Anda di halaman 1dari 19

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PADA

BAGIAN KEPEGAWAIAN KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN


TAKALAR

DEVELOPMENT OF STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES (SOP) AT


THE STAFFING SECTION OF THE MINISTRY OF RELIGION OF TAKALAR
REGENCY

Widya Citra Astaty

Program Studi Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, Politeknik STIA LAN Makassar

Email: widyacitra997@gmail.com

Abstrak
Standar Operasional Prosedur merupakan hal yang penting dimiliki dalam sebuah instansi. Demi
meningkatkan kinerja pegawai agar menjadi efektif, perlu adanya ketekunan dan ketepatan waktu pekerjaan
pegawai dan itu menjadi salah satu kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut. Standar Operasional
Prosedur pada dasarnya digunakan oleh banyak organisasi diantaranya institusi, perusahaan dan universitas.
Adapun tujuan penyusunan Standar Operasional Prosedur untuk mempermudah pekerjaan pegawai karena
itu dijadikan sebagai pedoman dan mampu memastikan langkah kerja yang optimal agar berjalan dengan
baik. Terdapat tahapan yang dilakukan dalam penyusunan ini dan menggunakan metode kualitatif, dengan
teknik pengolahan data wawancara, observasi dan telaah dokumen, dimana teknik ini yang mampu
digunakan untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak secara mendalam.

Kata Kunci: Standar Operasional Prosedur, tujuan SOP, Kualitatif.

Abstract
Standard Operational Procedure is an important thing to have in an agency. In order to increase employee
performance to be effective, it is necessary to have perseverance and timeliness of employee work and that is
one of the main keys in realizing this. Standard Operational Procedures are basically used by many
organizations including institutions, companies and universities. The purpose of preparing Standard
Operational Procedures is to make the work of employees easier because they are used as guidelines and are
able to ensure optimal work steps can run well. There are stages carried out in this preparation and using
qualitative methods, with interview data processing techniques, observation and document review, where
these techniques can be used to obtain more in-depth information.

Keywords: Standard Operational Procedure, SOP objective, Qualitative.

