Anda di halaman 1dari 122

SKRIPSI

PENYUSUNAN SOP (STANDAR OPERASIONAL


PROSEDUR) PADA SUB BAGIAN TATA USAHA DI
KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN TAKALAR

Widya Citra Astaty


S032018053

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR

POLITEKNIK STIA LAN MAKASSAR


MAKASSAR
2022
ii
ii
SKRIPSI

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI

PENYUSUNAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PADA SUB BAGIAN TATA USAHA DI KEMENTERIAN
AGAM KABUPATEN TAKALAR

Pada hari ini...................................... 2022 telah dilaksanakan Ujian Skripsi

Mahasiswa atas Nama WIDYA CITRA ASTATY dengan Nomor Pokok

Mahasiswa S032018053

Telah menyempurnakan skripsi sesuai dengan saran dan rekomendasi Tim

Penguji, jika setiap anggota tim penguji menandatangani persetujuan dibawah

ini:

Ketua Tim : ( )

Sekretaris : Jessica Fransisca Tonapa, S.Mb., MM. ( )

Anggota : St. Nurhikma Maulida, S.Psi., MA ( )

iii
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa sesungguhnya :

1. Karya tulis saya berupa skripsi,saya ajukan untuk mendapatkan gelar

akademik berupa SARJANA TERAPAN di Politeknik STIA LAN Makassar,

merupakan hasil asli saya dan belum pernah diajukan oleh siapapun juga

maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Adapun pada tulisan saya terdapat tulisan yang saya kutip dan jelas

disebutkan nama pengarang serta tercantum dalam daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan ataupun ketidakbenaran, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar ataupun sanksi lainnya sesuai

ketentuan yang berlaku.

Makassar, Agustus 2022


Yang menyatakan

WIDYA CITRA ASTATY


NPM. S032018053

iv
SURAT KETERANGAN

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas


Rahmat-Nya yang selama ini kita dapatkan, yang memberi hikmah dan
yang paling bermanfaat bagi seluruh umat manusia,sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam atas
Junjungan Rasulullah Muhammad SAW.Alhamdulillah penyusunan
skripsi yang berjudul “Penyusunan SOP (Standar Operasional
Prosedur) Pada Sub Bagian Tata Usaha Di Kementerian Agama
Kabupaten Takalar” dapat terselesaikan denganbaik.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari


sempurna dan masih banyak kekurangan.Tanpa bantuan dari
berbagai pihak tidak mungkin bagipenulis untuk menyelesikannya.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk dan
bimbingan yang telah penulis terima selama melakukan penelitian
sampai penyusunan skripsiinikepada :
1. Bapak Prof. Amir Imbaruddin, MDA., Ph.D., selaku Direktur Politeknik
STIALAN Makassar.
2. Ibu St. Nurhikma Maulida, S. Psi., M. A., selaku Ketua Program Studi Sarjana
Terapan Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur sekaligus pembimbing
yang rela meluangkan waktunya dan sabar membimbing penulis sehingga
mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.
3. Ibu Dr. Frida Chairunnisa. S.Sos, selaku Penasihat Akademik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak/ibu dosen Program Sarjana Terapan Politeknik STIA LAN Makassar


terkhusus dosen Prodi Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur yang
telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis dalam proses
perkuliahan, serta seluruh staf pegawai Politeknik STIA LAN Makassar yang
telah memberikan pelayanan akademik bagi penulis.
5. Bapak H Muhammad, S.Ag., M.Ag, selaku Kepala Kementerian Agama
Kabupaten Takalar yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Takalar.

vi
6. Ibu Hj Masnawati, S.Ag.,M.M, Muliati,S.Ag, Selaku kepala dan staf bagian
kepegawaian yang telah menyediakan waktunya untuk membantu dan
memberikan informasi kepada penulis dalam menyelesaikan karya yang
dibuat.
7. Amanda Islamay, Dhifara FadillahD.N, Aqidatul Izza Zaenal, Mutmainna dan
Rilfa Savana Audina selaku teman seperjuangan penulis. Terima kasih atas
semua kebersamaan dari suka maupun duka kita selama beberapa tahun ini.
8. Nuraisyah Umar dan Nurul Afiqah selaku teman P2MB/Ospek penulis. Terima
kasih atas waktu dan kebersamaannya dalam perjuangan mengerjakan
skripsi.
Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada orang tua tercinta Mama
Muliati dan Aba Muh Hatta yang selalu mendoakan setiap langkah putrinya
dalam menuntut ilmu. Persembahan ini juga saya peruntukan untuk kedua
adik saya yang selalu memberi dukungan dan hiburan disaat kakaknya pusing
dengan dunianya, kalian adalah penyemangat penulis.
Akhirkata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk pembaca, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. penulis
mengucapkan semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayah kepada
kita semua, Aamiin.

Takalar, 08 Agustus 2022

Widya Citra Astaty

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABELvi
DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1


A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 5
C. Tujuan Masalah.................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5

BAB II STUDI PUSTAKA................................................................................ 7


A. Tinjauan Pustaka Terkait Karya............................................................ 7
B. Tinjauan Pustaka Terkait Permasalahan.............................................. 16

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 19


A. Prosedur Penelitian.............................................................................. 19
B. Desain Data Penelitian.........................................................................
Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN.......................................................................... 23


A. Identitas Lokus Penelitian.....................................................................
Error! Bookmark not defined.
B. Tahapan Pembuatan SOP....................................................................
Error! Bookmark not defined.
C. Pengembangan.................................................................................... 35
BAB V OUTPUT PENELITIAN....................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 84
LAMPIRAN...................................................................................................... 86

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Timeline Kegiatan


Tabel 2 Narasumber
Tabel 3 Penilaian Kebutuhan
Tabel 4 Daftar Kebutuhan Pengembangan SOP
Tabel 5 Daftar Kebutuhan Pembuatan Baru SOP
Tabel 6 Identifikasi SOP Satuan Kerja
Tabel 7 Partisipasi SOsialisasi

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi


Gambar 2 Bentuk SOP yang Ingin Diperbaharui
Gambar 3 SOP Cuti yang akan diperbaharui
Gambar 4 SOP Cuti yang telah diperbaharui
Gambar 5 SOP KGB yang akan diperbaharui
Gambar 6 SOP KGB yang telah diperbaharui
Gambar 7 SOP Pengolahan Data Statistik yang akan diperbaharui
Gambar 8 SOP Pengolahan Data Statistik yang telah diperbaharui
Gambar 9 SOP Karsu/Karis yang akan dibuat
Gambar 10 SOP Izin Belajar yang akan dibuat
Gambar 11 SOP Rotasi/Mutasi yang akan dibuat

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum dalam suatu instansi harus memiliki manajemen

yang baik. Menurut Rusman (2008:4) manajemen dikatakan sebagai

proses yang berkenaan dengan usaha manusia untuk melalui bantuan

manusia lain melalui cara yang efektif dan efisien untuk mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Manajemen terdapat beberapa fungsi

yang menjadi tolak ukur dalam prosesnya seperti perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuanting),

dan pengawasan (controlling).

SOP (Standar Operasional Prosedur) terdapat dalam fungsi

manajemen yaitu perencanaan (planning) dikarenakan standar

operasional prosedur termasuk alur atau cara kerja yang dijadikan

standarisasi sebagai petunjuk. Wijayanti (Rohman, 2017:23)

menyatakan bahwa perencanaan harus bisa menentukan kebijakan

yang akan dijalankan seperti proyek, program, prosedur, sistem,

anggaran dan standar yang dibutuhkan dalam pencapaian tujuan

tertentu. Wilson (Sarinah, 2017:38) juga mengemukakan bahwa

perencanaan merupakan salah satu proses lain, atau merubah suatu

keadaan untuk mencapai maksud yang dituju oleh perencanaan atau

oleh orangatau badan yang di wakili oleh perencanaan itu,

perencanaan itu meliputi: analisis, kebijakan dan rancangan.Salah

satu perencanaan yang dilakukan dalam meningkatkan efektifitas dan

efisiensi instansi ialah membuat SOP. Perencaan yang dibuat dapat

berguna untuk membimbing tugas-tugas yang dilakukan dalam sebuah

x
instansi. Perencaan tidak akan terlaksana tanpa adanya sumber daya

manusia karena SDM berperan penting dalam menjalankan segala

rencana yang telah dibuat pada instansi.

x
2

Sumber daya manusia yang baik mesti memiliki potensi dan

kualitas yang dibutuhkan oleh instansi. Hasibuan(2016:4) menyatakan

bahwa sumber daya manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur

hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien

membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Berdasarkan pengertian praktis sehari-hari, sumber daya manusia

lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk

suatu organisasi. Sumber daya manusia yang berhak menentukan

strategi yang harus dilakukan, yang dimana strategi awal yang

dilakukan ialah melakukan perencaan (Planning).

Meningkatkan efektifitas dan efisiensi suatu instansi,perlu adanya

ketekunan dan ketepatan waktu pekerjaan karyawan dan itu dapat menjadi salah

satu kunci utama dalam mewujudkan hal tersebut. Menurut Mardiasmo

(2017:134) efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya,apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan maka

organisasi tersebut telah berjalan dengan efektif. Mahmudi (2019:85) juga

berpendapat bahwa efisiensi merupakan perbandingan antara output dengan

input atau dengan istilah lain output per unit input. Organisasi, program atau

kegiatan dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output tertentu dengan

input serendah-rendahnya atau dengan input tertentu mampu menghasilkan

output yang sebesar-besarnya.Tingginya harapan dalam mewujudkan

peningkatan efektifitas instansi, maka salah satunya adalah dengan menerapkan

SOP.

Menurut Arnina (2016:31) SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah

serangkaian instruksi kerja tertulis yang dibuat atau terdokumentasi mengenai

proses penyelenggaraan administrasi perusahaan, bagaimana dan kapan harus

dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan hal tersebut. Pembuatan


3

standaropersional prosedur ini akan di buat menjadi dokumen tertulis sehingga

dapat dijadikan sebagai standar atau pedoman bagi pegawai dalam

melaksanakan suatu pekerjaan.

Rifka (2017:7) juga mengemukakan bahwa SOP (Standar Operasional

Prosedur) sangat penting dalam sebuah instansi karena itu menjadi standar,

sehingga siapa, kapan dan dimana saja dilakukan, langkah-langkahnya tidak

akan berubah dan juga berkaitan dengan tindakan antisipasi pegawai agar lebih

baik dan itu dapat berdampak pada perkembangan instansi juga untuk

kedepannya. Organisasi atau instansi jika tidak memiliki SOP maka akan mudah

mengalami banyak permasalahan, permasalahan tersebut terjadi diakibatkan

oleh adanya kesalahan dalam proses kerja. Instansi juga akan berjalan dengan

pedoman yang tidak jelas sehingga keefektifan kinerja menjadi menurun dan

dapat berdampak buruk bagi instansi. Menurut Nur’Aini(2016:14)pengelolaan

SOP bisa dikatakan tidak mudah tetapi semua proses harus bisa di maksimalkan

dengan benar agar apa yang menjadi visi misi instansi bisa tercapai dan

penerima layanan juga bisa puas dengan hasil kerja pegawai, itulah mengapa

SOP (Standar Operasional Prosedur) dapat menjadi salah satu cara dalam

mewujudkan hal tersebut.

Rifka (2017:8) mengemukakan bahwa standar operasional prosedur sangat

dibutuhkan dalam sebuah organisasi atau instansi karena SOP memiliki peranan

yang cukup penting yaitu sebagai pedoman dalam melakukan suatu proses

pekerjaan dan dapat berdampak positif pada instansi. Instansi tidak dapat

terlepas dari hal tersebut, seperti halnya pada Kementerian Agama Kabupaten

Takalar. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2015,

Kementerian Agama merupakan Kementerian yang mempunyai tugas dalam

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama. Kementerian Agama

Kabupaten Takalar ini memiliki visi: terbinanya tatanan kehidupan


4

keagamaanmasyarakat Kabupaten Takalar yang berakhlak tinggi, maju, dinamis

dan toleran sedangkan misinya: mampu meningkatkan pelayanan dan

administrasi keagamaan, mewujudkan pengalaman nilai-nilai agama, dan

mendorong pemberdayaan kehidupan keagamaan. Semua harapan ini akan

terwujud jika pegawai mampu bekerja dengan baik dan mengikuti prosedur yang

ada.

Berdasarkan pengamatan awal peneliti pada Kementerian Agama

Kabupaten Takalar, peneliti melihat bahwa SOP sangat berpengaruh bagi

pegawai dalam melaksanakan tugas sehingga hal tersebut dapat berdampak

baik dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pegawai dan instansinya.

Pedoman atau SOP (Standar Operasional Prosedur) perlu ada dalam instansi

karenapegawai akan lebih mudah dan teliti dalam mengerjakan pekerjaannya.

Peneliti melihat pada Kementerian Agama Kabupaten Takalar terdapat beberapa

masalah terkait SOP tepatnya pada Sub Bagian Tata Usaha, pada Sub Bagian

tersebut membutuhkan adanya SOP (Standar Operasional Prosedur) karena

hampir setiap harinya pegawai melakukan pekerjaan yang harus memiliki

prosedur yang benar, apalagi saat melakukan pekerjaan yang bersangkutan

dengan pegawai lain atau masyarakat. Sub Bagian Tata Usaha ini masih

memiliki beberapa permasalahan dalam pembuatan SOP, terdapat 18 SOP pada

Sub Bagian Tata Usaha Kementerian Agama Kabupaten Takalar,

namunbeberapa diantaranya belum diperbaharui kembali dalam bentuk dokumen

seperti SOP Cuti, SOP Kenaikan Gaji Berkala, SOP Data Statistik Pegawai dan

juga adanya SOP yang belum dibuat sama sekali seperti SOP Izin Belajar, SOP

Karsu/Karis, dan SOP Rotasi/Mutasisehingga beberapa masalah ini sangat

berpengaruh pada efektifitas dan efisiensi kinerja pegawai, itulah mengapa pada

sub bagian ini sangat penting dalam pembuatan SOP.


5

Penyusunan atau pembuatan SOP yang dilakukan itu diharapkan dapat

memberikan bantuan kepada pegawai dalam mempermudah dan

menjadipedoman dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga permasalahan

yang dihadapi pada Sub Bagian Tata Usaha di Kementerian Agama Kabupaten

Takalar dapat teratasi dengan baik.

Penelitian ini berfokus pada peningkatan efektifitas dan efisiensi kinerja

pegawai dalam menjalankan dan melaksanakan pekerjaannya sehingga hal itu

dapat terwujud dengan adanya pedoman kerja atau SOP. Berdasarkan

permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul:

“Penyusunan SOP (Standar Operasional Prosedur) pada Sub Bagian Tata

Usaha di Kementerian Agama Kabupaten Takalar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang

dirumuskan oleh peneliti yaitu bagaimana menyelesaikan kendala melalui

pembuatan atau penyusunan standar operasional prosedur dalam meningkatkan

kinerja pegawai pada Sub Bagian Tata Usaha di Kementerian Agama Kabupaten

Takalar.

