Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TUGAS MODEL PRAKTEK KEBIDANAN


WHOLE PERSONPHYSIOLOGY SPIRITUAL
RESPEK DAN PEMBERDAYAAN

Dosen Pembimbing:
Fanny Ayudia, M.Biomed

Disusun Oleh :

Redia Saputri
Prodi : S1 Kebidanan
Kelas : 1B

PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah dengan rahmat Allah SWT Yang Maha Esa, dan berkat hidayah-
Nya sehingga saya mampu menyelesaikan makalah “whole personphysiology
spiritual, Respek, dan pemberdayaan” dalam mata kuliah praktek kebidanan, di
profesi S1 kebidanan.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan waktu, doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman, dan pengetahuan yang Saya miliki. Oleh karena
itu, Saya mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Agar nantinya menjadi lebih baik lagi setelah ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca, dan diharapkan bisa
bermanfaat untuk perkembangan, dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Hormat kami

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................3

1. LATAR BELAKANG..............................................................................................3

3. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................5

1. Pengertian Whole personphysitology Spiritual.........................................................5

2. Tujuan Whole Personphysiology Spiritual.............................................................5

3. Pentingnya Whole Personphysiology Spiritual......................................................7

4. respek dan pemberdayaan........................................................................................7

A. KESIMPULAN......................................................................................................11

B. SARAN....................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG.

Konsep spiritualitas merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan
kebidanan. Price et al. (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “The Spiritual Experience
of High‐Risk Pregnancy” menyebutkan bahwa aspek spiritualitas membantu dalam
mengatasi stres pada kehamilan risiko tinggi, dan diyakini dapat meningkatkan
kesejahteraan ibu dan janin. Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018) dalam publikasinya
menyebutkan bahwa asuhan kebidanan yang diberikan selama kehamilan dengan
memperhatikann keseimbangan fisik, psikis dan spiritual pada wanita dengan risiko rendah
dapat menurunkan intervensi medis dalam proses persalinan.

Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh


akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan
dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan
berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah, sehingga mampu membangun
kemampuan, dan konsep diri. Pemberdayaan perempuan merupakan sebuah proses
sekaligus tujuan. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan tidak akan terlepas dari
pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang mandiri, mampu menggali dan memanfaatkan potensi-potensi yang ada
didaerahnya, dan membantu masyarakat untuk terbebas dari keterbelakangan atau
kemiskinan.

3
2. TUJUAN
A. Untuk mengetahui pengertian whole personphysiology spiritual, Respek, dan
pemberdayaan.
B. Untuk mengetahui tujuan whole personphysiology spiritual, Respek, dan
pemberdayaan
C. Untuk mengetahui pentingnya whole personphysiology spiritual, Respek, dan
pemberdayaan

3. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang dapat dirumuskan sebagai berikut ;
A. Apa yang dimaksud “whole personphysiology spiritual, Respek, dan
pemberdayaan?
B. Bagaimana tujuan “whole personphysiology spiritual, Respek, dan
pemberdayaan?
C. Bagaimana pentingnya “whole personphysiology spiritual, Respek, dan
pemberdayaan?

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Whole personphysitology Spiritual


spiritualitas merupakan hal yang tidak dapat diabaikan dalam pelayanan kebidanan.
Price et al. (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “The Spiritual Experience of High‐
Risk Pregnancy” menyebutkan bahwa aspek spiritualitas membantu dalam mengatasi stres
pada kehamilan risiko tinggi, dan diyakini dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dan
janin. Fatma Sylvana Dewi Harahap (2018) dalam publikasinya menyebutkan bahwa
asuhan kebidanan yang diberikan selama kehamilan dengan memperhatikann
keseimbangan fisik, psikis dan spiritual pada wanita dengan risiko rendah dapat
menurunkan intervensi medis dalam proses persalinan.

Kajian tentang spiritualitas dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan sebagian besar
hanya membahas tentang spiritualitas pada akhir kehidupan, sedangkan aspek spiritualitas
sendiri juga melekat pada praktik dan peran bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan (kebidanan), dan termasuk di dalamnya adalah proses kelahiran. Fatma Sylvana
Dewi Harahap (2018) dalam penelitiannya berjudul “Keseimbangan Fisik, Psikis, dan
Spiritual Islam pada Masa Kehamilan dan Persalinan” memaparkan tentang pentingnya
keseimbangan fisik, psikis dan spiritual dalam asuhan kebidanan. Dalam penelitian
tersebut disebutkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut budaya ketimuran
dalam tatanan kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

.
2. Tujuan Whole Personphysiology Spiritual

Teori Whole Concept Person pertama kali dipekenalkan oleh seorang philosopher bernama
Mortimer Adler di tahun 1961. Menurut Adler, “Whole Persons are engaged in a lifetime
quest to achieve balance and congruity in all aspects of their lives and continually seek to
develop their full human potential.” – Seluruh pribadi terlibat dalam pencarian seumur hidup
untuk mencapai keseimbangan, hamoni dalam seluruh aspek kehidupan mereka dan secara
terus mencari untuk membangun potensi mereka seutuhnya. Saat itu Adler menantang
seluruh anggota MDRT ( Agen asuransi yang pencapaian-nya telah diakui secara
internasional) untuk menjaga 7 aspek untuk menciptakan dan menjaga keseimbangan dalam
kehidupan mereka. Adler berpendapat, tidak harus selalu mengenai aspek karir dan finansial
sebagai dasar ukuran kebahagiaan dan pencapaian dalam hidup. Melainkan ada aspek
lainnya yang harus diberi perhatian untuk mecapai hidup yang bahagia dan seutuhnya.

5
Ke-7 konsep itu adalah :

1. Family
2. Health
3. Education & Personal growth
4. Carier
5. Financial
6. Service & Giving back
7. Spiritual

Memberdayakan pasien dan kesejahteraan keluarga.

1. Family / Keluarga. Hal ini sangat ditekankan sebagai hal pertama yang harus diberi
perhatian khusus dalam menjaga keseimbangan hidup kita. Dengan alasan tuntutan
pekerjaan, kita sering melupakan menghabiskan waktu bersama keluarga. Pergi pagi-
pagi supaya tidak telat ke kantor, pulang masih harus lembur, lalu di jalan terjebak
macet, sampai rumah sudah capek dan langsung tidur. Saat weekend, kadang masih
harus masuk kantor setengah hari atau mengurus pekerjaan yang belum beres. Tidak
ada waktu untuk duduk bersama, bercerita apa saja aktifitas selama seminggu. Alasan
demi memenuhi kebutuhan bulanan pun sering jadi kambing hitam. Ambilah waktu
untuk keluarga Anda, gunakan waktu itu untuk makan bersama, saling bercerita,
memberikan suport, rayakan moment-moment penting bersama anggota keluarga
Anda. Keluarga Anda adalah harta Anda yang paling berharga.

2. Health / kesehatan. Jagalah kesehatan Anda. Makan-makanan yang sehat dan bersih,
banyak minum air mineral, kurangi makan makanan yang tidak sehat, dan
berolahrgalah secara rutin. Onderdil tubuh Anda hanya ada 1, rawatlah sebaik-
baiknya supaya tetap bisa bekerja dengan baik dan optimal. Tidak ada pengganti
sebaik onderdil asli dan biaya penggantiannya sangat mahal.

3. Education & Personal Growth / Pendidikan dan pengembangan pribadi. Anda tidak
akan pernah cukup untuk belajar. Jangan cepat merasa cukup hebat, cukup belajar,
karena jaman terus berkembang. Jika kita tidak mau belajar hal baru, maka kita akan
tertinggal. Ilmu yang digunakan 5 tahun yang lalu, belum tentu bisa digunakan saat
ini. Keep update, besarkan kapasitas Anda. Ambil ilmu-ilmu baru mengenai industri
Anda atau mengenai pengembangan pribadi. Jangan sampai diri Anda expired.
*Pendidikan disini tidak harus pendidikan formal.

4. Carier / Karier. Milikilah karier yang bagus. Dapatkan pencapaian-pencapaian


tertentu dalam dunia kerja Anda. Raihlah penghargaan, atau dapatkanlah promosi di
kantor Anda. Jika Anda memiliki bisnis, kembangkanlah. Jangan hanya puas bisnis
Anda sudah dapat memenuhi kebutuhan Anda sehari-hari. Jika Anda memiliki cita-
cita yang ingin dicapai.

5. Financial / Keuangan. Dengan memiliki karier yang bagus, bisnis yang bagus,
tentunya keuangan kita akan meningkat. Tabunglah sedikit dari penghasilan Anda,
rencanakan keuangan Anda dengan berinvestasi, dan pastikan Anda memiliki
6
asuransi (baik jiwa, kesehatan maupun kerugian) untuk mengantisipasi resiko
keuangan yang mungkin terjadi.

6. Service & Giving Back / melayani dan berilah sumbangan. Tanamkan sifat mau
melayani sesama Anda. Tidak harus membantu mereka dengan pekerjaan mereka,
tetapi bisa dimulai dengan terseyum kepada teman sebelah kita, berikan support jika
membutuhkan, bantulah mereka jika mereka memang membutuhkannya, aktif di
lingkungan sosial Anda dan terakhir, bagilah sedikit kepada teman-teman kita yang
tidak seberuntung kita dan membutuhkan bantuan.