PENDAHULUAN

Secara umum dalam suatu instansi harus memiliki manajemen yang baik. Menurut Rusman
(2008:4) manajemen dikatakan sebagai proses yang berkenaan dengan usaha manusia untuk
melalui bantuan manusia lain melalui cara yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan. Manajemen terdapat beberapa fungsi yang menjadi tolak ukur dalam prosesnya
seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuanting), dan
pengawasan (controlling). SOP (Standar Operasional Prosedur) terdapat dalam fungsi manajemen
yaitu perencanaan (planning) dikarenakan standar operasional prosedur termasuk alur atau cara
kerja yang dijadikan standarisasi sebagai petunjuk. Wijayanti (Rohman, 2017:23) menyatakan
bahwa perencanaan harus bisa menentukan kebijakan yang akan dijalankan seperti proyek,
program, prosedur, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan dalam pencapaian tujuan
tertentu. Salah satu perencanaan yang dilakukan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
instansi ialah membuat SOP.
Menurut Arnina (2016:31) SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah serangkaian instruksi
kerja tertulis yang dibuat atau terdokumentasi mengenai proses penyelenggaraan administrasi
perusahaan, bagaimana dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan hal tersebut.
Pembuatan standar opersional prosedur ini akan di buat menjadi dokumen tertulis sehingga
dapat dijadikan sebagai standar atau pedoman bagi pegawai dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Organisasi atau instansi jika tidak memiliki SOP maka akan mudah mengalami banyak
permasalahan, permasalahan tersebut terjadi diakibatkan oleh adanya kesalahan dalam proses kerja.
Instansi juga akan berjalan dengan pedoman yang tidak jelas sehingga keefektifan kinerja menjadi
menurun dan dapat berdampak buruk bagi instansi.
Standar operasional prosedur sangat diperlukan dalam sebuah organisasi atau instansi karena
SOP memiliki peran yang penting yaitu sebagai pedoman dalam melakukan pekerjaan dan dapat
berdampak positif pada instansi. Instansi tidak dapat terlepas dari hal tersebut, seperti halnya pada
Kementerian Agama Kabupaten Takalar. Kementerian Agama Kabupaten Takalar memiliki
beberapa Sub Bagian, salah satunya Sub Bagian Tata Usaha, dimana dalam Sub Bagian tersebut
menaungi 3 bagian diantaranya Bagian Umum, Bagian Kepegawaian, dan Bagian Keuangan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2015, Kementerian Agama
merupakan Kementerian yang mempunyai tugas dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang agama. Kementerian Agama Kabupaten Takalar ini memiliki visi: terbinanya tatanan
kehidupan keagamaan masyarakat Kabupaten Takalar yang berakhlak tinggi, maju, dinamis dan
toleran sedangkan misinya: mampu meningkatkan pelayanan dan administrasi keagamaan,
mewujudkan pengalaman nilai-nilai agama, dan mendorong pemberdayaan kehidupan keagamaan.
Semua harapan ini akan terwujud jika pegawai mampu bekerja dengan baik dan mengikuti prosedur
yang ada.
Pada pengamatan peneliti pada Kementerian Agama Kabupaten Takalar, peneliti melihat
bahwa SOP sangat berpengaruh bagi pegawai dalam melaksanakan tugas sehingga hal tersebut
dapat berdampak baik dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pegawai dan instansinya.
Pedoman atau SOP (Standar Operasional Prosedur) perlu ada dalam instansi karena pegawai akan
lebih mudah dan teliti dalam mengerjakan pekerjaannya. Peneliti melihat pada Kementerian Agama
Kabupaten Takalar terdapat beberapa masalah terkait SOP tepatnya pada Bagian Kepegawaian,
pada Bagian tersebut membutuhkan adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) karena hampir
setiap harinya pegawai melakukan pekerjaan yang harus memiliki prosedur yang benar, apalagi saat
melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan pegawai lain atau masyarakat. Bagian
Kepegawaian ini masih memiliki beberapa permasalahan dalam pembuatan SOP, terdapat 18
SOP pada Bagian Kepegawaian Kementerian Agama Kabupaten Takalar, namun beberapa
diantaranya belum diperbaharui kembali dalam bentuk dokumen karena adanya beberapa aspek
yang berbeda seperti SOP Cuti, SOP Kenaikan Gaji Berkala, SOP Data Statistik Pegawai dan juga
adanya SOP yang belum dibuat sama sekali yang akan berdampak pada pelaksanaan pekerjaan
kurang optimal seperti SOP Izin Belajar, SOP Karsu/Karis, dan SOP Rotasi/Mutasi sehingga
beberapa masalah ini sangat berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi kinerja pegawai, itulah
mengapa pada sub bagian ini sangat penting dalam pembuatan SOP.
Penyusunan SOP ini diharapkan dapat memberikan bantuan kepada pegawai dalam
mempermudah dan menjadi pedoman dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dalam penyusunan ini
juga permasalahan yang dihadapi pada Bagian Kepegawaian Kementerian Agama Kabupaten
Takalar dapat teratasi dengan baik. Penelitian ini berfokus pada peningkatan efektifitas dan efisiensi
kinerja pegawai dalam menjalankan dan melaksanakan pekerjaannya sehingga hal itu dapat
terwujud dengan adanya pedoman kerja atau SOP.
Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, maka penulis melakukan penelitian ini yang
bertujuan:
1. untuk memperbaiki kinerja pegawai dalam bekerja
2. untuk melakukan penyusunan SOP yang baru maupun yang ingin diperbaharui

