Alamat : Jl. Raya Bogor KM. 2, RT.14/RW.11, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur,
Kami berharap agar makalah ini dapat membantu teman-teman pembaca untuk menambah
pengetahuan dan dapat lebih memahami pembelajaran mengenai manusia,tempat, dan
lingkungan.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Guru Ernawati sebagai guru IPS kami
yang telah membimbing kami sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat waktu.
Makalah yang sederhana ini masih memiliki banyak kekurangan karena kami belum memiliki
pengalaman yang cukup dalam pembuatan suatu makalah. Untuk itu kami pun berharap agar
teman-teman pembaca mau memberikan saran dan masukan agar makalah ini dapat kami
kembangkan menjadi lebih baik lagi kedepannya. Terimakasih.
Kelompok 6 IPS 7D
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….. i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia selalu berusaha menciptakan suatu lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia, tempat dan lingkungan adalah satu kesatuan
yang harus saling melengkapi.
Melalui makalah ini kami berusaha mencari tahu hubungan ketiganya, yaitu manusia,
tempat dan lingkungan dan menjelaskan pengaruh dari hubungan tersebut.
Makalah ini dibuat untuk menambah ilmu para pembaca tentang negara kita Indonesia,
seperti mengenai letak dan geografis Indonesia, ruang dan interaksi luang, dan lain-lain.
Makalah ini juga bertujuan untuk menyadarkan mereka yang tidak bertanggung jawab
terhadap lingkungan terutama lingkungan di Indonesia. Makalah ini dibuat agar para
penebang liar, nelayan yang menangkap ikan dengan cara illegal, dan semua orang di
Indonesia sadar akan pentingnya lingkungan darat, laut, dan udara di Indonesia bagi
kehidupan manusia.
1
1.4 Manfaat Pembuatan Makalah
Dengan makalah ini kita bisa mendapatkan ilmu seputar Indonesia, dan lain-lain. Selain
itu makalah ini sangat bermanfaat bagi teman-teman yang suka membaca dan memiliki
sifat yang ingin tahu, karena pada makalah ini terdapat beberapa informasi penting
mengenai manusia, tempat, dan lingkungan.
2
Bab ii
PENGERTIAN RUANG DAN INTERAKSI RUANG
Manusia tinggal pada suatu ruang dipermukaan bumi. Tanpa adanya ruang, maka manusia tidak mempunyai
tempat tinggal. Ruang merupakan kawasan di permukaan bumi yang digunakan oleh manusia untuk tinggal.
Ruang mencakup perairan, daratan, dan lapisan bumi. Batas ruang merupakan tempat dan unsur lain yang
memengaruhi kehidupan di bumi.
Setiap ruang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik ruang tersebut
menyebabkan adanya interaksi antar ruang satu dengan ruang yang lain. Interaksi ruang adalah suatu proses
yang sifatnya timbal balik yang dilakukan beberapa ruang untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyi pengaruh terhadap tingkah
laku, baik melalui kontak langsung atau tidak langsung.
1. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk adalah interaksi dalam bentuk perpindahan manusia. Contohnya transmigrasi,
imigrasi, urbanisasi, pindah rumah, dan lainnya
2. Komunikasi
Komunikasi adalah interaksi melalui perpindahan ide dan informasi. Contohnya televisi, internet,
koran, radio, dan lainnya.
3. Transportasi
Tranportasi adalah interaksi melalui perpindahan barang atau energi. Contohnya pindahan rumah,
produk-produk perusahaan, dan lainnya.
Keadaan saling bergantung yang dibutuhkan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu saling melengkapi
(complementarity), kesempatan antara (intervening oppurtunity), serta keadaan dapat
diserahkan/dipindahkan (transferability).
Kondisi saling melengkapi terjadi jika ada daerah-daerah yang berbeda komoditas yang dihasilkannya.
Contohnya, daerah 1 merupakan penghasil daging, sedangkan daerah 2 merupakan penghasil sayur dan
buah. Daerah 1 membutuhkun sayur dan buah, sedangkan daerah 2 membutuhkan daging. Jika masing-
masing daerah memiliki kelebihan (surplus), maka kedua daerah tersebut dapat melakukan interaksi melalui
perdagangan dan dapat disebut juga dengan Jual Beli.
Kesempatan antara merupakan suatu daerah yang menawarkan alternatif lebih baik sebagai daerah asal
maupun daerah tujuan. Jika seseorang membeli suatu barang, maka ia akan memikirkan biaya dan faktor
jarak untuk mendapatkan barang tersebut. Contohnya, daerah 1 biasa membeli sayuran ke daerah 2, tetapi
kemudian diketahui daerah 3 juga penghasil sayuran sama seperti daerah 2. Karena daerah 3 lebih dekat
dan biaya perjalanan atau transportasinya jauh lebih murah, maka daerah 1 akan beralih membeli sayuran
ke daerah 3. Dampaknya interaksi antara daerah 1 dengan daerah 2 akan melemah.
