Anda di halaman 1dari 4

Review Artikel Jurnal

Mata Kuliah Psikologi Dalam Perspektif Islam (PDPI)


Topik Sosial, Budaya, dan Lingkungan

Pendahuluan
Berpuasa adalah rukun iman ke-4 dalam agama islam yang juga dapat disebut sebagai
sebuah budaya agama islam yang telah diwajibkan turun-temurun bagi seluruh umat islam
dari sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga masa modern sekarang. Selain sebagai
budaya islam, kualitas melakukan ibadah puasa ini juga berhubungan dengan sosial, dimana
puasa dapat memiliki hubungan dengan kebahagiaan bagi yang melaksanakan puasa sebagai
makhluk ciptaan Allah SWT

Identitas Artikel Jurnal


Muhopilah, P., Gamayanti, W., & Kurniadewi E. (2018). Hubungan Kualitas Puasa dan
Kebahagiaan Santri Pondok Pesantren Al-Ihsan. Jurnal Psikologi Islam dan Budaya. Edisi
April 2018, Vol.1, No.1. 53-66

Ringkasan Artikel Jurnal


a. Pendahuluan
Secara umum, santri yaitu orang yang belajar dan mendalami agama Islam di sebuah
pesantrian (pesantren) yang menjadi tempat belajar bagi para santri (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1998, dalam Megarani, 2010). Berdasarkan studi awal yang
dilakukan, salah satu ibadah yang sering dilakukan oleh para santri adalah berpuasa, baik
puasa wajib maupun puasa sunnah. Beberapa penelitian mengenai puasa menunjukan
adanya hubungan antara puasa dan kebahagiaan, Baroun (2006) menemukan korelasi positif
yang signifikan di antara religiusitas, kesehatan, kebahagiaan
Penelitian Abadi, Farid, Bahari dan Chami (2012) menunjukan bahwa terdapat perbedaan
kecerdasan spiritual dan kebahagiaan pada orang yang berpuasa dan yang tidak berpuasa.
Dimana subjek yang berpuasa memiliki kecerdasan spiritual dan kebahagiaan yang lebih
tinggi daripada subjek yang tidak berpuasa karena alasan agama, dan subjek yang tidak
berpuasa bukan karena alasan agama.
Penelitian Abdara dan Leila (2016) menunjukan adanya perbedaan fungsi mental yang
signifikan antara sebelum dan sesudah puasa. Puasa Ramadhan memiliki nilai-nilai mistik,
mempengaruhi kesehatan mental dengan mengurangi kebiasaan buruk sehari-hari.
Ramadhan menjadikan orang-orang mempunyai ruh yang sedemikian rupa sehingga tetap
bertahan dengan rasa lapar dan haus, tetap berinteraksi baik dengan masyarakat, dapat
mengendalikan kemarahan, serta meningkatkan spiritualitas
b. Kajian Teori
Kualitas Puasa: kualitas puasa adalah tingkat kulitas puasa berdasarkan tingkatan puasa
yang terdiri dari puasa umum, puasa khusus dan puasa paling khusus (Al-Ghazali, 2012)
Makna kualitas puasa adalah tingkat kulitas puasa berdasarkan tingkatan puasa yang terdiri
dari puasa umum, puasa khusus dan puasa paling khusus (Al-Ghazali, 2012)
Kebahagiaan: Michael Argyle menyatakan bahwa kebahagiaan merupakan hasil dari
pengalaman yang dipengaruhi oleh tiga hal, yakni kepuasan dalam kehidupan, munculnya
emosi positif dan tidak adanya emosi negatif (Argyle, 2009).
c. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Ihsan Kabupaten Bandung. Jumlah
responden penelitian ini sebanyak 150 santri. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan menggunakan skala kualitas puasa berdasarkan pendapat Al-Ghazali dan Oxford
Happiness Questionnaire, kemudian dianalisis dengan analisis korelasi Pearson.. Instrumen
penelitian yang digunakan berupa skala linkert, dengan gradasi jawaban 1 sampai 6 (Sangat
Sangat Tidak Sesuai sampai Sangat Sangat Sesuai) menggunakan Skala tingkat kualitas
puasa dan Skala kebahagiaan
d. Hasil Temuan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika skor kualitas puasa meningkat, yang di
tandai dengan meningkatnya kemampuan mengendalikan diri dari makan dan minum serta
hal-hal yang mendatangkan syawat, meningkatnya kemampuan menjaga alat indra dari
pelanggaran syari’at serta menampilkan perilaku yang sabar dan menjadi sosok yang
produktif, serta meningkatnya kemampuan untuk mengosongkan hati dari selain Allah dan
bahagia ketika berperilaku sesuai dengan kehendak-Nya, maka meningkat pula skor