Kajian Literatur
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35
Tahun 2012, Standar Opersional Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
mengenai berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan kapan harus
dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Menurut Tathagati (Gede & Addin, 2014), SOP dapat
didefinisikan sebagai dokumen yang menjelaskan tentang aktivitas operasional yang dilakukan
setiap bekerja, agar pekerjaan tersebut dilakukan secara benar, tepat, dan konsisten, untuk
menghasilkan produk sesuai standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Rifka (2017)
mengemukakan bahwa SOP adalah bagian dari peraturan tertulis yang membantu mengontrol
perilaku anggota organisasi, SOP dapat dikatakan sebagai sarana untuk menghindari miss
communication dan permasalahan pekerjaan pada suatu organisasi. Tambunan (2013) berpendapat
bahwa SOP adalah sekumpulan prosedur operasional standar yang digunakan sebagai pedoman
dalam perusahaan untuk memastikan langkah kerja setiap anggota telah berjalan secara efektif dan
konsisten, serta memenuhi standar dan sistematika.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, SOP adalah suatu pedoman atau
instruksi tertulis yang didalamnya menjabarkan tentang tahapan-tahapan prosedur dalam
melakukan suatu pekerjaan. SOP juga merupakan salah satu faktor terpenting yang harus ada karena
dengan adanya SOP dalam suatu instansi itu akan membantu para karyawan dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan. SOP ialah suatu panduan yang menjadi acuan dalam melakukan suatu
aktivitas kerja agar kegiatan operasional instansi dapat berjalan lancar dan tepat.
Pembuatan SOP memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembuatan SOP adalah untuk
menjelaskan perincian atau standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang
yang diselenggarakan dalam suatu organisasi. Menurut Nur’Aini (2016) tujuan pembuatan SOP
adalah :
a. Konsistensi
SOP dibuat agar setiap pelaksanaan tugas pegawai dapat mengetahui standar yang telah
ditetapkan sehingga pegawai mampu menjaga konsistensi dan tingkat kinerjanya.
b. Kejelasan tugas
SOP dibuat agar setiap pelaksanaan tugas pegawai mengetahui dengan jelas peran dan fungsi
tiap-tiap posisi dalam organisasi.
c. Kejelasan alur
SOP dapat memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung jawab apa saja dari masing-masing
pelaksanaan tugas pegawainya.
d. Melindungi organisasi
SOP dibuat dengan tujuan untuk melindungi organisasi atau unit kerja, serta petugas atau
pegawai dari tindakan mal-praktik atau kesalahan yang bersumber dari administrasi atau faktor
lainnya yang dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup organisasi.
e. Meminimalisasi kesalahan
SOP dibuat untuk meminimalisasi atau menghindari kegagalan, kesalahan, keraguan, dan
duplikasi dalam bekerja.
f. Efisiensi
SOP dibuat dengan tujuan membuat semua pekerjaan menjadi lebih efisien. Semua aktivitas
kerja diharapkan dapat lebih cepat, cermat, dan tepat sesuai dengan tujuan atau hasil yang ingin
diraih dengan bantuan SOP yang ada.
g. Penyelesaian masalah
SOP berisi aturan dan batasan-batasan tertentu, bisa saja dalam pelaksanaannya terjadi gesekan
antar karyawan yang menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Selain perlu adanya campur
tangan supervisor atau atasan, SOP juga dapat dijadikan landasan agar setiap karyawan dapat
bekerja sesuai koridor kembali, yaitu tunduk pada aturan dan batasan sesuai SOP.
h. Batasan pertahanan
Banyaknya pihak eksternal yang dengan seenaknya ingin mengetahui hal-hal yang bersifat
sangat privasi bagi perusahaan. Sebagai contoh, seorang peneliti yang menginginkan untuk
melakukan penelitian perilaku kerja dari sebuah organisasi (institusi). Dengan adanya SOP yang
baku, maka pihak peneliti wajib melewati beberapa prosedur. Peneliti tersebut tidak bisa
langsung menuju ke bagian departemen atau bagian tertentu.
Adapun Puspitasari dan Rosmawati (Winata, 2016) lebih mempersingkat tujuan dari
dibuatnya SOP ini yaitu:
a. Mempertahankan konsistensi kerja karyawan,
b. Mengetahui peran dan fungsi kerja pada setiap bagian,
c. Memperjelas langkah-langkah tugas, wewenang dan tanggung jawab.
d. Menghindari kesalahan administrasi,
e. Menghindari kesalahan, keraguan, dan ketidakefisiensian.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya SOP itu ialah untuk
mempermudah dan mampu menjaga konsistensi para karyawan dalam mengerjakan tugasnya
masing-masing dan juga dapat menyelesaikan dan mengurangi kesalahan dalam bentuk apapun
ketika sedang bekerja.
SOP menjadi hal terpenting dalam instansi, sehingga memiliki manfaat yang berguna untuk
perkembangan organisasi (institusi). Hal tersebut harus di bantu dengan menjalankan SOP dengan
benar, maka organisasi akan mendapatkan manfaatnya, menurut Nur’Aini (2016):
a. Kejelasan prosedur
SOP yang dapat memberikan manfaat bagi kita dalam memberikan penjelasan tentang prosedur
kegiatan. Kita juga dapat menuliskan dengan jelas dan detail mengenai prosedur yang
seharusnya dilakukan dalam pelaksanaan tugas.
b. Efisiensi waktu ketika training karyawan
Pemberian SOP pada masing-masing karyawan akan menghemat waktu dan tenaga dalam
program training karyawan. Bisa saja perusahaan hanya memberikan masa training selama satu
minggu, namun dengan adanya SOP itu akan mempermudah perusahaan dalam memberikan
informasi mengenai tugas, seperti apa yang harus dilakukan ketika di lapangan.
c. Standarisasi kegiatan
SOP dapat memberikan manfaat bagi perusahaan untuk menyamaratakan seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh semua pihak. Hasil kerja yang telah diselesaikan oleh satu karyawan akan
memiliki standar yang sama dengan karyawan yang lain.
d. Mempermudah evaluasi
Setelah ditentukan standarisasi kegiatan, dengan demikian akan mempermudah para supervisor
atau manajer untuk melakukan evaluasi dan penilaian. SOP secara tidak langsung akan
membantu perusahaan untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap setiap proses
operasional dalam perusahaan.
e. Mempertahankan kualitas
SOP membantu perusahaan untuk mengontrol agar kualitas perusahaan dapat dipertahankan.
Melalui konstitensi dalam bekerja, perusahaan memiliki sistem kerja yang sudah jelas dan
terstruktur secara sistematis. Hal tersebut berdampak pada hasil produktivitas yang dapat
dipertahankan, baik secara kualitas maupun kuantitas.
f. Meningkatan kemandirian karyawan
SOP dapat membantu karyawan untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri dan tidak
bergantung pada intervensi manajemen. Mengapa dapat dikatakan demikian, karena akan
mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan pemeriksaan kinerja karyawan sehari-
hari, sehingga karyawan dapat lebih mandiri untuk menentukan bagaimana cara kerja yang
lebih baik namun tetap sesuai dengan SOP yang berlaku di perusahaan.
g. Informasi kompetensi dan cara meningkatkannya
SOP juga dapat memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai
oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya, dengan demikian maka pihak perusahaan akan
lebih mudah untuk memberikan informasi atau feedback berkenaan dengan upaya peningkatan
kompetensi karyawan.

