Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIT MEKANIKA (PESAWAT SEDERHANA TUAS DUA

LENGAN DAN KATROL TETAP)

Dosen Pengampu: Dody Rahayu Prasetyo, M.Pd.

Disusun oleh:

Hafshah Azka Humaira (2010710027)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
2022
PESAWAT SEDERHANA TUAS DUA LENGAN

A. Pendahuluan
Guna mempermudah suatu pekerjaan, kita memerlukan suatu alat bantu. Alat
bantu ini lah yang disebut pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah alat yang
digunakan untuk memudahkan atau meringankan pekerjaan. Ditinjau dari energinya,
pada saat kita memindahkan suatu benda dengan memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan pesawat sederhana sebenarnya ukurannya tetap sama, akan tetapi
benda tersebut menjadi lebih ringan atau lebih mudah (Thoifah 2021).
Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik yang
berkaitan dengan gaya yang digunakan dan keuntungan mekanis yang diperoleh dari
peralatan tersebut (Zakwandi and Zannah 2017). Pesawat sederhana terdiri dari 4
macam yaitu, roda gigi, bidang miing, katrol, dan tuas (pengungkit).
Tuas adalah pesawat sederhana yang berupa sebatang kayu, besi, atau benda
lain yang digunakan untuk mengungkit sebuah benda (Daroji 2012). Dengan tuas
benda yang berat dapat diangkat, dicabut, atau diungkit menggunakan gaya yang lebih
kecil. Berdasarkan titik tumpunya, tuas atau pengungkit dibedakan menjadi tiga kelas,
yaitu kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga (Eirin 2021).
Tuas kelas pertama adalah tuas yang titik tumpunya berada diantara titik
beban dan titik kuasa, misalnya gunting, palu, tang, linggis, dll. Berbeda dengan tuas
kelas satu yang memiliki titik tumpu di tengahnya, tuas kelas dua memili titik beban
di tengahnya, yaitu antara titik kuasa dengan titik tumpu, misalnya gerobak, pemotong
kertas, dll. Sedangkan tuas kelas tiga, titik kuasa berada di antara titik tumpu dan titik
beban, contohnya lengan alat pancing, sekop, dll (Eirin 2021).
Perbandingan antara berat beban dengan gaya kuasa disebut keuntungan
mekanik, begitu juga dengan perbandingan antara lengan kuasa dengan lengan beban.
Berdasarkan penjelasan di atas, praktikan melakukan sebuah uji coba untuk
menyelidiki keuntungan mekanik pada tuas dua lengan.

B. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki keuntungan mekanik pada pesawat sederhana.
C. Alat dan Bahan

No. Kat Nama Alat/Bahan Jm No. Kat Nama Alat/Bahan Jm


l l
GSN 180 Dasar statif 1 GSN 180 Beban 50 g 3
FME 51.02/02 Kaki statif 2 FME 51.07/07 Neraca pegas 1,5 N 1
KST 30/250 Batang statif pendek 1 FME 51.10/11 Neraca pegas 3,0 N 1
KST 30500 Batang statif 1 FME 51.20/31 Tuas 1
panjang
FME 51.05/05 Balok pendukung 1 FME 51.05/05 Penggaris logam 1

D. Langkah-Langkah Percobaan
a) Gantungkan beban 50 gr pada lubang (posisi) 12 (lengan beban = lB = 18 cm).
b) Gantungkan neraca pegas (1,5 N) pada posisi 12 (lengan luasa = lF = 18 cm).
c) Tarik neraca pegas ke bawah sampai anak panah pada pertengahan tuas menunjuk
nol (mengarah vertical ke bawah)
d) Baca penunjukan neraca pegas yang merupakan nilai gaya kuasa (F) dan catat
hasilnya ke dalam tabel.
e) Ulangi langkah 1 s/d 4 di atas, dengan mengubah jumlah beban dan posisinya
sesuai dengan tabel di bawah.
f) Lakukan perhitungan untuk melengkapi tabel.
Catatan:
Jarak antar lubang (posisi) pada tuas = 1,5 cm; massa sebuah beban = 50 gram;
percepatan gravitasi = 10 m/det2.
500 g
Berat 1 beban = w = x 1 kg x 10 m/det2 = 0.5 Newton.
1000 g

E. Hasil Pengamatan

Variabel yang diukur Satua Percobaan I Percobaan II Percobaan III


n
Jumlah beban Buah 1 2 3 1 2 1 2
Berat beban (w) N 0,5 1 1,5 0,5 1 0,5 1
Posisi beban - 12 12 12 6 3 6 6
Lengan beban (lB) cm 18 18 18 9 4,5 9 9
Posisi neraca pegas N 12 12 12 12 12 6 3
Lengan kuasa (lF) cm 18 18 18 18 18 9 4,5
Gaya kuasa (F) N 0,5 1,1 1,9 0,25 0,25 0,5 2,3
w x lB N.cm 9 18 27 4,5 4,5 4,5 9
F x lF N.cm 9 19,8 34, 4,5 4,5 4,5 10,35
2
Keuntungan mekanis w/F 1 0,9 0,8 2 4 1 0,43
Keuntungan mekanis lF/lB 1 1 1 2 4 1 0,5

F. Analisis Data dan Pembahasan


Praktikan melakukan uji coba menggunakan tuas dua lengan, yang bertujuan
untuk menyelidiki keuntungan mekanik pada pesawat sederhana. Tuas dua lengan
merupakan tuas kelas pertama, yaitu titik tumpunya berada diantara titik beban dan
titik kuasa, seperti gunting, palu, tang, linggis, dll. Praktikan melakukan tujuh
percbaan dengan variasi jumlah beban, berat beban, posisi beban, serta posisi neraca
pegas.
Pada percobaan pertama, dengan menggunakan 1 buah beban bermassa 50 gr
dan neraca pegas yang keduanya diletakkan di lubang ke 12. Setelah itu, ukur lengan
beban dan lengan kuasa pada tuas, juga amati angka yang ditunjukkan oleh neraca
pegas ketika tuas dua lengan berada pada posisi seimbang, kemudian catat hasilnya
pada tabel.
Lakukan cara yang sama pada percobaan kedua hingga ketujuh. Pada
percobaan kedua, dengan menggunakan 2 buah beban yang masing masing bermassa
50 gram, dengan posisi beban dan posisi neraca pegas tetap ditempat yang sama. Pada
percobaan ketiga, dengan menggunakan 3 buah beban yang masing masing juga
bermassa 50 gram, dan dengan posisi beban juga posisi neraca pegas tetap di tempat
yang sama. Amati kemudian catat pada tabel.
Pada percobaan keempat, praktikan menggunakan 1 buah beban bermasa 50
gr, yang diposisikan pada lubang keenam, dan neraca pegas diposisikan tetap pada
lubang ke dua belas. Setelah itu, ukur lengan beban dan lengan kuasa pada tuas, juga
amati angka yang ditunjukkan oleh neraca pegas ketika tuas dua lengan berada pada
posisi seimbang, kemudian catat hasilnya pada tabel.
Pada percobaan kelima, praktikan menggunakan 2 buah beban yang keduanya
bermassa 50 gr, yang diposisikan pada lubang ketiga, dan neraca pegas diposisikan di
lubang ke dua belas. Setelah itu, ukur lengan beban dan lengan kuasa pada tuas, juga
amati angka yang ditunjukkan oleh neraca pegas ketika tuas dua lengan berada pada
posisi seimbang, kemudian catat hasilnya pada tabel.
Pada percobaan keenam, praktikan kembali menggunakan 1 buah beban
dengan massa 50 gr dan neraca pegas yang keduanya diposisikan pada lubang
keenam. Setelah itu, ukur lengan beban dan lengan kuasa pada tuas, juga amati angka
yang ditunjukkan oleh neraca pegas ketika tuas dua lengan berada pada posisi
seimbang, kemudian catat hasilnya pada tabel.
Pada percobaan terakhir, praktikan menggunakan 2 buah beban, yang
keduanya bermassa 50 gr yang diposisikan pada lubang keenam, dan neraca pegas
yang diposisikan pada lubang ketiga. Setelah itu, ukur lengan beban dan lengan kuasa
pada tuas, juga amati angka yang ditunjukkan oleh neraca pegas ketika tuas dua
lengan berada pada posisi seimbang, kemudian catat hasilnya pada tabel.
Setelah ketujuh percobaan dilakukan, dan hasil dari pengamatan telah dicatat
pada tabel, langkah selanjutnya adalah menghitung keuntungan mekanis dari setiap
percobaan dengan melakukan perbandingan antara beban (w) dengan gaya kuasa (F)
atau perbandingan antara lengan kuasa (lF) dengan lengan beban (lB).
Pada percobaan pertama, kedua, ketiga, dan keenam, didapatkan hasil
perhitingan nilai mekanisnya adalah 1. Sedangkan, pada percobaan keempat
didapatkan keuntungan mekanisnya yaitu 2, pada percobaan kelima 4, dan percobaan
ketujuh 0,5. Berdasarkan teori, keuntungan mekanis yang seharusnya didapatkan
adalah 1, akan tetapi dari tujuh percobaan yang praktikan lakukan, tiga diantaranya
tidak memiliki kesesuaian dengan teori. Hal ini kemungkinan dikarenakan adanya
kesalahan pada saat percobaan, yang diakibatkan kurangnya ketelitian praktikan saat
membaca alat, atau dikarenakan alat praktikum itu sendiri.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang praktian lakukan dengan menggunakan KIT
mekanika dengan judul praktikum yaitu “Pesawat Sederhana Tuas Dua Lengan” yang
bertujuan untuk menyelidiki keuntungan mekanis pada pesawat sederhana, maka
dapat disimpulkan bahwa keuntungan mekanis pada pesawat sederhana dipengaruhi
oleh perbandingan antara beban (w) dengan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara
lengan kuasa (lF) dengan lengan beban (lB). Semakin besar nilai gaya kuasa, semakin
kecil nilai keuntungan mekanisnya. Sebaliknya semakin besar keuntungan
mekanisnya maka semakin kecil nilai gaya kuasa.

