Anda di halaman 1dari 3

INSTITUT TINGGI AGAMA ISLAM TASIKMALAYA

Jln. Noenoeng Tisnasaputra No.16 Tlp. (0265)331501- 332545


Fax. (0265) 331501 Tasikmalaya

Nama : Fina Apriani


NIM : 2007171
Mata Kuliah : SPUI
Bobot : 2 SKS
Program Studi : PIAUD
Semester/Tingkat : VI/III
Dosen : Dr. Fauz Noor Zaman

1. Jelaskan pengertian “sejarah”, sementara nenek moyang kita menulisnya dengan


“babad” dan “serat”!
Jawab :
Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun, yang berarti “pohon”.
Pohon di sini melukiskan pertumbuhan yang terus menerus dari tanah (bumi) ke udara,
dengan berbagai macam organnya, yaitu akar, batang, cabang, daun, bunga (kembang), serta
buahnya.
Ada sejumlah kata bahasa Arab yang mempunyai arti hampir sama dengan kata “sejarah”,
misalnya kata “silsilah” menunjukkan pada keluarga atau nenek moyang, kata “riwayat”
atau “hikayat” dikaitkan dengan cerita yang diambil dari kehidupan, kata “kisah” yang
sifatnya sangat umum menunjukkan pada masa lampau, justru yang lebih mengandung arti
cerita tentang kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau adalah sejarah.
Sedangkan kata tarikh menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam, seperti tarikh nabi. Dalam
bahasa-bahasa Nusantara ada beberapa kata yang mengandung arti sejarah seperti “babad”
(bahasa Jawa).

2. Jelaskan teori-teori masuknya Islam ke Nusantara! Jelaskan juga mana teori yang
paling kuat!
Jawab :
1) Teori Gujarat
Teori masuknya Islam ke Nusantara yang pertama adalah Teori Gujarat (India). Menurut
Teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 dengan dibawa oleh para
pedagang Gujarat. Pada waktu itu, para pedagang Gujarat datang dari Selat Malaka dan
kemudian membangun hubungan dagang dengan orang-orang lokal di bagian barat
Nusantara. Salah satu bukti pendukung Teori Gujarat adalah ditemukannya makam
Malik As-Saleh 1297, yang dikatakan mirip dengan batu nisan di Gujarat.
2) Teori Persia
Selanjutnya ada teori Persia yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada
abad ke-13 dengan dibawa oleh para pedagang Persia. Dua tokoh yang mencetus teori
Persia adalah Husein Djajadiningrat dan Umar Amir Husein. Djajadiningrat bependapat
bahwa tradisi dan kebudayaan Islam yang ada di Indonesia memiliki beberapa
persamaan dengan Persia. Contohnya, seni kaligrafi yang berpahat batu-batu nisan
bercorak Islam di Nusantara.
3) Teori Mekkah
Teori terakhir adalah teori Mekkah yang menyatakan bahwa perkampungan Islam sudah
ada sejak abad ke-7 di pantai barat Sumatera. Pendapat ini juga didukung dengan bukti
berita dari China pada zaman Dinasti Tang tahun 674 M, bahwa orang-orang Arab sudah
mendirikan perkampungan Muslim di pantai barat Sumatera. Kemudian, disebutkan juga
\bahwa pada masa Sriwijaya abad ke-8, kerajaan ini sudah mulai mengalami
perkembangan kekuasaan dan banyak pedagang Muslim yang singgah di sana. Salah
satu tokoh yang mendukung teori Mekkah adalah Hamka. Selain Hamka, seorang
orientalis asal Inggris, TW Arnold, juga mendukung teori Mekkah yang menyatakan
bahwa bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam perdagangan di Nusantara.

Teori yang paling kuat adalah TEORI MEKAH yaitu bahwa Islam datang ke
Indonesia dari wilayah Arab. Teori Mekkah dicetuskan Buya Hamka dan diperkuat oleh
Anthony H.Johns.
Terdapat bukti-bukti Bawah sebagian besar masyarakat Indonesia sampai saat ini
adalah penganut mazhab Syafi’i, dimana kini sejak awal perkembangan Islam, mazhab
Syafi’i sudah dianut oleh sebagian masyarakat Mekah.
Selain itu hubungan yang erat antara penduduk semenanjung Arab dengan bangsa
Nusantara sudah terjadi sejak lama melalui perdagangan. Hal ini semakin diperkuat juga
dengan adanya catatan dari china pada masa Dinasti Tang yang menyebutkan bahwa
sekitar abad ke 7 telah ada pemukiman Arab di Barus yaitu wilayah pantai barat
Sumatera sekarang ada di Provinsi Sumatera Utara.
3. Jelaskan karakteristik islamisasi nusantara!
Jawab :
1) Tasamuh (Sikap Toleransi)
Sikap toleransi atau biasa juga disebut saling menghargai, dalam bahasa Jawa dikenal
dengan tepa selira merupakan nilai moral yang telah dimiliki dan diamalkan oleh bangsa
Indonesia sejak dulu. Sikap yag ditunjukkan oleh sikap ini adalah tidak saling menghujat
antar umat beragama dan saling menghargai terhadap perbedaan yang ada. Sehingga
nantinya tecipta hubungan antar umat bergama yang rukun dan harmonis tanpa saling
menebar kebencian dan ketakutan.
2) Tawazun (Sikap Seimbang)
Sikap tidak berat sebelah (tidak memihak pada salah satu). Pada dasarnya, manusia
memiliki fitrah (potensi) yang telah ada sejak dilahirkan. Potensi itu antara lain : Al-
Jasad (Jasmani), Al-'Aql (Akal), dan Ar-Ruh (Hati). Maksud dari sikap tawazun ini
adalah seorang muslim harus mampu menyeimbangkan antara ketiga potensi tersebut
untuk dapat mencapai kesempurnaan, yakni Insan Kamil.
3) Tawassuth (Sikap Moderat, Tengah-Tengah)
Tawassuth merupakan sikap tegas namun tidak kaku, luwes namun tidak lembek. Sikap
yang menunjukkan bahwa Islam Nusantara bukan Islam yang fundamental juga bukan
Islam yang liberal. Akan tetapi, memiliki pemikiran yang moderat dengan misi menjaga
keseimbangan antara dua macam ekstrimitas tersebut. Islam moderat memelihara dan
mengembangkan kedamaian holistik, yakni kedamaian sesama umat Islam maupun
umat-umat lainnya.

Anda mungkin juga menyukai