Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KTT NON BLOK

Guru Pembimbing : Eko Hartanto, S.Pd


DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
Anggota Kelompok :
1. Ahmad Zidane Akbar
2. Bella Adhiyah Setyawan
3. Evalinda Amelia
4. Fadhila Aditya Ahmad
5. Marsya Maulida
6. M. Rifki Maulana

XI IPS 1
SMA NEGERI 1 PELAIHARI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala


rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai
selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tanah Laut, 28 Januari 2023

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..…..2
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….3
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………...3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….4
2.1 Pengertian gerakan non blok…………………………………………….4
2.2 Sejarah gerakan non blok……………….…………………………………5
2.3 Pelaksanaan ktt non blok…………….……………………………………6
2.4 Peran gerakan non blok…….………………………………………………7
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………8
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….8
3.2 Saran…………………………………………………………………..…………….8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Benih perang dingin mulai tumbuh pada masa Perang Dunia II (PD II).
Keberhasilan pasukan sekutu membebaskan negara-negara di Eropa dari
pendudukan Jerman. tampaknya, UniSoviet harus berpacu dengan Sekutu agar
memperoleh daerah pengaruh apabila PD II berakhir. Masalah inilah yang menjadi
pemicu keretakan antar negara-negara Eropa di bawah pengaruh Amerika Serikat
dan dibawah hegemoni Uni Soviet. Ketegangan semakin berkembang setelah Uni
Soviet menduduki negara-negara Baltik seperti Latvia, Estonia, dan Lithuania,
yang merupakan wilayah Polandia.
Meskipun diantara sejarawan belum mencapai kesepakatan tentang kapan
dimulainya perang dingin, namun kebanyakan berpendapat bahwa pertemuan
para pemimpin Sekutu dan UniSoviet pada bulan februari 1945 di konferensi Yalta
adalah awal dari perang dingin. Perang dingin adalah istilah yang merujuk pada
persaingan yang berkembang setelah PD II, antaranegara kelompok komunis dan
nonkomunis. Dalam konteks pengertian tersebut, negara komunis seperti Uni
Soviet beserta sekutunya disebut Blok Timur dan kelompok negara demokrasi
seperti Amerika Serikat dan aliansinya disebut Blok Barat. Pergulatan antara dua
kelompok itulah yang dinamakan perang dingin ,karena tidak sampai menjadi
“perang panas” dalam skala yang luas.
Negara yang baru merdeka atau berkembang khawatir akan situasi seperti ini,
untuk itu mereka membentuk suatu kelompok yang tidak memihak pada Blok
Barat maupun Blok Timur yang disebut dengan Gerakan Non Blok (GNB).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Gerakan Non Blok?
2. Bagaimana sejarah gerakan non blok?
3. Kapan dan bagaimana pelaksaan ktt non blok?
4. Bagaimana dampak dari pelaksanaan Gerakan Non Blok
bagi perdamaian dunia?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui arti dari Gerakan Non Blok
2. Mengetahui sejarah dan proses awal berdirinya Gerakan
Non Blok
3. Mengetahui pelaksaan berjalannya ktt non blok
4. Mengidentifikasi dampak dari pelaksanaan Gerakan Non
Blok bagi perdamaian dunia
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GERAKAN NON BLOK


Gerakan Non-Blok, disingkat GNB, atau dalam Bahasa
Inggris : Non-Aligned Movement (NAM) adalah organisasi
internasional beranggotakan negara-negara yang menyatakan
tidak beraliansi atau memihak dengan kekuatan besar (blok)
apapun.
Tujuan dari gerakan ini adalah untuk menjamin kedaulatan,
kemerdekaan, integritas teritorial, serta keamanan dari negara-
negara peserta GNB dalam penentangan rasisme, kolonialisme,
imperialisme, serta segala bentuk agresi militer, dominasi,
pendudukan, hegemoni atau interferensi serta pemenentangan
blok-blok politik yang bersifat memecah-belah atau
diskriminasi, sesuai dengan yang tercantum dalam Deklarasi
Havana tahun 1979.
Gerakan Non Blok memiliki anggota-anggota penting.
Diantaranya : Afrika Selatan, India, Indonesia, Iran, Kolombia,
Kuba, Mesir, Malaysia, Pakistan, Republik Rakyat Tiongkok
Venezuela, dan Yugoslavia.
GNB berhasil menempati posisi khusus dalam politik luar
negeri di Indonesia. Hal itu disebabkan karena sejak awal mula
terbentuknya GNB, Indonesia mempunyai peran yang sentral,
KAA pun menjadi salah satu bukti peran dan juga kontribusi
Indonesia dalam mempelopori berdirinya Gerakan Non Blok
tersebut. Secara khusus, Presiden Soekarno juga diakui sebagai
salah satu tokoh penggagas dan juga pendiri dari organisasi
GNB. Indonesia menilai bahwa GNB ini mempunyai peran yang
penting. Karena prinsip dan juga tujuan GNB adalah untuk
melakukan refleksi dari perjuangan dan juga tujuan bangsa
Indonesia, seperti yang tertuang di dalam UUD 1945.

