Anda di halaman 1dari 50

d

re
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

te
MEMPELAJARI PROSES PRODUKSI DAN PENGENDALIAN MUTU

is
EKSTRAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DI PT. BALI

eg
EXTRACT UTAMA

nr
U
3
.5
OLEH :

r5
I KADEK AGUS NUADA

1511205049

rte
ve

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

on

UNIVERSITAS UDAYANA

2019

C
F

KATA PENGANTAR

PD

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat

yang telah diberikan dan dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas dan laporan Praktek Kerja Lapangan yang berjudul “Mempelajari Proses

Produksi Dan Pengendalian Mutu Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa

e
ob
Ad

d
re
Linn) di PT. Bali Extract Utama.” Praktek Kerja Lapangan ini

dilaksanakan dari tanggal 21 Januari sampai dengan 21 Februari 2019.

te
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan oleh penulis atas

is
dukungan, motivasi, dan bimbingan, serta bantuan material maupun spiritual dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

eg
1. Dr. Ir. Ni Made Wartini, MP selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya dengan memberikan bimbingan, informasi, dan

nr
pengarahan dari awal sampai akhir penyelesaian laporan praktek kerja

lapangan ini.

U
2. Nur Aini selaku pembimbing dari pihak perusahaan yang telah

memberikan bimbingan, informasi, dan kemudahan selama

3
pelaksanaan praktek kerja lapangan.

3.
.5
Dr. Ir. I Ketut Satriawan, M.T selaku Dekan Fakultas Teknologi

r5
Pertanian Universitas Udayana.

4. Aman Slamet selaku Plant Manager yang telah memberikan ijin dan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan praktek kerja

rte

lapangan di PT. Bali Extract Utama.

5. Komisi Praktek Kerja Lapangan di Fakultas Teknologi Pertanian

ve

Universitas Udayana.

6. Keluarga yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan doa selama

on

pelaksanaan dan penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini kepada

penulis.

7. Pak Kadek, Kakak Sandy, Bli Angga, Bli Dodi, Bli Sang Ade, Pak

Dewa, Pak Gulem, dan seluruh karyawan di PT. Bali Extract Utama

yang tidak bisa penulis sebut satu persatu.

8. Teman-teman di Jurusan Teknologi Industri Pertanian, khususnya

PD

angkatan 2015 yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan

motivasi selama pelaksanaan dan penyelesaian laporan praktek kerja

lapangan ini kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan praaktek kerja lapangan ini masih jauh

ob

dari sempurna. Untuk itu penulis dengan senang hati menerima segala saran dan

Ad

d
re
kritik yang membangun guna menyempurnakan laporan praktek kerja lapangan

ini. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat sebagaimana

te
mestinya.

is
Bukit Jimbaran, 24 Maret 2019

eg
nr
U
Penulis

3
.5
r5
rte
ve
on
C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
te
DAFTAR ISI

Halaman

is
JUDUL…………….………………………………………………………….……i

LEMBAR PENGESAHAN……………...…………………………………..……ii

eg
KATA PENGANTAR…………….……………………………….......................iii

DAFTAR ISI……………………………………………………...........................v

nr
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….vii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………viii

U
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. ix

I. PENDAHULUAN…………………………………….………………1

3
1.1 Latar Belakang…………………………………….………………1

.5
1.2 Tujuan……………………………………………….…………….2

r5
1.3 Manfaat………………………………………….………………...2

1.4 Metode………………………………………….…………………2

1.5 Tempat dan Waktu Pelaksanaan……………….….........................3

rte

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN…………….………………….4

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan………………….……………………4

ve

2.2 Lokasi

on
C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
Perusahaan……….……….……………………………….4.

2.3 Manajemen Perusahan….…………………………………………5

te
2.4 Ketenagakerjaan………..…………………………………………8

is
III. PROSES PRODUKSI EKSTRAK ROSELLA……………..………..11

3.1 Bahan Baku…………….……………………………...................12

eg
3.2 Peralatan Produksi…….………………………………………….15

3.3 Proses Produksi Ekstrak Rosella……….………………………...24

nr
IV. PENGENDALIAN MUTU…….…………………………………….30

4.1 Bahan Baku….…………………………………………………...30

U
4.2 Proses Produksi………...……………………………...................30

4.3 Produk Akhir……………...……………………………………...33

3
4.4 Aspek Pendukung Dalam Pengendalian Mutu……………….......35

.5
V. PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN………………………...38

r5
5.1 Proses Pengecilan Ukuran………………………………………..38

5.2 Kualitas Bahan Baku……………………………………………..38

5.3 Pengecekan Dan Perbaikan Alat Produksi..……………………...39

rte

VI. KESIMPULAN DAN SARAN……………….……………………...40

6.1 Kesimpulan………………..…..…………………………………40

ve
on
C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
6.2 Saran…………………….………………………………………..40

DAFTAR PUSTAKA……………….……………………………………….41

te
is
eg
nr
U
3
.5
r5
rte
ve
on
C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
te
DAFTAR GAMBAR

is
No Judul

Halaman

eg
1. Tata letak pabrik di PT. Bali Extract Utama…………………………………..5

2. Pabrik PT. Bali Extract Utama………………………………………………...6

nr
3. Struktur organisasi di PT. Bali Extract Utama……………………………….10

4. Bunga rosella………………………………………..……………................12

U
5. Tangki ekstraktor……………………………………………………………..15

6. Filter housing…………………………………………….…………………...16

3
7. Buffer tank……………………………………………………………………17

.5
8. Balance tank………………………………………………………………….17

r5
9. Plat Heat Exchanger………………………………………………………….18

10. Kondensor……………………………………………………....................18

11. Boiler………………………………………………………………………..19

rte

12. Evaporator…………………………………………………………………..20

13. Agitator……………………………………………………….....................20

ve

14. Pompa air…………………………………………………………………....21

15. Timbangan digital…………………………………………….....................21

on

16. Troley………………………………………………………………………..22

17. Open top……………………………………………………………………..22

18. Jerigen produk…………………………………………………………….…23

19. Alat penggilingan…………………………………………………………...23

20. Proses pengecilan ukuran rosella…………………………………………...25

PD
e
ob
Ad

d
re
21. Proses ekstraksi rosella pada tangki ekstraktor ………………………….….26

22. Proses blending……………………………………………………………...27

te
23. Diagram alir proses produksi ekstrak rosella…………………....................28

is
24. Proses pengemasan ekstrak rosella……………………………………….....29

eg
nr
DAFTAR TABEL

U
No Judul

3
Halaman

.5
1. Komposisi kimia kelopak bunga rosella per 100 g bahan…………………….13

r5
2. Standar mutu ekstrak rosella………………………………..………………...33

rte
ve
on
C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
te
is
eg
nr
U
DAFTAR LAMPIRAN

3
No
.5
r5
Judul

Halaman

1. Gambar produk akhir……………………………………………………….…42

rte

2. Gambar alat analisis mutu ekstrak rosella…………………………………….43

3. Daftar hadir praktek kerja lapangan ………………………………...………..44

ve

4. Surat penerimaan praktek kerja lapangan …………………………...………..48

5. Surat keterangan telah melakukan PKL……………………...........................49

on

6. Certificate of analysis hibiscus extract PT. Bali Extract Utama……………....50

C
F
PD
e
ob
Ad

Ad
ob
e
PD
F
C
on
ve
rte
r5
.5
3
U
nr
eg
is

10

te
re
d
Ad
ob
e
PD
F
C
on
ve
rte
r5
.5
3
U
nr
eg
is

te
re
d
d
re
I. PENDAHULUAN

te
1.1 Latar Belakang

is
Tanaman rosella merupakan tanaman berupa semak yang berdiri tegak

dengan tinggi 0,5-5 meter, memiliki batang yang berbentuk silindris dan berkayu,

eg
serta memiliki banyak percabangan. Ketika masih muda, batangnya berwarna

hijau, dan ketika dewasa dan sudah berbunga, batang rosella berwarna coklat

nr
kemerahan. Pada batang rosella melekat daun-daun yang tersusun, berwarna hijau,

berbentuk bulat telur dengan pertulangan menjari dan tepi beringgit. Ujung daun

U
rosella ada yang meruncing dan tulang daunnya berwarna merah. Panjang daun

rosella dapat mencapai 6-15 cm dan lebar 5-8 cm. Akar yang menopang batangnya

3
berupa akar tunggang. Mahkota bunganya berbentuk corong yang tersusun dari 5

.5
helai daun mahkota (Widyanto dan Nelistya, 2008).

r5
Bunga rosella memiliki potensi untuk dikembangkan secara luas dan dapat

menghasilkan keuntungan karena nilai ekonominya cukup tinggi. Oleh karena itu

bunga rosella dapat diolah menjadi ekstrak bunga rosella yang nantinya dapat

rte

digunakan untuk produk makanan maupun produk kecantikan.

PT. Bali Extract Utama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

ve

dalam industri pangan dan telah menerapkan teknologi pengolahan yang sesuai.

Perusahaan ini menerapkan bidang teknologi pertanian khususnya dalam hal

on

ekstraksi bahan alam yang berasal dari tumbuhan. Ekstraksi adalah suatu proses

pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang

digunakan perusahaan ini bersifat food grade diantaranya air dan etanol.

Perusahaan ini memproduksi produk ekstrak simplisia tumbuhan seperti ekstrak

buah-buahan, rempah-rempah dan bunga. Ekstrak yang dihasilkan merupakan

produk setengah jadi (intermediet) yaitu produk tersebut merupakan bahan baku

PD

yang digunakan untuk membuat produk lanjutan.

Adanya kesesuaian antara berbagai proses kegiatan pengolahan dan

manajemen pada PT. Bali Extract Utama dengan bidang yang dipelajari di Jurusan

Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Perusahaan ini dipilih

ob
Ad

d
re
sebagai tempat Praktek Kerja Lapangan karena PT. Bali Extract Utama

menerapkan teknologi modern dalam proses produksinya. Selain itu juga

te
didasarkan atas pertimbangan bahwa perusahaan sudah beroperasi cukup lama dan

is
menggunakan prinsip pengolahan teknologi industri pertanian dalam proses

produksinya.

eg
1.1 Tujuan

1. Mempelajari proses produksi ekstrak bunga rosella di PT. Bali Extract

nr
Utama.

2. Mempelajari pengendalian mutu pada produksi ekstrak bunga rosella di PT.

U
Bali Extract Utama.

1.2 Manfaat

3
Adapun manfaat dari praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut :

1.
.5
Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui secara langsung proses

r5
produksi ekstrak bunga rosella di PT. Bali Extract Utama.

2. Mahasiswa dapat mempelajari dan mengetahui secara langsung

pengendalian mutu pada produksi ekstrak rosella yang diterapkan oleh

rte

PT.Bali Extract Utama.

1.3 Metode

ve

Metode yang dilakukan pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di

PT. Bali Extract Utama adalah sebagai berikut :

on

1. Praktek Lapangan

Mahasiswa terlibat langsung pada proses produksi ekstrak bunga rosella

dengan bimbingan dan arahan dari pembimbing perusahaan

2. Observasi

Mengamati langsung proses produksi ekstrak bunga rosella di PT. Bali

Extract Utama.

PD

3. Wawancara

Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan pembimbing perusahaan serta

para pegawai di PT. Bali Extract Utama

4. Studi Pustaka

ob

Penulis mencari teori-teori atau sumber bacaan yang berkaitan dengan proses

Ad

d
re
dan pokok permasalahan yang berhubungan dengan proses produksi ekstrak

bunga rosella.

te
is
1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah :

eg
1. Tempat

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT. Bali Extract Utama yang

nr
bertempat di Jalan Pantai Lepang, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan,

Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.

U
2. Waktu

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dimulai pada 21 Januari – 21

3
Februari 2019.

.5
r5
rte
ve
on
C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
te
is
II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

eg
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan

nr
PT. Bali Extract Utama merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak

dibidang industri hasil pertanian dan didirikan pada bulan September 2003 dengan

U
konstruksi mulai bulan maret 2004 dan mulai beroperasi pada bulan Mei 2005.

Perusahaan ini merupakan perusahaan swasta yang berada dibawah naungan PT.

3
Indokemika Jayatama Group dan memproduksi produk ekstrak simplisia

.5
tumbuhan seperti ekstrak buah, daun, dan rempah-rempah. Produk ekstrak yang

r5
dihasilkan PT. Bali Extract Utama merupakan produk setengah jadi (intermediet)

yaitu produk tersebut merupakan bahan baku utama untuk pelanggan yang

kemudian diolah sebagai produk lanjutan.

rte

Produk- produk yang dihasilkan oleh PT. Bali Extract Utama antara lain

ekstrak dari bahan rempah-rempah yaitu ekstrak jahe, kunyit, cengkeh, sereh,

ve

kencur, kayu manis, dan lain-lain. Ekstrak dari bahan buah-buahan yaitu ekstrak

jeruk, pepaya, nanas, stroberi, mentimun, asam jawa, dan lain-lain. Ekstrak dari

on

bahan bunga yaitu ekstrak kamboja dan rosella. Dan ekstrak dari bahan daun-

daunan yaitu ekstrak daun sirih, lidah buaya, daun pandan dan lain-lain.

Produk-produk PT. Bali Extract Utama dapat diaplikasikan dalam produk

makanan, minuman, farmasi, dan kosmetik. Standar mutu untuk produk yang

dihasilkan PT. Bali Extract Utama mengikuti standar pabrik, permintaan

konsumen dan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk produk-
PD

produk tertentu.

2.2 Lokasi Perusahaan

PT. Bali Extract Utama berada di Dusun Lepang, Desa Takmung,

Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali. PT. Bali Extract Utama

ob

memiliki luas wilayah kurang lebih 5000 m2. Bangunan gedung yang terdapat di

Ad

d
re
PT. Bali Extract Utama terdiri dari ruang kantor, gudang penyimpanan bahan

baku, ruang produksi, laboratorium, gudang penyimpanan produk, pos satpam,

te
dapur, toilet dan wilayah parkir. Tata letak pabrik PT. Bali Extract Utama dapat

is
dilihat pada Gambar 1 dan pabrik PT. Bali Extract Utama tampak depan dapat

dilihat pada Gambar 2.

eg
nr
Gambar 1. Tata letak pabrik PT. Bali Extract Utama

U
Gambar 2. Pabrik PT. Bali Extract Utama

3
2.3 Manajemen Perusahaan

.5
r5
PT. Bali Extract Utama berada dibawah naungan PT. Indokemika Jayatama

Group. Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan PT. Bali Extract

Utama adalah sistem organisasi garis lurus karena saluran perintah mengalir dari

rte

pucuk pimpinan melalui kepala bagian diteruskan kepada para pekerja bawahan

atau buruh. Begitu pula sebaliknya tanggung jawab mengalir dari bawahan melalui

ve

kepala bagian ke pucuk pimpinan.

Tugas masing-masing karyawan PT. Bali Extract Utama adalah sebagai berikut :

on

1. Manajer Pabrik (Plant Manager)

a. Mengatur pengawasan secara keseluruhan pada kegiatan perusahaan,

menentukan perencanaan jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Bertanggung jawab penuh terhadap maju mundurnya perusahaan.

c.Melakukan tindakan-tindakan yang berhubungan dengan perusahaan

dengan memperhatikan Peraturan Perusahaan.

PD

d. Menentukan tenaga yang dibutuhkan perusahaan (SDM).

e. Memberikan pelatihan bagi karyawan, khususnya karyawan baru.

f. Mengadakan penugasan karyawan dan menetapkan gaji yang akan diterima

karyawan.

ob

2. Bagian Laboratorium

Ad

d
re
a. Melakukan pengawasan penanganan terhadap bahan baku utama,

pengawasan proses produksi dan pengawasan produk yang dihasilkan.

te
b. Melakukan riset segala kegiatan yang akan dilakukan pada proses

is
produksi dan membuat produk baru.

c. Membuat laporan processing dan final product.

eg
d. Melakukan setiap pencatatan hasil analisa ke dalam work book (buku

kerja), dan membuat laporan bulanan kegiatan Laboratorium.

nr
e. Melakukan supervisi dalam optimasi bahan baku, solvent, dan waktu

proses sehingga didapatkan metode yang paling optimal.

U
f. Melakukan collecting data microbial content product.

g. Menyusun weekly monitoring laboratorium progress.

3
3. Bagian Produksi

.5
a. Menjalankan proses produksi sesuai dengan SOP (Standar Operating

r5
Prosedur).

b. Berkoordinasi dengan Supervisor Laboratorium, Supervisor

Pemeliharaan dan Manajer Perencanaanuntuk melakukan trial and error

rte

atas setiap perubahan yang mendasar atas spesifikasi bahan baku atau

untuk mendapatkan hasil barang jadi yang diinginkan.

ve

c. Bagian produksi memiliki 3 supervisor yang melakukan pengawasan

kepada operator selama proses produksi berlangsung.

on

d. Berkoordinasi dengan Supervisor Maintenance dalam menganalisa dan

memecahkan permasalahan yang timbul baik mengenai proses atau

mesin produksi.

4. Bagian Maintenance

a. Memeriksa elektrikal dan instrumentasi (bila perlu ikut melakukan)

hasil perawatan yang berhubungan dengan asset perusahaan dan

PD

memastikan hasilnya tercatat dilaporan perawatan dan kartu riwayat

mesin.

b. Memeriksa (bila perlu ikut melakukan) pekerjaan pabrikasi / pengadaan

terhadap sarana / prasarana perusahaan kemudian memastikan hasilnya

ob

tercatat dilaporan pekerjaan.

Ad

d
re
c. Memeriksa kegiatan kerja harian maintenance operator.

d. Memeriksa form pemeriksaan operasional maintenance (listrik,

te
penambahan additive boiler, cooling tower, Chiller).

is
e. Memastikan jadwal kalibrasi dilaksanakan dengan tepat dan memeriksa

hasilnya dilaporan kalibrasi.

eg
5. Bagian Administrasi

nr
a. Menangani seluruh kegiatan yang berhubungan dengan administrasi pada

perusahaan.

U
b. Mencatat keseluruhan aktifitas perusahaan seperti jumlah pembelian dan

penjualan serta membuat rekap harian maupun bulanan untuk

3
menentukan rugi laba.

.5
c. Menangani administrasi perusahaan dan karyawan pada perusahaan.

r5
6. Bagian Penjualan

a. Bertanggung jawab terhadap promosi dan pemasaran produk.

b. Bagian penjualan lokal ataupun di luar pulau.

rte

c.Bekerjasama dengan bagian laboratorium untuk mengevaluasi keluhan-

keluhan konsumen terhadap mutu produk yang dipasarkan.

ve

7. Bagian Gudang

Tugas pada bagian ini adalah menjamin ketersediaan bahan baku, bahan

on

penolong, serta seluruh kebutuhan pabrik secara keseluruhan.

8. Satpam

Bertugas mengawasi atau menjaga keamanan atau ketertiban baik di dalam

maupun di sekitar perusahaan.

2.4 Ketenagakerjaan

Sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa terdiri

PD

dari berbagai faktor, seperti karyawan, mesin-mesin, bahan baku, modal, dan lain-

lain. Diantara faktor-faktor tersebut sumber daya manusia (SDM) tetap memegang

peranan penting dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Dimana seperti

yang diketahui tenaga kerja merupakan bagian kesatuan dari seluruh kebijakan

ob

dan program-program pembangunan, maka dengan demikian tenaga kerja menjadi

Ad

d
re
hal yang sangat diprioritaskan dalam suatu Perusahaan. Ketenagakerjaan biasanya

berkaitan dengan jumlah karyawan , waktu bekerja, pembagian kerja dan fasilitas

te
tenaga kerja yang didapat. Berikut merupakan urairan mengenai hal-hal tersebut :

is
eg
nr
2.4.1 Jumlah tenaga kerja

Di dalam suatu perusahaan yang paling menentukan adalah tenaga kerja,

U
karena tenaga kerja merupakan inti dalam segala aktivitas perusahaan. PT. Bali

Extract Utama memiliki 24 karyawan yang terdiri dari 21 laki-laki dan 3

3
perempuan. Tenaga kerja di PT. Bali Extract Utama terdiri dari 7 orang lulusan

.5
S1, 1 orang lulusan D1, dan sisanya lulusan SMA dan SMK. Pembagian tugas dari

r5
karyawan disesuaikan dengan keterampilan dan pengalaman kerja yang mereka

miliki.

2.4.2 Waktu kerja dan pembagian kerja

rte

Perusahaan mengadakan pembagian kerja supaya dapat memperlancar

jalannya pekerjaan dan untuk meningkatkan produktivitas kerja dan keselamatan

ve

kerja dengan pembagian sebagai berikut :

1. Karyawan kantor bagian administrasi bekerja dari pukul 08.00 WITA

on

sampai 16.00 WITA termasuk istirahat 1 jam dari pukul 12.00 WITA

sampai 13.00 WITA.

2. Karyawan bagian produksi dibagi menjadi 3 kelompok yang disesuaikan

dengan kebutuhan proses produksi yaitu :

1. Kelompok pagi : bekerja dari pukul 08.00 WITA – 16.00 WITA

2. Kelompok sore : bekerja dari pukul 16.00 WITA – 24.00 WITA

PD

3. Kelompok malam : bekerja dari pukul 24.00 WITA – 08.00 WITA

Karyawan pabrik yang bekerja untuk kelompok pagi bertugas pada proses

persiapan bahan baku meliputi sortasi, pengupasan, perajangan, dan persiapan

pelarut. Sedangkan kelompok sore dan malam melanjutkan proses yang dilakukan

ob

kelompok pagi meliputi proses maserasi, ekstraksi, dan evaporasi. Sedangkan

Ad

d
re
untuk proses blending dan pengemasan dilakukan secara bersama- sama.

Apabila dibagian produksi tidak berlangsung produksi , hanya berlangsung

te
proses preparasi, pengemasan dan sebagainya yang tidak melibatkan berjalannya

is
mesin besar maka pembagian jam kerja sama seperti jam kerja karyawan biasanya

yaitu bekerja dari pukul 08.00 - 16.00 wita.

eg
3. Karyawan keamanan /satpam

Karyawan keamanan/satpam dibagi menjadi 3 shift yaitu :

nr
- Shift pagi : dari pukul 07.00 WITA – 15.00 WITA

- Shift siang : dari pukul 15.00 WITA – 23.00 WITA

U
- Shift malam : dari pukul 23.00 WITA – 11.00 WITA

2.4.3 Fasilitas yang disediakan perusahaan

3
Fasilitas yang disediakan oleh perusahan untuk karyawan di PT. Bali Extract

.5
Utama berupa seragam kerja yang terdiri dari sepatu pengaman (safety shoes),

r5
celana, baju, masker, penutup kepala (hair net), dan sarung tangan lateks.

Karyawan juga memperoleh gaji beserta tunjangan. Gaji karyawan berdasarkan

jabatan kerja. Tunjangan yang diperoleh ialah tunjangan hari raya, uang makan,

rte

dan tunjangan kesehatan berupa BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)

Kesehatan. Struktur organisasi perusahaan PT. Bali Extract Utama dapat dilihat

ve

pada Gambar 3.

Gambar 3. Struktur organisasi di PT. Bali Extract Utama

on

III. PRODUKSI EKSTRAK ROSELLA

DI PT. BALI EXTRACT UTAMA

Produk yang dihasilkan oleh PT. Bali Extract Utama pada umumnya adalah

ekstrak liquid (cair) dan powder (bubuk). Ekstrak liquid yang dihasilkan oleh PT.

PD

Bali Extract Utama ada tiga jenis yang berdasarkan pelarutnya yaitu adalah

ekstrak water base, etanol base, dan absolute.

a. Ekstrak water base adalah ekstrak yang menggunakan air sebagai

pelarutnya. Pada saat proses ekstraksi pelarutnya memerlukan pemanasan

ob

agar mempercepat pelarutan zat aktif dari bahan.

Ad

d
re
b. Ekstrak etanol base adalah ekstrak yang menggunakan etanol sebagai

pelarutnya. Dengan pelarut etanol tidak perlu pemanasan pada saat proses

te
ektraksinya.

is
c. Ekstrak absolute base adalah ekstrak yang dibuat dengan menggunakan

pelarut n-heksan. Proses ekstraksi dengan pelarut ini juga tanpa pemanasan.

eg
Digunakan pelarut ini agar zat aktif bahan terekstrak secara maksimal.

Sedangkan untuk powder yang dihasilkan di PT. Bali Extract terdapat 2 jenis

nr
yaitu ground powder dan dry extract powder. Ground powder adalah powder yang

dibuat tanpa proses ekstraksi terlebih dahulu, bahan baku yang sudah dihancurkan

U
kemudian ditambahkan bahan pengisi dan kemudian dikeringkan di dalam alat

yang disebut Vaccum Drying Chember (VDC). Produk ini bersifat tidak larut

3
sempurna dalam air, sehingga Ground powder biasanya digunakan sebagai bahan

.5
baku pembuatan bumbu tambahan, lulur dan scrub. Dry extract powder adalah

r5
produk powder yang bahannya di ekstraksi terlebih dahulu sesebelum dibuat

menjadi produk powder. Keunggulan dari produk ini adalah jika dilarutkan di

dalam air akan larut dengan sempurna. Dry extract powder biasanya digunakan

rte

sebagai bahan pembuat minuman instan.

Salah satu produk liquid yang merupakan ekstrak etanol base yaitu ekstrak

ve

bunga rosella. Produk ekstrak bunga rosella merupakan ekstrak dalam bentuk

liquid yang berupa konsetrat yang diekstraksi menggunakan pelarut etanol. Produk

on

ekstrak bunga rosella dibuat dengan menggunakan bahan baku yang bermutu baik

dan tanpa menggunakan bahan tambah pangan (BTP) seperti pengawet. Produk

tersebut memiliki aroma rosella yang kuat dan memiliki warna hitam kemerahan.

Dan produk ini biasanya sering digunakan sebagai bahan campuran untuk

minuman dan kosmetik.

3.1 Bahan Baku

PD

Pada produksi ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama, menggunakan bahan

baku bunga rosella, pelarut etanol, dan gliserin.

3.1.1 Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn)

Bahan baku utama dalam produksi ekstrak rosella adalah bunga rosella.

ob

Gambar bunga rosella dapat dilihat pada Gambar 4.

Ad

10

d
re
te
Gambar 4. Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.)

is
Rosella merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik di daerah beriklim

tropis dan subtropis. Tanaman rosella hidup berupa semak yang berdiri tegak

eg
dengan tinggi 0,5-5 meter, memiliki batang yang berbentuk silindris dan berkayu,

serta memiliki banyak percabangan. Ketika masih muda, batangnya berwarna

nr
hijau. Dan ketika beranjak dewasa dan sudah berbunga, batang rosella berwarna

cokelat kemerahan. Pada batang rosella melekat daun-daun yang tersusun,

U
berwarna hijau, berbentuk bulat telur dengan pertulangan menjari dan tepi

beringgit. Ujung daun rosella ada yang meruncing dan tulang daunnya berwarna

3
merah. Panjang daun rosella dapat mencapai 6-15 cm dan lebar 5-8 cm. Akar yang

.5
menopang batangnya berupa akar tunggang. Rosella memiliki kelopak bunga

berwarna merah, berbulu, terdiri dari delapan sampai sebelas daun kelopak.

r5
Rosella merupakan tanaman yang berkembang baik di daerah tropis dan sub

tropis. Tanaman rosella berpotensi untuk dikembangkan secara intensif dan

rte

berpola komersial karena nilai ekonominya cukup tinggi. Adapaun klasifikasi

rosella menurut BPOM RI (2010) adalah sebagai berikut:

ve

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

on

Subkelas : Dilleniidae

Bangsa : Malvales

Suku : Malvaceae

Marga : Hibiscus

Jenis : Hibiscus sabdariffa Linn

Rasa asam dalam bunga rosella merupakan perpaduan berbagai jenis asam

PD

seperti askorbat, asam sitrat, dan asam glikolic. Bahan aktif yang juga terdapat

dalam rosella adalah peptin, antosianin, dan flavonoid yang bermanfaat mencegah

kanker, mengendalikan tekanan darah, melancarkan peredaran darah, dan lain

sebagainya. Kandungan seratnya pun cukup tinggi yang berperan dalam sistem

ob

pembuangan dan menurunkan kadar kolesterol yang juga bermanfaat bagi tubuh.

Ad

11

d
re
Secara umum komposisi kimia dari kelopak bunga rosella dapat dilihat pada Tabel

1.

te
Tabel 1. Komposisi kimia kelopak bunga rosella per 100 g bahan

is
Komposisi Kimia Jumlah

Kalori (kal) 44

eg
Air (g) 86,2

Protein (g) 1,6

nr
Lemak (g) 0,1

Serat (g) 2,5

U
Abu (g) 1,0

Kalsium (mg) 486

3
Fosfor (mg) 60

Besi (mg)
.5
3,8

r5
Betakaroten (g) 285

Vitamin C (mg) 214,68

Thiamin (mg) 0,04

rte

Sumber: DEP.KES.RI.No.SPP.1065/35.15/05 (2010)

3.1.2 Etanol

ve

Etanol atau sering juga disebut dengan alkohol adalah suatu cairan transparan,

mudah terbakar, tidak berwarna, mudah menguap, dengan rumus kimia C 2H5OH,

on

dapat bercampur dengan air, eter, dan kloroform, yang diperoleh melalui

fermentasi karbohidrat dari ragi yang disebut juga dengan etil alkohol (Bender,

1982).

Etanol yang digunakan sebagai pelarut dalam proses maserasi di PT. Bali

Extract Utama diperoleh dari PT.Indo Acidatama Tbk. Etanol. Kadar etanol yaitu

96 % yang dikemas dalam drum dengan kapasitas 250 liter. Etanol yang

PD

digunakan sebagai pelarut adalah etanol yang sudah melalui pengujian untuk

memastikan kelayakan etanol dengan menganalisa kandungan etanolnya. Tingkat

kelayakan dinilai dari hasil analisa yaitu etanol yang baik digunakan sebagai

pelarut adalah etanol dengan bentuk berupa cairan tidak berwarna, tidak terdapat

ob

kandungan methanol dan bebas dari benda asing.

Ad

12

d
re
3.1.3 Gliserin

Karakteristik dari gliserin yaitu berbentuk cairan dan tidak berwarna, tidak

te
berbau, berasa manis, bertekstur kental,dan memiliki rumus molekul C 3H8O3,

is
titik didik 290o C, titik beku 20o C, pH netral, larut dalam air, alkohol, etil asetat,

dan eter. Gliserin pada umumnya digunakan pada proses pembuatan sabun,

eg
deterjen, produk farmasi, kosmetik, makanan, minuman, bahan tambahan pangan

(pengemulsi, pengental, dan penstabil), cat resin, kertas, dan pembasah pada

nr
tembakau (BPOM RI, 2010).

Gliserin yang digunakan PT. Bali Extract Utama dalam memproduksi ekstrak

U
rosella diperoleh dari PT. Indokemika yang dikemas dalam jerigen dengan

kapasitas 25 liter.

3
.5
r5
rte
ve

3.2 Peralatan Produksi

Adapun peralatan yang digunakan dalam proses produksi skala industri yaitu

on

sebagai berikut tangki ekstraktor, filter housing, buffer tank, balance tank,

separator, PHE, kondensor, boiler, pompa air, agitator, timbangan digital, alat

pengangkut, drum maserasi dan jerigen produk. Sedangkan peralatan yang

digunakan dalam produksi skala laboratorium yaitu sebagai berikut : gelas beaker,

kain saringan, hot plate, magnetic stirer dan timbangan skala laboratorium.

3.2.1 Tangki ekstraktor

PD

Tangki ekstraktor adalah tangki yang berfungsi sebagai tempat ekstraksi

bahan-bahan yang akan diproses dan diambil ekstraknya. Tangki ekstraksi ini

terbuat dari stainless steel. Tangki ekstraktor ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu

: tangki, basket dan pipa saluran. Pada proses ekstraksi tangki ekstraktor ini

ob

berfungsi sebagai tempat sirkulasi dimana pelarut dialirkan berulang-ulang

Ad

13

d
re
melewati bahan. Ekstraktor ini dapat bekerja dibantu oleh pompa sirkulasi dengan

tekanan 0,1 Bar. Kapasitas dari ekstraktor ini yaitu 1.000 liter. Tangki ekstraktor

te
dapat dilihat pada Gambar 5.

is
eg
Gambar 5. Tangki ekstraktor

Sirkulasi pada tangki ekstraktor terdiri dari dua sistem, yaitu :

nr
1. Sirkulasi jalur pendek, dimana pada sirkulasi ini pelarut dialirkan berulang-

ulang melewati bahan. Sirkulasi jalur pendek ini biasanya digunakan jika

U
menggunakan pelarut etanol (etanol base). Prosesnya dilakukan tanpa

steam. Pada proses produksi ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama

3
menggunakan sistem sirkulasi jalur pendek , karena pelarut yang

digunakan adalah etanol.

.5
r5
2. Sirkulasi jalur panjang, dimana pada sirkulasi ini pelarut dialirkan

melewati pemanas, setelah melewati pemanas pelarut dialirkan ke bahan.

Sirkulasi jalur panjang ini biasanya digunakan jika menggunakan pelarut

rte

air ( water base).

3.2.2 Filter housing

ve

Filter housing merupakan alat yang digunakan untuk menyaring serat-

serat halus atau ampas kecil yang masih terlewati dari pori-pori basket pada

on

ekstraktor. Pada bagian dalam filter ini terdapat filter bag yang memiliki pori-pori

untuk menyaring. Di PT. Bali Extract Utama menggunakan filter bag yang

berbeda yaitu ukuran 1 µm dan ukuran absolute dengan ukuran pori yang sama

dan terdiri dari 3 lapisan. Prinsip kerja filter yaitu penyaring ekstrak cair dengan

perbedaan ukuran pori filter bag. Alat Filter dapat dilihat pada Gambar 6.

PD

Gambar 6. Alat filter housing

3.2.3 Buffer tank

Buffer tank atau tangki penampung ini merupakan alat yang digunakan

untuk menampung miscella atau ekstrak cair yang telah mengalami proses filtrasi.

ob

Buffer tank ini terbuat dari bahan stainless steel. Prinsip kerja buffer tank yaitu

Ad

14

d
re
penampung ekstrak cair yang dalirkan melalui pipa. Buffer tank memiliki

kapasitas + 5000 liter. Buffer tank dapat dilihat pada Gambar 7.

te
is
Gambar 7. Buffer tank

3.2.4 Balance tank

eg
Balance tank merupakan tangki yang digunakan untuk mengontrol total

padatan terlarut miscella yang akan dievaporasi. Ketika proses evaporasi miscella

nr
disirkulasi dari evaporator menuju balance tank kemudian ke evaporator kembali.

Melalui balance tank ini pekerja dapat melakukan kontrol bahan yang dievaporasi.

U
Balance tank dapat dilihat pada Gambar 8.

3
Gambar 8. Balance tank

3.2.5 Plate heat exchanger (PHE)

.5
r5
Plate Heat Exchanger (PHE) merupakan alat yang digunakan untuk

menghantarkan panas. PHE ini berfungsi untuk menghantarkan panas pada proses

evaporasi dan membantu proses evaporasi berlangsung. Energi panas pada PHE

rte

dihasilkan dari boiler. Prinsip kerja PHE yaitu penghantar panas dari boiler

melalui plat-plat logam. Plate Heat Exchanger (PHE) dapat dilihat pada Gambar

ve

9.

on

Gambar 9. Plate heat exchanger (PHE)

3.2.6 Kondensor

Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan uap panas

pelarut setelah melalui proses evaporasi. Alat ini dibuat dengan bahan stainless

steel. Kondensor ini diletakkan berdampingan dengan evaporator dan memiliki

pipa yang menghubungkan keduanya. Prinsip kerja kondensor yaitu uap panas

PD

melewati pipa kondensor yang dingin kemudian mengembun dan menetes ke

bagian bawah kodensor. Kondensor dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Kondensor

ob

3.2.7 Boiler

Ad

15

d
re
Boiler merupakan alat yang digunakan untuk membuat steam atau uap

panas. Uap panas atau steam yang dihasilkan ini kemudian dialirkan pada Plate

te
Heat Exchanger (PHE) yang selanjutnya akan digunakan sebagai penghantar

is
panas pada proses evaporasi. Prinsip kerja dari boiler yaitu pengubah air menjadi

uap panas dengan pemanasan yang terjadi di dalam boiler. Pemanasan ini

eg
menggunakan barner dengan bahan bakar solar. Spesifikasi dari boiler yang

digunakan di PT. Bali Extract Utama yaitu :

nr
- Model : WST-2T-10

U
- Steam output : 2000kg/hour

- Heating surface : 40 m 2

3
- Max working press : 10 kg/cm 2

- Test press
.5
: 15 kg/cm 2

r5
Boiler dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Boiler

rte

3.2.8 Evaporator

Evaporator merupakan alat yang digunakan untuk melakukan proses

ve

evaporasi (penguapan). Di PT. Bali Extract Utama terdapat 2 buah evaporator

yaitu terdiri dari satu evaporator untuk skala besar dengan kapasitas 1000 liter dan

on

satu lagi evaporator untuk produksi skala kecil dengan kapasitas 100 liter.

Evaporasi merupakan proses untuk menguapkan pelarut sehingga didapatkan

ekstrak pekat atau konsentratnya. Evaporator ini menggunakan tekanan vakum.

Alat evaporator ini terbuat dari stainless steel. Prinsip kerja evaporator yaitu

pemekatan ekstrak cair yang didasarkan pada perbedaan titik didih antara zat

terlarut dan zat pelarut. Zat terlarut memiliki titik didih yang lebih tinggi

PD

dibandingkan dengan zat pelarut. Alat evaporator dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Alat evaporator

ob

3.2.9 Agitator (pengaduk)

Ad

16

d
re
Agitator atau bisa dibilang alat pengaduk adalah alat yang berfungsi

mengaduk bahan pada proses mixing atau pada saat proses maserasi. Biasanya alat

te
ini di pasang di penutup tangki extractor. Agitator biasanya di pakai pada proses

is
maserasi dan pencampuran bahan liquid dalam sekala besar.

Gambar mesin agitator dapat dilihat pada Gambar 13.

eg
Gambar 13. Alat agitator

nr
3.2.10 Pompa air

Pompa air merupakan peralatan yang paling banyak terdapat pada instalasi

U
mesin ekstraksi yaitu 6 buah pompa dan memiliki peranan yang sangat penting

pada setiap proses. Pompa air berfungsi mengalirkan pelarut untuk proses

3
produksi agar melaju ke tempat yang lebih tinggi melalui jalur pipa. Pompa yang

.5
digunakan memiliki kapasitas yang berbeda-beda yaitu ada yang berdaya hisap 11

r5
meter dengan daya dorong 30 meter dan ada yang berdaya hisap 9 meter dengan

daya dorong 26 meter. Pompa air dapat dilihat pada Gambar 14.

rte

Gambar 14. Pompa air

3.2.11 Timbangan digital

ve

Timbangan yang digunakan di PT. BEU adalah timbangan digital. Terdapat

dua jenis timbangan yaitu timbangan laboratorium dan timbangan untuk produksi

on

penerimaan material. Timbangan skala produksi memiliki kapasitas yaitu 100 kg,

300 kg, dan 1000 kg. Timbangan yang digunakan di PT. BEU dapat dilihat pada

Gambar 15.

Gambar 15. Timbangan digital

3.2.12 Alat pengangkut

PD

Alat pengangkut atau alat bantu pengangkut yang digunakan di PT. BEU

terdiri dari troley kecil dengan kapasitas 50 kg, troley sedang dengan kapasitas

300 kg, dan troley besar dengan pengerak motor kapasitas hingga 3000 kg serta

trolley khusus untuk buffer tank yang di lengkapi power sterring. Gambar alat

ob

pengangkut dapat dilihat pada Gambar 16.

Ad

17

d
re
Gambar 16.Troley

te
3.2.13 Open top

is
Open top merupakan alat yang digunakan untuk proses maserasi dari

bahan baku rosella dan pelarut etanol. Drum ini terbuat dari bahan High Density

eg
Polyetilen (HDPE) berwarna biru dengan kapasitas masing-masing open top yaitu

150 dan 200 liter. Drum maserasi ini berfungsi untuk melindungi bahan baku dan

nr
pelarut dari cahaya matahari serta mempertahankan suhu ruang dan keadaan steril.

Open top dapat dilihat pada Gambar 17.

U
Gambar 17. Open top

3
3.2.14 Jerigen produk

.5
Jerigen produk merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan produk

r5
akhir ekstrak rosella yang siap untuk dipasarkan. Jerigen ini terbuat dari bahan

High Density Polyetilen (HDPE) dengan kapasitas 1 liter, 5 liter, dan 25 liter.

Pemilihan jerigen berbahan HDPE karena memiliki sifat yang lebih kuat, keras,

rte

buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Jerigen produk dapat dilihat pada

Gambar 18.

ve

Gambar 18. Jerigen produk

on

3.3.17 Alat penggilingan

Alat penggilingan merupakan alat yang digunakan pada PT. Bali Extract

Utama untuk memperkecil ukuran rosella sebelum dimaserasi dalam drum.

Rosella kering yang sudah melalui proses sortasi dimasukan sedikit demi sedikit

ke dalam alat penggilingan sehingga akan menghasilkan ukuran rosella yang

lebih kecil. Spesifikasi dari alat penggilingan ini yaitu:

PD

- Model: GLB-100

- Kapasitas: 75-100 kg/jam

- Dimensi: 75x40x93 cm

- Listrik : 1500 watt, 220 V

ob

Alat penggilingan dapat dilihat pada Gambar 19.

Ad

18

d
re
te
Gambar 19. Alat penggilingan

is
eg
nr
3.3 Proses Produksi Ekstrak Rosella

Proses produksi ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama melalui beberapa

U
tahapan – tahapan yaitu penerimaan bahan baku, sortasi, pengecilan ukuran,

maserasi, ekstraksi dengan perkolasi, filtrasi, evaporasi, blending, pengemasan,

3
dan penyimpanan.

.5
3.3.1 Proses penerimaan bahan baku utama

r5
Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat ekstrak rosella adalah

bunga rosella yang sudah kering tanpa bijinya, karena lebih banyak dijual

sehingga lebih mudah didapatkan di pasaran. PT. Bali Extract Utama biasanya

rte

mendatangkan bahan baku rosella kering dari pasar Badung, hal tersebut

dikarenakan produksi ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama rata – rata setiap

ve

tahun tidak terlalu banyak sehingga lebih memilih untuk membeli bahan baku

tersebut di pasar lokal yang ada di daerah Bali dibandingkan harus mengimpor

on

dari luar daerah. Jenis rosella yang digunakan untuk proses ekstraksi adalah

rosella merah, karena memiliki warna yang lebih cerah dan menarik dibandingkan

rosella jenis lainnya dan sesuai dengan permintaan pelanggan.

Rosella kering yang telah didatangkan, dilakukan penimbangan awal oleh

bagian gudang (warehouse). Penimbangan rosella kering yang diterima di timbang

pada timbangan digital kapasitas 1000 kg, sehingga nanti dapat diproses lebih

PD

lanjut.

3.3.2 Proses sortasi bahan baku utama

Rosella kering disortasi dengan menghilangkan kerikil kecil, serpihan

plastik, dan benda asing lainnya yang kemungkinan masih terdapat pada bahan

ob

baku. Proses sortasi ini dilakukan bertujuan agar nantinya produk yang dihasilkan

Ad

19

d
re
bebas dari kontaminasi benda asing dan menghasilkan produk ekstrak sesuai

dengan kualitas standar yang diterapkan pabrik.

te
3.3.3 Proses pengecilan ukuran

is
Proses pengecilan ukuran rosella kering dilakukan dengan cara

penggilingan (miling) dengan menggunakan mesin, sehingga ukuran rosella akan

eg
menjadi lebih kecil. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk menambah luas

permukaan padatan agar mempermudah kontak bahan dengan pelarut. Setelah

nr
selesai penggilingan, bahan kemudian ditimbang lagi. Berat dari hasil

penimbangan ini akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan jumlah pelarut

U
yang akan digunakan. Proses pengecilan ukuran rosella dapat dilihat pada Gambar

20.

3
.5
r5
Gambar 20. Proses pengecilan ukuran rosella

3.3.4 Proses ekstraksi dengan metode maserasi

Proses maserasi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol. Pemberian

rte

pelarut dilakukan dengan memasukan pelarut ke dalam drum yang berkapasitas

150 liter yang telah diisi dengan rosella yang sudah melalui proses pengecilan

ve

ukuran dengan perbandingan 1 : 5. Proses maserasi dilakukan selama 1 hari (24

jam) yang bertujuan untuk memaksimalkan pelarutan komponen – komponen

on

senyawa aktif yang terkandung pada rosella. Semakin lama terjadi kontak antara

rosella dengan pelarut maka daya larutnya akan semakin maksimal, sehingga

diharapkan kandungan senyawa aktif dalam rosella tersebut dapat terekstrak

dengan optimal.

Proses maserasi yang dilakukan di PT. Bali Extract Utama, dari bahan

baku rosella yang telah dikecilkan ukurannya ditambahkan pelarut etanol.

PD

Konsentrasi etanol yang digunakan yaitu sebesar 70 %. Perbandingan bahan baku

dan bunga rosella sendiri sesuai dengan instruksi yang sudah dibuat dan

ditetapkan. Penggunaan etanol sebagai pelarut dikarenakan etanol memiliki

kemampuan lebih baik dalam menyerap sari-sari bahan baku dibandingkan air.

ob

Proses maserasi dilakukan selama 1 hari (24 jam) di dalam buffer tank.

Ad

20

d
re
3.3.5 Proses ekstraksi dengan metode perkolasi

Proses ekstraksi dengan metode perkolasi dilaksanakan setelah

te
proses maserasi selesai. Rosella yang telah dimaserasi sebelumnya, kemudian

is
dipindahkan ke dalam ekstraktor dengan menggunakan drum. Di PT. Bali Extract

Utama terdapat 3 buah tangki ekstraktor (A, B,dan C), pada proses ekstraksi

eg
rosella dilakukan dengan menggunakan sebuah ekstraktor yaitu ekstraktor B. Pada

proses ekstraksi ini menggunakan jalur sirkulasi panjang yaitu pembilasan

nr
berulang-ulang terhadap rosella dengan pelarut yang sudah dicampurkan pada

proses maserasi dengan sambil dipanaskan (perkolasi) dengan suhu 60oC . Proses

U
perkolasi berlangsung selama 3 jam dan terus diaduk menggunakan alat agitator.

Proses ekstraksi ini bertujuan untuk memaksimalkan proses ekstraksi komponen-

3
komponen senyawa aktif yang terkandung dalam rosella dan tidak merusak

.5
senyawa aktif tersebut. Proses ekstraksi rosella di dalam tangki ekstraktor dapat

r5
dilihat pada Gambar 21.

Gambar 21. Proses ekstraksi rosella pada tangki ekstraktor

rte

3.3.6 Proses penyaringan (filtrasi)

Setelah proses ekstraksi selesai, dilanjutkan proses penyaringan (filtrasi).

ve

Dari tangki ekstraktor larutan rosella dialirkan ke filter dengan menggunakan

pompa. Penyaringan pertama menggunakan filter bag 1 mikron dan selanjutnya

on

dengan filter bag absolut. Cairan yang telah disaring ini disebut miscella. Setelah

proses penyaringan selesai, miscella lalu dialirkan ke buffer tank untuk ditampung

sementara. Filtrasi bertujuan untuk menyaring ampas dan pengotor yang terbawa

dari proses ekstraksi.

3.3.7 Proses evaporasi

Proses evaporasi bertujuan untuk memisahkan pelarut dengan ekstrak

PD

rosella. Dalam proses evaporasi, miscella di buffer tank dialirkan ke evaporator

menggunakan pompa dengan tekanan 2,5 Bar dan kecepatan aliran 2500 m 3.

Setelah di dalam evaporator miscella dipanaskan pada suhu 50 – 60oC dengan

tekanan vakum 60 cmHg. Proses evaporasi berjalan selama 13 jam. Miscella yang

ob

sedang dievaporasi akan mengalir melewati balance tank, plate heat exchanger

Ad

21

d
re
(PHE) dan evaporator secara terus menerus. Proses pengecekan ekstrak rosella

dilakukan pada balance tank dan diukur total padatan terlarutnya dengan

te
menggunakan alat hand refraktometer. Proses evaporasi akan dihentikan apabila

is
total padatan terlarut sudah mencapai 40 - 50 %.

3.3.8 Proses pencampuran (blending)

eg
Pencampuran (blending) merupakan proses pencampuran hasil ekstrak

rosella dan gliserin dengan perbandingan 1:1. Blending ini bertujuan untuk

nr
menghomogenkan hasil ekstrak rosella yang berasal dari proses ekstraksi pertama

dan proses ekstraksi kedua. Pencampuran ini dilakukan pada tanki ekstraktor

U
dengan dilengkapi alat agitator sebagai pengaduk apabila proses pencampuran

dengan skala besar. Selanjutnya, dilakukan pengujian kualitas produk dengan

3
melakukan analisa pH, gravitasi spesifik (specific gravity), total padatan terlarut

.5
(total solid), dan indeks bias (refractive index). Proses blending dapat dilihat pada

r5
Gambar 22.

rte

Gambar 22. Proses blending

3.3.9 Pengemasan

ve

Setelah pencampuran selesai dilanjutkan dengan pengemasan. Pengemasan

sementara dilakukan dengan mengalirkan produk melalui jalur drain product di

on

sebelah evaporator menuju drum kemasan yang telah disterilkan terlebih dahulu.

Bagian laboratorium mengambil sampel produk untuk dianalisis, jika standar

produk telah mencapai target spesifikasi bagian laboratorium menyerahkan hasil

analisis ke bagian produksi dan bagian produksi menyerahkan produk ke bagian

gudang. Bagian gudang melakukan pengemasan ekstrak rosella. Untuk kemasan

ekstrak rosella terdapat 2 jenis yaitu menggunakan jerigen (1 liter, 5 liter, dan 25

PD

liter) dan Drum (150 liter dan 200 liter),yang telah disterilkan terlebih dahulu dan

telah di beri label sebelum produk di kirim ke konsumen. Jenis dan ukuran

kemasan yang dipakai tergantung pada jumlah ekstrak rosella yang dipesan oleh

pelanggan. Proses pengemasan ekstrak rosella dapat dilihat pada Gambar 23.

ob
Ad

22

d
re
Gambar 23. Proses pengemasan ekstrak rosella

3.3.10 Penyimpanan

te
Produk yang telah dikemas kemudian akan disimpan di dalam ruangan

is
penyimpanan produk (finished product) sebelum jadwal pengiriman produk.

Penyimpanan dilakukan pada suhu berkisar 21 – 26oC, hal tersebut dilakukan

eg
untuk mencegah kerusakan pada produk ekstrak rosella.

nr
U
3
.5
r5
rte
ve
on

Diagram alir proses produksi ekstrak rosella dapat dilihat pada Gambar 24.

C
F
PD
e
ob
Ad

23

d
re
te
is
eg
nr
U
3
.5
r5
rte

Gambar 24. Diagram alir proses produksi ekstrak rosella

ve
on

IV. PENGENDALIAN MUTU PADA PRODUKSI

EKSTRAK ROSELLA

Pengendalian mutu adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mencapai

sasaran yang diinginkan dalam hal mutu produk yang akan diproduksi.

PD

Pengendalian mutu yang dilakukan di PT. Bali Extract Utama meliputi

pengendalian pada bahan baku, proses produksi, sampai dengan produk akhir yang

dihasilkan. Permasalahan yang terjadi di setiap aspek pengendalian mutu produk

akan mempengaruhi hasil akhir produk. Dengan demikian proses pengendalian

ob

mutu pada setiap aspek tersebut perlu dilakukan sehingga produk yang dihasilkan

Ad

24

d
re
sesuai dengan spesifikasi produk.

4.1 Bahan Baku

te
Pengendalian mutu pada bahan baku merupakan langkah utama dalam

is
pengendalian mutu produk. Produk akhir yang berkualitas dan bermutu ditentukan

dari bahan baku yang digunakan. Dalam proses penerimaan bahan baku bagian

eg
penerimaan bahan baku selalu melakukan pengecekan terhadap bahan baku yang

masuk. Pengecekan bahan baku bertujuan untuk menyeleksi dan memastikan

nr
bahan baku sesuai dengan standar mutu yang akan dipergunakan.

Bahan baku yang dapat diterima di PT. Bali Extract Utama memiliki kriteria

U
sebagai berikut: rosella dalam keadaan yang kering dan maksimal penyimpanan

yaitu 1 bulan.

3
4.2 Proses Produksi

.5
Proses produksi memegang peran penting dalam menjaga mutu produk, oleh

r5
sebab itu PT. Bali Extract Utama memberlakukan peraturan yang ketat terhadap

proses produksi. Pengendalian proses produksi ektrak rosella dilakukan pada

proses penimbangan, sortasi, pengecilan ukuran, ekstraksi metode maserasi,

rte

ekstraksi metode perkolasi, filtrasi, evaporasi, dan pencampuran (blending).

4.2.1 Pengendalian mutu proses penimbangan

ve

Proses penimbangan dilakukan di gudang penyimpanan dengan

menggunakan timbangan digital. Proses penimbangan dilakukan sekaligus

on

dikarenakan kapasitas bahan untuk produksi tidak terlalu banyak. Sebelum

melakukan proses penimbangan, angka pengukuran pada timbangan analitik harus

dalam keadaan “nol”, hal ini dilakukan agar hasil timbangan yang didapatkan

benar-benar sesuai dengan berat bahan.

4.2.2 Pengendalian mutu proses sortasi

Proses sortasi berfungsi untuk menghilangkan benda-benda yang

PD

mengganggu proses produksi, seperti : kerikil, serpihan plastik, dan serangga yang

sudah mati. Selain mengganggu proses produksi benda-benda tersebut akan

menurunkan kualitas produk. Proses sortasi dilakukan dengan cara manual atau

masih menggunakan tangan.

ob

4.2.3 Pengendalian mutu proses pengecilan ukuran

Ad

25

d
re
Pengecilan ukuran dilakukan dengan cara menggunakan mesin

penggilingan. Proses ini bertujuan untuk mempermudah kontak bahan dengan

te
pelarut. Sebelum digunakan mesin dilakukan pengecekan dan pembersihan agar

is
tidak terdapat kotoran bekas residu produk sebelumnya atau benda-benda asing.

4.2.4 Pengendalian mutu proses ekstrasi

eg
Proses ekstraksi bunga rosella dilakukan dengan 2 metode yaitu metode

maserasi dan metode perkolasi. Adapun pengendalian mutu pada metode tersebut:

nr
a. Metode maserasi

Metode maserasi menggunakan etanol dengan perbandingan bahan dan

U
pelarut sesuai dengan instruksi yang dibuat dan ditetapkan. Maserasi dilakukan

pada drum open top dengan kapasitas 150 liter. Sebelum drum open top

3
digunakan, drum terlebih dahulu disanitasi dengan menggunakan air dan detergen.

.5
Proses maserasi dilakukan selama ± 24 jam bertujuan agar pelarut meresap ke

r5
dalam bahan sehingga mendapatkan ekstrak rosella yang bermutu baik.

b. Metode perkolasi

Metode perkolasi menggunakan tangki ekstraktor yang berkapasitas 1000

rte

liter, tekanan 0,1 bar dengan jalur sirkulasi pendek yaitu pembilasan berulang-

ulang bunga rosella dengan pelarut yang sudah dicampurkan pada proses maserasi.

ve

Pada saat pembilasan, pengaturan aliran larutan dilakukan dengan membuka tutup

katup pada pipa. Dalam metode ini larutan juga terus diaduk dengan

on

menggunakan alat agitator. Pada saat pengadukan alat agitator di atur pada

kecepatan putaran tingkat 1 (kecepatan putaran paling rendah). Sebelum dan

sesudah digunakan, kedua alat tersebut dibersihkan dengan cara memberikan

cairan pembersih yang food grade kemudian dibilas dengan air panas sebanyak 5

kali pengaliran. Metode ini bertujuan untuk memaksimalkan proses ekstraksi

komponen-komponen senyawa aktif yang terkandung dalam bunga rosella.

PD

4.2.5 Pengendalian mutu proses filtrasi

Proses filtrasi menggunakan alat filter housing yang berisi 2 filter bag yaitu

ukuran 1 mikron untuk saringan pertama dan yang absolute untuk saringan kedua.

Pada saat proses penyaringan larutan diberikan tekanan maksimal 1 bar.

ob

Pengendalian mutu alat filter housing dilakukan dengan membersihkan filter bag

Ad

26

d
re
sebelum dan sesudah digunakan dengan cairan pembersih dan dibilas air

panas sebanyak 5 kali pengaliran. Pada waktu penyaringan apabila filter bag telah

te
tersumbat ampas dari bunga rosella maka tekanan yang diberikan dikurangi dan

is
segera mengganti bag agar tidak menyebabkan filter bag sobek. Penyaringan

bertujuan untuk memisahkan ampas yang terbawa dari proses ekstraksi.

eg
4.2.6 Pengendalian mutu proses evaporasi

Dalam proses evaporasi, miscella di balance tank akan dialirkan ke

nr
evaporator menggunakan pompa dengan tekanan 2,5 bar. Setelah dalam

evaporator miscella dipanaskan pada suhu 50 – 60oC dengan tekanan vakum 60

U
cmHg. Proses evaporasi berjalan selama 3 jam. Miscella yang sedang dievaporasi

mengalir melewati balance tank, plate heat exchanger (PHE) dan evaporator

3
secara terus menerus. Alat-alat yang digunakan tersebut sebelum dan sesudah

.5
digunakan telah disanitasi dengan pembersihan menggunakan cairan pembersih

r5
dan dibilas air panas sebanyak 5 kali aliran. Proses pengecekan dilakukan pada

balance tank dan diukur total padatan terlarutnya dengan alar hand refraktometer.

Proses evaporasi akan dihentikan apabila total padatan terlarutnya sudah mencapai

rte

40 -50 %. Evaporasi bertujuan untuk memisahkan pelarut dengan ekstrak rosella.

4.2.7 Pengendalian mutu proses pencampuran (blending)

ve

Proses pencampuran dilakukan pada tangki ekstraktor dengan bantuan alat

agitator yang bertujuan untuk mengaduk ekstrak bersama bahan tambahan yaitu

on

gliserin. Pencampuran dilakukan selama 1 jam hingga larutannya homogen. Alat

yang digunakan tersebut sebelum dan sesudah pemakaian dilakukan pembersihan

dengan cairan pembersih dan dibilas dengan air panas. Pencampuran bertujuan

untuk mencampur ekstrak dengan bahan tambahan.

4.3 Produk Akhir

4.3.1 Standar mutu produk ekstrak rosella

PD

Standar mutu yang diterapkan pada produk-produk ekstrak cair di PT. Bali

Extract Utama khususnya ekstrak rosella meliputi warna, pH, densitas, indeks

bias, dan total padatan terlarut. Standar produk ekstrak rosella yang diterapkan di

PT. Bali Extract Utama dapat dilihat pada Tabel 2.

ob

Tabel 2. Standar mutu ekstrak rosella

Ad

27

d
re
te
KRITERIA PERSYARATAN

Warna Merah/ Merah Kehitaman

is
pH 3.50 – 5.50

eg
Densitas 1,100 – 1,200

Indek bias 1,350 – 1,450

Padatan terlarut 40 % - 50 %

nr
Sumber : Certificate of Analysis Hibiscus Extract PT. Bali Extract Utama (2017)

U
Analisis pada Tabel 2 dilakukan di laboratorum PT. Bali Extract Utama

sedangkan analisis mikrobiologi dilakukan di lab Rumah Sakit Angkatan Darat

3
Udayana Jl. Sudirman, Denpasar, Bali. Analisis yang dilakukan untuk menentukan

.5
mutu produk ekstrak rosell di PT. Bali Extract Utama adalah sebagai berikut :

r5
4.3.2 pH

Pengukuran pH pada ekstrak rosella dilakukan dengan cara melarutkan 5

gram sampel dengan akuades sampai menjadi 100 ml, selanjutnya diukur

rte

menggunakan pH meter. Hasil pengukuran pH terhadap ekstrak rosella 4,36.

Tingkat keasaman (pH) produk dipengaruhi oleh kondisi awal bahan baku. Jenis

ve

dan umur bunga rosella yang digunakan sebagai bahan baku akan mempengaruhi

tingkat keasaman produk yang dihasilkan.

on
C

4.3.3 Densitas

Densitas berhubungan dengan berat suatu produk (Kuntz,1998). Densitas

diukur menggunakan piknometer. Sebelum digunakan piknometer dikalibrasi

terlebih dahulu dengan menimbang berat piknometer kosong dan menimbang

PD

berat piknometer yang telah diisi air. Ekstrak rosella dimasukan ke dalam

piknometer dan ditimbang. Densitas dapat dihitung dengan rumus :

Densitas =

e
ob

Dalam analisis densitas yang dilakukan di perusahaan diperoleh densitas

Ad

28

d
re
ekstrak rosella adalah 1,100.

Analisa densitas terhadap ekstrak rosella dilakukan untuk mengetahui massa

te
jenis dari produk yang dihasilkan. Massa jenis penting untuk diketahui karena

is
mempengaruhi ketika proses pengemasan (packaging) dari produk. Nilai densitas

dipengaruhi oleh suhu dan waktu proses ekstraksi dan evaporasi. Suhu yang

eg
terlalu tinggi serta waktu proses yang terlalu lama dikhawatirkan berat jenis

produk dapat berubah akibat terjadinya penguapan komponen-komponen bersifat

nr
volatil yang terkandung di dalam bunga rosella.

4.3.4 Indeks bias

U
Pengukuran indeks bias dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer.

Pengukuran produk dilakukan dengan meneteskan ekstrak pada permukaan

3
refraktometer. Sistem kerja alat ini, produk yang diteteskan pada alat

.5
refraktometer akan dilalui oleh sinar gelombang tertentu. Sebelum melakukan

r5
pembacaan skala indeks bias, perlu dilakukan pengamatan dan pengaturan agar

garis terang gelap tepat berada di tengah-tengah pada tanda silang. Satuan indeks

bias dinyatakan dalam nd. Hasil pengukuran terhadap indeks bias ekstrak bunga

rte

rosella adalah 1,418 nd. Analisis indeks bias terhadap ekstrak rosella dilakukan

untuk mengukur indeks bias cairan sehingga diketahui kadar atau konsentrasi

ve

bahan terlarut di dalam produk.

on
C

4.3.5 Total padatan terlarut

Pengukuran total padatan terlarut dilakukan dengan menggunakan alat hand

refraktometer. Cara pengukurannya yaitu dengan meneteskan produk ke bagian

PD

lensa hand refraktometer dan menerawang pada sinar. Pengukuran total padatan

terlarut sering kali digunakan sebagai quality control pada proses produksi karena

pengukurannya yang sangat sederhana, mudah, dan cepat dilakukan. Hasil

pengukuran terhadap total padatan terlarut ekstrak rosella adalah 49 %.

ob

Analisa total padatan terlarut terhadap ekstrak rosella dilakukan untuk

Ad

29

d
re
mengetahui tingkat kepekatan dari produk yang dihasilkan. Total solid yang

terlalu tinggi akan mempengaruhi kejernihan produk yang dihasilkan.

te
4.4 Aspek Pendukung dalam Pengendalian Mutu

is
4.4.1 Sanitasi mesin dan peralatan

Peralatan pengolahan dan wadah pangan sangat perlu selalu dijaga

eg
kebersihannya, karena ini juga merupakan sumber pencemaran. Peralatan untuk

makanan harus memenuhi persyaratan sanitasi (baik desain maupun bahan

nr
konstruksinya) yaitu mudah dibongkar pasang untuk dicuci. Bahan yang mudah

berkarat atau kasar permukaannya menjadi tempat berkembang biak mikroba.

U
Cara pembersihan juga disesuaikan dengan jenis pengotor dan jenis makanan yang

dihadapi (Soekarto, 1990). Menurut Winarno dan Surono (2002), permukaan

3
peralatan dan perlengkapan yang berhubungan langsung dengan bahan dan produk

.5
akhir harus halus, bebas dari lubang dan celah-celah, semua sambungan rata dan

r5
tidak menyerap air, tidak berkarat dan tidak beracun.

Peralatan dapur seperti alat pemotong, papan alas pemotong dan mesin yang

digunakan merupakan sumber kontaminan potensial. Mesin-mesin dan peralatan

rte

yang digunakan di PT. Bali Extract Utama sebelum dan sesudah proses produksi

harus dicuci terlebih dahulu hingga bersih dan kemudian dibilas kembali dengan

ve

etanol 70 % agar nantinya tidak terjadi kontaminasi atau absorbsi bau pada bahan

baku utama yang akan diolah. Pada peralatan untuk pengolahan produk-produk

on

ekstrak cair dibersihkan dengan mengalirkan cairan pembersih ke dalam peralatan

yang berupa tangki dan jalur yang berupa pipa yang terbuat dari stainless steel.

Setelah dibilas dengan cairan pembersih jalur pipa dan tangki ekstraktor dialiri air

panas untuk membilas cairan pembersih tersebut.

4.4.2 Sanitasi bangunan dan lingkungan

PD

Sanitasi dalam pabrik merupakan suatu sistem penjagaan lingkungan yang

meliputi penciptaan kebersihan lingkungan dan kebiasaan tingkah laku bersih

karyawan. Kebersihan lingkungan pabrik itu sendiri meliputi kebersihan seluruh

bangunan industri dan sekitarnya, kebersihan yang mendapat perhatian istimewa

ob

ialah tempat pengolahan, fasilitas, dan manusia pekerja yang akan berhubungan

Ad

30

d
re
atau dilewati produk pangan. Ada sarana atau fasilitas tertentu dalam wilayah

pabrik yang menjadi fokus sanitasi yaitu ruang pengolahan (lantai, dinding, atap,

te
udara), peralatan pengolahan, air sistem pembuangan sampah dan limbah industri

is
(Soekarto, 1990).

Pabrik PT. Bali Extract Utama terletak jauh dari pemukiman warga.

eg
Bangunan terbuat dari kontruksi yang kuat dan lantai terbuat dari ubin yang kasap.

Kegiatan sanitasi untuk bangunan dan lingkungan di PT. Bali Extract Utama

nr
dilakukan setiap kali proses produksi dimulai dan diakhiri yaitu mengepel ruangan

dengan air yang sudah diberi cairan pembersih dan dengan membersihkan

U
lingkungan sekitar pabrik.

4.4.3 Higiene pekerja

3
Pekerja yang menangani makanan dalam suatu industri pangan merupakan

.5
sumber kontaminasi yang penting karena kandungan mikroba patogen pada

r5
manusia dapat menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan (Jennie,

1990). Adapun sanitasi yang diterapkan pada pekerja di PT. Bali Extract Utama

diantaranya dengan :

rte

- Menggunakan masker, sarung tangan dan penutup kepala

- Menggunakan seragam kerja

ve

- Menggunakan safety shoes yang disediakan perusahaan

- Menyediakan kamar mandi yang dilengkapi sarana air bersih

on

- Menyediakan tempat cuci tangan

C
F

4.4.4 Penanganan limbah

PD

Limbah merupakan segala sesuatu yang dihasilkan sebagai sampingan akibat

proses produksi dalam bentuk padatan, gas, bunyi, cairan dan radiasi yang tidak

dapat dimanfaatkan sebagai produk. Limbah sisa hasil pengolahan ada 3 bentuk

yaitu limbah padat, limbah cair, limbah gas.

ob

Hasil samping produksi ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama berupa

Ad

31

d
re
ampas bunga rosella. Untuk ampas dari hasil produksi biasanya diolah menjadi

pupuk organik yang berguna untuk menyuburkan tanaman di sekitar kawasan

te
pabrik. Limbah cair hasil evaporasi dialirkan langsung ke tempat bak peresapan

is
tanpa dilakukan analisis lagi. Cairan pelarut etanol ini dialirkan ke tempat bak

peresapan yang berada di sekitar pabrik karena tidak dapat digunakan kembali.

eg
nr
U
3
.5
r5
rte
ve
on
C
F
PD

V. PEMBAHASAN

Dalam industri pengolahan pangan, kualitas produk sangat tergantung dari

ob

tahapan-tahapan proses yang dilaluinya. Untuk memperoleh produk ekstrak

Ad

32

d
re
rosella yang bermutu baik maka sangat perlu diperhatikan dalam proses

persiapan baik bahan baku , proses produksi, hingga produk akhir, dan standar

te
mutu serta aspek sanitasinya.

is
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, penulis menemukan

beberapa masalah yang terjadi pada proses produksi di PT. Bali Extract Utama

eg
dan mencoba memberikan solusi pemecahan masalahnya, diantaranya yaitu proses

pengecilan ukuran, kualitas bahan baku dan pengecekan dan perbaikan alat

nr
produksi

5.1 Proses Pengecilan Ukuran

U
Permasalahan yang ditemukan pada proses pengecilan ukuran bahan rosella

dengan cara melakukan proses penggilingan (milling) yaitu pada mesin

3
penggilingan yang digunakan, sebagian besar bagian – bagian mesin tersebut

.5
belum stainless steel dan terdapat beberapa bagian mesin yang sudah mengkarat.

r5
Sehingga pada saat dioperasikan untuk menggiling bahan, ditakutkan nantinya

serpihan dari bagian mesin yang mengkarat seperti pada bagian tempat

memasukan bahan maupun pada bagian penggilingannya, serpihan akan ikut

rte

tercampur dengan bahan sehingga akan membahayakan untuk produk ekstrak

yang dihasilkan nantinya. Oleh karena itu disarankan untuk mencegah hal tersebut

ve

terjadi, sebaiknya dengan cara mengganti mesin penggilingan yang lama dengan

mesin penggilingan yang baru dan sudah stainless steel agar dapat menjamin

on

keamanan mutu produk ekstrak yang dihasilkan.

5.2 Kualitas Bahan Baku

Permasalahan juga ditemukan pada bahan baku yang diperoleh dari pasar

lokal yang berada di daerah bali yaitu pasar Badung, kualitas dari rosella kering

yang diperoleh disana belum terjamin kualitasnya itu baik sehingga nantinya akan

berpengaruh terhadap mutu dari produk ekstrak yang dihasilkan.Oleh karena itu

PD

untuk mengatasi hal tersebut disarankan sebaiknya untuk mencari supplier bahan

baku rosella yang terpercaya, konsisten, dan terjamin kualitas dari bahan baku

rosella yang dipasarkannya demi menjaga mutu produk ekstrak rosella yang

dihasilkan .

ob

5.3 Pengecekan Dan Perbaikan Alat Produksi

Ad

33

d
re
Pada saat proses blending ekstrak rosella, terdapat permasalahan yang

ditemui oleh penulis, ketika dari salah satu pipa besi yang digunakan untuk

te
menyalurkan ekstrak rosella yang telah melalui proses blending menuju tahap

is
proses pengemasan melalui kran, pipa besi tersebut mengalami sedikit kebocoran

yang menyebabkan ekstrak rosella menetes keluar sehingga berpengaruh terhadap

eg
jumlah atau kapasitas produk ekstrak rosella yang dihasilkan. Oleh karena itu

untuk mengatasi permasalahan tersebut disarankan agar dilakukan pengecekan

nr
dan perbaikan secara rutin agar alat – alat yang digunakan dalam produksi

berfungsi dengan baik.

U
3
.5
r5
rte
ve
on
C
F
PD
e

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

ob
Ad

34

d
re
6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Praktek Kerja Lapangan tentang proses

te
produksi dan pengendalian mutu ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama adalah;

is
1. Proses produksi ekstrak rosella di PT. Bali Extract Utama melalui

beberapa proses yaitu penerimaan bahan baku, sortasi, pengecilan ukuran,

eg
maserasi, ekstraksi dengan perkolasi, filtrasi, evaporasi, blending,

pengemasan, dan penyimpanan.

nr
2. Pengendalian mutu yang dilakukan pada produk ekstrak rosella yang

dihasilkan oleh PT. Bali Extract Utama meliputi pengendalian mutu bahan

U
baku, proses produksi, produk akhir, dan aspek pendukung pengendalian

mutu lainnya yang terdiri dari sanitasi mesin dan peralatan, sanitasi

3
bangunan dan lingkungan, higiene pekerja dan penanganan limbah. Produk

.5
akhir yang dihasilkan pada saat proses produksi sudah memenuhi syarat

r5
mutu yaitu pH 4,36, densitas 1,100 g/cm3, indeks bias 1,418 nd, dan total

padatan terlarut 49%.

6.2 Saran

rte

1. Penggantian mesin penggilingan yang lama dengan yang baru dan sudah

stainless steel perlu dilakukan demi menjaga keamanan dan mutu produk

ve

ekstrak yang dihasilkan.

2. Mencari supplier bahan baku rosella yang terpercaya, konsisten, dan

on

terjamin kualitas dari bahan baku rosella yang dipasarkannya demi

menjaga mutu produk ekstrak rosella yang dihasilkan .

3. Dilakukan pengecekan dan perbaikan secara rutin agar alat – alat yang

digunakan dalam proses produksi akan berfungsi dengan baik.

F
PD
e
ob
Ad

35

d
re
DAFTAR PUSTAKA

te
Agoes, G., 2007. Teknologi Bahan Alam. Institut Teknologi Bandung, Bandung

is
Bender, A.E. 1982. Dictionary Of Nutrition And Food Technology. 6 th Edition.

London : Butterworths.

eg
Betty, Jennie S.L., dan Winiarti. 1990. Penanganan Limbah Industri Pangan.

Kasinus. Yogyakarta.

BPOM. 2010. Petunjuk Operasional Pedoman Cara Pembuatan Kosmetik Yang

nr
Baik, Direktorat Standarisasi Obat Tradisonal, Bahan Kosmetik dan

produk Komplemen Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik

U
Indonesia

Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet dan M. Wooton. 1987. Ilmu Pangan.

Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. UI Press, Jakarta.

3
Departemen Kesehatan RI. 1996. Daftar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia.

.5
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Kartika, B., Guritno, A.D., dan Ismoyowati, 1997. Petunjuk Evaluasi Produk

r5
Industri Hasil Pertanian. PAU-Pangan dan Gizi. UGM. Yogyakarta.

Kuntz, L.A. 1998. Bulking Agent : Bulking up While Scalling Down. Weeks

Publishing Company.

rte

Nasir, M. dan E.P. Saputro. 2015. Manajemen Pengolahan Limbah Industri. Jurnal

Mananjemen dan Bisnis. Universitas Muhamadyah Surakarta. 19(2): 143-


149.

ve

Soekarto, T. S. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu pangan.

Institute Pertanian Bogor, Bogor.

Widyanto, P. S dan A. Nelistya, 2008. Rosella Aneka Olahan, Khasiat dan

on

Ramuan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Winarno, F.G dan Surono. 2002. Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M Biro

Press, Bogor.

C
F
PD
e
ob
Ad

d
re
Lampiran 1. Gambar produk akhir

te
is
eg
nr
U
3
.5
r5

Lampiran 2. Gambar alat – alat analisis mutu ekstrak rosella

rte
ve

Gambar 1. pH meter untuk analisis pH ekstrak rosella

on
C

Gambar 2. Timbangan analitik dan piknometer untuk analisis densitas

F
PD

Gambar 3. Alat refraktometer untuk analisis total padatan terlarut dan indeks bias

Lampiran 3. Daftar hadir praktek kerja lapangan di PT. Bali Extract Utama

ob
Ad

37

d
re
te
is
eg
Lampiran 3. Daftar hadir praktek kerja lapangan di PT. Bali Extract Utama

( Lanjutan)

nr
U
3
Lampiran 3. Daftar hadir praktek kerja lapangan di PT. Bali Extract Utama

.5
( Lanjutan)

r5
rte

Lampiran 3. Daftar hadir praktek kerja lapangan di PT. Bali Extract Utama

ve

( Lanjutan)

on

Lampiran 4. Surat penerimaan praktek kerja lapangan di PT. Bali Extract Utama

C
F
PD

Lampiran 5. Surat keterangan telah melakukan PKL di PT. Bali Extract Utama.

e
ob
Ad

38

d
re
te
Lampiran 6. Certificate of analysis hibiscus extract PT. Bali Extract Utama

is
eg
nr
U
3
.5
r5
rte
ve
on
C
F
PD
e
ob
Ad

39

Anda mungkin juga menyukai