Anda di halaman 1dari 7

Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131 – 137


ISSN 2528-4967 (print) dan ISSN 2548-219X (online)

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan


Kemampuan Guru-Guru Sekolah Dasar Sidoarjo dalam Menulis
Kreatif Cerita Anak

Ari Setyorini1, Masulah2


1,2
FKIP, Universitas Muhammadiyah Surabaya
Email: arisetyorini@fkip.um-surabaya.ac.id1, mmasulah@gmail.com2

ABSTRAK

Pengabdian masyarakat ini bertujuan melatih guru-guru sekolah dasar untuk menulis
kreatif sastra anak. Pelatihan ini didesain sejalan dengan program gerakan literasi nasional, yang
salah satunya adalah program literasi sastra, di tingkat sekolah dasar. Pengabdian masyrakat ini
bermitra dengan lima sekolah dasar di bawah pengelolaan Muhammadiyah Sidoarjo. Setiap sekolah
mengirim dua guru perwakilan mereka untuk mengikuti pelatihan menulis kreatif yang dilaksanakan
sejak Juli hingga September 2019. Kegiatan ini menggunakan metode Project Based Learning di
mana guru dilibatkan untuk membuat proyek penulisan karya sastra anak. Proses pelatihan
mengimplementasikan blended learning yang terdiri dari 16 jam workshop penulisan kreatif secara
luring dan 32 jam sesi pendampingan yang dilakukan secara daring. Sesi luring dilakukan untuk
membangun pengetahuan dasar peserta mengenai penulisan kreatif dan sastra anak. Sedangkan sesi
online memfasilitasi peserta untuk mengirimkan dan mengkonsultasikan draf cerita mereka pada tim
fasilitator pengabdian, yang kemudian mendapatkan umpan balik untuk revisi. Menggunakan
penilaian mastery learning, sebanyak 90% (yakni 9 dari 10 peserta) berhasil menuntaskan proyek
penulisan cerita anak. Lebih lanjut, para peserta menyatakan bahwa kegiatan ini memberikan
manfaat bagi mereka, mengenalkan mereka akan pengetahuan literasi sastra dan meningkatkan
kemampuan menulis sastra anak khususnya dalam bentuk cerita gambar dan cerita pendek.

Kata Kunci: guru sekolah dasar; penulisan kreatif sastra anak; project based learning.

ABSTRACT

This community service aims to enhance elementary school teachers’ literary literacy skills
through children literature creative writing project. The training project designed was in line with
the need of the inclusion of literary literacy in formal education particularly in primary educational
level. The program was conducted by partnering with five elementaryschools under the management
of Muhammadiyah Organizationin Sidoarjo. Each school registered their representative teachers
to join the creative writing program which was held fromJuly until September 2019. The activity
employed Project Based Learning in which the teachers were involved in children literature writing
project. The training procedure was designed by implementing blended learning consisting 16-hour
offline creative writing workshop and 32-hour online coaching session. The offline sessions were
conducted to build the teachers’ basic knowledge on creative writing and children literature. The
online coaching sessions facilitated the participants to consult their drafts and revise them based on
the facilitator’s feedback. Measured by mastery learning assessment, 90% of participants (9 out of
10 participants) were successfully accomplished the writing project. For more, the participants
agreed that this program was beneficial for them to enhance their knowledge on literary literacy
and their writing ability to create children literary works like picture book and short story.

Keywords: children literature creative writing; project based learning; teacher of elementary
school.

Copyright © 2020, Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 131


http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Axiologiya/index
DOI: http://dx.doi.org/10.30651/aks.v4i1.3664
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137