B. SEJARAH GERAKAN NON BLOK


Kata “Non Blok” ini pertama kali diperkenalkan oleh Perdana
Menteri India yakni Jawaharlal Nehru dalam pidatonya pada
tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Di dalam pidato tersebut,
Nehru menjelaskan mengenai lima pilar yang bisa digunakan
sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang
disebut dengan Panchsheel atau lima pengendali. Prinsip
tersebut kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non
Blok. Isi dari lima prinsip tersebut diantaranya:
1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
2. Perjanjian non-agresi
3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
5. Menjaga perdamaian
Gerakan Non Blok secara resmi diawali pada pelaksanaan KTT
Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Negara yang tidak
memihak blok barat dan blok timur menyatakan diri untuk tidak
ikut campur dan netral dalam persaingan ideologi barat dan
timur. Dipelopori oleh Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito,
Presiden Republik Indonesia Soekarno, Presiden Mesir Gamal
Abdul Nasser, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru,
dan Presiden Ghana Kwame Nkrumah. Lima pemimpin negara
ini berkumpul di Belgrade, Yugoslavia pada tahun 1961 dan
mendirikan Gerakan Non Blok dengan pemimpin pertamanya,
Josip Broz Tito.

C. PELAKSANAAN KONFERENSI TINGAT TINGGI


NON BLOK
Konferensi Tingkat Tinggi Non Blok merupakan konferensi
tingkat tinggi yang dilaksanakan oleh negara-negara yang
menganut prinsip politik tidak terikat oleh salah satu blok.
1. Konferensi Ke I
Pertemuan pertama dilakukan pada tahun 1961 di Beograd
untuk memicu prinsip politik bersama-sama. Arti dari politik
tersebut berbunyi “politik berdasarkan hidup berdampingan
secara damai, bebas blok, bukan anggota aliansi militer dan
impian aspirasi menghilangkan kolonialisme dalam semua
bentuk dan manifestasinya”.
Konferensi pertama Non-blok yang dilakukan pada bulan
September tahun 1961 di Beograd dinilai sebagai kelanjutan
dari Konferensi Asia Afrika di Bandung. Sebanyak 25 negara ikut
ambil bagian, 8 dari Asia, 9 dari Afrika, 1 dari Eropa Yugoslavia,
kemudian salah satu dari Amerika Latin Kuba dan 6 dari Arab.
Konferensi tersebut merupakan kekuatan pendorong dari
Presiden Tito yang bergeser ke Dunia Ketiga karena mereka
ingin melarikan diri dari blok isolasi kedua. Threesome dengan
Nehru dan juga Nasser, Tito memainkan pertemuan kelompok
vokal. Dimana konferensi tersebut membahas mengenai
diskriminasi rasial, bantuan untuk kemajuan, dan juga
pengembangan dan pelucutan senjata.
2. Konferensi Ke II
Konferensi yang kedua dilakukan pada bulan Oktober tahun
1964 di Kairo. Dimana dalam konferensi tersebut diikuti oleh
utusan 48 negara dan 10 negara status pengamat resmi, yang
mana sebagian besar adalah Amerika Latin. Di kedua konferensi
sudah terlihat konflik antara pimpinan moderat kelompok
negara Nehru dan juga pemimpin kelompok radikal Soekarno
serta Kwame Nkrumah.
3. Konferensi Ke III
Pada September tahun 1970, Konferensi yang ketiga diadakan
di Lusaka, Ibukota Zambia. Jumlah peserta yang hadir pada saat
itu meningkat menjadi 54 negara, 9 negara mengirimkan
pengamat. Tema utama dari Konferensi yang satu ini, yang
dipimpin oleh Presiden Zambia, Kenneth Kaunda adalah
mengenai sengketa rezim minoritas kulit putih rasis yang ada di
Afrika Selatan. Prinsip non blok dinyatakan tidak mengurangi
kekuatannya seperti yang sudah dirumuskan di Kairo dan juga
Beograd.
4. Konferensi Ke IV
Konferensi tingkat tinggi keempat berlangsung pada bulan
September 1973 dan diikuti oleh 75 negara di Aljazair. Dimana
pada saat itu, Pangeran Sihanouk yang berasal dari Kamboja
mewakili pemerintah kerajaan. Para pengamat yang terdiri dari
gerakan kemerdekaan organisasi dan pembebasan Afrika Selatan
dan juga Amerika Latin. Adapun tema utama yang disampaikan
pada konferensi yang dipimpin oleh Presiden Boumediene
Aljazair mengenai masalah negara-negara miskin. Dalam
penutupannya, hak resolusi dirumuskan menasionalisasi
perusahaan asing.

