Disusun oleh:
A. Pendahuluan
Guna mempermudah suatu pekerjaan, kita memerlukan suatu alat bantu. Alat
bantu ini lah yang disebut pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah alat yang
digunakan untuk memudahkan atau meringankan pekerjaan. Ditinjau dari energinya,
pada saat kita memindahkan suatu benda dengan memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan pesawat sederhana sebenarnya ukurannya tetap sama, akan tetapi
benda tersebut menjadi lebih ringan atau lebih mudah (Thoifah 2021).
Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik yang
berkaitan dengan gaya yang digunakan dan keuntungan mekanis yang diperoleh dari
peralatan tersebut (Zakwandi and Zannah 2017). Pesawat sederhana terdiri dari 4
macam yaitu, roda gigi, bidang miing, katrol, dan tuas (pengungkit).
Tuas adalah pesawat sederhana yang berupa sebatang kayu, besi, atau benda
lain yang digunakan untuk mengungkit sebuah benda (Daroji 2012). Dengan tuas
benda yang berat dapat diangkat, dicabut, atau diungkit menggunakan gaya yang lebih
kecil. Berdasarkan titik tumpunya, tuas atau pengungkit dibedakan menjadi tiga kelas,
yaitu kelas satu, kelas dua, dan kelas tiga (Eirin 2021).
Tuas kelas pertama adalah tuas yang titik tumpunya berada diantara titik
beban dan titik kuasa, misalnya gunting, palu, tang, linggis, dll. Berbeda dengan tuas
kelas satu yang memiliki titik tumpu di tengahnya, tuas kelas dua memili titik beban
di tengahnya, yaitu antara titik kuasa dengan titik tumpu, misalnya gerobak, pemotong
kertas, dll. Sedangkan tuas kelas tiga, titik kuasa berada di antara titik tumpu dan titik
beban, contohnya lengan alat pancing, sekop, dll (Eirin 2021).
Perbandingan antara berat beban dengan gaya kuasa disebut keuntungan
mekanik, begitu juga dengan perbandingan antara lengan kuasa dengan lengan beban.
Berdasarkan penjelasan di atas, praktikan melakukan sebuah uji coba untuk
menyelidiki keuntungan mekanik pada tuas dua lengan.
B. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki keuntungan mekanik pada pesawat sederhana.
C. Alat dan Bahan
D. Langkah-Langkah Percobaan
a) Gantungkan beban 50 gr pada lubang (posisi) 12 (lengan beban = lB = 18 cm).
b) Gantungkan neraca pegas (1,5 N) pada posisi 12 (lengan luasa = lF = 18 cm).
c) Tarik neraca pegas ke bawah sampai anak panah pada pertengahan tuas menunjuk
nol (mengarah vertical ke bawah)
d) Baca penunjukan neraca pegas yang merupakan nilai gaya kuasa (F) dan catat
hasilnya ke dalam tabel.
e) Ulangi langkah 1 s/d 4 di atas, dengan mengubah jumlah beban dan posisinya
sesuai dengan tabel di bawah.
f) Lakukan perhitungan untuk melengkapi tabel.
Catatan:
Jarak antar lubang (posisi) pada tuas = 1,5 cm; massa sebuah beban = 50 gram;
percepatan gravitasi = 10 m/det2.
500 g
Berat 1 beban = w = x 1 kg x 10 m/det2 = 0.5 Newton.
1000 g
E. Hasil Pengamatan
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang praktian lakukan dengan menggunakan KIT
mekanika dengan judul praktikum yaitu “Pesawat Sederhana Tuas Dua Lengan” yang
bertujuan untuk menyelidiki keuntungan mekanis pada pesawat sederhana, maka
dapat disimpulkan bahwa keuntungan mekanis pada pesawat sederhana dipengaruhi
oleh perbandingan antara beban (w) dengan gaya kuasa (F) atau perbandingan antara
lengan kuasa (lF) dengan lengan beban (lB). Semakin besar nilai gaya kuasa, semakin
kecil nilai keuntungan mekanisnya. Sebaliknya semakin besar keuntungan
mekanisnya maka semakin kecil nilai gaya kuasa.
1. Peran individu : Merangkai KIT menjadi tuas dua lengan, dan melakukan
perhitungan untuk tabel hasil pengamatan.
2. Kesulitan individu : Pada praktikum ini, praktikan dan kelompok tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan uji coba.
3. Kesulitan kelompok : Pada praktikum ini, praktikan dan kelompok tidak mengalami
kesulitan pada saat melakukan uji coba.
DOKUMENTASI
A. Pendahuluan
Guna mempermudah suatu pekerjaan, kita memerlukan suatu alat bantu. Alat
bantu ini lah yang disebut pesawat sederhana. Pesawat sederhana adalah alat yang
digunakan untuk memudahkan atau meringankan pekerjaan. Ditinjau dari energinya,
pada saat kita memindahkan suatu benda dengan memanfaatkan atau tidak
memanfaatkan pesawat sederhana sebenarnya ukurannya tetap sama, akan tetapi
benda tersebut menjadi lebih ringan atau lebih mudah (Thoifah 2021).
Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik yang
berkaitan dengan gaya yang digunakan dan keuntungan mekanis yang diperoleh dari
peralatan tersebut (Zakwandi and Zannah 2017). Pesawat sederhana terdiri dari 4
macam yaitu, roda gigi, bidang miing, katrol dan tuas (pengungkit).
Katrol merupakan roda yang berputar pada sebuah poros yang diberi tali atau
rantai pada bagian sisinya. Katrol berfungsi untuk mengangkat suatu benda atau
menarik suatu beban. Secara prinsip, katrol merupakan pengungkit karena memiliki
titik tumpu, kuasa, dan beban. Katrol dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,
yaitu katrol tetap, katrol bebas, dan katrol ganda (takal), dan blok katrol.
Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak berpindah ketika dioperasikan.
Katrol jenis ini sering dipasang di tempat-tempat tertentu dengan menarik ujung tali
yang tidak terikat pada beban, maka beban akan terangkat. Seperti contohnya katrol
yang dipakai sumur timba dan pada tiang bendera. Pada jenis katrol tetap, panjang
lengan kuasa sama dengan lengan beban (Muh. Syukuri Ahsani 2015).
Pada katrol tetap letak titik tumpu berada di antara titik beban dan titik kuasa.
Karena jarak titik beban ke titik tumpu sama dengan jarak titik kuasa ke titik tumpu.
Jadi, kuasa yang dibutuhkan sama dengan berat beban itu sendiri, hanya saja menarik
beban dengan katrol lebih mudah daripada mengangkat benda secara langsung karena
kuasa yang dilakukan searah dengan berat badan. Dapat disimpulkan bahwa fungsi
utama katrol tetap adalah mengubah arah gaya (Muh. Syukuri Ahsani 2015).
Perbandingan antara berat beban dengan gaya kuasa disebut keuntungan
mekanik, Berdasarkan penjelasan di atas, praktikan melakukan sebuah uji coba untuk
menyelidiki keuntungan mekanik pada katrol tetap juga menghitung perbandingan
kecepatan dari sebuah katrol tetap.
B. Tujuan Percobaan
Untuk menyelidiki keuntungan mekanis dan menghitung perbandingan kecepatan dari
sebuah katrol tetap
D. Langkah-Langkah Percobaan
a) Keuntungan Mekanis Katrol Tetap
a. Lepaskan beban dari katrol.
b. Ukur berat beban W dengan neraca pegas.
c. Pasang Kembali beban pada katrol.
d. Ukur gaya yang ditunjukkan oleh neraca pegas sebagai gaya kuasa
e. Hitung keuntungan mekanis dari katrol tetap tersebut.
f. Ulangi langkah 1 s/d 5 untuk beban yang lainnya.
g. Catat hasilnya pada Tabel 1.
b) Menghitung Perbandingan Kecepatan (Velocity Ratio)
a. Atur posisi beban.
b. Tahan kedudukan beban dengan cara memegangi neraca pegas.
c. Catat posisi awal (S0), yaitu jarak antara ujung atas pipa neraca pegas dengan
pusat katrol (lihat Gambar 2).
d. Pindahkan beban setinggi 5 cm, dengan cara menarik neraca pegas (SB = 5 cm)
e. Catat posisi pegas akhir (S1), dan gaya kuasa yang ditunjuk neraca pegas.
f. Lakukan percobaan seperti di atas menggunakan beban sesuai pada Tabel 2.
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Menentukan Keuntungan Mekanis Katrol Tetap
Jumlah beban 1
Berat beban (w, N) 0,5
Gaya kuasa (F, N) 0,5
Keuntungan mekanis = w/F 1
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang praktikan lakukan dengan menggunakan KIT
mekanika dengan judul praktikum yaitu “Pesawat Sederhana Katrol Tetap” yang
bertujuan untuk menyelidiki keuntungan mekanis dan menghitung perbandingan
kecepatan dari sebuah katrol tetap, maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan
mekanis pada katrol tetap dipengaruhi oleh perbandingan antara beban (w) dengan
gaya kuasa (F). Pada jenis katrol tetap pun, panjang lengan kuasa sama dengan lengan
beban, sehingga keuntungan mekanik pada katrol tetap adalah 1, yang berarti gaya
kuasa sama dengan gaya beban, dan perbandingan kecepatan dari sebuah katrol tetap
adalah perbandingan antara jarak tarikan (SF) dengan jarak perpindahan beban (SB).
1. Peran individu : Merangkai KIT menjadi katrol tetap, dan melakukan
perhitungan untuk tabel hasil pengamatan.
2. Kesulitan individu : Kurang pahamnya praktikan dengan langkah percobaan pada
buku panduan untuk mencari nilai rasio kecepatan
3. Kesulitan kelompok : Kurang panjangnya penggaris yang ada, dan kurang
pahamnya kelompok dengan langkah percobaan pada buku panduan untuk mencari
nilai rasio kecepatan
4. Solusi : Digantinya penggaris dengan rel untuk prakikum GLBB, dan
diharapkan sebelum melakukan percobaan, praktikan perlu memahami terlebih dahulu
langkah demi langkah uji coba.
DOKUMENTASI
Daroji, and Haryati. 2012. Ilmu Pengetahuan Alam. Solo: Tiga serangkai pustaka mandiri.
Eirin, Grace. 2021. “Jenis-Jenis Tuas Atau Pengungkit Berdasarkan Letak Titik Tumpunya.”
Parapuan (blog). 2021.
Muh. Syukuri Ahsani. 2015. “Pembelajaran IPA Berbasis Inkuri Berbantuan Komik Sains
Untuk Mengembangan Karakter Siswa.” Skripsi, Semarang: Universitas Negeri
Semarang.
Thoifah, Munasifatut. 2021. “Pesawat Sederhana: Tuas, Bidang Miring, Dan Katrol.”
Gurnulis (blog). November 21, 2021.
Zakwandi, Rizki, Nurul Zannah, and Irawan. 2017. “Analisis Konsep Pesawat Sederhana
Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Tradisi Sains Islam Di
Madrasah Tsanawiyah.” Belajea: Jurnal Pendidikan Islam 2 (01): 21–34.