PENDAHULUAN negara yang diteliti. PISA


Literasi secara sederhana menyebutkan, tak ada satu siswa pun
dipahami sebagai kemampuan untuk di Indonesia yang meraih nilai literasi
membaca dan menulis. Tahap awal ditingkat kelima, hanya 0,4 persen
dari literasi adalah kemelek aksaraan, siswa yang memiliki kemampuan
maksudnya adalah melek abjad dan literasi tingkat empat. Penelitian
mampu membaca rangkaian abjad. PISA selanjutnya di tahun 2015
Setelah melek baca tulis, fokus menempatkan Indonesia pada posisi
literasi adalah lebih pada kemampuan 62 dari 72 negara dengan rata-rata
seseorang untuk menyerap informasi skor 395, meskipun meningkat akan
saat melakukan kegiatan atau tetapi tidak menunjukkan
aktivitas membaca dan menulis. peningkatan yang signifikan.
Sedangkan menurut (Antoro, Billy. 2017)
UNESCO (Antoro, Billy. 2017), Muhajir Effendy (2019) saat
literasi adalah seperangkat menghadiri acara bulan Bahasa
keterampilan kognitif dalam menyatakan bahwa salah satu ciri
membaca dan menulis. UNESCO bangsa yang maju adalah bangsa kuat
mencatat bahwa pemahaman dan kokoh literasinya Karenanya
seseorang akan literasi dipengaruhi Gerakan Literasi Nasional (GLN)
oleh kompetensi bidang akademik, menjadi salah satu program
konteks nasional, institusi, nila-nilai pemerintah yang gencar dilakukan
budaya serta pengalaman. Selain itu, akhir-akhir ini di sekolah-sekolah.
kemampuan ini merupakan kunci Gerakan ini mewajibkan siswa untuk
untuk siswa dalam menghadapi membaca karya sastra selama 15
tantangan abad 21 di mana kanal menit sebelum pelajaran dimulai dan
informasi terbuka luas. Akibatnya kemudian siswa diminta untuk
siswa harus mampu memilah dan mengapresiasi karya tersebut.
mengola informasi secara kritis. Membaca sastra ini dinilai menjadi
Sayangnya, urgensi literasi salah satu cara efektif untuk
dalam dunia pendidikan di negara kita meningkatkan minat baca dan literasi
tidak sejalan dengan kondisi nyata di siswa.
lapangan. Hasil penelitian Namun pelaksanaan di
Programme for International Student lapangan acapkali menemui
Assessment (PISA) menyebut, hambatan, khususnya terkait dengan
budaya literasi masyarakat Indonesia kemampuan literasi guru sebagai
pada 2012 terburuk kedua dari 65 fasilitator GLN di sekolah. Hasil dari
negara yang diteliti di dunia. pengamatan awal terhadap
Indonesia menempati urutan ke 64 pelaksanaan GLN di lapangan di
dari 65 negara tersebut. Pada sekolah dasar di Sidorajo oleh tim
penelitian yang sama, PISA juga pengabdian masyarakat diketahui
menempatkan posisi membaca siswa bahwa masih terdapat guru tidak ikut
Indonesia di urutan ke 57 dari 65 membaca atau melakukan kegiatan

132
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137

lain ketika kegiatan GLN tersebut untuk menjadi wakil untuk mengikuti
dilakukan. Hal ini menjadi contoh pelatihan.
yang kurang baik bagi siswa karena Pelatihan ini didesain
guru tidak menunjukkan semangat menggunakan Project Based Learning
literasi itu sendiri. Hal ini dapat (PBL). PBL adalah model yang sesuai
dicegah jika guru mengetahui untuk diaplikasikan karena model
pentingnya literasi bagi anak yang pembelajaran ini menekankan pada
nampak tidak hanya melalui ucapan pemecahan masalah dengan
namun juga tercermin secara mengaplikasikan pengetahuan yang
langsung melalui tindakan. dimiliki melalui pengerjaan proyek
Selain itu, dari diskusi guna menghasilkan produk yang
autentik. (Boss dan Kraus dalam
bersama dengan guru-guru sekolah
Abidin, 2007: 167) PBL memiliki tujuh
dasar, diperoleh informasi bahwa
elemen utama dalam mendesain proyek
pengetahuan guru akan literasi sastra
pembelajaran, yakni: 1). penyelesaian
masih kurang, sehingga guru kurang
terhadap permasalahan utama, 2).
optimal ketika memberikan penyelesaian masalah yang
penjelasan pada siswanya mengenai berkelanjutan, 3). autentisitas proyek,
apa sastra anak dan bagaimana siswa 4). berfokus pada pilihan dan suara
harus mengapresiasi sastra anak. peserta, 5). dapat merefleksikan proses
Persoalan-persoalan ini yang pembelajaran, 6). mampu merevisi
mendasari dilakukannya pengabdian berdasarkan feedback yang diberikan,
masyarakat ini oleh tim dari dan 7). proyek didisplay secara umum.
Universitas Muhammadiyah Pada kegiatan ini guru
Surabaya. menyelesaikan proyek penulisan cerita
anak yang disusun berdasarkan
METODE PENELITIAN kearifan lokal budaya setempat dengan
Tim pengabdian masyarakat memfasilitasi ketujuh tujuan utama dari
mengadakan diskusi dengan Majlis PBL tersebut.
Dikdasmen Muhammadiyah Sedangkan untuk metode
Pimpinan Daerah Sidorajo untuk kegiatan dilakukan Blended Learning
memilih mitra berdasar keterwakilan yang membagi kegiatan menjadi dua
lokasi sekolah. Lima Sekolah Dasar jenis kegiatan utama, yakni: 1). 16 jam
Muhammadiyah (SDM) kemudian workshop penulisan kreatif secara
terpilih, yakni wilayah Sidoarjo Barat luring, yang berisi pengetahuan dasar
peserta mengenai penulisan kreatif dan
diwakili oleh SDM Balungbendo,
sastra anak, dan 2). 32 jam sesi
Sidoarjo Pusat dipilih SDM 1
pendampingan yang dilakukan secara
Pucanganom, Sidoarjo bagian utara
daring melalui email dan whatsapp
diwakili SDM 3 Waru, Sidoarjo
untuk memfasilitasi peserta
bagian timur diwakili SDM 1 Sedati, mengirimkan dan mengkonsultasikan
dan Sidoarjo bagian selatan diwakili draf cerita mereka pada tim fasilitator
olehMIM Pucangsewu Tanggulangin.
Masing-masing sekolah dipilih 2 guru