Rifka (2017:16) juga berpendapat bahwa manfaat standar operasional prosedur terbagi atas 9
bagian yaitu:
a. Instrumen pelindung karyawan
SOP sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum
karena tuduhan melakukan penyimpangan, SOP juga dapat membantu penelusuran terhadap
kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan.
b. Patokan kerja terbaik
Penggunaan SOP dalam perusahaan dapat melakukan standardisasi cara kerja dari hasil praktik
yang terbaik. SOP dapat dijadikan panduan standar cara kerja untuk mendapatkan hasil kinerja
yang diharapkan. SOP sebagai pegangan untuk evaluasi kinerja bagi manajemen.
c. Memberi informasi
SOP memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh
pegawai dalam melaksanakan tugasnya, memberikan informasi bagi upaya meningkatkan
kompetensi pegawai, mengenai beban tugas yang ditanggung oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya dan membantu memberikan informasi yang diperlukan dalam
penyusunan standar pelayanan.
d. Pedoman karyawan
Seorang karyawan dapat memahami apa yang sebaiknya dilakukan dalam melaksanakan
tugasnya. SOP dapat mempercepat karyawan dalam belajar memahami standar cara kerja yang
ditetapkan. Dengan ketentuan standar yang jelas maka SOP mampu melindungi karyawan dari
tindakan kurang tepat, dimana hasil yang diharapkan tidak dapat dicapai.
e. Pedoman menilai karyawan
SOP dapat digunakan sebagai pedoman dalam menilai kinerja karyawan, apabila hasil yang
diharapkan tidak tercapai maka pihak manajemen perlu melakukan evaluasi kinerja. Melalui
SOP, manajemen mendapatkan umpan balik atas kinerja karyawan dan paham tentang
langkah yang perlu dilakukannya.
f. Pedoman bahan ajar
SOP dapat dijadikan bahan pelatihan bagi karyawan baru. Adanya SOP maka diharapkan
pelatihan menjadi lebih cepat, tepat dan efisien. Kepatuhan karyawan terhadap SOP mampu
mengurangi tingkat kesalahan yang sama.
g. Sarana penelusuran ketidaksesuaian
SOP dapat mempermudah manajemen dalam melakukan penelusuran atas ketidaksesuaian yang
terjadi. SOP mampu memilah tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan mengidentifikasi
tentang apa yang tidak dilakukan, dimana penyimpangan itu terjadi dan apa yang menjadi
penyebab masalah atau ketidaksesuaian itu terjadi.
h. Memastikan pelaksanaan tugas
Standar Operasional Prosedur mampu memastikan pelaksaanaan tugas penyelenggaraan
pemerintahan berlangsung dalam berbagai situasi.
i. Menjamin konsistensi pelayanan
SOP dapat menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu,
maupun prosedur.
Berdasarkan hal tersebut SOP dapat bermanfaat sebagai pedoman tentang cara kerja yang
baik dan tepat. SOP juga bisa membuat para karyawan menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan
tugasnya.
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 168 Tahun 2010, Kementerian Agama
merupakan instansi yang memberikan pelayanan baik secara internal Kementerian Agama maupun
secara eksternal kepada instansi pemerintah lainnya atau langsung kepada masyarakat. Kementerian
Agama juga mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang agama untuk
membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Menurut The Liang (2013) tata usaha adalah suatu rangkaian aktivitas menghimpun,
mencatat, mengelola, mengadakan, mengirim, dan menyimpan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam setiap usaha kerja sama. Silalahi (2012) juga berpendapat dalam arti sempit dan
luas, dalam arti sempit tata usaha adalah segenap kegiatan rangkaian menghimpun, mencatat,
mengelola, menggandakan, menyimpan data atau informasi mengenai satu objek tertentu yang
dilaksanakan secara kronologis, berkesinambungan dan sistematis untuk tujuan tertentu. Arti luas,
tata usaha adalah proses kerja sama oleh dua orang atau lebih menurut sistem tertentu untuk
menunjang pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tata usaha adalah kegiatan
administrasi yang dilakukan pegawai seperti mencatat, menghimpun, mengelola maupun
menyimpan segala keterangan administrasi yang ada diinstansi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tata usaha dalam
melaksanakan tugas memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Koordinasi penyusunan rencana, evaluasi program dan anggaran, serta laporan.
b. Pelaksanaan bimbingan kerukunan umat beragama.
c. Penyusunan organisasi, tata laksana dan peraturan perundang-undangan.
d. Pengelolaan urusan kepegawaian.
e. Pelayanan informasi dan hubungan masyarakat.
f. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan dan pengelolaan barang.