1. Peran individu : Merangkai KIT menjadi tuas dua lengan, dan melakukan
perhitungan untuk tabel hasil pengamatan.
2. Kesulitan individu : Pada praktikum ini, praktikan dan kelompok tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan uji coba.
3. Kesulitan kelompok : Pada praktikum ini, praktikan dan kelompok tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan uji coba.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Mengukur lengan beban


Gambar 2. Menghitung hasil pengamatan

Gambar 3. Mengukur gaya kuasa


Gambar 4. Mengukur gaya kuasa

PESAWAT SEDERHANA KATROL TETAP

A. Pendahuluan
Guna mempermudah suatu pekerjaan, kita memerlukan suatu alat bantu. Alat
bantu ini lah yang disebut pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah alat yang
digunakan untuk memudahkan atau meringankan pekerjaan. Ditinjau dari energinya,
pada saat kita memindahkan suatu benda dengan memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan pesawat sederhana sebenarnya ukurannya tetap sama, akan tetapi
benda tersebut menjadi lebih ringan atau lebih mudah (Thoifah 2021).
Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik yang
berkaitan dengan gaya yang digunakan dan keuntungan mekanis yang diperoleh dari
peralatan tersebut (Zakwandi and Zannah 2017). Pesawat sederhana terdiri dari 4
macam yaitu, roda gigi, bidang miing, katrol dan tuas (pengungkit).
Katrol merupakan roda yang berputar pada sebuah poros yang diberi tali atau
rantai pada bagian sisinya. Katrol berfungsi untuk mengangkat suatu benda atau
menarik suatu beban. Secara prinsip, katrol merupakan pengungkit karena memiliki
titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,
yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol ganda (takal), dan blok katrol.
Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak berpindah ketika dioperasikan.
Katrol jenis ini sering dipasang di tempat-tempat tertentu dengan menarik ujung tali
yang tidak terikat pada beban, maka beban akan terangkat. Seperti contohnya katrol
yang dipakai sumur timba dan pada tiang bendera. Pada jenis katrol tetap, panjang
lengan kuasa sama dengan lengan beban (Muh. Syukuri Ahsani 2015).
Pada katrol tetap letak titik tumpu berada di antara titik beban dan titik kuasa.
Karena jarak titik beban ke titik tumpu sama dengan jarak titik kuasa ke titik tumpu.
Jadi, kuasa yang dibutuhkan sama dengan berat beban itu sendiri, hanya saja menarik
beban dengan katrol lebih mudah daripada mengangkat benda secara langsung karena
kuasa yang dilakukan searah dengan berat badan. Dapat disimpulkan bahwa fungsi
utama katrol tetap adalah mengubah arah gaya (Muh. Syukuri Ahsani 2015).
Perbandingan antara berat beban dengan gaya kuasa disebut keuntungan
mekanik, Berdasarkan penjelasan di atas, praktikan melakukan sebuah uji coba untuk
menyelidiki keuntungan mekanik pada katrol tetap juga menghitung perbandingan
kecepatan dari sebuah katrol tetap.
B. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki keuntungan mekanis dan menghitung perbandingan kecepatan dari
sebuah katrol tetap

C. Alat dan Bahan Yang Digunakan

No. Kat Nama Alat/Bahan Jm No. Kat Nama Alat/Bahan Jm


l l
GSN 180 Dasar statif 1 GSN 180 Beban 50 g 3
FME 51.02/02 Kaki statif 2 FME 51.02/02 Neraca pegas 3,0 N 3
KST 30/250 Batang statif pendek 1 KST 30/250 Katrol dia. 50 mm 1
KST 30500 Batang statif panjang 1 KST 30500 Tali nilon 1
FME 51.05/05 Balok pendukung 1 FME 51.05/05 Penggaris logam 1

D. Langkah-Langkah Percobaan
a) Keuntungan Mekanis Katrol Tetap
a. Lepaskan beban dari katrol.
b. Ukur berat beban W dengan neraca pegas.
c. Pasang Kembali beban pada katrol.
d. Ukur gaya yang ditunjukkan oleh neraca pegas sebagai gaya kuasa
e. Hitung keuntungan mekanis dari katrol tetap tersebut.
f. Ulangi langkah 1 s/d 5 untuk beban yang lainnya.
g. Catat hasilnya pada Tabel 1.
b) Menghitung Perbandingan Kecepatan (Velocity Ratio)
a. Atur posisi beban.
b. Tahan kedudukan beban dengan cara memegangi neraca pegas.
c. Catat posisi awal (S0), yaitu jarak antara ujung atas pipa neraca pegas dengan
pusat katrol (lihat Gambar 2).
d. Pindahkan beban setinggi 5 cm, dengan cara menarik neraca pegas (SB = 5 cm)
e. Catat posisi pegas akhir (S1), dan gaya kuasa yang ditunjuk neraca pegas.
f. Lakukan percobaan seperti di atas menggunakan beban sesuai pada Tabel 2.

E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Menentukan Keuntungan Mekanis Katrol Tetap

Jumlah beban 1
Berat beban (w, N) 0,5
Gaya kuasa (F, N) 0,5
Keuntungan mekanis = w/F 1

Tabel 2. Menghitung Perbandingan Kecepatan (Velocity Ratio)

Berat beban (w, N) 0,5 0,5


Jarak perpindahan beban (SB, cm) 5 10
Posisi awal neraca pegas (S0, cm) 13,5 20
Posisi akhir neraca pegas (S1, cm) 20 32
Jarak tarikan (SF = S1 – S0, cm) 6,5 12
Perbandingan kecapatan = SF/SB 1,3 1,2

F. Analisis Data dan Pembahasan


Praktikan melakukan uji coba menggunakan pesawat sederhana katrol tetap
dengan tujuan untuk menyelidiki keuntungan mekanis dan menghitung perbandingan
kecepatan dari sebuah katrol tetap. Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak
berpindah ketika dioperasikan. Pada katrol tetap letak titik tumpu berada di antara
titik beban dan titik kuasa. Karena jarak titik beban ke titik tumpu sama dengan jarak
titik kuasa ke titik tumpu.
Berdasarkan tujuan praktikum, praktikan melakukan dua kali pengujian, yang
pertama yaitu mencari keuntungan mekanis, dan yang kedua adalah mencari
kecepatan rasio dari keuntungan mekanis tersebut. Pada percobaan pertama,
menggunakan 1 buah beban bermassa 50 gr, dan didapat gaya kuasanya adalah 0,5 N,
sehingga didapatkan keuntungan mekanisnya adalah 1, dengan melakukan
perbandingan antara berat beban dengan gaya kuasa. Maka hal ini sesuai dengan teori
yang mengatakan bahwa keuntungan mekanis dari katrol tetap adalah 1.
Kemudian pada percobaan kedua untuk mencari kecepatan rasio pada katrol
tetap, praktikan melakukan dua kali uji coba dengan beban yang sama yaitu 50 gr,
akan tetapi jarak perpindahan bebannya divariasikan, 5 cm dan 10 cm. Kecepatan
rasio dari sebuah katrol tetap adalah perbandingan antara jarak tarikan (SF) dengan
jarak perpindahan beban (SB). Maka hal pertama yang perlu ditemukan adalah nilai
dari gaya tarikan, yaitu hasil pengurangan dari posisi akhir neraca pegas dengan posisi
awal neraca pegas.
Pada percobaan pertama didapatkan hasil kecepatan rasionya adalah 1,3
sedangkan pada percobaan kedua didapatkan hasil kecepatan rasionya adalah 1,2.
Berdasarkan teori, kecepatan rasio dari katrol tetap seharusnya adalah 1. Berarti hasil
uji coba praktikan tidak memiliki kesesuaian dengan teori. Hal ini kemungkinan
dikarenakan adanya kesalahan pada saat percobaan, yang diakibatkan kurangnya
ketelitian praktikan saat membaca alat, atau dikarenakan alat praktikum itu sendiri.

G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang praktikan lakukan dengan menggunakan KIT
mekanika dengan judul praktikum yaitu “Pesawat Sederhana Katrol Tetap” yang
bertujuan untuk menyelidiki keuntungan mekanis dan menghitung perbandingan
kecepatan dari sebuah katrol tetap, maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan
mekanis pada katrol tetap dipengaruhi oleh perbandingan antara beban (w) dengan
gaya kuasa (F). Pada jenis katrol tetap pun, panjang lengan kuasa sama dengan lengan
beban, sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 1, yang berarti gaya
kuasa sama dengan gaya beban, dan perbandingan kecepatan dari sebuah katrol tetap
adalah perbandingan antara jarak tarikan (SF) dengan jarak perpindahan beban (SB).
1. Peran individu : Merangkai KIT menjadi katrol tetap, dan melakukan
perhitungan untuk tabel hasil pengamatan.
2. Kesulitan individu : Kurang pahamnya praktikan dengan langkah percobaan pada
buku panduan untuk mencari nilai rasio kecepatan
3. Kesulitan kelompok : Kurang panjangnya penggaris yang ada, dan kurang
pahamnya kelompok dengan langkah percobaan pada buku panduan untuk mencari
nilai rasio kecepatan
4. Solusi : Digantinya penggaris dengan rel untuk prakikum GLBB, dan
diharapkan sebelum melakukan percobaan, praktikan perlu memahami terlebih dahulu
langkah demi langkah uji coba.

DOKUMENTASI

Gambar 1. Beban 50 gr Gambar 2. Rel yg dijadikan penggaris


Gambar 3. Neraca pegas Gambar 4. Mengukur posisi akhir
neraca pegas

Gambar 5. dan Gambar 6. Mengukur posisi awal neraca pegas


DAFTAR PUSTAKA

Daroji, and Haryati. 2012. Ilmu Pengetahuan Alam. Solo: Tiga serangkai pustaka mandiri.
Eirin, Grace. 2021. “Jenis-Jenis Tuas Atau Pengungkit Berdasarkan Letak Titik Tumpunya.”
Parapuan (blog). 2021.
Muh. Syukuri Ahsani. 2015. “Pembelajaran IPA Berbasis Inkuri Berbantuan Komik Sains
Untuk Mengembangan Karakter Siswa.” Skripsi, Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Thoifah, Munasifatut. 2021. “Pesawat Sederhana: Tuas, Bidang Miring, Dan Katrol.”
Gurnulis (blog). November 21, 2021.
Zakwandi, Rizki, Nurul Zannah, and Irawan. 2017. “Analisis Konsep Pesawat Sederhana
Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Tradisi Sains Islam Di
Madrasah Tsanawiyah.” Belajea: Jurnal Pendidikan Islam 2 (01): 21–34.

Anda mungkin juga menyukai