2. Skala
Skala dibagi menjadi 2 yaitu skala angka dan skala grafis. Skala angka biasanya hanya berupa
angka seperti 1 : 100.000. Sedangkan skala garis/grafis pada peta merupakan suatu garis. Misalnya
skala 1 : 10.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 10.000 cm dan pada jarak sebenarnya dan hasil
tersebut akan dibuat dalam sebuah garis.
3. Ketinggian Tanah
Ketinggian tanah pada peta merupakan ketinggian tanah di atas permukaan laut, dan berdasarkan
ketinggian yang sebenarnya. Misalnya ketinggian tanah 4.000 MPL biasanya akan berwarna merah
tua, dan ketinggian 0 MPL akan berwarna hijau.
4. Simbol
Sekilas Info
Simbol pada peta digunakan untuk menunjukan suatu tempat, bahkan
jalan, dan perbatasan. Simbol pada peta biasanya diwakili dengan Inset biasanya terdapat di
garis atau lingkaran, tapi ada beberapa simbol seperti simbol segitiga bagian atas peta, dan wajib
untuk gunung, simbol kotak pengganti lingkaran, simbol area untuk dibuat untuk memberi tahu
danau, rawa, dan sawah, dan lain-lain.
lokasi wilayah di permukaan
bumi
5. Inset
Inset pada sebuah peta biasanya berukuran lebih kecil daripada ukuran peta tersebut dan terletak di
bagian atas peta, yang bertujuan untuk memberi tahu lokasi peta di Dunia / permukaan bumi.
7. Legenda
Sebenarnya legenda hampir sama dengan simbol peta, tapi biasanya legenda memberikan daftar
atau tabel yang menunjukkan tanda-tanda atau simbol dalam peta yang merepresentasikan kondisi
sebenarnya di suatu area.
8. Sumber Peta
Sumber peta akan menjunjukkan orang/lembaga yang membuat peta.
2. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), secara geografis Indonesia diapit oleh 2 benua,
yaitu benua Asia di Utara dan benua Australia di Selatan. Indonesia juga diapit oleh 2
Samudera, yaitu Samudera Hindia di Barat, dan Samudera Pasifik di Timur. Oleh sebab itu
Negara kita, Indonesia, menjadi jalur utama perdagangan Internasional.
2. Letak Indonesia secara Astronomis
Negara Indonesia, secara astronomis berada di :
- Batas wilayah paling utara di 6º 08' lintang utara adalah Pulau We.
- Batas wilayah paling selatan di 11º 15' lintang selatan adalah Pulau Rote.
- Batas wilayah paling barat pada 95º 45' bujur barat adalah Pulau Beureuh.
- Batas wilayah paling timur pada 141º 05' bujur timur adalah Sungai Fly.
3. Luas Indonesia
Dilansir dari Kompas, Negara Republik Indonesia, memiliki total luas 5.193.250 km 2, yang
terdiri dari 1.919.440 km2 luas daratan, dan 3.273.810 km2 luas lautan, dan memiiliki 17.508
pulau.
Potensi Sumber Daya Alam Dan Kemaritiman
Indonesia
Negara Indonesia sangat dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam sangat besar. Negara
Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan maritim yang sangat besar.
Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan lautan, selain kekayaan sumber daya alam di darat juga
kekayaan sumber daya alam di lautan yang tidak kalah besarnya.
Sumber : slideshare.com
2. Batu Bara
Batu Bara adalah bantuan sediman terbentuk dari sisa tumbuhan yang telah mati dan mengendap selama
jutan yang lalu. Unsur untuk menyusunnya adalah Karbon, Hidrogen, dan Oksigen.
Batu Bara dapat digunakan untuk pembangkit listrik, untuk keperluan rumah tangga, pembakaran pada
industri, semen, batu kapur, bijih besi dan baja, industri kimia dan lain-lain.
3. Emas
Emas umunya dimanfaatkan untuk periasan. Adapun penghasil Emas di Indonesia, sebagai Berikut :
1. Papua : Freeport Timika
2. Kalimantan Barat : Sambas
3. Nangroe Aceh Darusalam : Meulaboh
4. Sulawesi Utara : Minahasa, dan Boa
5. Riau : Logos
6. Bengkulu : Rejang Lebong
D. Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang berarti Negara yang mengandalkan sektor pertanian baik
sebagai sumber mata pencaharian maupun sebagai penopang pembangunan. Pertanian merupakan salah
satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk
Indonesia bekerja sebagai petani.
Pembangunan pertanian adalah upaya-upaya pengelolaan sumber daya alam yang dilakukan untuk
memastikan kapasitas produksi pertanian jangka panjang dan meningkatkan kesejahteraan petani melalui
pilihan-pilihan pendekatan yang ramah terhadap lingkungan. Banyak hal yang dapat di kembangkan dalam
pertanian di Indonesia khususnya dalam bidang perekonomian pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya merupakan kegiatan ekonomi yang memerlukan dasar-dasar
pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya,
pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran.
Bentuk-bentuk lahan pertanian di Indonesia yaitu diantaranya sawah, tegalan, pekarangan, ladang
berpindah dan lainnya. Hasil pertanian di Indonesia sangatlah beragam diantaranya adalah beras, avage,
avokad, kopi, jagung, bawang, cengkeh, kakao, kacang-kacangan, kapas, kapuk, karet, kayu manis, kedelai,
kelapa, kelapa sawit, kentang, ketela, ubi jalar, sagu dan lainnya.
2. Potensi Kemaritiman Indonesia
Potensi sumber daya laut Indonesia tidak hanya berupa ika, tetapi juga bahan tambang seperti minyak bumi,
nikel, emas, bauksit, pasir, bijih besi, timah, dan lain-lainyang berada di bawah permukaan laut. Kekayaan
tersebut dapat di manfaatkan dari sumber daya laut yang lain adalah yang berupa mangrove, terumbu
karang, dan lain-lain. Sumber daya tersebur sangat dikenal denan sumber daya pesisir.
A. Perikanan
Sumber : depositphotos.com
Laut Indonesia memiliki angka potensi lestari yang besar, yaitu 6,4 juta ton per tahun. Potensi lestari adalah
potensi penangkapan ikan yang masih memungkinkan bagi ikan untuk melakukan regenerasi hingga jumlah
ikan yang ditangkap tidak mengurangi populasi ikan. Berdasarkan aturan internasional, jumlah tangkapan
yang diperbolehkan adalah 80 persen dari potensi lestari atau sekitar 5,12 juta ton per tahun. Kenyataannya,
jumlah hasil tangkapan ikan di Indonesia belum mencapai angka itu. Artinya, masih ada peluang untuk
meningkatkan jumlah tangkapan yang diperbolehkan. Jika dibandingkan sebaran potensi ikannya, terlihat
ada perbedaan secara umum antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur.
Di Indonesia bagian barat rata-rata kedalaman laut 75 meter. Jenis ikan yang banyak ditemukan adalah ikan
pelagis kecil. Di kawasan Indonesia Timur rata-rata kedalaman laut 4.000 meter. Jenis ikan yang banyak
ditemukan ikan pelagis besar seperti cakalang dan tuna.
Selain ikan di lautan, penduduk Indonesia melakukan budi daya ikan di daerah pesisir. Di pantai utara Pulau
Jawa, banyak masyarakat mengembangkan usaha budi daya ikan dengan tambak. Jenis ikan yang
dikembangbiakkan di tambak adalah ikan bandeng dan udang.
B. Hutan Mangrove
Sumber :diction.com
Hutan mangrove atau hutan bakau adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut. Saat air
pasang, hutan mangrove digenangi air laut. Saat air laut surut, hutan mangrove bebas dari genangan air laut.
Umumnya, hutan mangrove berkembang dengan baik di pantai yang terlindung, muara sungai atau laguna.
Dua fungsi hutan mangrove sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia adalah fungsi ekologis dan
ekonomis.
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat (tempat hidup) binatang laut untuk berlindung,
mencari makan, dan berkembang biak. Fungsi ekologis yang lain adalah untuk melindungi pantai dari abrasi
air laut.
Fungsi ekonomis hutan mangrove berupa nilai ekonomis dari kayu dan pepohonan dan makhluk hidup yang
ada di dalamnya. Biasanya kayu bakau untuk bahan kayu bakar, bahan pembuat arang dan bahan pembuat
kertas.
Hutan mangrove juga dihuni oleh beragam jenis fauna yang bernilai ekonomis, misal udang dan jenis ikan
lainnya yang berkembang biak dengan baik di wilayah ini.
Hutan mangrove di Indonesia tersebar di pesisir sebelah barat Pulau Sumatera, beberapa bagian di pantai
utara Pulau Jawa, sepanjang pesisir Pulau Kalimantan, Pesisir Pulau Sulawesi, pesisir sebelah selatan
Papua, dan beberapa pulau kecil lainnya.
Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 3 juta hektar, yang tersebar di sepanjang 95.000 kilometer
pesisir Indonesia. Tetapi hutan mangrove di Indonesia tidak tersebar secara merata.
Luas hutan mangrove terbesar ada di Pulau Papua mencapai 3,7 juta hektar, Sumatera 417 ribu hektar,
Kalimantan 165 ribu hektar, Sulawesi 53 ribu hektar, Jawa 34,4 ribu hektar, Bali dan Nusa Tenggara 3,7
hektar.
C. Terumbu Karang
Sumber : hewanpedia.com
Salah satu potensi kelautan Indonesia adalah terumbu karang. Terumbu karang adalah terumbu (batuan
sedimen kapur di laut) yang terbentuk dari kapur yang sebagian besar dihasilkan dari koral (binatang yang
menghasilkan kapur untuk kerangka tubuhnya). Jika ribuan koral membentuk koloni, koral-koral tersebut
akan membentuk karang.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia.
