ABSTRAK
Pengabdian masyarakat ini bertujuan melatih guru-guru sekolah dasar untuk menulis
kreatif sastra anak. Pelatihan ini didesain sejalan dengan program gerakan literasi nasional, yang
salah satunya adalah program literasi sastra, di tingkat sekolah dasar. Pengabdian masyrakat ini
bermitra dengan lima sekolah dasar di bawah pengelolaan Muhammadiyah Sidoarjo. Setiap sekolah
mengirim dua guru perwakilan mereka untuk mengikuti pelatihan menulis kreatif yang dilaksanakan
sejak Juli hingga September 2019. Kegiatan ini menggunakan metode Project Based Learning di
mana guru dilibatkan untuk membuat proyek penulisan karya sastra anak. Proses pelatihan
mengimplementasikan blended learning yang terdiri dari 16 jam workshop penulisan kreatif secara
luring dan 32 jam sesi pendampingan yang dilakukan secara daring. Sesi luring dilakukan untuk
membangun pengetahuan dasar peserta mengenai penulisan kreatif dan sastra anak. Sedangkan sesi
online memfasilitasi peserta untuk mengirimkan dan mengkonsultasikan draf cerita mereka pada tim
fasilitator pengabdian, yang kemudian mendapatkan umpan balik untuk revisi. Menggunakan
penilaian mastery learning, sebanyak 90% (yakni 9 dari 10 peserta) berhasil menuntaskan proyek
penulisan cerita anak. Lebih lanjut, para peserta menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan
manfaat bagi mereka, mengenalkan mereka akan pengetahuan literasi sastra dan meningkatkan
kemampuan menulis sastra anak khususnya dalam bentuk cerita gambar dan cerita pendek.
Kata Kunci: guru sekolah dasar; penulisan kreatif sastra anak; project based learning.
ABSTRACT
This community service aims to enhance elementary school teachers’ literary literacy skills
through children literature creative writing project. The training project designed was in line with
the need of the inclusion of literary literacy in formal education particularly in primary educational
level. The program was conducted by partnering with five elementaryschools under the management
of Muhammadiyah Organizationin Sidoarjo. Each school registered their representative teachers
to join the creative writing program which was held fromJuly until September 2019. The activity
employed Project Based Learning in which the teachers were involved in children literature writing
project. The training procedure was designed by implementing blended learning consisting 16-hour
offline creative writing workshop and 32-hour online coaching session. The offline sessions were
conducted to build the teachers’ basic knowledge on creative writing and children literature. The
online coaching sessions facilitated the participants to consult their drafts and revise them based on
the facilitator’s feedback. Measured by mastery learning assessment, 90% of participants (9 out of
10 participants) were successfully accomplished the writing project. For more, the participants
agreed that this program was beneficial for them to enhance their knowledge on literary literacy
and their writing ability to create children literary works like picture book and short story.
Keywords: children literature creative writing; project based learning; teacher of elementary
school.
132
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137
lain ketika kegiatan GLN tersebut untuk menjadi wakil untuk mengikuti
dilakukan. Hal ini menjadi contoh pelatihan.
yang kurang baik bagi siswa karena Pelatihan ini didesain
guru tidak menunjukkan semangat menggunakan Project Based Learning
literasi itu sendiri. Hal ini dapat (PBL). PBL adalah model yang sesuai
dicegah jika guru mengetahui untuk diaplikasikan karena model
pentingnya literasi bagi anak yang pembelajaran ini menekankan pada
nampak tidak hanya melalui ucapan pemecahan masalah dengan
namun juga tercermin secara mengaplikasikan pengetahuan yang
langsung melalui tindakan. dimiliki melalui pengerjaan proyek
Selain itu, dari diskusi guna menghasilkan produk yang
autentik. (Boss dan Kraus dalam
bersama dengan guru-guru sekolah
Abidin, 2007: 167) PBL memiliki tujuh
dasar, diperoleh informasi bahwa
elemen utama dalam mendesain proyek
pengetahuan guru akan literasi sastra
pembelajaran, yakni: 1). penyelesaian
masih kurang, sehingga guru kurang
terhadap permasalahan utama, 2).
optimal ketika memberikan penyelesaian masalah yang
penjelasan pada siswanya mengenai berkelanjutan, 3). autentisitas proyek,
apa sastra anak dan bagaimana siswa 4). berfokus pada pilihan dan suara
harus mengapresiasi sastra anak. peserta, 5). dapat merefleksikan proses
Persoalan-persoalan ini yang pembelajaran, 6). mampu merevisi
mendasari dilakukannya pengabdian berdasarkan feedback yang diberikan,
masyarakat ini oleh tim dari dan 7). proyek didisplay secara umum.
