Anda di halaman 1dari 3

HANG TUAH DAN HANG JEBAT

Hang Tuah : Rudi Setiawan

Hang Jebat : Muhammad Khayrumansyah

Hang maruq : Muhammad Aidil Fikri

Istri Sultan : Muhammad Sofyan

Sultan : Aldy Setiawan

Dalang : Muhammad Qoyyum

Bagian 1

Hang Tuah merupakan anak yang cerdas, tangkas, dan lihai bela diri. Dia memiliki sahabat yang
bernama Hang Jebat yang sudah dia anggap sebagai saudara kandungnya sendiri. Di Dermaga,
mereka sedang menceritakan cita-cita mereka masing-masing.

Hang Tuah : Jebat, suatu saat nanti kita pasti bisa menjadi dua orang panglima yang menguasai
seluruh lautan.

Hang Jebat : Yaaa. Aku juga berharap begitu Tuah.

Hang Tuah : Jebat, kita harus terus bersama dan jangan sampai salah satu dari kita saling
mengkhianati.

Hang Jebat : Baiklah Tuah.

Bagian 2

Setelah mereka bercakap-cakap di Dermaga, merekapun kepasar untuk melihat-lihat. Ternyata di


pasar sedang ada Sultan Mahmud bersama dengan Istrinya yang sedang berbelanja tanpa dikawal
oleh siapapun. Hang Tuah dan Hang Jebat memiliki niat untuk menghampiri mereka. Namun, diarah
yang berbeda terdapat seseorang yang sedang mengawasi Sultan Mahmud dan Istrinya dengan
tatapan yang tajam. Dia adalah Hang Maruq seorang penjahat sekaligus perompak yang terkenal di
daerah tersebut.

Istri Sultan : Kanda, aku ingin membeli perhiasan baru karena aku sudah muak dengan perhiasan
yang lama. Apakah boleh Kanda?

Sultan : Dinda, apapun akan kuberikan untuk dirimu.

Istri Sultan : Terimakasih Kanda, sambil tersenyum gembira.

Narasi

Selang beberapa waktu kemudian, Hang Maruq yang dari tadi memperhatikan mereka langsung
berlari dan datang menghadap Sultan dan Istrinya dengan tatapan sinis.
Hang Maruq : Hei Sultan, berikan seluruh barang berharga kalian berdua sebelum aku menyakiti
kalian. Jika kau masih ingin hidup, maka turuti perintahku.

Narasi

Hang Tuah dan Hang Jebat yang melihat kejadian tersebut langsung bergegas untuk menghampiri
mereka dengan berlari.

Hang Tuah : Hei kau penjahat jelek, jangan sekali-kali kau melukai raja kami.

Hang Maruq : Bocah bau kencur, jangan kau halangi jalanku.

Hang Jebat : Jika kau ingin menumpahkan darahmu disini, mari kita lakukan.

Narasi

Mereka pun berkelahi, Hang Tuah dan Hang Jebat yang memiliki ilmu beladiri sangat sulit untuk
dikalahkan oleh Hang Maruq yang malahan membuat Hang Maruq sendiri terdesak.

Hang Maruq : Bocah sialan, lihat saja nanti.

Narasi

Hang Maruq kabur karena merasa tidak sanggup untuk mengalahkan mereka berdua sekaligus.

Bagian 3

Setelah kejadian tersebut, Hang Tuah dan Hang Jebat diajak untuk ke istana guna diberi
penghargaan atas keberanian mereka karena melindungi Sultan dan Istrinya dari serangan penjahat.

Namun, disisi lain Hang Maruq masuk kedalam istana dengan menyelinap untuk membunuh Sultan

Sultan Mahmud : Kalian berdua adalah penyelamat hidupku, lantas apa yang kalian inginkan?
Apapun keinginannya akan kukabulkan selagi masih dibatas kemampuan ku.

Hang Tuah : Maaf yang mulia. Kami ikhlas dan tidak mengharapkan balasan apapun.

Istri Sultan : Jangan sungkan, kalian adalah penyelamat kami. Tanpa kalian, mungkin saja nyawa
kami tidak bisa terselamatkan.

Narasi

Tiba-tiba Hang Maruq yang dari tadi menyelinap langsung datang kehadapan mereka dengan
membawa senjata tajam tanpa disadari keberadaannya oleh para penjaga.

Hang Maruq : Hei Sultan, urusan kita masih belum terselesaikan. Dan kalian berdua jangan ikut
campur, dasar bocah ingusan.

Hang Tuah: Bagaimana kami tidak ikut campur jika kedatangan mu untuk melukai Sultan kami.

Hang Jebat : Yaaa benar.


Narasi

Maka terjadilah perkelahian didalam istana. Tidak ada yang mengetahui perkelahian tersebut selain
mereka yang berada didalam ruangan tersebut, karena sebagian dari prajurit yang berjaga sudah
lumpuhkan secara diam-diam oleh Hang Maruq

Hang Maruq : Kalian berdua begitu hebat walaupun masih tergolong muda, izinkan aku mengetahui
nama kalian.

Hang Tuah : Aku Tuah dan dia sahabat ku Jebat.

Lantas siapa namamu kisanak? Akan lebih baik jika kami juga mengetahui namamu.

Hang Maruq : Hahahaha, aku Maruq, Hang Maruq penjahat yang paling terkenal di negeri ini.

Hang Jebat : Kami merasa terhormat karena bisa berhadapan denganmu, setelah ini akan kupastikan
bahwa perjalananmu akan berakhir.

Hang Maruq : Bocah Sialannn

Bagian 4

Hang Maruq yang terdesak dan tidak memiliki jalan kabur lain pun terpaksa harus berakhir kalah dan
mati terbunuh ditangan Hang Tuah dan Hang Jebat

Sultan Mahmud : Lagi dan lagi, kalian telah menyelamatkan hidup ku dan Istriku tercinta. Mungkin
pertemuan kita adalah takdir, Aku akan mengangkat kalian berdua menjadi pengawal pribadi dan
panglima kerajaanku.

Hang Tuah: Terimakasih Yang mulia. Aku akan memegang teguh jabatan tersebut. Bagaimana
denganmu Jebat?

Hang Jebat: Aku juga begitu Tuah, sesuai dengan cita-cita kita selama ini.

Bagian 5

Dan cerita pun berakhir dengan Hang Tuah yang diangkat menjadi pengawal pribadi Sultan sekaligus
sebagai ahli strategi kerajaan. Hal tersebut dikarenakan kecerdasan dan kecepatannya dalam
memahami situasi. Sedangkan Hang Jebat sendiri diangkat sebagai panglima kerajaan dikarenakan
sifat tegasnya.

Anda mungkin juga menyukai