Makalah Agama Islam
Makalah Agama Islam
Kelompok 1
Nama Anggota :
1. Ayu Fitriana
2. Boby Irawan
3. Dewi Yansyah
4. Fitri Handayani
5. Heri Dinata
6. Nonik Nazlica A
7. Qunita Putri
8. Rania Magfira
9. Tiara Eprili Bintang
DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
2018
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapannya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu diharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Konsep falsafah pendidikan Islam dapatlah disimpulkan bahawa pendidikan Islam yang
berkonsepkan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai kekuatannya tersendiri.
Tamadun Islam bertunjang kepada konsep tauhid, ini bermaksud bahawa agama/tauhid
merupakan intipati dari kehidupan bertamadun. Asas dalam tamadun adalah aqidah, syariah, dan
akhlak yang merupakan komponen dalam Islam. Sumber dalam tamadun iaitu naqli (wahyu) dan
aqli (akal). Aspek kerohanian sangat dipentingkan iaitu spiritual dan material mestilah seimbang
dan bersepadu. Matlamat utamanya ialah mencapai keridhaan Allah, manakala material berfungsi
sebagai alat penghubung dalam mencapai matlamat utama tersebut.
Orang yang sakit sangat membutuhkan perhatian lebih dari kita yang dianugrahi kesehatan.
Lebih-lebih penyakitnya agak parah, jiwa mereka sedang labil dan butuh penguatan jiwa, butuh
hiburan serta nasehat agar bersabar dan berharap pahala. Oleh karena itu Agama Islam yang mulia
sangat memperhatikan keadaan orang sakit. Berikut beberapa adab dan akhlak berkaitan dengan
orang sakit serta beberapa contoh aplikasi dan pengalaman kami sebagai petugas medis sesuai
kenyataan di lapangan.
Keluarga Berencana (KB) dalam pengertian sederhana adalah merujuk kepada penggunaan
metode kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama, untuk mengatur kesuburan dengan
tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan, kemasyarakatan, dan ekonomi, dan untuk
memungkinkan mereka memikul tanggungjawab terhadap anakanaknya dan masyarakat. Ini
meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) menjarangkan anak untuk memungkinkan penyusuan dan
penjagaan kesehatan ibu dan anak; (2) pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yang aman;
(3) mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga, melainkan juga untuk
kemampuan fisik, finansial, pendidikan, dan pemeliharaan anak.
Aborsi atau Abortus dalam bahasa latin, adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Ada pula berbagai istilah aborsi dalam
ilmu kedokteran untuk membedakan sebab dan proses aborsi.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan mandiri dalam
melaksanakan tuntunan pada ibu hamil , perlu memiliki kemampuan profesional yang telah
distandardisasi . kemampuan bidan dalam melaksanakan tuntunan kehamilan tidak hanya terbatas
pada pemberian asuhan fisik , tetapi mencakup asuhan psiko , sosial , dan spiritual. Asuhan psiko
, sosial , spiritual yang bisa di kembangkan , dan bisa menjadi pendukung pada diri ibu adalah ibu
hamil semestinya memandang bahwa kehamilannya adalah perwujudan dari “ 5 M “ kodrat wanita
, yakni “ menstruasi , Mengandung , Melahirkan , Menyusui , dan Mendidik “ anak . 5 kodrat
wanita ini adalah karunia dari Allah kepada semua wanita . Apabila kodrat ini di jalankan secara
tulus ikhlas dan sungguh-sungguh akan menjadikan kemuliaan dalam hidup kaum wanita .
Sebagai agama yang sempurna, Islam ternyata telah mengatur adab berobat (at-tadaawi) bagi
seorang Muslim.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep Falsafah prinsip agama di Indonesia,
tuntunan pada pasien yang sedang sakit, tuntunan pasien terhadap keluarga berencana,
pandangan agama terhadap aborsi dan pencangkokan tubuh , tuntunan pasien dalam
menghadapi persalinan, tuntunan gizi dan tuntunan pengobatan menurut agama Islam.
Bab II
Pembahasan
3. Al-Farabi (259-339.H/870-950.M)
Hakikat hidup menurut al-Farabi bahawa setiap manusia itu menurut fitratnya haruslah
bermasyarakat untuk mencapai kesempurnaan hidup. Beliau menegaskan : “manusia secara fitratnya
memerlukan hidup bermasyarakat. Mereka perlu bermasyarakat untuk wujud dan tegak mencapai
kemakmuran di dunia ini. Masyarakat yang sempurna ialah masyarakat yang saling tolong-menolong
dalam mencapai kebahagian (al-Sa‘adat) yang berada di Madinat al-Fadilat dan dinamakan
masyarakat fadilat. Berdasarkan kutipan ini Al-Farabi menegaskan konsep fitrat dan as-saadat untuk
menjadikan masyarakat yang hikmah (bijaksana).