7. Spiritual. Jika kita memiliki spiritual yang baik, ibaratnya kita sebagai bunga yang
akan menarik serangga untuk menghampiri kita. Hal-hal baik akan selalu datang
kepada kita. Baik dalam pekerjaan, bisnis, maupun kehidupan sehari-hari. Pergi
beribadah, berdoa dan ucapkan syukur atas semua hal baik yang kita alami.

Konsep whole person ini menekankan kepada keseimbangan pikiran dan tubuh kita. Karena
dengan pikiran yang baik dan badan yang sehat akan membuat kehidupan Anda sangat
menakjubkan.

3. Pentingnya Whole Personphysiology Spiritual


Dengan dilaksanakannya Whole Personphysiology Spiritual, berikut beberapa manfaat
dan pentingnya pelaksanaan Whole Personphysiology Spiritual.
1. Terwujudnya praktik, atau asuhan yang efisien.
2. Terciptanya ruang lingkup kesehatan bidan yang luas.
3. Terciptanya komunikasi yang baik antara bidan, dan pasien, dan lingkungan
yang memadai.
4. Tercapainya segala prinsip-prinsip kesehatan dalam kebidanan.

4. respek dan pemberdayaan.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu
diusahakanpeningkatannya secara terus menerus agar masyarakat yang sehatsebagai
investasi dalam pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Nurbeti, M.
2009). Perhatian terhadap permasalah kesehatan terus dilakukan terutama dalam perubahan
paradigma sakit yang selama ini dianut masyarakat ke paradigma sehat. Paradigma sakit
merupakan upaya untuk membuat orang sakit menjadi sehat, menekankan pada kuratif dan
rehabilitatif, sedangkan paradigma sehatmerupakan upaya membuat orang sehat tetap sehat,
menekan pada pelayanan promotif dan preventif. Berubahnya paradigma masyarakat akan
kesehatan, juga akan merubah pemeran dalam pencapaian kesehatan masyarakat, dengan
tidak mengesampingkan peran pemerintah dan petugas kesehatan.

7
Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaanmasayrakat merupakan
unsur penting yang tidak bisa diabaikan.Pemberdayaan kesehatan di bidang kesehatan
merupakan sasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah satu dari
strategi global promosi kesehatanpemberdayaan (empowerment)sehingga pemberdayaan
masyarakat sangat penting untuk dilakukanagar masyarakat sebagai primary target memiliki
kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan,2013).

Pengertian Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat
bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan
kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Memampukan masyarakat,
“dari, oleh, danuntuk” masyarakat itu sendiri (Nurbeti, M. 2009).Pemberdayaan masyarakat
di bidang kesehatan merupakansasaran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat atau
komunitasmerupakan salah satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan
(empowerment) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar
masyarakat sebagai primary target memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara
dan
meningkatkan kesehatan mereka. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin mengetahui
tentang manajemen pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

TUJUAN
1. Memahami pengertian konsep pemberdayaan masyarakat.
2. Mengetahui ciri-ciri pemberdayaan masyarakat
3. Mengetahui tujuan pemberdayaan masyarakat
4. Mengetahui prinsip pemberdayaan masyarakat
5. Mengetahui peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan
masyarakat.
6. Mengetahui Indikator pemberdayaan masyarakat
7. Mengetahui sasaran pemberdayaan masyarakat
8. Mengetahui jenis-jenis pemberdayaan masyarakat

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi
dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat bidangkesehatan
adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran kemauan dan kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan (Supardan, 2013).

Sulistiyani (2009) menjelaskan lebih rinci bahwa secara etimologis pemberdayaan berasal
dari kata dasar "daya" yang berarti kekuatan atau kemampuan. Bertolak dari pengertian
tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh daya, kekuatan
atau kemampuan, dan atau proses pemberian daya, kekuatan atau kemampuan dari pihak
yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Berdasarkan beberapa
pengertian pemberdayaan yang dikemukakan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada
hakekatnya pemberdayaan adalah suatu proses dan upaya untuk memperoleh atau
memberikan daya, kekuatan atau kemampuan kepada individu dan masyarakat lemah agar
dapat mengidentifikasi, menganalisis, menetapkan kebutuhan dan potensi serta masalah yang
dihadapi dan sekaligus memilih alternatif pemecahnya dengan mengoptimalkan sumberdaya
danpotensi yang dimiliki secara mandiri (Nurbeti, M. 2009).
8
B. Proses Pemberdayaan Masyarakat
Pranarka & Vidhyandika (2009) menjelaskan bahwa ”proses pemberdayaan mengandung
dua kecenderungan. Pertama, proses pemberdayaan yang mene-kankan pada proses
memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan, kekuasaan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu lebih berdaya. Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut
sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua
atau kecenderungan sekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong atau
memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa
yang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog”.