C. TujuanMasalah

Adapun tujuan yang ingin di capai oleh peneliti adalah untuk menyusun dan

membuat suatu karya berupa standar operasional prosedur (SOP) sehingga

mampu memberikan solusi dan menyelesaikan permasalahan yang ada pada

Sub Bagian Tata Usaha di Kementerian Agama Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pada

Sub Bagian Tata Usaha di Kementerian Agama Kabupaten Takalar adalah


6

sebagai berikut:
7

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

a. Bahan kajian untuk mempermudah pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaannya

b. Bahan kajian untuk membantu menyediakan pedoman bagi pegawai

dalam melaksanakan pemberian pelayanan

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis dalam

menambah pengetahuan dan pengalaman baru terkait penyusunan standar

operasional prosedur pada Sub Bagian Tata Usaha di Kementerian Agama

Kabupaten Takalar.
BAB II

STUDI PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka Terkait Karya

1. Pengertian SOP

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2012, Standar Opersional

Prosedur adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai

berbagai proses penyelenggaraan aktivitas organisasi, bagaimana dan

kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan. Menurut

Tathagati (Gede &Addin, 2014:182), SOP dapat didefinisikan sebagai

dokumen yang menjelaskan tentang aktivitas operasional yang

dilakukan setiap bekerja, agar pekerjaan tersebut dilakukan secara

benar, tepat, dan konsisten, untuk menghasilkan produk sesuai standar

yang telah ditetapkan sebelumnya. Rifka (2017:7) mengemukakan

bahwa SOP adalah bagian dari peraturan tertulis yang membantu

mengontrol perilaku anggota organisasi, SOP dapat dikatakan sebagai

sarana untuk menghindari miss communication dan permasalahan

pekerjaan pada suatu organisasi.

Tambunan (2013:78) berpendapat bahwa SOP adalahsekumpulan

prosedur operasional standar yang digunakan sebagai pedoman dalam

perusahaan untuk memastikan langkah kerja setiap anggota telah

berjalan secara efektif dan konsisten, serta memenuhi standar dan

sistematika. Budihardjo (Gabriele, 2018:122) juga berpendapat bahwa

SOP adalah suatu perangkat lunak pengatur, yang mengatur tahapan

suatu proses kerja atau prosedur kerja tertentu. Soemohadiwidjojo

(2014:11) memiliki pendapat lain, SOP merupakan

7
8

panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional

organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan, SOP

adalah suatu pedoman atau instruksi tertulis yang di dalamnya

menjabarkan tentang tahapan-tahapan prosedur dalam melakukan

suatu pekerjaan. SOP juga merupakan salah satu faktor terpenting yang

harus ada karena dengan adanya SOP dalam suatu instansi itu akan

membantu para karyawan dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan. SOP ialah suatu panduan yang menjadi acuan dalam

melakukan suatu aktivitas kerja agar kegiatan operasional instansi dapat

berjalan lancar dan tepat.

2. Tujuan SOP

Pembuatan SOP memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan

pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau standar

yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang

diselenggarakan dalam suatu organisasi. Menurut Nur’Aini (2016:38)

tujuan pembuatan SOP adalah :

a. Konsistensi
SOP dibuat agar setiap pelaksanaan tugas pegawai dapat
mengetahui standar yang telah ditetapkan sehingga pegawai
mampu menjaga konsistensi dan tingkat kinerjanya.
b. Kejelasan tugas
SOP dibuat agar setiap pelaksanaan tugas pegawai mengetahui
dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi.
c. Kejelasan alur
SOP dapat memperjelas alur tugas, wewenang, dan tanggung
jawab apa saja dari masing-masing pelaksanaan tugas
pegawainya.
d. Melindungi organisasi
SOP dibuat dengan tujuan untuk melindungi organisasi atau unit
kerja, serta petugas atau pegawai dari tindakan mal-praktik atau
kesalahan yang bersumber dari administrasi atau faktor lainnya
yang dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup
organisasi.
9

e. Meminimalisasi kesalahan
SOP dibuat untuk meminimalisasi atau menghindari kegagalan,
kesalahan, keraguan, dan duplikasi dalam bekerja.
f. Efisiensi
SOP dibuat dengan tujuan membuat semua pekerjaan menjadi
lebih efisien. Semua aktivitas kerja diharapkan dapat lebih cepat,
cermat, dan tepat sesuai dengan tujuan atau hasil yang ingin
diraih dengan bantuan SOP yang ada.
g. Penyelesaian masalah
SOP berisi aturan dan batasan-batasan tertentu, bisa saja dalam
pelaksanaannya terjadi gesekan antar karyawan yang
menyebabkan konflik yang berkepanjangan. Selain perlu adanya
campur tangan supervisor atau atasan, SOP juga dapat dijadikan
landasan agar setiap karyawan dapat bekerja sesuai koridor
kembali, yaitu tunduk pada aturan dan batasan sesuai SOP.
h. Batasan pertahanan
Banyaknya pihak eksternal yang dengan seenaknya ingin
mengetahui hal-hal yang bersifat sangat privasi bagi perusahaan.
Sebagai contoh, seorang peneliti yang menginginkan untuk
melakukan penelitian perilaku kerja dari sebuah organisasi
(institusi). Dengan adanya SOP yang baku, maka pihak peneliti
wajib melewati beberapa prosedur. Peneliti tersebut tidak bisa
langsung menuju ke bagian departemen atau bagian tertentu.

Rifka (2017:13) juga memiliki pendapat lain terkait tujuan SOP yaitu:

a. Memudahkan proses pengotrolan setiap proses kerja.


b. Memudahkan proses pemahaman staf secara sistematis dan
general.
c. Memudahkan dan mengetahui terjadinya kegagalan, tidak
efisiensinya proses kerja, serta kemungkinan terjadinya
penyalahgunaan wewenang pegawai.
d. Menjaga konsistensi kerja setiap petugas, pegawai, tim, dan
semua unit kerja.
e. Memperjelas alur tugas, wewenang, serta tanggung jawab setiap
unit kerja.
f. Mempermudah proses pemberian tugas dan tanggung jawab
kepada pegawai yang menjalankannya.
g. Menghindari kesalahan-kesalahan dalam proses kerja.
h. Menghindari kesalahan, keraguan, dan inefiensi.
i. Memberikan keterangan tentang dokumen-dokumen yang
dibutuhkan dalam proses kerja.
j. Menghemat waktu dalam proses training karena SOP tersusun
secara sistematis.

Puspitasari dan Rosmawati (Winata, 2016:78) lebihmempersingkat

tujuan dari dibuatnya SOP ini yaitu:

a. Mempertahankan konsistensi kerja karyawan,


b. Mengetahui peran dan fungsi kerja pada setiap bagian,
c. Memperjelas langkah-langkah tugas, wewenang dan tanggung
jawab.
10

d. Menghindari kesalahan administrasi,


e. Menghindari kesalahan, keraguan, dan ketidakefisiensian.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan adanya

SOP itu ialah untuk mempermudah dan mampu menjaga konsistensi

para karyawan dalam mengerjakan tugasnya masing-masing dan juga

dapat menyelesaikan dan mengurangi kesalahan dalam bentuk apapun

ketika sedang bekerja.

3. Manfaat SOP

SOP menjadi hal terpenting dalam instansi, sehingga memiliki

manfaat yang berguna untuk perkembangan organisasi (institusi). Hal

tersebut harus di bantu dengan menjalankan SOP dengan benar, maka

organisasi akan mendapatkan manfaatnya, menurut Nur’Aini (2016:42):

a. Kejelasan prosedur
SOP yang dapat memberikan manfaat bagi kita dalam memberikan
penjelasan tentang prosedur kegiatan. Kita juga dapat menuliskan
dengan jelas dan detail mengenai prosedur yang seharusnya
dilakukan dalam pelaksanaan tugas.
b. Efisiensi waktu ketika training karyawan
Pemberian SOP pada masing-masing karyawan akan menghemat
waktu dan tenaga dalam program training karyawan. Bisa saja
perusahaan hanya memberikan masa training selama satu minggu,
namun dengan adanya SOP itu akan mempermudah perusahaan
dalam memberikan informasi mengenai tugas, seperti apa yang
harus dilakukan ketika di lapangan.
c. Standarisasi kegiatan
SOP dapat memberikan manfaat bagi perusahaan untuk
menyamaratakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua
pihak. Hasil kerja yang telah diselesaikan oleh satu karyawan akan
memiliki standar yang sama dengan karyawan yang lain.
d. Mempermudah evaluasi
Setelah ditentukan standarisasi kegiatan, dengan demikian akan
mempermudah para supervisor atau manajer untuk melakukan
evaluasi dan penilaian. SOP secara tidak langsung akan membantu
perusahaan untuk melakukan evaluasi dan penilaian terhadap
setiap proses operasional dalam perusahaan.
e. Mempertahankan kualitas
SOP membantu perusahaan untuk mengontrol agar kualitas
perusahaan dapat dipertahankan. Melalui konstitensi dalam bekerja,
perusahaan memiliki sistem kerja yang sudah jelas dan terstruktur
secara sistematis. Hal tersebut berdampak pada hasil produktivitas
yang dapat dipertahankan, baik secara kualitas maupun kuantitas.
11

f. Meningkatan kemandirian karyawan


SOP dapat membantu karyawan untuk menjadi pribadi yang lebih
mandiri dan tidak bergantung pada intervensi manajemen. Mengapa
dapat dikatakan demikian, karena akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan pemeriksaan kinerja karyawan sehari-
hari, sehingga karyawan dapat lebih mandiri untuk menentukan
bagaimana cara kerja yang lebih baik namun tetap sesuai dengan
SOP yang berlaku di perusahaan.
g. Informasi kompetensi dan cara meningkatkannya
SOP juga dapat memberikan informasi mengenai kualifikasi
kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan
tugasnya, dengan demikian maka pihak perusahaan akan lebih
mudah untuk memberikan informasi atau feedback berkenaan
dengan upaya peningkatan kompetensi karyawan.

Rifka (2017:16) juga berpendapat bahwa manfaat standar

operasional prosedur terbagi atas 9 bagian yaitu:

a. Instrumen pelindung karyawan


SOP sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari
kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan melakukan
penyimpangan, SOP juga dapat membantu penelusuran terhadap
kesalahan-kesalahan prosedural dalam memberikan pelayanan.
b. Patokan kerja terbaik
Penggunaan SOP dalam perusahaan dapat melakukan
standardisasi cara kerja dari hasil praktik yang terbaik. SOP dapat
dijadikan panduan standar cara kerja untuk mendapatkan hasil
kinerja yang diharapkan. SOP sebagai pegangan untuk evaluasi
kinerja bagi manajemen.
c. Memberi informasi
SOP memberikan informasi mengenai kualifikasi kompetensi yang
harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya,
memberikan informasi bagi upaya meningkatkan kompetensi
pegawai, mengenai beban tugas yang ditanggung oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya dan membantu
memberikan informasi yang diperlukan dalam penyusunan standar
pelayanan.
d. Pedoman karyawan
Seorang karyawan dapat memahami apa yang sebaiknya dilakukan
dalam melaksanakan tugasnya. SOP dapat mempercepat karyawan
dalam belajar memahami standar cara kerja yangditetapkan.dengan
ketentuan standar yang jelas maka SOP mampu melindungi
karyawan dari tindakan kurang tepat, dimana hasil yang diharapkan
tidak dapat dicapai.
e. Pedoman menilai karyawan
SOP dapat digunakan sebagai pedoman dalam menilai kinerja
karyawan, apabila hasil yang diharapkan tidak tercapai maka pihak
manajemen perlu melakukan evaluasi kinerja. Melalui SOP,
manajemen mendapatkan umpan balik atas kinerja karyawan dan
paham tentang langkah yang perlu dilakukannya.
12

f. Pedoman bahan ajar


SOP dapat dijadikan bahan pelatihan bagi karyawan baru. Adanya
SOP maka diharapkan pelatihan menjadi lebih cepat, tepat dan
efisien. Kepatuhan karyawan terhadap SOP mampu mengurangi
tingkat kesalahan yang sama.
g. Sarana penelusuran ketidaksesuaian
SOP dapat mempermudah manajemen dalam melakukan
penelusuran atas ketidaksesuaian yang terjadi. SOP mampu
memilah tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan dan
mengidentifikasi tentang apa yang tidak dilakukan, dimana
penyimpangan itu terjadi dan apa yang menjadi penyebab masalah
atau ketidaksesuaian itu terjadi.
h. Memastikan pelaksanaan tugas
SOP mampu memastikan pelaksaanaan tugas penyelenggaraan
pemerintahan berlangsung dalam berbagai situasi.
i. Menjamin konsistensi pelayanan
SOP dapat menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat,
baik dari sisi mutu, waktu, maupun prosedur.

Berdasarkan hal tersebut SOP dapat bermanfaat sebagai

pedoman tentang cara kerja yang baik dan tepat. SOP juga bisa

membuat para karyawan menjadi lebih mandiri dalam menyelesaikan

tugasnya.

4. Prinsip Penyusunan SOP

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 168 Tahun

2010, Prinsip yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan SOP

yaitu memenuhi unsur-unsur, spesifik, dapat diukur, mudah diterapkan,

relevan, dan ada batas waktu, serta mudah diacak yang dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a. Standar operasional prosedur harus ditulis secara jelas, sederhana

dan tidak berbelit-belit sehingga mudah dimengerti dan diterapkan

untuk satu kegiatan tertentu.

b. Standar operasional prosedur harus dapat menjadi pedoman yang

terukur baik mengenai norma waktu, hasil kerja yang tepat dan

akurat, maupun rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran

bila diperlukan adanya biaya pelayanan.


13

c. Standar operasional prosedur harus dapat memberikan kejelasan

kapan dan siap yang harus melaksanakan kegiatan, berapa lama

waktu yang dibutuhkan dan sampai dimana tanggung jawab

masing-masing pejabat/pegawai.

d. Standar operasional prosedur harus mudah dirumuskan dan selalu

bisa menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan

kebijakan yang berlaku.

e. Standar operasional prosedur harus dapat menggambarkan alur

kegiatan yang mudah ditelusuri jika terjadi hambatan.

5. Tipe SOP

SOP dapat dibedakan menjadi dua tipe:

a. SOP Teknis (Technical SOP) SOP teknis adalah standar prosedur

yang sangat rinci dan bersifat teknis. Setiap prosedur diuraikan

dengan sangat teliti sehingga tidak ada kemungkinan variasi lain.

SOP teknis ini pada umumnya dicirikan dengan:

1) Pelaksana prosedur (aktor) bersifat tunggal, yaitu satu orang atau

satu kesatuan tim kerja,

2) Berisi cara melakukan pekerjaan atau langkah rinci pelaksanaan

pekerjaan. SOP ini biasanya diterapkan dalam penyelenggaraan

kegiatan administrasi dilingkungan Kementerian Agama, antara

lain pada bidang pemeliharaan sarana dan prasarana, keuangan

(auditing), kearsipan, korespondensi, dokumentasi, pelayanan

kepada masyarakat, dan kepegawaian.

b. SOP Administratif (administrative SOP) SOP administrative adalah

standar prosedur yang disusun bagi jenis pekerjaan yang bersifat

administratif, yaitu pekerjaan yang dilaksanakan oleh lebih dari satu

orang atau pekerjaan yang melibatkan banyak orang, dan bukan


14

merupakan satu kesatuan yang tunggal (tim/panitia). SOP ini dapat

diterapkan pada pekerjaan yang menyangkut urusan keseretariatan

(adminitrative pada unit-unit pendukung (supporting units) dan urusan

teknis (substantif) pada unit–unitteknis (operating units).

Berdasarkan jenis SOP tersebut, maka SOP yang akan peneliti buat

berhubungan langsung terhadap kedua jenis SOP tersebut karena itu

saling berkaitan satu sama lain.

6. Format SOP

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 168 Tahun

2010, terdapat beberapa format SOP administrasi pemerintahan

sebagai berikut:

a. Format Diagram Alir Bercabang (Branching Flowcharts)

Format yang digunakan dalam pembuatan SOP Administrasi

Pemerintahan hanya format diagram alir bercabang. Hal ini

diasumsikan bahwa prosedur pelaksanaan tugas dan fungsi instansi

termasuk pada kementerian agama memuat kegiatan yang cukup

banyak dan memerlukan pengambilan keputusan yang banyak.

b. Menggunakan maksimal 5 Simbol Flowcharts

1) Simbol kapsul (Terminator) “ “mendeskripsikan

kegiatan mulai dan berakhir.

