa yang dapat Anda lihat di kartu kosong
ini. Bayangkan beberapa gambar di sana dan jelaskan kepada saya
secara rinci." Jika subjek tidak berhasil melakukan ini, penguji berkata,
"Tutup matamu dan bayangkan sesuatu." Setelah subjek memberikan
deskripsi lengkap tentang citranya, pemeriksa berkata, "Sekarang
ceritakan sebuah cerita tentang itu." Modifikasi instruksi ini adalah
jenis "pengujian batas." Banyak mata pelajaran tidak akan mematuhi;
mereka mungkin atau mungkin tidak menyadari bahwa mereka tidak
mematuhi. Tetapi mereka yang menerima instruksi sering kali
menyentuh relung-relung imajinasi mereka yang jauh yang mungkin
tidak terjangkau.
4. Pertanyaan
Di bagian prosedur ini kami menyarankan pemeriksa
menindaklanjuti petunjuk berdasarkan hipotesis yang telah ia
rumuskan dalam menganalisis cerita. Ini dapat dilakukan dengan
pertanyaan langsung, asosiasi bebas, atau dengan menyajikan subjek
dengan kartu khusus yang dirancang untuk membangkitkan fantasi
lebih lanjut di area kritis. Rekomendasi semacam itu melibatkan
penundaan penyelidikan sampai cerita-cerita itu dianalisis.
Penyelidikan setelah setiap cerita, seperti yang disarankan oleh
Rapaport, akan sering menimbulkan kecurigaan dan perlawanan.
Banyak subjek menafsirkan pertanyaan yang sering seperti itu baik
sebagai indikasi bahwa mereka tidak memuaskan pemeriksa, dengan
konsekuensi penurunan produktivitas, atau sebagai pembatasan yang
tidak diinginkan atas kebebasan mereka.
Murray merekomendasikan agar penyelidikan dilakukan terhadap
sumber-sumber berbagai cerita. Hal ini terkadang berguna dalam
mengidentifikasi materi otobiografi jika belum tersedia. Rapaport

6
menggunakan penyelidikan, antara lain, untuk menemukan apakah
kurangnya kejelasan persepsi merupakan distorsi persepsi patologis.
Ini akan menjadi yang paling penting dalam kasus pasien psikotik dan
kadang-kadang dengan psikoneurotik. Dalam penyelidikan, verbalisasi
yang tidak jelas serta kurangnya keberanian dalam makna cerita harus
diselidiki.
5. Rekaman
Perekaman cerita dan penyelidikan paling baik dilakukan oleh
seorang stenog raper di ruangan lain, dengan transmisi melalui
mikrofon tersembunyi, atau dengan alat perekam kabel, disk atau pita.
Menurut pengalaman kami, kehadiran mikrofon tidak mengganggu
sebagian besar subjek, tetapi ada beberapa subjek yang lebih baik
menggunakan mikrofon tersembunyi. Menulis kata-kata yang tepat
dari subjek hampir tidak mungkin tanpa kemahiran dalam penulisan
singkat dan produktivitas imajiner subjek yang lancar dapat sangat
terganggu jika ia harus diperlambat dengan kecepatan yang dapat
digunakan penguji untuk menulis. Jika perekaman tidak praktis, kami
lebih suka subjek menulis protokolnya sendiri dengan tinta. Dengan
cara ini, banyak slip lidah yang mungkin hilang muncul dalam materi;
mereka hanya bisa dicoret, tidak dihapus. Penelitian pendahuluan oleh
penulis menunjukkan bahwa, secara umum, tidak ada perbedaan yang
signifikan antara cerita tertulis dan lisan, meskipun ada subjek individu
yang lebih produktif dalam satu media daripada yang lain.
6. Kriteria efektifitas
Salah satu kriteria efektivitas teknik administrasi adalah panjang
cerita. Panjang rata-rata cerita yang diucapkan oleh orang dewasa
adalah tiga ratus kata. Rata-rata untuk anak berusia 10 tahun adalah
seratus lima puluh kata. Menurut Rapaport, cerita rata-rata dalam
situasi klinis adalah sekitar seratus kata. Murray menyarankan bahwa
"cerita dari orang dewasa yang waras rata-rata kurang dari 140 kata per
cerita menunjukkan kurangnya hubungan dan kerjasama, kurangnya
keterlibatan diri. Sebagai aturan mereka tidak layak dinilai." Ini harus

7
dikualifikasikan dalam hal pengalaman Henry (40) dengan protokol
dari Indian Navaho dan Hopi. Cerita rata-rata terdiri dari beberapa
kalimat singkat, tetapi interpretasinya tetap mencerahkan. Pemberian
tes secara kelompok dapat dilakukan tetapi perbedaan sistematis antara
hasil pemberian kelompok dan pemberian individu belum diselidiki.

E. Skoring
1. Masalah metodologis

Mengingat kompleksitas dan cakupannya dari materi protokol


TAT, dimensi interpretasi tidak dapat berbeda dalam tingkat yang
cukup besar dari yang diperlukan untuk analisis kepribadian secara
umum. Sebuah bahasa interpretasi yang memadai untuk semua
protokol TAT akan, kami usahakan, juga memadai untuk semua jenis
analisis kepribadian. Bahasa seperti itu masih harus dicapai.

Secara umum, variabel analisis harus memungkinkan kita


untuk menemukan hubungan fungsional suatu ruang lingkup yang
semakin meningkat. Kekuatan satu set variabel dapat dijelaskan
sebagai hubungan terbalik antara massa empiris data dan massa konsep
yang berkaitan. Jika kami menggunakan bahasa untuk analisis kami
dari protokol itu sendiri, kemungkinan generalisasi akan minimal.
Terlebih lagi, penting bahwa kita menggunakan variabel yang
menghasilkan sesuatu yang lebih dari klasifikasi taksonomi.
Keterangan adalah awal tapi bukan akhir dari penyelidikan ilmiah, di
mana aspirasi tertinggi kami adalah penemuan dari hubungan kausal.

Kriteria untuk inklusi dan eksklusi konsep dalam penyelidikan


seperti itu pada akhirnya bersandar pada kekuatan yang lengkap set
variabel daripada kekuatan apa pun variabel dalam isolasi. Jadi, dalam
ilmu fisika, konsep-konsep massa dan kecepatan yang diambil secara
independen mungkin hanya menghasilkan sedikit; tetapi massa,
kecepatan, dan turunan dari kecepatan, yaitu, percepatan, terbukti

8
menjadi dimensi yang memungkinkan penemuan hubungan kausal
umum.

Mungkin opsi paling penting yang kita miliki dalam memilih


satu set kategori untuk tujuan kami adalah tingkat keumuman dan
kekhususan konsep yang kami terapkan. Pertimbangkan terlebih
dahulu bahaya yang melekat dalam konsep dari yang tinggi derajat
umum. Satu set konsep tersebut adalah yang digunakan oleh Murray
dalam bahasa umumnya untuk kepribadian dan analisis TAT
bahasanya kebutuhan dan tekan. Meskipun penggunaan bahasa ini
sering menghasilkan tajam analisis protokol TAT, tetap ada contoh di
mana bahasa ini mengaburkan aspek-aspek tertentu dari kelas
fenomena.

Demikian Renaud (74) dilaporkan, sehubungan dengan sebuah


penelitian kasus cedera kepala dan psikoneurotik, bahwa dia tidak
dapat menemukan perbedaan yang signifikan antara kelompok-
kelompok ini dengan hormat untuk setiap kebutuhan atau pers yang
dijelaskan oleh Murray atau Sanford. Dia, bagaimanapun, menemukan
bahwa panjang cerita tentang gambar u diceritakan oleh cedera kepala
kasus secara signifikan melebihi panjangnya cerita yang diceritakan
oleh psikoneurotik.* Atas dasar perbedaan panjang ini, Renaud
meneliti lebih dekat perbedaan antara dua set cerita untuk gambar ini.
Dia menemukan bahwa cerita tentang cedera kepala kasus dibedakan
dengan tema konvergensi bencana dari dua kekuatan yang berlawanan,
dari posisi terakhir di mana situasinya adalah salah satu dari terlalu
kuat atau dikuasai oleh agresif memaksa. Dia menemukan ujungnya
untuk perjuangan ini bervariasi; terkadang pahlawan membunuh
monster itu; di tempat lain sang pahlawan dibunuh oleh monster itu. ini
memang tekan dan butuh agresi sesuai untuk skema penilaian Murray-
Sanford, tetapi skor penjumlahan untuk seluruh protokol telah
menutupi signifikan perbedaan yang ditimbulkan saja sebagai
tanggapan ke gambar dunia lain yang jauh.

9
2. Skema Penilaian

Solusi kami untuk masalah kumpulan konsep yang paling


mungkin menghasilkan hubungan fungsional yang signifikan dari
cerita TAT tentu saja bersifat tentatif. Dengan penggunaannya, kami
dapat mengungkap hubungan yang sebelumnya lolos perhatian kita.
Harus diakui, bagaimanapun, bahwa ia menderita banyak dari
kekurangan upaya kontemporer lainnya ke arah ini. Alasan nya terdiri
dari ketukan yang bervariasi tingkat abstraksi dengan harapan yang
signifikan aspek dari beragam jenis protokol akan terdeteksi oleh
penggunaan konsep yang berkisar dari tingkat umum yang luas ke
tingkat tinggi dari diferensiasi. Dalam skema penilaian penulis*, setiap
cerita diberi skor sesuai ke empat utama kategori: vektor, level,
kondisi, dan kualifikasi.

3. Vektor
Yang kami maksud dengan vektor adalah karakteristik arah
psikologis dari perilaku, usaha, keinginan, cathex, atau perasaan. Kami
tidak, dalam menghubungkan arah, membedakan apakah perilaku
tersebut merupakan "kebutuhan" atau sekadar tindakan yang
merupakan bagian dari "kebutuhan". Karena kami telah
membedakannya, mereka tidak begitu umum sebagai vektor yang
digunakan baik oleh Lewin (51) atau Horney (43), atau secara spesifik
sebagai kebutuhan yang dibedakan oleh Murray (62).* Sepuluh vektor
dibedakan, makna umum mereka ditandai dengan preposisi. Vektor ini
mungkin memiliki sebagai objek mereka orang lain, diri, institusi
sosial, objek fisik, ide; singkatnya, setiap objek dari setiap kepentingan
manusia.

4. Kondisi
Yang kami maksud dengan kondisi adalah kondisi psikologis,
sosial, atau fisik apa pun nyatakan yang bukanlah perilaku, usaha, atau
keinginan itu sendiri. Sebagai contoh, jika pahlawan telah kehilangan
nya orang tua, ini adalah "diberikan," dan bukan usahanya. Demikian

10
pula, jika pahlawan berpikir dia tidak memiliki kemampuan, ini adalah
kondisi yang harus dia atasi, tetapi, itu sendiri, tidak keinginan atau
usahanya. Keadaan dan perasaan batin juga mungkin memiliki kondisi
ini kualitas. Pahlawan mungkin tidak bahagia atau dalam keadaan
depresi (ini akan juga, menurut definisi kami, diklasifikasikan sebagai
kondisi, karena mereka tidak berusaha atau berharap di dalamnya).
Namun, suatu kondisi dapat menjadi objek dari berjuang, seperti dalam
kasus pahlawan yang ingin bahagia atau berbakat.
5. Kualifikasi

Yang kami maksud dengan kualifikasi adalah aspek yang lebih


spesifik dari vektor, level, atau kondisi. Dalam penggunaan skema ini,
setiap variabel mungkin memiliki variabel lain sebagai objek atau
mungkin tidak memiliki objek. Jadi sebuah vektor mungkin memiliki
objek lain sebagai objeknya vektor, level, atau kondisi, atau objek
lainnya.

II. CHILDREN APPERCEPTION TEST

A. Sejarah
CAT (Children Apperception Test) adalah tes yang dirancang
khusus untuk anak-anak yang berusia 3-10 tahun. Tes ini berkembang
yang berawal dari sebuah ide pembuatan CAT dalam diskusi antara Ernst
Kris dan Leopold Bellak. Kartu CAT diganti dari manusia menjadi hewan
dengan asumsi bahwa anak-anak kecil lebih mudah melakukan proyeksi
pada hewan daripada manusia. Gambar tersebut dirancang untuk
membangkitkan fantasi yang berhubungan dengan masalah makan serta
aktivitas oral, persaingan sesama saudara, hubungan orang tua dan anak,
agresi, latihan buang air kecil dan besar, serta pengalaman anak lainnya.
Kemudian dilakukan berbagai penelitian untuk melihat segi positif dan
negatif penggunaan figure hewan dan manusia. Dari hasil tes Rorschach

11
yang dilakukan terhadap anak, menunjukkan hasil bahwa anak lebih
banyak memunculkan respon hewan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa hewan dapat
menggantikan figur identifikasi pada anak usia 3-10 tahun. Kemudian
dipublikasikan CAT dengan menggunakan figur hewan pada tahun 1949.
Selain CAT, tahun 1952 diterbitkan CAT-S. Paket ini didisain untuk anak
yang masih sangat muda dengan gambar figur hewan dengan latar
belakang aktivitas keluarga dan teman usia sebaya.
Sepanjang 15 tahun, berbagai penelitian difokuskan untuk
membandingkan relative penggunaan figur hewan dan manusia. Dari
berbagai penelitian tersebut disimpulkan bahwa penggunaan figur manusia
lebih memiliki nilai dibandingkan dengan figur hewan. Kemudian
dikembangkan versi manusia untuk digunakan pada situasi-situasi khusus.
Tahun 1965, Bellak menerbitkan CAT-H yang menampilkan figur
manusia dalam situasi yang analog dengan gambar-gambar pada versi
hewan.
Walaupun penggunaan figur hewan pada CAT yang asli
dipertimbangkan menghasilkan stimulus yang tidak dipengaruhi faktor
budaya dibandingkan dengan karakter manusia. Namun sebagian setting
gambar membuktikan bahwa penggunaan berbagai kelengkapan seperti
toilet, tempat tidur, kursi, sofa, dan sepeda roda tiga berbeda dengan tipe
yang ada pada kebudayaan di luar barat. Dengan pertimbangan tersebut,
tahun 1966 Samiko
Marui mengembangkan CAT untuk digunakan di Jepang dan Uma
Chowdury menghasilkan adaptasi untuk India.
Tahun 1975, diterbitkan versi Philipina (PACT) yang menjelaskan
gambaran situasi yang sama dengan CAT tapi menggunakan figur manusia
dalam gambaran yang lebih ambigu. Di Chekoslovakia juga
dikembangkan CATO untuk mengukur relasi interpersonal anak di dalam
lingkungan sosial yang lebih luas. Tahun 1974 di Indonesia dikembangkan
adaptasi Indonesia dengan menggunakan figur hewan.
B. Perkembangan Teori, Tujuan, Karakteristik, dan Prosedur

