Anda di halaman 1dari 25

Makalah

Resume : Materi Agama Islam

Kelompok 1
Nama Anggota :
1. Ayu Fitriana
2. Boby Irawan
3. Dewi Yansyah
4. Fitri Handayani
5. Heri Dinata
6. Nonik Nazlica A
7. Qunita Putri
8. Rania Magfira
9. Tiara Eprili Bintang

DIII KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKARAYA
2018
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………..
Daftar Isi……………………………………………………
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan.
Harapannya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu diharapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Palangkaraya, November 2018

Penulis
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Konsep falsafah pendidikan Islam dapatlah disimpulkan bahawa pendidikan Islam yang
berkonsepkan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai kekuatannya tersendiri.
Tamadun Islam bertunjang kepada konsep tauhid, ini bermaksud bahawa agama/tauhid
merupakan intipati dari kehidupan bertamadun. Asas dalam tamadun adalah aqidah, syariah, dan
akhlak yang merupakan komponen dalam Islam. Sumber dalam tamadun iaitu naqli (wahyu) dan
aqli (akal). Aspek kerohanian sangat dipentingkan iaitu spiritual dan material mestilah seimbang
dan bersepadu. Matlamat utamanya ialah mencapai keridhaan Allah, manakala material berfungsi
sebagai alat penghubung dalam mencapai matlamat utama tersebut.
Orang yang sakit sangat membutuhkan perhatian lebih dari kita yang dianugrahi kesehatan.
Lebih-lebih penyakitnya agak parah, jiwa mereka sedang labil dan butuh penguatan jiwa, butuh
hiburan serta nasehat agar bersabar dan berharap pahala. Oleh karena itu Agama Islam yang mulia
sangat memperhatikan keadaan orang sakit. Berikut beberapa adab dan akhlak berkaitan dengan
orang sakit serta beberapa contoh aplikasi dan pengalaman kami sebagai petugas medis sesuai
kenyataan di lapangan.
Keluarga Berencana (KB) dalam pengertian sederhana adalah merujuk kepada penggunaan
metode kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama, untuk mengatur kesuburan dengan
tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan, kemasyarakatan, dan ekonomi, dan untuk
memungkinkan mereka memikul tanggungjawab terhadap anakanaknya dan masyarakat. Ini
meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) menjarangkan anak untuk memungkinkan penyusuan dan
penjagaan kesehatan ibu dan anak; (2) pengaturan masa hamil agar terjadi pada waktu yang aman;
(3) mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga, melainkan juga untuk
kemampuan fisik, finansial, pendidikan, dan pemeliharaan anak.
Aborsi atau Abortus dalam bahasa latin, adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Ada pula berbagai istilah aborsi dalam
ilmu kedokteran untuk membedakan sebab dan proses aborsi.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan mandiri dalam
melaksanakan tuntunan pada ibu hamil , perlu memiliki kemampuan profesional yang telah
distandardisasi . kemampuan bidan dalam melaksanakan tuntunan kehamilan tidak hanya terbatas
pada pemberian asuhan fisik , tetapi mencakup asuhan psiko , sosial , dan spiritual. Asuhan psiko
, sosial , spiritual yang bisa di kembangkan , dan bisa menjadi pendukung pada diri ibu adalah ibu
hamil semestinya memandang bahwa kehamilannya adalah perwujudan dari “ 5 M “ kodrat wanita
, yakni “ menstruasi , Mengandung , Melahirkan , Menyusui , dan Mendidik “ anak . 5 kodrat
wanita ini adalah karunia dari Allah kepada semua wanita . Apabila kodrat ini di jalankan secara
tulus ikhlas dan sungguh-sungguh akan menjadikan kemuliaan dalam hidup kaum wanita .
Sebagai agama yang sempurna, Islam ternyata telah mengatur adab berobat (at-tadaawi) bagi
seorang Muslim.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana terbentuknya konsep falsafah dalam Agama Islam ?


2. Tuntunan untuk pasien di rumah sakit yang sedang sakit ?
3. Kenapa wanita sering / lebih dikenal dengan memakai KB ( keluarga berencana )
4. Pengertian Aborsi menurut agama Islam ?
5. Bagaimanakah tuntunan untuk pasien dalam proses persalinan ?
6. Pengobatan menurut agama Islam ?

C. Tujuan
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep Falsafah prinsip agama di Indonesia,
tuntunan pada pasien yang sedang sakit, tuntunan pasien terhadap keluarga berencana,
pandangan agama terhadap aborsi dan pencangkokan tubuh , tuntunan pasien dalam
menghadapi persalinan, tuntunan gizi dan tuntunan pengobatan menurut agama Islam.
Bab II
Pembahasan

A. Konsep Falsafah Pendidikan Islam


Jika diteliti keseluruhan konsep falsafah pendidikan Islam dapatlah disimpulkan bahawa
pendidikan Islam yang berkonsepkan al-Quran dan as-Sunnah mempunyai kekuatannya tersendiri.
Falsafah pendidikan Islam mempunyai prinsip yang unggul iaitu menghubungkan :
1) Prinsip-prinsip mengenal Tuhan.
2) Prinsi-prinsip alam semesta.
3) Prinsip-prinsip diri insan.
Tamadun Islam bertunjang kepada konsep tauhid, ini bermaksud bahawa agama/tauhid
merupakan intipati dari kehidupan bertamadun. Asas dalam tamadun adalah aqidah, syariah, dan
akhlak yang merupakan komponen dalam Islam. Sumber dalam tamadun iaitu naqli (wahyu) dan aqli
(akal). Aspek kerohanian sangat dipentingkan iaitu spiritual dan material mestilah seimbang dan
bersepadu. Matlamat utamanya ialah mencapai keridhaan Allah, manakala material berfungsi sebagai
alat penghubung dalam mencapai matlamat utama tersebut. Selain perlunya hubungan yang baik
dengan Allah (Hambluminallah), masyarakat Islam juga perlu berbuat baik sesame manusia
(Hambluminannas). Diikat dengan ukhwah Islamiah, semua manusia adalah sama di sisi Allah kecuali
orang yang bertaqwa.

B. Konsep tokoh-tokoh falsafah Islam

1. Al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M)


Dalam kaitannya terhadap pendidikan Al-Ghozali memberi pengertian yang masih global.
Selain karena memang dalam kitabnya yang paling Mashur (Ihya’ Ulumuddin) tidak dijelaskan secara
rinci tentang pendidikan. sehingga, kita hanya bisa mengumpulkan pengertian pendidikan menurut
Al-Ghozali yang di kaitkan lewat unsur-unsur pembentukan pendidikan yang ia sampaikan :
“sesungguhnya hasil ilmu itu ialah mendekatkan diri kepada Allah, Tuhan semesta alam…”
“… dan ini, sesungguhnya adalah dengan ilmu yang berkembang melalui pengajajaran dan bukan ilmu
yang tidak berkembang”.
Jika kita perhatikan, pada kutipan yang pertama, kata “hasil”, menunjukkan proses, kata
“mendekatkan diri kepada Allah” menunjukkan tujuan, dan kata “ilmu” menunjukkan alat. Sedangkan
pada kutipan kedua merupakan penjelasan mengenai alat, yakni disampaikannya dalam bentuk
pengajaran.
Adapun yang dimaksudkan Al-Ghazali dalam kutipan ucapannya diatas adalah sebuah
konsep, dimana dalam sebuah pelaksanaan pendidikan harus memiliki tujuan yang berlandaskan
pada pembentukan diri untuk mendekatkan peserta didik kepada Tuhan. Disamping itu, dalam proses
pendidikan, Al-Ghazali menjelaskan sebuah tujuan pendidikan yang bermuara pada nilai moralitas
akhlak. Sehingga tujuan sebuah pendidikan tidak hanya bersifat keduniawian, pendidikan bukan
sekedar untuk mencari materi di masa mendatangnya. Melainkan pendidikan harus memiliki rasa
emansipatoris. Sebuah konsep yang masih saja di dengung-dengungkan oleh pakar ilmu kritis saat ini.
2. Ibnu Khaldun (732-808 H/1332-1406 M)
Ibnu Khaldun berpandangan, bahawa “jiwa rasional bertahan secara semulajadi pada
manusia hanyalah secara potensi”. Penjelmaan daripada potensi kepada kenyataan disebabkan dua
hal. Pertama, keberanekaan ilmu dan persepsi baru yang muncul melalui perasaan. Kedua, oleh
pencapaian terakhir ilmu melalui kekuatan spekulasi, hingga benar-benar menjadi persepsi aktual
dan intelek murni, maka ia menjadi essensi spiritual dan essensinya lalu mencapai kesempurnaan.
Bertolak dari anggapan tersebut Ibn Khaldun mengatakan, bahawa pendidikan merupakan upaya
perubahan potensi (al-Taqat al-Quswa) manusia. Jadi pendidikan memegang peranan penting dalam
tamadun manusia.
Beliau menjelaskan bahawa manusia sebagaimana makhluk hewani lainnya juga mempunyai
sifat hayawaniyat-nya seperti al-hiss (rasa), al-harakat (gerak), memerlukan alqiza (makanan) dan
tempat tinggal (al-kanni). Manusia berbeza dengan makhluk lain kerana manusia berkeupayaan
untuk berfikir. Dengan potensi itu manusia dapat mencari keperluan hidup. Dengan potensinya,
manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya untuk tujuan-tujuan kesejahteraan hidup bersama.
Juga dengan potensinya, manusia dapat menerima ajaran-ajaran dari Allah yang disampaikan oleh
para Nabi kepadanya.
Kesimpulannya falsafah pendidikan Ibnu Khaldun merangkumkan tentang konsep
kemasyarakatan yang mencakup aspek sejarah, budaya, persekitaran, dan tamadun yang tertulis
dalam bukunya iaitu : Al-Muqaddimah.

3. Al-Farabi (259-339.H/870-950.M)
Hakikat hidup menurut al-Farabi bahawa setiap manusia itu menurut fitratnya haruslah
bermasyarakat untuk mencapai kesempurnaan hidup. Beliau menegaskan : “manusia secara fitratnya
memerlukan hidup bermasyarakat. Mereka perlu bermasyarakat untuk wujud dan tegak mencapai
kemakmuran di dunia ini. Masyarakat yang sempurna ialah masyarakat yang saling tolong-menolong
dalam mencapai kebahagian (al-Sa‘adat) yang berada di Madinat al-Fadilat dan dinamakan
masyarakat fadilat. Berdasarkan kutipan ini Al-Farabi menegaskan konsep fitrat dan as-saadat untuk
menjadikan masyarakat yang hikmah (bijaksana).

C. Konsep Falsafah Pendidikan Timur


Konsep faIsafah pendidikan China
a) Konsep Confucius
 Menekankan konsep ketuhanan dan kerohanian yang menjanjikan balasan baik bagi
perbuatan baik dan sebaliknya.
 Menekankan konsep ren/jen iaitu kasih sayang dan juga sifat perikemanusiaan. Konsep ini
mendidik masyarkat Cina agar memperbaiki diri terlebih dahulu, untuk asas konsep ini ialah
chung (buat perkara positif terhadap orang lain apa yang kita suka orang buat kepada kita)
dan shu (jangan buat perkara negative sebagaimana kita tidak suka orang lain buat perkara
tersebut kepada kita).
 Confusius menekankan konsep Li iaitu peraturan akhlak dan peraturan kehidupan iaitu :
I. Peraturan perhubungan manusia dengan tuhan
II. Peraturan perhubungan manusia dengan manusia
III. Peraturan perhubungan politik
 Confucius menekankan konsep zhong yong iaitu kesederhanaan, segala perlakuan manusia
perlulah bersederhana dan tidak setuju kekerasan sebagai jalan penyelesaian.
b) Konsep Toisme
 Menekankan konsep ketuhanan dan kerohanian yang menjanjikan balasan baik bagi
perbuatan baik dan sebaliknya.
 Menekankan konsep moral dan etika yang perlu dipatuhi masyarakat.
 Percaya kepada cinta sejagat (universal love) tanpa mengendahkan hubungan keluarga dan
kedudukan. Manusia harus mencintai orang lain seperti menyayangi diri sendiri. Perbuatan
menyayangi boleh mengelakan perselisihan dan jenayah serta menjadikan dunia aman.

D. Konsep faIsafah pendidikan India


Mementingkan etika yang mereka gelar sebagai dharma iaitu peratutan moral bagi
menentukan apa yang harus dilakukan oleh seseorang, terdapat tiga jenis dharma (Sadharna
Dharma):
o Menekankan sifat-sifat am yang perlu bagi manusia
o Mematuhi etika yang ditetapkan agar kehidupan barunya lebih baik
o Mendapat matlamat dalam mencapai mokhsa (kelepasan daripada penderitaan)

1) Hindu
Hindu menekankan konsep ketuhanan dan kerohanian. Percaya kepada konsep trimurti :
Brahma (Tuhan Pencipta), Vishnu (Tuhan Pemelihara), dan Silva (Tuhan Pemusnah). Namun
segi kuasa agung bagi mereka adalah Brahma yang bersifat sat kin ananda.
2) Budha
Budha tidak menekankan konsep ketuhanan kerana ia lahir kerana tidak puas hati terhadap
sistem kasta. Andai ditekankan mereka takut akan muncul golongan Brahmin sebagai perantara
Tuhan. Justeru ia hanya memaksakan konsep kerohanian.
Konsep ahimsa tidak boleh membunuh sesuatu yang bernyawa walaupun binatang untuk mengisi
perut melahirkan kasih saying sesame manusia dan mengelakkan penindasan dan kekejaman
berlaku.
Kedua agama ini percaya kepada konsep karma (undang-undang balasan) dan kelahiran semula,
mendorong mereka berbuat baik sesame manusia kerana andai mereka berbuat tidak baik, mereka akan
dihidupkan semula dengan penuh kehinaan dalam kelahiran baru mereka.

E. Perbandingan dalam konsep falsafah pendidikan

 Persamaan
Pendidikan sebagai pembentuk pribadi (character building), tugas pengembangan ilmu suatu
yang mulia. Kesedaran ini menjadikan inner being diberi kepentingan dalam konsep pendidikan Islam,
Cina dan India. Transformasi dalaman perlu didahulukan.
 Perbedaan
- Cara tranformasi dan elemen yang diutamakan
- Islam –tauhid peranan penting dalam tranformasi manusia
- Cina –tranformasi chung dan shu melalui proses memperbaiki diri.
- India –tranformasi sifat (character) dicapai melalui proses mencari diri sendiri (self discovery)
A. Tuntunan pada pasien yang sedang sakit, sekarat dan kematian secara agama Islam

Orang yang sakit sangat membutuhkan perhatian lebih dari kita yang dianugrahi kesehatan.
Lebih-lebih penyakitnya agak parah, jiwa mereka sedang labil dan butuh penguatan jiwa, butuh
hiburan serta nasehat agar bersabar dan berharap pahala. Oleh karena itu Agama Islam yang mulia
sangat memperhatikan keadaan orang sakit. Berikut beberapa adab dan akhlak berkaitan denga
orang sakit serta beberapa contoh aplikasi dan pengalaman kami sebagai petugas medis sesuai
kenyataan di lapangan.

 Menghibur dan memberikan nasihat kesabaran kepada orang sakit

Ini peran kita ketika menjenguk dan menjaga orang sakit, mereka sangat butuh hiburan,
teman mengobrol untuk melupakan sejenak sakitnya. Akan tetapi yang paling penting adalah kita
ingatkan tentang akhirat dan pahala yang sangat besar diakhirat kekal, dunia abadi yang tidak bisa
dibandigkan dengan dunia.
Allah Ta’ala berfirman,
ٍ ‫ساب‬ َ ‫صا ِب ُر ْونَ أَجْ َر ُه ْم ِبغَي ِْر ِح‬
َّ ‫ِإنَّ َما ي َُوفَّى ال‬
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa
batas“. (Surat Az Zumar : 10).
Kita menghibur dengan hadits-hadits berikutnya:
Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
.‫ب أَ ْه ِل ْال َبالَ ِء‬ِ ‫يض ِم َّما َي َر ْونَ ِم ْن ث َ َوا‬ ِ ‫ار‬ ِ َ‫ت ِب ْال َمق‬ْ ‫ض‬َ ‫َي َودُّ أ َ ْه ُل ْال َعا ِف َي ِة َي ْو َم ْال ِق َيا َم ِة أ َ َّن ُجلُودَ ُه ْم قُ ِر‬
”Manusia pada hari kiamat menginginkan kulitnya dipotong-potong dengan gunting ketika di
dunia, karena mereka melihat betapa besarnya pahala orang-orang yang tertimpa cobaan di
dunia.”
Dan beliau shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
‫ َحتَّى ْال َه ُّم يُ ِه ُّمهُ؛ إِالَّ يُك َِف ُر للاُ بِ ِه َعنهُ ِسيِئَاتِ ِه‬،‫ب‬
ْ ٍ ‫ص‬َ ‫ َوالَ َو‬،‫ َوالَ َحزَ ٍن‬،‫ب‬ ٍ ‫ص‬ َ ‫ُصيْبُ ْال ُمؤْ ِمنَ ِم ْن َن‬ َ ‫َما ِم ْن‬
ِ ‫ش ْيءٍ ي‬
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau sesuatu hal yang lebih berat dari itu melainkan
diangkat derajatnya dan dihapuskan dosanya karenanya.”

Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,


ِ ‫س ِد ِه َو َما ِل ِه َو َولَ ِد ِه َحتَّى يَ ْلقَى للاَ َو َما َعلَ ْي ِه خ‬
‫َط ْيئ َة‬ َ ‫َما يَزَ ا ُل ْالبَالَ ُء بِ ْال ُمؤْ ِم ِن َو ْال ُمؤْ ِمنَ ِة فِي َج‬
“Cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya
maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.”