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa proses pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga
proses yaitu:

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensimasyarakat berkembang


(enabling).

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat (empo-wering),

3. Memberdayakan juga mengandung arti melindungi. Dalam proses pemberdayaan, harus


dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena kekurangberdayaannya dalam
menghadapi yang kuat.

C. Ciri Pemberdayaan Masyarakat

Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan ke dalam pemberdayaan masyarakat


apabila kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif serta dapat memperkuat,
meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan
yang diharapkan. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-
macam, antara lain sebagai berikut :

1. Tokoh atau Pimpinan Masyarakat (Community Leader)


2. Organisasi Masyarakat (Community Organization)
3. Pendanaan Masyarakat (Community Fund)
4. Material Masyarakat (Community Material)
5. Pengetahuan Masyarakat (Community Knowledge)
6. Teknologi Masyarakat (Community Technology)

D. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi, memelihara,
melindungi, dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri (Notoadmojdo, 2007). Batasan
pemberdayaan dalam bidang kesehatan meliputi upaya untuk menumbuhkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga secara
bertahap tujuan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk :

9
a) Tumbuhnya kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi individu,
kelompok atau masyarakat. Pengetahuan dan kesadaran tentang cara – cara
memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah awal dari keberdayaan kesehatan.
b) Timbulnya kemauan atau kehendak ialah sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan
pemahaman terhadap obyek, dalam hal ini kesehatan. Kemauan atau kehendak
merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan.
c) Timbulnya kemampuan masyarakat di bidang kesehatan berarti masyarakat, baik
seara individu maupun kelompok, telah mampu mewujudkan kemauan atau niat
kesehatan mereka dalam bentuk tindakan atau perilaku sehat.

E. Peran Petugas Kesehatan

Peran petugas kesehatan dalam pemberdayaan masyarakat adalah :


- Memfasilitasi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan maupun program-program
pemberdayaan masyarakat meliputi pertemuan dan pengorganisasian masyarakat.

- Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk bekerja sama dalam melaksanakan


kegiatan pemberdayaan agar masyarakat mau berkontribusi terhadap program tersebut

- Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi kepada masyarakat dengan


melakukan pelatihan-pelatihan yang bersifat vokasional (Nurbeti, M. 2009).

10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil makalah ini saya menyimpulkan bahwa Whole


Personphysiology Spiritual Respek dan pemberdayaan merupakan teori praktik,
atau pelayanan, atau asuhan. yang di mana bidan memiliki tugas yang semakin
luas, dan berwawasan.

Whole Personphysiology Spiritual Respek dan pemberdayaan memiliki


beberapa tujuan diantaranya adalah menciptakan komunikasi yang baik antara
bidan, pasien, dan lingkungan. Mengetahui, dan menambah wawasan bidan
sebagai seorang pemimpin, memberikan pelayanan yang maksimal, dan
berkualitas. Serta turut pula memberdayakan pasien, dan kesejahteraan keluarga
dan masyarakat.

B. SARAN
Saya sangat menyadari bahwa masih banyak sekali kekurangan dalam
menyusun makalah ini, sehingga saya sangat mengharapkan kritik, dan
sarannya untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya nanti. Dan saya
meminta maaf yang sebesar – besarnya apabila ada kesalahan, dan
kekurangan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Trisnawati, Frisca. 2016. Pengantar Ilmu Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya

Purwandari, Atik. (dkk),. 2014. Kebidanan Teori dan Asuhan. Jakarta: Penerbit

11
Buku Kedokteran EGC

Suciati, Siti. (dkk),. 2015. Jurnal Teori Konsep Kebidanan. Tulungagung: Prodi D3
Kebidanan Universitas Tulungagung

Tajmiati, Atit. (dkk),. 2016. Modul Konsep Kebidanan dan Etikolegal dalam Praktik
Kebidanan. Surakarta: Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Surakarta
Badan Pusat Statistik, BKKBN, Kemenkes. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012. Jakarta
Bappenas. 2008. Millenium Development Goals. Jakarta
Fatmah. 2014. Teori & Penerapan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Gizi.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Kemenkes RI. 2009. Buku Saku senam Ibu Hamil. Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat
Kemenkes RI. 2011. Pedoman Pelaksanaan kelas ibu hamil. Jakarta: Direktorat
Jendral Bina Gizi dan KIA
Kemenkes. R.I. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta. Motif
Merajut. 2007. Ondori
Riana, NR, Sjamsiar S, Ainul H. 2014. Pelaksanaan Peran Tim Penggerak
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam memberdayakan
perempuan (Studi tentang Program Pendidikan dan Keterampilan di Kecamatan
kaliori, Kabupaten Trmbang). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 5, hal
851-856
UNICEF Indonesia. Sustainable Development Goals (SDGs).

12

Anda mungkin juga menyukai