12
CAT mulai disusun karena adanya kekecewaan sejumlah peneliti
yang menganggap TAT kurang membantu saat dilakukan penelitian untuk
populasi yang berbeda, dan TAT menghasilkan cerita-cerita negatif yang
berenergi rendah.
Tes ini dikembangkan atas ide Bellak dan Ernst Kris, yang
kemudian menginspirasi Bellak dan istrinya (Sonya Sorel Bellak)
kemudian mengembangkan CAT pada tahun 1949. Selain itu, menurut
Bellak, TAT lebih sesuai bila di gunakan untuk testee dewasa dan remaja,
tetapi cenderung kurang sesuai untuk anak-anak.
Tujuan tes ini kurang lebih sama dengan TAT akan tetapi bentuk
tes CAT berupa gambar-gambar binatang dalam konteks sosial manusia.

C. Prosedur Administrasi
1. Tahap Persiapan
Persiapan yang harus dilakukan tester sebelum melaksanakan tes CAT
meliputi :
a. Persiapan teknis, yaitu : (1) persiapan kartu CAT, dan
kelengkapan untuk mencatat jawaban testee ; (2) tempat tes
yang nyaman bagi testee anak-anak, dengan penerangan yang
memadai agar anak dapat melihat gambar dengan jelas.
b. Melakukan rapport :
1) Untuk testee anak-anak maka harus ada good rapport
dengan anak, karena pada umumnya, menciptakan good
rapport akan terasa lebih sulit anak yang lebih muda
usianya dan anak “bermasalah”;
2) Tester perlu melakukan konseling awal untuk
mendalami permasalahan testee. Tester disarankan
untuk mendapatkan sejarah pribadi dan kondisi medis
anak sebelum memberikan CAT, agar diketahui apa
konteks cerita yang mungkin diberikan testee sehingga
bisa ditentukan apakah ceritanya merupakan respon
abnormal atau normal.

13
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tes CAT pada anak-anak hampir sama dengan
pelaksanaan tes TAT pada orang dewasa. Hal yang membedakan
adalah pelaksanaannya sangat tergantung testeenya, yaitu anak-anak.
Oleh karena itu, hal-hal yang harus dilakukan saat pelaksanaanya yaitu
:
a. Pertama, membentuk good rapport. Bagian ini menjadi bagian
yang sangat penting. Pada umumnya, akan lebih sulit
menghadapi anak yang lebih muda atau anak ”bermasalah”
(CAT diberikan pada anak usia 3-10 tahun). Kondisi ini
mengharuskan tester menunjukkan sikap positif kepada testee
anak-anak, membentuk good rapport, misal : sebelum mulai
tes, tester bisa mengajak testee anak bicara mengenai binatang,
atau bermain boneka binatang, dll. Oleh karena itu, disarankan
tes CAT diberikan dalam bentuk permainan, bukan sebagai
suatu tes, dan dilakukan secara individual.
b. Setelah tester membangun rapport dengan anak, pelaksanaan
tes bisa dimulai dengan memberi instruksi apa yang harus
dilakukan testee anak-anak. Pada saat memberi instruksi,
bahasa instruksi tidak baku, disesuaikan dengan keadaan testee.
Yang utama adalah tester harus bisa menyakinkan testee anak
bahwa dia tidak sedang dites. Tester bisa mengatakan pada
anak bahwa ia akan melakukan permainan, dimana anak akan
diminta untuk bercerita mengenai suatu gambar.
c. Tester sebisa mungkin memberi banyak dorongan (untuk
membesarkan hati) asal tidak mensugesti, dan boleh
menginterupsi.
d. Tester juga harus melakukan observasi pada perilaku anak
selama dites, seperti: bentuk tingkah laku yang nampak (overt
behavior), reaksi terhadap tester, juga reaksi anak terhadap
situasi tes maupun pada gambar yang diberikan (misal : respon

14
bercerita lebih lama pada kartu tertentu), dan selanjutnya tester
melakukan pencatatan.
e. Jika anak yang meminta tester yang bercerita, maka tester bisa
meminta anak untuk bercerita lebih dahulu dengan versi
mereka, dan tester bisa memberi janji akan bercerita nanti, atau
menunda tes sampai kita bisa mengambil hati anak dengan cara
memberi sesuatu, dan kemudian melanjutkan lagi.
f. Jika seorang anak sangat gelisah dan ada indikasi
kegelisahannya berhubungan dengan gangguan yang dialami
saat itu, maka tester bisa membatasi tes dengan 66 memberi
beberapa kartu yang bisa menjelaskan gangguan tersebut, misal
: anak yang mendapat masalah siblingrivalry, maka harus
diberi kartu khusus kartu nomer 1 dan 4, dst.
g. Sebaiknya gambar tidak diperlihatkan, kecuali kita berhadapan
dengan kondisi dimana anak ada kecenderungan untuk bermain
dengan semua kartu sekaligus, memilih secara acak untuk
diceritakan. Gambar-gambar ini diurut dengan urutan tertentu
untuk alasan khusus, dan harus dilakukan dengan urutan yang
ditunjuk.

D. Skoring

Skoring dari Children Apperception Test atau CAT tidak


berdasarkan skala obyektif, itu harus dilakukan oleh administrator tes
terlatih atau para psikolog yang sudah mengambil profesi S2.
Interpretasi yang harus diperhatikan yaitu variabel-variabel berikut
tema utama cerita, cerita pahlawan atau pahlawan, kebutuhan atau
drivedari pahlawan atau pahlawan, lingkungan di mana cerita
berlangsung, persepsi anak tentang angka-angka dalam gambar,
konflik utama dalam cerita, kecemasan dan pertahanan dinyatakan
dalam cerita, fungsi superego anak, dan integrasi ego anak.

Perhatikan, misalnya, kartu di mana harimau ganas melompat


ke arah monyet yang mencoba untuk memanjat pohon. Seorang anak

15
mungkin berbicara tentang ketakutannya, agresi atau hukuman. Monyet
dapat digambarkan sebagai pahlawan melarikan diri hukuman dari
harimau jahat. Alur cerita ini dapat mewakili kebutuhan yang
dirasakan anak untuk menghindari hukuman dari orang tua marah
atau pengganggu. Sebaliknya, seorang anak mungkin menganggap
gambar dalam cara yang relatif tidak berbahaya, mungkin melihat
monyet dan harimau memainkan permainan yang tidak bersalah.

Sebuah tes proyektif seperti CAT memungkinkan untuk


berbagai macam tanggapan yang diterima. Tidak ada "benar" terhadap
gambar. Psikolog yang bertanggung jawab untuk menafsirkan respon
anak dengan cara yang koheren untuk membuat tes yang berguna sebagai
teknik penilaian klinis. Disarankan praktek untuk psikolog untuk
mendapatkan sejarah pribadi dan medis anak sebelum memberikan CAT,
dalam rangka memberikan konteks untuk apa yang mungkin jika tidak
muncul menjadi respon abnormal. Sebagai contoh, akan normal dalam
situasi untuk anak yang hewan peliharaan baru saja meninggal
menceritakan kisah yang mencakup tema kesedihan atau kehilangan
meskipun sebagian besar anak-anak tidak akan menanggapi kartu
dengan cara itu.

Seseorang yang melakukan pengetesan CAT memiliki


fleksibilitas yang cukup dalam penafsiran. Ia dapat menggunakan
analisis respon anak untuk mendukung diagnosis psikologis,
memberikan dasar untuk evaluasi klinis, atau mendapatkan wawasan
ke dalam struktur psikologis internal anak.

Dalam tes proyektif seperti CAT, tidak ada jawaban yang


benar atau salah. Dengan demikian tidak ada skor numerik atau skala
untuk ujian. Pengawas tes mencatat esensi dari masing-masing cerita-
cerita dan menunjukkan ada atau tidaknya unsur tematik tertentu pada
form yang tersedia. Seperti pada TAT, setiap cerita dengan hati-hati
dianalisis untuk mengungkap mendasari kebutuhan, konflik, emosi,
sikap, dan pola respon anak. pencipta CAT ini menunjukkan

16
serangkaian sepuluh variabel yang perlu dipertimbangkan ketika
menafsirkan hasil. Variabel ini mencakup tema cerita utama,
kebutuhan karakter utama ini, drive, kecemasan, konflik, ketakutan, dan
konsepsi anak dari dunia luar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nastiti, D. (2018). Buku ajar thematic apperception test dan children


apperception test. UMSIDA press.
Tomkins, S. S. (1947). The thematic apperception test the theory and
technique of interpretation. Grune & Stratton, INC.

18
PAPER

TES PROYEKTIF

WARTEGG ZEICHEN TEST

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA
i
Perkembangan Teori, Tujuan, dan Karakteristik

1. Perkembangan teori
Tes wartegg atau yang lebih sering dikenal dengan tes melanjutkan gambar ini
merupakan salah satu bagian tes kepribadian (psikotes). Tes ini terdiri atas delapan
kolom yang isinya bentuk tertentu. Pada tes wartegg seseorang tidak perlu mahir
menggambar sebab tes ini hanya sebagai metode atau cara seseorang psikolog atau
penguji untuk mengetahui kepribadian dari cara menggambar.
Tes Wartegg dikembangkan pada tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg merupakan
tes yang berakar dari psikoanalisis dan psikologi Gestalt (Roivainen, 2009). Psikologi
Gestalt berasumsi bahwa keseluruhan terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian
adalah keseluruhan, bahwa objek atau gambar dalam tes wartegg adalah sebuah
kesatuan yang merupakan cerminan dari pengalaman seseorang yang menggambar.
Psikologi Gestalt dikembangkan dari Teori Psikoanalisa yang menekankan bahwa
manusia dibentuk oleh pengalaman masa lalunya yang tidak bisa lepas dari dirinya
saat ini. Begitupun dalam menggambar, saat subjek memunculkan respon stimulus
jelas merupakan pengalaman masa lalu atau apa yang pernah ia lihat sebelumnya.
Respon-respon yang muncul dalam gambar merupakan suatu ide yang dapat
memunculkan ide-ide baru, hal ini terkait dengan teori psikologi asosiasi, yaitu semua
gambar memiliki hubungan dengan ide-ide pertama yang muncul dan sebagai simbol-
simbol tertentu merespon stimulus.

2. Tujuan Tes Wartegg


Bertujuan untuk mengetahui sekaligus mengeksplorasi karakter kepribadian dasar
seseorang. Jadi tes, ini tidak bertujuan menilai kemampuan menggambar seseorang,
melainkan mengetahui kepribadian seseorang.

3. Karakteristik
a. Intelektual
Pada point ini, yang akan dilihat adalah tingkat intelektual seseorang, apakah
termasuk tipe spekulatif, ia lebih mengedepankan teori, penalaran, maupun
prinsip-prinsip ketimbang hal-hal yang bersifat praktik, observatif, atau fakta
sedangkan untuk tipe pratikal ia melakukan sesuatu berlandaskan pengamatan,
persepsi, maupun sejenis nya yang ditunjukan dengan pola berpikir terstruktur dan
teratur.
b. Aktivitas
Untuk karakter yang berkaitan aktivitas meliputi aktivitas terkontrol dan dinamis.
Seseorang yang mempunyai sifat seperti ini relative bisa melakukan banyak
aktivitas dalam waktu bersamaan. Sedangkan karakter aktivitas terkontrol terlihat
dari perbuatan yang konsisten.
c. Emosi
Karakter ini berkaitan dengan aspek lingkungan luar (out going) dan aspek
kepribadian yang kurang berorientasi pada lingkungan diluar dirinya. Ciri ciri
seseorang yang memiliki karakter out going ialah bebas dari ketegangan,

1
penggembira dan bersikap santai (easy going).
d. Imajinatif
Karakter imajinatif berkaitan dengan tipe kreativitas seseorang. Artinya seseorang
yang condong bertipe seperti ini biasanya memanfaatkan realitas lingkungan di
sekitarnya sebagai bahan untuk disatukan.

A. Sejarah Perkembangan Tes Wartegg

WZT diperkenalkan pertama kali oleh Miss Kinget untuk mengetahui tentang
HORN – HELLERSBRG tes yang kemudian dikembangkan oleh Ehrig Wartegg pada
tahun 1920 dan 1930-an. Tes Wartegg Zeichen (WZT, atau Uji Penyelesaian
Wartegg) diperkenalkan oleh Ehrig Wartegg (1939) sebagai metode evaluasi
kepribadian dalam tradisi psikologis Gestalt di Leipzig, Jerman (pada sejarah awal
metode ini, lihat Klemperer, 2000; Lockot, 2000; Roivainen, 2009). Formulir WZT
terdiri dari lembaran kertas berukuran A4 standar dengan delapan 4 cm x 4 cm
kuadrat yang berada dalam dua baris di bagian atas lembar. Setiap kotaknya kosong
kecuali untuk tanda kecil, seperti titik atau garis, yang diberikan sebagai titik untuk
memulai sebuah gambar. Misalnya, sebuah titik terletak di tengah kotak 1. Subjek
diinstruksikan untuk menyelesaikan delapan gambar, memasukkan tanda yang
diberikan ke dalam gambar. Seperti tes menggambar proyektif lainnya, tes Wartegg
didasarkan pada asumsi bahwa konten dan aspek kualitatif dari gambar yang
dihasilkan mencerminkan kepribadian orang yang menggambar. Misalnya, jumlah
gambar manusia yang lebih tinggi dari rata-rata dalam protokol WZT umumnya
ditafsirkan sebagai tanda keramahan (Gardziella, 1985).
Sementara tes wartegg secara praktis tidak dikenal di negara-negara Anglo-
Saxon, tes ini banyak digunakan di Amerika Latin, Finlandia, Italia, dan negara-
negara berbahasa Jerman. Penerbit tes Finlandia, Psykologiers Kustannus OY,
menjual 180.000 eksemplar lembar tes pada tahun 1998. Di Brasil, WZT adalah tes
kepribadian paling populer yang digunakan dalam seleksi personel (Pereira, Primi, et
al., 2003). Di Swiss, tes WZT digunakan dalam konseling kejuruan (Deinlein & Boss,
2003). menurut Ceccarelli (2003), tes Wartegg adalah salah satu tes kepribadian yang
paling populer digunakan dalam pengaturan terapi keluarga dan pasangan di Italia.
Selama dua dekade terakhir, manual interpretasi tes telah diterbitkan, misalnya, di
Swedia (Wass & Mattlar, 2000), Swiss (Avé-Lallement, 1994), Finlandia (Gardziella,
1985), dan Italia (Crisi, 1998).
Ciri khas tes wartegg adalah bahwa, berbeda dengan popularitasnya, ada
kurangnya penelitian mengenai tes tersebut. PsycInfo memiliki daftar abstrak
beberapa ribu studi di Roschach, sementara hanya 88 studi yang dapat ditemukan
untuk WZT. Setelah perdebatan mengenai metode proyektif lainnya, seperti tes
roscharch, validitas WZT telah dipertanyakan (Tamminen & Lindeman, 2000). Sangat
sedikit studi validitas yang ada untuk WZT, dan hasil yang telah dilakukan pun tidak
meyakinkan. Latar belakang sejarah WZT juga tidak diketahui dengan baik, sehingga
menimbulkan spekulasi (Roivainen, 2006) tentang "masa lalu Nazi" dari tes tersebut,
seperti yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1930-an di National Socialist
Germany (Wartegg, 1934, 1936, 1939). Ketidakpastian tentang akar sejarah tes
Wartegg mungkin juga berkontribusi pada kurangnya popularitas dalam Psikologi
Anglo-Saxon.

2
B. Perbedaan dengan Tes Dap dan Tes Baum dan Tes HTP

Tes Wartegg adalah bentuk pemeriksaan kepribadian dengan menggunakan


gambar-gambar yang diperoleh melalui sarana tes. Sarana ini berisi sejumlah elemen
grafis kecil yang berfungsi sebagai suatu seri tema-tema formal yang harus
dikembangkan menurut cara subjek itu sendiri.

DAP (Draw A Person) Sesuai dengan namanya, pada tes ini, peserta diminta untuk
menggambarkan manusia. Penggambaran manusia bebas, dan tidak mengikat, artinya
peserta boleh menggambar lebih dari satu manusia, jenis kelamin apapun, dengan
bentuk tubuh seperti apapun. Intinya, Dap digunakan untuk melihat bagaimana
konsep diri dari peserta test ini.

Hampir sama dengan DAP, tes HTP (House Tree Person) awalnya untuk mengukur
performasi optimal (intelegensi) namun sampai saat ini banyak digunakan untuk

3
melihat kepribadian seseorang dimana testee diminta untuk menggambar 3 objek
yaitu : rumah, pohon, dan orang.

Pada tes Baum (The Tree Test) merupakan test yang digunakan untuk melihat
struktur kepribadian ld, Ego, dan juga Super Ego. Test ini berhubungan dengan
Impuls yang ada di dalam diri individu, serta bagaimana individu mampu untuk
mengendalikan impuls tersebut. Peserta diminta untuk menggambar pohon yang
berkambium. Pohon berkambium ini merupakan representasi dari seberapa kokohnya
indi vid dalam mengendalikan impuls dan mengontrol dirinya sendiri.

C. Prosedur Administrasi tes Wartegg dan skoring

1. Bererapa material yang perlu dipersiapkan dalam tes ini adalah sebagai
berikut:
a. Pensil HB atau 2B

4
b. Kertas HVS A4
c. Alat gambar
d. Papan kayu untuk alat

2. Prosedur dan Administrasi Tes


1. Testee diminta menuliskan identitasnya yang tertera di lembar tes yang telah
dibagikan tester, yaitu: Nama, Usia, Tanggal tes.
2. Intruksi Tes WZT:
Di atas terdapat delapan buah kotak berisi gambar yang belum disempurnakan.
Perhatikan beberapa petunjuk berikut ini:
a. Sempurnakan gambar-gambar yang ada dalam setiap kotaknya yang belum
selesai tersebut.
b. Tuliskan nomor urut di bagian atas kotak (diluar kotak putih) sesuai dengan
urutan gambar yang anda selesaikan terlebih dahulu.
c. Dari kedelapan gambar yang telah anda selesaikan tersebut, sebutkan gambar
mana yang paling anda sukai dan jelaskan mengapa anda sangat menyukainya.
d. Sebaliknya, sebutkan gambar mana yang paling tidak anda sukai dan jelaskan
mengapa anda sangat tidak menyukai gambar tersebut.
e. Dari kedelapan gambar yang telah anda selesaikan tersebut, sebutkan gambar
mana yang paling mudah anda selesaikan.
f. Sebaliknmya, sebutkan gambar mana yang anda anggap paling sulit anda
selesaikan.