Menghibur dengan doa ketika menjenguk:


َ ْ ‫الَ بَأ‬
َ ‫س‬
.ُ‫ط ُه ْور ِإ ْن شَا َء للا‬
“Tidak mengapa, semoga sakitmu ini membuat dosamu bersih, insya Allah.”
Contoh Aplikasinya:
Ketika rasa sakit agak mereda atau pasien baru bangun tidur, kita ajak ngobrol ringan dan sedikit
ajak bercanda. Karena terlalu serius juga bisa membuat pasien jenuh. Jangan lupa coba ajak pasien
jika mampu berjalan-jalan sekitar kamar atau diluar kamar boleh sambil membawa infus jika
memang bisa. Agar pasien tidak jenuh. Kita berusaha memasukkan kegembiraan kepada saudara
muslim kita.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
‫أفضل األعمال أن تدخل على أخيك المؤمن سرورا‬
“Sebaik-baik amal Shalih adalah agar engkau memasukkan kegembiraan kepada saudaramu yang
beriman”

 banyak bersabar dan memohon agar diberikan kesabaran merawat orang sakit
Memang menjaga dan menunggu orang sakit memang butuh kesabaran ekstra,
melayaninya, mengambilkan sesuatu, kurang tidur sampai mengurus ketika ia BAB dan BAK.
Ini sangat menguras tenaga dan banyak menghabiskan waktu.
. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa sallam bersabda,
‫صب ِْر‬ َ ‫طا ًء َخي ًْرا َوأ َ ْو‬
َّ ‫س َع ِمنَ ال‬ َ ‫ي أَ َحد َع‬ ِ ‫َو َما أُع‬
َ ‫ْط‬
Tidaklah seseorang diberi pemberian yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.”

Contoh aplikasinya:
Menjaga orang sakit terutama sendiri bisa dibilang cukup melelahkan, apalagi yang
dijaga adalah anak kecil. Sehingga ada yang bilang, kalau anak kecil sakit maka orang tua
yang jaga sakit. Karena mereka juga kurang tidur, sering bangun tengah malam. Belum lagi
terkadang yang sakit agak manja, belum duduk sebentar sudah dipangil oleh yang sakit untuk
ambil ini ambil itu atau perbaiki keadaan tubuhnya.
Belum lagi mengurus orang yang sudah agak berumur, terkadang harus “mencebok”,
membersihkan “iler”, “ingus” dan lain-lainnya. Terlebih lagi orang tua kita, kita harus banyak
bersabar menjaga mereka ketika sakit.
Terlabih lagi orang yang sakit terkena sakti stroke dengan hampir lumpuh total, maka
mulai dari proses memandikan, melap badan, menggendong dan mengantakan bolak-balik ke
kamar mandi, serta harus bersabar dengan ucapannya yang tidak jelas atau ngelantur bahkan
emosinya tidak stabil bisa marah-marah sendiri.
Hal yang lain misalnya:
- terpaksa tidur dilantai bawah
- makan seadanya
- menunggu atau tidur diluar ruangan operasi atau ICU

 Hendaknya penunggu pasien juga memperhatikan waktu yang banyak ia habiskan dan
berusaha untuk “mencuri waktu” untuk ibadah dan ilmu.
Rasulullah shallallahu ‘alaih wa sallam bersabda,
ُ‫الص َّحةُ َوالفَ َراغ‬ ِ َّ‫َان َم ْغبُون فِي ِه َما َكثِير ِمنَ الن‬
ِ :‫اس‬ ِ ‫نِ ْع َمت‬
“Dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat
dan nikmat waktu luang”.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah menukilkan perkataan Imam Syafi’i


rahimahullah, beliau berkat,
.“ َ‫ط َعك‬َ َ‫ط ْعت َهُ َو ِإ َّال ق‬ َ ُ‫ ْال َو ْقت‬:‫ أ َ َحد ُ ُه َما قَ ْولُ ُه ْم‬:‫صو ِف َّيةَ فَلَ ْم أ َ ْست َ ِفدْ ِم ْن ُه ْم ِس َوى َح ْرفَي ِْن‬
َ َ‫ فَإ ِ ْن ق‬،‫سيْف‬ ُّ ‫ص ِحبْتُ ال‬
َ
“Saya menemani orang sufi, aku tidak mendapat manfaat kecuali dua, salah satunya:
“Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan
menebasmu”
Maka salah satu nasehat yang ditekankan ulama adalah mengisi dan “mencuri waktu”
untuk Al-Quran. Karena AL-Quran memang bisa mengobati kesedihan, kegelisahan hati serta
bisa mengobati penyakit fisik. Ini berlaku untuk semua Ayat dalam Al-Quran.
Allah Ta’ala berfirman,
‫وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين‬
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar/kesembuhan dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra`: 82)

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syingkiti rahimahullahu menafsirkan,


‫ كما تدل له‬،‫ وكونه شفاء لألجسام إذا رقي عليها به‬،‫هو شفاء يشمل كونه شفاء للقلب من أمراضه ; كالشك والنفاق وغير ذلك‬
‫ وهي صحيحة مشهورة‬،‫قصة الذي رقى الرجل اللديغ بالفاتحة‬
“ini adalah penawar/kesembuhan yang mencakup penawar hati dari penyakit-penyakitnya
seperti ragu-ragu, kemunafikan dan lainnya. Dan juga mencakup penawar bagi penyakit badan
jika diruqyah pada badan. Sebagaimana ditunjukkan pada kisah seorang laki-laki yang tersengat
kalajengking kemudian diruqyah dengan Al-Fatihah. Kisah ini adalah shahih dan masyhur.”[9]

Contoh aplkasi:
Kadang ketika pasien tertidur atau istirahat, kita bisa membaca Al-Quran atau
menghapalkan, bisa menyembuhkan penyakit hati kita dan penyakit badan pada pasien. Atau saat
pasien dibawa masuk ruang operasi berjam-am, kita menunggu dengan membaca Al-Quran,
menghapalkan doa daripada mengobrol-ngobrol tidak jelas.
Atau membacakan ketika dia sadar, biarkan yang sakit mendengarnya atau menyimaknya,
jika perlu kita bacakan arti dan terjemahannya, semoga ia menjadi sabar dan diberi ketenangan
hati. Kita bisa memilih ayat-ayat mengenai kesabaran dan peringatan bahwa dunia ini tidak ada
apa-apanya dengan siksa di akhirat nanti.

 Berdakwah kepada Allah dan agama kepada orang sakit

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


‫ألن يهدي للا بك رجال واحد خير لك من حمر النعم‬
“Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui perantaraanmu itu lebih baik daripada seekor unta
merah.”

Contoh aplikasi:
Jiwa orang sakit sangat labil, ia akan mendengarkan apa saja masukan dari orang yang memberikan
perhatian atau ia sangat berharap pada orang tersebut, misalnya dokter atau orang yang setia
menemani dan membantunya selama sakit.
Jelaskan tetap jaga shalat selama sakit, ingatkan ketika waktu shalat, jika tertidur pulas atau istirahat
bisa dijamak shalatnya. Jangan sampai ia lewatkan waktu shalat karena amal tergantung dengan
shalatnya.
Bahkan ini dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
Anas bin Malik meriwayatkan, ‘Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang pernah menjadi
pembantu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia sakit, lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang
menjenguknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Masuklah Islam! Maka dia pun masuk Islam.”[11]
 Hendaknya pula penunggu pasien membiasakan untuk berdzikir dan mengingatkan pasien untuk
berdizkir.
Allah Ta’ala berfirman,
ْ ‫َط َمئ ُِّن قُلُوبُ ُهم بِ ِذ ْك ِر ّللاِ أَالَ بِ ِذ ْك ِر ّللاِ ت‬
ُ‫َط َمئ ُِّن ْالقُلُوب‬ ْ ‫الَّذِينَ آ َمنُواْ َوت‬
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Ar-Ra’d: 28)
Syaikh Prof. Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata,
Demikian juga kami nasehatkan agar banyak berdzikir, berdoa dan berharap kesembuhan
kepada Allah, agar Allah menyembuhkan orang yang sakit dari kaum muslimin, menghilangkan
kesedihan, kegelisahan dan kesusahkan mereka. Wallahu a’lam

Contoh aplikasi:
Berdizkir sangat mudah, ingatkan orang yang setiap waktu untuk berdzikir, kalimat yang
mudah-kalimat yang ringkas, insyaAllah ia akan selalu ingat. Apalagi pasien dengan kesadaran yang
lemah, ini perlu terus diingatkan. Asalkan janga ramai-ramai mengingatkan seperti majelis dzikir
jamaah, maka ini membuat ribut dan bahkan membuat pasien takut karena ia mengira ia sudah
hampir meninggal.