kebahagiaan santri. Ini mendukung hasil penelitian Abadi, Farid, Bahri dan Chaimi (2012)
yang menyatakan bahwa puasa orang Islam dapat menimbulkan kecerdasan spiritual dan
kebahagiaan.
e. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis diketahui bahwa hipotesis peneliti
dapat diterima, hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan tingkat kualitas puasa dan
kebahagiaan pada santri pondok pesantren Al-Ihsan, dengan hubungan kualitas puasa
terhadap kebahagiaan yang positif jika skor kualitas puasa meningkat, yang di tandai dengan
meningkatnya kemampuan mengendalikan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang
mendatangkan syawat, dan bahagia ketika berperilaku sesuai dengan kehendak-Nya.
Pembahasan
a.Topik
Topik yang diangkat adalah topik yang menjadi perbincangan hangat dikalangan
pemuda-pemudi di kala banyaknya remaja dan dewasa awal yang mempertanyakan manfaat dari
melakukan puasa dan menganggap bahwa puasa hanya sekedar urusan menahan lapar dan haus
saja.
b.Judul
Judul yang dibuat sudah sesuai denga tujuan penelitian yang membahas tentang kualitas
puasa dengan kebahagiaan para santri
c.Abstrak
Abstrak jurnal penelitian ini sudah ideal dengan memberikan informasi tentang tujuan
mengapa penelitian ini dilakukan dan apa tujuannya, bagaimana proses penelitian ini dilakukan,
dan apa hasil dari penelitian ini sudah dijelaskan dengan baik di bagian abstrak
d. Pendahuluan/latar belakang
Pendahuluan atau latar belakang penelitian ini sudah sinkron dengan kesimpulan, dengan
membahas alasan kenapa melakukan penelitian dengan membahas permasalahan ini disertai
dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang memiliki variabel-variabel
yang sama dengan variabel-variabel penelitian yang akan diteliti.
e. Gambar, tabel, dan lampiran (angka, keterangan, hasil, dsb.)
Tabel yang diberikan kurang dapat dimengerti karena banyaknya angka-angka namun
sudah ditulis dengan format penulisan yang rapi disertai dengan penjelasan pada tiap-tiap hasil
analisa penelitian sehingga memudahkan pembaca
f. Isi
Alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui terdapat hubungan
antara kualitas puasa dan kebahagiaan santri yang didukung dengan adanya permasalahan pada
santri Pondok Pesantren Al-Ihsan yang mencakup pendidikan dan pengajaran serta agama, nilai
dan moralitas. Peneliti menggunakan variabel kualitas puasa karena hampir semua santri di
Pondok Pesantren Al Ihsan pernah berpuasa tetapi hanya sekedar untuk menahan lapar dan haus.
Oleh karena itu peneliti ingin meneliti hubungan kualitas berpuasa dan kebahagiaan yang
dirasakan santri. Hal ini didukung dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Abadi, Farid, Bahri dan Chaimi (2012) yang menyatakan bahwa puasa orang Islam dapat
menimbulkan kecerdasan spiritual dan kebahagiaan.
g. Metodologi
Variabel penelitian ini sudah benar, yaitu dengan menuliskan kualitas puasa dan
kebahagiaan serta metode pengambilan data yang sudah tepat dengan membuat kuisioner dengan
penggunaan metode analisis data yang sudah tepat
h. Referensi
Referensi yang ada dalam penelitian ini sudah dituliskan dalam daftar pustaka dengan
format penulisan yang sesuai dengan APA

i. Kebaruan/Orisinalitas
Dalam penelitian ini hanya mendukung penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti
bahwa terdapat hubungan berpuasa dengan kebahagiaan seseorang dan tidak ada kebaruan data
sebagai informasi

Kesimpulan dan Saran


Topik yang diangkat adalah topik yang menjadi perbincangan hangat dikalangan
pemuda-pemudi. Judul yang dibuat sudah sesuai dengan tujuan penelitian yang abstraknya sudah
ideal, pendahuluan atau latar belakang penelitian ini sudah sinkron dengan kesimpulan dan
disertai dengan adanya referensi dari penelitian-penelitain sebelumnya yang terkait.
Saran saya sebagai pembaca adalah tetap pertahankan kemampuan peneliti dalam
membuat tulisan kembangkan wawasan dalam membuat topik penelitian demi mendapatkan
judul dan hasil penelitian yang menarik untuk dibaca oleh pembaca sebagai tambahan ilmu

Anda mungkin juga menyukai