Disusun oleh:
• Mulyo
• Fajrin
- Sofia
• Nasywa
SMP NEGERI 14 TANGERANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat-NYA dan pemberkatan-NYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah ini kami buat dengan harapan agar makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca
terutama mengenai peranan Indonesia dalam Gerakan Non Blok
(GNB) dan dapat lebih memaknai dan semakin mencintai NKRI tercinta ini.
Kami juga berharap agar untuk ke depannya dapat memperbaiki makalah ini
dalam bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi
dalam hal isi sehingga lebih informatif bagi para pembaca.
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................... 3
BAB I :
PENDAHULUAN............................................................................................................. 4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................4
BAB n :
APA ITU GERAKAN NON BLOK..................................................................................5
BAB III :
KONFERENSI ASIA AFRIKA SEBAGAI CIKAL BAKAL GERAKAN NON-BLOK 5
A. LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN KAA...................................................5
B. KONFERENSI PENDAHULUAN SEBELUM KAA..........................................6
C. KONFERENSI ASIA AFRIKA.............................................................................7
BAB IV :
PENDIRI GERAKAN NON BLOK.................................................................................9
BAB V :
PERANAN INDONESIA DALAM GNB DAN KTTX GNB........................................10
A. PERANAN INDONESIA DALAM GNB...........................................................10
B. INDONESIA SEBAGAI TUAN RUMAH KTT X DAN KETUA GNB...........I 1
BAB VI :
PENUTUP...................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kondisi yang seperti ini, lahir dorongan yang kuat dari para pemimpin
dunia ketiga untuk dapat keluar dari tekanan dua Negara tersebut. Soekarno, Ghandi
dan beberapa pemimpin dari Asia serta Afrika merasakan polarisasi yang teijadi pada
masa tersebut adalah tidak jauh berbeda dengan kolonialisme dalam bentuk yang lain.
B. RUMUSAN MASALAH
Indonesia sebagai salah satu negara pendiri dari GNB tentu memiliki peranan
yang penting dalam Gerakan Non-Blok dalam kampanye untuk
tidak memihak pada blok manapun. Muncullah pertanyaan mengenai
peranan Indonesia dalam GNB tersebut, yaitu sebagai berikut :
BAB II
Gerakan Non-Blok adalah suatu organisasi yang dibuat oleh negara- negara Asia
dan Afrika yang pada saat itu menentang adanya pertentangan antara kubu Amerika
Serikat dan sekutunya dengan kubu Uni Soviet.
Gerakan ini bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah
konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-
negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka
untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Gerakan Non Blok
dibentukpada tahun 1961 oleh beberapa negara yang cinta damai dan ingin berperan
aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan perdamaian dan
keamanan dunia. Dengan tujuan utama mempersatukan Negara-negara yang tidak
ingin beraliansi dengan Negara-negara adidaya peserta Perang Dingin yaitu USA dan
Uni Soviet. Gagasan untuk mendirikan GNB merupakan upaya cerdas untuk
meredakan ketegangan antara Blok Barat dengan Blok Timur. Sekaligus mewujudkan
kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsip-prinsip kebebasan
untuk menentukan cita-citanya.
BAB III
Selain itu bangsa-bangsa Asia yang sudah merdeka masih belum mendapat
kesadaran untuk bersatu. Misalnya. China bersengketa dengan taiwan untuk
memperebutkan pulau Quemoi. Ditambah lagi PBB tidak mampu menyelesaikan
persengketaan antara bangsa-bangsa yang bersengketa. Sementara itu dunia sedang
diliputi oleh adanya persengketaan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet beserta
sekutu- sekutunya mengenai perkembangan persenjatan modern. Hal-hal itulah
yang menjadi latar belakang penyebab berdirinya Konferensi Asia Afrika. Perdana
Menteri Ali Sastroamidjojo sadar bahwa diperlukannya usaha dalam mendukung
negara-negara di Asia dan Afrika serta juga meningkatkan kerja sama antar negara-
negara tersebut dalam ikut serta untuk mewujudkan perdamaian di dunia, sehingga
pada tanggal 23 Agustus 1953. beliau mengusulkan di depan Dewan Perwakilan
Rakyat untuk menggalang kerja sama antara negara-negara di Asia dan Afrika.
Tujuan utama pembentukan KA\ adalah untuk saling membantu antar negara yang
baru merdeka, setelah lama dijajal) oleh bangsa asing. Serta membantu negara yang
sedang mempeijuangkan kemerdekaannya.
Pertemuan Tugu diadakan pada tanggal 9-22 April 1954 di Wisma TUgu, Puncak.
Jawa Barat. Pada awal tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kote lawala,
mengundang para perdana menteri dari Birma (U Nu), India (Jawaharlal Nehru),
Indonesia (Ali Sastroamidjojo). dan Pakistan (Mohammed Ali) dengan maksud
mengadakan suatu pertemuan informal di negaranya. Undangan tersebut diterima
baik oleh semua pemimpin pemerintah negara tersebut.
Pada kesempatan itu. R esiden Indonesia, Soekarno, menekankan kepada
Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo, untuk menyampaikan ide
diadakannya Konferensi Asia Afrika pada pertemuan Konferensi Kolombo tersebut.
Beliau menyatakan bahwa hal ini merupakan cita-cita bersama selama hampir 30
tahun telah didengungkan untuk membangun solidaritas Asia Afrika dan telah
dilakukan melalui pergerakan nasional melawan penjajahan.