Universitas Muhammadiyah Pada kegiatan ini guru
Surabaya. menyelesaikan proyek penulisan cerita
anak yang disusun berdasarkan
METODE PENELITIAN kearifan lokal budaya setempat dengan
Tim pengabdian masyarakat memfasilitasi ketujuh tujuan utama dari
mengadakan diskusi dengan Majlis PBL tersebut.
Dikdasmen Muhammadiyah Sedangkan untuk metode
Pimpinan Daerah Sidorajo untuk kegiatan dilakukan Blended Learning
memilih mitra berdasar keterwakilan yang membagi kegiatan menjadi dua
lokasi sekolah. Lima Sekolah Dasar jenis kegiatan utama, yakni: 1). 16 jam
Muhammadiyah (SDM) kemudian workshop penulisan kreatif secara
terpilih, yakni wilayah Sidoarjo Barat luring, yang berisi pengetahuan dasar
peserta mengenai penulisan kreatif dan
diwakili oleh SDM Balungbendo,
sastra anak, dan 2). 32 jam sesi
Sidoarjo Pusat dipilih SDM 1
pendampingan yang dilakukan secara
Pucanganom, Sidoarjo bagian utara
daring melalui email dan whatsapp
diwakili SDM 3 Waru, Sidoarjo
untuk memfasilitasi peserta
bagian timur diwakili SDM 1 Sedati, mengirimkan dan mengkonsultasikan
dan Sidoarjo bagian selatan diwakili draf cerita mereka pada tim fasilitator
olehMIM Pucangsewu Tanggulangin.
Masing-masing sekolah dipilih 2 guru
133
Ari Setyorini1, Masulah2/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 100-107
134
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137
135
Ari Setyorini1, Masulah2/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 100-107
prosentasi ketuntasan di atas 75%, lebih peka terhadap isu-isu yang terjadi
sebagaimana yang telah ditentukan di di sekitar mereka.
awal.
Ketuntasan tidak hanya dilihat SIMPULAN
dari apakah guru dapat menyelesaikan Kegiatan pengabdian lapangan
proyek menulisnya atau tidak, namun ini mampu meningkatkan pemahaman
juga memperhatikan akan beberapa guru akan pentingnya literasi sastra dan
indikator ketuntantasan pembelajaran berhasil melatih guru untuk menulis
penulisan yang diadaptasi dari sastra anak sebagai bagian dari gerakan
Nurgiyantoro (2009: 306). Indikator literasi nasional. Kegiatan ini berfokus
tersebut terdiri dari: 1). Kreativitas pada guru sebagai fasilitator dalam
pengembangan tulisan, 2). proses belajar mengajar di kelas. Hal
Kelengkapan informasi, 3). Struktur ini menjadi kelebihan sekaligus
Cerita, dan 4). Penggunaan Bahasa dan kekurangan. Kelebihannya, dengan
Ejaan. Peserta dinilai berhasil melatih guru tentang literasi sastra,
menuntaskan proyek jika mereka diharapkan guru dapat mengaplikasi
mendapatkan minimal skor total dari pengetahuan yang diperolehnya di
indator penilaian tersebut adalah 75. kelas mereka. Namun karena hanya
Kesembilan peserta tersebut berhasil berfokus pada guru, kegiatan ini belum
menulis kreatif sastra anak dengan skor dapat mengetahui apakah terdapat
rata-rata 84. perubahan cara mengajar atau
Berdasarkan wawancara perubahan cara pandang guru tentang
terhadap mitra, diperoleh keterangan literasi sastra apakah ada dampaknya
bahwa kegiatan ini memberikan pada proses pembelajaran di kelas.
dampak positif bagi mereka.
Sebagaimana dijelaskan oleh guru 1 Ucapan Terimakasih
(Peserta 1, 2019) bahwa pelatihan Tim pengabdian masyarakat
menulis sastra anak memberikan ilmu mengucapkan terimakasih kepada
baru baginya, khususnya mengenai DRPM Ditjen Penguatan Risbang
perbedaan sastra anak dengan sastra
Kemenristekdikti yang telah
untuk pembaca dewasa. Menurut dia,
memberikan kepercayaan tim kami
pengalaman dan tantangan dalam
untuk melaksanakan Hibah Program
menulis cerita anak adalah harus
Kemitraan Masyarakat Skema
menulis dan menggambarkan sebuah
Kompetitif Nasional tahun anggaran
hal sesuai dengan perspektif anak dan
dengan bahasa yang sederhana 2019/ 2020.
sehingga mudah dipahami anak.
Manfaat lain juga diakui oleh DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2007. Analisis
peserta 2 (Peserta 2, 2019) bahwa
Eksistensial. Jakarta: Raja
kegiatan ini membuka pemahaman
Grafindo.
akan pentingnya literasi bagi selain
bagi siswa juga bagi guru. Di samping Antoro, Billy. 2017. Gerakan Literasi
itu, kegiatan ini juga membuat peserta Sekolah -Dari Pucuk Hingga
136
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137
137