Anda di halaman 1dari 14

Tugas Review Artikel Ilmiah

Mata Kuliah Dasar-Dasar Metode Penelitian F-1

“Hubungan antara Kesadaran Diri dengan Kecenderungan Gangguan Makan Berlebihan


pada Remaja dengan Obesitas di Surabaya”

Oleh:

Diffa Azzah Puspita

112011133167

Fakultas Psikologi

Universitas Airlangga

2022
I. Struktur Artikel
1.1 Judul
Hubungan antara Kesadaran Diri dengan Kecenderungan Gangguan Makan
Berlebihan pada Remaja dengan Obesitas di Surabaya
1. Jumlah kata dalam judul mencapai 15 kata sehingga kurang sesuai dengan
panduan dari APA yakni tidak lebih dari 12 kata.
2. Judul sudah diposisikan di bagian atas artikel jurnal.
3. Judul masih ditulis rata kiri padahal seharusnya ditulis di tengah antara margin
kiri dan kanan
Perbaikan: Hubungan antara Kesadaran Diri dengan Gangguan Makan
Berlebihan pada Remaja dengan Obesitas

1.2 Nama Penulis dan Institusi


ADINDRA PRADHANA & WOELAN HANDADARI
Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga
1. Nama penulis seharusnya ditulis menggunakan nama depan, inisial nama
tengah, dan nama belakang.
2. Penulisan nama dalam artikel ini telah benar karena tidak menyertakan gelar
dan jabatan yang dimiliki penulis.
3. Penempatan nama penulis dan institusi seharusnya rata tengah.
4. Penulisan institusi seharusnya menyertakan kota institusi tersebut.
Perbaikan: Adinda Pradhana & Woelan Handadari
Departemen Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga, Surabaya
1.3 Abstrak

1. Abstrak sudah ditempatkan di bagian atas halaman.


2. Abstrak sudah ditulis dalam satu paragraf dan tanpa menjorok.
3. Sesuai APA, jumlah kata sudah sesuai pada batasan 150-250 kata.
4. Penulisan kata Abstrak sudah ditulis menggunakan huruf kapital.
5. Isi abstrak sudah sesuai dengan APA yaitu berisi masalah yang diteliti secara
singkat, subjek, fitur penting dari metode, temuan utama, kesimpulan, serta
implikasi atau aplikasinya. Pada artikel jurnal, abstrak sudah mencakup hal-hal
tersebut kecuali implikasi atau aplikasi penelitian.
6. Penulisan kata abstrak seharusnya ditulis di tengah, bukan rata kiri.
Perbaikan:
ABSTRAK
ABSTRACT
1.4 Pendahuluan
Pendahuluan sebaiknya mencakup empat aspek penting, yaitu introduce the
problem, explore importance of the problem, describe relevant scholarship, dan
state hypotheses and their correspondence to research design. Berikut hasil analisis
terhadap setiap aspek penting dalam pendahuluan.
1. Introduce the problem: Remaja merupakan tahap perkembangan dimana
individu sering membandingkan diri dengan orang lain untuk pembentukan
identitas dan mengevaluasi diri (Brown & Lohr, 1987; Harter, 1990 dalam Neff,
2003). Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya remaja membutuhkan banyak
nutrisi dan energi. Kebutuhan energi ini berbeda, namun kelebihan dalam
pemenuhan gizi tentunya beresiko menyebabkan individu mengalami obesitas
atau penumpukan jaringan lemak dalam tubuh (NHLBI, 2012). Salah satu
penyebab obesitas yang paling umum adalah kebiasaan makan yang kurang
sehat (Freitag, 2010). Berdasarkan hal tersebut, obesitas memang erat kaitannya
dengan gangguan perilaku makan berlebihan yaitu binge eating disorder
(Fairburn & Brownell, 2002). Lebih lanjut, beberapa studi terdahulu
menemukan bahwa gangguan makan berlebihan berhubungan dengan
kesadaran diri (self-consciousness) sebagai reaksi dari evaluasi diri. Penderita
obesitas yang memiliki kesadaran diri adalah mereka yang menyadari perasaan-
perasaan mengenai diri sendiri dan tubuhnya, pandangan orang lain, maupun
lingkungan sekitar. Semakin tinggi kesadaran diri penderita obesitas, maka
semakin tinggi pula resiko munculnya gejala gangguan makan berlebihan
(Sawaoka dkk., 2012).
2. Explore importance of the problem: Obesitas ditandai dengan menumpuknya
jaringan lemak dalam tubuh seseorang. Seseorang dapat digolongkan sebagai
penderita kegemukan (obese) bila memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) lebih
dari 30 kg/m2 (WHO, 2009). Obesitas erat kaitannya dengan gangguan perilaku
makan berlebihan (Fairburn dan Brownell, 2002). Terdapat kemungkinan
bahwa gangguan makan berlebihan memperparah kejadian obesitas pada
seseorang. Gangguan makan, seperti anorexia nervosa, bulimia nervosa, dan
binge eating disorder adalah bentuk penyimpangan perilaku atau kebiasaan
makan yang sangat parah. Salah satu jenis gangguan makan adalah gangguan
makan berlebihan atau lebih sering dikenal sebagai binge eating disorder, yaitu
gangguan perilaku makan dimana terjadi episode makan secara berlebihan
tanpa adanya perilaku untuk mengontrol asupan makanan tersebut, seperti
memuntahkan makanan atau penggunaan obat-obatan pencahar (APA, 2000).
Baumeister (1991, dalam Brock dan Adams, 2001) mengemukakan bahwa
terdapat hubungan antara gangguan makan berlebihan dan kesadarandiri (self-
consciousness)sebagai reaksi dari evaluasi diri. Dalam hal ini adalah evaluasi
diri seseorang yang bersifat negatif. Seseorang terus menilai dirinya sendiri
untuk dapat memenuhi anggapan-anggapan masyarakat atas dirinya.
3. Describe relevant scholarship: Penulis sudah menyebutkan berbagai penelitian
lain, baik yang mendukung maupun kontra terhadap penelitian yang akan
dilakukan sehingga literaturnya cukup bervariasi.
4. State hypotheses and their correspondence to research design: Tidak
dinyatakan secara jelas. Seharusnya dicantumkan hipotesis peneliti secara jelas
karena peneliti juga tidak mencantumkan tujuannya dengan jelas. Perbaikan:
penelitian ini menduga bahwa kesadaran diri berhubungan positif dengan
kecenderungan gangguan makan berlebihan pada remaja dengan obesitas.

1.5 Metode
Metode pada artikel tersebut sudah cukup baik, tetapi masih ada informasi terkait
metode yang sebaiknya dicantumkan oleh penulis sehingga pembaca mendapatkan
informasi yang lengkap.
1. Penulis sudah menjelaskan jumlah dan karakteristik partisipan dengan lengkap.
“Partisipan dalam penelitian ini total 43 pelajar atau mahasiswa yang tinggal di
Surabaya dengan rentang usia 18-22 tahun. Selain itu, partisipan juga termasuk
dalam kategori obesitas menurut perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)
dengan komposisi laki-laki sebanyak 40% dan perempuan sebanyak 60%.”
2. Penulis juga sudah mencantumkan teknik pengumpulan partisipan apa saja
yang digunakan yaitu non-probability sampling, secara spesifik purposive.
3. Penulis sudah menjelaskan alat ukur dalam penelitian termasuk dimensinya.
“Alat ukur untuk mengukur variabel kesadaran diri adalah terjemahan dari Self-
Consciousness Scale Revised (SCS-R) yang dikembangkan oleh Scheler dan
Carver (1985). SCS-R mengukur tiga dimensi dari variabel kesadaran diri yaitu
kesadaran diri privat, kesadaran diri publik, dan kecemasan sosial. Kemudian,
alat ukur untuk variabel gangguan makan berlebihan adalah terjemahan dari
Binge Eating Scale (BES) yang dikembangkan pertama kali oleh Gormally dkk.
(1982). Selain kedua instrumen tersebut, peneliti juga memberikan angket
berisi kumpulan pertanyaan singkat mengenai kebiasaan makan partisipan.
Terakhir, pengambilan data juga dilakukan menggunakan wawancara tambahan
mengenai perilaku makan partisipan untuk memperkaya hasil kualitatif.”

4. Penulis belum menjelaskan prosedur penelitian dengan jelas sehingga peneliti


lain yang ingin mereplikasi penelitian ini kemungkinan dapat kesulitan. Teknik
analisis data yang digunakan juga tidak dicantumkan dalam artikel jurnal.
Penelisi hanya menjelaskan bahwa data akan dianalisis secara deskriptif dan
inferensial, padahal banyak analisis statistik untuk analisis inferensial.

1.6 Hasil dan Analisis Penelitian


Hasil penelitian mencakup rangkuman mengenai data yang terkumpul dan
analisis terhadap data yang relevan dengan penelitian, termasuk data yang
bertentangan dengan ekspektasi (APA, 2010). Dalam artikel jurnal ini, peneliti
sudah menjelaskan hasil penelitian dengan cukup baik yaitu sebagai berikut “Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perempuan cenderung memiliki kesadaran tinggi
lebih tinggi dari laki-laki. Selain itu, uji korelasi untuk perempuan (r = 0,187) juga
lebih besar dari laki-laki (r = 0,914).” Penulis juga telah menjelaskan interpretasi
dari hasil tersebut yaitu “semakin tinggi kesadaran diri seseorang, maka semakin
tinggi pula kecenderungan gangguan makan berlebihan seseorang tersebut.”
Selain hasil penelitian yang dijelaskan dengan interpretasi, penulis juga
telah mencantumkan tabel-tabel yang relevan untuk membantu pembaca
memahami hasil analisis statistik yang telah dilakukan. Akan tetapi, tabel tersebut
tidak sesuai dengan panduan APA yaitu tabel tanpa garis horizontal. Penulis masih
menggunakan garis-garis horizontal sebagai pembatas dalam tabel.
1.7 Diskusi
Diskusi merupakan bagian dimana penulis mengevaluasi dan juga
mengintrepretasi pernyataannya (APA, 2010). Di bagian diskusi, penulis telah
mencantumkan kembali hasil temuan utama dalam penelitiannya. Cara ini telah
sesuai dengan panduan APA sehingga pembaca dapat kembali menarik kesimpulan
mengenai hasil utama dari penelitian. Selain itu, penulis juga menjelaskan relevansi
hasil penelitiannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa hasil tersebut
sudah sesuai dengan teori yang dijabarkan. Peneliti juga menjelaskan menganap
hasil penelitiannya tersebut sesuai dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Ditambah lagi, penulis tetap menjelaskan hasil analisis kualitatif dari wawancara
sehingga hasil penelitian menjadi lebih kaya hingga mampu menjelaskan jenis
makanan apa saja yang biasanya dimakan oleh remaja dengan obesitas di Surabaya
dan pada kondisi apa saja biasanya mereka ingin makan dalam jumlah banyak.
Terakhir, penulis juga menjelaskan limitasi dari penelitiannya sehingga hal ini
sesuai dengan panduan APA dimana limitasi perlu dijelaskan agar peneliti lain
dapat menyusun metode lain untuk menyempurnakan limitasi tersebut. Dalam
penelitian ini, limitasi yang dicantumkan adalah partisipan yang jumlahnya sedikit.

1.8 Pustaka Acuan


1. Penulisan “PUSTAKA ACUAN” sudah diletakkan di tengah.
2. Sesuai anjuran APA, penulis sudah menggunakan format hanging indent, yaitu
menuliskan baris pertama pada setiap pustaka dengan menggunakan perataan
kiri dan baris selanjutnya dengan menjorok.
3. Penulis juga sudah menggunakan spasi dobel pada setiap pustaka
4. Namun, huruf yang digunakan dalam penulisan pustaka berbeda dengan huruf
yang digunakan untuk penulisan isi artikel jurnal.
5. Tulisan PUSTAKA ACUAN juga ditulis menggunakan huruf capital semua,
padahal menurut panduan APA hanya perlu ditulis dengan huruf kapital untuk
huruf pertama dan sisanya menggukan huruf kecil.
Perbaikan:
Pustaka Acuan
II. Penggunaan Tanda Baca dan Penulisan
2.1 Spasi setelah Tanda Baca
Penulis telah menggunakan spasi setelah tanda baca dengan baik, contohnya
setelah tanda baca koma, titik koma, dan titik. Akan tetapi, terdapat sedikit
kesalahan dimana sebelum dan setelah tanda baca “=” seharusnya tidak perlu
diberikan spasi, khususnya penulisan mengenai hasil penelitian. Selain itu, setelah
tanda baca “>” juga tidak perlu diberikan spasi khususnya dalam menjelaskan hasil.

2.2 Titik
Semua tanda titik dalam artikel jurnal ini sudah ditulisan dengan baik. Tidak
ada kalimat yang tidak ditutup dengan tanda titik sehingga pembaca juga dapat
memahami penulisan dengan lebih baik.

2.3 Koma
Secara keseluruhan, penulis telah menggunakan tanda koma dengan tepat.
Namun, terdapat beberapa contoh penggunaan tanda koma yang diletakkan kurang
tepat menurut APA (2010) seperti di bawah ini:
“Nutrisi yang penting dalam usia remaja, antara lain protein, karbohidrat,
lemak, vitamin, mineral, dan serat.”
Seharusnya, setelah kata remaja tidak perlu dibubuhkan tanda koma. Cukup
langsung ditulis seperti ini “…dalam usia remaja antara lain…”

2.4 Titik Koma


Secara umum tanda koma sudah digunakan dengan baik, akan tetapi ada
satu kesalahan dalam penggunaan tanda koma yaitu:

Seharusnya, tanda koma tidak perlu digunakan setelah kata perkembangan


(APA, 2010) dan bisa langsung dilanjutkan ke penulisan kata “merupakan”.
2.5 Titik Dua
Tanda titik dua sudah digunakan dengan benar oleh penulis, contohnya
dalam rasio dan menulis referensi (di antara publikasi dan penerbit).

2.6 Tanda Pisah


Penulis tidak menggunakan tanda pisah dalam penulisan artikel jurnalnya.

2.7 Tanda Petik Ganda atau Tunggal


Penulis tidak menggunakan tanda petik ganda maupun tunggal dalam artikelnya.

2.8 Tanda Kurung


Tidak ada kesalahan penulisan tanda kurung karena penulis sudah
menggunakan tanda kurung dengan benar untuk penulisan singkatan maupun sitasi.

2.9 Tanda Kurung Siku


Tanda kurung siku tidak digunakan oleh penulis dalam artikel. Selain itu,
dalam artikel tersebut memang tidak ada kebutuhan untuk menggunakan tanda
kurung siku sehingga wajar jika tanda kurung siku tidak ditemukan dalam artikel.

2.10 Garis Miring


Penulis tidak menggunakan garis miring dalam penulisan artikel jurnalnya.
Hal ini juga dapat menunjukkan bahwa penulis sudah tepat menggunakan kata
“atau” untuk menggantikan garis miring agar tidak digunakan.
2.11 Huruf Miring
Penulis telah menggunakan huruf miring dengan tepat yaitu untuk istilah asing.

2.12 Kesalahan Penulisan Lain


1. Penulisan Angka

Penulisan angka enam pada contoh di atas kurang tepat karena angka enam
merupakan angka yang masih berjumlah satu digit maka penulisannya harus
menggunakan huruf yaitu “enam” bukan menggunakan angka “6”.

III. Teknik Pengutipan In-Text dan Daftar Pustaka


3.1 First citation
Pada umumya, penulis telah menggunakan in-text citation dengan tepat,
namun masih terdapat sedikit kesalahan dalam penulisannya yaitu sebagai berikut:

Sitasi untuk Takuya Sawaoka, dkk seharusnya ditulis Sawaoka dkk. (tahun
terbit) dimana tahun terbit juga tidak dicantumkan oleh penulis. Menurut APA
(2010), penulisan sitasi in-text seharusnya ditulis menggunakan nama belakang
penulis kemudian dicantumkan tahun terbit dalam kurung setelahnya.
Pada contoh di atas, penulisan sitasinya kurang tepat dikarenakan penulis
mengutip peneliti lain dengan mencantumkannya di dalam kurung, namun
penulisan kata “dan” tidak diganti dengan tanda baca. Seharusnya penulisan sitasi
yang benar adalah sebagai berikut:
(Fairburn & Bownell, 2002)

3.2 Second citation


Penulisan second citation dilakukan ketika penulis mengutip peneliti lain
namun peneliti tersebut bukan sebagai sumber pertama melainkan tulisannya
didapatkan dari penelitian lain. Secara umum, penulis sudah melakukan second
citation dengan tepat, akan tetapi terdapat satu kesalahan dalam penulisannya.
Penulis mengutip sebagai berikut “(Judio-Kahl dalam Jakarta Post, 2013)”
seharusnya diperbaiki menjadi “Judio-Kahl (dalam Jakarta Post, 2013)”.

3.3 Kesalahan Lain


Kesalahan pengutipan lain terlihat pada penulisan sumber dengan penulis
lebih dari tiga sehingga perlu dicantumkan kata “dkk”.

Perbaikan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:


- (Feningsteien dkk., 1975)
- Dalam penelitian Sawaoka dkk. (2013)
3.4 Teknik Pengutipan pada Daftar Pustaka
Penulis sudah menggunakan teknik pengutipan yang cukup baik pada daftar
pustaka. Daftar pustaka telah diurutkan sesuai alfabet dan ditulis dengan format
hanging indent. Namun, masih terdapat beberapa kesalahan pengutipan.
1. Setelah nama penulis seharusnya dibubuhkan tanda titik.

Perbaikan:
- American Psychiatric Association. (2000).
- American Psychiatric Association. (2005).
- American Psychiatric Association. (2013).
2. Tidak semua huruf depan dari setiap kata harus kapital.

Perbaikan: Azwar, S. (2011). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar Offset.
3. Nama kedua ditulis dengan singkatan saja.

Perbaikan:
- Azwar, S. (2010). Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
- Brock, H. A., & Adamas, G. A. (2001). Escaping the self in binge
eating: The association between identity style and bulimic behavior.
Identity, Social Cognition, and Bulimic Behavior, 1-37.
Daftar Pustaka

APA. (2010). Publication manual of the american psychological association. 6th edition.
Washington: American Psychological Association

Pradhana, A., & Handadari, W. (2017). Hubungan antara kesadaran diri dengan kecenderungan
gangguan makan berlebihan pada remaja dengan obesitas di Surabaya. (Doctoral
dissertation, Universitas Airlangga).

Anda mungkin juga menyukai