Laporan Punya Adella
Laporan Punya Adella
Disusun Oleh
Adella Rustiyanda
NIM 13030001
i
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR. H. MARZOEKI
MAHDI BOGOR
Disusun
Adella Rustiyanda
NIM 13030001
i
Lembar Pengeshan
Disusun Oleh
Adella Rustiyanda
NIM 13030001
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Farmasi Ketua STTIF Bogor
Alha
mdulillahi
rabbil‘ala
min,
segala puji
dan
syukur
penulis
panjatkan
kepada
Allah
SWT
karena
atas
berkat,
rahmat
dan
karunia-
Nya
penulis
dapat
menyelesa
ikan
Laporan
Praktek
Kerja
Lapangan
(PKL) di
Instalasi
Farmasi
RS
i
Marzoeki
Mahdi
Bogor.
Lap
oran PKL
ini dibuat
untuk
memenuhi
salah satu
syarat
kelulusan
untuk
memperol
eh gelar
Ahli
Madya
Farmasi
(A.Md
Farm) di
Sekolah
Tinggi
Teknologi
Industri
dan
Farmasi
Bogor
Program
Studi
Dimploma
3 Farmasi.
Pada
kesempata
ii
n ini
penulis
menyampa
ikan
terima
kasih
kepada
semua
pihak
yang telah
membantu
sehingga
tersusunny
a laporan
PKL ini.
Ucapan
terima
kasih
penulis
sampai
terutama
pada:
1. Ibu Siti Mariam M.Farm, Apt selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
dan Farmasi Bogor serta selaku pembimbing internal penulisan laporan
praktek kerja lapangan di Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi
Bogor .
2. Ibu Maryanti S.Far, Apt selaku pembimbing eksternal penulisan laporan
praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor.
3. Bapak Ferry Effendi M.Farm, Apt selaku Ketua Program Studi Diploma 3
Farmasi Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor.
iii
4. Seluruh staf dan Karyawan/Karyawati di RS Marzoeki Mahdi Bogor yang
telah memberikan ilmu dan pengalaman kepada kami selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL).
5. Orang tua dan keluarga yang tiada pernah henti mendoakan, memberi
semangat, dan dukungan baik moril maupun materil untuk keberhasilan.
6. Teman-teman alumni Risna, dan Eka, yang selalu memberikan semangat.
7. Teman-teman seperjuangan Dennia, Egy, Isma, Lasmini, Riska, Vicha, Widhi,
Dian, dan Dony.
8. Alumni, teman-teman dan adik-adik Prodi Diploma 3 Farmasi dan Sarjana I
Farmasi angkatan 16, 17 dan 18 di Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan
Farmasi Bogor.
Penu
lis
menyadari
bahwa
penyusuna
n laporan
PKL ini
masih
banyak
kekuranga
n, untuk
itu saran
dan kritik
yang
membang
un sangat
penulis
harapkan.
Akhir kata
Penulis
iv
berharap
semoga
laporan
PKL ini
dapat
bermanfaa
t bagi
penulis
maupun
rekan-
rekan
lainnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
3.3 Visi, Misi, Nilai-nilai dan Moto RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor................22
3.7.1 Visi, Misi dan Tujuan Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor................................................................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................................38
4.1.1 Unit Perencanaan dan Distribusi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor......39
4.2 Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor....42
BAB V PENUTUP...........................................................................................................44
5.1 Kesimpulan......................................................................................................44
5.2 Saran................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................45
LAMPIRAN.....................................................................................................................46
iv
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
Lampiran 1. Resep Instlasi Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi.....................................47
Lampiran 2. Surat Mutasi Barang Ke Unit Pelayanan.......................................................48
Lampiran 3. Surat Pemesanan Unit Perencanaan...............................................................49
Lampiran 4. Surat Peneriman Unit Perencanaan...............................................................50
Lampiran 5. Kartu Perserdiaan Unit Perencanaan.............................................................51
Lampiran 6. Faktur Pemesanan Unit Perencanaan.............................................................52
Lampiran 7. Contoh Plastik Klip.......................................................................................53
Lampiran 8. Contoh Etiket.................................................................................................54
Lampiran 9. Kartu Stock Unit Pelayanan Farmasi.............................................................55
Lampiran 10. Daftar Obat LASA dan High alert.................................................................56
BAB I
PENDAHULUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a. Unit Pelayanan
Unit pelayanan yaitu melakukan pekerjaan melayani resep BPJS dan
Umum, meracik obat, daylidose (keruang perawatan NAPZA, Kresna,
dan Kresni), memberikan informasi tentang bagaimana cara pemakaian
dan penggunaan obat, serta mencatat waktu tunggu pasien.