2) Simbol kotak (process) “ “ mendeskripsikan proses atau

kegiatan eksekusi.

3) Simbol belah ketupat (Decision) “ “ mendeskripsikan

kegiatan pengambilan keputusan.

4) Simbol anak panah (Arrow) “ “ mendeskripsikan

arah kegiatan / proses kegiatan.


15

5) Simbol segilima (off Page Connector) “ “ mendeskripsikan

hubungan antar simbol yang berbeda halaman.

c. Aktor dipisahkan dari aktivitas

Penulisan aktor dalam SOP administrasi pemerintahan ini

dipisahkan dari aktivitas (kegiatan), oleh karena itu untuk

menghindari pengulangan yang tidak perlu dan bisa membuat tidak

efisien maka penulisan kegiatan tidak disertai dengan aktor

pelaksana kegiatan dan dipisahkan dalam kolom aktor tersendiri.

d. Dilengkapi data identitas, mutu baku dan keterangan

SOP administrasi pemerintahan yang dipersyaratkan dalam

kebijakan reformasi birokrasi disamping matriks flowcharts yang

berisi nomor, aktivitas (kegiatan) dan dilengkapi data identitas, mutu

baku dan keterangan.

e. Format khusus terkait layout penulisan SOP, yaitu:

1) Penulisan SOP pada kertas berukuran A4 (210 x 297 mm)

2) Arah kertas penulisam tegak (portait)

3) Jenis huruf adalah Arial dengan ukuran diseesuaikan

4) Dokumen SOP harus dibuat dalam bentuk softcopy maupun

hardcopy.

5) Standar mutu output, SOP yang telah disusun perlu dilengkapi

dengan standar-standar mutu, baik dilihat dan sisi output yang

dihasilkan dari waktu penyelesaian, kelengkapan, ketepatan, dan

kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan kriteria lainnya. Setiap aktivitas yang dimuat dalam

SOP, pemuatan standar-standar mutu ini sangat penting

karenasetiap prosedur harus memiliki kepastian dalam


16

penyelesaian outputnya dilihat dari kriteria-kriteria sebagaimana

disebutkan diatas.

6) Standar sarana dan prasarana, SOP yang telah disusun juga

harus dilengkapi dengan standar sarana dan prasarana yang

akan digunakan dalam melaksanakan prosedur-prosedur yang di

standarkan. Ketersediaan sarana dan prasarana yang

dipersyaratkan dapat mengganggu konsistensi prosedur dan

pelayanan.

B. Tinjauan Pustaka Terkait Permasalahan

1. Definisi Kementerian Agama

Berdasarkan dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 168 Tahun 2010, Kementerian Agama merupakan instansi yang

memberikan pelayanan baik secara internal Kementerian Agama

maupun secara eksternal kepada instansi pemerintah lainnya atau

langsung kepada masyarakat. Kementerian Agama adalah kementerian

yang bertugas menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama.

2. Tugas Kementerian Agama

Kementerian Agama mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan dibidang agama untuk membantu presiden dalam

menyelenggarakan pemerintahan negara.

3. Fungsi Kementerian Agama

Kementerian Agama dalam menjalankan tugasnyamemiliki fungsi:

a. Perumusan, penetapan dan pelaksanaan kebijakan di bidang

bimbingan masyarakat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan

b. Khonghucu, penyelenggaraan haji dan umrah, dan pendidikan

agama dan keagamaan.


17

c. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian

dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian Agama.

d. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi

tanggung jawab Kementerian Agama.

e. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian

Agama.

f. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan

urusan Kementerian Agama di daerah.

g. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah

h. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan

pengembangan di bidang agama dan keagamaan.

i. Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal dan

j. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh unsur

organisasi di lingkungan Kementerian Agama.

4. Sub Bagian Tata Usaha

Menurut The Liang (2013:7) tata usaha adalah suatu rangkaian

aktivitas menghimpun, mencatat, mengelola, mengadakan, mengirim,

dan menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap

usaha kerja sama. Silalahi (2012:10) juga berpendapat dalam arti sempit

dan luas, dalam arti sempit tata usaha adalah segenap kegiatan

rangkaian menghimpun, mencatat, mengelola, menggandakan,

menyimpan data atau informasi mengenai satu objek tertentu yang

dilaksanakan secara kronologis, berkesinambungan dan sistematis

untuk tujuan tertentu. Arti luas, tata usaha adalah proses kerja samaoleh

dua orang atau lebih menurut sistem tertentu untuk menunjang

pencapaian tujuan yang ditetapkan.


18

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tata

usahaadalah kegiatan administrasi yang dilakukan pegawai seperti

mencatat, menghimpun, mengelola maupun menyimpan segala

keterangan administrasi yang ada diinstansi.

5. Tugas Sub Bagian Tata Usaha

Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 menjelaskan

bahwa bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan pelayanan dan

pembinaan administrasi, keuangan dan barang milik negara

berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan.

6. Fungsi Sub Bagian Tata Usaha

Tata usaha dalam melaksanakan tugas memiliki fungsi sebagai

berikut:

a. Koordinasi penyusunan rencana, evaluasi program dan anggaran,

serta laporan.

b. Pelaksanaan bimbingan kerukunan umat beragama.

c. Penyusunan organisasi, tata laksana dan peraturan perundang-

undangan.

d. Pengelolaan urusan kepegawaian.

e. Pelayanan informasi dan hubungan masyarakat.

f. Pelaksanaan urusan ketatausahaan, rumah tangga, perlengkapan

dan pengelolaan barang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Prosedur Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Metode ini sangat berpengaruh dalam

pengambilan data karena peneliti akan berinteraksi secara langsung

danmampu memahami masalah yang terjadi pada Sub Bagian Tata

Usaha di Kementerian Agama Kabupaten Takalar.

2. Tahapan Penelitian

Melakukan suatu penelitian, mesti mengikuti prosedur yang telah

ditetapkan dan perlu adanya tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Tahapan Persiapan

Tahap ini ditujukan untuk memahami kebutuhan penyusunan atau

pengembangan SOP dan menentukan tindakan yang diperlukan

oleh Unit Kerja.

b. Tahapan Perencanaan

Tahapan ini ditujukan untuk menyusun dan menetapkan strategi,

rencana, metodologi dan program kerja yang akan digunakan oleh

pelaksana waktu.

c. Tahapan Penyusunan

Tahapan ini ditujukan untuk menyusun SOP sesuai dengan

perencanaan yang telah ditetapkan yang meliputi:

1) Mengidentifikasi informasi terkait kegiatan kerja

2) Penetapan metode penyusunan SOP

19
20

3) Penyusunan SOP

d. Tahapan Pengonfimasian

Tahapan ini ditujukan untuk mengonfirmasi hasil penyusunan SOP

yang telah dibuat kepada pejabat terkait, jika SOP yang telah

disusun itu sudah benar dan tepat maka tahap selanjutnya peneliti

harus mendapatkan izin terlebih dahuludarikepala Sub Bagian

Tata Usaha dan BagianKepegawaian Kementerian Agama

Kabupaten Takalar untuk lanjut ke tahap berikutnya.

e. Tahapan Sosialisasi

Tahapan ini ditujukan untuk menjelaskan secara terperinci hasil

penyusuna SOP yang telah dibuat kepada para pegawai yang ada

diinstansi tersebut.

f. Tahapan Penerapan

Tahapan ini dlakukan saat SOP telah dibuat dan sesuai dengan

standar yang telah ditentukan, kemudian dilakukan penerapan

dalam instansi tersebut sehingga tujuan yang telah ditentukan

dapat tercapai dengan baik.

3. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan 2 tahap:

a. Penelitian awal, penelitian ini dilakukan sebelum seminar proposal

yang dimana ini hanya mengambil sebagian data dari lokus yang

ingin diteliti.

1) Penelitian atau pengambilan data, penelitianini dilakukan setelah

seminar proposal. Penelitian ini merupakan kunci dari

keberhasilan karya yang ingin dibuat, sebaik-baiknya penelitian

yang akan dilakukan maka akan baik pula hasil dari usaha

peneliti.
21

Tabel 1 Timeline Kegiatan

Waktu Pelaksanaan
No. Tahapan
Agustus
April Mei Juni Juli

1. Penelitian Awal
Penyusunan
2.
Proposal

3. Seminar
Proposal

Pengambilan
4.
Data

Penyusunan
5.
SOP

Sosialisasi SOP
6.

7. Seminar Hasil /
Skripsi

B. Desain Data Penelitian

1. Sumber Data

Pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan

sumber data dalam wujud data primer dan data sekunder.

a) Data Primer, data yang di peroleh secara langsung dari

sumbernya tanpa melalui perantara. Peneliti mengumpulkan data

primer dengan menggunakan metode wawancara dan observasi.

Tabel 2 Narasumber
No
Informan Jumlah
1.
Kepala Bagian Kepegawaian 1
2.
Staf Bagian Kepegawaian 1
3.
Pegawai Kementerian Agama KabupatenTakalar 2
22

b) Data Sekunder, data yang diperoleh secara tidak langsung atau

dokumen sebagai bahan informasi tambahan untuk peneliti.

2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan digunakan saaat meneliti ialah

wawancara, observasi, dan dokumen. Menurut Sidiq dan Choiri

(2019:61) memiliki pendapat terkait ketiga hal tersebut:

a) Wawancara
Wawancara adalah sebuah proses interaksi komunikasi yang
dilakukan oleh setidaknyadua orang, atasdasarketersediaan
dandalam setting alamiah, di mana
arahpembicaraanmengacukepadatujuan yang
telahditetapkandenganmengedepankan trust
sebagailandasanutamadalam proses memahami.
b) Observasi
Observasididefinisikansebagaisuatu proses melihat, mengamati, dan
mencermatiserta “merekam”
perilakusecarasistematisuntuksuatutujuantertentu.
Observasiialahsuatukegiatanmencari data yang
dapatdigunakanuntukmemberikansuatukesimpulanatau
diagnosis.Berdasarkanhaltersebut, penelitiakanmelihat dan
mengamatiapakahadaketidaksesuaianprosedur yang dilakukan oleh
para pegawaidalampelaksanaantugasnya.
c) Dokumen
Dokumenmerupakanteknikpengumpulan data yang
tidaklangsungditujukankepadasubjekpenelitian.Studidokumenyaitum
engumpulkandokumen dan data-data yang
diperlukandalampermasalahanpenelitianlaluditelaahsecaramendala
msehinggadapatmendukung dan menambahkepercayaan dan
pembuktiansuatukejadian.

3. Validasi Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil metode validasi data

yaitu: Triangulasi data adalah menggali kebenaran informasi tertentu

melalui berbagai metode dan sumber peroleh data.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Identitas Lokus Penelitian

1. Profil Instansi

Departemen Agama Kabupaten Takalar berdiri pada tanggal 10

februari 1960 dan berdasarkan pada PMA RI Nomor 1 Tahun 2010

berubah nama menjadi Kementerian Agama Kabupaten Takalar. Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Takalar dengan luas 3.000 M2 berlokasi

di jalan Jendral Sudirman Kelurahan kalabbirang, Kecamatan

Pattallassang Kabupaten Takalar dengan batas lokasi:

a) Sebelah utara berbatasan Bank SULSELBAR Kab.Takalar

b) Sebelah timur berbatasan jalan provinsi (poros Takalar – Gowa)

c) Sebelah selatan berbatasan Masjid Agung Takalar

d) Sebelah barat berbatasan tanah milik indonesia

Selain itu Kementerian Agama Kabupaten Takalar memiliki 9 Kantor

Urusan Agama (KUA) yaitu KUA Kec.Manggarabombang, KUA Kec.

Mappakasunggu, KUA Kec. Polongbangkeng Selatan, KUA

Kec.Polongbangkeng Utara, KUA Kec.Pattallassang, KUA Kec. Galesong

Selatan, KUA Kec. Galesong, KUA Kec.Galesong Utara dan KUA

Kec.Sanrobone.

23
24

2. Struktur Organisasi

Gambar1. Struktur Organisasi Kementerian Agama Kab Takalar

3. Visi, misi dan Nilai Instansi

a. Visi Organisasi

Terbinanya tatanan kehidupan keagamaan masyarakat Kabupaten

Takalar yang berakhlak tinggi, maju, dinamis dan toleran.

b. Misi Organisasi

1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan administrasi keagamaan

2. Mewujudkan pengamalan nilai-nilai ajaran agama

3. Mendorong pemberdayaan kehidupan keagamaan

c. Nilai-nilai Dasar Organisasi

Lahirnya 5 Budaya Kerja Kementerian Agama RI, untuk menjawab

keinginannya yang ingin mengembalikan citra dan kepercayaan baik

Kementerian Agama dimata publik dengan dibuktikan dengan kinerja

yang baik. Maka upaya pelayanan kepada publik berbasis

akuntabilitas dan transparansi harus didukung oleh pelayanan yang

ikhlas dari seluruh pegawainya. Berikut Penjabaran 5 Nilai Budaya

Kerja Kementerian Agama:


25

1. Integritas

Keselarasan antara hati, fikiran, perkataan dan perbuatan yang

baik dan benar

2. Profesionalitas

Bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil

terbaik

3. Inovasi

Menyempurnakan yang sudah ada dan mengekreasi hal baru

yang lebih baik

4. Tanggung jawab

Bekerja secara tuntas dan konsekuen

5. Keteladanan

Menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

B. Tahapan Pembuatan SOP

1. Penilaian Kebutuhan

Penilaian kebutuhan merupakan proses awal dalam penyusunan

SOP yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan SOP yang akan

disusun. Penilaian kebutuhan SOP ini berguna untuk mengetahui tingkat

kebutuhan suatu organisasi dalam menyusun baru maupun

mengembangkan SOP yang dimiliki.

Adapun uraian berdasarkan SOP yang dikembangkan dan dibuat

baru:

a. SOP Karsu/Karis:

1) Tupoksi:

a) Merencanakan dan melaksanakan pengurusan kepegawaian

dilingkungan kankemenag, serta mengawasi, mengevaluasi

dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan


26

kebijaksanaan Kepala kemenag dan perundang undangan

yang berlaku

b) Mengadministrasikan angka kredit dan pengembangan

pegawai

c) Mengadmininistrasikan mutasi kepagawaian

d) Mengadministrasikan file kepegawaian

e) Mengadministrasian kesejahteraan pegawai

2) Peraturan perundang-undangan:

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara

b) Peraturan Kepala BKN Nomor 23 Tahun 20145 tentang

Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Kepegawaian

Negara Tahun 16 Tahun 2013 tentang Pemberian Seri,

Kode, dan Nomor Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Istri

Pegawai negeri Sipil, dan Kartu Suami Pegawai Negeri Sipil.

3) Stakeholders: Tidak ada

4) Prosedur lainnya: SOP Surat Masuk, SOP Surat Keluar dan SOP

Pelayanan Permintaan Data.

5) Prioritas kebutuhan: Sangat penting karena setiap pegawai yang

memiliki pasangan wajib untuk mengurus karsu/karis sehingga

para pegawai mesti mengetahui prosedurnya seperti apa.

b. SOP Izin Belajar:

1) Tupoksi:

a) Merencanakan dan melaksanakan pengurusan kepegawaian

dilingkungan kankemenag, serta mengawasi, mengevaluasi

dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan


27

kebijaksanaan Kepala kemenag dan perundang undangan

yang berlaku

b) Mengadministrasikan angka kredit dan pengembangan

pegawai

c) Mengadmininistrasikan mutasi kepagawaian

d) Mengadministrasikan file kepegawaian

e) Mengadministrasian kesejahteraan pegawai

2) Peraturan perundang-undangan:

a) Keputusan Menteri Agama Nomor 175 Tahun 2010 tentang

pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi Pegawai

Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Agama.

b) Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil

3) Stakeholders: Tidak ada

4) Prosedur lainnya: SOP Pelayanan Permintaan Data

5) Prioritas kebutuhan: sangat penting karena biasanya pegawai

akan melanjutkan pendidikannya akan mengurus surat izin

belajar dan harus mengetahui prosedurnya seperti apa.

c. SOP Rotasi/Mutasi Pegawai:

1) Tupoksi:

a) Merencanakan dan melaksanakan pengurusan kepegawaian

dilingkungan kankemenag, serta mengawasi, mengevaluasi

dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan

kebijaksanaan Kepala kankemenag dan perundang

undangan yang berlaku

b) Mengadministrasikan angka kredit dan pengembangan

pegawai
28

c) Mengadmininistrasikan mutasi kepagawaian

d) Mengadministrasikan file kepegawaian

e) Mengadministrasian kesejahteraan pegawai

2) Peraturan perundang-undangan:

a) UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

KepegawaianPP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen

PNS

b) Peraturan Pemerintah Tahun 2010 Tentang Kedisiplinan

Pegawi Negeri Sipil

c) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002

Tentang Organisasi & tata kerja kantor Departemen agama

Provinsi & Kantor Departemen Agama Kabupaten Kota

d) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2012 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian

Agama

3) Stakeholders: Tidak ada

4) Prosedur lainnya:

a) SOP Jabatan Fungsional

b) SOP Formasi Pegawai

5) Prioritas kebutuhan: Sangat penting karena pegawai harus

mengetahui prosedur untuk merotasi/memutasi pegawai lainnya.

d. SOP Cuti:

1) Tupoksi:

a) Merencanakan dan melaksanakan pengurusan kepegawaian

dilingkungan kankemenag, serta mengawasi, mengevaluasi

dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan


29

kebijaksanaan Kepala kemenag dan perundang undangan

yang berlaku

b) Mengadministrasikan angka kredit dan pengembangan

pegawai

c) Mengadmininistrasikan mutasi kepagawaian

d) Mengadministrasikan file kepegawaian

e) Mengadministrasian kesejahteraan pegawai

2) Peraturan perundang-undangan:

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara;

b) PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti

c) Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 2021 Tentang perubahan atas Peraturan

Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS

d) KMA Nomor 24 Tahun 1987 tentang Pendelegasian

Wewenang Pemberian Cuti PNS di Lingkungan

Dep.Agama.

4) Stakeholders: Tidak ada

5) Prosedur lainnya: SOP Rekapitulasi Kehadiran

6) Prioritas kebutuhan: Sangat penting karena para pegawai akan

mengurus cuti jika ada keperluan yang mendesak, itulah

mengapa pegawai disetiap instansi mesti mengetahui prosedur

tersebut.
30

e. SOP Kenaikan Gaji Berkala:

1) Tupoksi:

a) Merencanakan dan melaksanakan pengurusan kepegawaian

dilingkungan kankemenag, serta mengawasi, mengevaluasi

dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai dengan

kebijaksanaan Kepala kankemenag dan perundang

undangan yang berlaku

b) Mengadministrasikan angka kredit dan pengembangan

pegawai

c) Mengadmininistrasikan mutasi kepagawaian

d) Mengadministrasikan file kepegawaian

e) Mengadministrasian kesejahteraan pegawai

2) Peraturan perundang-undangan:

a) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian

b) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002

Tentang Organisasi & tata kerja kantor Departemen agama

Provinsi & Kantor Departemen Agama Kabupaten Kota

c) Peraturan Pemerintah Tahun 2010 Tentang Kedisiplinan

Pegawi Negeri Sipil

3) Stakeholders: Tidak Ada

4) Prosedur lainnya:

a) SOP Pembayaran Gaji Pegawai

b) SOP Pembayaran Kekurangan Gaji Pegawai

5) Prioritas kebutuhan: Sangat penting karena ini hal utama untuk

para pegawai, dalam kenaikan pangkat/jabatan ini juga akan

berpengaruh.
31

f. SOP Pengolahan Data Statistik Pegawai:

1) Tupoksi:

a) Merencanakan dan melaksanakan pengurusan

kepegawaian dilingkungan kankemenag, serta mengawasi,

mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas sesuai

dengan kebijaksanaan Kepala kankemenag dan perundang

undangan yang berlaku

b) Mengadministrasikan angka kredit dan pengembangan

pegawai

c) Mengadmininistrasikan mutasi kepagawaian

d) Mengadministrasikan file kepegawaian

e) Mengadministrasian kesejahteraan pegawai

2) Peraturan perundang-undangan:

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara; Peraturan pemerintah Nomor 11 tahun 2017

tentang Manajemen ASN

b) PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS

c) KMA Nomor 440 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Data

dan Informasi pada Kementerian Agama

3) Stakeholders: Tidak ada

4) Prosedur lainnya: SOP Pemutakhiran Data Simpeg

5) Prioritas kebutuhan: Sangat penting karena bagian

kepegawaikan akan mengelola data setiap pegawai sehingga

bagian kepegawaian harus mengetahui tahapan setiap

prosedur yang ada.


32

Untuk mempermudah melakukan penilaian kebutuhan maka dapat

digunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3 Penilaian Kebutuhan


Penilaian Keterkaitan dengan :

Satuan Prioritas
Bidang Prosedur
Kerja Peraturan Kebutuhan
Stakeholders Prosedur
Tupoksi Perundang-
(Masyarakat) lainnya
undangan

Kementerian
SOP Karsu/ Sangat Sangat
Agama Kab Kepegawaian Terkait Tidak Terkait Terkait
Karis terkait penting
Takalar
SOP Izin Sangat Sangat
Terkait Tidak Terkait Terkait
Belajar terkait Penting
SOP Data
Sangat Sangat
Statistik Terkait Tidak Terkait Terkait
terkait penting
Pegawai
Sangat Sangat
SOP Cuti Terkait Tidak Terkait Terkait
terkait penting
SOP
Sangat Sangat
Kenaikan Terkait Tidak Terkait Terkait
terkait penting
gaji berkala
SOP Rotasi/ Sangat Sangat
Terkait Tidak Terkait Terkait
mutasi terkait penting

2. Daftar SOP yang akan dibuat dan dikembangkan

Tahapan ini disusun untuk membuat daftar mengenai SOP apa

saja yang akan disempurnakan maupun dibuatkan yang baru. Setiap

SOP yang terdapat dalam daftar disertai dengan pertimbangan dampak

yang akan terjadi baik secara internal maupun eksternal. Dibawah ini

terbagi atas 2 tabel yaitu:

a. SOP yang akan dikembangkan

Tabel 4 Daftar Kebutuhan Pengembangan SOP


SOP yang akan
Alasan
Satuan Kerja dikembangkan
Pengembangan
Bidang Prosedur

Kementerian Adanya beberapa


Bagian
Agama SOP Cuti prosedur,pelaksana,
Kepegawaian
Kab Takalar waktu yang berbeda

Kementerian Bagian SOP Kenaikan Adanya perubahan


Agama Kepegawaian Gaji Berkala prosedur yang mesti di
33

perbaiki dan itu dapat


Kab Takalar berdampak pada
waktu gaji pegawai

Mempermudah
Kementerian SOP Data pegawai dalam
Bagian
Agama Statistik mengolah data statistik
Kepegawaian
Kab Takalar Pegawai dengan prosedur yang
tersedia

Berdasarkan data diatas, adapun hasil wawancara dengan

narasumber A yang mengatakan bahwa:

Pada bagian kepegawaian, baru 3 SOP yang sudah dibuat


itupun sudah lama dan belum sama sekali diperbaharui
sedangkan prosedur tersebut sangat sering dilakukan.
Kadang kala kami yang melayani masih bingung dengan
prosedur yang baru sehingga memang SOP ini mesti
diperbaharui kembali agar mempermudah pekerjaan kami.
(wwc/m/10-16)

b. SOP yang akan dibuat baru

Tabel 5 Daftar Kebutuhan Pembuatan Baru SOP


SOP yang akan

Satuan Kerja Dibuat baru Alasan Pembuatan

Bidang Prosedur

Belum adanya SOP


Kementerian SOP Kartu
tersebut sehingga
Agama Bagian Istri/ Kartu
pelaksanaan pekerjaan
Kab Takalar Kepegawaian Suami
kurang optimal

Pegawai akan
Kementerian kebingungan jika SOP
Bagian SOP Izin
Agama tersebut tidak tersedia
Kepegawaian Belajar
Kab Takalar saat mengurus izin
belajar

Kementerian SOP Agar pegawai yang


Bagian
Agama Rotasi/Mutasi mengetahui alur yang
Kepegawaian
Kab Takalar Pegawai mesti dilalui
34

Berdasarkan data diatas, adapun hasil wawancara dengan

narasumber B yang mengatakan bahwa:

Sebenarnya ada 18 SOP yang mesti dibuat pada bagian


kepegawaian ini, tetapi masih banyak yang belum sama
sekali dibuat sehingga pembuatan SOP itu penting. Apalagi
SOP yang belum dibuat itu hampir dikatakan kegiatan yang
biasa dilakukan. Jadi dengan dibuatnya SOP tersebut itu
dapat membantu para pegawai dan penerima layanan agar
mengetahui alur dari prosedur tersebut. (wwc/m/20-28)

Dari kedua pernyataan narasumber diatas dapat disimpulkan

bahwa SOP pada bagian kepegawaian ini butuh diperbaharui dan

dibutakan baru karena akan membantu pengoptimalan prosedur yang

ada dan itu juga akan berdampak baik pada pekerjaan pegawai.

3. Dokumen Penilaian Kebutuhan SOP

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 168 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Standar

Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Agama, terkait format

penulisan SOP yang terpapar pada BAB II maka peneliti akan

melampirkan satu SOP yang telah ada untuk dilakukan evaluasi sebagai

bentuk perbandingan dan mengetahui apa saja yang berubah pada

proses penulisan SOP. Dibawah ini adalah salah satu SOP yang telah

ada namun belum optimal:

Gambar 2. Bentuk SOP yang ingin diperbaharui


35

Berdasarkan temuan yang didapatkan dalam penilaian kebutuhan

ialah pentingnya adanya SOP dalam setiap instansi karena SOP akan

membantu pegawai dalam mengoptimalkan pekerjaannya. SOP yang

sudah ada perlu untuk dikembangkan karena terdapat prosedur yang

berbeda dan untuk SOP yang belum dibuat sama sekali itu perlu ada

sehingga proses pelayanan maupun pekerjaan bisa efektif terlaksana.

C. Pengembangan

1. Pengumpulan Informasi dan Identifikasi Alternatif

Tahapan ini merupakan tahapan pengumpulan informasi dan

identifikasi alternatif, analisis dan pemilihan alternatif dan penulisan SOP

Cuti, SOP Kenaikan Gaji Berkala, SOP Rotasi/Mutasi, SOP Karsu/Karis,

SOP Izin Belajar, dan SOP Pengolahan Data Statistik.

a. Pengumpulan Informasi

Proses pengumpulan informasi yang digunakan ialah

wawancara dan telaah dokumen, teknik ini digunakan untuk

mendapatkan informasi lebih dalam dari narasumber, terdapat

2pegawai yang dijadikan narasumberyang mengetahui secara detail

prosedur-prosedur yang distandarkan pada bagian tersebut dan


36

juga 2 pegawai sebagai penerima layanan, adapun data yang

dihasilkan yaitu:

1) Narasumber A merupakan kepala bagian kepegawaian yang

bertugas memimpin segala kegiatan dibagian kepegawaian.

2) Narasumber B merupakan pegawai pada bagian kepegawaian

yang bertugas memproses administrasi pegawai.

3) Narasumber C merupakan pegawai pada bagian umum yang

bertugas mengelola disposisi-disposisi yang masuk.

4) Narasumber D merupakan pegawai pada bagian Haji dan

Umroh yang bertugas mengelola kegiatan haji dan umroh.

b. Identifikasi Alternatif

Proses pengumpulan informasi menghasilkan identifikasi

prosedur yang akan dioptimalkan dalam bentuk penyusunan dan

penyemputnaan. Untuk mempermudah melakukan identifikasi

alternatif dapat digunakantabel sebagai berikut:

Tabel 6 Identifikasi SOP Satuan Kerja

Satuan Kerja: Kementerian Agama Kabupaten Takalar


Bidang Prosedur Aktivitas Persyaratan Waktu Output

1. Memberikan Rekap 1 hari jika Surat Izin


blanko kepada kehadiran pemohon Cuti
pemohon cuti pegawai memenuhi
2. Kepala kantor pemohon syarat
Bagian
Izin Cuti menyetujui cuti
Kepegawaian
permohonan
tersebut.
3. Penerbitan
surat cuti
Bagian Kenaikan 1. Memeriksa data Melengkapi Kurang SK Kenaikan
Kepegawaian gaji terkait KGB data dan lebih 1 gaji berkala
berkala 2. Pembuatan surat pengajuan bulan
ketetapan KGB paling
37

3. Penetapan/ lambat 2
Pemberian KGB bulan
sebelum
THT KGB

1. Pertimbangan Data Kurang SK


kebutuhan pemetaan lebih 1 Rotasi/mutas
pegawai pegawai dan minggu i pegawai
Rotasi/ 2. Keputusan SK Jabatan
Bagian
Mutasi nama-nama
Kepegawaian
Pegawai pegawai yang
dirotasi/ mutasi
3. Penerbitan SK
Rotasi/ mutasi

1. Melengkapi Kelengkapan Kurang Surat


berkas Berkas lebih 3 hari, pengantar
pengusulan pengusulan tergantung pengusulan
SOP 2. Pemeriksaan penerbitan karsu/karis
Bagian Kartu Istri/ berkas pengusul dari kanwil
Kepegawaian Kartu 3. Penerbitan surat
Suami pengantar
pengusulan
4. Pengantaran
pengusulan

1. Permohonan izin Kelengkapan 2 hari Surat izin


belajar berkas tergantung belajar
2. Pembuatan surat pengusulan pada kanwil pegawai
pengantar izin
Bagian Izin belajar
Kepegawaian belajar 3. Penerbitan surat
pengantar
4. Mengantarkan ke
kanwil surat
tersebut

2. Analisis dan Pemilihan Alternatif


38

Analisis dan pemilihan alternatif merupakan tahapan selanjutnya

yang telah berhasil diidentifikasi untuk pembuatan SOP. Berdasarkan

Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 168 Tahun 2010,

terdapat alternatif-alternatif berupa aspek kelayakan, implementasi,

efesiensi dan efektivitas, berorientasi pada pihak yang dilayani,

kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan kelayakan

politis. Berdasarkan identifikasi alternatif tersebut, dapat disimpulkan

bahwa terdapat beberapa SOP yang mesti dibuat dan diperbaiki seperti

SOP Cuti, SOP Kenaikan Gaji Berkala, SOP Rotasi/Mutasi, SOP

Karsu/Karis, SOP Izin Belajar dan SOP Data Statistik Pegawai.

Berdasarkan salah satu SOP tersebut, SOP Kenaikan Gaji

Berkala termasuk dalam aspek kelayakan karena prosedur sudah

tersusun sesuai alurnya, namun saja masih butuh beberapa

penambahan dalam setiap objeknya sehingga akan membuat SOP KGB

tersebut menjadi optimal dan bisa dijadikan sebagai pedoman.

3. Penulisan SOP

Tahapan selanjutnya adalah menyusun SOP. Dalam penulisan

SOP harus memperhatikan aspek-aspek yang ada didalam SOP yang

akan dibuat, Adapun uraian dari setiap SOP berdasarkan aspeknya,

antara lain::

a. SOP Cuti

Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah dibuat dan

diterbitkan pada 14 agustus 2015.


39

Gambar 3. SOP Cuti yang akan diperbaharui

Sedangkan Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah

diperbaiki.

Gambar 4. SOP Cuti yang telah diperbaharui


40

Adapun penjelasan dari setiap aspek SOP yang sudah ada dan yang ingin

dikembangkan pada Pelayanan Cuti.

1) Dasar hukum

Dasar Hukum berisi peraturan perundang-undangan yang mendasari

prosedur yang dibuatkan SOP beserta aturan pelaksananya. Dalam

dasar hukum ini terdapat penambahan dan pengurangan pada SOP

Pelayanan Cuti, diantaranya:

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara;

b) PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti

c) KMA Nomor 24 Tahun 1987 tentang Pendelegasian

Wewenang Pemberian Cuti PNS di Lingkungan

Dep.Agama

d) SE. Sekjen Dep Agama Nomor 6 Tahun 1988 tentang juklat

pelaksanaan cuti PNS.

Berdasarkan wawancara terkait dasar hukum pelayanan cuti

terhadap informan A pada tanggal 3 Agustus 2022

mengatakan:
41

Kalau terkait dasar hukumnya cuti sudah sesuai mi


dengan SOP yang lama tapi ada dasar hukum baru
yang digunakan itu di kepegawaian peraturan BKN
yang 2017 tentang pemberian cuti, terus hapuskan mi
saja itu yang SE Sekjen tentan juklat cuti karena itu
sudah tidak dipakai. (wwc/m/47-58)

Berdasarkan penyataan tersebut, maka dasar hukum pada

pelayanan cuti menambahkan “Peraturan Badan Kepegawaian

Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2021 Tentang

perubahan atas Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pemberian

Cuti PNS”.

Perubahannya yaitu :

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil

Negara;

b) PP Nomor 24 Tahun 1976 tentang Cuti

c) Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia

Nomor 7 Tahun 2021 Tentang perubahan atas Peraturan

Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2017 Tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS

d) KMA Nomor 24 Tahun 1987 tentang Pendelegasian

Wewenang Pemberian Cuti PNS di Lingkungan

Dep.Agama.

2) Kualifikasi pelaksana

kualifikasi pelaksana merupakan sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang

distandarkan seperti mesti memahami peraturan terkait Cuti,

mampu mengoperasikan Komputer/leptop, dan menguasai

Ms.Office. Berdasarkan wawancara terhadap informan A


42

mengatakan:

Untuk kualifikasinya haruski bisa mennggunakan


komputer atau leptop terutama dalam hal Ms
Officenya. (wwc/m/56-58)

3) Keterkaitan

Bagian ini menjelaskan tentang keterkaitan prosedur yang

dengan prosedur lain yang distandarkan. SOP ini memiliki

keterkaitan dengan SOP Rekapitulasi Kehadiran. Berdasarkan

wawancara terhadap informan A mengatakan:

Begini dek, untuk keterkaitan. Peralatan, peringatan


sama pencatatan itu kita sama saja seperti
seblumnya karena tidak ada ji itu yang berubah.
(wwc/m/60-63)

4) Peralatan dan perlengkapan

Menjelaskan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan yang

dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur yang ingin

dibuatkan SOP seperti Peralatan kantor (Komputer, print, dan

ATK).

5) Peringatan

Menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi

ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan seperti

“Jika SOP ini tidak dipenuhi maka cuti tidak dapat diberikan”.

6) Pencatatan dan pedataan

Memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap

pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang

telah distandarkan seperti surat izin cuti dan kartu kendali cuti.

7) Uraian Prosedur

Berupa Flowchart yang berisi langkah-langkah kegiatan secara

rinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan.


43

a) Fungsional umum mencetak blanko cuti dan

memberikannya pada pemohon cuti beserta kartu kendali

cuti

b) Kasubag TU menelaah, mempertimbangkan dan

memberikan catatan pada surat permohonan cuti pegawai

dan kemudian menyampaikannya ke kepala kantor

c) Kepala kantor memberikan keputusan atas permohonan

cuti tersebut, apakah ditanda tangani atau dikembalikan ke

kasubag TU untuk diperbaiki

d) Jika kepala kantor menyetujui maka selanjutkan diberikan

ke fungsional umum

e) Fungsional umum memberi nomor surat dan

menyampaikan surat izin cuti ke pemohon.

Dalam prosedur ini terdapat penambahan pelaksana yaitu

Pengelola bagian umum.

Berdasarkan wawancara terhadap informan A mengatakan:

Ini kan sudah ada prosedurnya, Cuma yang


berbeda itu hanya dibagian pelaksanannya yg
fungsional itu di hapuskan dan diganti dengan
pengelolaan kepegawaian dan bagian umum
karena ada prosedur yang kedua bagian itu
yang lakukan de’. (wwc/m/66-71)

Adapun perubahannya:

a) Pengelola kepegawaian memberikan blanko cuti beserta

kartu kendali cuti kepada pemohon

b) Kasubag TU menelaah, mempertimbangkan dan

memberikan catatan pada surat permohonan cuti pegawai

dan kemudian menyampaikannya ke kepala kantor

c) Kepala kantor memberikan keputusan atas permohonan


44

cuti tersebut, apakah ditanda tanganiatau dikembalikan ke

kasubag TU untuk diperbaiki

d) Jika kepala kantor menyetujui maka selanjutkan diberikan

ke bagian umum untuk dilakukan disposisi

e) Jika telah selesai didisposisi maka pengelola kepegawaian

membuat surat cutinya

f) Surat cuti tersebut dibawah kembali ke kasubag TU untuk

diberi paraf dan di cek kembali, jika sudah tepat maka

selanjutnya diberikan kepada kepala kantor

g) Jika kepala kantor menyetujui makan akan diberikan tanda

tangan

h) Pengelola kepegawaian memberikan nomor surat dan

menyampaikan surat cuti tersebut ke pemohon.

Dalam prosedur ini terdapat perubahan jalur dan pelaksana

yaitu fungsional umum digantikan dengan pengelola

kepegawaian dan pengelola umum.

8) Jangka Waktu Penyelesaian

Bagian ini menjelaskan terkait waktu setiap prosedurnya pada

SOP Pelayanan Cuti ini. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih

sekitar 80 menit, terhitung mulai pengambilan blanko pemohon

sampai SK cuti selesai.

b. SOP Kenaikan Gaji Berkala

Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah dibuat dan diterbitkan

pada 12 Februari 2012.


45

Gambar 5. SOP KGB yang akan diperbaharui

Sedangkan Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah

diperbaiki.

Gambar 6. SOP KGB yang telah diperbaharui


46

Adapun penjelasan dari setiap aspek SOP yang sudah ada dan ingin

dikembangkan Kenaikan Gaji Berkala.

1) Dasar hukum

Dasar Hukum berisi peraturan perundang-undangan yang mendasari

prosedur yang dibuatkan SOP beserta aturan pelaksananya. Dalam

dasar hukum ini terdapat aturan tetap pada SOP Kenaikan Gaji

Berkala, diantaranya:

a) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-

pokok Kepegawaian

b) Peraturan Pemerintah Tahun 2010 Tentang Kedisiplinan

Pegawi Negeri Sipil

c) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002

Tentang Organisasi & tata kerja kantor Departemen

agama Provinsi & Kantor Departemen Agama Kabupaten

Kota.

Berdasarkan wawancara terkait dasar hukum Kenaikan Gaji

Berkala terhadap informan A pada tanggal 3 Agustus 2022

mengatakan:
47

Untuk dasar hukumnya KGB itu masih yang dulu ji


dek jadi tidak ada ji perubahan untuk dasar
hukumnya. (wwc/m/75-77)

2) Kualifikasi pelaksana

kualifikasi pelaksana merupakan sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang

distandarkan seperti mesti memahami peraturan terkait KGB,

mampu mengoperasikan Komputer/leptop, dan menguasai

Ms.Office.

Berdasarkan wawancara terhadap informan A mengatakan:

Sama halnya dengan yang tadi, kalau kualifikasi,


keterkaitan, peringatan sama pencatatan itu sama ji
dengan yang dulu. (wwc/m/79-81)

3) Keterkaitan

Bagian ini menjelaskan tentang keterkaitan prosedur yang

dengan prosedur lain yang distandarkan. SOP ini memiliki

keterkaitan dengan SOP Pembayaran Gaji Pegawai dan SOP

Pembayaran Kekurangan Gaji Pegawai..

4) Peralatan dan perlengkapan

Menjelaskan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur

yang ingin dibuatkan SOP, adapun peralatan dan

perlengkapan pada SOP sebelumnya yaitu daftar urut

kepegawaian. Foto copy (NIP 18 gigit, SK pangkat terakhir,

SK CPNS dan PNS, DP3 2 tahun terakhir, dan sppt pajak

tahun terakhir. Berdasarkan wawancara terhadap informan A

mengatakan:

Pada bagian perlengkapan yang digunakan dalam


pembuatan KGB ini hanya komputer, leptop, print dan
48

ATK. Untuk yang di SOP sebelumnya itu lebih ke


peryaratannya jadi ini saja peralatannya yang adek
masukkan. (wwc/m/85-89)

Perubahannya yaitu :
Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam pembuatan SOP

seperti Komputer/leptop, print, dan ATK.

5) Peringatan

Menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

seperti “Kenaikan gaji berkala adalah hak seluruh pegawai,

jika terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan

ketidaknyamanan pada pegawai yang seharusmnya telah

mengalami kenaikan penghasilan”.

6) Pencatatan dan pedataan

Memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap

pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang

telah distandarkan seperti Pencatatan nomor surat dan

ketetapan KGB.

7) Uraian Prosedur

Berupa Flowchart yang berisi langkah-langkah kegiatan

secara rinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan.

a) Pengelola kepegawaian mengumpulkan bahan terkait

penyusunan daftar kenaikan KGB

b) Kemudian memeriks secara teliti kesesuaikan KGB dan

membuat draft surat ketetapan KGB

c) Penyerahan draft surat KGB kepada Kasubag TU untuk

dikoreksi, jika disetujui akan di beri paraf kemudian di

setor ke kepala kantor


49

d) Kepala kantor mengecek dan menandatangani jika setuju

kemudian diserahkan kembali ke kasubag TU untuk

ditindaklanjuti

e) Kasubag TU menerima dan menyerahkan surat ketetapan

KGB kepala pengadministrasi umum kepegawaian untuk

digandakan seperlunya

f) Menyerahkan surat ketetapan KGB ke Sub bagian

keuangan dan masing-masing pegawai dengan tanda

terima dan di arsipkan kedalam folder masing-masing

pegawai

g) Bendahara dan pegawai penerima KGB menerima surat

ketetapan tersebut.

Perbaikannya yaitu:

a) Pengelola kepegawaian mengumpulkan bahan terkait

penyusunan daftar kenaikan KGB

b) Kemudian memeriks secara teliti kesesuaikan KGB dan

membuat draft surat ketetapan KGB

c) Penyerahan draft surat KGB kepada Kasubag TU untuk

dikoreksi, jika disetujui akan di beri paraf kemudian di

setor ke kepala kantor

d) Kepala kantor mengecek dan menandatangani jika setuju

kemudian diserahkan kembali ke kasubag TU untuk

ditindaklanjuti

e) Kasubag TU menerima dan menyerahkan surat ketetapan

KGB kepala pengelola kepegawaian untuk digandakan

seperlunya

f) Mengarsipkan surat ketetapan KGB.


50

8) Jangka Waktu Penyelesaian

Bagian ini menjelaskan terkait waktu setiap prosedurnya pada

SOP Pelayanan Cuti ini. Waktu yang dibutuhkan kurang lebih

sekitar 1 jam, terhitung mulai pengumpulan bahan KGB sampai

pengarsipan KGB.

Dalam SOP ini terdapat beberapa prosedur yang dihapuskan

dan juga diperbaharui agar aspek-aspek yang tidak terisi bisa di

efektifkan.

c. SOP Pengelolaan Data Statistik

Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah dibuat dan diterbitkan

pada 12 Februari 2012.

Gambar 7. SOP Pengolahan Data Statistik yang akan diperbaharui


51

Sedangkan Gambar dibawah ini merupakan SOP yang telah diperbaiki.

Gambar 8. SOP Pengolahan Data Statistik yang telah diperbaharui

Adapun penjelasan dari setiap aspek SOP yang sudah ada dan ingin

dikembangkan Pengelolaan Data Statistik.

1) Dasar hukum

Dasar Hukum berisi peraturan perundang-undangan yang mendasari

prosedur yang dibuatkan SOP beserta aturan pelaksananya. Dalam

dasar hukum ini terdapat aturan tetap pada SOP Pengelolaan Data

Statistik, diantaranya:

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara

b) Peraturan pemerintah Nomor 11 tahun 2017 tentang

Manajemen ASN
52

c) KMA Nomor 440 Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Data

dan Informasi pada Kementerian Agama

Berdasarkan wawancara terkait dasar hukum Kenaikan Gaji

Berkala terhadap informan A pada tanggal 3 Agustus 2022

mengatakan:

Untuk itu ia masih dasar hukum yang dulu ji juga yang


digunakan karen memang belum ada pi aturan lain
yang terkait dengan ini prosedur. Sama halnya dengan
aspek-aspek yang lain dek, masih seperti itu ji juga jadi
memang untuk SOP Pengolahan Data ini lebih
kemelengkapi dan memperbaiki sebenarnya.
(wwc/m/100-102)

2) Kualifikasi pelaksana

kualifikasi pelaksana merupakan sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang

distandarkan seperti mesti memahami peraturan terkait

Pengelolaan Data Statistik, minimal SLTA mampu

mengoperasikan Komputer/leptop, dan menguasai teknik

pengolahan data.

3) Keterkaitan

Bagian ini menjelaskan tentang keterkaitan prosedur yang

dengan prosedur lain yang distandarkan. SOP ini memiliki

keterkaitan dengan SOP Pemutakhiran Data Simpeg.

4) Peralatan dan perlengkapan

Menjelaskan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur

yang ingin dibuatkan SOP seperti Komputer/leptop, print,

jaringan internet dan Data.

5) Peringatan

Menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang


53

terjadi ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

seperti “Dalam hal kegiatan ini tidak dilaksanakan sesuai SOP

maka tidak tersedia data pegawai yang akurat.”

6) Pencatatan dan pedataan

Memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap

pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang

telah distandarkan seperti data statistik pegawai dalam bentuk

tabel maupun grafik.

7) Uraian Prosedur

Berupa Flowchart yang berisi langkah-langkah kegiatan

secara rinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan.

a) Pengolah data mengambil data DUK dari Aplikasi Simpeg

untuk diolah kemudian mencetak draft data statistik dan

menyerahkan ke analis kepegawaian untuk dikoreksi

b) Analis kepegawaian mencetak draft data tersebut

kemudian dikoreksi, jika setuju diberi para jika tidak

dikembalikan ke pengolah data

c) Pengolah data menerima draft data statistik dari analis

kepegawaian untuk diajukan ke Kasubag TU

d) Kasubag TU mengecek draft data statistik dan

menandatangi

e) Pengelola data menerima draft data statistik yang telah di

paraf dan ditanda tangani untuk diajukan ke kepada

kepala kantor

f) Setelah disetujui oleh kepala kantor, data statistik tersebut

disajikan dan di dokumentasikan oleh pengolah data.


54

8) Jangka Waktu Penyelesaian

Bagian ini menjelaskan terkait waktu setiap prosedurnya pada

SOP Pengolahan Data Statistik ini. Waktu yang dibutuhkan

kurang lebih sekitar 7 hari, terhitung mulai melakukan

pengolahan data sampai penyajian data statistik.

SOP ini hanya perlu di lengkapi, dari beberapa aspek yang ada

masih belum memadai untuk dioptimalkan.

d. SOP Pengusulan Karis/Karsu

Gambar dibawah ini merupakan SOP yang baru dibuat dan segera akan

diterbitkan.

Gambar 9. SOP Pengusulan Karis/Karsu yang akan dibuat


55

Adapun penjelasan dari setiap aspek SOP yang baru ingin dibuat

Karis/karsu.

1) Dasar hukum

Dasar Hukum berisi peraturan perundang-undangan yang mendasari

prosedur yang dibuatkan SOP beserta aturan pelaksananya,

diantaranya:

a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara

b) Peraturan Kepala BKN Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Kepegawaian

Negara Tahun 16 Tahun 2013 tentang Pemberian Seri,

Kode, dan Nomor Kartu Pegawai Negeri Sipil, Kartu Istri

Pegawai negeri Sipil, dan Kartu Suami Pegawai Negeri

Sipil.

Berdasarkan wawancara terkait dasar hukum Karis/Karsu

terhadap informan B pada tanggal 3 Agustus 2022

mengatakan:

Dasar hukum yang terkait dengan karsu/karis ini,


otomatis ada undang-undang yang terkait dengan ini
apalagi memang ada undang-undang yang mengatur
tentang pemberian karsu/karis pns, nanti kita cari
sama-sama soal ini.(wwc/m/55-60)

2) Kualifikasi pelaksana

kualifikasi pelaksana merupakan sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang

distandarkan seperti mesti memahami peraturan terkait

Pengusulan Karis/karsu, Memahami peraturan terkait

pembuatan karis/karsu dan mampu mengoperasikan

Komputer / leptop. Berdasarkan wawancara terhadap


56

informan B mengatakan:

kualifikasinya untuk pembuatan karsu/karis ini


pastinya harus mengetahui aturan terkait dan waji
bisa mengopersikan komputer atau leptop.
(wwc/m/63-66)

3) Keterkaitan

Bagian ini menjelaskan tentang keterkaitan prosedur yang

dengan prosedur lain yang distandarkan. SOP ini memiliki

keterkaitan dengan SOP Pelayanan Permintaan Data.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Untuk kaitannya dengan SOP lain itu, dia terkait


dengan SOP Surat masuk dan keluar, SOP
pelayanan permintaan data karena kan saat
membuat kartu suami atau istri pegawai ini datanya
harus dilihat agar tidak terjadi kesalahan dalam
proses pembuatannya. (wwc/m/71-74)

4) Peralatan dan perlengkapan

Menjelaskan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur

yang ingin dibuatkan SOP seperti Komputer/leptop, print, dan

dokumen pegawai. Berdasarkan wawancara terhadap

informan B mengatakan:

peralatan yang digunakan dalam membuat


karsu/karis itu hanya komputer, leptop, print dan data
kelengkapan pegawainya, hanya itu perlengkapan
dan peralatannya.(wwc/m/76-79)

5) Peringatan

Menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

seperti “Persyaratan pengusulan Karis/karsu harus lengkap,

apabila belum lengkap maka usulan tersebut tidak dapat

diproses.” Berdasarkan wawancara terhadap informan B


57

mengatakan:

Peringatan itu kan seperti ancaman jika tidak sesuai


dengan prosedur bagaimana dampaknya jadi itu
berkasnya harus lengkap, jika tidak maka
pengurusan tersebut tidak dapat diproses.
(wwc/m/81-85)

6) Pencatatan dan pedataan

Memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap

pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang

telah distandarkan seperti file pegawai/ berkas persyaratan

pengusul. Berdasarkan wawancara terhadap informan B

mengatakan:

Ini itu seperti data apa saja yang perlu ada begitu,
jadi file atau berkas persyaratan pengusulannya ji.
(wwc/m/88-90)

7) Uraian Prosedur

Berupa Flowchart yang berisi langkah-langkah kegiatan

secara rinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan.

a) Pengelola kepegawaian meminta berkas kelengkapan

pengusulan karis/karsu kepada pegawai yang

bersangkutan

b) Melakukan pengecekan pengusulan lalu dibuatkan draft

surat pengantar pengsusulan karis/karsunya

c) Kemudian diserahkan ke kasubag TU untuk diparaf

sekaligus mengecek

d) Setelah itu, diserahkan lagi ke kepala kantor untuk

meminta tanda tangan sebagai bukti persetujuan

pengusulan tersebut

e) Pengelola kepegawaian melakukan pengantaran berkas

pengusulan ke kanwil kemenag Sulsel.


58

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Tahapnnya itu kami sebagai pegawai meminta


berkas untuk pengusulan karsu/karis ini terus jika
sudah memenuhi persyaratannya, baru dehdibuatkan
draft pengusulan untuk di ajukan ke kepala TU dan
Kepala kantor untuk mendapatkan tanda tangan
sebagai bahan persetujuannya, setelah di tanda
tangani pegawai mengantarkan surat pengusulnnya
itu ke Kanwil Kemenag. (wwc/m/92-101)
8) Jangka Waktu Penyelesaian

Bagian ini menjelaskan terkait waktu setiap prosedurnya pada

SOP Pengolahan Data Statistik ini. Waktu yang dibutuhkan

kurang lebih sekitar 2 hari, terhitung mulai memenuhi

kelengkapan berkas Karis/Karsu sampai pengantaran berkas

ke Kanwil Kementerian Agama.

e. SOP Permohonan Izin Belajar

Gambar dibawah ini merupakan SOP yang akan dibuat dan segera

diterbitkan.

Gambar 10. SOP Pengusulan Izin Bealajar yang akan dibuat


59

Adapun penjelasan dari setiap aspek SOP yang baru ingin dibuat Izin

Belajar.

1) Dasar hukum

Dasar Hukum berisi peraturan perundang-undangan yang mendasari

prosedur yang dibuatkan SOP beserta aturan pelaksananya,

diantaranya:

a) Keputusan Menteri Agama Nomor 175 Tahun 2010

tentang pemberian Tugas Belajar dan Izin Belajar bagi

Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Agama.

b) Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 Tentang

Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan wawancara terkait dasar hukum Pengusulan Izin

Belajar terhadap informan B pada tanggal 3 Agustus 2022

mengatakan:

Kalau dasar hukum izin belajar itu pastinya terkait ki


dengan aturannya Menteri Agama ada itu tentang izin
belajar dan juga terkait ki dengan disiplin PNS kare
kan ini permohonan untuk melakukan sesuatu diluar
jam kerja jadi memang betul-betul harus dilihat
apakah absesnsi pegawai tersebut baik atau
sebaliknya. (wwc/m/105-112)
60

2) Kualifikasi pelaksana

kualifikasi pelaksana merupakan sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang

distandarkan seperti mesti memahami peraturan terkait

Pengusulan Izin Belajar, Memahami peraturan terkait izin

belajar PNS dan mampu mengoperasikan Komputer / leptop.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Pada bagian kulalifikasi itu terdapatmi persyaratan


yang haru pegawai miliki dalam melakukan
pembuatan Izin Belajar, jadi kualifikasinya itu yang
utama harus memang memahami terkait aturannya
kemudian terpenting harus bisa menggunakan
komputer atau leptop dalam bekerja.
(wwc/m/116-120)

3) Keterkaitan

Bagian ini menjelaskan tentang keterkaitan prosedur yang

dengan prosedur lain yang distandarkan. SOP ini memiliki

keterkaitan dengan SOP Pelayanan Permintaan Data.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Untuk pengusulan Izin Belajar ini sangat terkait


dengan SOP permintaan data karena pembuatan
suratnya harus sesuai dengan data pegawainya.
(wwc/m/122-125)

4) Peralatan dan perlengkapan

Menjelaskan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur

yang ingin dibuatkan SOP seperti Komputer/leptop, print, ATK

dan pedoman. Berdasarkan wawancara terhadap informan B

mengatakan:

Namanya juga pengadministrasian otomatis


peralatan yang digunakan itu komputer/leptop, print,
ATK dan juga pedoman. (wwc/m/127-130)
61

5) Peringatan

Menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

seperti “Apabila prosedur tidak dipenuhi maka izin belajar

pegawai yang bersangkutan tidak dapat diproses.”

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Sesuaikan saja dek, kalau soal peringatan seperti ini


karena pasti hampir sama ji semua maksud dan
tujuannya. Jadi untuk SOP berikutnya sesuaikan saja
nah. (wwc/m/132-135)

6) Pencatatan dan pedataan

Memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap

pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang

telah distandarkan seperti Data pegawai dan surat

permohonan izin. Berdasarkan wawancara terhadap informan

B mengatakan:

Masukkan saja data pegawai dan surat permohonan


izin karena dalam pembuatannya memang perlu data
dan nantinya akan dibuatkan ke dalam bentuk surat
permohonan. (wwc/m/138-143)

7) Uraian Prosedur

Berupa Flowchart yang berisi langkah-langkah kegiatan

secara rinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan.

a) Pengelola kepegawaian menerima surat

pengusulan izin belajar, kemudian dibawah ke

umum

b) Memproses dan mendisposisikan usulan tersebut

c) Kepegawaian menindaklanjuti pengusulan izin

belajar dengan membuat draft surat pengantar


62

d) Setelah itu, draft tersebut diberikan ke kasubag

TU untuk diberikan paraf sekaligus mengecek

e) Kemudian TU memberikan ke kepala kantor

untuk di tanda tangani sebagai bahan

persetujuan

f) Jika selesai, pengelola kepegawaian mengantar

pengusulan tersebut ke Kanwil Kemenag.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B

mengatakan:

Yang pastinya kepegawaian menerima surat


pengusulan izin belajarnya kemudian diproses
dan didisposis ke bagian umum, selanjutnya
kepegawaian na buatkanki konsep suratnya,
setelah suratnya selesai maka diajukan ke
Kasubag TU karena harus ada parafnya
sebelum dibawa ke kepala kantor, setelah
dipara itu langsung di ajukan lagi ke kepala
kantor untuk ditanda tangani sebagai tanda
persetujuan, nah jika sudah ditanda tangani!!
Tugas dari kepegawaian selanjutnya akan
mengantarkan konsep surat izin belajar ke
Kanwil Kemenag. (wwc/m/143-155)

8) Jangka Waktu Penyelesaian

Bagian ini menjelaskan terkait waktu setiap prosedurnya pada

SOP Pengolahan Data Statistik ini. Waktu yang dibutuhkan

kurang lebih sekitar 3 jam, terhitung mulai penerimaan surat

pengusulan sampai pengantaran surat pengusulan.

f. SOP Rotasi/mutasi

Gambar dibawah ini merupakan SOP yang akan dibuat dan segera

diterbitkan.
63

Gambar 11. SOP Pengusulan Rotasi/Mutasi yang akan dibuat

Adapun penjelasan dari setiap aspek SOP yang baru ingin dibuat

Rotasi/mutasi.

1) Dasar hukum

Dasar Hukum berisi peraturan perundang-undangan yang mendasari

prosedur yang dibuatkan SOP beserta aturan pelaksananya,

diantaranya:

a) UU No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen PNS

b) Peraturan Pemerintah Tahun 2010 Tentang Kedisiplinan


64

Pegawai Negeri Sipil

c) Keputusan Menteri Agama RI Nomor 373 Tahun 2002

Tentang Organisasi & tata kerja kantor Departemen

agama Provinsi & Kantor Departemen Agama Kabupaten

Kota

d) Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2012

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal

Kementerian Agama.

Berdasarkan wawancara terkait dasar hukum Rotasi/Mutasi

pegawai terhadap informan B pada tanggal 3 Agustus 2022

mengatakan:

Untuk dasar hukum rotasi/mutasi nanti kita cari sama-


sama nah karena saya lupa-lupa ingat juga terkait
aturan yang terkaitnya. (wwc/m/159-162)

2) Kualifikasi pelaksana

kualifikasi pelaksana merupakan sesuatu yang dibutuhkan

dalam melaksanakan perannya pada prosedur yang

distandarkan seperti mesti memahami peraturan terkait

Rotasi/mutasi, Mampu membuat perencanaan penempatan

SDM, mengetahui potensi SDM pegawai dan pejabat pembina

kepegawaian.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Untuk rotasi/mutasi iini tidak sembarangan orang


yang melakukannya mesti memahami peraturan
terkait Rotasi/mutasi, Mampu membuat perencanaan
penempatan SDM, mengetahui potensi SDM pegawai
dan pejabat pembina kepegawaian, jadi memang ada
orang khusus yang dipercayakan untuk hal ini.
(wwc/m/163-170)

3) Keterkaitan

Bagian ini menjelaskan tentang keterkaitan prosedur yang


65

dengan prosedur lain yang distandarkan. SOP ini memiliki

keterkaitan dengan SOP Jabatan Fungsional dan SOP

Formasi Pegawai. Berdasarkan wawancara terhadap informan

B mengatakan:

Ini kan menyangkut pemindahan pegawai jadi


memang ini terkait dengan SOP jabatan fungsional
dan SOP formasi pegawai. (wwc/m/171-174)

4) Peralatan dan perlengkapan

Menjelaskan mengenai daftar peralatan dan perlengkapan

yang dibutuhkan terkait secara langsung dengan prosedur

yang ingin dibuatkan SOP seperti Komputer/leptop, print dan

ATK. Berdasarkan wawancara terhadap informan B

mengatakan:

Seperti sebelumnya nak, dalam pengadministrasian


pasti itu saja yang digunakan dalam proses
pembuatannya seperti komputer, leptop, print, dan
ATK. (wwc/m/175-179)

5) Peringatan

Menjelaskan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi ketika prosedur dilaksanakan atau tidak dilaksanakan

seperti “Bila prosedur tidak dibuat maka Rotasi/Mutasi tidak

akan berjalan secara efektif.”

6) Pencatatan dan pedataan

Memuat berbagai hal yang perlu didata dan dicatat oleh setiap

pegawai yang berperan dalam pelaksanaan prosedur yang

telah distandarkan seperti SK Rotasi/Mutasi pegawai.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Otomatis nanti pendataannya menyangkut SK


Rotasi/Mutasi pegawainya lah... (wwc/m/181-183)
66

7) Uraian Prosedur

Berupa Flowchart yang berisi langkah-langkah kegiatan

secara rinci dan sistematis dari prosedur yang distandarkan.

a) Kepala kantor melakukan pertimbangan sesuai kebutuhan

pegawai, kemudian perimbangan tersebut disampaikan

ke kasubag TU

b) Kasubag TU menerima pertimbangan dan mencari

rekomendasi rotasi/mutasi yang sesuai dengan

kebutuhan

c) Kepala kantor memberikan keputusan terkait hal tersebut

dan menyampaikan hasil keputusan kepada pengelola

kepegawaian untuk membuat surat keputusan

d) Setelah pengelola kepegawaian membuat SK tersebut,

kepala kantor kembali mengecek apa sudah sesuai atau

sebaliknya

e) Jika SK yang dibuat sudah baik maka kepala kanto

menandatangani SK tersebut dan disampikan ke para

pegawai.

Berdasarkan wawancara terhadap informan B mengatakan:

Ini kan merupakan hal yang sensitif dalam prosesnya


jadi memang betul-betul harus tepat dan akurat
pengambilan keputusannya, jadi tahapannya itu kepala
kantor toh harus mempertimbangkan kebutuhan
pegawai melalui data pemetaan pegawai, kemudian
hasil pertimbangan tersebut di sampaikan ke Kasubag
TU, nah kasubag TU ini harus mencari rekomendasi
penempatan pegawai sesuai kebutuhannya, jika sudah
ada rekomendasi itu di ajukan ke kepala kantor lagi
untuk mengecek apa sudah sesuai atau tidak, jika
kepala kantor setuju langsung akan diberikan tanda
tangan dan SK tersebut akan disampikan kepada para
pegawai. (wwc/m/184-198)
67

8) Jangka Waktu Penyelesaian

Bagian ini menjelaskan terkait waktu setiap prosedurnya pada

SOP Pengolahan Data Statistik ini. Waktu yang dibutuhkan

kurang lebih sekitar 7 hari, terhitung mulai kepala kantor

melakukan pertimbangan sampai SK Rotasi/Mutasi

ditetapkan.

