Anda di halaman 1dari 7

Analisis Pengaruh Penerapan Green Accounting Terhadap Profitabilitas Kinerja Perusahan Manufaktur

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia


Bab 1 pendahuluan
A. latar belakang

Isu mengenai lingkungan saat ini bukan lagi isu yang baru di perbincangkan.
Beberapa negara telah menaruh perhatian yang cukup serius mengenai isu kerusakan
lingkungan, seperti halnya polusi udara, polusi tanah, polusi air dan terdapat
kesenjangan sosial pada lingkungan itu sendiri. Imansari et al (2019) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa seiring bertambahnya populasi manusia, sehingga
semakin bertambah pula setiap aktivitas yang dilakukan manusia dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya dan tentunya dari berbagai
aktivitas yang dilakukan akan memberi dampak yang cukup luas dari sisi lingkungan
disekitar, yaitu pencemaran lingkungan. Perusahaan punya tanggung jawab untuk
menjaga lingkungan alam sekitarnya dalam hal pengelolaan sumber daya alam (Lubis
dan Diani, 2018).

Telah banyak perusahaan di Indonesia yang menyebabkan dampak yang


buruk seperti halnya kerusakan lingkungan sekitar perusahaan tersebut. Masalah
mengenai lingkungan sekarang ini, menjadi sebuah krisis yang menyentuh diberbagai
bidang aspek, termasuk akuntansi (Utama, 2016) mengenai hal ini sangat dibutuhkan
akuntansi lingkungan. Dalam akuntansi sosial islam, musyawarah, lingkungan dan
kesejahtraan sosial diungkapkan yang merupakan tindakan yang bersifat sukarela dari
suatu organisasi melalui sebuah persetujuan finansial, manusia dan non finansial ainnya (Aziz dan
Ahmad, 2018). Dari hal tersebut maka timbul kesadaran sehingga
memunculkan berbagai upaya dari berbagai bidang untuk menanggulangi dan
menemukan solusi atas permasalahan lingkungan ini, dan salah satunya adalah dari
sisi akuntansi sehingga timbulah Green Accounting (Nurhasanah, 2017).

Pengertian akuntansi lingkungan berdasarkan United States Environment


Protection Agency (US-EPA), akuntansi lingkungan mengidentifikasi biaya bahan
baku lingkungan dan aktivitas serta menggunakan informasi untuk membuat
keputusuan manajemen lingkungan. Green accounting adalah upaya dalam
pelestarian lingkungan hidup yang dapat dilihat dari sisi akuntansi. Lako (2016)
dalam penelitiannya mengemukakan bahwa akuntansi hijau atau green accounting
adalah sebuah paradigma baru dalam akuntansi yang menganjurkan bahwa bukan
hanya transaksi-transaksi, peristiwa-peristiwa atau sebuah objek keuangan yang
menjadi focus dari proses akuntansi, tetapi juga pada peristiwa-peristiwa sosial dan
lingkungan.

Konsep green accounting sesungguhnya sudah mulai berkembang di Eropa


sejak tahun 1970-an, dibarengi dengan mulai berkembangnya penelitian-penelitian
yang berkaitan dengan isu green accounting pada tahun 1980-an (Astuti, 2012).
Green accounting adalah salah satu dari upaya pelestarian lingkungan hidup yang
dilihat dari sisi akuntansi (Astuti, 2017). Dalam mengatasi masalah kerusakan
lingkungan, akuntansi lingkungan dijadikan sebagai sebuah solusi yang baik karena
dianggap sebagai bentuk pertanggungjawaban sebuah organisasi atas pengelolaan dan
dampak kerusakan lingkungan yang diakibatkan dari operasi perusahaan atau
organisasi.
Dalam penelitian Santoso (2016), bahwa suatu organisasi dapat
dikategorikan ikut turut dalam menjaga lingkungan hidup jika memiliki perhatian
terhadap lingkungan hidup (Environmental awareness) itu sendiri, yang selanjutnya
diikuti dengan keterlibatan organisasi tersebut terhadap permasalahan lingkungan
(Environmental Involvement). Hal tersebut harusnya diikuti dengan pelaporan
lingkungan, utamanya pada kinerja organisasi mengatasi dampak dari kegiatan
organisasi terhadap lingkungan (Astiti, 2014) .
Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menghasilkan laba yang sebesar-
besarnya, namun juga memperhatikan pengelolaan limbahnya merupakan salah satu
tuntutan dari masyarakat untuk agar tetap terjaganya kelestarian lingkungan.
Kesadaran manusia semakin meningkat akan dampak dari adanya kerusakan
lingkungan yang akan mempengaruhi keberlangsungan hidup di masa yang akan
datang, sehingga tuntutan masyarakat lebih besar (Dewi, 2016).
Era revolusi industri mengakibatkan sejumlah perusahaan berusaha menghasilkan produk untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Produk tersebut menghasilkan limbah di mana limbah tersebut dapat