3
b. Unit Perencanaan
Unit perencanaan yaitu melalukan pekerjaan perencanaan, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan
(monitoring obat keruang OK dan ICU), pengendalian, pemusnahan,
pengarsifan faktur dan returan obat/alat kesehatan.
c. Unit Mutu
1) Audit (pengawasan)
Dilakukan terhadap proses hasil kegiatan apakah sudah sesuai standar.
2) Review (penilaian)
Terhadap pelayanan yang telah diberikan, penggunaan sumber daya,
penulisan resep sesuai fornas.
3) Survei
Untuk mengukur tingkat kepuasan pasien dengan dilakukan pemberian
quesioner.
4) Observasi
Pengendalian persediaan pelayanan yaitu supervisi keruangan (troli).
4
5
Rumah Sakit Khusus meliputi Rumah Sakit Khusus Ibu dan anak, Mata,
Otak, Gigi dan Mulut, Kanker, Jantung dan Pembuluh darah, Jiwa, Infeksi, Paru,
Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ketergantungan Obat dan Jantung. Rumah
Sakit Khusus memiliki sumber daya manusia paling sedikit terdiri dari :
1) Tenaga medis, yang memiliki kewenangan menjalankan praktik
kedokteran di Rumah Sakit yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan.
2) Tenaga kefarmasian, dengan kualifikasi apoteker dan tenaga teknis
kefarmasian dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kefarmasian Rumah Sakit.
3) Tenaga keperawatan, dengan kualifikasi dan kopetensi yang sesuai
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
4) Tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan lain, sesuai dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
7
TFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali
dan untuk Rumah Sakit besar rapat diadakan sekali dalam satu bulan. Rapat TFT
dapat mengundang pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat
8
Visi Rumah Sakit merupakan suatu inspirasi dari status masa depan rumah
sakit yang dapat mendorong lahirnya tindakan – tindakan yang diperlukan agar
visi tersebut menjadi kenyataan.
Misi merupakan suatu pernyataan yang singkat dan jelas tentang alasan
keberadaan rumah sakit, maksud, atau fungsi yang diinginkan untuk memenuhi
harapan dan kepuasan pasien dan metode utama untuk mencapai visi. Maksud
utama rumah sakit memiliki suatu pernyataan misi adalah memberi kejelasan
fokus kepada seluruh personel rumah sakit dan memberikan pengertian bahwa apa
yang dilakukan adalah terkait pada maksud yang lebih besar.
Tujuan instalasi farmasi rumah sakit:
a. Memberi manfaat kepada penderita, rumah sakit, sejawat profesi kesehatan
dan kepada profesi farmasi oleh apoteker rumah sakit yang kompeten dan
memenuhi syarat.
b. Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai oleh apoteker rumah
sakit yang memenuhi syarat.
c. Menjamin praktik profesional yang bermutu tinggi melalui penetapan dan
pemeliharaan standar etika profesional, pendidikan, pencapaian dan melalui
peningkatan kesejahteraan ekonomi.
d. Meningkatkan penelitian dalam praktek farmasi rumah sakit dan dalam ilmu
farmasetik pada umumnya.
e. Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran informasi
antara para apoteker rumah sakit, anggota profesi spesialis serumpun.
13
B. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan
periode pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria
tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan efisien.
Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan:
a. Anggaran yang tersedia;
b. Penetapan prioritas;
17
c. Sisa persediaan;
d. Data pemakaian periode yang lalu;
e. Waktu tunggu pemesanan;
f. Rencana pengembangan.
C. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan
perencanaan kebutuhan. Pengadaan yang efektif harus menjamin ketersediaan,
jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang terjangkau dan sesuai standar
mutu. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai antara lain:
a. Bahan baku obat harus disertai sertifikasi;
b. Bahan berbahaya harus menyertakan Material Safety Data Sheet
(MSDS);
c. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai harus
mempunyai Nomor Izin Edar;
d. Expired date minimal 2 (dua) tahun kecuali sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai tertentu (vaksin, reagensia, dan
lain - lain).
Pengadaan dapat dilakukan melalui:
1. Pembelian
Hal – hal yang yang perlu diperhatikan dalam pembelian adalah;
a) Kriteria sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
yang meliputi kriteria umum dan kriteria mutu;
b) Persyaratan pemasok;
c) Penentuan waktu pengadaan dan kedatangan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai;
d) Pemantauan rencana pengadaan sesuai jenis, jumlah dan waktu.
2. Produksi Sediaan Farmasi
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat memproduksi sediaan tertentu apabila:
a) Sediaan farmasi tidak ada di pasaran;
b) Sediaan farmasi lebih murah jika diproduksi sendiri;
18
D. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin keseuaian jenis,
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam kontrak
atau surat pemesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
E. Penyimpanan
Penyimpanan harus dapat menjamin kualitas dan keamanan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai dengan persyaratan kefarmasian.
Persyaratan kefarmasian yang dimaksud meliputi persyaratan stabilitas dan
keamanan, sanitas, cahaya, kelembaban, ventilasi, dan penggolongan jenis sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Komponen yang harus diperhatikan antara lain:
a) Obat dan bahan kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi
label yang secara jelas terbaca memuat nama, tanggal pertama membuat
kemasan dibuka, tanggal kadaluwarsa dan peringatan khusus.
b) Elektrolit konsentrasi tinggi tidak disimpan pada unit keperawatan
kecuali untuk kebutuhan klinis yang penting.
c) Elektrolit konsentrasi tinggi yang disimpan pada unit perawatan pasien
dilengkapi dengan pengamanan, harus diberi label yang jelas yang
disimpan pada area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah
peatalaksanaan yang kurang hati – hati.
d) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
dibawa oleh pasien harus disimpan secara khusus dan dapat diidentifiksi.
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan kelas terapi, bentuk
sediaan, dan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
19
dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan prinsip First Expired First Out
(FEFO) dan First In First Out (FIFO) disertai dengan informasi manajemen.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
penampilan dan penamaan yang mirip (LASA, Look Alike Sound Alike) tidak
ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus untuk mencegah
terjadinya kesalahan pengambilan obat.
F. Pendistribusian
Distribusi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam rangka
menyalurkan/menyerahkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dari tempat penyimpanan sampai kepada unit pelayanan/pasien
dengan tetap menjamin mutu, stabilitas, jenis, dan ketepatan waktu. Sistem
distribusi di unit pelayanan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Sistem persediaan Lengkap di Ruangan (Floor stock)
1) Pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai untuk persediaan di ruang rawat disiapkan dan dikelola oleh
instalasi farmasi.
2) Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang
disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat
dibutuhkan.
3) Dalam kondisi sementara dimana tidak ada petugas farmasi yang
mengelola (di atas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan
kepada penanggung jawab ruangan.
4) Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat Floor Stock
kepada petugas farmasi dari penanggung jawab ruangan.
5) Apoteker harus menyediakan informasi, peringatan dan kemungkinan
interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di Floor Stock.
d. Sistem Kombinasi
Sistem pendistribusi sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai bagi pasien rawat inap dengan menggunakan kombinasi antara floor stock
dengan resep perorangan, resep perorangan dengan unit dosis atau floor stock
dengan unit dosis.
