Anda di halaman 1dari 13

"Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami: Membangun Gaya Hidup Sehat di Lingkungan Pendidikan"

Muhammad Fatchurrahman

SD Muhammadiyah 1 Pekajangan

2023

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang dengan rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Tak lupa, terima kasih kami sampaikan kepada Majelis Dikdasmen dan Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 1 Pekajangan atas bimbingan,
dukungan, serta arahan yang telah diberikan dalam proses penulisan makalah ini. Kepada Majelis Dikdasmen, kami berterima kasih atas petunjuk
yang memberi inspirasi dan arahan dalam mengembangkan tema yang berkaitan dengan pembiasaan makan Islami di lingkungan pendidikan.

Penyusunan makalah ini diawali dengan tujuan yang jelas, yaitu memenuhi salah satu syarat pemilihan calon Kepala Sekolah. Sebagai calon
pemimpin pendidikan, kami yakin bahwa pentingnya pembiasaan makan Islami bukan hanya sebagai aspek kesehatan fisik, tetapi juga sebagai
pondasi karakter yang solid. Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumbangan konstruktif dan bermanfaat dalam menggambarkan visi kami
terhadap pengembangan budaya sekolah yang berbasis nilai-nilai Islami.

Adapun tema yang diangkat dalam makalah ini adalah "Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami: Membangun Gaya
Hidup Sehat di Lingkungan Pendidikan." Pembahasan ini mencakup konsep dan praktik pembiasaan makan yang berakar dalam ajaran Islam,
serta dampak positifnya terhadap kesehatan fisik dan mental siswa. Dengan merinci panduan praktis dan strategi implementasi, diharapkan
makalah ini mampu memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan budaya sekolah yang mendukung gaya hidup sehat melalui
pembiasaan makan Islami.
Terakhir, kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini. Kami menyadari bahwa
kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk perbaikan kedepannya. Oleh karena itu, apresiasi dan masukan dari pembaca akan
menjadi bahan evaluasi yang berharga bagi kami. Semoga makalah ini dapat menjadi sumbangan positif dalam memajukan dunia pendidikan,
khususnya dalam membentuk karakter siswa melalui pembiasaan makan Islami. Terima kasih atas perhatian dan bimbingannya.

I. Pendahuluan:

Kepala sekolah memegang peran sentral dalam mengelola dan membimbing sekolah menuju prestasi dan berkembangnya peserta didik.
Tanggung jawab kepala sekolah tidak hanya terbatas pada aspek administratif, tetapi juga mencakup pengembangan strategi pedagogis,
manajemen sumber daya, dan pembinaan staf pendidik. Sebagai pemimpin utama, kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan
atmosfer pendidikan yang positif, inklusif, dan berorientasi pada pertumbuhan. Kepala sekolah juga berperan dalam menjalin hubungan yang
kuat dengan siswa, orang tua, dan masyarakat, menciptakan kerja sama yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Dalam merancang visi dan misi untuk pengembangan sekolah, seorang kepala sekolah harus memiliki pandangan jangka panjang yang
menyeluruh. Visi dan misi ini mencakup arah strategis dan tujuan sekolah dalam mencapai keunggulan pendidikan. Kepala sekolah perlu
mengidentifikasi kebutuhan dan potensi unik sekolah serta merancang langkah-langkah konkret untuk mencapai visi tersebut. Dengan melibatkan
seluruh komunitas pendidikan, kepala sekolah dapat menciptakan semangat kolektif untuk meraih tujuan bersama, memotivasi staf dan siswa
untuk berpartisipasi aktif dalam pencapaian visi sekolah.