133
Ari Setyorini1, Masulah2/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 100-107

pengabdian, yang kemudian pendidikan karakter sesuai dengan


mendapatkan umpan balik untuk revisi. kebutuhan pendidikan anak sekolah
Ketercapaian proyek akan dasar.
diukur menggunakan penilaian Kelebihan lain masih berkaitan
Mastery Learning dengan menentukan dengan muatan yang dapat dipilih oleh
skala ketuntasan belajar di atas 75% guru untuk ditulis. Tema sastra anak
dari total peserta. Sehingga, kegiatan yang ditulis guru pada program ini
ini dinilai berhasil jika peserta yang dikaitkan dengan konteks lokal daerah
dapat menyelesaikan proyek menulis Sidoarjo. Hal ini mengacu pada materi
adalah 75% dari total peserta (atau 8 pendukung literasi yang dikeluarkan
dari 10 guru berhasil menulis sastra oleh Kementrian Pendidikan dan
anak). Kebudayaan bahwa strategi gerakan
literasi dapat dilakukan melalui
HASIL DAN PEMBAHASAN residensial dengan menuangkan
Guna menjawab persoalan pengalaman autentik komunitas/
yang muncul, tim kemudian menyusun masyarakat di daerah tersebut melalui
beberapa solusi, yakni: 1). Guru perlu tulisan kreatif guna melestarikan nilai
diberikan pelatihan tentang literasi budaya dan memperkaya bacaan akan
sastra yang dimulai dengan penjelasan budaya lokal.
akan pengetahuan dasar literasi dan Kegiatan pertama dilakukan
sastra anak, 2). Guru dilatih menulis pada tanggal 27 dan 28 Juli 2019 di
sastra anak, karena dengan menulis Gedung Pimpinan Daerah
sendiri cerita anak, pengetahuan yang Muhammadiyah Sidoarjo. Kegiatan ini
didapat akan teraplikasikan secara memuat beberapa materi yakni: 1).
nyata. Dengan demikian, diharapkan Pengertian Literasi dan Literasi Sastra,
implementasi literasi akan terwujud pada bagian ini dibahas mengenai
melalui tindakan. Selain itu, gagasan pengetahuan dasar akan literasi secara
tentang guru menulis cerita anak juga umum dan pengetahuan tentang literasi
didasarkan pada pendapat Billy Antoro sastra; 2). Pentingnya Literasi Sastra
yang mengatakan bahwa sekolah literat untuk Anak, pada bagian ini dijelaskan
harus mampu menyediakan buku tentang PISA, budaya membaca
bacaan non-pelajaran dalam jumlah masyrakat Indonesia dan masyarakat
yang besar untuk mengakomodir dunia, serta keterkaitan kemampuan
kebutuhan baca siswa. Ketersedian literasi sastra dengan pendidikan
buku bacaan ini ini menjadi kendala karakter mulia; 3). Memahami Sastra
tersendiri bagi sekolah. Anak, pada pokok bahasan ini
Guru menulis cerita, yang diberikan materi tentang karakteristik
kemudian dibukukan, menjadi salah dan unsur-unsur sastra anak; 4).
satu solusi untuk menghadapi kendala Muatan Kearifan Budaya Lokal Sastra
ketersediaan buku. Kelebihan lain dari Anak, pada topik ini dibahas tentang
guru menulis cerita adalah guru dapat kondisi geografis dan ciri budaya lokal
menyesuaikan muatan cerita yang masyarakat Sidoarjo dengan berfokus
berprinsip pada delapan belas pada kondisi alam; dan 5). Menulis