D Menolak pembentukan dua blok di dunia : Blok Barat dan Blok Timur, serta
menolak ikut serta dalam aktivitas dua kekuatan besar tersebut
2) Mengusulkan untuk membentuk kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan
dan kemakmuran dalam sebuah keija sama yang didasari oleh kepentingan
bersama untuk melawan kekuatan imperialis- kolonialis
3) Mengusahakan terselenggaranya konferensi anti imperial is-kolon ia lis
4) Meyakinkan peserta untuk memperhatikan sikap pol it ik dunia dan kerja sama
Asia Afrika
5) Membawa kebijakan luar negeri yang bebas aktif dan kebijakan bertetangga
baik.
kunci sejak awal adalah Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser. Presiden Ghana
Kwame Nkrumah, Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Indonesia
Soekarno, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito. Kelima tokoh dunia ini
kemudian dikenal sebagai para pendiri GNB. Dalam Pertemuan tersebut, 29 kepala
Negara Asia dan Afrika bertemu membahas masalah dan kepentingan bersama,
termasuk didalamnya mengupas secara serius tentang kolonialisme dan pengaruh
kekuatan “barat’'. Pertemuan ini disebutkan pula sebagai Konferensi Asia Afrika
atau sering pula disebut sebagai Konferensi Bandung.
1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas- asas yang
termuat di dalam piagam PBB;
2. Menghormati kedaulatan dan integrits territorial semua bangsa:
3. Mengakui persamaan ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun
kecil:
4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soal-soal dalam negeri
orang lain:
5. Menghormati hak-hak tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara
sendiri atau kolektif sesuai dengan piagam PBB:
6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan pertahanan kolektif untuk bertindak
bagi kepentingan khusus salah satu Negara besar. Dan tidak melaukan tekanan
terhadap Negara lain.
7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi ataupun penggunaan
kekerasan terhadap integritas territorial atau kemerdekaan politik suatu Negara.
8. Menyelesaikan segila perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti
perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian hukum, atau cara damai
lain berdasarkan pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan piagam
PBB.
9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama.
BAB IV
BAB V
'S Arah GNB yang lebih menekankan pada kerjasama ekonomi internasional
dalam mengisi kemerdekaan yang telah berhasil dicapai melalui cara-cara
politik yang menjadi ciri menonjol perjuangan GNB sebelumnya;
'S Adanya kesadaran untuk semakin meningkatkan potensi ekonomi Negara-
negara anggota melalui peningkatan kerjasama Selatan- Selatan.
Selama tiga tahun dipimpin Indonesia, banyak kalangan menyebut, GNB
berhasil memainkan peran penting dalam percaturan politik global. Lewat Jakarta
Message. Indonesia memberi warna baru pada gerakan ini. Antara lain, dengan
meletakkan titik berat kerjasama pada pembangunan ekonomi dengan
menghidupkan kembali dialog Selat an-Selat an.
Hal tersebut diatas, dirasa sangat perlu sebab Komisi Selatan dalam laporannya
yang berjudul “The Challenge to the South' (1987), menegaskan bahwa negara-
negara Selatan harus mengandalkan kemampuannya sendiri, kalau sekedar
berharap pada kerjasama Utara- Selatan ibarat pungguk merindukan bulan
Sebaliknya, dialog Selatan- Selatan akan memperkuat posisi tawar (bargaining
position) negara- negara berkembang (tidak dianggap lemah.tidak berdaya, dan
tidak mampu menjadi negara yang dapat menjalankan pemerintahan tanpa
intervensi).
PENUTUP
Motivasi utama pendirian Gerakan Non Blok pada tahun 1961 adalah untuk
menghindarkan perang serta memperkokoh perdamaian. Persaingan kekutan militer yang
sangat tajam antara AS dan Uni Soviet menimbulkan kekhawatiran berbagai Negara bahwa
kemungkinan akan pecah perang terbuka antara kedua pihak.
Untuk menyikapi keadaan tersebut beberapa Negara melakukan inisiatif dan
memprakarsai sebuah gerakan yang diposisikan netral, tidak memihak serta tidak berada di
kedua belah pihak. Pendirian GNB didasari oleh semangat Dasasila Bandung yang dihasilkan
pada Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung.
Pada saat masih berlangsung perang dingin, tujuan GNB memiliki relevansi yang
sangat kuat. Keberadaannya secara politik agak surut ketika terjadi revolusi politik besar-
besaran di Uni Soviet dan Negara-negara Eropa Timur. Sekarang ini. GNB yang sudah tidak
lagi fokus dengan masalah “Perang Dingin” yang sudah berakhir ini, ternyata masih dapat
memberikan pengaruhnya kepada dunia walau dalam taraf yang kecil. Terbukti pada saat
kepemimpinan Indonesia dalam GNB dan KTT X dimana GNB berhasil memecahkan
beitoagai masalah yang ada.
Meskipun sekarang. Indonesia tidak lagi menjabat sebagai Ketua maupun Troika
GNB (kepemimpinan GNB terdiri dari Ketua satu periode sebelumnya, Ketua sekarang dan
Ketua yang akan datang), namun tidak berarti bahwa penanganan oleh Indonesia terhadap
berbagai permasalahan penting GNB akan terhenti atau mengendur. Sebagai anggota GNB.
Indonesia akan tetap berupaya menyumbangkan peranannya untuk kemajuan GNB dimasa
yang akan datang dengan mengoptimalkan pengalaman yang telah didapat selama menjadi
Ketua dan Troika GNB.