Anda di halaman 1dari 2

Budaya dan Tata Ruang

Sejak manusia muncul di bumi, lingkungan alami mengalami perubahan drastik


menjadi lingkungan buatan manusia atau man-made environment. Habitat manusia yang
pada awalnya bersifat alamiah, sama dengan makhluk hidup lainnya, kini beralih ke
lingkungan buatan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara manusia dengan
lingkungannya dijembatani oleh kebudayaan dan berbagai perangkatnya merupakan unsur
penting dalam perkembangan kehidupan lebih lanjut. Dengan kebudayaan manusia
beradaptasi dengan lingkungannya, dan dari proses adaptasi tersebut manusia dapat
mendayagunakan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya (Sol Tax, 1953).
Wujud adaptasi manusia terhadap lingkungannya tersebut diperoleh melalui
penataan ruang. Dua diantara penataan ruang buatan manusia yang banyak ditinggali oleh
manusia adalah lingkungan perkotaan dan lingkungan perdesaan. Sebagai habitat utama
manusia, kota dan desa tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, karena kota berawal
dari desa sebagai tempat permukiman manusia, dan kota lahir dari peradaban perdesaan.
Namun secara spasial baik fisik maupun kehidupan sosial kota berbeda dengan perdesaan.
Adaptasi manusia terhadap lingkungannya tercermin dalam budaya pemanfaatan
ruang, dibawah ini akan diuraikan apa itu budaya dan bagamana wujud adaptasi manusia
dalam pemanfaatan ruang di perkotaan dan pedesaan, sebagai berikut:

Kebudayaan
Kebudayaan dapat diartikan dengan hal-hal yang bersangkutan dengan akal.
Kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia, yang teratur
oleh tata kelakuan yang harus di dapatnya dengan belajar, yang semuanya tersusun dalam
kehidupan masyarakat. Tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat, dan tidak ada masyarakat
tanpa kebudayaan.
Kebudayaan adalah keseluruhan pola tingkah laku dan pola bertingkah laku, baik
secara eksplisit maupun implisit, yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol, yang
akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok-kelompok manusia,
termasuk perwujudannya dalam benda-benda materi. Kebudayaan mencakup ruang
lingkup yang luas, yang wujudnya dapat berupa kebudayaan hasil rasa atau sistem budaya
(norma, adat istiadat), hasil cipta (fisik) dan konsep tingkah laku (sistem sosial).
Kebudayaan dimulai sejak adanya makhluk Homo Neanderthal (ras manusia yang sudah
punah) kurang lebih 200.000 tahun yang lalu. Makhluk ini diperkirakan sudah mempunyai
bahasa, dengan volume otak yang hampir sama dengan manusia. Kemudian muncul
makhluk homo sapiens kurang lebih 80.000 tahun yang lalu. Dua unsur yang memungkinkan
kebudayaan manusia bisa berevolusi adalah bahasa dan akal.
Perkembangan kebudayaan berkembang sangat lamban dimulai dari adanya makhluk
Neanderthal hingga revolusi pertanian (10.000 th. yang lalu), tetapi sejak revolusi industri
(abad 18 M), kebudayaan berkembang dengan pesat. Lebih-lebih zaman sekarang (abad
20) yang ditandai dengan gencarnya inovasi teknologi; era informasi; peluang ekonomi
yang tak terbayangkan sebelumnya; dan reformasi politik yang radikal dan berdampak
global. Sehingga ada kecenderungan berbudaya gaya internasional. Perkembangan budaya
ini dipengaruhi oleh alam pikiran yang menjadikan tahapan perkembangan dalam budaya
mitis, ontologis, dan fungsional.
Begitu banyak unsur-unsur budaya yang ada di dunia ini, namun ada unsur-unsur
kebudayaan yang bersifat universal, yaitu tujuh unsur kebudayaan meliputi: bahasa; sistem
pengetahuan; organisasi sosial; sistem peralatan hidup dan teknologi; sistem mata
pencaharian hidup; sistem religi; dan kesenian. Ketujuh unsur budaya ini terintegrasi
sebagai satu kesatuan yang utuh dalam suatu masyarakat sebagai ciri dari suatu budaya
melalui proses penyesuaian, sehingga memungkinkan unsur-unsur tersebut berfungsi
secara seimbang. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, integrasi sosial sebagai
usaha untuk menjalin hubungan yang serasi.

Adaptasi Manusia Dalam BentukTata Ruang Kota


Kota adalah salah satu habitat manusia yang merupakan lingkungan alam yang telah
berubah drastik menjadi lingkungan buatan, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Batasan kota bervariasi tergantung dari sudut pandang pengamat.
Pola lokasi kota bervariasi karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi.
Sedangkan untuk struktur ruang kota, ada tiga pola ruang kota yaitu berupa lingkaran
konsentris, pola sektor, dan pola inti ganda.
Memahami kehidupan dan lingkungan hidup kota tak ubahnya kita memahami jasad
hidup, yaitu jasmani kota dan rohani kota. Jasmani kota ada yang berupa metabolisme
kota, peredaran makanan atau darah kota, sistem syaraf kota, dan tulang-tulang struktur
kota yang berupa infrastruktur.
Dari uraian-uraian di atas dapat diketahui ciri-ciri kota dan masyarakatnya, sebagai berikut:
1) Kota mempunyai fungsi-fungsi khusus (satu kota bisa berbeda dengan fungsi kota
yang lain).
2) Mata pencaharian penduduknya di luar agraris (non-agraris).
3) Adanya spesialisasi pekerjaan warganya.
4) Kepadatan penduduk relatif tinggi.
5) Warganya relatif mobility.
6) Tempat permukiman yang tampak permanen.
Sifat-sifat warganya yang heterogen, kompleks, hubungan sosial yang impersonal
dan external, serta personal segmentation, karena begitu banyaknya peranan dan jenis
pekerjaan seseorang dalam kelompoknya sehingga seringkali orang tidak kenal satu sama
lain, seolah-olah seseorang menjadi asing dalam lingkungannya.
Kota mempunyai fungsi tertentu yang berbeda antara satu dengan kota lainnya.
Perbedaan tersebut akan menghasilkan karakter tertentu pula bagi penduduknya.
Terciptalah pula suatu masyarakat yang mempunyai ciri-ciri sosial budaya yang berbeda
dengan masyarakat di luarnya, antara satu kota dengan kota lainnya.

Adaptasi Manusia Dalam BentukTata Ruang Desa


Pengertian desa sebagai tempat permukiman sangat beragam tergantung dari
kacamata pengamatnya, bisa ditinjau dari aspek morfologi, aspek jumlah penduduk, aspek
ekonomi, dan aspek sosial budaya serta aspek hukum.
Masyarakat desa selalu dikonotasikan dengan ciri tradisional, kuatnya ikatan dengan
alam, eratnya ikatan kelompok, guyup rukun, gotong royong, alon-alon asal kelakon, dan
paternalistik.
Pada umumnya mata pencaharian penduduk di perdesaan adalah bercocok tanam
atau bertani. Ada pekerjaan lain seperti bertukang, kerajinan atau pekerjaan lain, tetapi
pekerjaan ini merupakan pekerjaan sambilan sebagai pengisi waktu luang.
Pembagian kerja di desa relatif sederhana bila dibandingkan dengan kota. Struktur
sosial di kota mengenal diferensiasi yang luas sedangkan di perdesaan relatif sederhana. Di
perdesaan orang lebih menghayati hidupnya, terutama pada kelompok primer dan
berorientasi pada tradisi, serta cenderung konservatif.
Pola ruang desa-desa Indonesia cukup bervariasi tergantung dari di mana lokasi desa
itu berada, yaitu: Pola Melingkar; Pola Mendatar; Pola Konsentris; Pola memanjang jalur
sungai atau Jalan; Pola Mendatar; dan Pola Konsentris Desa di Jawa Timur.
Tugas 2: Silahkan Anda membaca pada forum tugas!

Anda mungkin juga menyukai