1) Hindu
Hindu menekankan konsep ketuhanan dan kerohanian. Percaya kepada konsep trimurti :
Brahma (Tuhan Pencipta), Vishnu (Tuhan Pemelihara), dan Silva (Tuhan Pemusnah). Namun
segi kuasa agung bagi mereka adalah Brahma yang bersifat sat kin ananda.
2) Budha
Budha tidak menekankan konsep ketuhanan kerana ia lahir kerana tidak puas hati terhadap
sistem kasta. Andai ditekankan mereka takut akan muncul golongan Brahmin sebagai perantara
Tuhan. Justeru ia hanya memaksakan konsep kerohanian.
Konsep ahimsa tidak boleh membunuh sesuatu yang bernyawa walaupun binatang untuk mengisi
perut melahirkan kasih saying sesame manusia dan mengelakkan penindasan dan kekejaman
berlaku.
Kedua agama ini percaya kepada konsep karma (undang-undang balasan) dan kelahiran semula,
mendorong mereka berbuat baik sesame manusia kerana andai mereka berbuat tidak baik, mereka akan
dihidupkan semula dengan penuh kehinaan dalam kelahiran baru mereka.
Persamaan
Pendidikan sebagai pembentuk pribadi (character building), tugas pengembangan ilmu suatu
yang mulia. Kesedaran ini menjadikan inner being diberi kepentingan dalam konsep pendidikan Islam,
Cina dan India. Transformasi dalaman perlu didahulukan.
Perbedaan
- Cara tranformasi dan elemen yang diutamakan
- Islam –tauhid peranan penting dalam tranformasi manusia
- Cina –tranformasi chung dan shu melalui proses memperbaiki diri.
- India –tranformasi sifat (character) dicapai melalui proses mencari diri sendiri (self discovery)
A. Tuntunan pada pasien yang sedang sakit, sekarat dan kematian secara agama Islam
Orang yang sakit sangat membutuhkan perhatian lebih dari kita yang dianugrahi kesehatan.
Lebih-lebih penyakitnya agak parah, jiwa mereka sedang labil dan butuh penguatan jiwa, butuh
hiburan serta nasehat agar bersabar dan berharap pahala. Oleh karena itu Agama Islam yang mulia
sangat memperhatikan keadaan orang sakit. Berikut beberapa adab dan akhlak berkaitan denga
orang sakit serta beberapa contoh aplikasi dan pengalaman kami sebagai petugas medis sesuai
kenyataan di lapangan.
Ini peran kita ketika menjenguk dan menjaga orang sakit, mereka sangat butuh hiburan,
teman mengobrol untuk melupakan sejenak sakitnya. Akan tetapi yang paling penting adalah kita
ingatkan tentang akhirat dan pahala yang sangat besar diakhirat kekal, dunia abadi yang tidak bisa
dibandigkan dengan dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
ٍ ساب َ صا ِب ُر ْونَ أَجْ َر ُه ْم ِبغَي ِْر ِح
َّ ِإنَّ َما ي َُوفَّى ال
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas“. (Surat Az Zumar : 10).
Kita menghibur dengan hadits-hadits berikutnya:
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
.ب أَ ْه ِل ْال َبالَ ِءِ يض ِم َّما َي َر ْونَ ِم ْن ث َ َوا ِ ار ِ َت ِب ْال َمقْ ضَ َي َودُّ أ َ ْه ُل ْال َعا ِف َي ِة َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة أ َ َّن ُجلُودَ ُه ْم قُ ِر
”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di
dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di
dunia.”
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
َحتَّى ْال َه ُّم يُ ِه ُّمهُ؛ إِالَّ يُك َِف ُر للاُ بِ ِه َعنهُ ِسيِئَاتِ ِه،ب
ْ ٍ صَ َوالَ َو، َوالَ َحزَ ٍن،ب ٍ ص َ ُصيْبُ ْال ُمؤْ ِمنَ ِم ْن َن َ َما ِم ْن
ِ ش ْيءٍ ي
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan
diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”
banyak bersabar dan memohon agar diberikan kesabaran merawat orang sakit
Memang menjaga dan menunggu orang sakit memang butuh kesabaran ekstra,
melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK.
Ini sangat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu.
. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
صب ِْر َ طا ًء َخي ًْرا َوأ َ ْو
َّ س َع ِمنَ ال َ ي أَ َحد َع ِ َو َما أُع
َ ْط
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”
Contoh aplikasinya:
Menjaga orang sakit terutama sendiri bisa dibilang cukup melelahkan, apalagi yang
dijaga adalah anak kecil. Sehingga ada yang bilang, kalau anak kecil sakit maka orang tua
yang jaga sakit. Karena mereka juga kurang tidur, sering bangun tengah malam. Belum lagi
terkadang yang sakit agak manja, belum duduk sebentar sudah dipangil oleh yang sakit untuk
ambil ini ambil itu atau perbaiki keadaan tubuhnya.
Belum lagi mengurus orang yang sudah agak berumur, terkadang harus “mencebok”,
membersihkan “iler”, “ingus” dan lain-lainnya. Terlebih lagi orang tua kita, kita harus banyak
bersabar menjaga mereka ketika sakit.
Terlabih lagi orang yang sakit terkena sakti stroke dengan hampir lumpuh total, maka
mulai dari proses memandikan, melap badan, menggendong dan mengantakan bolak-balik ke
kamar mandi, serta harus bersabar dengan ucapannya yang tidak jelas atau ngelantur bahkan
emosinya tidak stabil bisa marah-marah sendiri.
Hal yang lain misalnya:
- terpaksa tidur dilantai bawah
- makan seadanya
- menunggu atau tidur diluar ruangan operasi atau ICU
Hendaknya penunggu pasien juga memperhatikan waktu yang banyak ia habiskan dan
berusaha untuk “mencuri waktu” untuk ibadah dan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
ُالص َّحةُ َوالفَ َراغ ِ ََّان َم ْغبُون فِي ِه َما َكثِير ِمنَ الن
ِ :اس ِ نِ ْع َمت
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat
dan nikmat waktu luang”.
Contoh aplkasi:
Kadang ketika pasien tertidur atau istirahat, kita bisa membaca Al-Quran atau
menghapalkan, bisa menyembuhkan penyakit hati kita dan penyakit badan pada pasien. Atau saat
pasien dibawa masuk ruang operasi berjam-am, kita menunggu dengan membaca Al-Quran,
menghapalkan doa daripada mengobrol-ngobrol tidak jelas.
Atau membacakan ketika dia sadar, biarkan yang sakit mendengarnya atau menyimaknya,
jika perlu kita bacakan arti dan terjemahannya, semoga ia menjadi sabar dan diberi ketenangan
hati. Kita bisa memilih ayat-ayat mengenai kesabaran dan peringatan bahwa dunia ini tidak ada
apa-apanya dengan siksa di akhirat nanti.
Contoh aplikasi:
Jiwa orang sakit sangat labil, ia akan mendengarkan apa saja masukan dari orang yang memberikan
perhatian atau ia sangat berharap pada orang tersebut, misalnya dokter atau orang yang setia
menemani dan membantunya selama sakit.
Jelaskan tetap jaga shalat selama sakit, ingatkan ketika waktu shalat, jika tertidur pulas atau istirahat
bisa dijamak shalatnya. Jangan sampai ia lewatkan waktu shalat karena amal tergantung dengan
shalatnya.
Bahkan ini dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Anas bin Malik meriwayatkan, ‘Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang pernah menjadi
pembantu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia sakit, lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang
menjenguknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Masuklah Islam! Maka dia pun masuk Islam.”[11]
Hendaknya pula penunggu pasien membiasakan untuk berdzikir dan mengingatkan pasien untuk
berdizkir.
Allah Ta’ala berfirman,
ْ َط َمئ ُِّن قُلُوبُ ُهم بِ ِذ ْك ِر ّللاِ أَالَ بِ ِذ ْك ِر ّللاِ ت
َُط َمئ ُِّن ْالقُلُوب ْ الَّذِينَ آ َمنُواْ َوت
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
Syaikh Prof. Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,
Demikian juga kami nasehatkan agar banyak berdzikir, berdoa dan berharap kesembuhan
kepada Allah, agar Allah menyembuhkan orang yang sakit dari kaum muslimin, menghilangkan
kesedihan, kegelisahan dan kesusahkan mereka. Wallahu a’lam
Contoh aplikasi:
Berdizkir sangat mudah, ingatkan orang yang setiap waktu untuk berdzikir, kalimat yang
mudah-kalimat yang ringkas, insyaAllah ia akan selalu ingat. Apalagi pasien dengan kesadaran yang
lemah, ini perlu terus diingatkan. Asalkan janga ramai-ramai mengingatkan seperti majelis dzikir
jamaah, maka ini membuat ribut dan bahkan membuat pasien takut karena ia mengira ia sudah
hampir meninggal.
Hendaknya penunggu pasien juga berusaha menghapalkan doa-doa kesembuhan dan mengajarkan
kepada pasien.
Misalnya:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam menjenguk
sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil
membaca,
سقَ ًما َ ِشفَا ًء الَ يُغَاد ُِر، َشافِي الَ ِشفَا َء إِالَّ ِشفَا ُءك َ ْ ب ْالبَأ
َّ أ َ ْنتَ ال، ِ ا ْشف،س ِ اس أ َ ْذ ِه
ِ َّاللَّ ُه َّم َربَّ الن
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat
yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”
Atau mengajarkan doa kesembuhan yang dibaca oleh pasien. dari Utsman bin Al-Ash radhiallahu
‘anhu diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang penyakit ditubuhnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ضع يدك على الذي تألم من جسدك و قل باسم للا ثالثا و قل سبع مرات أعوذ باهلل و قدراته من شر ما أجد و أحاذر
“Letakkan tanganmu dibagian tubuh yang sakit, lalu ucapkanlah, “bismillah” tiga kali,
lalu ucapkan sebanyak tujuh kali “A’udzu billahi wa qudrootihi min syarri maa ajidu wa
uhaadzir”, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaannya dari
segala keburukan yang kudapatkan dan kukhawatirkan.”
Doa yang lainnya:
َيم َربَّ ْال َع ْر ِش ْال َعظِ ِيم أ َ ْن َي ْش ِف َيك
َ ِّللاَ ْالعَظ
َّ أ َ ْسأ َ ُل
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Penguasa Arsy yang agung untuk
menyembuhkanmu. Dibaca tujuh kali.”
Masih banyak adab yang lain, misalnya:
- menanyakan ada hutang puasa nadzar atau Ramadhan atau tidak?
- menjenguk lawan jenis, boleh jika tidak menimbulkan fitnah dan dengan keberadaan
mahram
- Sunnah menghadapkan orang yang sakit ke arah kiblat ketika akan meninggal
- boleh menjenguk orang kafir dengan tujuan menampakkan akhlak Islam dan
mendakwahkan
- memperhatikan waktu menjenguk
- jangan lama-lama menjenguk orang sakit
- jangan memaksa orang sakit menceritakan sakitnya dengan lama dan mengulang-ulangi
- duduk menjenguk di posisi dekat kepada karena lebih akrab sebagaimana hadits
- Jangan menakut-nakuti pasien, jika perlu kita “berbohong” dengan “tauriyah”
A. Pandangan agama terhadap aborsi dan pencangkokan tubuh menurut agama islam
Aborsi atau Abortus dalam bahasa latin, adalah berhentinya kehamilan sebelum
usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Ada pula berbagai istilah
aborsi dalam ilmu kedokteran untuk membedakan sebab dan proses aborsi.
Spontaneous Abortion adalah kandungan yang gugur karena trauma kecelakaan atau sebab-
sebab alami yang tidak disengaja atau memang sudah alamiah mengalami keguguran
Induced Abortion atau Procured Abortion adalah pengguran kehamilan yang disengaja .
istilah lainnya adalah Therapeutic Abortion yaitu pengguguran yang dilakukan karena dapat
mengancam rohani atau fisik si ibu. Biasanya dilakukan pula karena korban pemerkosaan.
Eugenic Abortion adalah pengguguran yang dilakukan karena janin mengalami cacat yang
dapat membahayakan jika terus dilakukan.
Aborsi yang legal, yang dilakukan karena alasan yang logis dan etis, maka
diperbolehkan asalkan atas naungan hukum yang berlaku. Untuk pelaksanannya butuh
perlindungan hukum dan diketahui saksi juga pihak yang resmi seperti
“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan
alasan yang benar “ (Qs Al Isra : 33 )
Allah melarang manusia untuk membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah.
Dalam kondisi dan konteks yang normal tentu membunuh adalah suatu perbuatan keji dan
dosa besar karena telah menghilangkan hak orang lain untuk hidup, beribadah dan beramal
baik di dunia. Padahal di muka bumi terdapat tujuan penciptaan manusia sebagai orang
yang akan mengabdi kepada Allah. Hakikat penciptaan manusia pun adalah untuk bisa
mengumpulkan pahala dan amalan yang baik untuk di akhirat.
Dalam konteks yang lain pembunuhan bisa saja dilakukan dalam konteks yang
dibenarkan misalnya konteks peperangan, mempertahankan keamanan diri, dan juga
melawan kejahatan. Untuk itu, secara umum pembunuhan adalah langkah yang tidak
dibenarkan dan tidak bisa sembarangan. Pertanggungjawabannya sangat berat karena
menyangkut hidup seseorang.
“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia
semuanya.” (QS. Al Maidah:32)
Membunuh seorang manusia tentunya berefek bukan hanya pada satu orang saja.
