Nomor 1
a) Dalam kasus Bank Lippo, tbk adanya perbedaan pengungkapan laporan kepada
masyarakat dan BEI. Menurut saya terjadi perbedaan pengungkapan laporan
dikarenakan penarikan untuk investor. Adanya perusahaan Bank Lippo tbk
mempunyai tujuan agar investor dapat berinvestasi dan investor juga mampu
menetapkan return dan investasinya. Dan pada kasus Bank Century adanya
penyelewengan kekuasaan sehingga terjadinya penggelapan dana.
Penyelewengan akan informasi ini bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai
kepentingan pemilik. Pengungkapan dalam kedua kasus ini juga mengatakan
bahwa perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban
pengungkapan minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan
menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-
praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan
mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan
akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk
perusahaan di depan berbagai pihak.
b) Menurut saya dalam kasus adanya kalah kliring menjadi hal biasa dalam bank
tetapi dalam kasus bank century dikarenakan adanya krisis likuiditas sehingga
penyelewengan terhadap jabatan dapat mempengaruhi pengungkapan tersebut.
Berinvestasi dalam saham individu memiliki risiko. Sebuah perusahaan bisa
kehilangan nilai, atau bahkan bisa bangkrut. Namun, dalam jangka panjang, pasar
itu sendiri terus meningkat.
Berinvestasi untuk jangka pendek memiliki risiko. Perusahaan mana pun, bahkan
yang sangat bagus dengan sejarah panjang, dapat mengalami penurunan harga
saham yang besar, terkadang karena alasan yang tidak dapat dikendalikannya.
Namun, dalam jangka panjang, kedipan itu tidak masalah. Lebih dari 10 tahun,
20 tahun, atau bahkan lebih lama, pasar meningkat. Baik membangun portofolio
beragam yang, seiring waktu, bahkan kesalahan akan ditutup-tutupi, atau
membeli dana indeks yang melacak segmen pasar tertentu, atau bahkan seluruh
bursa.
Nomor 2
b) Expected Utility
TR = P. Q TR 1 = P1 . Q1
= 12 – 0,25 Q1 . (Q 1)
= 12 Q1 – 0,25Q2
TR2 = P2 . Q2
= 12 – 0,1 Q2 . (Q2)
= 12 Q1 – 0,1Q2
TC = 20 + 2(Q1 + Q2)
∏ = TR 1 + TR2 – TC
= (12Q1 – 0,25 Q2) + (12 Q2 – 0,1 Q2) – (20 + 2(Q1 + Q2))
= 12Q1 – 0,25 Q2 + 12 Q2 – 0,1 Q 2 – 20 + 2Q1 + 2Q2
d∏/dQ 1 = 12 – 0,25Q 1 – 2 = 0
0.25Q 1 = 12 – 2
0.25Q 1 = 10
Q 1 = 10 / 0.25
Q 1 = 40
d∏/dQ2 = 12 – 0.1Q2 – 2 = 0
0,1Q2 = 12 – 2
0,1Q2 = 10
Q2 = 10 / 0,1
Q2 = 100
TR = P x Q
= (16 – 0,0667 Q) (Q)
= 16Q – 0,0667Q2
∏ = TR – TC
= 16Q – 0,0667Q 2 – (20 + 2Q)
= 16Q - 0,0667Q2 – 20 – 2Q
d∏/dQ = 16 – 0,1334Q – 2
0,1334Q = 16 – 2
0,1334Q = 14
Q = 14 / 0,1334
= 104,94 atau 105
P = 16 – 0,0667Q
= 16 – 0,0667 (105)
= 16 – 7,0035
=9
∏ = 16Q - 0,0667Q2 – 20 – 2Q
= 16 (105) – 0,0667 (105)2 – 20 – 2(105)
= 1680 – 735 – 20 – 210
= 715
Nomor 4
Menurut saya hal ini bisa terjadi dikarenakan suatu perusahaan ingin penghematan
anggaran atau biaya sehingga ini yang membuat perusahaan untuk meningkatkan skala
produksinya. Terjadinya peningkatan hasil akhir atau output ini tentu akan memungkinkan
perusahaan untuk menurunkan biaya produksi sehingga menjadi lebih efisien karena
perusahaan mengalihkan sebagian besar jumlah biaya tetap pada hasil akhir atau output.
Sama hal dengan kasus perdagangan yang dilakukan pihak jepang untuk mengimpor mobil –
mobil produksi jepang ke negara AS agar perusahaan menghasilkan output maka biaya tetap
untuk setiap unit barang pun akan cenderung semakin rendah. Hal ini yang menguntungkan
dalam penghematan biaya lainnya misalnya ketika biaya operasional dari perusahaan akan
semakin tinggi.
Jika dianalisis dari struktur pasar, jenis pasar tersebut adalah Pasar Persaingan Monopolistik
dimana jumlah penjual yang cukup banyak tetapi masing – masing memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi harga jual. Kualitas akan barang yang diproduksi akan mempengaruhi
keputusan pelanggan akan berkonsumsi ke produk perusahaan jual.