 Hendaknya penunggu pasien juga berusaha menghapalkan doa-doa kesembuhan dan mengajarkan
kepada pasien.
Misalnya:
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam menjenguk
sebagian keluarganya (yang sakit) lalu beliau mengusap dengan tangan kanannya sambil
membaca,
‫سقَ ًما‬ َ ‫ ِشفَا ًء الَ يُغَاد ُِر‬، َ‫شافِي الَ ِشفَا َء إِالَّ ِشفَا ُءك‬ َ ْ ‫ب ْالبَأ‬
َّ ‫ أ َ ْنتَ ال‬، ِ‫ ا ْشف‬،‫س‬ ِ ‫اس أ َ ْذ ِه‬
ِ َّ‫اللَّ ُه َّم َربَّ الن‬
“Ya Allah, Rabb seluruh manusia, hilangkanlah penyakit ini. Sembuhkanlah, Engkau adalah Dzat
yang Maha Menyembuhkan. (Maka) tidak ada obat (yang menyembuhkan) kecuali obatmu,
kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”
Atau mengajarkan doa kesembuhan yang dibaca oleh pasien. dari Utsman bin Al-Ash radhiallahu
‘anhu diriwayatkan bahwa ia pernah mengeluhkan penyakitnya kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam tentang penyakit ditubuhnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
‫ضع يدك على الذي تألم من جسدك و قل باسم للا ثالثا و قل سبع مرات أعوذ باهلل و قدراته من شر ما أجد و أحاذر‬
“Letakkan tanganmu dibagian tubuh yang sakit, lalu ucapkanlah, “bismillah” tiga kali,
lalu ucapkan sebanyak tujuh kali “A’udzu billahi wa qudrootihi min syarri maa ajidu wa
uhaadzir”, “Aku memohon perlindungan kepada Allah dengan kemuliaan dan kekuasaannya dari
segala keburukan yang kudapatkan dan kukhawatirkan.”
Doa yang lainnya:
َ‫يم َربَّ ْال َع ْر ِش ْال َعظِ ِيم أ َ ْن َي ْش ِف َيك‬
َ ِ‫ّللاَ ْالعَظ‬
َّ ‫أ َ ْسأ َ ُل‬
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Penguasa Arsy yang agung untuk
menyembuhkanmu. Dibaca tujuh kali.”
Masih banyak adab yang lain, misalnya:
- menanyakan ada hutang puasa nadzar atau Ramadhan atau tidak?
- menjenguk lawan jenis, boleh jika tidak menimbulkan fitnah dan dengan keberadaan
mahram
- Sunnah menghadapkan orang yang sakit ke arah kiblat ketika akan meninggal
- boleh menjenguk orang kafir dengan tujuan menampakkan akhlak Islam dan
mendakwahkan
- memperhatikan waktu menjenguk
- jangan lama-lama menjenguk orang sakit
- jangan memaksa orang sakit menceritakan sakitnya dengan lama dan mengulang-ulangi
- duduk menjenguk di posisi dekat kepada karena lebih akrab sebagaimana hadits
- Jangan menakut-nakuti pasien, jika perlu kita “berbohong” dengan “tauriyah”

A. Tuntunan pasien terhadap Keluarga Berencana ( KB )

Keluarga Berencana (KB) dalam pengertian sederhana adalah merujuk kepada


penggunaan metode kontrasepsi oleh suami istri atas persetujuan bersama, untuk mengatur
kesuburan dengan tujuan untuk menghindari kesulitan kesehatan, kemasyarakatan, dan
ekonomi, dan untuk memungkinkan mereka memikul tanggungjawab terhadap
anakanaknya dan masyarakat. Ini meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) menjarangkan anak
untuk memungkinkan penyusuan dan penjagaan kesehatan ibu dan anak; (2) pengaturan
masa hamil agar terjadi pada waktu yang aman; (3) mengatur jumlah anak, bukan saja
untuk keperluan keluarga, melainkan juga untuk kemampuan fisik, finansial, pendidikan,
dan pemeliharaan anak.1 Di masa Orde Baru, yakni antara era 1970-an hingga dekade
1990-an, program KB menjadi program pokok pemerintah, bahkan mutlak. Pada waktu itu,
negara tampak begitu gencar menekan laju pertumbuhan penduduk. Dalihnya adalah
pembangunan (developmentalisme). Atas nama pembangunan, negara berkepentingan
untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Sebab, konon sebuah masyarakat (bangsa,
negara) dinilai berhasil melaksanakan pembangunan bila pertumbuhan ekonominya cukup
tinggi.2 Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi (pembangunan) itu sendiri tidak akan memiliki
makna dan fungsi jika populasi tidak terkendali. Artinya, sejauh apa pun kemakmuran,
kekayaan sebagai hasil pembangunan, melimpahnya sumber daya alam (SDA), tidak akan
ada artinya jika harus menanggung beban populasi yang tinggi.3 Maka dari itulah
dilaksanakan program KB, yang dalam makna sempitnya adalah pengaturan dan
pembatasan kelahiran.4 Dalam tataran operasionalnya, negara tidak hanya menggunakan
agen-agen pembangunan seperti dokter, bidan, PKB (Penyuluh Keluarga Berencana),
paramedis, pegawai negeri, pengurus ormas wanita, anggota PKK, dan dharma wanita,
bahkan juga para kiai maupun tokoh agama tingkat lokal (kabupaten, kecamatan, desa).5
Tentu saja, yang menarik, dalam hal ini ulama bertugas untuk mengintroduksikan, untuk
tidak mengatakan “mengindoktrinasikan”, pemahaman kepada masyarakat ihwal
keselarasan program KB dengan ajaran Islam. Para kiai dan tokoh agama diminta
memberikan “pencerahan” kepada umat, yang pada intinya menekankan bahwa Islam
mendukung program KB, bahwa misi negara untuk menekan jumlah penduduk adalah
tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Dalil-dalil agama yang kerap kali menjadi
“senjata” adalah ajaran al-Qur’an tentang “kekhawatiran adanya generasi yang lemah”.6
Kata “lemah” dipahami sebagai rendahnya kualitas SDM, yang kemudian diikuti dengan
pengajuan sebuah logika, bahwa salah satu pemicu rendahnya kualitas SDM adalah
rendahnya tingkat kesejahteraan, dan rendahnya tingkat kesejahteraan salah satu
penyebabnya adalah beban hidup yang berat karena banyaknya anak dalam keluarga.
Justifikasi atas program KB yang dicanangkan pemerintah kian kuat dengan adanya
rekomendasi dari lembaga fatwa yang dibentuk pemerintah, Majelis Ulama Indonesia.
MUI mengeluarkan fatwa yang terdiri atas beberapa poin penting, yang mendukung
program KB ini.7 Pemerintah sukses menjalankan program yang dimulai sejak tahun 1970-
an itu. Kesuksesan Indonesia dalam melaksanakan program KB menjadi isu internasional,
sehingga banyak negara lain yang berguru tentang bagaimana penanganan program ini
secara baik. Tidak hanya sampai di situ, bahkan kemudian Indonesia mendapat kehormatan
sebagai tuan rumah Konferensi Nasional Keluarga Berencana (International Conference of
Family Planning), di Jakarta pada tahun 1981. Dalam even tersebut, PBB memberikan
pernghargaan kepada Indonesia sebagai negara yang paling sukses dalam program KB
selama bertahun - tahun.

A. Pandangan agama terhadap aborsi dan pencangkokan tubuh menurut agama islam

Aborsi atau Abortus dalam bahasa latin, adalah berhentinya kehamilan sebelum
usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Ada pula berbagai istilah
aborsi dalam ilmu kedokteran untuk membedakan sebab dan proses aborsi.

 Spontaneous Abortion adalah kandungan yang gugur karena trauma kecelakaan atau sebab-
sebab alami yang tidak disengaja atau memang sudah alamiah mengalami keguguran
 Induced Abortion atau Procured Abortion adalah pengguran kehamilan yang disengaja .
istilah lainnya adalah Therapeutic Abortion yaitu pengguguran yang dilakukan karena dapat
mengancam rohani atau fisik si ibu. Biasanya dilakukan pula karena korban pemerkosaan.
 Eugenic Abortion adalah pengguguran yang dilakukan karena janin mengalami cacat yang
dapat membahayakan jika terus dilakukan.

Aborsi yang legal, yang dilakukan karena alasan yang logis dan etis, maka
diperbolehkan asalkan atas naungan hukum yang berlaku. Untuk pelaksanannya butuh
perlindungan hukum dan diketahui saksi juga pihak yang resmi seperti

Hukum Membunuh dalam Islam

Permasalahan aborsi yang merupakan keguguran atau pengguguran erat kaitannya


dengan proses membunuh jiwa seseorang. Dalam hal ini perlu kiranya kita mengetahui
bagaimana islam dalam menempatkan pembunuhan terhadap jiwa manusia.
1. Diharamkan Membunuh Jiwa

“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan
alasan yang benar “ (Qs Al Isra : 33 )

Allah melarang manusia untuk membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah.
Dalam kondisi dan konteks yang normal tentu membunuh adalah suatu perbuatan keji dan
dosa besar karena telah menghilangkan hak orang lain untuk hidup, beribadah dan beramal
baik di dunia. Padahal di muka bumi terdapat tujuan penciptaan manusia sebagai orang
yang akan mengabdi kepada Allah. Hakikat penciptaan manusia pun adalah untuk bisa
mengumpulkan pahala dan amalan yang baik untuk di akhirat.