Satu manusia bisa terikat kondisi dan ketergantungan dari pihak yang lain. Misalnya saja
dengan istri dan anaknya, dengan keluarga, dengan pekerjaan, dan dengan hal-hal lainnya.
Membunuh satu orang tentu berefek pada orang banyak, karena pastinya manusia memiliki
fungsi satu sama lain.
Islam melarang untuk membunuh anak dikarenakan takut miskin atau melarat.
Banyak orang tua yang ketika mengetahui dirinya tengah mengandung dan akan memiliki
anak kemudian mereka menggugurkan kandungannya dan membunuh janin yang ada
dalam tubuhnya.
Hal ini dilarang oleh Allah sebagaimana disampaikan di dalam ayat tersebut.
Tentunya anak adalah aset keluarga terlebih ia diciptakan memiliki fungsi dan tujuan.
Orang tua bertugas untuk mendidiknya dengan pendidikan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan islam. Persoalan rezeki tentu Allah akan selalu memberikan jalan-jalannya.
“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya
dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar” (Qs An Nisa’ : 93 )
Allah memberikan balasan neraka bagi mereka yang membunuh seseorang mukmin
dengan sengaja. Hal ini tentu agar manusia berhati-hati dan tidak asal-asalan dalam
melakukan sesuatu yang berakibat pada emosi diri dan membunuh seseorang. Setan selalu
menggoda manusia hingga dia habis nyawannya di muka bumi dan tidak berkesempatan
kembali untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan berdo’a
kepada-Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa sehat dan agar dimudahkan
melahirkan, Memperbanyak melakukan ibadah seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat,
senantiasa menutup aurat. Sementara suami juga dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa
sunat terutama senin dan kamis., berbuat kebaikan dan meninggalkan segala larangan-Nya.
2. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Wanita hamil dianjurkan Perbanyak membaca Al-Qur’an dan memahami kandungannya .
Antara surat yang baik dibaca adalah :
a. Membaca Surat Al-Fatihah. Memiliki keutamaan sebagai ruqyah, untuk mengobati
segala penyakit dan kesusahan. Boleh dibaca satu kali, tiga kali, tujuh kali, atau lebih.
b. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Masing-masing dibaca 3 kali di pagi
hari, sore hari, dan menjelang tidur.
c. Membaca ayat Kursi, yakni ayat 255 pada surat Al-Baqarah. Baik dibaca satu kali di
pagi dan sore hari, menjelang tidur, dan saat dzikir setelah shalat fardhu.
d. Membaca 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Baik dibaca
satu kali di sore hari atau menjelang tidur. Membaca ayat ini insya Allah akan menjaga
dan melindungi Anda dari segala gangguan.
e. Membaca 5 ayat pertama dari surat Al-Baqarah.
f. Banyak membaca kalimat, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah” yang artinya, “Tiada
daya dan kekuatan melainkan karena pertolongan Allah.”
g. Memperbanyak istighfar. Yaitu ucapan, “Astaghfirullaah…
h. Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah Maryam, Surah Luqman, surah an-
Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat 189. Dengan membaca surah dan ayat tersebut,
selain sebagai ibadah ia juga bisa memudahkan dalam menghadapi persalinan,
mendapat anak yang sehat dan sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh
dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Doa yang banyak dibaca ketika sedang hamil adalah doa :
artinya adalah : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa”. (QS. Al Furqon :74).
3. Memperbanyak wirid dan dzikir-dzikir kepada Allah SWT
Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan do’a,
wirid-wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan wirid harian ataupun yang
dikhususkan baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan dan memberikan
kekuatan secara “ghaib” bagi kaum wanita dalam menjalani kehamilan dan menghadapi
masa melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat dijadikan panduan bagi ibu hamil dan
hendaknya literatur tsb harus memiliki rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah
Saw, sehingga tidak perlu ragu-ragu akan terjebak kedalam perbuatan bid’ah yang dilarang,
karena telah melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh Nabi Muhammad
SAW.
Ibu Bersalin
Amalan berdzikir dan berdo’a amatlah dituntut bagi wanita hamil, karena dengan berdo’a
dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan dapat memupuk kesabaran ketika dalam kesakitan
melahirkan anak nanti. Selain membaca wirid yang telah biasa diamalkan sejak awal kehamilan,
ada beberapa dzikir dan do’a yang sangat baik diamalkan saat akan melahirkan, diantaranya:
1. Al fatiha
2. Ayat Al - kursyi
3. An nahl 78 :
Artinya :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,dan
dia memberi kamu pendengaran,pengelihatan, dan hati agar kamu bersyukur.
Anak adalah titipan tuhan,orang tua pasti rela berkorban segalanya untuk kebahagiaan
anaknya.Seorang ayah akan lebih semangat untuk mencari nafkah dan begitupula seorang ibu akan
lebih setia mendampingi bayi yang baru saja lahir sampai mereka menjadi dewasa.Saat melahirkan
menjadi waktu yang dinantikan oleh seorang ibu. Saat dimana ia dapat melihat buah hatinya
setelah selama kurang lebih sembilan bulan mengandungnya.Namun saat-saat melahirkan
merupakan saat yang paing beresiko tinggi dalam hidupnya.Karena melahirkan rentan dengan
kematian.Allah memberikan pahala mati syahid bagi bunda yang meninggal saat memperjuangkan
kelahiran bayinya. ”Tidakklah menimpa kepayahan kepada seorang Muslim,sakit menahun
,kesusahan, kesedihan gangguan atau cedera hingga tertusuk duri kecuali Allah akan menghapus
sebagian dosanya karenanya,”(HR.Bukhari dan Muslim). Janji Allah tidak akan pernah ingkar
.sesuai dengan hadist tersebut tiada suatu kesusahan atau kesakitan sekecil apapun yang mendapat
imbalan, asalkan orang tersebut mau bersabar.Masa masa seperti hamil dan menyusui menyimpan
pahala-pahala yang berlimpah.Berdo’a dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan memupuk
kesabaran ketika dalam kesakitan saat melahirkan anak. Dalam proses persalinan setelah
pertolongan pertama pada bayi dilakukan (dimandikan, dipopoki, di beri minyak telon, di bedaki,
dipakaikan baju, di selimuti) , segerakan untuk membisikkan adzan di telinga kanan bayi. Selesai
adzan, dibisikkan iqomah di telinga kiri bayi. Yang membisikkan adzan dan iqomah dilakukan
oleh ayah si bayi atau kakeknya atau siapapun yang mampu melakukannya seketika itu.
Dengan dibisikkan adzan dan iqomah, diharapkan agar suara yang pertama kali didengar
oleh bayi yang baru lahir ialah kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah. Membisikkan adzan
dan iqomah, termasuk meneladani ajaran Nabi di riwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan
Tirmidzi, bahwa Rasulullah membisikkan adzan di telinga Hasan, yang baru dilahirkan oleh
Fatimah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barang siapa yang diberi anak yang baru lahir,
kemudian ia menyuarakan adzan ditelinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, maka anak
yang baru lahir itu akan terhindar dari gangguan setan” (HR. Baihaqi).
Ibu Nifas
Darah nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran,darah tersebut dihukumi
sebagai darah penyakit (Istihadhah).Hukum yang berlaku pada nifas adalah sama seperti hukum
Haid,baikmengenai hal hal yang diperbolehkan,diharamkan ,diwajibkan maupun
dihapuskan.Dalam agama Islam Seorang suami diharamkan untuk menyetubuhi istrinya selama
dia masih Nifas.Apabila darah Nifas seorang wanita telah terhenti maka dia wajib mandi,sesuai
dengan kesepakatan ulama umat ini sehingga wanita itu menjadi suci dari nifasnya,setelah itu
suami diperbolehkan untuk menyetubuhinya.Wanita yang Haiid dan Nifas Haram melakukan
Sholat Fardlu maupun Sunnah sebelum ia melakukan mandi Wajib.
Menurut Ibnu Taimiyah, “Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa
sakit sebelum masa (minimal) itu,maka tidak dianggap sebagai Nifas.Namun jika sesudah masa
minimal,maka ia tidak sholat dan puasa.Kemudian apabila sesudah kelahiran ternyata tidak sesuai
dengan kenyataan (bayi belum berbentuk manusia –pen) maka ia segera kembali mengerjakan
kewajiban.Tetapi kalau ternyata demikian (bayi sudah berbentuk manusia –pen), tetap berlaku
hukum menurut kenyataan sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajibanya.” (Kitab
Syarhul iqna’). Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud sradhiyallahu ‘anhu ,bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah orang yang benar dan yang mendapat berita yang benar, “Sesungguhnya seseorang
dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah,
kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu pula, kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya,
dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang wanita muslimah dapat mengetahui kesucian dengan cara memasukan kapas
kedalam kemaluannya lalu mengeluarkannya kembali. Hal ini dilakukan pada saat bangun dari
tidur dan ketika hendak tidur. Yaitu untuk mengetahui apakah dirinya dalam keadaan suci atau
untuk mendapatkan bukti, apakah masih ada yang keluar setelah bersuci. Perlu diingat, mandi
kerana beranak dan mandi kerana nifas mempunyai perbedaan. Bagi mengelak kekeliruan, maka
darah nifas ialah darah yang keluar dari rahim perempuan selepas melahirkan anak sekalipun
hanya setitik. Bermulanya darah nifas itu keluar sebelum berlalu lima belas hari setelah seseorang
perempuan melahirkan anak. Andaikata darah itu tidak keluar melainkan setelah berlalu masa
selama lima belas hari atau lebih, maka darah yang keluar itu tidak dikatakan sebagai nifas tetapi
ia merupakan darah haidh. Maka dalam hal ini perempuan tersebut diwajibkan mandi kerana nifas.