menjadi salah satu permasalahan lingkungan ketika perusahaan mengabaikan pengelolaan limbah yang

dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan green accounting terhadap

kinerja keuangan. Green accounting berfokus pada aktivitas lingkungan, produk ramah lingkungan,

dan kinerja lingkungan menggunakan PROPER, sedangkan kinerja keuangan menggunakan net

profit margin. Pemilihan sampel menggunakan teknik purposive sampling yang menggunakan
kriteria tertentu berjumlah 24 perusahaan dalam empat periode. Teknik analisis data menggunakan

analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa green accounting tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan yang diukur menggunakan net profit margin.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menunjukkan jumlah pengelolaan

limbah berbahaya dan beracun (B3) di Indonesia selama tahun 2015 hingga 2018 cenderung menurun.

Tahun 2015 hingga 2017 sektor pertambangan masih menduduki peringkat pertama dalam pengelolaan

limbah terbanyak. Peringkat kedua diduduki oleh sektor jasa yang mengelola limbah, dan sektor

manufaktur menduduki peringkat ketiga dalam pengelolaan limbah industri yaitu hanya sebesar 1,2%

pada tahun 2017. Data tersebut menunjukkan bahwa sektor manufaktur mempunyai tingkat kesadaran

yang rendah dalam pengelolaan limbah yang berpengaruh terhadap lingkungan. Hal ini karena banyaknya

daerah yang sudah memulai memainkan peran dalam kegiatan ekonomi yang artinya daerah-daerah sudah

mulai menghasilkan barang dan menyediakan kebutuhan bagi masyarakatnya sendiri. Untuk menghadapi

tren peingkatan limbah industri, sudah seharusnya diperlukan strategi manajemen limbah yang

berkelanjutan (Mallak, et. al, 2016).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menghentikan operasional

beberapa perusahaan atas keluhan masyarakat karena adanya limbah yang mencemari lingkungan.

Beberapa diantaranya yaitu kasus PT Toba Pulp Lestari Tbk, (PT Indorayon) tahun 2003 silam, dan kasus

PT SMART Tbk tahun 2010 yang akhirnya menarik PT Unilever Indonesia Tbk ke jalur hukum. Kasus-

kasus tersebut tidak sesuai dengan arah pergerakan perusahaan saat ini, yaitu menuju arah pergerakan

green company (Kusumaningtias, 2013). Adanya era green company dan penerapan green accounting

telah menjadi hal yang menarik bagi masyarakat. Green accounting merupakan penerapan akuntansi yang

memasukkan biaya untuk pelestarian lingkungan (Zulhaimi, 2015). Tujuan dari adanya green accounting

sebenarnya untuk mengurangi biaya dampak lingkungan atau sociental cost sehingga perusahaan tidak

perlu lagi mengeluarkan biaya tersebut jika telah diantisipasi di awal produksi (Magablih, 2017). Terdapat

beberapa macam bentuk aktivitas yang mencerminkan praktik green accounting dalam perusahaan, yaitu:
(1) Adanya penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, (2) Adanya manajemen limbah yang tidak

menimbulkan polusi ataupun kerusakan lingkungan sekitar, (3) Adanya Corporate Social Responsibility

(CSR), yang menjadi bukti perhatian perusahaan akan lingkungan sekitar

Industri manufaktur berperan penting dalam upaya menggenjot nilai investasi dan ekspor

sehingga menjadi sektor andalan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional (Kemenperin,

2019). Namun Badan Pusat Statistika (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan kinerja produksi

industri manufaktur besar dan sedang (IBS) Indonesia terus melambat dalam tiga tahun terakhir ini (2017-

2019). Pada kuartal III/2019, pertumbuhan produksi IBS hanya 4,35 persen. Angka ini jauh lebih rendah

ketimbang produksi IBS pada kuartal III/2018 sebesar 5,04 persen maupun kuartal III/2017 sebesar 5,46

persen (Jannah, 2019). Hal ini dapat pula digambarkan oleh fenomena profitabilitas yang terjadi pada

perusahaan manufaktur tahun 2017-2019 di Indonesia.

Terdapat banyak faktor- faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan manufaktur antara

lain; market share, leverage, intensitas modal, pertumbuhan penjualan dan total aset. Selain faktor-faktor

yang disebutkan diatas, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi profitabilitas perusahaan dan

memiliki peranan penting bagi lingkungan, yaitu green accounting. Sebab tujuan dari green accounting itu

sendiri adalah berusaha untuk mengurangi efek negatif dari kegiatan ekonomi dan sistem pada lingkungan

hidup (Widyawati, 2018). Seperti yang kita tahu saat ini permasalahan lingkungan semakin menarik

perhatian yang serius, baik oleh konsumen, investor maupun pemerintah. Walaupun dalam pelaksanaan

kinerja lingkungan ini akan menambah beban bagi perusahaan sehingga mampu mengurangi profitabilitas

namun dalam waktu tertentu image yang baik dari kinerja lingkungan ini akan mampu meningkatkan

profitabilitas (Alifitriah, 2015).

Dalam menilai kinerja lingkungan perusahaan, Kementerian Negara Lingkungan Hidup

membentuk Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup

(PROPER) sejak tahun 2002. Dalam www.proper.menlkh.go.id dijelaskan bahwa PROPER merupakan

salah satu bentuk kebijakan pemerintah, untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan sesuai
dengan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Selanjutnya PROPER juga

merupakan perwujudan transparasi dan demokratisasi dalam pengelolaan lingkungan di Indonesia.

Penerapan instrument ini merupakan upaya Kementerian Negara Lingkungan Hidup untuk menerapkan

sebagian dari prinsip-prinsip Good Governance (transparasi, berkeadilan, akuntabel, dan perlibatan

masyarakat) dalam pengelolaan lingkungan. Gray (1993) dalam Lindrianasari (2007) menjelaskan bahwa

pengungkapan lingkungan merupakan bagian dari laporan keuangan. Penelitian tersebut juga menjelaskan

bahwa ada banyak studi yang menguji lebih lanjut mengenai informasi sosial yang dihasilkan oleh

perusahaan dan menemukan bahwa informasi lingkungan merupakan salah satu bagian dari informasi

tersebut. Lebih jauh lagi, Gray menyatakan pengungkapan lingkungan merupakan bagian penting dari

suatu laporan keuangan perusahaan.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada masalah yang

diamati, tempat dan waktu serta beberapa indikator sebagai penunjang terjadi masalah

tersebut, Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Pengaruh Penerapan Green Accounting Terhadap Profitabilitas Kinerja

Perusahan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah penerapan green accounting berpengaruh terhadap profitabilitas kinerja perusahaan
manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia ?
2. Apakah Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PROPER) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa efek
Indonesia ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan green accounting terhadap profitabilitas kinerja perusahaan
manufaktur yang terdapat di bursa efek Indonesia
2. Untuk mengetahui pengaruh Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PROPER) terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang terdapat di bursa
efek Indonesia

Penelitian Terdahulu
Tabel Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti/ Judul Variabel Sampel Metode / Hasil Temuan


Tahun Teknik
Analisis
1. Penerapan Green (Hasil penelitian ini
Accounting menunjukkan bahwa
Terhadap Kinerja green accounting tidak
Keuangan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan yang
diukur menggunakan
net profit margin.)
2. DAMPAK Hasil penelitian ini
PENERAPAN menunjukkan
FAKTOR GREEN bahwa tinggi
ACCOUNTING rendahnya peringkat
TERHADAP Program
PROFITABILITAS Penilaian Peringkat
PERUSAHAAN Kinerja Perusahaan
MANUFAKTUR dalam Pengelolaan
PESERTA PROPER Lingkungan Hidup
YANG LISTING DI (PROPER) perusahaan
BURSA EFEK tidak berpengaruh
INDONESIA terhadap besar
TAHUN 2017-2019 kecilnya profitabilitas
(ROA)
perusahaan. PROPER
digunakan sebagai
pengukuran kinerja
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai