TINJAUAN PUSTAKA
pilosa tercatat sebagai rumput liar yang tumbuh pada tanah atau lahan yang
dan Mozambik.
Umumnya, tanaman ini merupakan rumput liar yang sangat mengganggu dan
pinggiran jalan, dan seluruh daerah padang gurun. Penyebaranya ada di daerah
gurun. Tanaman ini tumbuh dengan baik mulai dari daerah dengan ketinggian
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Division : Magnoliopphyta
Class : Magnoliopside
Subclass : Asteridae
Order : Asterales
batang tanaman ini berbentuk tegak, bercabang, persegi, dan tidak berbulu
yang mana ketinggiannya dapat mencapai 120 cm. Ketika musimnya sedang
memencar dan akarnya akan berada pada simpul yang rendah dan menyentuh
tanah. Tanaman ini memiliki bentuk daun berseberangan dan dinagi menjadi 3
sampai 5 pucuk daun muda dengan garis tepi yang bergerigi. Bentuk tepian dan
akhiran pucuk daunnya mulai dari oval hingga lancip dan di tepi daun terdapat
Bunga pada tanaman ini memiliki bentuk bunganya kecil, berwarna putih
memiliki 4 atau 5 kepala daun bunga yang pendek, lebar dan berwarna putih
di bulan Oktober, namun ada sepanjang tahun terutama di di musim panas dan
musim gugur. Bunganya memiliki organ jantn dan betina yang mana
Buah yang dihasilkan oleh B. pilosa tidak enak, berbulu, dan dapat
menusuk dengan cepat melalui lapisan pakaian. B. pilosa juga memiliki buah
kecil yang kering dan bercabang yang saling mengait. Sedangkan bijinya
berbentuk kecil, berwarna hitam dan tipis dengan sedikit gerutan di salah satu
ujungnya. Bijinya bisa menempel pada pakaian atau bulu binatang. Bijinya
Gambar 2.2 : Tanaman Ketul (Bidens pilosa L.) (a) Daun, (b) Bunga, (c) Biji
dan Buah
Sumber : (Department of Agriculture, Forestry and Fisheries, 2011).
13
ekstrak air daun B. pilosa pada analisis proksimat menunjukkan bahwa, daun
tanaman mengandung persentase kadar air yang cukup, kadar abu, minyak
mentah, protein, lemak kasar, serat kasar dan karbohidrat, sedangkan analisis
kimia dalam mg/100 g.d.w menunjukkan adanya alkaloid, saponin, dan fitat.
Selain itu menurut penelitian (Jun Yi et al, 2016) daun tanaman ini
senyawa kimia diantaranya alkaloid, saponin, zat pahit, minyak atsiri dan zat
samak. Selain itu senyawa lain yang terkandung dalam tanaman ini adalah
dari akar-akarnya yaitu sebagai obat mata. Tumbuhan dan daun muda
digunakan untuk menyembuhkan sakit gigi dan dapat digunakan sebagai obat
radang tenggorokan, faringitis, wasir, sebagai obat kumur untuk mulut lecet,
sakit gigi, sakit kepala, luka, laserasi, sakit perut karena keracunan makanan,
14
sakit tenggorokan dan retensi air (Taylor, 2005; Duke, 1997 dalam
Ezeonwumelu, 2011).
untuk obat infeksi. Tanaman ini diolah sebagai dekoksi dan getahnya untuk
1980 dalam Arthur et al, 2012). Tanaman ini di Brazil dan Cina digunakan
Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon seperti pada
terdapat pada semua bagian tumbuhan termasuk buah, akar, daun dan kulit
melindungi struktur sel, antiinflamasi dan antibiotic (Bames dkk, 2004 dalam
jika dipakai pada kulit dan menghambat perdarahan (Robbinson, 1995 dalam
Fridiana, 2012).
cara yaitu menghambat asam arakhidonat dan sekresi enzim lisosom dari
enzim lain. Protease lisosom merupakan salah satu mediator kimiawi inflamasi
16
Saponin adalah jenis glikosida seperti pada gambar 2.4 yang banyak
Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih
yang dapat bertahan lama (Wijaya, 2013). Terdapat 2 jenis saponin yaitu
steroid dan saponin tripernoid, saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27)
aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Saponin triterpenoid tersusun atas inti
sistem saraf pusat, sistem endokrin, dan aktivitas lainnya (Wijaya, 2013).
Beberapa saponin bekerja sebagai antimikroba juga. Diantara banyak efek yang
dilaporkan, efek yang ditunjang dengan baik adalah bukti ialah penghambatan
reaksi tubuh terhadap cedera. Salah satu penyebab paling umum dari
2.1.5 Tanaman Ketul (Bidens pilosa L.) sebagai penyembuh luka sayat
kandungan 90% etanol (750 ml) selama 72 jam (Edefia et al, 2015). Ekstrak
diterapkan pada luka dalam sebanyak 3 tetes yang cukup untuk menutupi
seluruh area dan ini dilakukan satu kali sehari sampai luka mengalami proses
5%, 7,5%, 10%,12,5 % dan 15% yaitu dengan tingkatan pada masing-masing
konsentrasi 2,5%.
Pada penelitian ini, tikus akan dibuat luka sayat pada masing-masing kulit
merupakan senyawa aktif yang dapat berperan dalam proses penyembuhan luka
(Haris, 2011 dalam Dewantari & Sugihartini, 2015). Selain itu flavonoid dari
ekstrak daun B. pilosa adalah auron dan chalcon memiliki sifat anti-inflmasi.
dan sebagai anti-bakteri pada luka yang dapat mematikan bakteri S. aureus
yang dapat menyebabkan infeksi pada luka (Bartolome et al, 2013). Sehingga
luka sayat.
Menurut (Effendi, 1999) kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi
terhadap bakteri, virus dan jamur. Kehilangan panas dan penyimpanan panas
adanya kulit, maka cairan tubuh yang penting akan menguap dan elektrolit
Menurut (Majid dan Prayogi, 2013) kulit merupakan organ tubuh paling
luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada
orang dewasa sekitar 1,5 m2 dan beratnya sekitar 15 % dari berat badan secara
1. Epidermis
matahari.
seperti duri.
yang basofilik.
d. Lapisan tanduk/korneum
tanpa inti.
2. Dermis
jaringan ikat yang mempunyai dua lapisan yaitu pars papilaris, yang
3. Subdermis/hipodermis
antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang.
Menurut (Majid dan Prayogi, 2013) kulit memiliki fungsi, yang berguna
1. Fungsi Proteksi
yaitu:
dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan
kulit dan dehidrasi; selain itu juga mencegah masuknya air dari
2. Fungsi Absorbsi
3. Fungsi Ekskresi
a. Kelenjar Sebasea
b. Kelenjar Keringat
4. Fungsi Persepsi
2.3 Inflamasi
tetap hidup memiliki respon yang menyolok pada jaringan hidup yang berada
adalah reaksi vascular yang hasilnya zat-zat terlarut, dan sel-sel dari sirkulasi
Inflamasi ini diperlukan dalam penyembuhan proses luka, jika inflamasi tidak
dicegah dapat menjadi sebuah awalan dari beberapa penyakit seperti vasomotor
Tujuan akhir dari respon inflamasi adalah menarik protein plasma dan fagosit
respon imun, dan inflamasi kronis. Inflamasi akut merupakan respon awal
2011). Fase ini ditandai dengan adanya vasodilatasi lokal dan peningkatan
permeabilitas kapiler. Respon imun terjadi apabila sejumlah sel yang mampu
minggu dan dapat timbul setelah inflamasi akut (Corwin, 2008 dalam Apriani,
factor (PDGF) serta interleukin (Katzung, 2001 dalam Hidayat, 2010). Pada
agen tersebut (Mutschler, 1986 dalam Hidayat, 2010). Gejala respon inflamasi
(pembengkakan lokal) dan function laesa (Corwin, 2008 dalam Apriani, 2011).
maka arteriola yang mensuplai daerah tersebut melebar, sehingga lebih banyak
bertanggung jawab atas warna merah lokal karena peradangan akut (Hidayat,
2000 dalam Sukaina 2013). Gejala yang paling terlihat dari peradangan akut
26
Campuran cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat
(Hidayat, 2010).
jaringan dank arena rasa nyeri, yang mengurangi mobilitas pada daerah yang
terkena (Kee dan Hayer, 1996). Berkurangnya fungsi pada daerah yang
bengkak dan sakit disertai adanya sirkulasi yang abnormal akibat penumpukan
dan aliran darah yang meningkat juga menghasilkan lingkungan lokal yang
berfungsi secara normal (Price dan Wilson, 2005 dalam Fridiana, 2013).
berbagai macam sel, misalnya dalam beberapa jam sel-sel leukosit yang
momosit yang berinteraksi satu sama lain dalam proses inflamasi. Sel system
diproduksi dan disimpan di sumsum tulang dan diedarkan di dalam darah. Pada
27
keadaan normal, leukosit hanya sedikit melekat pada sel endotel, tetapi pada
inflamasi adhesi antara leukosit dan sel endotel ini sangat ditingkatkan
2.4 Luka
cedera atau pembedahan (Majid & Prayogi, 2013). Luka merupakan suatu
jaringan ikat, otot, serta kulit akibat suatu sebab sering diikuti dengan rusaknya
(Abdurrahmat, 2014).
menjadi atas:
a. Luka iris (sayat) yaitu jenis luka yang diakibatkan oleh irisan
cukup dalam. Bila keadaan luka ini aseptis maka luka jenis ini
tubuh yang rusak. Luka jenis ini bisa disebabkan oleh pecahan
e. Luka gores yaitu jenis luka yang tidak terlalu dalam tetapi
bagian perifer.
atasnya ialah luka bakar total dimana sebagian dermis ikut hilang.
infeksi pada luka jenis ini hanya berkisar antara 1-5% dan
11%.
d. Dirty wound ialah jenis luka yang terjadi pada lingkungan yang
dari 27%.
30
Luka akan sembuh sesuai dengan tahapan yang spesifik dimana bisa
jaringan yang rusak serta penyebab luka tersebut. Proses penyembuhan luka
1. Fase inflamasi
Adalah fase yang terjadi pada hari ke-0 sampai hari ke-5. Respon
respon vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan yang terjadi
pada jaringan kulit. Pada fase ini terjadi hemoestasisi dan fase akhir
terjadi fagositosis. Lama fase ini bisa singkat jika terjadi infeksi
Terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-14. Disebut juga dengan fase
luka atau luka nampak merah segar dan mengkilat. Jaringan granulasi
tepian luka, sedangkan pada luka insisi epitalisasi terjadi pada 48 jam
a. Intension primer
tepi luka mulai terlihat. Dalam beberapa hari lapisan epitelium yang
yang matur tidak mengandung pembuluh darah dan pucat dan lebih
b. Intension sekunder
Adalah luka yang terjadi dari trauma, elserasi dan infeksi dan memiliki
sejumlah besar eksudat dan luas, batas luka ireguler dengan kehilangan
jaringan yang cukup luas menyebabkan tepi luka tidak merapat. Reaksi
c. Intension Tersier
Ini juga dapat terjadi ketika luka primer mengalami infeksi, terbuka dan
tersier biasanya mengakibatkan skar yang lebih luas dan lebih dalam
diantaranya adalah:
1. Usia
Orang tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati
2. Nutrisi
dan mineral seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu
adekuat.
3. Infeksi
karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan
lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa
luka.
4. Hematoma
jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk
luka.
5. Benda asing
timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah
6. Iskemia
darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini
dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga
7. Diabetes
gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut
8. Keadaan Luka
9. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
terhadap cedera
bakteri penyebab
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Klas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Rattus
Gambar 2.9 Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Spesies : Rattus norvegicus Sumber: Dokumen Pribadi, 2016
termasuk hama terhadap tanaman petani. Selain menjadi hama yang merugikan,
yang berbahaya, hewan ini dapat menularkan penyakit seperti wabah pes dan
leptospirosis. Tikus yang paling terkenal ialah tikus berwarna coklat, yang
menjadi hama pada usaha-usaha pertanian dan pangan yang disimpan di gudang.
Tikus putih (Rattus norvegicus) memiliki dua macam strain yaitu Spague-
Dewley atau disebut S.D, ukuran tubuhnya cukup besar dan sangat jinak. Strain
yang lain yaitu Wistar, dikembangkan oleh Weistar Institute of Biology and
Ukuran tubuhnya lebih kecil dari pada Sprague-Dawley dan sangat mudah
38
lebih besar dari mencit, mudah dipelihara dalam jumlah yang banyak. Tikus putih
juga memiliki ciri-ciri morfologis seperti albino, kepala kecil, dan ekor yang lebih
kemampuan laktasi tinggi, dan tahan terhadap arsenik tiroksid (Akbar, 2010).
2.6 Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyari
simplisia menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung.
Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk. Cairan penyari yang
digunakan adalah air, eter, etanol, atau campuran etanol dan air (Badan POM
RI, 2007).
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut
yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa
atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang
cair.
2. Cairan pelarut
Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan
berikut:
a) Selektivitas
c) Ekonomis
d) Ramah lingkungan
e) Keamanan
5. Pengeringan ekstrak
a) Pengeringan Evaporasi
b) Pengeringan Vaporasi
c) Pengeringan Sublimasi
d) Pengeringan Konveksi
e) Pengeringan Kontak
f) Pengeringan Radiasi
g) Pengeringan Dielektrik.
6. Randemen
simplisia awal.
1. Cara dingin
a. Maserasi
b. Perlokasi
2. Cara panas
a. Refluks
b. Soxhlet
c. Digesti
d. Infus
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30º C) dan
Comunication and Tehnology (AECT, 1977) dalam Kasrina, dkk (2012), yaitu
berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang
Menurut (Sadiman 1989 dalam Kasrina dkk, 2012) sumber belajar yaitu segala
macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang
belajar begitu luas dan kompleks. Segala hal yang sekiranya diprediksikan
44
sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber belajar lainnya (Kasrina
dkk, 2012).
sumber belajar yang melimpah di sekitar kita secara maksimal, maka hal
terpenting yang mesti kita lakukan adalah mengenali berbagai bentuk sumber
kita sebutkan bahwa bentuk-bentuk sumber belajar di sekitar kita antara lain:
1. Buku, yakni majalah lembar kertas yang berjilid, baik berisi tulisan
maupun kosong. Buku sebagai sumber belajar adalah buku yang berisi
buku seperti, buku ajar, ilmiah, populer, fiksi, nonfisik, novel, komik, dan
lain sebagainya.
disusun secara sistematis. Brosur bisa juga dimaknai sebagai cetakan yang
hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid, atau
tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang
6. Film, yakni selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar
negatif (yang akan dibuat potret) atau tempat gambar positif (yang akan
7. Model, yakni barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis seperti
9. Studio, yakni ruang tempat bekerja (bagi pelukis, tukang foto dan
sebagainya) atau ruangan yang dipakai untuk menyiarkan acara radio atau
televisi.
10. Wawancara, yakni tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk
11. Permainan, yakni suatu yang digunakan untuk bermain, barang atau
2.9 Leaflet
dilipat, isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau
kombinasi.
yaitu:
47
pembacanya.
al, 2010) adalah tahan lama, mancakup orang banyak, biaya tidak tinggi, tidak
(2011) kelebihan Leaflet yaitu sebagai alat sederhana pengingat pesan dimana
termasuk detil (misalnya statistik) yang tidak mungkin bisa disampaikan lisan.
2010) adalah media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak,
mudah terlipat. Menurut (Jayanti, 2011) kekurangan Leaflet juga tidak tahan
lama dan mudah hilang, dapat menjadi kertas percuma kecuali pengajar secara
aktif melibatkan klien dalam membaca dan menggunakan materi. Uji coba
SMA kelas X semester satu. Dalam materi ini akan dibahas mengenai
48
oleh Indonesia yang kaya berbagai aneka ragam tumbuhan yang dapat
melalui lembaran yang dilipat, isi informasi dapat berbentuk kalimat maupun
siswa, leaflet ini bertujuan untuk sebagai sarana yang dapat membantu
tanaman yang berpotensi obat yang berada disekitar kita, sehingga dapat
Luka Sayat
Luka Sembuh
2.11 Hipotesis
1. Ada pengaruh pengaruh pemberian ekstrak daun ketul (Bidens pilosa L.)
norvegicus).
sayat dibandingkan dengan konsentrasi 5%, 7,5%, 10% dan 12,5% pada