Luas terumbu karang Indonesia mencapai 284,3 ribu kilometer persegi atau setara dengan 18 persen dari
terumbu karang yang ada di seluruh dunia.
Keanekaragaman hayati terumbu karang sebagai potensi sumber daya laut di Indonesia juga yang tertinggi
di dunia. Di dalamnya terdapat 2.500 jenis ikan, 1.500 jenis moluska, 1.500 jenis udang-udangan, dan 590
jenis karang.
Terumbu karang akan tumbuh baik pada suhu perairan laut antara 21-29 derajat Celcius. Pada suhu lebih
besar atau lebih kecil dari itu, pertumbuhan terumbu karang kurang baik. Karena Indonesia berada di daerah
tropis dan suhu perairannya hangat, maka banyak ditemukan terumbu karang di Indonesia.
Pertumbuhan terumbu karang juga akan baik pada kondisi air yang jernih dan dangkal. Kedalaman air yang
baik untuk pertumbuhan terumbu karang tidak lebih dari 18 meter. Jika lebih besar dari kedalaman tersebut,
pertumbuhan terumbu karang akan menjadi kurang baik.
Selain persyaratan itu, terumbu karang juga mensyaratkan salinitas (kandungan garam air laut) yang tinggi.
Maka dari itu, terumbu karang sulit hidup di sekitar muara sungai karena kadar garam air lautnya menurun
akibat bercampurnya air sungai ke laut.
Terumbu karang memiliki banyak manfaat, yaitu manfaat secara ekonomis, ekologis, dan sosial ekonomi.
A. Jumlah Penduduk
Negara Indonesia memiliki jumbah penduduk yang sangat besar. Menurut data Kependudukan Dunia tahun
2015, dengan jumlah penduduk Indonesia menepati urutan keempat. Satu sisi menjadi untung bagi
Indonesia dengan jumlah penduduk usia produktif yang sangat berlimpah. Di satu sisi bisa menjadi kerugian
bila jumlah penduduk yang besar itu memiliki kualitas yang rendah, dilihat dari Pendidikan, Kesehatan,
dan kesejahteaan.
B. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu atau wilayah atau negara.
Persebaran pendudukan dapat dikenal dari kependapatan penduduk. Kependapatan penduduk adalah
merupakan indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki dengan suatu negara.
C. Komposisi Pendudukan
Komposisi pendudukan adalah pengelompokkan berdasarkan dari umur, jwnus kelamin, mata pencarian,
agama basaha, Pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lainnya. Komposisi penduduk sangat
diperlukan disuatu negara karena dapat di jadikan pengambilan keputusan ataupun penentuan kebijasanaan
dalam melaksanaan pembangunan.
1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
Komposisi kependudukan berdasarkan usia atau umur dalam bentuk usia tunggal, seperti 0, 1, 2, 3, 4,
sampai 60 tahuntau bahwah samapai lebih dari dengan 60 tahun. Komposisi penduduk dapet juga dilihat
secara interval usia, 0-5 tahun (usia balita ). 6-12 tahun (usia SD ), 13-16 tahun (usia SMP ), 16-18 tahum
( usia SMA ), 19-24 tahun ( usia Pergurua Tinggi ), 25- 60 tahun ( usia dewasa ), daan lebih dari 60 tahun
( usia lanjut ). Permasalahan dalam komposisi penduduk adalah jumlah penduduk dengan usia di bawah 15
tahun dan di atas 60 tahun jumlah yang lebih besar dibandingkan usia produktif ( 15 – 60 tahun ). Hal
tersebut dapat menyebabkan penduduk usia produktif menanggung hidup seluruh penduduk nonproduktif.
2. Komposisi Pendudukan Berdasarkan Jenis Kelamin
Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin juga sangat penting untuk diketahuinya, karena dapat
digunakan dalam menghitung angka perbandingan jenis kelamin. Perbandingan tersebut dapat digunakan
untuk memperkirakan bentuk pemberdayaan penduduk sebai sumber daya manusia sesuai dengan
karakteristiknya.
2. Tarian Daerah
Setiap tarian daerah memiliki khasnya yang tersendiri, biasanya memiliki arti atau simbol tertentu dalam
tarian tersebut. Tarian salah satu aspek seni untuk mengungkapkan perasaan dangan melalui gerakan
tersebut. Beberapa contoh tarian daerah disetiap daerah di Indonesia.
sumber : roozchehr1naqvi.blogsppot.com
3. Pakaian Adat
Pakaian tradisional di negara Indonesia sangat banyak dan beragam, nilai-nilai budaya Indonesia yang tak
ternilai harganya yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Beberapa contoh pakaian adat disetiap daerah di
Indonesia.
Sumber : plazaindonesiaweb.blogspot.com
Keadaan alam Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu keadaan fisik wilayah serta
keadaan flora dan fauna. Keadaan fisik wilayah terdiri atas keadaan iklim dan keadaan bentuk
permukaan bumi (kondisi fisografis) yang kemudian akan menentukan jenis tanahnya. Sementara keadaan
flora dan fauna menyangkut jenis keragaman dan sebarannya.
Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut,
dan iklim panas. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah:
1. Iklim musim, dipengaruhi oleh angin musim yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya
satu periode perubahan adalah enam bulan.
2. Iklim laut, terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut yang luas sehingga banyak menimbulkan
penguapan dan akhirnya mengakibatkanterjadinya hujan.
3. Iklim panas, terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan
penguapan yang tinggi dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di Indonesia
bervariasi antar wilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun. Walaupun angka curah hujan bervariasi
antar wilayah di Indonesia, tetapi pada umumnya curah hujan tergolong besar. Hal yang menarik bagi
Indonesia adalah terjadinya angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena adanya perbedaan
tekanan udara antara samudra dan benua.
Pada musim hujan, petani Indonesia mulai mengerjakan lahannya untuk bercocok tanam. Jenis tanaman
yang ditanam adalah tanaman yang membutuhkan air pada awal pertumbuhannya, contohnya padi.
Sementara itu, nelayan Indonesia justru mengurangi kegiatan melaut karena biasanya pada musim hujan
sering terjadi cuaca buruk dan gelombang laut cukup besar sehingga membahayakan mereka. Ikan juga
lebih sulit ditangkap sehingga terjadi kelangkaan pasokan ikan dan akibatnya harga ikan lebih mahal
daripada biasanya. Musim hujan tentu tidak banyak berpengaruh pada aktivitas masyarakat Indonesia yang
pekerjaannya tidak berhubungan langsung dengan alam, misalnya pegawai atau karyawan.
Pada saat musim kemarau, sebagian petani terpaksa membiarkan lahannya tidak ditanami karena tidak ada
pasokan air. Sebagian lainnya masih dapat bercocok tanam dengan memanfaatkan air dari sungai, saluran
irigasi atau memanfaatkan sumber buatan. Ada pula petani yang berupaya bercocok tanam walaupun tidak
ada air yang cukup dengan memilih jenis tanaman atau varietas yang tidak memerlukan banyak air.
Pada saat musim kemarau, nelayan dapat mencari ikan di laut tanpa banyak terganggu oleh cuaca buruk.
Hasil tangkapan ikan juga biasanya lebih besar dibandingkan dengan hasil tangkapan pada musim hujan
sehingga pasokan ikan juga cukup berlimpah. Pola angin muson yang bergerak menuju wilayah Indonesia
pada saat angin barat dimanfaatkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk melakukan perpindahan
atau migrasi dari Asia ke berbagai wilayah di Indonesia. Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi
tersebut masih sangat sederhana dan pada saat itu masih mengandalkan kekuatan angina sehingga arah
gerakannya mengikuti arah gerakan angin muson.
Keadaan iklim pada saat nenek moyang datang ke Indonesia tentu berbeda dengan keadaan iklim saat ini.
Namun secara umum dapat dikatakan bahwa keadaan curah hujan saat ini tergolong tinggi, tetapi tidak
merata. Ada wilayah dengan curah hujan yang tinggi, tetapi juga ada yang sebaliknya.
Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah
pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas
daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas
daripada wilayah daratannya. Jika kamu perhatikan keadaan pulau-pulau di Indonesia, tampak adanya
keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah,
dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan.
Pada peta fisiografi, tampak sebaran bentuk muka bumi Indonesia mulai dataran rendah sampai
pegunungan. Untuk membaca peta tersebut, perhatikanlah legenda atau keterangan peta. Simbol berwarna
kuning menunjukkan dataran rendah, warna hijau menunjukkan daerah perbukitan, warna cokelat
menunjukkan pegunungan. Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk
yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi
Indonesia dan aktivitas penduduknya adalah sebagai berikut:
A. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air
laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian.
Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di
Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi, sehingga pulau Jawa
menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia.
Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti
berikut.
1) Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke
tempat lainnya.
2) Di daerah dataran rendah, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah hasil endapan yang
subur atau disebut tanah alluvial.
3) Dataran rendah dekat dengan pantai, sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
4) Daerah dataran rendah memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki
potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan
gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur
sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang
terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang
menghambat aliran sungai. Bencana banjir memiliki beberapa tanda yang dapat kita lihat.
1) Terjadinya hujan dengan intensitas curah hujan yang tinggi tanpa disertai dengan proses
infiltrasi/penyerapan yang baik.
2) Air melebihi batas sempadan sungai sehingga meluap dan menggenangi daerah sekitarnya.
3) Air yang jatuh ke permukaan tidak dapat mengalir Indonesia sejak dulu sudah dikenal sebagai negara
agraris. Namun demikian, ada kecenderungan generasi muda tidak ingin menjadi petani.
4) Air tidak menyerap ke dalam tanah karena berkurangnya vegetasi sebagai penyerap atau penyimpan air.
Pantai merupakan bagian dari dataran rendah yang berbatasan dengan laut. Di daerah pantai, ancaman
bencana yang mengancam penduduk adalah tsunami.