Sistem distribusi dirancang atas dasar kemudahan untuk menjangkau pasien
dengan pertimbangan:
1) Efisiensi dan efektifitas sumber daya yang ada.
2) Metode sentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi
yang dipusatkan pada satu tempat yaitu instalasi farmasi. Seluruh
kebutuhan perbekalan farmasi setiap unit pemakai baik untuk kebutuhan
individu maupun kebutuhan barang dasar ruangan disuplai langsung dari
pusat pelayanan farmasi tersebut.
3) Metode desentralisasi adalah sistem pendistribusian perbekalan farmasi
mempunyai cabang yang dikenal dengan istilah depo farmasi/satelit
farmasi. Pada desentralisasi, penyimpanan dan pendistribusian
perbekalan farmasi ruangan tidak lagi dilayani oleh pusat pelayanan
farmasi.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS RS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor merupakan rumah sakit jiwa pertama
di Indonesia dan merupakan Rumah Sakit Pusat Unit Kesehatan Terpadu (UPT)
Kemenkes RI. Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi ini diresmikan pertama kali
oleh pemerintah Hindia–Belanda pada tahun 1882 dengan nama
Krankzinnigengeestich Te Buiternzorg. Pada tahun 1945 menjadi Rumah Sakit
Jiwa Bogor dengan direktur pribumi pertama Dr. H. Marzoeki Mahdi. Tahun 1978
Krankzinnigengeestich Te Buiternzorg menjadi Rumah Sakit Jiwa Bogor
berdasarkan SK Menkes No. 135/Menkes/SK/IV/78.
Pada tanggal 10 April 2002 pemerintah Indonesia mengganti nama Rumah
Sakit Jiwa Bogor menjadi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor
berdasarkan SK Menkes No. 226/Menkes/SK/IV/2002. Pada tahun 2007
Pemerintah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan – Badan Layanan Umum
(PPK-BLU) berdasarkan SK Menkes No. 297/KMK.05/2007. Pada tanggal 26
Juni 2007 pemerintah menetapkan Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor
menjadi UPT Depkes dengan menerapakan PPK-BLU berdasarkan SK Menkes
No. 756/Menkes/SK/IV/2007.
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi merupakan rumah sakit pusat UPT
Depkes RI. Pelayanan unggulan dari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
adalah pelayanan dibidang kesehatan Jiwa dan Narkotik, Psikotropik dan Zat
adiktif (NAPZA), sedangkan pelayanan umum hanya merupakan suatu pelayanan
pendukung.
21
22
III.3 Visi, Misi, Nilai-nilai dan Moto RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi dipimpin oleh Direktur Utama. Tugas
Direktur Utama adalah memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan tugas -
tugas Rumah Sakit agar sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang
berlaku. Direktur Utama dibantu oleh tiga orang direktorat lain yaitu:
1. Direktorat Medik dan Keperawatan
Bertugas mengkoordinasikan, melaksanakan, mengawasi dan
mengendalikan kegiatan – kegiatan bidang – bidang di bawahnya, yaitu:
A. Bidang MEDIK
a) Seksi Pelayanan Medik
b) Seksi Pelayanan Penunjang Medik
B. Bidang Keperawatan
a) Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Jalan
b) Seksi Pelayanan Keperawatan Rawat Inap
C. Instalasi
a) Instalasi Rawat Jalan
1) Poliklinik
2) Unit Radiologistik dan Imaging
3) Unit Medical Check Up
4) Unit Rehabilitasi Medik
24
Berikut ini Tabel tenaga Profesional di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Tabel 1. Tenaga Profesional Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Jenis Jumlah
Dokter Spesialis 1. Dokter Sub. Spikiatri Anak dan Remaja 1
2. Psikiatri 12
3. Non Spikiatri 30
Dokter Umum 24
Dokter Gigi 3
Apoteker/Apt. Spesialis 9
Spikolog/S2 Psikolog 12
Keperawatan D3,S1,S2 481
Paramedis Non Keperawatan 87
S2 Manajemen (Mars, Mkes, MM, Msi) 16
Administrasi 374
Tenaga Lainnya 34
26
III.7.1 Visi, Misi dan Tujuan Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor
Visi, Misi, dan Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi adalah sebagai berikut:
1. Visi
Terwujudnya layanan kefarmasian yang profesional, bermutu dan
akuntabel.
2. Misi
a. Dihasilkannya perbekalan farmasi siap pakai bagi pasien rumah sakit
dengan memahami isi resep, meracik, menyediakan perbekalan farmasi,
menyerahkan dan memberikan informasi penggunaan obat, mencacat,
memantau serta menilai penggunaan sediaan farmasi oleh pasien.
b. Tercapainya efektivitas, efisiensi dan mutu optimal layanan
kefarmasian.
c. Mengembangkan kompetensi tenaga farmasi secara berkesinambungan
untuk meningkatkan mutu layanan kefarmasian.
3. Tujuan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi, yaitu:
28
Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi dipimpin oleh seorang kepala
Instalasi yang berada di bawah Direktorat Medik dan Keperawatan. Kepala
Instalasi Farmasi membawahi tiga unit farmasi, yakni unit perencanaan dan
distribusi, unit pelayanan dan unit pengendalian mutu.
b) Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui. Pengadaan perbekalan farmasi di Instalasi Farmasi
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi dilakukan melalui lelang, pembelian langsung, dan
penunjukkan langsung. Pengadaan dilakukan oleh ULP (Unit Layanan
Pengadaan) melalui pengadaan E-Cataloc dan Non E-Cataloc.
c) Penerimaan
Merupakan kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung,
penunjukkan langsung dan lelang. Penerimaan barang di Instalasi Farmasi RS. Dr.
31
H. Marzoeki Mahdi dilakukan oleh panatia penerima barang dan petugas gudang
perbekalan.
Penerimaan melakukan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis (sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai), jumlah, spesifikasi, mutu,
pengecekan expired date, dan harga yang tertera dalam kontrak atau surat
pemesanan dengan kondisi fisik yang diterima. Semua dokumen terkait
penerimaan barang harus tersimpan dengan baik.
d) Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
di gudang perbekalan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi berdasarkan kelompok barang
(generik dan paten) serta sistem FIFO dan FEFO. FIFO (First In First Out), yaitu
barang yang keluar lebih dahulu adalah barang yang lebih dahulu masuk,
sedangkan FEFO (First Expired First Out), yaitu obat yang mempunyai tanggal
kadaluarsa cepat maka obat tersebut pula yang paling pertama keluar.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
di gudang perbekalan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi yang penampilan dan
penamaan yang mirip tidak ditempatkan berdekatan harus diselang dengan 2 (dua)
sediaan yang berbeda dan diberi tanda khusus (LASA, Look Alike Sound Alike)
untuk mencegah terjadinya keselahan pengambilan obat. Untuk obat tertentu yang
harus diwaspadai diberi penandaan khusus (Higt Alert) dan ditempatkan dilemari
yang khusus. Untuk obat narkotik, spiktropik, dan ARV disimpan dilemari khusus
terpisah dari obat – obat yang lain. Obat Narkotik dan spikotropik disimpan
dilemari yang terbuat dari besi yang lengkapi dengan 2 (dua) pintu besi beserta
kuncinya agar terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
di gudang perbekalan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi sesuai dengan bentuk sediaan
dan suhu yang sudah ditentukan untuk masing – masing sediaan farmasi.
e) Distribusi
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah
sakit seperti ke unit pelayanan dan ruang rawat inap dengan sistem floor stock
kecil, contohnya alkohol, sarung tangan, masker dan lain – lain.
32
g) Pengendalian
Pengendalian penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai di Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi dilakukan oleh
Instalasi Farmasi harus bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi di Rumah Sakit.
Tujuan pengendalian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai adalah untuk:
1) Penggunaan obat sesuai dengan Formularium Rumah Sakit.
2) Pengunaan obat sesuai dengan diagnosis dan terapi.
3) Memastikan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan/kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan
serta pengembalian pemesanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai.
33
Cara untuk mengendalikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi adalah:
1) Melakukan evaluasi persediaan yang jarang digunakan (slow moving).
2) Stock opname.
h) Administrasi
Administrasi di Instalasi Farmasi RS. Dr. H.Marzoeki Mahdi dilakukan
secara tertib dan berkesinambungan untuk memudahkan penelusuran kegiatan
yang sudah berlalu. Kegiatan administrasi terdiri dari:
1. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan terhadap kegiatan pengelolaan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang meliputi perencanaan
kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian, pengembalian,
pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai. Pencatatan dan pelaporan sediaan narkotik dan psikotropik wajib
dibuat karena untuk mengaudit kepada BPOM RI guna untuk pengawasan obat
narkotik dan psikotropik.
2. Administrasi Penghapusan
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang tidak terpakai karena
kadaluarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan
penghapusan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Pengarsipan Faktur
Administrasi pengarsipan faktur merupakan kegiatan penyimpanan data
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah dilakukan
pemesanan dan dikirim oleh PBF disertai dengan faktur. Pengarsipan faktur
dilakukan untuk apabila terdapat ketidaksesuaian barang yang dikirim maka
petugas penerimaan akan mengembalikan atau menolak barang yang dikirim
(retur).
34
Faktur dikumpulkan setiap hari sebagai data arsip faktur. Pengarsipan faktur
disimpan berdasarkan nama PBF, perbulan datangnya barang, dan disimpan disatu
tempat yang sama upaya mempermudah jika sewaktu – waktu diperlukan.
2. Unit Pelayanan
Unit pelayanan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi memiliki 9 Apoteker dan
beberapa Tenaga Teknis Kefarmasian serta Tenaga Menengah Farmasi (SMF)
yang memenuhi persyaratan perundang – undangan yang berlaku. Unit pelayanan
Rs. Dr. H. Marzoeki Mahdi memiliki tugas sebagai berikut:
1. Melayani resep dan distribusi obat ke pasien rawat jalan dan rawat inap
serta pasien Jaminan Kesehatan BPJS dan Umum
a) Unit pelayanan rawat inap BPJS dan Umum
Unit pelayanan rawat inap dipimpin oleh Apoteker dibantu oleh Tenaga
Teknis Kefarmasian. Unit pelayanan rawat inap buka dari pukul 07.00 WIB s/d
21.00 WIB melayani resep pasien rawat inap.
Berikut adalah bagan alur resep pasien jaminan kesehatan dan bagan alur
resep pasien reguler di unit pelayanan farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi.
2. Permintaan Obat
Unit pelayanan di Rs. Dr. H. Marzoeki Mahdi melakukan permintaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai kepada gudang
farmasi yang dilakukan 2 (dua) kali dalam seminggu secara online pada hari yang
berbeda pada tiap layanan. Pemeriksaan permintaan ini dilakukan untuk
meminimalkan kekosongan pada unit pelayanan.
3. Penerimaan
Unit pelayanan di Rs. Dr. H. Marzoeki Mahdi melakukan penerimaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai setelah melakukan
permintaan ke gudang farmasi. Kegiatan penerimaan ini untuk menjamin
kesesuaian jenis dan jumlah sediaan yang diminta dengan jumlah sediaan yang
disetujui oleh gudang farmasi.
4. Penyimpanan
Di unit pelayanan sediaan disimpan secara farmakologis, sesuai abjad, suhu
dan bentuk sediaan serta penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai di unit pelayanan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi yang penampilan
dan penamaan yang mirip tidak ditempatkan berdekatan harus diselang dengan 2
(dua) sediaan yang berbeda dan diberi tanda khusus (LASA, Look Alike Sound
Alike) untuk mencegah terjadinya keselahan pengambilan obat. Untuk obat
tertentu yang harus diwaspadai diberi penandaan khusus (Higt Alert) dan
ditempatkan dilemari yang khusus. Untuk obat narkotik, spiktropik, dan ARV
disimpan dilemari khusus terpisah dari obat – obat yang lain. Obat Narkotik dan
spikotropik disimpan dilemari yang terbuat dari besi yang lengkapi dengan 2
(dua) pintu besi beserta kuncinya agar terhindar dari penyalahgunaan dan
pencurian.
5. Administrasi
a) Pengarsipan Resep
Resep disimpan menurut tanggal dan nomer penerimaan, resep yang
mengandung narkotika dan spikotropika harus dipisah dari resep yang lainnya dan
harus ditandai garis merah dibawah nama obatnya. Resep disimpan selama kurang
lebih 3 tahun. Cara pemusnahan resep adalah dengan cara dibakar, pada berita
acara tersebut dibuat berita acara pemusnahan yang dibuat rangkap empat dan
ditanda tangani oleh APA bersama petugas Apotek, berita acara tersebut memuat
37
hari dan tanggal pemusnahan dan tanggal terawal dan terakhir resep serta berat
resep yang dimusnahkan dalam kilogram.
BAB IV
PEMBAHASAN
Instalasi farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi dipimpin oleh seorang kepala
Instalasi yang berada di bawah Direktorat Medik dan Keperawatan. Dalam
Pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh sejumlah staff penanggung jawab yaitu
Tenaga Teknis Kefarmasian.
Instalasi farmasi menjadi pusat pengadaan, distribusi, dan pengawasan
perbekalan farmasi serta merupakan sarana penunjang dalam pelayanan kesehatan
rumah sakit.
Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan
farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan
obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi
semua lapisan pasien.
Tujuan Pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi
adalah pelayanan paripurna sehingga tepat pasien, tepat dosis, tepat cara
pemakaian, tepat kombinasi, tepat waktu, dan tepat harga. Selain itu pasien
diharapkan mendapatkan pelayanan yang dianggap perlu oleh farmasi sehingga
pasien perlu mendapat pengobatan efektif, efisien, aman, rasional, bermutu, dan
terjangkau.
Pelayanan Farmasian di Instalasi Farmasi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi
terdiri dari pelayanan farmasi klinik meliputi pengkajian resep, dispensing, dan
pelayanan infomasi obat (PIO) sedangkan pelayanan farmasi non klinik meliputi
perencanan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian sediaan
farmasi. Instalasi Farmasi di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi membawahi 3 (tiga) unit
yaitu unit perencanaan dan distribusi, unit pelayanan serta unit pengendalian
mutu.
38
39
IV.1.1 Unit Perencanaan dan Distribusi RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
di gudang perbekalan RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi yang penampilan dan
penamaan yang mirip tidak ditempatkan berdekatan harus diselang dengan 2 (dua)
sediaan yang berbeda dan diberi tanda khusus (LASA, Look Alike Sound Alike)
untuk mencegah terjadinya keselahan pengambilan obat. Untuk obat tertentu yang
harus diwaspadai diberi penandaan khusus (Higt Alert) dan ditempatkan dilemari
yang khusus. Untuk obat narkotik, spiktropik, dan ARV disimpan dilemari khusus
terpisah dari obat – obat yang lain. Obat Narkotik dan spikotropik disimpan
dilemari yang terbuat dari besi yang lengkapi dengan 2 (dua) pintu besi beserta
kuncinya agar terhindar dari penyalahgunaan dan pencurian.
Unit pelayanan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi dipimpin oleh Apoteker dan
dibantu beberapa Tenaga Teknis Kefarmasian serta Tenaga Menengah Farmasi
(SMF) yang memenuhi persyaratan perundang – undangan yang berlaku.
Unit pelayanan Rs. Dr. H. Marzoeki Mahdi memiliki 2 (dua) unit yaitu
sebagai berikut:
1. Pasien Rawat Jalan Pasien Jaminan Kesehatan BPJS dan Umum
Pedoman pelayanan farmasi untuk pasien rawat jalan di RS. Dr. H.