METODE
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode
ini sangat berpengaruh dalam pengambilan data karena peneliti akan berinteraksi secara
langsung dan mampu memahami masalah yang terjadi pada Bagian Kepegawaian Kementerian
Agama Kabupaten Takalar.
2. Tahapan Penelitian
Melakukan suatu penelitian, mesti mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan perlu adanya
tahapan yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tahapan Persiapan
Tahap ini ditujukan untuk memahami kebutuhan penyusunan atau pengembangan SOP dan
menentukan tindakan yang diperlukan oleh Unit Kerja.
b. Tahapan Perencanaan
Tahapan ini ditujukan untuk menyusun dan menetapkan strategi, rencana, metodologi dan
program kerja yang akan digunakan oleh pelaksana waktu.
c. Tahapan Penyusunan
Tahapan ini ditujukan untuk menyusun SOP sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
yang meliputi:
1) Mengidentifikasi informasi terkait kegiatan kerja
2) Penetapan metode penyusunan SOP
3) Penyusunan SOP
d. Tahapan Pengonfimasian
Tahapan ini ditujukan untuk mengonfirmasi hasil penyusunan SOP yang telah dibuat kepada
pejabat terkait, jika SOP yang telah disusun itu sudah benar dan tepat maka tahap selanjutnya
peneliti harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari kepala Sub Bagian Tata Usaha dan
Bagian Kepegawaian Kementerian Agama Kabupaten Takalar untuk lanjut ke tahap
berikutnya.
e. Tahapan Sosialisasi
Tahapan ini ditujukan untuk menjelaskan secara terperinci hasil penyusuna SOP yang telah
dibuat kepada para pegawai yang ada diinstansi tersebut.
f. Tahapan Penerapan
Tahapan ini dlakukan saat SOP telah dibuat dan sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
kemudian dilakukan penerapan dalam instansi tersebut sehingga tujuan yang telah ditentukan
dapat tercapai dengan baik.
g. Tahapan Evaluasi
Tahapan ini dilakukan untuk melihat, apakah SOP yang telah dibuat sudah sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan atau sesuai dengan realitanya.
3. Sumber Data
Pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan sumber data dalam wujud
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer, data yang di peroleh secara langsung dari sumbernya tanpa melalui perantara.
Peneliti mengumpulkan data primer dengan menggunakan metode wawancara dan observasi.
b. Data Sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung atau dokumen sebagai bahan
informasi tambahan untuk peneliti.
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan saaat meneliti ialah wawancara, observasi,
dan dokumen. Menurut Sidiq dan Choiri (2019) memiliki pendapat terkait ketiga hal tersebut:
a. Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua
orang, atas dasar ketersediaan dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu
kepada tujuan yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama
dalam proses memahami.
b. Observasi
Observasi didefinisikan sebagai suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati serta
“merekam” perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu.
c. Dokumen
Dokumen merupakan Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek
penelitian. Studi dokumenya itu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan
dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara mendalam sehingga dapat mendukung
dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.
5. Validasi Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil metode validasi data yaitu: Triangulasi data
adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai metode dan sumber peroleh
data.

