Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI KEBIJAKAN TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH


KABUPATEN TASIKMALAYA

Jajang Idrus Rosadi

UIN Sunan Gunung Djati

Jajangidrus403@gmail.com

Abstract

Standard Operating Government Administration Procedures (SOP AP) are used in government
management to ensure consistency and efficiency in the daily performance of certain tasks or
functions that are repetitive or routine in nature. In its implementation in the Regional
Secretariat of Tasikmalaya Regency, there is a need for evaluation. This study uses qualitative
methods, with the aim of greater spontaneity and better adaptation of the interaction between
researchers and research sources in obtaining answers to research questions. The research
method used is descriptive research with a qualitative approach, with data collection
techniques used by the author, namely literature studies using secondary data sources. Based
on the results of research in the implementation of the Standard Operational Procedure for
Government Administration in the Regional Secretariat of Tasikmalaya Regency, it has not
fully achieved the expected goals, there are several obstacles in achieving results in
accordance with policy objectives so that an evaluation is needed in the implementation of the
policy.

Key word: Policy Evaluation and Standard Operating Procedures

Abstrak

Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan (SOP AP) digunakan dalam


pengelolaan pemerintahan untuk memastikan konsistensi dan efisiensi dalam kinerja sehari-
hari dari tugas atau fungsi tertentu yang bersifat berulang atau rutin. Dalam pelaksanaannya di
Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya perlu adanya evaluasi. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan
teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu studi literatur dengan menggunakan
sumber data sekunder. Berdasarkan hasil penelitian dalam pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten

1
Tasikmalaya belum sepenuhnya mencapai tujuan yang diharapkan, terdapat beberapa
hambatan dalam mencapai hasil sesuai dengan tujuan kebijakan sehingga diperlukan adanya
evaluasi dalam pelaksanaan kebijakannya.

Kata kunci: Evaluasi Kebijakan dan Standar Operasional Prosedur

PENDAHULUAN

Reformasi berarti perubahan dari kebiasaan lama ke model baru yang lebih baik dalam
mencapai tujuan yang diharapkan. Reformasi birokrasi yang dicanangkan pemerintah
merupakan perubahan dari model pelaksanaan tugas aparatur pemerintah yang lama menjadi
model penyelenggaraan pemerintahan yang baru untuk membangun aparatur sipil negara yang
profesional, jujur, beritegritas dan bertanggung jawab, serta mampu memberikan pelayanan
yang lebih baik kepada masyarakat, dimana dari model menunggu dan dilayani berubah
menjadi jemput bola dan memberikan pelayanan yang terbaik mulai dari pemerintah pusat
hingga pemerintah daerah. Penataan kembali tata kelola tersebut diharapkan dapat mengarah
pada berbagai perubahan mendasar pada berbagai regulasi yang tumpang tindih yang mampu
membuat berbagai terobosan atau inovasi dalam berbagai layanan yang diberikan oleh
birokrasi yang sebelumnya berbelit-belit menjadi lebih mudah dan cepat. Salah satu upayanya
adalah mengembangkan dan melaksanakan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan (SOP AP). Pengembangan dan implementasi SOP AP membutuhkan partisipasi
penuh dari semua elemen perangkat di instansi pemerintah. Penyusunan SOP AP yang terjadi
seringkali memiliki perbedaan antara masing-masing instansi pemerintah, instansi hingga unit
terkecil birokrasi pemerintahan, sehingga terdapat konsistensi format penyusunan SOP AP
yang pedomannya diberikan dengan Permenpan No. PER/21/M.PAN/11/2008, sebagai
pedoman dalam penyusunan SOP AP oleh seluruh lembaga dan instansi pemerintah sampai
dengan satuan yang lebih kecil dalam upaya menyelenggarakan pemerintahan yang lebih
efektif dan efisien sesuai dengan untuk tugas dan fungsinya. Prosedur SOP AP pada dasarnya
merupakan prosedur standar dan tidak memberikan rincian kegiatan yang dilakukan oleh
berbagai instrumen atau aktor dengan banyak peran atau jabatan. Secara umum SOP AP ini
memiliki ciri, yang pertama sangat banyak staf, memiliki banyak jabatan dan bukan merupakan
satu kesatuan. Kedua, prosedur pelaksanaan kegiatan makro atau mikro yang tidak menjelaskan
langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan atau bagaimana melakukannya. SOP AP