134
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137

kreatif Sastra Anak, di mana materi diselesaikan menggunakan solusi lokal


akhir di kegiatan pertama ini mulai misalnya dengan membersihkan
dilakukan penulisan draf cerita. Pada sampah di pinggir laut dan penanaman
sesi ini tim pengabdian bekerjasama bakau secara gotong royong.
dengan narasumber ahli yakni penulis Kegiatan pendampingan
cerita anak untuk memberikan umpan mencatat beberapa permasalah utama
balik terhadap draf tulisan peserta. yang dihadapi mitra ketika menulis
Kegiatan kedua dilakukan kreatif sastra anak. Pada artikel yang
secara daring dengan membentuk grup lain, penulis (Martati dan Ari Setyorini,
whatsapp. Cara ini dipilih berdasarkan 2018) mencatat beberapa masalah yang
pertimbangan efektivitas karena jarak biasa ditemui dalam penulisan kreatif
lokasi antar mitra cukup jauh serta cerita anak, yaitu masalah terkait
kemudahan media sosial tersebut untuk kebahasaan, masalah terkait
dipakai sebagai wadah berdiskusi kesusastraan dan masalah terkait tema
secara online. dan amanat. Pada kegiatan ini,
Kegiatan kedua menghasilkan ditemukan beberapa permasalah dalam
sembilan sastra anak yang terdiri dari tulisan karya mitra. Persoalan
dua cerita gambar dan tujuh cerita kebahasaan ditemukan berupa
pendek. Kesembilan cerita tersebut kesalahan tanda baca, ejaan dan
berjudul: 1). Banjir, 2). Tak Biru Lagi koherensi antar kalimat. Sedangkan
Lautku, 3). GERSANTIK, 4). Rob, 5). persoalan terkait kesusateraan yang
Delta Bertahan dari Angin Ribut, 6). ditemui oleh peserta adalah mengenai
Pencemaran Udara di Kampung Asap, logika cerita dan alur cerita yang
7). Sungaiku Tercemar Bakteri, 8). Rob kurang berkembang. Sedangkan unsur
Tenggelamkan Sekolahku, dan 9). tema dan amanat tidak menemui
Recycle. permasalahan yang signifikan karena
Cerita yang dihasilkan guru seluruh peserta mampu memasukkan
tersebut menggunakan konteks budaya amanat kearifan lokal khususnya
lokal dan peristiwa-peristiwa nyata budaya alam pesisir yang menjadi tema
yang pernah ternadi di wilayah cerita.
geografis Sidoarjo. Dua cerita tentang Kegiatan ini memberikan
banjir rob adalah contoh dari peristiwa dampak yang cukup signifikan bagi
lokal yang benar-benar pernah terjadi guru sehingga guru menguasai teknik
di Sidoarjo. Budaya pesisir (delta) juga menulis cerita dan memahami
tampak melalui cerita “Tak Biru Lagi pentingnya literasi sastra. Hal ini dapat
Lautku” dan “Pencemaran Udara di dilihat dari penilaian mastery learning
Kampung Asap”. Kedua cerita tersebut peserta. Ketuntasan proyek menulis
mengangkat budaya lokal pesisir yakni cerita anak mencatat 9 dari 10 peserta
budaya nelayan melaut sebagai mata berhasil menyelesaikan proyek mereka,
pencaharian dan budaya pengasapan atau sekitar 90% peserta sukses
ikan yang berada di sentra industri menyelesaikan proyek menulis sastra
rumah tangga di daerah pesisir. Konflik anak. Dengan demikian, pelatihan ini
cerita dalam cerita-cerita tersebut dinilai berhasil dilakukan karena