HASIL PENELITIAN
1. Penilaian Kebutuhan
Penilaian kebutuhan merupakan proses awal dalam penyusunan SOP yang dilakukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan SOP yang akan disusun. Penilaian kebutuhan SOP ini berguna untuk
mengetahui tingkat kebutuhan suatu organisasi dalam menyusun baru maupun mengembangkan
SOP yang dimiliki.
Tabel 1
Penilaian Kebutuhan
Penilaian Keterkaitan dengan:
Peraturan Prioritas
Satuan Kerja Bidang Prosedur Stakeholders Prosedur
Tupoksi Perundang- Kebutuhan
(Masyarakat) lainnya
undangan
Kementerian Sangat
SOP Karsu/ Sangat
Agama Kab Kepegawaian Terkait Tidak Terkait Terkait penting
Karis terkait
Takalar
SOP Izin Sangat Sangat
Terkait Tidak Terkait Terkait
Belajar terkait Penting
SOP Data
Sangat Sangat
Statistik Terkait Tidak Terkait Terkait
terkait penting
Pegawai
Sangat Sangat
SOP Cuti Terkait Tidak Terkait Terkait
terkait penting
SOP
Sangat Sangat
Kenaikan gaji
terkait Terkait Tidak Terkait Terkait penting
berkala
SOP
Sangat Sangat
Rotasi/ Terkait Tidak Terkait Terkait
terkait penting
mutasi

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

Berdasarkan tabel diatas, prosedur tersebut dibuat oleh Bagian Kepegawaian serta sangat
erat kaitannya dengan tupoksi, perundang-undangan, prosedur lainnya dan sangat diprioritaskan
dalam kebutuhan pegawaian. Adanya SOP ini untuk membantu pegawai dalam mengoptimalkan
pekerjaannya.
2. Daftar SOP yang akan dibuat dan dikembangkan
a. SOP yang akan dikembangkan

Tabel 2
Daftar Kebutuhan Pengembangan SOP

SOP yang akan dikembangkan


Satuan Kerja Alasan Pengembangan

Bidang Prosedur

Kementerin Adanya beberapa prosedur, pelaksana,


Agama Kab Bagian Kepegawaian SOP Cuti waktu yang berbeda
Takalar

SOP Kenaikan Adanya perubahan prosedur yang mesti di


perbaiki dan itu dapat berdampak pada
Gaji Berkala waktu gaji pegawai

SOP Data Statistik Mempermudah pegawai dalam mengolah


Pegawai data statistik dengan prosedur yang tersedia

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.


b. SOP yang akan dibuat baru
Tabel 3
Daftar Kebutuhan Pembuatan Baru SOP

SOP yang akan dibuat baru


Satuan Kerja Alasan Pembuatan
Bidang Prosedur

Kementerian SOP Kartu Istri/ Kartu


Belum adanya SOP tersebut sehingga
Agama Kab Bagian Kepegawaian Suami
pelaksanaan pekerjaan kurang optimal
Takalar