Marzoeki Mahdi mencakup Formularium Nasional (Fornas) dan Formularium
Rumah Sakit. Pelayanan farmasi rawat jalan dipimpin oleh apoteker dan dibantu
beberapa Tenaga Teknis Kefarmasian serta Tenaga Menengah Farmasi (SMF)
yang memenuhi syarat secara hukum dan kompeten secara profesional.
Sistem distribusi obat yang digunakan untuk pasien rawat jalan adalah
sistem resep perorangan yaitu cara distribusi obat pada pasien secara individu
berdasarkan resep dokter. Pasien harus diberikan informasi mengenai obat karena
pasien sendiri yang akan bertanggung jawab atas pemakaian obat tanpa adanya
pengawasan dari tenaga kesehatan. Apoteker juga harus bertindak sebagai
konsultan obat bagi pasien.
proses yang menjamin pemberian sediaan farmasi dan alat kesehatan yang benar
dan tepat kepada pasien, sesuai dengan yang tertulis pada resep atau Kartu
Instruksi Obat (KIO) serta dilengkapi dengan informasi yang cukup.
Tujuan pendistribusian di rawat inap yaitu tersedianya perbekalan farmasi di
unit – unit pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis, dan tepat jumlah. Farmasi
rawat inap menjalankan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk
memenuhi kebutuhan kepada pasien rawat inap di rumah sakit yang
diselenggarakan secara sentralisasi dan disentralisi dengan sistem persediaan
floor stock kecil, sistem resep perorangan, sistem unit dosis, dan kombinasi oleh
satelit farmasi.
Ada 3 (tiga) macam sistem pendistribusian rawat inap, yaitu:
a) Sistem persediaan Floor Stock Kecil, meliputi semua persediaan obat
dan alat kesehatan yang dibutuhkan diruangan. Pelayanan dalam sistem
persediaan ruangan salah satunya adalah penyediaan kotak obat darurat
(emergency kit) yang digunakan untuk keperluan gawat darurat.
b) Resep perorangan (resep individual) merupakan cara distribusi obat dan
alat kesehatan berdasarkan permintaan dalam resep atau kartu obat
pasien rawat inap.
c) Sistem unit dose dispensing didefenisikan sebagai obat yang disiapkan
dan diberikan kepada pasien dalam dosis tunggal yang berisi obat untuk
sekali minum. Unit dose dispensing merupakan tanggung jawab farmasi
yang tidak dapat berjalan disituasi institusi rumah sakit tanpa kerja sama
dengan perawat dan staf kesehatan.
pencatatan dan laporan obat Expired date (bila ada), pencatatan dan laporan obat
OKT, Psikotropik dan ARV (Antiretroviral) serta pemberian obat dailydose.
V.1 Kesimpulan
44
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (2009). Undang – undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009
tentang Tugas dan Fungsi Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes.2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009
tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72
Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56
Tahun 2014 tentang Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes.2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 Tahun
2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
Kemenkes.2012. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 012 Tahun
2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi. (2008). Profil Rumah Sakit Dr. H.
Marzoeki Mahdi, Bogor.
WHO. 1998. “Guidelines/manual For Good Hospital Practices and
Managemen”. Bangkok, Thailand, Agustus/September.
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 1 Resep Instlasi Rumah Sakit Dr. H Marzoeki Mahdi
47
Lampiran 2 Surat Mutasi Barang Ke Unit Pelayanan
48
Lampiran 3 Surat Pemesanan Unit Perencanaan
49
Lampiran 4 Surat Peneriman Unit Perencanaan
50
Lampiran 5 Kartu Perserdiaan Unit Perencanaan
51
Lampiran 6 Faktur Pemesanan Unit Perencanaan
52
Lampiran 7 Contoh Plastik Klip
53
Lampiran 8 Contoh Etiket
54
Lampiran 9 Kartu Stock Unit Pelayanan Farmasi
55
Lampiran 10 Daftar Obat LASA dan High alert
56