Dalam mengembangkan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami, kepala sekolah mengadopsi pendekatan yang holistik dan berbasis
nilai. Prinsip-prinsip Islam tentang pola makan sehat menjadi dasar bagi kebijakan dan praktik yang diterapkan. Kepala sekolah memastikan
integrasi nilai-nilai Islam dalam kurikulum, memberikan pelatihan kepada guru dan staf tentang pembiasaan makan Islami, dan bekerja sama
dengan orang tua untuk mendukung implementasi ini di rumah. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, kepala sekolah berupaya menciptakan
lingkungan di sekolah yang tidak hanya mencetak prestasi akademis, tetapi juga membentuk karakter siswa secara menyeluruh sesuai dengan
ajaran Islam.

Sekolah Muhammadiyah telah lama dikenal sebagai lembaga pendidikan yang menempatkan pembentukan karakter sebagai prioritas utama.
Sebagai institusi pendidikan yang berbasis Islam, Sekolah Muhammadiyah menekankan pada nilai-nilai moral, etika, dan sikap mulia sesuai
dengan ajaran Islam. Penanaman karakter melalui pembiasaan makan menjadi bagian integral dari pendekatan holistik yang diterapkan oleh
Sekolah Muhammadiyah. Dengan menekankan pentingnya aspek spiritual dan etika dalam setiap tindakan, termasuk dalam pemilihan dan
konsumsi makanan, Sekolah Muhammadiyah berupaya menciptakan lingkungan pendidikan yang membentuk karakter siswa secara menyeluruh.

Isu terkini mengenai kesalahan pola makan di kalangan siswa menjadi tantangan yang signifikan. Pola makan yang tidak seimbang, seringkali
ditandai oleh konsumsi makanan cepat saji yang kurang bernutrisi, dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas dan
gangguan metabolisme. Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih holistik dalam mendidik siswa, di mana penanaman karakter
melalui pembiasaan makan dapat menjadi solusi integral untuk mengatasi isu kesehatan ini. Seiring dengan perkembangan zaman, Sekolah
Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan Islam terus beradaptasi dengan tantangan kontemporer ini dan mengintegrasikan nilai-nilai Islam
dalam upaya mengajarkan pola makan sehat kepada siswa.

Penting kiranya untuk memulai pembentukan karakter siswa melalui pembiasaan yang baik, khususnya terkait dengan makanan, merupakan
refleksi dari pandangan Islam yang holistik tentang kehidupan. Al-Quran dan Sunnah memberikan petunjuk yang jelas tentang pentingnya
menjaga kesehatan dan menjalani kehidupan yang seimbang. Penanaman karakter melalui pembiasaan makan sesuai dengan ajaran Al-Quran dan
Sunnah bukan hanya menjadi upaya pencegahan masalah kesehatan, tetapi juga merupakan langkah konkret dalam menginternalisasi nilai-nilai
moral dan etika yang diajarkan oleh Islam. Dengan memulai pembentukan karakter siswa melalui pembiasaan yang baik sesuai dengan ajaran Al-
Quran dan Sunnah, Sekolah Muhammadiyah berkomitmen untuk menciptakan generasi yang tidak hanya unggul akademis, tetapi juga kokoh
dari segi moral dan spiritual.
B. Tujuan Penulisan

Makalah "Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami: Membangun Gaya Hidup Sehat di Lingkungan Pendidikan"
bertujuan untuk menggali konsep dan praktik pembiasaan makan sehat yang berakar dalam nilai-nilai Islami. Salah satu tujuannya adalah untuk
merinci bagaimana pembiasaan makan Islami dapat menjadi fondasi yang kuat untuk membangun gaya hidup sehat di lingkungan pendidikan.
Dengan memandu pembicaraan ini melalui perspektif Al-Quran dan Hadis, makalah ini berusaha menyajikan pandangan holistik tentang
kesehatan, tidak hanya sebagai aspek fisik tetapi juga sebagai dimensi spiritual dan etika.

Tujuan lainnya adalah menyadarkan pembaca akan hubungan erat antara pemilihan makanan dan nilai-nilai Islami. Makalah ini akan
menguraikan bagaimana Al-Quran dan Hadis memberikan panduan mengenai makanan halal, thayyib (baik), dan pemakanan yang seimbang.
Pembahasan ini bertujuan untuk memberikan dasar teoritis yang kuat tentang bagaimana pemahaman dan implementasi ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pemilihan makanan, dapat membentuk karakter siswa secara holistik.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk merinci dampak positif pembiasaan makan Islami terhadap kesehatan fisik dan mental siswa. Dengan
merujuk pada penelitian dan studi kasus yang relevan, pembahasan akan menyoroti bagaimana pola makan sehat yang diilhami oleh ajaran Islam
dapat memberikan kontribusi pada peningkatan kesehatan, konsentrasi, dan kebugaran siswa. Tujuannya adalah membuka wawasan tentang
betapa pentingnya melibatkan ajaran Islami dalam upaya mempromosikan gaya hidup sehat di kalangan siswa.

Selain itu, pembahasan ini berusaha memberikan panduan praktis bagi sekolah dan pihak-pihak terkait dalam mengimplementasikan pembiasaan
makan Islami. Dengan memberikan langkah-langkah konkrit dan strategi yang dapat diadopsi oleh sekolah, guru, dan orang tua, makalah ini
berupaya memberikan kontribusi nyata dalam mengembangkan budaya sekolah yang mendukung gaya hidup sehat melalui pembiasaan makan
Islami. Tujuannya adalah agar pembaca dapat mengaplikasikan konsep ini dalam konteks pendidikan mereka sendiri, menciptakan lingkungan
yang memelihara kesehatan dan membangun karakter Islami secara simultan.

II. Permasalahan
Makalah "Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami: Membangun Gaya Hidup Sehat di Lingkungan Pendidikan"
mengajukan pertanyaan-pertanyaan utama yang hendak dijawab melalui pembahasan. Pertama, bagaimana kesalahan pola makan di kalangan
siswa dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan dan kinerja akademis mereka? Kedua, apa hubungan antara jenis makanan yang
dikonsumsi oleh siswa dengan kondisi kesehatan dan kesejahteraan mereka? Dan ketiga, bagaimana kurangnya pembiasaan makan yang baik
diantara siswa dapat memengaruhi pembentukan karakter dan gaya hidup sehat di lingkungan pendidikan?

Pertama, kesalahan pola makan di kalangan siswa menjadi fokus utama rumusan masalah. Dengan melibatkan analisis terhadap kebiasaan makan
yang kurang sehat, permasalahan ini mempertanyakan dampaknya terhadap kesehatan siswa dan bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kinerja
akademis mereka. Sejauh mana kesalahan pola makan dapat menjadi faktor risiko terhadap masalah kesehatan seperti obesitas, kelelahan, dan
kurangnya konsentrasi di sekolah?

Kedua, rumusan masalah ini mengarah kepada hubungan antara jenis makanan yang dikonsumsi oleh siswa dengan kondisi kesehatan dan
kesejahteraan mereka. Bagaimana konsumsi makanan tertentu dapat berdampak positif atau negatif terhadap kesehatan fisik dan mental siswa?
Apakah ada pola korelasi antara jenis makanan yang umum dikonsumsi oleh siswa dengan tingkat kebugaran dan fokus belajar di lingkungan
pendidikan?

Ketiga, rumusan masalah menyoroti kurangnya pembiasaan makan yang baik diantara siswa dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi
pembentukan karakter dan gaya hidup sehat di lingkungan pendidikan. Sejauh mana pembiasaan makan yang buruk dapat merugikan upaya
pengembangan budaya sekolah yang mendukung gaya hidup sehat? Bagaimana penerapan nilai-nilai Islami dalam pembiasaan makan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan karakter siswa di sekolah?

III. Pembahasan

A. Analisis Kebutuhan dan Tantangan Sekolah


Sekolah yang berkomitmen untuk menerapkan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami dihadapkan pada sejumlah
kebutuhan dan tantangan yang perlu diatasi dengan bijaksana. Dalam mengantisipasi kebutuhan, sekolah perlu memprioritaskan pendidikan dan
peningkatan kesadaran mengenai prinsip-prinsip ajaran Islam terkait dengan makanan. Sumber daya dan fasilitas yang mendukung, seperti kantin
yang menyajikan makanan sehat dan area makan yang bersih, juga perlu dipastikan tersedia. Integrasi konsep pembiasaan makan Islami ke dalam
kurikulum sekolah menjadi langkah penting untuk memastikan pemahaman dan implementasi yang optimal. Sementara itu, tantangan utama
yang mungkin dihadapi sekolah adalah perubahan kebiasaan lama siswa, terutama karena mereka mungkin menghadapi resistensi untuk
meninggalkan kebiasaan makan yang sudah mereka miliki. Tantangan lain termasuk keterbatasan sumber daya, kurangnya pemahaman dan
dukungan orang tua, serta norma sosial yang mungkin tidak selaras dengan prinsip-prinsip makan Islami. Mengatasi tantangan ini memerlukan
strategi holistik yang melibatkan seluruh komunitas sekolah, melibatkan pendidikan, pelatihan, dan kerjasama yang erat dengan orang tua dan
masyarakat sekitar. Dengan demikian, sekolah dapat memastikan keberlanjutan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan
Islami yang berdampak positif pada kesehatan dan karakter siswa.

B. Rencana Strategis

Rencana strategis dalam menerapkan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami memerlukan pendekatan holistik yang
melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sekolah. Pertama, perlu dilakukan program edukasi dan peningkatan kesadaran yang melibatkan
guru, siswa, dan orang tua mengenai prinsip-prinsip makan Islami. Ini dapat mencakup penyelenggaraan seminar, pelatihan, dan kampanye
kesadaran untuk memastikan pemahaman yang mendalam tentang kepentingan menerapkan pola makan yang sehat sesuai dengan ajaran Islam.
Selanjutnya, pengintegrasian konsep pembiasaan makan Islami ke dalam kurikulum sekolah dapat menjadi langkah kunci untuk memastikan
bahwa nilai-nilai ini tidak hanya menjadi topik tambahan tetapi menjadi bagian integral dari pembelajaran siswa.

Selain itu, untuk mengatasi tantangan kurangnya sumber daya, dapat dilakukan kolaborasi dengan pihak eksternal, seperti yayasan kesehatan atau
pemerintah setempat, untuk memastikan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Secara bersamaan, melibatkan orang tua dalam
kegiatan sekolah dan memberikan dukungan kepada mereka untuk memahami dan mendukung Pembiasaan Makan Islami dapat membentuk
lingkungan yang mendukung di rumah. Upaya ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan diawasi dengan evaluasi rutin untuk mengukur
dampaknya terhadap kesehatan dan perilaku makan siswa. Dengan rencana strategis ini, sekolah dapat membentuk budaya yang positif dan
mendukung Pembiasaan Makan Islami, menghasilkan siswa yang tidak hanya sehat secara fisik tetapi juga memiliki karakter yang kuat sesuai
dengan ajaran Islam.

C. Rencana Program Unggulan

1. Program Pendidikan dan Kesadaran:

 Tujuan: Meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa, guru, dan orang tua terkait prinsip-prinsip makan Islami dan pentingnya
pola makan sehat.

 Rencana Aksi: Menyelenggarakan seminar dan workshop rutin tentang aspek kesehatan dan nilai-nilai Islami dalam pemilihan
makanan. Mendorong partisipasi siswa dalam proyek-proyek penelitian atau kampanye kesadaran di sekolah. Melibatkan guru
dalam pelatihan reguler untuk memastikan pengetahuan yang tepat disampaikan kepada siswa.

2. Integrasi Pembiasaan Makan Islami dalam Kurikulum:

 Tujuan: Membuat konsep pembiasaan makan Islami menjadi bagian integral dari kurikulum sekolah.

 Rencana Aksi: Mengidentifikasi mata pelajaran yang dapat mengintegrasikan pembiasaan makan Islami, seperti dalam pelajaran
kesehatan atau agama. Mengembangkan materi ajar dan modul pembelajaran yang sesuai. Menyusun rencana pelaksanaan dan
pemantauan untuk memastikan implementasi yang konsisten.

3. Kemitraan dengan Pihak Eksternal:

 Tujuan: Mengatasi tantangan sumber daya dengan menjalin kemitraan dengan pihak eksternal.
 Rencana Aksi: Menjalin kerjasama dengan yayasan kesehatan, perusahaan makanan sehat, atau pemerintah setempat untuk
menyediakan sumber daya finansial dan infrastruktur yang mendukung. Mengorganisir kegiatan bersama dengan pihak eksternal,
seperti seminar kesehatan atau pameran makanan sehat, untuk melibatkan lebih banyak pihak dalam mendukung pembiasaan
makan Islami.

D. Rencana Manajemen Sumber daya

1. Penyediaan Fasilitas Makanan Sehat: Untuk memastikan keberlanjutan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan
Islami, perlu direncanakan alokasi sumber daya untuk meningkatkan fasilitas kantin sekolah. Ini mencakup penyediaan makanan sehat
yang sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam, seperti makanan halal dan thayyib (baik). Selain itu, perlu dilakukan pembaruan pada
area makan, menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman, dan mendukung kegiatan pembiasaan makan sehat. Sumber daya ini dapat
mencakup peralatan memasak yang sesuai, perbaikan fasilitas, dan pelibatan vendor makanan yang mendukung prinsip-prinsip makan
Islami.

2. Program Edukasi dan Pelatihan: Dalam mengelola sumber daya, penting untuk merencanakan program edukasi dan pelatihan bagi
semua pihak terkait, termasuk guru, siswa, dan orang tua. Sumber daya ini dapat digunakan untuk mengundang pembicara ahli gizi, koki
yang memahami prinsip-prinsip makan Islami, atau memberikan pelatihan khusus kepada guru untuk memahami bagaimana
mengintegrasikan konsep ini ke dalam kurikulum. Sumber daya ini juga dapat digunakan untuk mengembangkan materi edukasi, brosur,
atau video yang dapat diakses oleh seluruh komunitas sekolah. Hal ini akan membantu meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang
pentingnya makanan sehat sesuai dengan ajaran Islam.

3. Kolaborasi dengan Pihak Eksternal: Sumber daya dapat dikelola untuk mengembangkan kerjasama dengan pihak eksternal, seperti
yayasan kesehatan, konsultan gizi, atau lembaga keagamaan, yang dapat memberikan dukungan tambahan. Kolaborasi ini dapat
mencakup penyediaan bahan bacaan, seminar, atau penyuluhan yang mendukung Pembiasaan Makan Islami. Selain itu, dapat dijajaki
kerjasama dengan perusahaan makanan atau produsen bahan pangan yang mematuhi prinsip-prinsip makan Islami, sehingga dapat
memperluas pilihan makanan sehat yang tersedia di sekolah. Mengelola sumber daya untuk kolaborasi ini dapat membantu sekolah dalam
mendapatkan pemahaman dan dukungan tambahan untuk menerapkan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan
Islami.

E. Rencana Pelibatan Stakeholder

1. Pelibatan Guru dan Karyawan Sekolah:

 Rencana: Menyelenggarakan workshop dan pelatihan khusus untuk guru dan karyawan sekolah tentang implementasi
Pembiasaan Makan Islami. Dalam pelatihan ini, dapat dibahas strategi dan metode efektif untuk mengintegrasikan konsep
makanan Islami ke dalam kurikulum dan kegiatan sehari-hari. Selain itu, melibatkan guru dalam pengembangan materi ajar yang
mendukung pembiasaan makan Islami dapat menciptakan kesadaran dan komitmen yang lebih kuat di kalangan staf.

2. Partisipasi Orang Tua dalam Program Pendidikan:

 Rencana: Mengadakan sesi pemberdayaan orang tua secara berkala yang membahas pentingnya pembiasaan makan Islami dan
dampaknya pada kesehatan dan karakter anak-anak. Dalam sesi ini, dapat disampaikan informasi tentang menu makanan sehat,
cara memasak sesuai dengan prinsip-prinsip Islami, dan cara mendukung kebiasaan makan sehat di rumah. Melibatkan orang tua
dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan sekolah terkait dengan makanan juga dapat memastikan adanya dukungan dari
rumah.

3. Kerjasama dengan Komunitas Lokal dan Pihak Eksternal:

 Rencana: Membangun kerjasama dengan yayasan kesehatan, organisasi masyarakat, atau toko makanan lokal yang mendukung
konsep makanan Islami. Dengan berkolaborasi, sekolah dapat memperoleh dukungan sumber daya, seperti penyediaan makanan
sehat dan bimbingan ahli gizi. Event kesehatan bersama atau seminar yang melibatkan komunitas lokal dapat menjadi langkah
efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar tentang pembiasaan makan Islami dan mendukung implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari.

F. Rencana Evaluasi dan monitoring

1. Indikator Penilaian Kuantitatif:

 Rencana: Membuat survei atau kuesioner yang dapat diisi oleh siswa, guru, dan orang tua untuk mengukur pemahaman mereka
tentang prinsip-prinsip Pembiasaan Makan Islami.

 Tujuan: Memantau tingkat kesadaran dan pengetahuan yang dimiliki oleh setiap pemangku kepentingan terkait dengan
pembiasaan makan Islami.

2. Pemantauan Pola Makan Siswa:

 Rencana: Menerapkan sistem pencatatan harian atau mingguan yang mencatat jenis makanan yang dikonsumsi oleh siswa di
kantin sekolah.

 Tujuan: Melacak perubahan dalam pola makan siswa, mengidentifikasi kebiasaan yang perlu diperbaiki, dan mengevaluasi
efektivitas pembiasaan makan Islami di lingkungan sekolah.

3. Evaluasi Terhadap Sarana dan Prasarana:

 Rencana: Melakukan inspeksi rutin terhadap fasilitas kantin dan ruang makan untuk memastikan kebersihan dan ketersediaan
makanan sehat yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islami.
 Tujuan: Menilai ketersediaan dan kecukupan sarana yang mendukung pembiasaan makan Islami, dan segera mengidentifikasi
serta mengatasi masalah yang mungkin timbul.

4. Pelatihan dan Workshop:

 Rencana: Menyelenggarakan sesi pelatihan dan workshop reguler untuk guru dan karyawan sekolah tentang strategi dan metode
efektif dalam menerapkan Pembiasaan Makan Islami.

 Tujuan: Memastikan bahwa semua staf sekolah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mendukung serta
memimpin inisiatif ini dengan baik.

5. Partisipasi Orang Tua:

 Rencana: Mengadakan pertemuan rutin dengan orang tua siswa untuk membahas perkembangan anak-anak mereka dalam
mengadopsi pola makan Islami di rumah.

 Tujuan: Meningkatkan dukungan orang tua terhadap prinsip-prinsip pembiasaan makan Islami dan mendapatkan masukan
konstruktif yang dapat memperkaya pendekatan sekolah.

6. Penilaian Dampak Kesehatan:

 Rencana: Menyusun data kesehatan siswa sebelum dan setelah penerapan pembiasaan makan Islami untuk mengevaluasi
dampaknya terhadap peningkatan kesehatan.

 Tujuan: Mengukur perubahan dalam indikator kesehatan fisik dan mental siswa sebagai hasil dari kebijakan dan praktik makan
Islami di sekolah.

IV. Simpulan
1. Pentingnya Pendidikan dan Kesadaran:

 Simpulan: Kesuksesan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami sangat tergantung pada upaya
meningkatkan pendidikan dan kesadaran tentang prinsip-prinsip ajaran Islam terkait dengan makanan. Melalui seminar, pelatihan,
dan kampanye kesadaran, sekolah dapat memastikan bahwa semua pemangku kepentingan memahami dengan baik nilai-nilai
Islami terkait makanan, menjadi dasar kuat untuk implementasi kebijakan ini.

2. Integrasi dalam Kurikulum dan Pemantauan Berkelanjutan:

 Simpulan: Integrasi konsep pembiasaan makan Islami ke dalam kurikulum dan penerapan sistem pemantauan yang berkelanjutan
menjadi kunci keberhasilan. Dengan membuat pembelajaran tentang pola makan Islami sebagai bagian integral dari kurikulum,
sekolah dapat memastikan pemahaman yang mendalam oleh siswa. Selain itu, pemantauan yang terus-menerus terhadap pola
makan siswa dan kondisi fasilitas dapat membantu sekolah menyesuaikan strategi dan memastikan keberlanjutan program ini.

3. Keterlibatan Orang Tua dan Lingkungan Pendukung:

 Simpulan: Keberhasilan Pengembangan Budaya Sekolah melalui Pembiasaan Makan Islami juga sangat tergantung pada
keterlibatan orang tua dan pembentukan lingkungan yang mendukung di rumah. Melalui pertemuan rutin, komunikasi terbuka,
dan pendekatan kolaboratif, sekolah dapat memperoleh dukungan orang tua dalam mendukung dan melanjutkan pembiasaan
makan Islami di luar lingkungan sekolah.

V. Daftar Pustaka

Tim Penyusun. (2017). "Pola Makan Sehat dalam Perspektif Islam." Jakarta: Pustaka Ibnu Umar.
Muhammad, H. (2019). "Menyelami Makna Pembiasaan Makan Islami." Jakarta: Kencana.

Hasan, M. (2018). "Gaya Hidup Islami: Makanan dan Minuman dalam Tradisi Nabi." Yogyakarta: Diva Press.

Syaifudin, A. (2016). "Pola Makan Islami: Implementasi Nilai-nilai Al-Qur'an dalam Kehidupan Sehari-hari." Jakarta: Pustaka Hidayah.

Hamzah, A. (2020). "Pembiasaan Makan Sehat Menurut Pandangan Islam." Yogyakarta: Deepublish.

Yusuf, A. (2015). "Makanan dan Minuman Menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah." Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Sujatmoko, B. (2019). "Pembiasaan Makan dan Hidup Sehat dalam Perspektif Islam." Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, S. (2017). "Pandangan Islam terhadap Gaya Hidup Sehat dan Pembiasaan Makan." Jakarta: Kalam Mulia.

Shahab, F. (2018). "Kesehatan dan Hidup Sehat dalam Islam." Jakarta: Kompas.

Farid, A. (2016). "Gizi Islami: Transformasi Makanan menjadi Kesehatan Menurut Al-Qur'an dan Hadis." Jakarta: Kompas.

Jurnal Ilmiah Terkait (berbahasa Indonesia):

Rahmawati, S., & Subekti, I. (2019). "Pengaruh Pembiasaan Makan Islami terhadap Kesehatan Siswa di SD Negeri Jakarta." Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 7(2), 120-135.

Prasetyo, B., & Sari, R. (2018). "Integrasi Pembiasaan Makan Islami dalam Kurikulum Sekolah Dasar: Suatu Kajian Literatur." Jurnal
Pendidikan Islam, 6(1), 45-60.

Santoso, A., & Lestari, D. (2017). "Peran Orang Tua dalam Menerapkan Pembiasaan Makan Islami pada Anak Usia Sekolah Dasar."
Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling, 2(1), 25-36.

Anda mungkin juga menyukai