Pegawai akan kebingungan jika SOP


SOP Izin Belajar tersebut tidak tersedia saat mengurus izin
belajar

SOP
Rotasi/Mutasi Pegawai Agar pegawai yang mengetahui
alur yang mesti dilalui

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

Berdasarkan tabel diatas, SOP yang sudah ada perlu untuk dikembangkan karena
terdapat prosedur yang berbeda dan untuk SOP yang belum dibuat sama sekali itu perlu ada
sehingga proses pelayanan maupun pekerjaan bisa efektif terlaksana.
3. Identifikasi Alternatif
Proses pengumpulan informasi menghasilkan identifikasi prosedur yang akan dioptimalkan
dalam bentuk penyusunan dan penyempurnaan. Untuk mempermudah melakukan identifikasi
alternatif dapat digunakan tabel sebagai berikut:
Tabel 4
Identifikasi SOP Satuan Kerja

Satuan Kerja: Kementerian Agama Kabupaten Takalar

Bidang Prosedur Aktivitas Persyaratan Waktu Output

1. Memberikan blanko
kepada pemohon cuti Rekap kehadiran 1 hari jika
Surat Izin
Bagian 2. Kepala kantor menyetujui pegawai pemohon
Izin Cuti Cuti
Kepegawaian permohonan tersebut. pemohon cuti memenuhi syarat
3. Penerbitan surat cuti

1. Memeriksa data terkait


Melengkapi data
KGB
dan Pengajuan
Kenaikan gaji 2. Pembuatan surat Kurang lebih 1 SK Kenaikan
paling lambat 2
berkala ketetapan KGB Bulan gaji berkala
bulan sebelum
3. Penetapan/ Pemberian
THT KGB
KGB
1. Pertimbangan kebutuhan
pegawai
2. Keputusan nama-nama Data pemetaan SK
Rotasi/ Kurang lebih 1
pegawai yang dirotasi/ pegawai dan SK Rotasi/ mutasi
Mutasi minggu
mutasi Jabatan pegawai
Pegawai
3. Penerbitan SK Rotasi/
mutasi
1. Melengkapi berkas
pengusulan
Kurang lebih 3
SOP 2. Pemeriksaan berkas Kelengkapan Surat pengantar
hari, tergantung
Kartu Istri/ pengusul Berkas pengusulan
penerbitan dari
Kartu Suami 3. Penerbitan surat pengusulan karsu/karis
kanwil
pengantar pengusulan
4. Pengantaran pengusulan

1. Permohonan izin belajar


2. Pembuatan surat
pengantar izin belajar Kelengkapan
2 hari tergantung Surat izin belajar
Izin belajar 3. Penerbitan surat berkas
pada kanwil pegawai
pengantar pengusulan
4. Mengantarkan ke
kanwil surat tersebut

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

4. Penulisan SOP
Dalam penulisan SOP harus memperhatikan aspek-aspek yang ada didalam SOP yang
akan dibuat, Adapun uraian dari setiap SOP berdasarkan aspeknya, antara lain:
a. SOP Cuti
Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah dibuat dan diterbitkan pada 14
Agustus 2015.
Gambar 1
SOP Cuti yang akan diperbaharui
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

Sedangkan gambar di bawah ini merupakan SOP yang telah diperbaiki.

Gambar 2
SOP Cuti yang telah diperbaharui

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022

Berdasarkan gambar diatas, SOP ini telah mengalami perubahan dibeberapa aspek
seperti pada bagian dasar hukum (adanya aturan yang dihilangkan dan ditambahkan),
Pelaksana aktivitas (digantikannya fungsional umum dalam pengambilan blanko dan
pendisposisian surat oleh bagian kepegawaian dan bagian umum), dan adanya waktu
pelaksana yang mengalami perubahan.
b. SOP Kenaikan Gaji Berkala
Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah dibuat dan diterbitkan pada 12
Februari 2012.

Gambar 3
SOP KGB yang akan diperbaharui
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

Berdasarkan gambar diatas, SOP ini telah mengalami perubahan dibeberapa aspek
seperti pada aktivitas prosedur (adanya pengurangan aktivitas), pelaksana aktivitas
(dihilangkannya pengadministrasi umum dan bendahara), dilengkapinya
kelengkapan/waktu/output salam SOP tersebut.
Sedangkan gambar di bawah ini merupakan SOP yang telah diperbaiki.