Kita sebaiknya menyiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya tsunami dengan memperhatikan hal-hal
berikut ini :
• Jika kamu tinggal di daerah pantai dan merasakan adanya gempa kuat yang disertai dengan suara ledakan
di laut, sebaiknya kamu bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan terjadinya tsunami. Segera
tinggalkan daratan pantai tempat kamu tinggal jika gempa kuat terjadi.
• Jika kamu melihat air pantai mendadak surut sehingga dasar laut tampak jelas, segera jauhi pantai karena
hal itu merupakan peringatan alam bahwa akan terjadi tsunami.
• Tanda-tanda alam lainnya kadang terjadi seperti banyaknya ikan di pantai dan tiba-tiba banyak terdapat
burung.
• Seringkali gelombang tsunami yang kecil disusul oleh gelombang raksasa di belakangnya. Oleh karena
itu, kamu harus waspada.
• Lembaga pemerintah yang berwenang biasanya selalu memantau kemungkinan terjadinya tsunami. Oleh
karena itu, jika belum ada pernyataan “keadaan aman”, kamu sebaiknya tetap menjauhi pantai.
Potensi bencana yang juga mengancam daerah pantai adalah gempa. Sebenarnya tidak semua wilayah
pantai di Indonesia berpotensi gempa. Pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa sampai Nusa Tenggara
berpotensi gempa. Pantai di Pulau Kalimantan relatif aman dari gempa karena jauh dari pusat gempa.
Wilayah lainnya adalah Sulawesi, Maluku, Papua, dan sejumlah pulau lainnya. Ancaman gempa juga dapat
terjadi di daerah perbukitan dan pegunungan.
B. Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan
ketinggian kurang dari 600 m dpal. Bukit tidak tampak curam seperti halnya gunung. Perbukitan berarti
kumpulan dari sejumlah bukit pada suatu wilayah tertentu. Aktivitas ekonomi, khususnya pertanian,
dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan kemiringan lereng tertentu. Untuk memudahkan
penanaman, penduduk menggunakan teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu agar
menjadi datar. Teknik ini kemudian juga bermanfaat mengurangi erosi atau pengikisan oleh air. Aktivitas
pertanian di daerah perbukitan, pada umumnya pertanian lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan
pertanian yang dilakukan di wilayah yang pasokan airnya terbatas atau hanya mengandalkan air hujan.
Istilah pertanian lahan kering sama dengan ladang atau huma yang dilakukan secara menetap maupun
berpindah-pindah seperti di Kalimantan. Tanaman yang ditanam umumnya adalah umbi-umbian atau
palawija dan tanaman tahunan (kayu dan buah-buahan). Pada bagian lereng yang masih landai dan lembah
perbukitan, sebagian penduduk juga memanfaatkan lahannya untuk tanaman padi.
Daerah perbukitan sulit berkembang menjadi sebuah pusat aktivitas perekonomian, karena mobilitas
manusia tidak semudah di daerah dataran sehingga pemusatan permukiman dan industri relatif terbatas.
Meskipun demikian, daerah perbukitan dapat dikembangkan menjadi daerah pariwisata karena panorama
alamnya yang indah dan suhu udaranya yang sejuk. Aktivitas pariwisata yang dapat dikembangkan antara
lain wisata alam yang tujuannya menikmati pemandangan daerah perbukitan yang indah.
C. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Daerah ini
memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti halnya di dataran rendah. Oleh karena itu,
beberapa dataran tinggi di Indonesia berkembang menjadi pemusatan ekonomi penduduk, contohnya
Dataran Tinggi Bandung. Aktivitas pertanian juga berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian
penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan
penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe.
Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya
yang indah menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi
di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran
tinggi biasanya adalah banjir. Karena bentuk muka buminya yang datar, dataran tinggi berpotensi
menimbulkan genangan air.
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang dalam bentuk puncak-puncak dengan ketinggian 600 meter
diatas permukaan laut. Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas
deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Indonesia memiliki banyak gunung dan pegunungan. Sebagian gunung merupakan gunung berapi.
Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah
sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di
sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi
karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat
keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya
kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di
Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif.
Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan
lontaran material dari dalam gunung berapi. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di
sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau
Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya
yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna (keanekaragaman hayati) yang sangat besar. Bahkan,
keanekaragaman hayati Indonesia termasuk tiga besar di dunia bersama-sama dengan Brazil di Amerika
Selatan dan Zaire di Afrika. Berdasarkan data dari Departemen Kehutanan dan Perkebunan, pada tahun
1999 jumlah spesies tumbuhan di Indonesia mencapai 8.000 spesies yang sudah teridentifikasi dan jumlah
spesies hewan mencapai 2.215 spesies. Spesies hewan terdiri atas 515 mamalia, 60 reptil, 1.519 burung,
dan 121 kupu-kupu.
Flora di Indonesia ternyata dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Indo-Malayan dan Indo-
Australian. Kelompok Indo-Malayan meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam
kelompok ini adalah Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Bali.
Kelompok Indo-Australian meliputi tumbuhan yang ada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang
termasuk dalam Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Berbagai jenis flora telah dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia, baik sebagai bahan furniture, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-
lain. Sebagai contoh, rotan banyak dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan
perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan dihasilkan dengan memanfaatkan bahan dari
rotan. Sentra penghasil produk kerajinan tersebut banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya
di Cirebon dan daerah lainnya di Pulau Jawa.
Fauna bagian barat memiliki ciri atau tipe seperti halnya fauna Asia sehingga disebut tipe Asiatis (Asiatic).
Fauna bagian timur memiliki ciri atau tipe yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia sehingga
disebut tipe Australis (Australic). Fauna bagian tengah merupakan fauna peralihan yang ciri atau tipenya
berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis.
Faunanya memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di tempat lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini
disebut fauna endemik.
Fauna Indonesia bagian Barat atau tipe asiatis mencakup wilayah Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Mamalia berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti gajah, macan, tapir, badak bercula satu,
banteng, kerbau, rusa, babi hutan, orang utan, monyet, bekantan, dan lain-lain. Di samping mamalia, di
wilayah ini banyak pula ditemui reptil seperti ular, buaya, tokek, kadal, tokek, biawak, bunglon, kura-kura,
dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui seperti burung hantu, gagak, jalak, elang, merak,
kutilang, dan berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut (sejenis lumba-lumba
di Sungai Mahakam) dapat ditemui di wilayah ini.
Fauna Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan atau Austral Asiatic. Wilayah fauna Indonesia Tengah
disebut pula wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Maluku, Timor, dan Nusa Tenggara
serta sejumlah pulau kecil di sekitar pulau-pulau tersebut.
Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, kuda,
sapi, monyet saba, beruang, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu terdapat pula reptil, amfibi, dan berbagai
jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah ini di antaranya biawak, komodo, buaya, dan ular. Berbagai
macam burung yang terdapat di wilayah ini di antaranya maleo, burung dewata, mandar, raja udang,
rangkong, dan kakatua nuri.
Fauna Indonesia bagian Timur atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua, Halmahera, dan
Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah ini antara lain kangguru, beruang, walabi,
landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung (opossum layang), kangguru pohon, dan kelelawar.
Di wilayah ini, tidak ditemukan kera. Di samping mamalia tersebut, terdapat pula reptil seperti biawak,
buaya, ular, kadal. Berbagai jenis burung ditemui di wilayah ini di antaranya burung cenderawasih, nuri,
raja udang, kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.
PERUBAHAN AKIBAT INTERAKSI ANTARRUANG
Perubahan akibat interaksi antarruang terjadi karena pergerakan yang disebabkan oleh interaksi antarruang.
Interaksi antarruang terjadi dalam beragam bentuk, seperti pergerakan manusia, benda, gagasan, informasi,
dll. Berikut adalah contoh perubahan interaksi antarruang adalah.
Pergerakan manusia, barang, dan jasa pada lokasi tertentu akan menimbulkan pemusatan aktivitas pada
lokasi tujuan tersebut. Pemusatan tersebut dapat membentuk daerah perkotaan. Daerah perkotaan
merupakan pusat pertumbuhan disuatu daerah karena lebih banyak aktivitas terkonsentrasi di daerah
perkotaan. Dengan adanya perkotaan, pertumbuhan akan terjadi secara bertahap dan menyebar ke seluruh
bagian yang dicakup.
Aktivitas masyarakat yang semakin meningkat membutuhkan lahan untuk menampung seluruh kegiatan
tersebut. Akibatnnya terjadi alih fungsi dari lahan pertanian hingga menjadi lahan pemukiman. Hal yang
sama juga terjadi pada aktivitas lain seperti perindustrian, perdagangan, dll. Dengan demikian, terjadi
perubahan fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian (pemukiman, perindustrian, perdagangan, dll).
Sumber :
blog.ruangguru.com
C. Perubahan Orientasi Mata Pencaharian
Interaksi spesial biasa terjadi saat adanya kepentingan ekonomi, yang berkaitan dengan pekerjaan.
Daerah yang menjadi daerah tujuan penduduk akan dihuni oleh orang-orang yang memiliki profesi
yang beragam. Jenis pekerjaan juga pasti berkembang karena adanya kebutuhan akan barang dan
jasa yang semakin beragam. Orientasi pekerjaan berubah dari yang awalnya berorientasi pada
sumber daya alam, khususnya petani, menjadi pekerjaan yang lainnya.
Sumber : 8NFIOS4/WpOU0EnbE6I/AAAAAAAAUh4/LjvB5jOw118MhHSenCu98-
YlaEvtTPO5QCLcBGAs/s320/the-old-farmer.jpg
D. Berkembangnya Sarana dan Prasarana
Adanya pergerakan orang, barang, dan informasi membutuhkan sarana dan prasarana. Pembangunan sarana
dan prasarana akan semakin meningkat berbanding lurus dengan meningkatnya pergerakan tersebut. Jalan
raya, kendaraan, fasilitas umum, pusat perbelanjaan, dan lain sebagainya akan terus berkembang dengan
semakin meningkatnya interaksi antarruang tersebut.
Sumber:https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.BLCvlqvN_9giuKDyzjbyDAHaEK&pid=Api&P=0&w=308
&h=174
Terjadinya pergerakan masyarakat dari daerah satu ke daerah lain akan diseratin dengan interaksi sosial.
Terjadinya interkasi sosial antar masyarakat tersebut akan saling mempengaruhi, terkait aturan dan nilai
yang dianut oleh masing-masing individu maupun kelompok masyarakat. Perubahan sosial juga
menyangkut perubahan status sosial. Berkembangnya suatu daerah karena adanya interaksi sosial akan
memengaruhi status sosial masyarakatnya.
Sekarang ini perubahan sosial tidak lagi hanya karena pergerakan masyarakat, tetapi karena aliran informasi
dari daerah dengan daerah lainnya, antar negara, maupun antar benua. Sebagai contoh, Westernisasi atau
kebarat-baratan sudah bukan hal langka untuk dijumpai, bahkan di Indonesia sendiri sudah lama terjangkit
seperti masuknya budaya Halloween maupun Valentine yang kontroversial.
F. Berubahnya Komposisi Penduduk
Interaksi antarruang dalam bentuk pergerakan manusia dapat menimbulkan konsentrasi penduduk dalam
satu daerah. Masyarakat memiliki agama, suku, profesi, jenis kelamin, etnik. Dampaknya komposisi
masyarakat berubah dari yang awalnya relative seragam menjadi beragam. Contohnya, di suatu daerah
hanya ada orang yang bersuku batak, lalu banyak orang yang bersuku lain pindah ke daerah tersebut dan
pada akhirnya daerah tersebut berubah dari yang awalnya hanya daerah yang bersuku batak berkembang
menjadi daerah yang beragam sukunya.
BAB iii
penutup
RANGKUMAN MATERI
1) Ruang merupakan kawasan di permukaan bumi yang digunakan oleh manusia untuk tinggal.
Ruang mencakup perairan, daratan, dan lapisan bumi.
2) Batas ruang merupakan tempat dan unsur lain yang mempengaruhi kehidupan di bumi.
3) Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyi pengaruh
terhadap tingkah laku, baik melalui kontak langsung atau tidak langsung.
4) Keadaan saling bergantung yang dibutuhkan untuk terjadinya interaksi keruangan yaitu
saling melengkapi (complementarity), kesempatan antara (intervening oppurtunity), serta
keadaan dapat diserahkan/dipindahkan (transferability).
5) Peta merupakan gambar permukaan bumi pada suatu bidang datar yang diperkecil
menggunakan skala.
6) Indonesia terletak antara 95°BT - 141°BT dan 6°LU - 11°LS. Batas darat Indonesia yaitu
Malaysia, Papua New Guinea dan Timor Leste. Batas lautnya yaitu India, Thailand,
Malaysia, Singapura, Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Guinea dan Timor Leste.
7) Secara geografis, Indonesia berada diantara dua benua, yaitu Benua Asia yang terletak di
sebelah utara Indonesia dan Benua Australia yang terletak di sebelah selatan Indonesia.
8) Letak Indonesia sangat strategis dan luas sehingga menjadi jalur perdagangan dan tranportasi
Internasional.
9) Indonesia memiliki iklim tropis dengan ciri suhu udara yang tinggi sepanjang tahun.
10) Wilayah tropis dibatasi oleh lintang 23,5°LU dan 23,5°LS.
11) Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi,
bukit, gunung, dan pegunugan.
12) Dinamika penduduk ialah perubahan jumlah penduduk pada suatu wilayah yang
disebabkan oleh tiga faktor yaitu, kelahiran (nartalitas), kematian (mortalitas), dan
perpindahan (migrasi).
13) Kondisi kependudukan pada Indonesia adalah ialah taraf pertumbuhan termasuk kategori
sedang, sebarannya tidak merata, serta kualitasnya masih rendah.
14) Mayoritas penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani.
15) Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mempunyai suku bangsa serta budaya
yang majemuk.
16) Indonesia memiliki keragaman flora dan fauna yang sangat tinggi.
17) Indonesia mempunyai hutan mangrove yang sangat luas tetapi tersebar tidak merata.
18) Indonesia merupakan negara yang memiliki terumbu karang terluas di dunia.
19) Interaksi keruangan memberikan dampak perubahan bagi Indonesia.
Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Kesuma. 2021. Sejarah Pembuatan Peta. Jakarta Selatan. PT. Kesuma
Silmi Nurul Utami. 2021. Letak Astronomis Indonesia dan Wilayahnya. Kompas.com
Arum Sutrisni Putri. 2020. Letak dan Luas Indonesia. Kompas.com