Anda di halaman 1dari 2

Keanekaragaman Hayati dan Kesehatan Manusia

Louis Apfia Helloen1*, Muhammad Denny Anandya2, Muhammad Hamdi3 dan Riky Sion M. Sitanggang4
1 Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 70123,
Indonesia
2 Departemen Farmasi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru 70123, Indonesia

Abstrak. Kesehatan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial yang sejahtera secara utuh,
dan tidak hanya bebas dari penyakit, kelemahan atau disabilitas. Masyarakat dimanapun berada
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai organisme lain yang ada pada habitat
tersebut dan membentuk suatu sistem ekologi dengan ciri saling bergantung satu sama lain.
Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Sedikitnya ada
5.100 spesies tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk ramuan olahan cina. Sekitar 80%
penduduk di Dunia ketiga (lebih kurang 3 milyar) bergantung pada pengobatan tradisonal. Selain
pengobatan tradisional, pengobatan modern pun sangat bergantung pada keragaman hayati
terutama tumbuhan dan mikroba.

Abstract. Health as a condition of complete physical, mental and social well-being, and not merely
the absence of disease, infirmity or disability. Communities wherever they are are an inseparable
part of various other organisms that exist in that habitat and form an ecological system with
interdependent characteristics. Humans have long used biological resources for medical
purposes. There are at least 5,100 plant species used by the community for Chinese processed
ingredients. About 80% of the population in the third world (approximately 3 billion) depend on
traditional medicine. In addition to traditional medicine, modern medicine is also very dependent
on biodiversity, especially plants and microbes.

Penulis yang sesuai: 2211015320012@mhs.ulm.ac.id, 2211015310011@mhs.ulm.ac.id, 2211015310010@mhs.ulm.ac.id,


2211015710001@mhs.ulm.ac.id
Keanekaragaman Hayati dan Kesehatan Manusia

Keterkaitan antara biodiversitas dan kesehatan manusia dimulai dari bagaimana cara kita untuk
berinteraksi serta berperan dalam konservasi keanekaragaman hayati dan kesehatan masyarakat.
Keanekaragaman hayati mendukung banyak layanan yang mendasari aspek kesehatan, serta
keanekaragaman hayati juga merupakan suatu kunci untuk mengatasi tantangan besar kesehatan global.
Saat ini kita memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan. Terdapat
1,4 juta spesies yang telah dideskripsikan sebagai keanekaragaman hayati, diantaranya adalah mamalia
sekitar sepuluh hingga tiga puluh juta lima ribu spesies dan beberapa juta sisanya adalah mikroba, tetapi
dengan adanya keanekaragaman mikroba yang telah ada saat ini masih belum bisa diberdayakan dengan
baik sebagai sarana yang dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan.
Mikroba berperan dalam membentuk sebagian besar atmosfer bumi dan sumber daya enam puluh
persen dari biomassa yang terdapat di bumi. Sekitar 90% bakteri dapat memberikan manfaat dalam bidang
kesehatan dan hanya 5% yang memberikan dampak buruk. Dalam konteks kesehatan dan biodiversitas,
sehat ekosistem merupakan sistem yang kompleks yang dimulai dengan keanekaragaman hayati sebagai
landasan, melalui fungsi ekosistem yang berperan sebagai wadah kemudian bertingkat lagi kepada layanan
ekosistem yang memberikan hal-hal mendasar bagi kesehatan manusia. Serta terdapat hutan tropis dan
terumbu karang yang menyediakan lebih dari 60.000 spesies untuk membantu serta berperan dalam
memberi aromatik pada obat dan memberi nutrisi bagi manusia. Salah satu contoh yang sangat baik dalam
pemanfaatan keanekaragaman hayati dalam bidang kesehatan adalah memadukan biokimia tradisional dan
modern pengobatan Cina yang dapat digunakan untuk memberikan penyembuhan terhadap penyakit
malaria.
Ada banyak kontroversi tentang bagaimana pemanfaatan keanekaragaman hayati mendukung
kesehatan manusia, salah satunya adalah efek pengenceran karena dalam penelitian mengatakan efek
pengenceran adalah penyangga penularan penyakit Lyme digit limau akan tetapi hal-hal seperti itu masih
harus dilakukan dalam banyak penelitian. Selanjutnya terdapat istilah Anthropocene yang digunakan untuk
mendeskripsikan sistem tekanan yang manusia berikan pada lingkungan, dalam sistem yang tidak alami atau
terganggu kita akan mengalami stres kemudian ketika stres menumpuk cenderung dapat menyebabkan
degradasi yang akan membuat kehilangan ketahanan, seperti perubahan iklim yang memberikan efek pada
manusia dan dapat berdampak langsung pada tingkat kesehatan manusia. Ekosistem sebagai mediasi
memiliki efek jangka panjang dari perubahan iklim ini seperti timbulnya penyakit menular dan telah
dilakukan berbagai penelitian untuk melihat interaksi keanekaragaman hayati dengan penyakit menular
yang terjadi di ekosistem. Efek hilangnya keanekaragaman hayati secara langsung memengaruhi kesehatan
manusia dan kesejahteraan manusia secara tidak langsung.

Anda mungkin juga menyukai