Gambar 4
SOP KGB yang telah diperbaharui

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

c. SOP Pengelolaan Data Statistik


Gambar di bawah ini merupakan SOP yang telah dibuat dan diterbitkan pada 12 Februari
2012.
Gambar 5
SOP Pengolahan Data Statistik yang akan diperbaharui

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

Sedangkan gambar di bawah ini merupakan SOP yang telah diperbaiki.


Gambar 6
SOP Pengolahan Data Statistik yang telah diperbaharui

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

d. SOP Pengusulan Karsu/Karis


Gambar di bawah ini merupakan SOP yang baru dibuat dan segera akan diterbitkan.

Gambar 7
SOP Pengusulan Karsu/Karis yang akan dibuat

Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

e. SOP Permohonan Izin Belajar


Gambar di bawah ini merupakan SOP yang akan dibuat dan segera diterbitkan.
Gambar 8
SOP Pengusulan Izin Belajar yang akan dibuat
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022.

f. SOP Rotasi/Mutasi
Gambar di bawah ini merupakan SOP yang baru dibuat dan segera diterbitkan.
Gambar 9
SOP Pengusulan Rotasi/Mutasi yang akan dibuat

S
umber: Diolah oleh peneliti, 2022.

KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan untuk menyempurnakan dan mengoptimalkan pekerjaan pegawai
pada Bagian Kepegawaian Kementerian Agama Kabupaten Takalar, dengan adanya SOP para
pegawai dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.
Penelitian penyusunan SOP ini menghasilkan output berupa Dokumen SOP. Dokumen SOP
tersebut berisi format atau aspek dari bagian identitas terdiri dari nomor SOP, tanggal pembuatan,
tanggal revisi, tanggal efektif, pengesahan, dasar hukum, kualifikasi pelaksana, keterkaitan,
peralatan/perlengkapan, pencatatan/pendataan dan peringatan. Sedangkan pada bagian alur kegiatan
yang memuat aktivitas dan flowchart yang memuat langkah-langkah kegiatan, pelaksana,
persyaratan/kelengkapan, waktu, output dan keterangan.
Adapun beberapa dokumen SOP yang dibuat dalam penelitian ini untuk Sub Bagian Tata
Usaha di Kementerian Agama Kabupaten Takalar meliputi SOP Cuti, SOP Kenaikan Gaji Berkala,
SOP Data Statistik Pegawai yang telah diperbaharui sedangkan untuk SOP Karsu/karis, SOP Izin
Belajar dan SOP Rotasi/Mutasi Pegawai itu akan dibuat baru karena pada Bagian Kepegawaian
ketiga SOP tersebut belum dibuat sama sekali.

REFERENSI
Arnina P, dkk. (2016). Langkah-Langkah Efektif Menyusun SOP (Standard Operating Procedures).
Huta Publishe.

Gede, Ajusta., dan Addin, Syahrial. (2018). Analisis Penerapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) di Departemen HRD PT Sumber Maniko Utama. Jurnal Mitra Manajemen, 3(2), 181-
189.

Nur’Aini, Fajar. (2016). Pedoman Praktis Menyusun SOP. Quadrant.

Rifka R,N. (2017). Step By Step Lancar Membuat SOP. Huta Publisher.

Republik Indonesia. Keputusan Menteri Agama No 168 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Agama.

. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 Tentang Kementerian Agama.

. Peraturan Menteri Agama No 13 Tahun 2012 Tentang organisasi dan tata


kerja instansi vertikal kementerian agama.

. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


No 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan.

Rusman. (2008). Dasar-Dasar Manajemen. Alfabeta.

Rohman Abd , M.AP. (2017) . Dasar-Dasar Manajemen. Inteligensia Media.

Silalahi, Urbert. 2012. Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan Dimensi. Sinar Baru
Algensindo.

Tambunan, M Rudi. 2013. Pedoman Penyusunan Standard Operating Prosedur, Edisi 2013.
Penerbit Maiesta.

The liang Gie. 2013. Administrasi Perkantoran Modern, Edisi kesembilan. Liberty.

Winata, Sheila Vania. (2016). “Perancangan Standard Operating Prosedure (SOP) pada
Chocolab”.Performa: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis, 1(1), 77-86

Anda mungkin juga menyukai