Manakala mandi kerana wiladah ialah apabila seorang perempuan itu melahirkan anak atau
mengalami keguguran anak sekalipun hanya berupa darah beku (‘alaqah) atau hanya berbentuk
seketul daging (mudhghah). Maka wajib bagi perempuan itu mandi kerana beranak (wiladah)
setelah berlakunya kelahiran atau keguguran sebagaimana disebutkan.
Maka apabila seorang perempuan telah melahirkan anak, dia wajib mandi kerana beranak
(wiladah) dan wajib juga ke atasnya mandi nifas setelah berhenti darahnya atau habis tempoh masa
yang sederhana yaitu empat puluh hari empat puluh malam atau masa paling maksima selama
enam pulu hari enam puluh malam.
Titik tolak pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat Ibnu Taimiyah diatas bahwa dasar
hukum dikaitkan dengan keberadaan darah itu sendiri, dengan tambahan batas kelaziman atau
hukum umum (dalam hal ini 40 hari masa nifas) apabila ada ketidaknormalan dalam
kejadiannya. Ada beberapa point yang harus difahami bagi wanita dalam permasalahan batas
nifas:
1. Batas lazim nifas seperti banyak diriwayatkan oleh hadist adalah 40 hari. Hal ini harus di pegang
terlebih dahulu sebagai batas normal
2. Jika kurang dari 40 hari, si wanita sudah melihat dirinya bersih dari darah, maka dia sudah
masuk masa suci, kecuali jika berhentinya kurang dari 1 hari dan darah keluar lagi dalam masa 40
hari itu, maka itu termasuk masa nifas. Jangan terburu-buru untuk bersuci sampai benar-benar
darah berhenti dan atau masa 40 hari terlampui. Muhammad Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-
Mughni menyebutkan bahwa jika darah itu keluar pada masa yang dimungkinkan masih masa nifas
(40 hari), maka dihukumi nifas. Walapun keluarnya terputus-putus. Pendapat ini pula yang dipilih
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
3. Darah keluar terus menerus, lebih dari 40 hari, namun kemudian ada tanda-tanda akan berhenti
(berkurangnya jumlah darah yang keluar atau tinggal spot-spot darah), maka tunggu sampai benar-
benar berhenti, baru kemudian bersuci. Jika darah tidak kunjung berhenti, dan tidak ada tanda-
tanda akan berhenti, maka masa nifas dicukupkan 40 hari, karena itu lah batas kelaziman masa
nifas
4. Jika darah tidak kunjung berhenti dan bertepatan dengan kelaziman masa haid, maka tetap
menunggu sampai habis masa kelaziman haid-nya.
A. Tuntunan pengobatan menurut agama islam
berbagai cara dilakukan dan ditempuh untuk mengobati penyakit yang diderita. Ada yang berobat ke
dokter, bahkan tak sedikit pula yang melakukan pengobatan secara tradisional. Sebagai agama yang
sempurna, Islam ternyata telah mengatur adab berobat (at-tadaawi) bagi seorang Muslim. Lalu
bagaimanakah adab berobat itu?
Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu'atul Aadaab al-Islamiyah, mengungkapkan,
ada beberapa perkara yang perlu diperhatikan umat Islam berkaitan dengan proses
pengobatan. Pertama, saat akan berobat, seorang Muslim harus meluruskan niatnya.
''Orang yang sakit berniat untuk menjaga kesehatannya agar ia tetap kuat melaksanakan ketaatan kepada
Allah SWT,'' tutur Syekh Abdul Azis. Sedangkan orang yang mengobati harus berniat untuk membantu
saudaranya sesama Muslim dan menolong semampunya. Pengobatan yang dilakukannya semata-mata
untuk mendapatkan pahala dari Allah serta memberi manfaat bagi saudaranya sesuai dengan perintah
agama.
Kedua, menurut Syekh Abdul Azis, dalam beberapa hadis dianjurkan agar umat Islam menggunakan obat-
obatan syar'i untuk mengatasi penyakit tertentu. Ada beberapa obat dan pengibatan yang disebutkan
dalam hadis, seperti habbbatus saudaa (jintan hitam), madu, bekam, daun inai serta ruqyah.
