NIM : 045154509 Kode Matkul : MKWU4108 Kode Kelas : 304 Tugas Ke :1
1.
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
HASIL KONGRES VII s.d XI
HASIL KONGRES BAHASA INDONESIA HASIL KONGRES BAHASA INDONESIA
VII ADALAH BAHASA IKUT BERPERAN VIII ADALAH BAHASA MEMPERKUKUH DALAM ERA GLOBALISASI KETAHANAN BUDAYA BANGSA
HASIL KONGRES BAHASA INDONESIA IX HASIL KONGRES BAHASA INDONESIA X
ADALAH BAHASA MENINGKAT PERAN ADALAH BAHASA BERKIPRAH DI RANAH PEMUDA MENJADI CERDAS DAN INTERNASIONAL KOMPETITIF
HASIL KONGRES BAHASA INDONESIA XI
ADALAH BAHASA DAN SASTRA SEMAKIN MAJU 2. Menurut saya Bahasa Indonesia masih sangat diperlukan bangsa Indonesia untuk berkomunikasi dengan sesama. Walaupun banyak beragam bahasa di Indonesia ini akan tetapi Bahasa Indonesia itu lah yang sangat berperan penting bagi bangsa Indonesia karena Bahasa Indonesia ialah cerminan kita kepada sikap kebangsaan Bangsa Indonesia. Contoh : Kita menyukai bahasa Inggris dan kita terus belajar bahasa Inggris sampai bisa. Akan tetapi teman sekitar kita tidak bisa menggunakan bahasa Inggris tetapi teman sekitar kita selalu menggunakan bahsa Indonesia dan tidak ada yang bisa menggunakan bahasa Inggris tersebut. Maka kita tetap berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia walaupun kita bisa bahasa Inggris karena bahasa Indonesia ialah alat pemersatu bangsa.
3. 1. ) Semakin tinggi kesadaran masyarakat untuk lebih mempelajari
bagaimana ilmu-ilmu parenting agar dapat diimpelementasikan bagi puta- putrinya , atau sebagai bekal untuk membina rumah tangga dikemudian hari. 2. ) Apakah gaya asuh otorier dapat berimbas baik kepada anaknya? Apakah gaya asuh overprotektif dapat membuat anak tertekan? 3. Stereotip mengasuh anak ala orangtua di Jepang dalam hal yang positif, 4 macam gaya parentis, gaya asuh dijepang meliputi: hubungan orang tua dan anak yang dekat, orangtua adalah cerminan anak, orangtua dan anak adalah setara, memperhatikan perkembangan emosi. 4. Berdasarkan yang saya baca dalam wacana diatas saya jadi mengetahui macam-macam gaya asuh dalam mendidik anak yang diterapkan pada umumnya. Dan bisa menerapkan stereotip mengasuh anak ala orangtua di Jepang dalam hal yang positif. 5. Sudah cukup.