Anda di halaman 1dari 6

Matkul : Managerial Economics

Nama : Michael Liau


Kelas : LA28
Nim : 2301885491

Nomor 1

a) Dalam kasus Bank Lippo, tbk adanya perbedaan pengungkapan laporan kepada
masyarakat dan BEI. Menurut saya terjadi perbedaan pengungkapan laporan
dikarenakan penarikan untuk investor. Adanya perusahaan Bank Lippo tbk
mempunyai tujuan agar investor dapat berinvestasi dan investor juga mampu
menetapkan return dan investasinya. Dan pada kasus Bank Century adanya
penyelewengan kekuasaan sehingga terjadinya penggelapan dana.
Penyelewengan akan informasi ini bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai
kepentingan pemilik. Pengungkapan dalam kedua kasus ini juga mengatakan
bahwa perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban
pengungkapan minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan
menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-
praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan
mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan
akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk
perusahaan di depan berbagai pihak.

b) Menurut saya dalam kasus adanya kalah kliring menjadi hal biasa dalam bank
tetapi dalam kasus bank century dikarenakan adanya krisis likuiditas sehingga
penyelewengan terhadap jabatan dapat mempengaruhi pengungkapan tersebut.
Berinvestasi dalam saham individu memiliki risiko. Sebuah perusahaan bisa
kehilangan nilai, atau bahkan bisa bangkrut. Namun, dalam jangka panjang, pasar
itu sendiri terus meningkat.

Berinvestasi untuk jangka pendek memiliki risiko. Perusahaan mana pun, bahkan
yang sangat bagus dengan sejarah panjang, dapat mengalami penurunan harga
saham yang besar, terkadang karena alasan yang tidak dapat dikendalikannya.

Namun, dalam jangka panjang, kedipan itu tidak masalah. Lebih dari 10 tahun,
20 tahun, atau bahkan lebih lama, pasar meningkat. Baik membangun portofolio
beragam yang, seiring waktu, bahkan kesalahan akan ditutup-tutupi, atau
membeli dana indeks yang melacak segmen pasar tertentu, atau bahkan seluruh
bursa.

Yang paling penting, mungkin, ketika pelaku bisnis membeli perusahaan


individual, ikuti pepatah klasik "beli apa yang Anda ketahui". Artinya, jangan
mengejar tren atau mengikuti tip dari orang lain jika pelaku bisnis tidak mengerti
apa yang di beli.

Nomor 2

a) Laba bersih = Margin bersih x Pendapatan


= 30% x Rp. 40.000.000
= 12.000.000

b) Expected Utility

Pemilik Toko (minus) 10 Juta 10 Juta 20 Juta 40 Juta

Alcut - 50 % 40% 35% 25%

Cemanggisan - 50 % 50% 50% 29%

Bunis - 50 % 60% 65% 75%

c) Berdasarkan hasil perhitungan diatas, jika jumlah perolehan hasil investasi 10


juta dan mendapatkan nilai kepuasan tertinggi adalah Toko Bunis dikarenakan
mendapat 60% nilai, sedangkan pada alcut hanya sebesar 40%. Jika pada hasil
investasi 20 juta yang mendapat nilai kepuasan tertinggi adalah Bunis sebesar
65% dan pada investasi 40 juta sebesar 75%. Jika kita melihat bahwa laba bersih
yang diperoleh pemilik toko selalu tinggi daripada Alcut dan Cemanggisan
sehingga hasil laba yang diperoleh dengan pendapatan akan mempengaruhi
probabilitas per individu.
Nomor 3

a) Q 1 = 120 - 5 P1 -> P1 = 12 – 0,25Q 1


Q2 = 120 - 10 P2 -> P2 = 12 – 0,1Q 2

TR = P. Q TR 1 = P1 . Q1
= 12 – 0,25 Q1 . (Q 1)
= 12 Q1 – 0,25Q2

TR2 = P2 . Q2
= 12 – 0,1 Q2 . (Q2)
= 12 Q1 – 0,1Q2
TC = 20 + 2(Q1 + Q2)
∏ = TR 1 + TR2 – TC
= (12Q1 – 0,25 Q2) + (12 Q2 – 0,1 Q2) – (20 + 2(Q1 + Q2))
= 12Q1 – 0,25 Q2 + 12 Q2 – 0,1 Q 2 – 20 + 2Q1 + 2Q2

d∏/dQ 1 = 12 – 0,25Q 1 – 2 = 0
0.25Q 1 = 12 – 2
0.25Q 1 = 10
Q 1 = 10 / 0.25
Q 1 = 40
d∏/dQ2 = 12 – 0.1Q2 – 2 = 0
0,1Q2 = 12 – 2
0,1Q2 = 10
Q2 = 10 / 0,1
Q2 = 100

Perusahaan menjual pada Q1 = 40 dan Q2 = 100


P1 = 12 – 0,25Q1
= 12 – 0,25 (40)
= 12 – 10
=2
P2 = 12 – 0,1Q2
= 12 – 0,1 (100)
= 12 – 10
=2

∏ = 12Q1 – 0,25 Q2 + 12 Q2 – 0,1 Q2 – 20 + 2Q1 + 2Q2


= 12(40) – 0,25(40)2 + 12 (100) – 0,1 (100)2 – 20 + 2 (40) + 2 (100)
= 480 – 400 + 1200 – 1000 – 20 + 80 + 200
= 540

Perusahaan menjual pada harga pasar P1 = 2 dan P2 = 2


Keuntungan : 540

b) Jika tidak terjadi diskriminasi harga:


Q = Q1 + Q2
= 120 - 5 P1 + 120 - 10 P2
= 240 – 15P
P = 16 – 0,0667 Q

TR = P x Q
= (16 – 0,0667 Q) (Q)
= 16Q – 0,0667Q2

∏ = TR – TC
= 16Q – 0,0667Q 2 – (20 + 2Q)
= 16Q - 0,0667Q2 – 20 – 2Q

d∏/dQ = 16 – 0,1334Q – 2
0,1334Q = 16 – 2
0,1334Q = 14
Q = 14 / 0,1334
= 104,94 atau 105
P = 16 – 0,0667Q
= 16 – 0,0667 (105)
= 16 – 7,0035
=9

∏ = 16Q - 0,0667Q2 – 20 – 2Q
= 16 (105) – 0,0667 (105)2 – 20 – 2(105)
= 1680 – 735 – 20 – 210
= 715

d) Jika harga didiskriminasi baik P1 = 2 dan P2 = 2 keuntungan yang diperoleh


sebesar 540 sedangkan jika tidak terjadi nya diskriminasi harga P = 9 maka
keuntungannya sebesar 715. Menurut saya lebih banyak keuntungan jika tidak
terjadi diskriminasi harga dikarenakan harganya lebih besar daripada
didiskriminasi harga.

Nomor 4

Menurut saya hal ini bisa terjadi dikarenakan suatu perusahaan ingin penghematan
anggaran atau biaya sehingga ini yang membuat perusahaan untuk meningkatkan skala
produksinya. Terjadinya peningkatan hasil akhir atau output ini tentu akan memungkinkan
perusahaan untuk menurunkan biaya produksi sehingga menjadi lebih efisien karena
perusahaan mengalihkan sebagian besar jumlah biaya tetap pada hasil akhir atau output.

Sama hal dengan kasus perdagangan yang dilakukan pihak jepang untuk mengimpor mobil –
mobil produksi jepang ke negara AS agar perusahaan menghasilkan output maka biaya tetap
untuk setiap unit barang pun akan cenderung semakin rendah. Hal ini yang menguntungkan
dalam penghematan biaya lainnya misalnya ketika biaya operasional dari perusahaan akan
semakin tinggi.

Jika dianalisis dari struktur pasar, jenis pasar tersebut adalah Pasar Persaingan Monopolistik
dimana jumlah penjual yang cukup banyak tetapi masing – masing memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi harga jual. Kualitas akan barang yang diproduksi akan mempengaruhi
keputusan pelanggan akan berkonsumsi ke produk perusahaan jual.

Anda mungkin juga menyukai