5. Konferensi Ke V
Konferensi kelima dilaksanakan pada Agustus 1976 di
Colombo, Ibukota Sri Lanka. Dalam konferensi ini, selain
diperkuat dari negara-negara non blok yang merugikan tatanan
ekonomi dunia yang tidak adil dan dapat mengancam
perdamaian dunia, juga dirumuskan bersama untuk melawan
negara non blok di bidang perdagangan. industri, media
teknologi informasi, yang mana termasuk cara memperkuat
negara-negara non-blok. Dari konferensi tersebut, mereka
berhasil merumuskan program aksi bersama yang disebut
dengan deklarasi perjuangan.
6. Konferensi Ke VI
Konferensi keenam dilaksanakan pada September 1979 di
Havana, Ibukota Kuba. Untuk jumlah peserta yang mengikuti
konferensi tersebut adalah 94 negara, 20 pengamat, dan 18
organisasi dan juga negara-negara dengan status tamu.
Walaupun suasana diliputi oleh konflik antara moderat dan
radikal, namun konferensi berhasil merumuskan resolusi untuk
memperkuat prinsip-prinsip non blok yang dirumuskan dalam
sebuah deklarasi politik. Tak hanya itu saja, deklarasi ekonomi
yang memperkuat sikap non blok terhadap apa yang mereka
klaim sebagai yang merugikan dominasi kekayaan ekonomi
asing negara-negara berkembang juga berhasil dirumuskan.

7. Konferensi Ke VII
Keanggotaan Kamboja tidak berhasil diselesaikan. Sehingga,
baik pemerintah Heng Samrin dan juga Pol Pot rezim hanya
menjadi status pengamat, Non-blok Summit, yang seharusnya
dilaksanakan pada September 1982 di Baghdad, Ibukota Irak
dibatalkan karena adanya perang antara Irak dan Iran yang
belum berhasil diselesaikan. Lalu, Delhi Ibukota India menjadi
pengganti tempat untuk konferensi non blok yang ketujuh ini.
D. PERAN GERAKAN NON BLOK BAGI PERDAMAIAN
DUNIA
Tujuan awal GNB adalah untuk meredakan perang dingin dan
ketegangan dunia sebagai akibat pertentangan antara Blok
Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet). Organisasi
ini kemudian berkembang menjadi organisasi kerja sama
antarbangsa pada bidang-bidang lainnya.
GNB merupakan perwujudan emansipasi politik negara-
negara anggotanya untuk menciptakan dunia yang aman, bebas
dari perang, kemiskinan, keterbelakangan, dan lepas dari
penjajahan. Sampai akhir peristiwa runtuhnya tembok Berlin
yang memisahkan Jerman Barat dan Jerman Timur pada tahun
1989 menandai akhir dari Perang Dingin, peta kekuatan dunia
telah mengalami revolusi yang dramatis. Tidak ada lagi
pertentangan antara Blok Barat dan Blok Timur.
Sampai saat ini, Gerakan Non Blok masih aktif. Pusat
Gerakannya berada di Jakarta, sedangkan biro koordinatornya
berada di New York. Terhitung mulai 2016 hingga sekarang,
Gerakan Non Blok dipimpin oleh Presiden Venezuela, Nicolas
Maduro sebagai penerus dari dua presiden Gerakan Non Blok
sebelumnya, Mahmoud Ahmadinejad dan Hassan Rouhani.
keberadaan GNB masih relevan hingga sekarang sebagai
persatuan negara yang memiliki sifat penekan terbesar dalam
PBB untuk menekan negara adikuasa seperti Amerika Serikat.
Adanya keanggotaan baru juga menunjukkan relevansi GNB
dan 27 negara diantaranya Jerman, Rusia, AS dan Belgia.
Munculnya tantangan-tantangan global baru sejak akhir abad
ke-20 telah memaksa GNB untuk terus mengembangkan
Kapasitasnya agar mampu menjadikan keberadaannya tetap
relevan, tantangan yang dimaksud di antaranya adalah isu
menonjol yang terkait dengan masalah terorisme, konflik intra
dan antar negara, pelucutan senjata, serta dampak globalisasi
di bidang ekonomi dan IPTEK.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gerakan Non Blok pada awalnya adalah perkumpulan negara-
negara baru merdeka yang memiliki tujuan bersama yaitu
berusaha meredam konflik antara blok barat dan blok timur,
namun saat ini menjadi organisasi multiregion yang saling
berkerjasama dalam segala bidang.
Indonesia sangat berperan penting dalam pendirian maupun
berjalannya Gerakan Non Blok. Peran Indonesia di antaranya
adalah negara pemrakarsa, penyelenggara, dan pengirim
bantuan serta pasukan terhadap negara-negara yang sedang
dilanda konflik.
B. SARAN
Dalam penulisan karya tulis seperti paper, seorang penulis
harus melakukan observasi data secara menyeluruh didampingi
dengan pendalaman materi terhadap topik yang akan diulas.
Hal ini membantu penulis untuk mampu memaparkan data
secara optimal dan lengkap dengan sumber data yang
bertanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai