Bukan hanya di negara-negara berkembang dengan pendapatan per kapita pas-pasan, perilaku
ogah bayar pajak juga kerap dilakukan pesohor dunia di negara-negara maju.
Salah satunya adalah mega bintang sepakbola dunia, Lionel Messi. Tak sadar, pemain klub
Barcelona asal Argentina itu dilaporkan sempat mangkir dari pajak pada tahun 2007-2009
dengan total 252 ribu euro (sekitar Rp4,3 miliar).
Tentu saja pajak di benua Eropa yang mayoritas adalah negara maju berbeda dengan Asia
Tenggara, termasuk Indonesia.
Sekadar informasi, negara kawasan Asia Tenggara dengan PPh terendah adalah Singapura yakni
sebesar 17%.
Kondisi ini cukup mengejutkan mengingat Singapura adalah negara termaju di Asia Tenggara.
Sementara sisanya ada Thailand dengan PPh 23%, lalu Indonesia dan Malaysia dengan 25%
serta Filipina sebesar 30%.
Namun jika melihat perkembangan ekonomi dan iklim investasi, Malaysia jauh lebih menarik
bagi investor daripada di Indonesia.
Bahkan PPh sektor jasa di Negeri Jiran cuma 5%, sementara Indonesia mencapai 10%, seperti
dilansir Direktorat Jenderal Pajak.
Kondisi ini akhirnya memicu kesimpulan bahwa besaran pajak yang rendah akan menarik sektor
investasi, sehingga membuat peningkatan ekonomi sebuah negara. Ketika perekonomian
meningkat, artinya daya beli dan penghasilan masyarakat bertambah.
emerintah Indonesia Terus Beri Keringanan Pajak Investor
Pada tahun 2019 silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat mengutarakan kekecewaannya
karena 33 perusahaan asal China yang merelokasi pabrik, tak ada yang memilih Indonesia.
Dimana 23 perusahaan justru memilih Vietnam dan sisanya tersebar di Malaysia, Thailand serta
Kamboja.
Hal ini juga terjadi saat 43 dari 73 perusahaan asal Jepang yang memilih memindahkan pabrik
mereka ke Vietnam, lalu 11 lainnya ke Thailand.
Kondisi seperti ini jelas membuktikan kalau iklim investasi Indonesia kalah dibandingkan
negara-negara Asia Tenggara lainnya. Cukup miris, karena pemerintah mengeluarkan belasan
paket kebijakan ekonomi mengenai insentif perpajakan seperti tax allowance (keringanan pajak)
dan tax holiday (pengurangan PPh).
Dilansir Majalah Pajak, kondisi ini seperti saling bertolak belakang. Karena ketika penerimaan
pajak selalu meningkat secara signikan setiap tahunnya, yang tentunya sejalan dengan
pembangunan nasional, iklim investasi di Indonesia justru menurun.
Lantaran itulah, pemerintah mau tak mau harus menebar banyak insentif fiskal demi investor,
yang artinya kehilangan sebagian potensi pemasukan pajak.
Pada umumnya, upaya sebuah negara agar menarik perusahan-perusahaan asing dikenal dengan
nama tax haven, yang bahkan tarif pajak super rendah itu bisa sampai 0%.
Hanya saja tax haven memicu banyak kerugian seperti keuntungan sangat besar bagi investor,
sehingga memicu transfer pricing dan penerapan harga tak wajar.
Perusahaan yang seperti ini akan dengan mudah merekayasa keuntungan sehingga pembagian
dividen mereka jadi rendah.
Dalam kondisi demikian, Anda yang membeli saham perusahaan jelas bakal dirugikan dengan
adanya tax haven karena dividen yang dibagikan sudah dimanipulasi. Untung saja, Indonesia
memilih tax amnesty (pengampunan pajak).
Tax amnesty ini bertujuan menarik dana wajib pajak yang menyimpan aset atau investasi mereka
secara rahasia, di negara-negara bebas pajak.