Keutamaan habbbatus saudaa, misalnya, diungkapan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim. Rasulullah SAW bersabda, ''Habbbatus saudaa adalah obat semua penyakit kecualias-saam
(kematian).''
Sedangkan keutamaan dan keistimewaan madu sebagai dijelaskan dalam Alquran surat an-Nahl ayat 69.
Allah SWT berfirman, ''... Di dalamnya (madu) terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...'' Selain
itu, Nabi SAW juga biasa menggunakan daun inai (<i<="" terkena="" atau="" luka="" mengobati=""
untuk=""></i
Untuk terapi pengobatan, Rasulullah SAW menganjurkan bekam dan ruqyah. Rasulullah SAW bersabda,
''Terapi terbaik untuk kalian adalah bekam dan al-qusthul bahri ( cendana laut.'' (HR Bukhari (5696) dan
Muslim (1577). Selain itu, Rasulullan SAW juga bersabda, ''Barang siapa mengeluarkan darah dengan
berbekam, maka tidak akan memadharatkan jika ia tak berobat dengan menggunakan obat lain.'' (HR Abu
Dawud).
Selain itu, terapi lainnya yang diajarkan Rasulullah SAW adalahruqyah al-masyuu'ah yakni ruqyah yang
sesuai syariat, seperti ruqyah dengan bacaan Alquran dan lainnya yang tak mengandung kesyirikan.
Rasulullah SAW bersabda, ''Tidak mengapa melakukan ruqyah, selama tidak mengandung kesyirikan.'' (HR
Muslim).
''Meruqyah dengan membaca surat al-Fatihah, ayat Kursi, beberapa ayat pada akhir surat al-Baqarah,
surat al-Kaafiruu, al-Mu'awwizaat dan ayat-ayat lainnya. Dibolehkan juga membaca do'a-do'a yang sahih
dari Rasulullah SAW,'' papar Syekh Abdul Aziz.
Adab berobat yang ketiga, tidak menggunakan obat-obatan yang diharamkan. Menurut Syekh Abdul Azis,
obat-obatan atau pengobatan yang diharamkan, misalnya, meruqyah dengan lafaz-lafaz yang
mengandung kesyirikan. ''Menggunakan ruqyah jenis ini hukumnya haram, bahkan bisa jadi dapat
mengeluarkan pelakunya dari Islam,'' tutur Syekh Abdul Azis.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasululllah SAW melarang umatnya berobat dengan obat-
obatan yang kotor. Suatu ketika, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menggunakan
khamer (arak) sebagai obat. Laki-laki itu berkata, ''Khamer itu obat.'' Rasulullah SAW kemudian bersabda,
''Khamer itu bukan obat, tetapi penyakit.''
''Tak sepantasnya seorang Muslim berpaling dari sabda Rasulullah SAW, dikarenakan pendapat orang
lain,'' ujar Syekh Abdul Azis.
Adab keempat, berkonsultasi dengan ahli medis. Seorang Muslim yang berobat hendaknya berkonsultasi
dengan kalangan orang-orang yang diketahui bertakwa kepada Allah SWT dan mengetahui ilmu
pengobatan. Hal itu ditegaskan dalam Alquran surat an-Nahl ayat 43. ''... Maka bertanyalah kepada orang-
orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui.''
Tidak semua orang mengetahui ilmu pengobatan. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Sesungguhnya Allah
Ta'ala tidak menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan obatnya, ada yang mengetahuinya dan ada
juga yang tidak, keciali penyakit as-saam,yaitu kematian.'' Oleh karena itu, orang yang sakit hendaknya
berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis penyakit serta obatnya yang cocok.
Adab berobat yang kelima, meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Orang yang
sakit serta dokter wajib meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Sedangkan obat
dan terapi merupakan sebab dari kesembuhan. ''Jika Allah menginginkan, Dia akan menjadikan obat itu
bermanfaat dan jika tidak, maka obat tersebut tak akan memberikan pengaruh.''
Daftar pustaka
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mozaik/16/10/01/oecywj313-adab-berobat-
dalam-islam
http://bidanrusydahfikriyyah.blogspot.com/2016/04/tuntunan-ibu-hamil-ibu-bersalin-
ibu.html?m=1
https://muslimafiyah.com/adab-dan-akhlak-terhadap-orang-sakit.html
https://dalamislam.com/hukum-islam/aborsi-dalam-pandangan-islam
http://dunia-amal1.blogspot.com/2016/01/konsep-falsafah-pendidikan-islam.html
file:///C:/Users/My%20Computer/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8wekyb3
d8bbwe/TempState/Downloads/501-1866-1-PB.pdf