Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM FISIKA SEKOLAH MENENGAH


PERCOBAAN IX
KEUNTUNGAN MEKANIK PENGUNGKIT

OLEH

NAMA : WA ODE DEWINDA


STAMBUK : A1K1 20 031
KELAS :A
KELOMPOK : IV
ASISTEN : AL ILIYAS TAMSA, S.Pd

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KEUNTUNGAN MEKANIK PENGUNGKIT

A. TUJUAN PERCOBAAN

Tujuan percobaan Keuntungan Mekanik Pengungkit adalah untuk


mengidentifikasi keuntungan mekanik pengungkit.

B. LANDASAN TEORI

Pesawat sederhana adalah segala jenis perangkat yang hanya


membutuhkan satu gaya yang bekerja. Dengan memanfaatkan pesawat
sederhana, pekerjaan manusia akan lebih menjadi lebih ringan. Contohnya
untuk mencabut paku yang tertancap disebuah papan, digunakan pesawat
sederhana yang bernama kakaktua. Contoh lainnya untuk memindahkan beban
berat ke tempat yang lebih tinggi, digunakan pesawat sederhana yang bernama
katrol. Pada prinsipnya, pesawat adalah alat untuk memudahkan melakukan
usaha, dengan besar usaha yang dilakukan tetap. Untuk memudahkan
tugasnya, ia menggunakan linggis atau tongkat dari besi sebagai pengungkit.
Cara memindahkan batu menggunakan pesawat sederhana adalah dengan
meletakkan tumpuan pada linggis di antara batu dan gaya kuasa Seperti yang
tertera pada Gambar 9.1.

Gambar 9.1 Tuas dan Pengungkit

Bagian-bagian tuas yaitu A adalah titik kuasa, T adalah titik tumpu, B adalah
titik beban, F adalah gaya kuasa, W adalah beban, Lk adalah lengan kuasa,
dan Lb adalah lengan beban (Siburian, 2020).
Pesawat sederhana merupakan bagian dari konsep mekanika klasik
yang berkaitan dengan gaya yang digunakan dan kentungan mekanis yang
diperoleh dari peralatan tersebut. Pembahasan mengenai pesawat sederhana
merupakan awal dari lahirnya kajian-kajian mengenai mekanika klasik
lainnya. Konsep pesawat sederhana pertama kali dikemukakan oleh
Archimedes (287 M) dengan tiga bentuk pesawat sederhana yaitu katrol,
pengungkit, dan sekrup. Pernyataan mengenai pesawat sederhana kemudian
dikemukakan oleh Hugo menjadi lima pesawat sederhana yang terdiri dari
pengungkit, kerekan (pengangkat), baji (kampak), dan katrol (Zakwandi,
2017).
Pesawat sederhana adalah alat bantu yang digunakan manusia untuk
membantu aktivitas sehari-hari dan terdiri dari susunan alat-alat yang
sederhana. Tujuan menggunakan pesawat sederhana adalah untuk melipat
gandakan gaya atau kemampuan manusia, mengubah arah gaya yang
dilakukan manusia dan menempuh jarak yang lebih jauh atau memperbesar
kecepatan. Jadi, pesawat sederhana diperlukan bukan untuk menciptakan gaya
atau menyimpan gaya. Pesawat sederhana digunakan untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan, walaupun membutuhkan waktu yang lebih lama
karena menempuh lintasan yang lebih jauh. Pesawat sederhana
dikelompokkan kedalam 4 jenis, yaitu tuas atau pengungkit, bidang miring,
katrol dan roda. Berdasarkan uraian tersebut, dipahami bahwa tuas sebagai
salah satu prinsip pesawat sederhana masih menunjukkan eksistensinya
melalui benda-benda jenis tuas (pengungkit). Sehingga, peran pesawat
sederhana jenis tuas di era disrupsi tetap menunjukkan kebermanfaatannya
dalam aktivitas manusia (Fatonah, 2020).
Contoh mekanis dari pesawat sederhana yaitu alat pembuka kulit
durian yang menggunakan prinsip tuas seperti pada Gambar 9.3 berikut.

Gambar 9.2 Tang Pembuka Durian


Rumus untuk pengungkit atau tuas:
F ¿ Lk=W ×Lb
(9.1)
Dimana F adalah gaya beban, W adalah beban, Lk adakah panjang lengan
kuasa dihitung dari titik kerja gaya ke lengan beban, dan Lb adalah panjang
lengan beban. Kesimpulan dari rumus diatas adalah makin panjang lengan
kuasa, makin kecil nilai gaya kuasa. Hal ini berarti gaya yang harus
dikeluarkan untuk mengangkat beban lebih sedikit. Makin panjang lengan
kuasa (Lk) makin besar keuntungan mekanik, sehingga usaha lebih mudah
dilakukan. Keuntungan mekanis adalah perbandingan antara beban dan gaya
kuasa dengan lengan beban. Keuntungan mekanis dapat dirumuskan:
Lk
KM= Lb
(9.2)

Dimana Lb adalah lengan beban, yaitu jarak antara titik tumpu dengan lengan
beban (m) dan Lk adalah lengan kuasa, yaitu jarak antara titik tumpu dengan
kuasa atau gaya yang dikerjakan (Sani, 2017).
C. METODE PERCOBAAN

1. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan Keuntungan
Mekanik Pengungkit dapat dilihat pada Tabel 9.1 berikut.
Tabel 9.1 Alat dan Bahan Percobaan Keuntungan Mekanik Pengungkit
N Alat dan Bahan Fungsi
o
1 1 Set Percobaan Alat untuk menggantungkan beban
Beban 0,25 kg, 0,5 kg,
2 Sebagai objek pengamatan
0,75 kg, dan 0,1 kg

2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja percobaan Keuntungan Mekanik Pengungkit yaitu
sebagai berikut.
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b. Menyusun set percobaan seperti pada Gambar 9.4 berikut.

Gambar 9.4 Menyusun Set Percobaan

c. Menentukan sisi yang bertindak sebagai kuasa dan sisi yang bertindak
sebagai beban.
d. Menggantungkan beban pada sisi yang bertindak sebagai beban dan
gantung beban lain pada sisi yang bertindak sebagai kuasa.
e. Mengatur jarak beban pada kuasa hingga posisinya seimbang.
f. Mengulangi langkah c sampai e sebanyak 3 kali dengan menambah
berat beban (Fb) sebesar 0,5 kg, 0,75 kg, dan 0,1 kg, tetapi letak beban
(Lb) dan berat kuasa (Fk) 0,03 m.
g. Mengamati dan catat datanya pada tabel pengamatan.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil
a. Data Pengamatan
Data pengamatan pada percobaan Keuntungan Mekanik
Pengungkit dapat dilihat pada Tabel 9.2 berikut.
Tabel 9.2 Data Pengamatan Percobaan Keuntungan Mekanik Pengungkit.
N F b ( Lb (m) F k ( L k ( F b xL F k xL
o N) N) m) k (J) b (J)
1 0,25 0,03 0,25 0,03 0,0075 0,0075
2 0,5 0,03 0,25 0,06 0,015 0,015
3 0,75 0,03 0,25 0,09 0,0225 0,0225
4 0,1 0,03 0,25 0,12 0,003 0,003
2
Keterangan : percepatan gravitasi = 10 m/s

b. Analisis Data
Analisis data percobaan Keuntungan Mekanik Pengungkit
adalah sebagai berikut.
1) Mencari Keuntungan Mekanik dengan Perbandingan Gaya Beban
dan Gaya Kuasa
Fb
KM =
Fk

a) Untuk F b 0,25 N dan F k 0,25 N


0 , 25
KM =
0 , 25
=1

b) Untuk F b 0,5 N dan F k 0,25N


0,5
KM =
0 , 25
=2

c) Untuk F b 0,75 N dan F k 0,25 N


0 , 75
KM =
0 , 25
=3

d) Untuk F b 0,98 N dan F k 0,245 N


0,1
KM =
0 , 25
= 0,4
2) Mencari Keuntungan Mekanik dengan Perbandingan Lengan
Kuasa dan Lengan Beban
Lk
KM =
Lb

a) Untuk L k 0,03 m dan L b 0,03 m


0 ,03
KM =
0 ,03
=1

b) Untuk L k 0,06 m dan L b 0,03 m


0 , 06
KM =
0 ,03
=2

c) Untuk L k 0,09 m dan L b 0,03 m


0 ,09
KM =
0 ,03
=3

d) Untuk L k 0,12 m dan L b 0,03 m


0 ,12
KM =
0 ,03
=4

2. Pembahasan
Pesawat sederhana adalah alat yang digunakan manusia untuk
membantu aktivitas sehari-hari dan terdiri dari susunan alat-alat
sederhana, salah satunya adalah pengungkit. Pengungkit merupakan
salah satu pesawat sederhana yang digunakan untuk mengubah efek
atau hasil dari suatu gaya. Hal ini dimungkinkan terjadi dengan adanya
sebuah batang ungkit dengan titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban
yang dapat berpindah-pindah.
Percobaan keuntungan mekanik pengungkit dilakukan dengan
menggunakan satu set alat pengungkit dengan dipasangkan beban.

Dengan memvariasikan F b berturut-turut yaitu 0,25 N, 0,5N, 0,75 N,

dan 0,1 N, serta L b tetap yaitu 0,03 m. Data Pengamatan Percobaan


Keuntungan Mekanik Pengungkit. Dari data pengamatan dapat
diketahui bahwa gaya beban, panjang lengan beban, gaya kuasa, dan
panjang lengan kuasa yang berbeda-beda sangat berpengaruh dalam
kerja pengungkit. Dari data pengamatan dapat disimpulkan bahwa
semakin jauh jarak beban ke titik tumpu dibandingkan jarak kuasa ke
titik tumpu maka semakin besar gaya kuasa yang diberikan. Hal ini di
sebabkan karena gaya kuasa berbanding terbalik dengan lengan kuasa
yang diberikan.
Berdasarkan data pengamatan, maka dibuat analisis untuk
mencari keuntungan mekanik dengan perbandingan gaya dan kuasa
yaitu untuk F b 0,25 N, 0,5 N, 0,75 N, dan 0,1 N, diperoleh
keuntungan mekanik berturut-turut 1, 2, 3, dan 4. Untuk mencari
keuntungan mekanik dengan perbandingan lengan kuasa dan lengan

beban yaitu untuk L k 0,03 m, 0,06 m, 0,09 m, dan 0,12 m.


Didapatkan keuntungan mekanik berturut-turut yaitu 1, 2, 3, dan 4.
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa semakin kecil lengan
beban ke titik tumpu dibanding lengan kuasa ke titik tumpu maka
keuntungan mekanik yang diperoleh semakin besar. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa apabila keuntungan mekanik bernilai 1, berarti telah
memenuhi syarat keuntungan mekanik dimana berat beban sebanding
dengan tenaga yang kita keluarkan atau semakin kecil lengan beban ke
titik tumpu, maka keuntungan mekanik yang diperoleh semakin besar.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat dilihat bahwa
hasil praktek dengan teori sudah sesuai dimana besar keuntungan
mekanik yang diperoleh berpengaruh terhadap lengan kuasa dan lengan
bebannya, dimana keuntungan mekanik berbanding lurus dengan
panjang lengan kuasanya dan berbanding terbalik dengan panjang
lengan bebanya, jadi dapat di simpulkan bahwa semakin besar lengan
bebannya maka semakin kecil lengan kuasa dan keuntungan mekanik
yang diperoleh.
E. PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan pada percobaan Keuntungan Mekanik Pengungkit yaitu
semakin jauh jarak beban ke titik tumpu dibandingkan jarak kuasa ke titik
tumpu maka semakin besar gaya kuasa yang diberikan. Serta semakin
besar lengan bebannya maka semakin kecil lengan kuasa dan keuntungan
mekanik yang diperoleh.
2. Saran
Saran pada percobaan keuntungan mekanik adalah sebagai berikut.
a. Untuk Laboratorium, agar di tambahkan kursi dan pendingin ruangan.
b. Untuk asisten, agar tetap memperhatikan keaktifan para praktikan ketika
proses praktikum sedang berlangsung.
c. Untuk praktikan agar tetap semangat dan kompak dalam proses
praktikum serta benar-benar memahami materi praktikum yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Fatonah, S, dan Assingkily, M, S 2020. Quo Vadis Materi Pesawat Sederhana


dalam Pembelajaran Ipa Sekolah Dasar di Era Disrupsi. Jurnal Pendidikan
Sains dan mematika, vol.8, no.1.

Siburin, N 2020. Evalusi Hasil Belajar Peserta Didik dalam Memecahkan Soal
Fisika dengan Menggunakan Taksonomi Bloom pada Materi Usaha dan
Pesawat Sederhana di Kelas VII SMP Negeri 18 Medan. Jurnal
Repository, vol.2.

Sani, A, A, Mardiana, dan Seprianto, D 2017. Modifikasi Tang Sebagai Pembuka


Buah Durian Portable. Jurnal Austenit, vol.9, no.1, ISSN:2085-1286.

Umar, E 2008. Buku Pintar Fisika. Jakarta: Media Pusindo.

Zakwandi, R, Nurul, Z, dan Irawan 2017. Analisis Konsep Pesawat Sederhana


pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Berbasis Tradisi Sains Islam
di Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Pendidikan Islam, vol.2, no,1, ISSN:
2548-3404.

Anda mungkin juga menyukai