Anda di halaman 1dari 8

1

LEMBAR KERJA REVIEW ARTIKEL JURNAL

Urgensi Makanan Bergizi Menurut Al-Qur’an Bagi Pertumbuhan dan


Judul Artikel
Perkembangan Anak
Nama Penulis Himmatul Aliyah
Nama Jurnal dan Jurnal Ilmu aqidah dan studi Keagamaan
Volume/Tahun Terbit Volume 10 Nomor 2 /2016

Tanggal Review 17 November 2023


Nama Sri Harmalini
NIM 2108113003
Kelas/Semester A/5

1. Ringkasan Artikel:
(Tuliskan ringkasan singkat tentang isi artikel, termasuk tujuan penelitian, metodologi yang
digunakan, temuan utama, dan kesimpulan.)

Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi hubungan antara makanan halal yang
bergizi, urgensi makanan bergizi menurut al-Qur'an, dan dampaknya terhadap
pertumbuhan, perkembangan anak, serta pembentukan kepribadian akhlak dalam
pandangan Islam.
Metodologi yang digunakan adalah Metode Diskriptif Analisis, untuk menggambarkan dan
menganalisis fenomena atau karakteristik tertentu dengan pendekatan deskriptif, serta
mencari pola atau hubungan antara variabel-variabel tertentu.

Temuan utama dari penelitian ini adalah:


1. Keterkaitan antara Makanan Halal dan Akhlak
Penelitian menunjukkan bahwa dalam pandangan Islam, terdapat hubungan erat antara
makanan halal yang bergizi (thayyib) dengan perbuatan-perbuatan yang baik. Konsep
makanan yang halal tidak hanya berkaitan dengan aspek keagamaan tetapi juga
memiliki dampak positif pada pembentukan kualitas kepribadian dan akhlak seseorang.
2. Urgensi Makanan Bergizi Menurut Al-Qur'an
Penelitian menyoroti urgensi makanan bergizi menurut ajaran Al-Qur'an, terutama
dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan anak. Al-Qur'an memberikan pedoman

Project Based Learning


terkait dengan jenis makanan yang diperbolehkan dan sehat untuk dikonsumsi, dan
penelitian ini menekankan pentingnya memahami dan mengikuti kriteria makanan yang
dianjurkan dalam ajaran Islam.

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa dalam pandangan Islam, aspek makanan tidak
hanya dilihat dari segi fisik, tetapi juga memiliki implikasi pada moral dan spiritualitas
individu. pentingnya memperoleh makanan dengan cara yang halal dan memperhatikan
kriteria makanan bergizi, terutama dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan anak,
menurut perspektif Islam.

2. Evaluasi Metodologi:
(Analisis tentang kekuatan dan kelemahan metodologi yang digunakan dalam penelitian.
Pertimbangkan relevansi dan kecocokan metode dengan tujuan penelitian.)

Analisis tentang kekuatan dan kelemahan metodologi:


Kekuatan Metodologi:
 Metode Deskriptif Analisis
Relevansi dengan Tujuan Penelitian, Metode deskriptif analisis digunakan dengan
tepat untuk menjelaskan dan menganalisis hubungan antara makanan halal bergizi
dan perkembangan anak sesuai dengan perspektif Al-Qur'an. Metode ini membantu
peneliti menyajikan informasi secara rinci dan memahami hubungan antar variabel.
 Penggunaan Sumber Utama Al-Qur'an
Relevansi dengan Tujuan Penelitian, Penelitian ini memanfaatkan Al-Qur'an sebagai
sumber utama untuk menetapkan kriteria makanan bergizi. Ini memberikan dasar
teoritis dan etika yang kuat sesuai dengan konteks penelitian.
 Penekanan pada Kaitan Fisik dan Psikis
Relevansi dengan Tujuan Penelitian, Fokus pada hubungan antara makanan bergizi
dan pembentukan kepribadian akhlak serta kecerdasan fisik dan intelektual anak
sesuai dengan konsep Islam memperkuat relevansi penelitian dengan tujuannya.

Kelemahan Metodologi:
 Keterbatasan Kajian Empiris:
Relevansi dan Kecocokan dengan Tujuan Penelitian, Penelitian ini mungkin kurang
memperhatikan aspek empiris dan pengalaman praktis masyarakat terkait pemahaman
dan penerapan konsep makanan halal dan thayyib dalam kehidupan sehari-hari.
Metode eksperimental atau studi kasus mungkin dapat memperkuat temuan.
 Potensi Bias Interpretatif:

Project Based Learning


Relevansi dengan Tujuan Penelitian:** Mengingat penelitian ini berkaitan dengan
interpretasi terhadap ajaran Al-Qur'an, potensi bias interpretatif mungkin terjadi.
Keberagaman pendapat dalam pemahaman teks agama bisa menjadi tantangan.
 Keterbatasan Data Studi ilmiahdan Sosial:
Relevansi dan Kecocokan dengan Tujuan Penelitian, Penelitian ini mungkin kurang
mempertimbangkan variasi demografi dan sosial dalam memahami hubungan antara
makanan dan perkembangan anak. Penggunaan data lebih kaya dan representatif
dapat memperkuat generalisasi temuan.

Metodologi deskriptif-analisis yang menggunakan Al-Qur'an sebagai sumber utama


memiliki kekuatan dalam konteks penelitian ini. Namun, penelitian ini dapat ditingkatkan
dengan memperkenalkan elemen empiris dan mendalam dalam analisis untuk memperkuat
validitas dan generalisasi temuan. Selain itu, perlu memperhatikan potensi bias interpretatif
dan mempertimbangkan variasi sosial untuk memberikan pandangan yang lebih
komprehensif tentang hubungan antara makanan, agama, dan perkembangan anak.

3. Kesesuaian dan Signifikansi Tema:


(Apakah topik artikel relevan dengan bidang studi atau tema penelitian yang sedang diulas?
Diskusikan pentingnya temuan dalam konteks penelitian yang lebih luas.)

Artikel ini sangat relevan dengan bidang studi bimbingan konseling, terutama dalam
konteks pertumbuhan dan perkembangan anak. Tema penelitian yang membahas “Urgensi
Makanan Bergizi menurut Al-Qur'an bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak”
memiliki dampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup anak.
Penting untuk dicatat bahwa gizi yang baik memiliki peran penting dalam pembentukan
kepribadian, akhlak, dan kecerdasan anak. Temuan penelitian yang menunjukkan hubungan
antara makanan halal dan bergizi dengan perbuatan-perbuatan yang baik dalam pandangan
Islam memberikan dasar bagi penyelenggaraan bimbingan dan konseling yang lebih
holistik.

Beberapa aspek yang dapat dibahas lebih lanjut dalam konteks bimbingan konseling
adalah:
1. Pembentukan Kepribadian dan Akhlak
 Bagaimana makanan yang sehat dan halal dapat memberikan kontribusi positif
terhadap pembentukan karakter dan akhlak anak.
 Bagaimana bimbingan konseling dapat memperkuat nilai-nilai islami yang terkait
dengan pemilihan dan konsumsi makanan.

Project Based Learning


2. Kesehatan Fisik dan Mental,
 Bagaimana gizi yang mencukupi dapat mendukung kesehatan fisik dan mental
anak.
 Bagaimana konselor dapat memberikan saran praktis kepada orang tua atau wali
anak mengenai pola makan sehat dan sesuai dengan ajaran Islam.
3. Peran Orang Tua dan Lingkungan,
 Bagaimana orang tua dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak
melalui pilihan makanan yang sesuai dengan prinsip halal dan thayyib.
 Bagaimana lingkungan keluarga dan sekolah dapat menciptakan kondisi yang
mendukung gaya hidup sehat sesuai dengan ajaran agama.
4. Pentingnya Pendidikan Gizi,
 Bagaimana pendidikan gizi dapat diintegrasikan ke dalam program bimbingan
konseling untuk membantu anak dan orang tua memahami pentingnya makanan
yang sehat dan sesuai dengan ajaran agama.

Dalam konteks penelitian yang lebih luas, temuan ini juga dapat memberikan kontribusi
pada pengetahuan tentang hubungan antara agama, gizi, dan kesejahteraan manusia. Selain
itu, penelitian ini dapat membuka pintu untuk eksplorasi lebih lanjut tentang peran agama
dalam pembentukan perilaku dan kebiasaan sehari-hari yang mempengaruhi kesehatan
mental dan fisik.

5. Kualitas Data dan Analisis:


(Tinjau keandalan data yang digunakan dan apakah analisis yang dijalankan sesuai dengan
data tersebut.)

Penelitian ini menyoroti pentingnya makanan yang halal dan bergizi dalam Islam,
khususnya dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan anak. Metode analisis yang
digunakan adalah metode deskriptif analisis, yang mengarah pada pemahaman dan
penjelasan tentang kriteria makanan bergizi, urgensi makanan bergizi menurut al-Qur'an,
dan dampaknya terhadap pembentukan kepribadian akhlak seseorang.
Dalam konteks ini, penelitian memfokuskan pada dua kriteria utama makanan yang
dijelaskan dalam Al-Qur'an: kehalalan (halal) dan kethayyiban (baik). Kehalalan
menyangkut aspek hukum fiqih, sementara kethayyiban berkaitan dengan kesehatan dan
kebaikan makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan yang halal dan thayyib
memiliki pengaruh positif tidak hanya secara fisik, tetapi juga dalam pembentukan kualitas
kepribadian akhlak seseorang.
Dalam konteks pertumbuhan dan perkembangan anak, penelitian menekankan bahwa
Project Based Learning
makanan yang halal dan thayyib memiliki urgensi yang besar. Al-Qur'an memberikan
petunjuk tentang makanan yang bergizi dengan istilah halalan thayyiban, yang
diinterpretasikan sebagai makanan yang tidak hanya diizinkan secara hukum, tetapi juga
sehat, proporsional, dan aman. Dengan memenuhi kriteria ini, makanan tersebut dianggap
mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan rohani anak.
Dalam konteks pembentukan kecerdasan manusia, penelitian juga menyoroti bahwa
kekurangan gizi dapat berdampak negatif pada daya tangkap dan induksi berpikir, sehingga
kecerdasan dapat menurun. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip makanan halal dan
thayyib dianggap penting untuk menjaga kesehatan dan mendukung perkembangan
optimal, terutama pada masa kanak-kanak awal.
Namun, penting untuk dicatat bahwa keandalan data dan analisis tersebut sangat
tergantung pada metodologi penelitian yang digunakan dan kualitas data yang
dikumpulkan. Sebuah penilaian menyeluruh terhadap metode penelitian, sumber data, dan
validitas hasil penelitian akan memberikan kejelasan lebih lanjut tentang keandalan temuan
penelitian ini.

6. Kekuatan Temuan:
(Tuliskan poin-poin kuat yang ada dalam artikel ini, termasuk temuan yang signifikan dan
berkontribusi pada pemahaman dalam bidang studi yang relevan.)

1. Hubungan antara Makanan Halal Bergizi dan Perbuatan Baik,


Artikel menyoroti hubungan dalam pandangan Islam antara konsumsi makanan halal
bergizi dan perbuatan baik. Ini menunjukkan bahwa pemilihan makanan tidak hanya
mempengaruhi aspek fisik, tetapi juga perilaku dan moral seseorang.
2. Pengaruh Makanan Bergizi pada Kualitas Kepribadian Akhlak,
Penelitian menemukan bahwa jenis makanan yang bergizi (thayyib) memiliki pengaruh
positif dalam pembentukan kualitas kepribadian akhlak seseorang. Hal ini dapat
dijadikan dasar untuk melibatkan aspek gizi dalam pendekatan bimbingan konseling
untuk pengembangan kepribadian dan moral anak.
3. Keterkaitan dengan Pembentukan Kecerdasan Manusia,
Artikel membahas kaitannya dengan pembentukan kecerdasan manusia, menunjukkan
bahwa aspek fisik/jasmani, yang melibatkan asupan gizi, memainkan peran penting
dalam proses menerima dan menginduksikan informasi. Kekurangan gizi dapat
mengakibatkan penurunan daya tangkap dan kecerdasan.
4. Petunjuk Al-Qur'an tentang Makanan Bergizi,
Al-Qur'an memberikan petunjuk tentang makanan bergizi dengan istilah "halalan
thayyiban". Hal ini mencakup syarat pertama yaitu kehalalan, yang melibatkan aspek

Project Based Learning


hukum fiqih, dan syarat kedua yaitu kebaikan (thayyib), yang mencakup aspek
kesehatan, proporsionalitas, dan keamanan makanan.
5. Pentingnya Makanan Bergizi untuk Kehidupan Manusia,
Artikel menekankan bahwa makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, melaksanakan tugas kekhalifahan, dan menjaga
kesehatan. Ini menggarisbawahi urgensi memahami konsep "halalan thayyiban" untuk
memperoleh tenaga, mendukung pertumbuhan, perkembangan, dan menjaga kesehatan.
6. Peran Makanan Bergizi dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Fokus pada anak sebagai makhluk dalam proses pertumbuhan dan perkembangan,
dengan penekanan pada masa kanak-kanak awal. Artikel menyoroti bahwa makanan
bergizi atau makanan halal thayyib memiliki arti penting bagi pertumbuhan fisik dan
perkembangan rohani anak.
7. Pengaruh Makanan pada Pendidikan Anak,
Pertumbuhan dan perkembangan anak, sejak periode dalam kandungan hingga masa
kanak-kanak awal, dipandang sebagai faktor penting dalam pendidikan anak.
Ketersediaan makanan yang bergizi dianggap mendukung aspek fisik dan intelektual
anak dalam proses pendidikan.
8. Implikasi bagi Bimbingan Konseling
Artikel memberikan implikasi yang relevan dalam konteks bimbingan konseling,
mengingat pentingnya pemahaman tentang makanan bergizi menurut ajaran Al-Qur'an
untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara holistik.
9. Kaitan Antara Makanan dan Proses Pembentukan Kecerdasan Anak,
Artikel menunjukkan bahwa ketersediaan gizi dalam makanan berperan dalam proses
pembentukan kecerdasan anak, dengan kekurangan gizi dapat mengakibatkan lemahnya
daya tangkap dan induksi berpikir, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan
kecerdasan.

7. Kelemahan Temuan:
(Tuliskan poin-poin yang mungkin menjadi kelemahan dalam penelitian ini atau faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi validitas temuan.)

Berikut adalah beberapa poin yang mungkin menjadi kelemahan atau faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam penelitian ini:

1. Subjektivitas Penilaian Makanan Bergizi,


Penilaian makanan bergizi dapat bersifat subjektif, tergantung pada pandangan dan
interpretasi individu terhadap kriteria makanan bergizi. Beberapa orang mungkin

Project Based Learning


memiliki pandangan berbeda tentang apa yang dianggap makanan bergizi.
2. Keterbatasan Metode Penelitian,
Metode diskriptif-analisis yang digunakan mungkin memiliki keterbatasan dalam
menghasilkan data yang dapat dijadikan dasar untuk menyimpulkan hubungan antara
makanan halal bergizi dan perbuatan baik.
3. Generalisasi Temuan,
Penelitian ini tampaknya berfokus pada pandangan Islam dan mungkin tidak secara luas
dapat diterapkan pada masyarakat yang memiliki kepercayaan atau pandangan berbeda
terkait makanan dan kesehatan.
4. Variabilitas Individu,
Kondisi kesehatan dan kebutuhan gizi dapat bervariasi di antara individu, dan faktor-
faktor seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan dapat memengaruhi bagaimana
makanan bergizi mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
5. Keterbatasan Pemahaman Konsep Kausalitas (sebab akibat),
Meskipun penelitian menunjukkan hubungan antara makanan bergizi dan perbuatan baik,
konsep kausalitas (sebab akibat) mungkin sulit dibuktikan sepenuhnya. Ada banyak
faktor yang dapat mempengaruhi perbuatan baik selain dari makanan.
6. Pengabaian Faktor Lingkungan Lainnya,
Penelitian ini fokus pada aspek makanan, tetapi faktor-faktor lingkungan lainnya seperti
pendidikan, lingkungan sosial, dan kebijakan pemerintah juga dapat berperan dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak.
7. Keterkaitan Agama dan Ilmu Kesehatan,
Meskipun penelitian ini mengaitkan makanan bergizi dengan ajaran agama Islam, belum
tentu semua orang menggabungkan keyakinan agama mereka dengan pilihan makanan.
Beberapa orang mungkin lebih cenderung memilih makanan berdasarkan pertimbangan
kesehatan atau preferensi pribadi.
8. Keterbatasan Data Empiris,
Penelitian ini mengandalkan penafsiran terhadap teks agama (Al-Qur'an) dan mungkin
kurang menggambarkan realitas praktik masyarakat dalam memilih dan mengonsumsi
makanan sehari-hari.

Penting untuk diingat bahwa setiap penelitian memiliki keterbatasan, dan interpretasi
temuan harus dilakukan dengan hati-hati. Mengatasi atau memperbaiki kelemahan-
kelemahan ini dapat meningkatkan validitas temuan penelitian.

8. Kesimpulan:
(Buat kesimpulan singkat tentang kualitas dan relevansi artikel ini. Sarankan apakah
Project Based Learning
artikel ini layak dipublikasikan atau jika ada aspek yang perlu diperbaiki.)

Kesimpulan singkat tentang artikel ini adalah bahwa penelitian menyoroti


urgensi makanan bergizi menurut Al-Qur'an bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak. Metode diskriptif analisis digunakan untuk menyoroti permasalahan seputar
kriteria makanan bergizi dan hubungannya dengan perbuatan baik dalam pandangan
Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan halal dan thayyib (baik)
memiliki dampak positif fisik dan psikis, serta berperan dalam pembentukan
kepribadian dan kecerdasan anak. Al-Qur'an memberikan petunjuk tentang makanan
yang halal dan thayyib untuk memastikan tenaga, pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan anak. Oleh karena itu, artikel ini layak dipublikasikan karena memberikan
kontribusi pada pemahaman pentingnya makanan bergizi menurut perspektif Islam
untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.

Project Based Learning

Anda mungkin juga menyukai