Dalam konteks yang lain pembunuhan bisa saja dilakukan dalam konteks yang
dibenarkan misalnya konteks peperangan, mempertahankan keamanan diri, dan juga
melawan kejahatan. Untuk itu, secara umum pembunuhan adalah langkah yang tidak
dibenarkan dan tidak bisa sembarangan. Pertanggungjawabannya sangat berat karena
menyangkut hidup seseorang.

2. Membunuh Seorang Manusia Seperti Membunuh Seluruhnya

“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara keselamatan nyawa
seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara keselamatan nyawa manusia
semuanya.” (QS. Al Maidah:32)

Membunuh seorang manusia tentunya berefek bukan hanya pada satu orang saja.
Satu manusia bisa terikat kondisi dan ketergantungan dari pihak yang lain. Misalnya saja
dengan istri dan anaknya, dengan keluarga, dengan pekerjaan, dan dengan hal-hal lainnya.
Membunuh satu orang tentu berefek pada orang banyak, karena pastinya manusia memiliki
fungsi satu sama lain.

Sedangkan menyelamatkan nyawa berlaku yang sama. Menyelematkan nyawa


berarti membuat seseorang tetap dalam fungsinya, memberikan kesempatan untuk
memperbaiki diri, dan beramal baik.

3. Diharamkan Membunuh Anak Karena Takut Miskin

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut melarat. Kamilah


yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh
mereka adalah dosa yang besar.” (QS Al Isra’ : 31)

Islam melarang untuk membunuh anak dikarenakan takut miskin atau melarat.
Banyak orang tua yang ketika mengetahui dirinya tengah mengandung dan akan memiliki
anak kemudian mereka menggugurkan kandungannya dan membunuh janin yang ada
dalam tubuhnya.
Hal ini dilarang oleh Allah sebagaimana disampaikan di dalam ayat tersebut.
Tentunya anak adalah aset keluarga terlebih ia diciptakan memiliki fungsi dan tujuan.
Orang tua bertugas untuk mendidiknya dengan pendidikan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan islam. Persoalan rezeki tentu Allah akan selalu memberikan jalan-jalannya.

4. Balasan Neraka dan Kemurkaan Allah Bagi yang Sengaja Membunuh

“ Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka
balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya
dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar” (Qs An Nisa’ : 93 )

Allah memberikan balasan neraka bagi mereka yang membunuh seseorang mukmin
dengan sengaja. Hal ini tentu agar manusia berhati-hati dan tidak asal-asalan dalam
melakukan sesuatu yang berakibat pada emosi diri dan membunuh seseorang. Setan selalu
menggoda manusia hingga dia habis nyawannya di muka bumi dan tidak berkesempatan
kembali untuk beribadah kepada Allah SWT.

Pertimbangan Etika Aborsi dalam Islam

Pertimbangan islam dalam memandang segala masalah selalu didasarkan kepada


hukum-hukum universal, ilmu pengetahuan dan juga pertimbangan nash-nash yang ada
termasuk rukun islam dan rukun iman yang menjadi pondasi dasar. Untuk itu, hukum islam
selalu berusaha untuk memandang masalah dengan integral dan tidak sebagian-sebagian.
Hasilnya adalah kemaslahatan bagi semua aspek baik individu maupun sosial.

A. Tuntunan Pasien dalam persalinan

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan mandiri dalam


melaksanakan tuntunan pada ibu hamil , perlu memiliki kemampuan profesional yang telah
distandardisasi . kemampuan bidan dalam melaksanakan tuntunan kehamilan tidak hanya
terbatas pada pemberian asuhan fisik , tetapi mencakup asuhan psiko , sosial , dan spiritual.
Asuhan psiko , sosial , spiritual yang bisa di kembangkan , dan bisa menjadi pendukung
pada diri ibu adalah ibu hamil semestinya memandang bahwa kehamilannya adalah
perwujudan dari “ 5 M “ kodrat wanita , yakni “ menstruasi , Mengandung , Melahirkan ,
Menyusui , dan Mendidik “ anak . 5 kodrat wanita ini adalah karunia dari Allah kepada
semua wanita . Apabila kodrat ini di jalankan secara tulus ikhlas dan sungguh-sungguh
akan menjadikan kemuliaan dalam hidup kaum wanita .
Sebagian besar perempuan pasti menginginkan seorang anak yang akan menjadi
sosok yang soleh/solehah.Seringkali muncul kebanggan saat perempuan dapat
memberikan keturunan.tetapi,tidak semua perempuan diberikan anugerah indah itu.
Dalam hal inilah seorang ibu hamil semestinya bersyukur kepada Allah SWT karena telah
di berikan tugas mulia dan senantiasa harus berusaha menjalankan dengan lapang dada .
Apabila ibu hamil bisa menyadari keadaan ini , besar kemungkinanya ia tidak akan
menolak kehamilanya, dan akan merasa bahagia dengan kehamilannya , demikian reaksi
negatif dan penyulit tidak akan terjadi pada dirinya . Dalam upaya memberi pemahaman
terhadap ibu hamil tentang kehamilannya dan untuk mengantisipasi resiko serta penyulit
kehamilan yang kemungkinan terjadi , ibu hamil perlu mendapatkan layanan asuhan dari
tenaga profesional , yakni seorang bidan . Dalam menjalankan proses asuhan terhadap ibu
hamil , seorang bidan profesional sewajarnya memiliki standart kemampuan yang
bermanfaat sebagai bahan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap klien yang di beri
asuhan . Setiap orang tua tentu menginginkan anak lahir dalam keadaan yang sebaik-
baiknya. Segala upaya dikerahkan utk mewujudkan keinginan mereka. Tentu tidak patut
dilupakan sisi-sisi penjagaan dan pendidikan yg telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Bahkan dengan inilah orang tua akan mendapatkan kemuliaan bagi anak dan bagi diri
mereka.
Ketika wanita sedang hamil, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai
suatu langkah awal untuk menjamin anak yang ada di dalam kandungan agar senantiasa
berada dalam keadaan sehat dan seterusnya menuju kearah mendapatkan anak yang
soleh/solehah. Dalam perspektif Islam, disamping usaha-usaha lahiriah, do’a memegang
peran yang penting dan sangat menentukan dalam menghadapi berbagai problem
kehidupan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan diamalkan oleh wanita selama
menghadapi kehamilan, adalah sebagai berikut :

1. Memperbanyak mengingat Allah SWT dengan memohon ampun dan taubat

Ibu hamil dianjurkan untuk banyak bermunajat kehadirat Allah SWT dan berdo’a
kepada-Nya semoga anak dalam kandungan senantiasa sehat dan agar dimudahkan
melahirkan, Memperbanyak melakukan ibadah seperti : Shalat malam, shalat-shalat sunat,
senantiasa menutup aurat. Sementara suami juga dianjurkan memperbanyak ibadah, puasa
sunat terutama senin dan kamis., berbuat kebaikan dan meninggalkan segala larangan-Nya.
2. Memperbanyak membaca Al-Qur’an
Wanita hamil dianjurkan Perbanyak membaca Al-Qur’an dan memahami kandungannya .
Antara surat yang baik dibaca adalah :
a. Membaca Surat Al-Fatihah. Memiliki keutamaan sebagai ruqyah, untuk mengobati
segala penyakit dan kesusahan. Boleh dibaca satu kali, tiga kali, tujuh kali, atau lebih.
b. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas. Masing-masing dibaca 3 kali di pagi
hari, sore hari, dan menjelang tidur.
c. Membaca ayat Kursi, yakni ayat 255 pada surat Al-Baqarah. Baik dibaca satu kali di
pagi dan sore hari, menjelang tidur, dan saat dzikir setelah shalat fardhu.
d. Membaca 2 ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286. Baik dibaca
satu kali di sore hari atau menjelang tidur. Membaca ayat ini insya Allah akan menjaga
dan melindungi Anda dari segala gangguan.
e. Membaca 5 ayat pertama dari surat Al-Baqarah.
f. Banyak membaca kalimat, “Laa haula walaa quwwata illaa billaah” yang artinya, “Tiada
daya dan kekuatan melainkan karena pertolongan Allah.”
g. Memperbanyak istighfar. Yaitu ucapan, “Astaghfirullaah…
h. Surah Yasin, Surah At-Taubah, Surah Yusuf, Surah Maryam, Surah Luqman, surah an-
Nahl ayat 78 dan surah al-A’raf ayat 189. Dengan membaca surah dan ayat tersebut,
selain sebagai ibadah ia juga bisa memudahkan dalam menghadapi persalinan,
mendapat anak yang sehat dan sempurna, anak yang soleh dan solehah, anak yang patuh
dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Doa yang banyak dibaca ketika sedang hamil adalah doa :
artinya adalah : “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-
orang yang bertakwa”. (QS. Al Furqon :74).
3. Memperbanyak wirid dan dzikir-dzikir kepada Allah SWT
Seorang wanita hamil juga yang hampir melahirkan sangatlah membutuhkan do’a,
wirid-wirid dan dzikir-dzikir, baik yang sama dengan wirid harian ataupun yang
dikhususkan baginya. Hal ini perlu untuk menstabilkan perasaan dan memberikan
kekuatan secara “ghaib” bagi kaum wanita dalam menjalani kehamilan dan menghadapi
masa melahirkan. Ada banyak literatur yang dapat dijadikan panduan bagi ibu hamil dan
hendaknya literatur tsb harus memiliki rujukan yang shahih dari hadits-hadits Rasulullah
Saw, sehingga tidak perlu ragu-ragu akan terjebak kedalam perbuatan bid’ah yang dilarang,
karena telah melakukan ritualitas agama yang tidak dituntunkan oleh Nabi Muhammad
SAW.