Keterangan:
Gambar yang paling mudah = tulis (M)
Gambar yang paling sulit = tulis (S)
Gambar yang paling disukai = tulis (+)
Gambar yang paling tidak disukai = tulis (–)
3. Waktu : 15 - 30 menit (klasikal), tidak dibatasi (individual)
4. Pastikan bahwa testee memahami instruksi tes sebelum meminta testee untuk
mulai mengerjakan.

3. Skoring
Untuk melakukam skoring, tester harus menggunakan drawing completion test
scoring blank (dct blank). Pada form ini tester harus memberi skor untuk 35

5
kriteria, antara lain: Animate (makhluk hidup), physiognomi, inanimate (makhluk
tidak hidup), dsb.

Bila dilihat dct blank ini, terdapat angka-angka di atas (1-8) adalah nomor urut
gambar dalam tes. Penilaian dilakukan menurut garis mendatar, yaitu mengikuti setiap
sifat yang ada pada kedelapan gambar secara berturut-turut. Tiap nilai yang diperoleh
dari kedelapan gambar selanjutnya dijumlah dan dicatat pada kolom jumlah. Nilai
setengah dihilangkan pada penjumlahan akhir ini.
Nilai maksimal tiap sifat/kriteria gambar dinilai 3 poin, dan mendapat 0 jika tidak
ada sifat/kriteria tersebut pada gambar. Antara 0-3 ada tingkatannya yang selalu
dihitung dengan tengahan. Ssatu poin ditulis dengan tanda silang (X), dan tengahan
ditulis dengan garis miring (/), maka nilai yang bisa diberikan terdiri dari : 0, / X, X/,
XX, XX/, XXX.
Bagaimana menilainya tergantung pada ada tidaknya sifat/kriteria yang sedang
dinilai pada masing-masing gambar di setiap kotak, yaitu:
1. Apakah sifat/kriteria itu ada atau tidak.
2. Baik tidaknya sifat itu didalam kesatuan gambar.
3. Apakah rangsangnya (stimulus di masing-masing kotak) diselesaikan secara tepat

6
atau tidak.
4. Apakah bentuknya bermutu (kualitas) tinggi atau rendah.

Sebagai contoh:
➝Animate (makhluk hidup)
- Gambar yang termasuk dalam kriteria ini adalah gambar :
-manusia
-binatang, dan bagian-bagiannya seperti : kepala, mulut, mata, dan sebagainya.
- Nilai tinggi, bila :
➝ menggunakan seluruh kotak, sebagian besar kotak, gambar nampak hidup,
atau tersusun baik
- Gambar makhluk hidup berada bersama hal lain, pertimbangan terletak pada
fungsinya secara keseluruhan (menjadi bagian utama, pelengkap, atau tidak
penting / kecil) misal:
➝ orang kecil diantara rumah-rumah, coretan seperti : burung di tengah
pemandangan alam, nilai : /

 Proses penilaian
1. Mulailah memberi skor dari GAMBAR 1:
- Cari skor untuk kriteria 1, yaitu ANIMATE (makhluk hidup)
- Lihat pertimbangan dalam pemberian skor-nya
- Beri skor sesuai standarnya
- Masukkan skor tersebut pada kolom 1 drawibg completion tes scoring blank,
untuk kriteia animate
Kemudian lanjut ke GAMBAR 2, lakukan hal yang sama, demikian seterusnya...
2. Menjumlahkan nilai total setiap kriteria
3. Menjumlahkan nilai setiap variabel skema kepribadian
4. Membuat grafik berdasarkan hasil no 3

7
DAFTAR PUSTAKA

Roivainen, E. (2009). A brief history of the wartegg drawing test. GESTALT THEORY, 31(1),
1-2.
Nastiti, Dwi. (2020). Modul laboratorium individual. Sidoarjo: Laboratorium Psikologi
Umsida.
Setiawan, Toni. (2018) Ensiklopedi psikotes lengkap: untuk departemen dalam negeri,
departemen agama, departemen kesehatan, departemen pendidikan nasional, departemen
pertanian, bumn & instansi swasta lainnya. Yogjakarta: Starbooks.
Raytama, D., Faradilla, A., A.G, Saras. (2018). Kitab komplet masuk kerja. Yogyakarta:
Laksana.

Anda mungkin juga menyukai