2
menargetkan berbagai kegiatan makro yang mencerminkan pelaku sebenarnya dari kegiatan
yang sedang dilakukan, daripada mencerminkan orang yang melakukan kegiatan mikro secara
rinci atau kecil Berbagai penjelasan di atas pelaksanaan SOP AP belum terlaksana dengan baik,
khususnya di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya. SOP Tata Pemerintahan
yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya untuk memastikan bahwa setiap
SKPD sampai dengan unit terkecil memiliki SOP sendirisendiri untuk tujuan mengidentifikasi,
menyusun, mendokumentasikan, mengembangkan, memantau dan mengevaluasi SOP AP
sesuai dengan tugas dan tugasnya, fungsi aparatur pemerintah di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tasikmalaya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif., dengan tujuan agar adanya spontanitas yang
lebih besar dan adaptasi yang lebih baik dari interaksi antara peneliti dan narasumber penelitian
dalam memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian. Metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
yang digunakan penulis yaitu studi literatur dengan menggunakan sumber data sekunder.
Makna dalam penelitian ini ditentukan oleh tujuan dan sasaran tertentu dari tema penelitian
terkait dengan Standar Operasional Prosedur Administrasi di lingkungan Sekretariat Daerah
Kabupaten Tasikmalaya, kemudian data yang sama dapat dianalisis dan disintesis dari
beberapa perspektif yang didasarkan pada berbagai pertanyaan yang diajukan dalam penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menganalisis faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan


Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Sekretariat Daerah
Kabupaten Tasikmalaya. Adapun yang menjadi aspek telaahan dalam penelitian dilihat dari
tingkat efektifitas, efisiensi, kecukupan, perataan (equity), responsivitas, dan kelayakan
(appropriateness). Untuk lebih jelas dalam mengungkap hambatanhambatanya, peneliti
menjabarkannya dari setiap aspek yang diteliti berdasarkan observasi dan wawancara dengan
informan yang sudah ditetakan, dimana memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk
menjelaskan permasalahan yang dihadapi. Salah satu tujuan otonomi daerah adalah
menempatkan Pemerintah Daerah sebagai unit pemerintahan di tingkat daerah yang berfungsi
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara efektif dan ekonomis, atau dengan kata lain
mendekatkan pemerintah kepada pemberi pelayanan dan masyarakat. sebagai penerima
layanan. Dengan adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah,

3
maka pemerintah daerah harus menanggapinya dengan sungguh-sungguh agar pelayanan yang
diterima masyarakat dapat terlaksana secara optimal sesuai dengan tujuan penyelenggaraan
otonomi daerah. Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan OPD yang
bertugas mengkoordinasikan kebijakan pemerintah dan pembangunan daerah, harus berperan
aktif dalam mengambil inisiatif untuk mengembangkan dan melaksanakan sistem tata kelola
pemerintahan daerah yang baik sesuai dengan kaidah pemerintahan yang baik. Dalam
pelaksanaan tugas dan fungsinya telah melakukan penyusunan SOP-AP oleh setiap unit
kerjanya. Penyusunan SOP-AP oleh setiap unit kerja pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Tasikmalaya telah cukup memberikan hasil yang cukup baik, dimana dalam melaksanakan
tugas pekerjaannya telah didasarkan ada prosedur-prosedur kerja ada, baik untuk internal
organisasi maupun untuk eksternal. Beberapa kegiatan telah dapat dilaksanakan dengan cukup
baik sebagaimana dituangkan dalam LAKIP, namun demikian masih adanya beberapa program
kegiatan yang perlu mendapatkan perbaikan dalam mencapai target yang telah ditentukan.
Berdasarkan aspek efisiensi, dengan adanya penyusunan SOP-AP telah memberikan dampak
terhadap penyelesaian berbagai tugas pekerjaan para pegawai, dari segi waktu penyelesaian
dan penggunaan anggaran yang telah dialokasikan, sehingga penyelesaian pekerjaan dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien. Dengan adanya SOP-AP telah membantu para pegawai
menyelesaikan pekerjaan dengan tepa waktu dan tepat sasaran, dengan penggunaan anggaran
yang tepat. Dari aspek kecukupan, dengan adanya penyusunan SOP-AP pada Seketariat Daerah
Kabupaten Tasikmalaya telah memberikan dampak terhadap efektivitas pelaksanaan tugas para
pegawai maupun masing-masiing unit kerja, serta dapat memperkecil kesalahan-kesalahan
dalam penyelesaian pekerjaan. Dengan adanya SOP-AP dapat mempermudah dan
memperlancar berbagai kegiatan yang menjadi tugas dan tanggungjawab para pegawai.
Kewajiban untuk menyusun SOP-AP telah memberikan manfaat nyata bagi seluruh unit kerja
dan pegawai untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ada,
sehingga penyelesaian pekerjaannya dapat dilaksanakan lebih efekif dan efisien, baik dari segi
waktu maupun jumlah anggaran yang dikeluarkan. Keberadaan SOP-AP harus dijadikan acuan
bagi semua pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaan, dan jika tetap bekerja berdasarkan
SOP, maka akan terhindar dari kesalahankesalahan atau kegagalan dalam menyelesaikan
tugasnya. Adanya kewajiban setiap instansi untuk menyusun SOP-AP, menunjukan telah
mewadahi berbagai urusan dan kepentingan yang ada di dalamnya, baik menyangkut prosedur
kerja bagi para pegawai sendiri, maupun program-program dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat, sehingga para pegawai memiliki acuan yang jelas dan pasti dalam
melaksanakan pekerjaan dengan mengacu kepada SOP yang telah dibuat. Aspek penting
4
dengan adanya kewajiban dalam penyusunan SOP-AP dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat yang lebih baik, sehingga dengan adanya SOP-AP memberikan dampak yang
sangat baik terhadap masyarakat untuk memperoleh pelayanan prima dari seluruh instansi
pemerintahan, termasuk oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Dapat dikatakan
dengan adanya SOP-AP sangat tepat sebagai upaya penyelenggaraan pemerintahan yang
berfokus kepada pelayanan publik. Adapun yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan
kebijakan terkait dengan adanya SOP-AP pada Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya
yaitu dalam penempatan pegawai yang belum proporsional disesuaikan dengan kompetensi
yang dimiliki oleh setiap pegawai, serta masih lemahnya koordinasi di lingkungan Sekretariat
Daerah. Hambatan lain belum optimalnya analisis kebijakan yang dikeluarkan, serta masih
lemahnya pemahaman pegawai terhadap tugas pokok dan fungsi dimana pegawai
melaksanakan tugas, serta secara umum aspek ketatalaksanaan belum maskimal terkait dengan
kemampuan yang dimiliki oleh para pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya.
Selanjutnya dalam upaya mencapai tujuan kebijakan, dikarenakan adanya hambatan terkait
dengan kemampuan sumberdaya yang dimiliki, maka sesuai dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Standar Pengendalian Internal pasal 4 menyebutkan
bahwa salah satu fungsi SPI adalah menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk
membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya. Untuk
keperluan tersebut Sekretariat Daerah Kabupaten Tasikmalaya dilaksanakan Program
Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur melalui Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Formal dengan mengikutsertakan pegawai untuk mengikut beberapa kegiatan diantaranya;
Bimbingan Teknis, seminar-seminar, Workshop, Lokakarya, Semiloka dan Diseminasi.

KESIMPULAN

Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan di Lingkungan Sekretariat Daerah


Kabupaten Tasikmalaya dapat dinilai melalui faktor efektivitas, efisiensi, kecukupan,
pemerataan, daya tanggap dan relevansi. Secara berkala perlu dilakukan penilaian terhadap
pencapaian hasil kerja pegawai dan satuan kerja berdasarkan SOP-AP, sehingga dapat
diidentifikasi kendala dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dan
pengembangan pegawai untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan kerja dan peningkatan
keterampilan melalui pendidikan formal serta pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan
oleh lembaga lain.

5
REFERENSI

Agustino, L. (2008). Dasar- dasar Kebijakan Publik. Alfabeta.

Dunn, W. N. (2003). Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Balai Aksara.

Islamy, I. (2004). Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Sinar Grafika.

Rusli, B. (2015). Kebijakan Publik Membangun Pelayanan Publik yang Responsif. Hakim Publishing

Anda mungkin juga menyukai