135
Ari Setyorini1, Masulah2/Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 100-107

prosentasi ketuntasan di atas 75%, lebih peka terhadap isu-isu yang terjadi
sebagaimana yang telah ditentukan di di sekitar mereka.
awal.
Ketuntasan tidak hanya dilihat SIMPULAN
dari apakah guru dapat menyelesaikan Kegiatan pengabdian lapangan
proyek menulisnya atau tidak, namun ini mampu meningkatkan pemahaman
juga memperhatikan akan beberapa guru akan pentingnya literasi sastra dan
indikator ketuntantasan pembelajaran berhasil melatih guru untuk menulis
penulisan yang diadaptasi dari sastra anak sebagai bagian dari gerakan
Nurgiyantoro (2009: 306). Indikator literasi nasional. Kegiatan ini berfokus
tersebut terdiri dari: 1). Kreativitas pada guru sebagai fasilitator dalam
pengembangan tulisan, 2). proses belajar mengajar di kelas. Hal
Kelengkapan informasi, 3). Struktur ini menjadi kelebihan sekaligus
Cerita, dan 4). Penggunaan Bahasa dan kekurangan. Kelebihannya, dengan
Ejaan. Peserta dinilai berhasil melatih guru tentang literasi sastra,
menuntaskan proyek jika mereka diharapkan guru dapat mengaplikasi
mendapatkan minimal skor total dari pengetahuan yang diperolehnya di
indator penilaian tersebut adalah 75. kelas mereka. Namun karena hanya
Kesembilan peserta tersebut berhasil berfokus pada guru, kegiatan ini belum
menulis kreatif sastra anak dengan skor dapat mengetahui apakah terdapat
rata-rata 84. perubahan cara mengajar atau
Berdasarkan wawancara perubahan cara pandang guru tentang
terhadap mitra, diperoleh keterangan literasi sastra apakah ada dampaknya
bahwa kegiatan ini memberikan pada proses pembelajaran di kelas.
dampak positif bagi mereka.
Sebagaimana dijelaskan oleh guru 1 Ucapan Terimakasih
(Peserta 1, 2019) bahwa pelatihan Tim pengabdian masyarakat
menulis sastra anak memberikan ilmu mengucapkan terimakasih kepada
baru baginya, khususnya mengenai DRPM Ditjen Penguatan Risbang
perbedaan sastra anak dengan sastra
Kemenristekdikti yang telah
untuk pembaca dewasa. Menurut dia,
memberikan kepercayaan tim kami
pengalaman dan tantangan dalam
untuk melaksanakan Hibah Program
menulis cerita anak adalah harus
Kemitraan Masyarakat Skema
menulis dan menggambarkan sebuah
Kompetitif Nasional tahun anggaran
hal sesuai dengan perspektif anak dan
dengan bahasa yang sederhana 2019/ 2020.
sehingga mudah dipahami anak.
Manfaat lain juga diakui oleh DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal. 2007. Analisis
peserta 2 (Peserta 2, 2019) bahwa
Eksistensial. Jakarta: Raja
kegiatan ini membuka pemahaman
Grafindo.
akan pentingnya literasi bagi selain
bagi siswa juga bagi guru. Di samping Antoro, Billy. 2017. Gerakan Literasi
itu, kegiatan ini juga membuat peserta Sekolah -Dari Pucuk Hingga

136
Ari Setyorini1, Masulah2/ Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol.4, No.1, Februari 2020 Hal 131-137

Akar. Jakarta. Kemendikbud.


<diakses dari Peserta 1, Guru. SDM.Program
http://www.indonesiapisacent Kemitraan Masyarakat.
er.com/2016/12/peringkat- Wawancara oleh peneliti.
dan-capaian-pisa- Sidoarjo, Indonesia, 28Juli
indonesia.html pada 29 2019.
November 2019>
Peserta 2, Guru. SDM.Program
Efendi, Muhajir. Mendikbud Melalui Kemitraan Masyarakat.
Bahasa dan Sastra Kita Wawancara oleh peneliti.
Bangun Bangsa Indonesia Sidoarjo, Indonesia, 28Juli
yang Cerdas dan 2019
Berkarakter.<diakses dari
http://www.kemdikbud.go.idp
ada 15 Agustus 2019 >

Gold Standard of Project Based


Learning Design. <diakses
dari
https://www.pblworks.org/wh
at-is-pbl/gold-standard-
project-design>

Martati, B. dan Ari Setyorini. 2018.


Pelatihan Penulisan Cerita
Pendek Berbasis
Multikulturalisme untuk
Guru-Guru Sekolah Dasar
Muhammdaiyah di Surabaya.
JPP IPTEK 3. 1: 4

Mayani, Luh Anik (Ed.). 2017.


Materi Pendukung Literasi
Budaya dan
Kewarganegaraan. Jakarta.
Kemendikbud
<https://gln.kemdikbud.go.id/
glnsite/wp-
content/uploads/2017/10/cove
r-materi-pendukung-literasi-
budaya-dan-kewargaan-
gabung.pdf>

Nurgiyantoro, Burhan. 2009.


Penilaian dalam Pengajaran
Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

137

Anda mungkin juga menyukai