4. Pengintegrasian SOP

Tahapan ini bertujuan untuk mengintegrasikan SOP yang telah

dibuat ke dalam sebuah dokumen yang nantinya akan menjadi panduan

dalam pelaksanaan prosedur tugas pokok dan fungsi atau

penyelenggaraan pelayanan.

5. Review dan Sosialisasi

a) Review

Tahapan review ini merupakan proses pengujian untuk SOP

yang telah dibuat dan diterapkan langsung pada unit pelaksana

prosedur. Proses pengujian bertujuan untuk mendapatkan

informasi-informasi lebih lanjut yang belum ada dalam prosedur.

Adapun beberapa tanggapan dari pegawai terkait review yang

dilakukan:

Sebenarnya ini SOP ini sudah baik nakk, Cuma mungkin waktu
pelaksanaan setiap prosedurnya itu perlu ditambahi karena
tidak di tau kan, siapa tau ada pekerjaan mendesak lain yang
mesti didahulukan, itu masukan dari saya nak.

Tapi kan intinya dengan widya buatkan kita SOP, itu sudah
bersyukur skali krena bisa mempermudah pekerjaan ta.

b) Sosialisais

Sosialisasi merupakan proses pemaparan SOP yang dibuat

sebelum pengesahan dilakukan untuk dijadikan pedoman saat bekerja.


68

1) Adapun proses sosialisasi yang peneliti lakukan :

(a) Mempersiapkan segala keperluan sosialisasi, dari Lembar

SOP, absensi, partisipan sampai penataan ruangan

sosialisasi

(b) Proses sosialisasi ini di dampingi oleh moderator untuk

memperlancar kegiatan

(c) Adanya proses tanya jawab atau pemberian masukan dari

pegawai

2) Partisipan dalam pelaksanaan sosialisasi berjumlah 11 orang

yang terdiri dari:

Tabel 7. SOP Partisipan Sosialisasi


No Nama Jabatan
.
1. Hj Masnawati Analis Kepegawaian

2. Wahyuni Staf Kepegawaian


3 Muliati Staf kepegawaian
4. Syahruni Sabir, SH Staf Penzawa
5. Hj Musdalifa, SH Staf PIAU
6. Hasniati, S.Sos Staf Kepegawaian
7. Arief Kusharyadi,SM Pengelola PTSP
8. Syaiful, S.Ag Pelaksana JEU
9. Darni Darwis, S.Ag Pengelola Data
10. Fadel Pratama, ST Penata Komputer

3) Tanggapan Partisipan

Pertama kalinya saya menemukan anak magang yang


mensosialisasikan skripsinya dengan baik selama saya
dikemenag, apalagi ini terkait dengan prosedur yang
hampit setiap hari kita kerjakan.. Luar biasa dek,
semoga SOP yang dibuat ini bisa kita terapkan sebaik
mungkin.

Pemaparan dari ananda Masya Allah lebih paham dari


kami pegawai disini, kami berharap terutama diri saya
69

sendiri, semoga SOP yang ananda buat ini dapat kita


jadikan pedoman dengan baik.

Terima kasih atas bantuannya nak dalam membantu


kami bagian kepegawaian menyusun SOP dengan
baik, dengan nak widya sosialisaikan ini pegawai yang
ada disini bisa paham bagaimana alur kepengurusan
sesuatu dan apa itu SOP.

Dalam pelaksanaan sosialisasi ini peneliti mengambil

kesimpulan bahwa SOP pada setiap instansi itu perlu ada karena

itu akan membuat pegawai-pegawai mengetahui prosedur apa

saja yang ada di setiap bagian dan setiap prosedur yang

dilakukan akan dapat tersesuaikan dengan waktunya jadi akan

kecil kemungkinan keterlambatan pekerjaan terjadi. Penyusunan

SOP juga ini akan menguntungkan instansi apabila prosedur

yang telah ditetapkan itu dilaksanakan dengan sebaik mungkin.


41

Standar Operasional Prosedur

BAGIAN KEPEGAWAIAN

BAGIAN KEPEGAWAIAN
KEMENTERIAN AGAMA RI
Jl. Jenderal Sudirman No. 2 Takalar
Sulawesi Selatan
2022

70
71

1. SOP CUTI YANG BELUM DIPERBAHARUI


72
73

2. SOP CUTI YANG TELAH DIPERBAHARUI


74
75

3. SOP KGB YANG BELUM DIPERBAHARUI


76
77

4. SOP KGB YANG TELAH DIPERBAHARUI


78
79

5. SOP PENGOLAHAN DATA STATISTIK YANG BELUM DIPERBAHARUI


80
81

6. SOP PENGOLAHAN DATA STATISTIK YANG TELAH DIPERBAHARUI


82
83

7. SOP KARSU/KARIS YANG DIBUAT


84
85

8. SOP IZIN BELAJAR YANG TELAH DIBUAT


86
87

9. SOP ROTASI/MUTASI YANG TELAH DIBUAT


88
DAFTAR PUSTAKA

Arnina P, dkk. 2016. Langkah-Langkah Efektif Menyusun SOP (Standard


Operating Procedures). Depok: Huta Publishe.

Gabriele. 2018. “Analisis Penerapan SOP di Departemen Marketing dan HRD PT


Cahaya Indo Persada”. Artikel Ilmiah Jurnal Agora, Vol. 6, No. 1, 121-131.

Gede, Ajusta., and Addin, Syahrial. 2018. “Analisis Penerapan Standar


Operasional Prosedur (SOP) di Departemen HRD PT Sumber Maniko
Utama”. Jurnal Mitra Manajemen, Vol. 2, No. 3, 181-189.

Hasibuan, Malayu S.P. 2016. Manajemen Dasar, pengertian dan masalah. Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmudi, M. 2019. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : UPP STIM


YKPN.

Mardiasmo. 2017. Perpajakan, Edisi Terbaru. Yogyakarta: ANDI.

Nur’Aini, Fajar. 2016. Pedoman Praktis Menyusun SOP. Yogyakarta: Quadrant.

Rifka R,N. 2017. Step By Step Lancar Membuat SOP. Yogyakarta: Huta
Publisher.

Republik Indonesia. Keputusan Menteri Agama No 168 Tahun 2010 Tentang


pedoman penyusunan standar operasional prosedur di lingkungan
Kementerian Agama.

. Peraturan PresidenNomor 83 Tahun 2015 Tentang


Kementerian Agama.

. Peraturan Menteri Agama No 13 Tahun 2012 Tentang


organisasi dan tata kerja instansi vertikal kementerian agama.

. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan


Reformasi Birokrasi No 35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.

Rusman. 2008. Dasar-dasar manajemen. Bandung: Alfabeta.

Rohman Abd , M.AP. 2017. Dasar-dasar manajemen. Malang: Inteligensia


Media.

Sarinah. 2017. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Deepublish.

Silalahi, Urbert. 2012. Studi Tentang Ilmu Administrasi, Konsep, Teori dan
Dimensi. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

89
90

Sidiq, umar., and Choiri, Miftahul M. 2019. Metode Penelitian Kualitatif dibidang
Pendidikan. Ponorogo: CV. Nata Karya

Soemohadiwidjojo, Arini T. 2014. Mudah Menyusun SOP. Jakarta: Penebar Plus


(Penebar Swadaya Grup).

Tambunan, M Rudi. 2013.Pedoman penyusunan Standard operating prosedur,


Edisi 2013. Jakarta: Penerbit Maiesta.

The liang Gie. 2013. Administrasi Perkantoran Modern, Edisi kesembilan.


Yogyakarta: Liberty.

Winata, Sheila Vania. 2016. “Perancangan Standard Operating Prosedure (SOP)


pada chocolab”.Performa: Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis, Vol. 1,
No. 1, 77-86.
LAMPIRAN

91
92

Lampiran 1

HASIL VERBATIM WAWANCARA

Nama : Hj Masnawati, S.Ag.,M.Ag

Jabatan : Analis Kepegawaian

Hari/tanggal : 02 Agustus 2022

Waktu : 10:00- selesai

LINE P/R URAIAN PERNYATAAN CODING

1 P Assalamualaikum Wr Wb bu, saya widya * Ajakan berbicara


citra dari kampus politekni stia lan
makassar ingin meminta kesediaan
waktunya untuk saya wawancarai, apa
bisa bu?

5 R Waalaikumsalam.. iya boleh nak..

P Kalau boleh tau ibu atas nama siapa?

R Saya Hj Masna, biasa juga dipanggil Hj


Sali atau ibu Hj terserah ji kalau mau
panggil apa nak

P Wah banyaknya juga nama panggilan ta


10 bu, kalau begitu saya panggil ibu Hj saja
bu....
Langsung saja bu, disini saya mau
wawancarai ibu terkait jabatan dan
prosedur-prosedur yang ada disini, oiya
sebelumnya jabatan ibu disini sebagai
apa?

15 R Disini saya menjabat sebagi kepala *Jabatan atau


bagian kepegawaian sekaligus analis pekerjaan
kepegawaian
P Mmm... baik bu, kalau boleh tau apa saja
job describtion yang ada di kepegawaian
ini bu?
R Eee.. kalau di kepeg itu pasti
20 bersangkutan dengan SDM atau
kepegawaian, jadi pada dasarnya seperti *Job Describtion
mengurus kenaikan pangkat, cuti, mutasi kepegawaian
dan sebagainya... itu semua yang kita
buat
93

P Mm.. berarti administrasi di’ bu


25 R Iya seperti itu nak
P Oiye bu, kan disini penelitian dan
buatkan ki SOP, yang saya mau
tanyakan apa sudah ada SOP di bagian
kepegawaian ini sebelumnya bu?
30 R Iya sudah ada nak, ee..pernah kita buat
SOP tapi Cuma beberapa kalau mau *Pernyataan dan
pastinya tanyakan ke kak nanang karena mengarahkan
dia pegawai khusus yang tanggung
jawabnya membuat SOP
P Oiye bu, itu untuk setiap prosedur siapa-
35 siapa saja yang tau tahapan
pengurusannya itu seperti cuti, pensiun,
kenaikan pangkat dan lain-lain..
R Kalau soal itu untuk pegawai di bagian
kepegawai kemungkinan mereka tauji
semua, tpi kalau mau jelasnya ke
40 nanang saja nak karena kan dia yang *Mengarahkan
buat dan dia juga yang bisa mengurus
hal-hal kepengurusan seperti itu..
P Mmm.. iye bu, kalau begitu sebentar
saya juga mau wawancara i kak nanang
45 supaya bisa lebih banyak saya dapatkan
ilmu lagi, tapi disini kan saya mau
bantuki juga untuk buat yang baru apa
bisa saya tau tentang aspek-aspeknya
mengenai beberapa SOP tersebut bu Hj?
50 R Oiya nak, tanyakan mi pale na
P Ini bu kan saya mau buatkan ki 3 SOP
juga jadi untuk SOP pertama ini tentang
pengurusan Karsu/Karis, nah apa-apa
saja itu dasar hukumnya?
55 R Dasar hukum yang terkait dengan
karsu/karis ini, otomatis ada undang- *Dasar hukum karsu-
undang yang terkait dengan ini apalagi karis
memang ada undang-undang yang
mengatur tentang pemberian karsu/karis
60 pns, nanti kita cari sama-sama soal ini.
P Oiye bu, kalau dalam hal kualifikasi
pelaksanaannya itu apa bu?
R kualifikasinya untuk pembuatan
karsu/karis ini pastinya harus mengetahui *Kualifikasi pelaksana
65 aturan terkait dan wajib bisa Karis/Karsu
mengopersikan komputer atau leptop.
P Mm kalau keterkaitan dengan SOP yang
94

lain ia bu kira-kira apa itu?


R Untuk kaitannya dengan SOP lain itu, dia
70 terkait dengan SOP Surat masuk dan *SOP yang terkai
keluar, SOP pelayanan permintaan data Karis/karsu
karena kan saat membuat kartu suami
atau istri pegawai ini datanya harus
dilihat agar tidak terjadi kesalahan dalam
proses pembuatannya.
75 P Untuk peralatannya?
R Peralatan yang digunakan dalam
membuat karsu/karis itu hanya komputer,
leptop, print dan data kelengkapan *Peralatan/
pegawainya, hanya itu perlengkapan dan perlengkapan yang
peralatannya digunakan
80 P Terkait peringatannya bagaimana bu Hj ?
R Peringatan itu kan seperti ancaman jika
tidak sesuai dengan prosedur bagaimana
dampaknya jadi itu berkasnya harus
lengkap, jika tidak maka pengurusan *Peringatan
85 tersebut tidak dapat diproses
P Mm iye bu, untuk pencatatan dan
pendataannya ia?
R Ini itu seperti data apa saja yang perlu *Pencatatan dan
ada begitu, jadi file atau berkas pendataannya
90 persyaratan pengusulannya ji.
P Nah kalau tahapannya bagaimana itu
bu?
R Tahapnnya itu kami sebagai pegawai *Tahapan prosedur
meminta berkas untuk pengusulan Karis/Karsu
karsu/karis ini terus jika sudah memenuhi
95 persyaratannya, baru deh dibuatkan draft
pengusulan untuk di ajukan ke kepala TU
dan Kepala kantor untuk mendapatkan
tanda tangan sebagai bahan
persetujuannya, setelah di tanda tangani
100 pegawai mengantarkan surat
pengusulnnya itu ke Kanwil Kemenag.
P Selanjutnya untuk SOP kedua bu tentang
SOP Izin Belajar, kalau dari dasar
hukumnya bagaimana?
105 R Kalau dasar hukum izin belajar itu
pastinya terkait ki dengan aturannya *Dasar hukum izin
Menteri Agama ada itu tentang izin belajar
belajar dan juga terkait ki dengan disiplin
PNS kare kan ini permohonan untuk
110 melakukan sesuatu diluar jam kerja jadi
memang betul-betul harus dilihat apakah
95

absesnsi pegawai tersebut baik atau


sebaliknya.
P Mmm iye, untuk kualifikasinya?
R Pada bagian kualifikasi itu terdapatmi
115 persyaratan yang harus pegawai miliki
dalam melakukan pembuatan Izin
Belajar, jadi kualifikasinya itu yang utama *Kualifikasi pelaksana
harus memang memahami terkait
aturannya kemudian terpenting harus
120 bisa menggunakan komputer atau leptop
dalam bekerja.
P Dalam hal keterkaitannya ia bu?
R Untuk pengusulan Izin Belajar ini sangat *Keterkaitannya
terkait dengan SOP permintaan data dengan SOP
karena pembuatan suratnya harus
125 sesuai dengan data pegawainya.
P Terkait perlengkapannya ia bu Hj?
R Namanya juga pengadministrasian
otomatis peralatan yang digunakan itu *Perlengkapan/
komputer/leptop, print, ATK dan juga peralatan yang
130 pedoman. digunakan
P Hehe iye ia bu, jadi kalau peringatannya
ia?
R Sesuaikan saja dek, kalau soal *Peringatan
peringatan seperti ini karena pasti hampir
sama ji semua maksud dan tujuannya.
135 Jadi untuk SOP berikutnya sesuaikan
saja nah.
P Iye bu, kalau untuk pencatatan sama
tahapannya ia bu?
R Kalau untuk pendataannya masukkan *Pencatatan dan
saja data pegawai dan surat pendataan
140 permohonan izin karena dalam
pembuatannya memang perlu data dan
nantinya akan dibuatkan ke dalam
bentuk surat permohonan dan untuk
tahapannya itu Yang pastinya
145 kepegawaian menerima surat *Tahapan prosedur Izin
pengusulan izin belajarnya kemudian Belajar
diproses dan didisposis ke bagian umum,
selanjutnya kepegawaian na buatkanki
konsep suratnya, setelah suratnya
150 selesai maka diajukan ke Kasubag TU
karena harus ada parafnya sebelum
dibawa ke kepala kantor, setelah dipara
itu langsung di ajukan lagi ke kepala
96

kantor untuk ditanda tangani sebagai


155 tanda persetujuan, nah jika sudah
ditanda tangani!! Tugas dari
kepegawaian selanjutnya akan
mengantarkan konsep surat izin belajar
ke Kanwil Kemenag
P Oiye bu, untuk SOP yang terakhir bu,
terkait dengan semua aspek yang saya
tanyakan tadi apa-apa saja itu bu?
R Yang pertama, Untuk dasar hukum *Dasar hukum
160 rotasi/mutasi nanti kita cari sama-sama Rotasi/mutasi
nah karena saya lupa-lupa ingat juga
terkait aturan yang terkaitnya.
Kemudian untuk rotasi/mutasi ini tidak
sembarangan orang yang melakukannya
165 mesti memahami peraturan terkait
Rotasi/mutasi, Mampu membuat *Kualifikasi pelaksana
perencanaan penempatan SDM,
mengetahui potensi SDM pegawai dan
pejabat pembina kepegawaian, jadi
170 memang ada orang khusus yang
dipercayakan untuk hal ini.
Nah untuk keterkaitannya itu, Ini kan
menyangkut pemindahan pegawai jadi
memang ini terkait dengan SOP jabatan *Keterkaitan dengan
175 fungsional dan SOP formasi pegawai. SOP yang lain
Untuk peralatannya itu, Seperti
sebelumnya nak, dalam *Peralatan/
pengadministrasian pasti itu saja yang perlengkapan yang
digunakan dalam proses pembuatannya digunakan
180 seperti komputer, leptop, print, dan ATK.
Peringatan tidak perlu mi saya jelaskan
lagi toh, hehe...
Untuk pendataanya itu, otomatis nanti *Pencatatan dan
pendataannya menyangkut SK pendataan
185 Rotasi/Mutasi pegawainya lah...
Nah kalau unuk tahapannya, Ini kan
merupakan hal yang sensitif dalam
prosesnya jadi memang betul-betul harus
tepat dan akurat pengambilan
keputusannya, jadi tahapannya itu kepala *Tahapan prosedur
190 kantor toh harus mempertimbangkan Rotasi/Mutasi
kebutuhan pegawai melalui data
pemetaan pegawai, kemudian hasil
pertimbangan tersebut di sampaikan ke
Kasubag TU, nah kasubag TU ini harus
mencari rekomendasi penempatan
195 pegawai sesuai kebutuhannya, jika sudah
97

ada rekomendasi itu di ajukan ke kepala


kantor lagi untuk mengecek apa sudah
sesuai atau tidak, jika kepala kantor
setuju langsung akan diberikan tanda
tangan dan SK tersebut akan disampikan
kepada para pegawai. Itu ji saja ia nak
P Mm iye ibu Hj, terima kasih atas
200 kesempatan dan waktu ta karena mauki
ku repotkan begini
R Sama-sama nak, tidak apa-apa ji.
Jangan sungkan nah kalau butuh
sesuatu
P Iye bu Hj
98

Lampiran 2

HASIL VERBATIM WAWANCARA

Nama : Muliyati, S.Ag


Jabatan : Pengelola Simpeg
Hari/tanggal : 02 Agustus 2022
Waktu : 10:00- selesai
LIN P/R URAIAN PERNYATAAN CODING
E
1 P Assalamualaikum kak, tidak *Ajakan berbicara
mengganggu ka ini, siapa tau ada kita
kerja?

R Waalaikumsalam dek, tidak ji kenapa?

P Hehe, saya mau wawancarai ki kak


5 seputar pembahasan SOP bisaji?
Langsung ke intinya ma ini

R Oalah, iya dek bisa sekali.. kenapa


kenapa..

P Cuma mau saya tau, ada berapa mi


SOP yang pernah kita bikin?

10 R Oh kalau soal itu pada bagian *Jumlah SOP yang telah


kepegawaian, baru 3 SOP yang sudah dibuat dan belum
dibuat itupun sudah lama dan belum pi terperbaharui
sama sekali diperbaharui sedangkan
prosedur tersebut sangat sering
15 dilakukan. Kadang kala kami yang
melayani masih bingung dengan
prosedur yang baru sehingga memang
SOP ini mesti diperbaharui kembali
agar mempermudah pekerjaan kami
toh..

P Mm sebenarnya atau kira-kira berapa


20 itu SOP yang ada di kepegawaian
kak?

R Kalau untuk di kepegawaian, *Jumlah SOP pada Bagian


sebenarnya ada 18 SOP yang mesti Kepegawaian
dibuat pada bagian kepegawaian ini,
tetapi masih banyak yang belum
25 sama sekali dibuat sehingga
99

pembuatan SOP itu penting. Apalagi


SOP yang belum dibuat itu hampir
dikatakan kegiatan yang biasa
dilakukan. Jadi dengan dibuatnya
30 SOP tersebut itu dapat membantu
para pegawai dan penerima layanan
agar mengetahui alur dari prosedur
tersebut

P Mm Begitu kak

R Iya dek, tapi memang sih, SOP ini *Pernyataan pentingnya


sangat dibutuhkan sekali karena itu SOP
bisa jadi patokan atau pedoman
35 untuk pegawai bekerja atau melayani
pegawai-pegawai

P Betul kak, apalagi kepegawaian yang


hampir setiap hari melakukan
pelayanan ke pegawai
P Terkait SOPnya, disini saya akan
menanyakan terkait aspek-aspek
40 yang ada dalam SOPnya kak jadi
supya saya bisa memperbaiki SOP
yang lama begitu
R Iya dek, tanyakan saja
P Pertama itu terkait SOP Cuti kak,
yang saya mau tanyakan apakah
45 dasar hukum yang ada dalam SOP
sebelumnya memiliki perubahan atau
masih ini yang digunakan?
R Kalau terkait dasar hukumnya cuti *Dasar hukum cuti
sudah sesuai mi dengan SOP yang
lama tapi ada dasar hukum baru yang
50 digunakan itu di kepegawaian
peraturan BKN yang 2017 tentang
pemberian cuti, terus hapuskan mi
saja itu yang SE Sekjen tentang juklat
cuti karena itu sudah tidak dipakai toh

P Mm begitu di’ kak, selanjutnya untuk


55 kualifikasinya bagaimana ia kak?
R Untuk kualifikasinya haruski bisa *Kualifikasi pelaksananya
menggunakan komputer atau leptop
terutama dalam hal Ms Officenya.
P Selanjutnya kalau untuk
keterkaitannya ia?
100

60 R Begini dek, untuk keterkaitan. *Keterkaitan SOP,


Peralatan, peringatan sama peralatan, peringatan,
pencatatan itu kita sama saja seperti pencatatatan dan
seblumnya karena tidak ada ji itu
pendataan
yang berubah.
P Kalau begitu langsung ke tahapan
65 prosedurnya mi pale kak
R Ini kan sudah ada prosedurnya,
Cuma yang berbeda itu hanya *Tahapan prosedur cuti
dibagian pelaksanannya yg
fungsional itu di hapuskan dan diganti
70 dengan pengelolaan kepegawaian
dan bagian umum karena ada
prosedur yang kedua bagian itu yang
lakukan de’.
P Oiye kak, selanjutnya untuk SOP
KGB ia, apa seperti ji jga cuti dalam
hal dasar hukum yang sama seperti
SOP yang lama?
75 R Untuk dasar hukumnya KGB itu masih *Dasar hukum KGB
yang dulu ji dek jadi tidak ada ji
perubahan untuk dasar hukumnya.
P Kalau untuk kualifikasinya?
R Sama halnya dengan yang tadi, *Kualifikasi, keterkaitan
80 kalau kualifikasi, keterkaitan, ee.. SOP, peringatan,
peringatan sama pencatatan itu pencatatatan dan
sama ji dengan yang dulu.
pendataan
P Kalau itu semuanya sama, terus apa
yang berbeda dengan dibagian
peralatan dan perlengkapannya kak?
85 R Pada bagian perlengkapan yang *Peralatan/perlengkapan
digunakan dalam pembuatan KGB ini yang digunakan
hanya komputer, leptop, print dan
ATK. Untuk yang di SOP sebelumnya
itu lebih ke peryaratannya jadi ini saja
peralatannya yang adek masukkan.
90 P Bagaimana dengan tahapan
prosedurnya kak?
R Kalau untuk itu hampir ji sama yang
dulu Cuma yang membedakan itu *Tahapan Prosedur
bagian pelaksana bendahara sama Rotasi/Mutasi
95 pegawai yang penerima sudah di
hilangkan karena kan ini prosedur
untuk penegelola kepegawaian ji.
P Oiye kak, lanjutmi pale ke SOP
berikutnya, SOP pengelolaan data
statistik. Nah untuk dasar hukumnya
101

itu bagaimana kak?


100 R Untuk itu ia masih dasar hukum yang *Dasar hukum, kualifikasi,
dulu ji juga yang digunakan karena keterkaitan,
memang belum ada pi aturan lain peralatan,peringatan, dan
yang terkait dengan ini prosedur. pencatatan/pendataan
Sama halnya dengan aspek-aspek Pengelolaan Data
105 yang lain dek, masih seperti itu ji juga Statistik
jadi memang untuk SOP Pengolahan
Data ini lebih kemelengkapi dan
memperbaiki sebenarnya.
P Mm begitu kak, berarti sisa
penentuan waktu, persyaratannya pi
ini saya lengkapi di’
110 R Iya dek, seperti itu
P Mungkin hanya itu saja kak yang
saya mau tanyakan, karena untuk
SOP yang baru saya sudah tanyakan
ke ibu hj
R Iya dek, terima kasih loh karena mau
115 membantu saya dek untuk membuat
SOP
P Hehe, dengan senang hati kak kita
sama-sama membantu satu sama
lain kak

R Iya dek
102

Lampiran 3

HASIL VERBATIM WAWANCARA

Nama : Syahruni Sabir, SH


Jabatan : Staf Panzewa
Hari/tanggal : 16 Agustus 2022
Waktu : 09:00- selesai
LINE P/R URAIAN PERNYATAAN CODING

1 P Tabe ibu, ada waktu ta sebentar untuk saya *Ajakan berbicara


wawancara?

R Iya nak bisa..

P Sudah berapa lama ibu ditempatkan disini?

5 R Kalau saya baru mau jalan 2 tahun nah karena *Masa kerja
kan pindahan dari KUA

P Berarti sudah banyak mi pelayanan atau


kepengurusan yang ibu jalani ?

R Untuk itu sudah lumayan nak

10 P Biasanya kalau ibu mengurus sesuatu seperti


cuti dan sebagainya itu, apa waktu
pelayanannya dari kepegawaian itu sudah baik
atau sebaliknya?

R Sebenarnya sudah baik mi nak, Cuma itu *Respon positif


15 biasanya memang kalau ada sarananya yang
rusak seperti print atau leptonya, nah itu lagi
yang hambat jadi bukan ji dari pegawainya

P Mm begitu bu, untuk prosedurnya/tahapannya


kalau mengurus ki sesuatu apa ibu tau ji?

20 R Jujur sih nak, biasanya saya juga itu agak *Pegawai masih
masih bingung jadi kadang bertanya lagi ke ibu bingung dengan
hj atau pegawai kepegnya yang lain prosedur yang
ada (respon
negatif)

P Wah, berarti masih bingung di’ bu

R Iya nak, jadi memang perlu pi ada sosialisasi *Masukan dan


25 atau adakan rapat untuk bagian kepegawain saran untuk
103

bisa jelaskan ke pegawai yang lain tentang bagian


prosedur yang ada dan bagaimana alurnya kepegawaian

P Mm iye bu, terima kasih waktunya


104

Lampiran 4

HASIL VERBATIM WAWANCARA

Nama : Hj. Musdalifah, SH

Jabatan : Pengelola Haji dan Umrah

Hari/tanggal : 16 Agustus 2022

Waktu : 09:00- selesai

LINE P/R URAIAN PERNYATAAN CODING

1 P Tabe ibu, kira-kira ada waktu ta sebentar untuk *Ajakan berbicara


ku wawancara i ki?

R Iye nak bisa ji

P Apa sudah lama mi ibu di kemenag?

5 R Mm kira-kira adami 4 tahunan nak *Masa kerja

P Wah, lama mi berarti bu

R Begitumi kira-kira nak karena dlu masih umur 5


tahun anakku na masukka disini baru sekarang
sdh kelas 3 mi SD

10 P Oiye bu, berarti kemungkinan bisaki mengurus


cuti bu?

R Kalau itu tidak usah mi ditanyakan nak, sudah


15 sering mi kalau cuti

P Biasa kalau ibu menngurus cuti, bagaimana


pelayanannya di kepegawaian?

20 R Alhamdulillah, baik ji. Apalagi pembuatan surat *Respon positif


cutinya cepat ji Cuma memang biasa tetapi terdapat
terbengkala di tanda tangannya pak kandep keluhan
karena kan bapak sibuk terus kita tidak tau
kapan bapak keluarnya

25 P Ehh terjawab mi semua yang mau ku


pertanyakan bu, berarti kendalanya biasa ini di
kepala kantornya di’

R Iya nak tapi kan kita juga harus mengerti, ada *Sikap positif
tugasnya bapak yang dia jalankan di luar jadi dalam diri
105

30 memang haruski bersabar kalau butuh bapak pegawai

P Betul itu bu, terima kasih waktunya bu


106

Lampiran 5
NOTULENSI PENYUSUNAN SOP

Nama Kegiatan : Review SOP


Waktu : 08:30-09:00
Ruangan : Aula
Jumlah Peserta : 10 Pegawai

No Nama Penanggap Pernyataan


1. Hasniati, S.Sos
Sebenarnya ini SOP ini sudah
baik nak, Cuma mungkin waktu
pelaksanaan setiap
prosedurnya itu perlu ditambahi
karena tidak di tau kan, siapa
tau ada pekerjaan mendesak
lain yang mesti didahulukan, itu
masukan dari saya nak.

2. Hj Masnawati, S.Ag.,M.Ag Tapi kan intinya dengan widya


buatkan kita SOP, itu sudah
berswyukur sekali karena bisa
mempermudah pekerjaan ta.
107

Lampiran 5
NOTULENSI PENYUSUNAN SOP

Nama Kegiatan : Sosialisasi SOP


Waktu : 09:20-10:30
Ruangan : Aula
Jumlah Peserta : 10 Pegawai

No Nama Penanggap Pernyataan


1. Fadel Pratama, ST
Pertama kalinya saya
menemukan anak magang
yang mensosialisasikan
skripsinya dengan baik selama
saya dikemenag, apalagi ini
terkait dengan prosedur yang
hampit setiap hari kita
kerjakan.. Luar biasa dek,
semoga SOP yang dibuat ini
bisa kita terapkan sebaik
mungkin.
2. Arief Kusharyadi, SM Pemaparan dari ananda Masya
Allah lebih paham dari kami
pegawai disini, kami berharap
terutama diri saya sendiri,
semoga SOP yang ananda buat
ini dapat kita jadikan pedoman
dengan baik
3. Wahyuni
Terima kasih atas bantuannya
nak dalam membantu kami
bagian kepegawaian menyusun
SOP dengan baik, dengan nak
widya sosialisaikan ini pegawai
yang ada disini bisa paham
bagaimana alur kepengurusan
sesuatu dan apa itu SOP.
108

Lampiran 6

Dokumentasi Kegiatan

Proses Wawancara
109

Proses Sosialisasi

Anda mungkin juga menyukai