Ibu Bersalin
Amalan berdzikir dan berdo’a amatlah dituntut bagi wanita hamil, karena dengan berdo’a
dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan dapat memupuk kesabaran ketika dalam kesakitan
melahirkan anak nanti. Selain membaca wirid yang telah biasa diamalkan sejak awal kehamilan,
ada beberapa dzikir dan do’a yang sangat baik diamalkan saat akan melahirkan, diantaranya:
1. Al fatiha
2. Ayat Al - kursyi
3. An nahl 78 :

Artinya :
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,dan
dia memberi kamu pendengaran,pengelihatan, dan hati agar kamu bersyukur.

4. Seterusnya perbanyak membaca tasbih

Anak adalah titipan tuhan,orang tua pasti rela berkorban segalanya untuk kebahagiaan
anaknya.Seorang ayah akan lebih semangat untuk mencari nafkah dan begitupula seorang ibu akan
lebih setia mendampingi bayi yang baru saja lahir sampai mereka menjadi dewasa.Saat melahirkan
menjadi waktu yang dinantikan oleh seorang ibu. Saat dimana ia dapat melihat buah hatinya
setelah selama kurang lebih sembilan bulan mengandungnya.Namun saat-saat melahirkan
merupakan saat yang paing beresiko tinggi dalam hidupnya.Karena melahirkan rentan dengan
kematian.Allah memberikan pahala mati syahid bagi bunda yang meninggal saat memperjuangkan
kelahiran bayinya. ”Tidakklah menimpa kepayahan kepada seorang Muslim,sakit menahun
,kesusahan, kesedihan gangguan atau cedera hingga tertusuk duri kecuali Allah akan menghapus
sebagian dosanya karenanya,”(HR.Bukhari dan Muslim). Janji Allah tidak akan pernah ingkar
.sesuai dengan hadist tersebut tiada suatu kesusahan atau kesakitan sekecil apapun yang mendapat
imbalan, asalkan orang tersebut mau bersabar.Masa masa seperti hamil dan menyusui menyimpan
pahala-pahala yang berlimpah.Berdo’a dan berdzikir dapat menentramkan fikiran dan memupuk
kesabaran ketika dalam kesakitan saat melahirkan anak. Dalam proses persalinan setelah
pertolongan pertama pada bayi dilakukan (dimandikan, dipopoki, di beri minyak telon, di bedaki,
dipakaikan baju, di selimuti) , segerakan untuk membisikkan adzan di telinga kanan bayi. Selesai
adzan, dibisikkan iqomah di telinga kiri bayi. Yang membisikkan adzan dan iqomah dilakukan
oleh ayah si bayi atau kakeknya atau siapapun yang mampu melakukannya seketika itu.
Dengan dibisikkan adzan dan iqomah, diharapkan agar suara yang pertama kali didengar
oleh bayi yang baru lahir ialah kalimat-kalimat yang mengagungkan Allah. Membisikkan adzan
dan iqomah, termasuk meneladani ajaran Nabi di riwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, dan
Tirmidzi, bahwa Rasulullah membisikkan adzan di telinga Hasan, yang baru dilahirkan oleh
Fatimah. Rasulullah SAW bersabda yang artinya : “Barang siapa yang diberi anak yang baru lahir,
kemudian ia menyuarakan adzan ditelinga kanannya dan iqomah di telinga kirinya, maka anak
yang baru lahir itu akan terhindar dari gangguan setan” (HR. Baihaqi).

ADAB MENYAMBUT BAYI BARU LAHIR


1. Disunnahkan memberi kabar Gembira dan mengucapkan selamat kepada orang yang dikaruniai
anak.
2. Mengumandangkan Adzan ditelinga kanan bayi
Dalam hadits riwayat timidzi yang artinya : dari abu Rafii, ia berkata “saya pernah melihat
rasulullah Saw. Menbaca adzan pada telinga Hasan bi Ali takkala dilahirkan oleh Fatimah, seperti
adzan shalat”
Rahasia/hikmah disyariatkan adzan:
a. Supaya yang pertama mengetuk pendengaran manusia, adalah kalimat-kalimat adzan yang
mengandung kebesaran dan keagungan Allah SWT.
b. Sedangkan kalimat sahadat yang terkandung dalan lafaz adzan sebagai kalimat pertama yang
memasukkan orang kedalam Islam merupakan talqin baginya akan sebah syiar Islam ketika
pertama kali ia masuk ke alam dunia sebagaimana ia juga akan ditalqinkan dengan kalimat tsb
ketika akan meninggal dunia.
c. Hikmah lainnya, larinya syaitan ketika mendengar seruan adzan. Dimana ia senantiasa
mengintai bayi ketika lahir dan menjadi pendampingnya ketika menghadapi ujian yang Allah
kehendaki dan takdirkan.
d. Makna lainnya, agar ajakan terhadap bayi kepada Allah, agama Islam dan kepada beribadah
kepada-Nya mendahului ajakan syaitan.
3. Melakukan taknik
Dalam Ash-shohiihain dari hadits abu burdah dari musa, ia berkata : “ aku dikaruniai
seorang anak kemudian aku membawanya kepada Nabiyullahu Saw. Maka beliau menamainya
Ibrohim lalu mentakniknya dengan sebutir kurma.”
Mentaknik artinya mengambil kurma, lalu mengunyahnya hingga lembut, lalu
mengambilnya dari mulut dan meletakkan diatas jari telunjuk dan memasukkannya kedalam
dimulut sang bayiserta dengan perlahan-lahan jari itu digerakkan kekiri dan kekanan didalam
mulut bayi.Adapun orang yang melakukan taknik ini diutamakan kepada mereka yang taqwa dan
sholeh. Hikmah dari mentaknik ini adalah untuk menguatkan anggota mulut bayi supaya lebih
mampu untuk menghisap susu ibunya.
4. Mencukur rambut dan bersedekah seberat timbangan rambutnya
Adalah antara amalan yang disunnahkan untuk dilakukan keatas diri bayi baru lahir sebaik-
baiknya adalah pada hari ketujuh kelahirannya. Dalam hal ini Rasulullah Saw. Bersabda yang
bermaksud :Ketika Fatimah melahirkan hasan dan husin : “timbanglah Rambut Husin dan
sedekahkanlah seberat timbangan perak” (HR : Al-Hakim)Ketika Fatimah melahirkan Hasan,
baginda bersabda yang bermaksud : “cukurlah rambutnya, sedekahlah seberat timbangan
(rambutnya) itu dengan perak” (HR : Ahmad)
Hikmahnya adalah :
1. Bisa menguatkan pertumbuhan rambut seterusnya, menghilangkan selaput kepala (sejenis cairan
yang menutupi kulit kepala) dan juga dapat memberi kekuatan dan ketajaman pada penglihatan
mata, bau dan pendengaran.
2. Dari sudut kemasyarakatan, memberi peluang untuk bersedekah dengan timbangan rambut
tersebut (rambut yang dicukur), disamping itu menunjukkan rasa syukur kepada Allah atas
karunia-Nya.
5. Berkhitan
Khitan termasuk sunah-sunah, sebagaimana sabda Nabi yang maksudnya :“Fitrah
(kesucian) itu ada lima; khitan, mencukur bulu kemaluan, memangkas rambut, memotong kuku
dan mencabut bulu ketiak” (HR : Bukhori dan Muslim). Sedangkan waktu berkhitan ada yang
berpendapat dilakukan sepekan pertama sejak kelahiran, dan ada juga yang mengatakan sampai
mendekati baligh. Yang lebih afdhol adalah dihari ketujuh, berdasarkan hadits yang bermaksud
:“Baginda Rosulullah Saw. Melaksanakan aqiqah pada hasan dan husin serta mengkhatan
keduanya dalam waktu tujuh hari (setelah kelahiran)” (HR : Baihaqi)
6. Memberi nama
Sunnah Rosulullahu Saw. Menyebutkan ada tiga ragam waktu menamai anak: ketika anak
lahir, tiga hari setelah kelahiran, menamainya dihari ketujuh kelahirannya. Perbedaan ini adalah
Ikhtilaf Tanawwu (perselisihan pendapat dengan beberapa alternatif yang sama-sama benar).
Dimana ini menunjukkan bahwa urusan ini longgar dan segala puji hanya milik Alloh
robbul’alamin. Memberi nama adalah hak ayah, sedang ibu tidak ada hak untuk menolaknya.
Kalau keduanya bertentangan, maka ayah dimenangkan. Sedangkan jika ada mufakat keduanya,
terdapat kelonggaran untuk saling merelakan. Tentang nama yang disunnahkan, Rosulullah Saw
bersabda : “sesungguhnya kalian akan dipanggil kelak dihari kiamat dengan nama-nama kalian
dan nama ayah kalian, maka baguskanlah nama kalian” (HR : Abu Dawud). Dalam menamai anak,
terdapat beberapa panduan, antara lain :
1. Hendaklah nama yang dipilih itu memberi pengertian dan maksud yang baik. Sehubungan
dengan itu, dilarang menamakan anak dengan maksud dan pengertian yang buruk yg bisa
mengurangi kehormatan atau mungkin menjadi ejekan dan memalukan anak tsb.
2. Jangan menamakan anak dengan nama yang mencemarkan atau nama yang susah untuk
dimengerti maknanya.
3. Jangan menamakan anak dengan nama-nama yang khusus kepada nama Allah, mis; Ahad, Ar-
Rahman, Al-Khalid dsb.jika nama itu akan diberikan pada anak, hendaknya disertai dengan nama
lain didepannya, mis; Abdurrahman, Abdul Khalid dsb.
4. Jangan menggunakan nama yang dikaitkan dengan abdul (hamba) kepada selain Allah, mis;
abdul Uzza (hamba kepada berhala Uzza), abdul Nabi (hamba kepada Nabi) dsb. Ulama sepakat
bahwa itu adalah haram hukumnya.
5. Hindari dari menamakan anak dengan nama-nama orang kafir atau nama-nama yang menyerupai
dengan nama orang yang bukan islam, mis: jhon, sally, cristin dsb.
7. Aqiqah dan hukumnya
Aqiqah adalah amalan Sunnah sesuai dengan hadits rosulullah, yang maksudnya :
Dari Salman bin’Amir Abdh-Dhibbi, ia berkata : Rosulullahu Saw bersabda,”setiap anak
ada Aqiqohnya, maka tumpahkanlah darah karenanya dan sinngkirkanlah kotoran darinya”
Beliau juga bersabda, “setiap anak tergadai dengan Aqiqohnya; yang disembelih dihari
ketujuh (kelahiran)nya, saat ia diberi nama dan dicukur rambutnya.” (HR : semua para penyusun
kitab sunan dan menurut Imam at-Tirmizi, hadits hasan-sahih)
Beliau juga bersabda, “untuk bayi lelaki dua ekor kambing yang sama besar dan untuk
bayi perempuan satu ekor.” (HR : Ahmad)
Adapun waktu penyembelihan hewan ‘Aqiqah, yakni pada hari ketujuh, jika tidak bisa
pada hari keempat belas, jika tidak bisa maka dihari kedua puluh satu, dan jika belum tersedia bagi
mereka tidak apa-apa dilakukan sesudah itu.Tujuan ‘Aqiqah adalah menghidupkan salah satu
sunnah Rosulullah Saw dan mengikuti ajaran yan g beliau bawa.
Adapun faedah ‘Aqiqah antara lain,
1. ‘Aqiqah itu melepas ikatan anak itu dari tergadaikan dan baru ditebus dengan ‘Aqiqah-nya.
Maksud dari tergadai adalah bahwa anak itu tergadaikan (tertahan) dari memberi syafaat kedua
orangtuanya (menurut Imam Ahmad, Imam Ath’ bin Abu Rabah)
2. ‘Aqiqah merupakan tebusan untuk menebus bayi yang baru dilahirkan seperti Allah SWT
menebus ‘Ismail as. Dengan qibas. Binatang yang disembelih hendaklah dipersembahkan kepada
Allah SWT sebagai suatu ibadah seperti halnya Qurban

Dalam ‘Aqiqah, disunnahkan pula hal-hal seperti dalam Qurban.


Umpamanya,menyedekahkan dan membagi-bagikan dagingnya. Dengan demikian sembelihan
untuk anak itu memuat arti pendekatan diri kepada Allah ta’ala, kesyukuran, tebusan, sedekah,
memberi makan di saat menerima kegembiraan besar sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah
ta’ala dan menampakkan nikmatnya (anak) yang merupakan tujuan utama pernikahan.
Ibu Menyusui
Setelah melahirkan seorang ibu harus memberikan ASI ekslusif selama 2 tahun.Sesuai
dengan surat Al Baqarah ayat 233,Allah memerintahkan para ibu untuk menyusui anaknya selama
2 tahun penuh.
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan.Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara Ma’ruf.Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupanya.
Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,
dan warispun berkewajiban demikian.Apabila keduanya ingin menyapih(sebelum dua
tahun)dengan kerelaan keduanya dengan dan permusyawaratan maka tidak ada dosa atas
keduanya.Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain maka tidak ada dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah [2]:233).Apabila
ingin menyapih sebelum 2 tahun hendaknya bermusyawarah dahulu dan harus saling rela. Jika
seorang ibu tidak mampu menyusui anaknya ,dia harus mencari ibu susu untuk menyusui anaknya.

Ibu Nifas
Darah nifas adalah darah yang keluar disebabkan oleh kelahiran,darah tersebut dihukumi
sebagai darah penyakit (Istihadhah).Hukum yang berlaku pada nifas adalah sama seperti hukum
Haid,baikmengenai hal hal yang diperbolehkan,diharamkan ,diwajibkan maupun
dihapuskan.Dalam agama Islam Seorang suami diharamkan untuk menyetubuhi istrinya selama
dia masih Nifas.Apabila darah Nifas seorang wanita telah terhenti maka dia wajib mandi,sesuai
dengan kesepakatan ulama umat ini sehingga wanita itu menjadi suci dari nifasnya,setelah itu
suami diperbolehkan untuk menyetubuhinya.Wanita yang Haiid dan Nifas Haram melakukan
Sholat Fardlu maupun Sunnah sebelum ia melakukan mandi Wajib.
Menurut Ibnu Taimiyah, “Manakala seorang wanita mendapati darah yang disertai rasa
sakit sebelum masa (minimal) itu,maka tidak dianggap sebagai Nifas.Namun jika sesudah masa
minimal,maka ia tidak sholat dan puasa.Kemudian apabila sesudah kelahiran ternyata tidak sesuai
dengan kenyataan (bayi belum berbentuk manusia –pen) maka ia segera kembali mengerjakan
kewajiban.Tetapi kalau ternyata demikian (bayi sudah berbentuk manusia –pen), tetap berlaku
hukum menurut kenyataan sehingga tidak perlu kembali mengerjakan kewajibanya.” (Kitab
Syarhul iqna’). Sebagaimana hadits dari Ibnu Mas’ud sradhiyallahu ‘anhu ,bahwasanya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memberitahukan kepada kami, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah orang yang benar dan yang mendapat berita yang benar, “Sesungguhnya seseorang
dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah,
kemudian menjadi ‘alaqah seperti itu pula, kemudian menjadi mudhghah seperti itu pula.
Kemudian seorang malaikat diutus kepadanya untuk meniupkan ruh di dalamnya, dan
diperintahkan kepadanya untuk menulis empat hal, yaitu menuliskan rizkinya, ajalnya, amalnya,
dan celaka atau bahagianya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Seorang wanita muslimah dapat mengetahui kesucian dengan cara memasukan kapas
kedalam kemaluannya lalu mengeluarkannya kembali. Hal ini dilakukan pada saat bangun dari
tidur dan ketika hendak tidur. Yaitu untuk mengetahui apakah dirinya dalam keadaan suci atau
untuk mendapatkan bukti, apakah masih ada yang keluar setelah bersuci. Perlu diingat, mandi
kerana beranak dan mandi kerana nifas mempunyai perbedaan. Bagi mengelak kekeliruan, maka
darah nifas ialah darah yang keluar dari rahim perempuan selepas melahirkan anak sekalipun
hanya setitik. Bermulanya darah nifas itu keluar sebelum berlalu lima belas hari setelah seseorang
perempuan melahirkan anak. Andaikata darah itu tidak keluar melainkan setelah berlalu masa
selama lima belas hari atau lebih, maka darah yang keluar itu tidak dikatakan sebagai nifas tetapi
ia merupakan darah haidh. Maka dalam hal ini perempuan tersebut diwajibkan mandi kerana nifas.
Manakala mandi kerana wiladah ialah apabila seorang perempuan itu melahirkan anak atau
mengalami keguguran anak sekalipun hanya berupa darah beku (‘alaqah) atau hanya berbentuk
seketul daging (mudhghah). Maka wajib bagi perempuan itu mandi kerana beranak (wiladah)
setelah berlakunya kelahiran atau keguguran sebagaimana disebutkan.
Maka apabila seorang perempuan telah melahirkan anak, dia wajib mandi kerana beranak
(wiladah) dan wajib juga ke atasnya mandi nifas setelah berhenti darahnya atau habis tempoh masa
yang sederhana yaitu empat puluh hari empat puluh malam atau masa paling maksima selama
enam pulu hari enam puluh malam.

Titik tolak pendapat ini tidak berbeda jauh dengan pendapat Ibnu Taimiyah diatas bahwa dasar
hukum dikaitkan dengan keberadaan darah itu sendiri, dengan tambahan batas kelaziman atau
hukum umum (dalam hal ini 40 hari masa nifas) apabila ada ketidaknormalan dalam
kejadiannya. Ada beberapa point yang harus difahami bagi wanita dalam permasalahan batas
nifas:
1. Batas lazim nifas seperti banyak diriwayatkan oleh hadist adalah 40 hari. Hal ini harus di pegang
terlebih dahulu sebagai batas normal
2. Jika kurang dari 40 hari, si wanita sudah melihat dirinya bersih dari darah, maka dia sudah
masuk masa suci, kecuali jika berhentinya kurang dari 1 hari dan darah keluar lagi dalam masa 40
hari itu, maka itu termasuk masa nifas. Jangan terburu-buru untuk bersuci sampai benar-benar
darah berhenti dan atau masa 40 hari terlampui. Muhammad Ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-
Mughni menyebutkan bahwa jika darah itu keluar pada masa yang dimungkinkan masih masa nifas
(40 hari), maka dihukumi nifas. Walapun keluarnya terputus-putus. Pendapat ini pula yang dipilih
oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
3. Darah keluar terus menerus, lebih dari 40 hari, namun kemudian ada tanda-tanda akan berhenti
(berkurangnya jumlah darah yang keluar atau tinggal spot-spot darah), maka tunggu sampai benar-
benar berhenti, baru kemudian bersuci. Jika darah tidak kunjung berhenti, dan tidak ada tanda-
tanda akan berhenti, maka masa nifas dicukupkan 40 hari, karena itu lah batas kelaziman masa
nifas
4. Jika darah tidak kunjung berhenti dan bertepatan dengan kelaziman masa haid, maka tetap
menunggu sampai habis masa kelaziman haid-nya.
A. Tuntunan pengobatan menurut agama islam
berbagai cara dilakukan dan ditempuh untuk mengobati penyakit yang diderita. Ada yang berobat ke
dokter, bahkan tak sedikit pula yang melakukan pengobatan secara tradisional. Sebagai agama yang
sempurna, Islam ternyata telah mengatur adab berobat (at-tadaawi) bagi seorang Muslim. Lalu
bagaimanakah adab berobat itu?
Syekh Abdul Azis bin Fathi as-Sayyid Nada dalam kitab Mausuu'atul Aadaab al-Islamiyah, mengungkapkan,
ada beberapa perkara yang perlu diperhatikan umat Islam berkaitan dengan proses
pengobatan. Pertama, saat akan berobat, seorang Muslim harus meluruskan niatnya.
''Orang yang sakit berniat untuk menjaga kesehatannya agar ia tetap kuat melaksanakan ketaatan kepada
Allah SWT,'' tutur Syekh Abdul Azis. Sedangkan orang yang mengobati harus berniat untuk membantu
saudaranya sesama Muslim dan menolong semampunya. Pengobatan yang dilakukannya semata-mata
untuk mendapatkan pahala dari Allah serta memberi manfaat bagi saudaranya sesuai dengan perintah
agama.
Kedua, menurut Syekh Abdul Azis, dalam beberapa hadis dianjurkan agar umat Islam menggunakan obat-
obatan syar'i untuk mengatasi penyakit tertentu. Ada beberapa obat dan pengibatan yang disebutkan
dalam hadis, seperti habbbatus saudaa (jintan hitam), madu, bekam, daun inai serta ruqyah.
Keutamaan habbbatus saudaa, misalnya, diungkapan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Bukhari dan
Muslim. Rasulullah SAW bersabda, ''Habbbatus saudaa adalah obat semua penyakit kecualias-saam
(kematian).''
Sedangkan keutamaan dan keistimewaan madu sebagai dijelaskan dalam Alquran surat an-Nahl ayat 69.
Allah SWT berfirman, ''... Di dalamnya (madu) terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia...'' Selain
itu, Nabi SAW juga biasa menggunakan daun inai (<i<="" terkena="" atau="" luka="" mengobati=""
untuk=""></i
Untuk terapi pengobatan, Rasulullah SAW menganjurkan bekam dan ruqyah. Rasulullah SAW bersabda,
''Terapi terbaik untuk kalian adalah bekam dan al-qusthul bahri ( cendana laut.'' (HR Bukhari (5696) dan
Muslim (1577). Selain itu, Rasulullan SAW juga bersabda, ''Barang siapa mengeluarkan darah dengan
berbekam, maka tidak akan memadharatkan jika ia tak berobat dengan menggunakan obat lain.'' (HR Abu
Dawud).
Selain itu, terapi lainnya yang diajarkan Rasulullah SAW adalahruqyah al-masyuu'ah yakni ruqyah yang
sesuai syariat, seperti ruqyah dengan bacaan Alquran dan lainnya yang tak mengandung kesyirikan.
Rasulullah SAW bersabda, ''Tidak mengapa melakukan ruqyah, selama tidak mengandung kesyirikan.'' (HR
Muslim).
''Meruqyah dengan membaca surat al-Fatihah, ayat Kursi, beberapa ayat pada akhir surat al-Baqarah,
surat al-Kaafiruu, al-Mu'awwizaat dan ayat-ayat lainnya. Dibolehkan juga membaca do'a-do'a yang sahih
dari Rasulullah SAW,'' papar Syekh Abdul Aziz.
Adab berobat yang ketiga, tidak menggunakan obat-obatan yang diharamkan. Menurut Syekh Abdul Azis,
obat-obatan atau pengobatan yang diharamkan, misalnya, meruqyah dengan lafaz-lafaz yang
mengandung kesyirikan. ''Menggunakan ruqyah jenis ini hukumnya haram, bahkan bisa jadi dapat
mengeluarkan pelakunya dari Islam,'' tutur Syekh Abdul Azis.
Dalam hadis yang diriwayatkan Abu Dawud, Rasululllah SAW melarang umatnya berobat dengan obat-
obatan yang kotor. Suatu ketika, seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang menggunakan
khamer (arak) sebagai obat. Laki-laki itu berkata, ''Khamer itu obat.'' Rasulullah SAW kemudian bersabda,
''Khamer itu bukan obat, tetapi penyakit.''
''Tak sepantasnya seorang Muslim berpaling dari sabda Rasulullah SAW, dikarenakan pendapat orang
lain,'' ujar Syekh Abdul Azis.
Adab keempat, berkonsultasi dengan ahli medis. Seorang Muslim yang berobat hendaknya berkonsultasi
dengan kalangan orang-orang yang diketahui bertakwa kepada Allah SWT dan mengetahui ilmu
pengobatan. Hal itu ditegaskan dalam Alquran surat an-Nahl ayat 43. ''... Maka bertanyalah kepada orang-
orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui.''
Tidak semua orang mengetahui ilmu pengobatan. Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Sesungguhnya Allah
Ta'ala tidak menurunkan penyakit kecuali Dia menurunkan obatnya, ada yang mengetahuinya dan ada
juga yang tidak, keciali penyakit as-saam,yaitu kematian.'' Oleh karena itu, orang yang sakit hendaknya
berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui jenis penyakit serta obatnya yang cocok.
Adab berobat yang kelima, meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Orang yang
sakit serta dokter wajib meyakini bahwa kesembuhan datangnya hanya dari Allah SWT. Sedangkan obat
dan terapi merupakan sebab dari kesembuhan. ''Jika Allah menginginkan, Dia akan menjadikan obat itu
bermanfaat dan jika tidak, maka obat tersebut tak akan memberikan pengaruh.''

Daftar pustaka
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mozaik/16/10/01/oecywj313-adab-berobat-
dalam-islam
http://bidanrusydahfikriyyah.blogspot.com/2016/04/tuntunan-ibu-hamil-ibu-bersalin-
ibu.html?m=1
https://muslimafiyah.com/adab-dan-akhlak-terhadap-orang-sakit.html
https://dalamislam.com/hukum-islam/aborsi-dalam-pandangan-islam
http://dunia-amal1.blogspot.com/2016/01/konsep-falsafah-pendidikan-islam.html
file:///C:/Users/My%20Computer/AppData/Local/Packages/Microsoft.MicrosoftEdge_8wekyb3
d8bbwe/TempState/Downloads/501-1866-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai