Anda di halaman 1dari 16

NAMA : MAHIRA MUSTAFA

NIM : 10400121103
KELAS : ILMU HUKUM D
FINAL HUKUM KONSITUSI

KONSITUSI EGYPT
1. Nama negara : Egypt
2. Kepala negara : presiden (pasal 75)
3. Kepala pemeritahan : perdana Menteri/PM Essam Sharaf (pemerintah transisi)
4. Tahun kemerdekaan :
 Kemerdekaan dari Britania Raya 28 Februari 1922 (dari Protektorat Inggris)
 Revolusi Mesir 23 Juli 1952
 Republik diumumkan 18 Juni 1953
 Konsitusi saat ini 18 Januari 2014

5. Berapa kali perubahan :


 Tahun 1923
 Tahun 1930
 Tahun 1923 kembali berlaku
 Tahun 1956
 Tahun 1971,
 Maret 2011
 Tahun 2012
 Tahun 2014

6. Bagaimana bentuk perubahan konsitusi :


Mesir telah beroprasi dibawah beberapa konsitusi, baik sebagai monarki dan setelah
1952 sebagai Republik.
 Tahun 1953 Yang pertama dan paling liberal, yang diumumkan tepat setelah
inggris mendeklarasikan kemerdekaan Mesir. Dokumen itu meletakkan
landasan politik dan budaya bagi Mesir modern, mendeklarasikannya sebagai
negara islam berdaulat yang merdeka dengan Bahasa Arab sebagai bahasanya.
Konsitusi ini menyediakan parlemen bicameral, peradilan independent, dan
eksekutif yang kuat dalam bentuk raja.
 Tahun 1930 konsitusi ini di ganti dengan yang lain, yang memebrikan lebih
banyak kekuasaan kepada raja dan para menterinya. Setelah protes keras, itu
dibatalkan lima tahun kemudian.
 Konsitusi 1923 kembali berlaku tetapi dihapuskan secara permanen setelah
revolusi pada tahun 1952. Republik Mesir dideklarasikan pada tahun 1953.
 Tahun 1956 junta baru yang berkuasa dipimpin oleh seorang oleh seorang
perwira militer menghapus semua partai politik, yang telah beroprasi dengan
kebebasan relative di bawah monarki, dan sebuah konsitusi baru, di mana
perempuan diberikan hak pilih. Untuk menggantikan partai politik yang
dihapuskan, rezim membentuk persatuan nasional pada tahun 1957 dari tahun
1962 uni sosialis Arab (USA) yang mendominasi kehidupan politik dimesir
selama 15 tahun. Sebuah Konsitusi sementara di undangkan tahun 1964
 Pada tahun 1971 sebuah konsitusi baru Mesir diadopsi melalui referendum
untuk menggantikan konsitusi sementara tahun 1964. Itu diubah pada tahun
1980, 2005, dan 2007. Pada tahun 2005 mesir mengadakan oemilihan presiden
pertama kali dimana banyak kandidat bersaing untuk jabatan tersebut dan
yang dilakukan oleh suara popular.
 Konsitusi 1971 ditangguhkan pada februari 2011, menyusul popular
pemberontakan yang memaksa pengunduran diri Pres. Husni Mubarok.
Deklarasi konsitusi sementara dikeluarkan pada 30 maret 2011 oleh Dewan
Tertinggi Angkatan Bersenjata. Ketentuan dari konsitusi 1971 serta Langkah-
langkah baru, yang disetujui melalui referendum pada maret 2011, untuk
membuat pemilihan lebih terbuka, memberlakukan Batasan masa jabatan
presiden, dan membatasi penggunaan undang-undang darurat. Deklarasi
konsitusi juga mencakup ketentuan untuk pemilihan legislative dan presiden
serta untuk penyusunan konsitusi parmanen yang baru.
 Tahun 2012 menjadi 100 anggota Majelis Konsitusi di tunjuk oleh legislative
yang baru terpilih untuk menulis rancangan konsitusi untuk disetujui oleh
referendum nasional. Karena partai-partai islamis telah memenangkan lebih
dari dua pertiga mayoritas di badan legislative, kaum islamis diangkat menjadi
mayoritas kursi di majelis konsituante. Konsitusi disetujui dalam referendum
nasional pada bulan desember 2012.
Konsitusi 2012 ditangguhkan pada juli 2013. Ketika Pres. Mohamed Morsi
disingkirkan dari kekuasaan setelah beberapa hari demonstrasi besar-besaran
menentang pemerintahannya. Pemerintahan sementara yang dipimpin oleh
ketua Mahkamah konsitusi Agung dibentuk untuk mengatur negara. Pada
bulan September pemerintahan baru membentuk panel beranggotakan 50
orang untuk menggantikan 2012 konsitusi.
 Konsitusi baru, yang disetujui oleh pemilihan Mesir pada januari 2014,
meninggalkan banyak Bahasa agama konservatif yang ditamoilkan dalam
dokumen 2012. Serangkaian amandemen disetujui dalam referendum pada
tahun 2019. Diantara ketentuan lainnya, mereka memperpanjang masa jabatan
presiden dan membentuk Kembali majelis tinggi legislatif (awalnya dihapus
dari konsitusi 2014).
Itusenat dilantik pada oktober 2020 setelah amandemen konsitusi disahkan
pada 2019 untuk membentuk Kembali majelis tinggi(legislative bikamerak
sebelumnya menjadi unicameral dibawah konsitusi 2014).

7. Lembaga legislatif :
Dewan Perwakilan Rakyat dipercayakan dengan otoritas legislatif, dan
dengan menyetujui kebijakan umum Negara adapun fungsi untuk majelis rakyat
adalah untuk menetapkan kebijakan. Anggota DPR berhak mempertanyakan anggota
cabinet dan dapat memberhentikan perdana memteri, Menteri cabinet, atau seluruh
cabinet dengan mengeluarkan mosi tidak percaya dengan mayoritas sederhana. DPR
juga memakzulkan oresiden dengan mayoritas dua pertiga. Presiden tidak boleh
membubarkan DPR tanpa referendum publik. Seorang anggota DPR mengabdikan
dirinya pada tugas-tugas keanggotaan dan jabatannya dijaga sesuai dengan undang-
undang. (pasal 101) mandat

8. Lembaga eksekutif :
Presiden Republik adalah kepala negara dan kepala cabang eksekutif
pemerintahan. Dia membela kepentingan rakyat, menjaga kemerdekaan, keutuhan
wilayah dan keselamatan bangsa, dan mematuhi ketentuan Konstitusi dan
melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara yang ditentukan di dalamnya.
(pasal 139) mandat

9. Lembaga yudikatif :
Kejaksaan bersifat independen. Itu diberikan pada pengadilan keadilan
dari berbagai jenis dan derajat, yang mengeluarkan keputusan mereka sesuai
dengan hukum. Kekuasaannya ditentukan oleh hukum. Campur tangan dalam
urusan peradilan atau dalam proses adalah kejahatan yang tidak dapat
diterapkan undang-undang pembatasan. (pasal 184) pengadilan

10. Kedudukan konsitusi :


Konsitusi republik Arab mesir atau Undang-Undang Repubik Arab Mesir
tahun 2012 adalah hukum dasar Mesir. Konsitusi ini ditandatangani menjadi
undang-undang oleh Presiden Mohamed Morsi pada tanggal 26 desember dan
disahkan dalam referendum yang diadakan 15-22 desember 2012 dengan dukungan
64%, tetapi dengan hanya 33% partisipasi pemilihan. Ia menggantikan konsitusi
sementara mesir 2011 dari mesir, yang diadopsi pada tahun 2011 setelah revolusi
Mesir.
Konsitusi dan cara di mna ia diadopsi telah menjadi salah satu focus dari
protes tahun 2012 protes. Zaghoul el-Balshi, sekretaris jenderal komisi pengawas
perancangan referendum konsitusi, mengundurkan diri di tengan protes.

11. Paham konsitusionalisme :


 Sistem separation of power/ distribution of power yang disertai check and belences:

 Sistem kekuasaan peradilan yang merdeka dan mandiri, utamanya lebih


memberdayakan peradilan peradilan administrasi: (pasal 197) Penuntutan Administratif
adalah badan peradilan yang independen. Ini menyelidiki penyimpangan keuangan dan
administrasi, dan yang merujuknya. Mengenai penyimpangan ini, badan administrasi
memiliki wewenang untuk menjatuhkan hukuman disipliner. Undang-undang
mendefinisikan kompetensi lain Pengadilan dan mengatur prosedur yang harus diikuti
sebelum Pengadilan. Menantang keputusannya terjadi di hadapan pengadilan disipliner
yang kompeten di Dewan Negara. Itu juga memulai dan melakukan proses dan banding
disipliner di hadapan pengadilan Dewan Negara sesuai dengan hukum. Semua hal
tersebut di atas diatur oleh hukum.
Kompetensi lain ditentukan oleh hukum. Anggotanya berbagi sekuritas, hak dan
kewajiban yang diberikan kepada anggota peradilan lainnya. Akuntabilitas disipliner
mereka terorganisir
 Pengakuan hak-hak sipil dan politik warga, utamanya yang berkaitan dengan pemilihan
umum dan pemilukada:

-(pasal 12) Hak untuk bekerja, kerja paksa : Bekerja adalah hak, kewajiban, dan
kehormatan yang dijamin oleh negara. Tidak ada kerja paksa kecuali sesuai dengan
undang-undang dan untuk tujuan melakukan pelayanan publik untuk jangka waktu
tertentu dan dengan imbalan upah yang adil, tanpa mengurangi hak-hak dasar mereka
yang ditugaskan untuk pekerjaan itu.

-(pasal 79) hak makan : Setiap warga negara berhak atas pangan dan air bersih yang
sehat dan cukup. Negara wajib menyediakan sumber pangan bagi seluruh warga negara.
Selain itu juga menjamin kedaulatan pangan secara berkelanjutan, dan menjamin
perlindungan keanekaragaman hayati pertanian dan jenis tanaman lokal untuk menjaga
hak generasi.

-(pasal 80) Hak anak : Setiap anak berhak atas pendidikan awal di pusat masa kanak-
kanak sampai usia enam tahun. Dilarang mempekerjakan anak-anak sebelum mereka
mencapai usia tamat pendidikan dasar, dan dilarang mempekerjakan mereka pada
pekerjaan-pekerjaan yang berisiko.

-(pasal 19) pendidikan : Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dengan
tujuan membangun karakter bangsa Mesir, mempertahankan jati diri bangsa,
menanamkan akar pemikiran ilmiah, mengembangkan bakat, mendorong inovasi dan
membangun nilai-nilai peradaban dan spiritual serta konsep kewarganegaraan, toleransi
dan nondiskriminasi. Negara berkomitmen untuk menegakkan tujuannya dalam
kurikulum dan metode pendidikan, dan untuk menyediakan pendidikan sesuai dengan
kriteria kualitas global.

 Pembatasan masa jabatan-jabatan public dalam negara:


Pasal 231 Masa jabatan presiden setelah disahkannya Undang-Undang Dasar ini dimulai
sejak tanggal diumumkannya hasil akhir pemilihan umum.
Pasal 232 Presiden Sementara Republik terus menjalankan kekuasaan kepresidenan yang
ditetapkan dalam Konstitusi sampai Presiden terpilih Republik mengambil sumpah
konstitusional.
Pasal 233 Jika karena halangan sementara, Presiden Sementara Republik tidak dapat
menjalankan kekuasaannya, Perdana Menteri bertindak menggantikannya.
Jika jabatan Presiden Sementara kosong, karena mengundurkan diri, meninggal dunia,
tidak dapat bekerja tetap atau sebab lain, Wakil Presiden Mahkamah Agung yang paling
senior menggantikannya.
 Memberikan kewenangan pengaduan konstitusional bagi mahkamah konstitusi :

12. Nilai konsitusi :


nilai normatif adalah nilai yang ideal (das sollen) dalam konsitusi. Yang
dimana konsitusi suatu negara dikatakan normative pada negara tersebut tidak hanya
bersifat legal tetapi benar benar diterapkan pada politik lembaganya atau dalam
menjalankan kehidupan sehari hari tidak hanya sebatas kesepakatan tertinggi dan
berbentuk teks saja.

13. Lembaga pembuat konsitusi :


Lembaga pembuat konstitusi Mesir adalah Komisi Konstitusi Mesir, yang
merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk menyusun dan mengusulkan draf
konstitusi baru untuk negara tersebut. Komisi ini dibentuk setelah pemberontakan
Tahrir Square pada tahun 2011 yang menyebabkan jatuhnya rezim Hosni Mubarak
dan terjadinya transisi ke demokrasi. Komisi ini terdiri dari 50 anggota yang terdiri
dari ahli hukum, politisi, dan tokoh masyarakat sipil. Mereka bertugas untuk
mengumpulkan masukan dari berbagai sektor masyarakat dan menyusun draf
konstitusi yang reflektif terhadap aspirasi dan kebutuhan masyarakat Mesir. Setelah
draf konstitusi disusun, ia harus disetujui oleh parlemen dan ditetapkan melalui
referendum nasional sebelum dapat diimplementasikan.

14. Lembaga penguji konsitusi :


Mahkamah Konstitusi Agung Mesir  (bahasa Arab: ‫تورية العليا‬LL‫ة الدس‬LL‫المحكم‬, Al-
Mahkamah al-Dustūrīyah al-‘Ulyā) adalah Mahkamah Agung di Republik Arab
Mesir[1] yang berpusat di Kairo. Yang bertujuan untuk mengontrol hukum agar sesuai
dengan konstitusi dan menghapus hukum yang tidak sesuai dengan konstitusi Mesir.
Lembaga ini merupakan badan kehakiman yang independen dari otoritas legislatif dan
eksekutif di Mesir, dan terdiri dari satu Ketua, dan satu Wakil atau lebih serta
beberapa penasehat, dan 7 hakim konsitusi, dan keputusan akhir tidak dapat dibanding
dengan cara apapun.

15. Lembaga-lembaga negara yang ada di konsitusi :


Di Konstitusi Mesir, terdapat beberapa lembaga negara yang terdiri dari:

- Majelis Umum (Parlemen) yang terdiri dari Majelis Nasional (Majelis Tinggi) dan
Majelis Pendidikan (Majelis Rendah).

- Presiden yang merupakan kepala negara dan kepala pemerintahan.

- Mahkamah Agung yang merupakan lembaga yudikatif teratas di negara tersebut.

- Badan Pertimbangan Konstitusi yang merupakan lembaga konstitusional yang


bertugas meninjau dan menyusun rancangan konstitusi baru.

- Mahkamah Audit yang bertugas mengaudit keuangan negara dan lembaga-lembaga


pemerintah.

- Majelis Kedaulatan yang merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas


pertahanan dan keamanan negara.
- Dewan Syura yang merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas masalah-
masalah agama dan hukum yang berhubungan dengan agama.

- Komisi Pemilu yang bertugas menyelenggarakan pemilu dan mengelola proses


pemilihan umum di negara tersebut.

- Komisi Pemilihan yang bertugas menyelenggarakan pemilihan presiden dan anggota


parlemen.

- Komisi Hukum Nasional yang bertugas menyusun dan meninjau peraturan-peraturan


hukum di negara tersebut.

- Komisi Anti-Korupsi yang bertugas melakukan pencegahan dan penindakan


terhadap tindakan korupsi di negara tersebut.

-Komisi Perlindungan Hak Asasi Manusia yang bertugas melindungi hak-hak asasi
manusia di negara tersebut.

-Dewan Syariah yang bertugas mengelola masalah-masalah yang berkaitan dengan


agama di negara tersebut.

-Dewan Penasehat Hukum yang bertugas memberikan nasehat hukum kepada


pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya.

16. Sifat konsitusi : sifat dari konsitusi ini adalah kaku karena metode amandemennya
sulit, jadi buat mengubahnya legislative harus meloloskan RUU amandemen oleh
mayoritas yang spesifik. Berdasarkan pasal 55 “Anggota DPR memiliki hak untuk
mengubah. Undang-undang yang di usulkan dan amandemen yang berasal dari
parlemen tidak dapat diterima ketika penerapannya akan menyebabkan pengurangan
pendapatan public atau penciptaan atau peningkatan pengeluaran public tanpa
pelepasan dana negara yang sesuai”

17. Materi muatan konsitusi (isi point konsitusi)


 Pembukaan
 Bab I (Negara)
-Pasal 1 Sifat Republik
-Pasal 2 Islam, Prinsip-prinsip Syariat Islam
-Pasal 3 urusan agama Kristen dan Yahudi
-Pasal 4 Kedaulatan
-Pasal 5 Sistem Politik
-Pasal 6 Kewarganegaraan

 Bab II (komponen Dasar Masyarakat)


 Bagian satu. Komponen Sosial
-Pasal 7 Al-Azhar
-Pasal 8 Solidaritas sosial
-Pasal 9 Kesempatan yang sama
-Pasal 10 Keluarga sebagai dasar masyarakat
-Pasal 11 Tempat Wanita, keibuan dan masa kanak-kanak
-Pasal 12 Hak untuk bekerja kerja paksa
-Pasal 13 Hak-Hak Pekerja
-Pasal 14 Pekerjaan negara
-Pasal 15 Hak mogok
-Pasal 16 Para martir dan korban luka revolusi
-Pasal 17 Pelayanan jaminan sosial
-Pasal 18 Perawatan Kesehatan
-Pasal 19 Pendidikan
-Pasal 20 Pendidikan Teknik, pelatihan profesional
-Pasal 21 Kemandirian akademik
-Pasal 22 Guru
-Pasal 23 Penelitian ilmiah
-Pasal 24 Bahasa Arab, Pendidikan agama dan sejarah nasional
-Pasal 25 Buta huruf
-Pasal 26 Hak sipil
 Bagian dua. Komponen Ekonomi
-Pasal 27 Sistem ekonomi
-Pasal 28 Kegiatan ekonomi berbasis produksi dan jasa
-Pasal 29 Pertanian
-Pasal 30 Perikanan
-Pasal 31 Keamanan ruang dan informasi
-Pasal 32 Sumber daya alam
-Pasal 33 Kepemilikan
-Pasal 34 Kepemilikan umum
-Pasal 35 Milik pribadi
-Pasal 36 Tanggung jawab sosial sektor swasta
-Pasal 37 Hak Koperasi
-Pasal 38 Perpajakan
-Pasal 39 Tabungan
-Pasal 40 Perampasan harta benda
-Pasal 41 Perumahan
-Pasal 42 Bagian pekerja dalam manajemen
-Pasal 43 Terusan suez
-Pasal 44 Sungai nil
-Pasal 45 Laut, pantai, danau, saluran air, air tanah dan alam
-Pasal 46 Lingkungan Hidup
 Bagian tiga. Komponen budaya
-Pasal 47 Identitas budaya
-Pasal 48 Hak atas kebudayaan
-Pasal 49 Monumen
-Pasal 50 Warisan peradaban dan budaya material dan moral
 Bab III (Hak Publik, Kebebasan dan Kewajiban)
-Pasal 51 Martabat manusia
-Pasal 52 Penyiksaan
-Pasal 53 Persamaan hak dan kewajiban public
-Pasal 54 Kebebasan pribadi
-Pasal 55 Proses yang semestinya
-Pasal 56 Pengawasan penjara
-Pasal 57 Kehidupan pribadi
-Pasal 58 Rumah yang tidak dapat diganggu gugat
-Pasal 59 Hak atas keamanan
-Pasal 60 Tubuh manusia tidak dapat diganggu gugat
-Pasal 61 Donor jaringan dan organ
-Pasal 62 Kebebasan bergerak
-Pasal 63 Migrasi paksa
-Pasal 64 Kebebasan berkeyakinan
-Pasal 65 Kebebasan berpikir
-Pasal 66 Kebebasan penelitian
-Pasal 67 Ciptaan seni dan sastra
-Pasal 68 Akses terhadap informasi dan dokumen resmi
-Pasal 69 Hak kekayaan intelektual
-Pasal 70 Kebebasan pers
-Pasal 71 Kebebasan publikasi
-Pasal 72 Independensi lembaga pers
-Pasal 73 Kebebasan Rumah
-Pasal 74 Kebebasan untuk membentuk partai politik
-Pasal 75 Hak untuk mendirikan persekutuan
-Pasal 76 Hak untuk membentuk sindikat
-Pasal 77 Serikat pekerja
-Pasal 78 Perumahan
-Pasal 79 Makanan
-Pasal 80 Hak anak
-Pasal 81 Hak-hak orang cacat
-Pasal 82 Pemuda
-Pasal 83 Orang lanjut usia
-Pasal 84 Olahraga
-Pasal 85 Hak untuk berbicara dengan otoritas public
-Pasal 86 Kewajiban menjaga keamanan nasional
-Pasal 87 Partisipasi warga negara dalam kehidupan public
-Pasal 88 Orang Mesir yang tinggal di luar negeri
-Pasal 89 Perbudakan, penindasan, perdagangan
-Pasal 90 Sumbangan Amal
-Pasal 91 Suaka
-Pasal 92 Ketentuan pembatasan
-Pasal 93 Perjanjian dan konvensi internasional

 Bab IV (Supremasi hukum)


-Pasal 94 Negara hukum
-Pasal 95 Hukuman
-Pasal 96 Proses yang semestinya
-Pasal 97 Hak untuk menuntut
-Pasal 98 Hak untuk membela diri
-Pasal 99 Pelanggaran kebebasan pribadi
-Pasal 100 Pelaksanaan putusan pengadilan

 Bab V (Sistem Penguasa)


 Bagian Satu. Badan Legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat)
-Pasal 101 Mandat
-Pasal 102 Komposisi
-Pasal 103 Sifat Keanggotaan
-Pasal 104 Sumpah
-Pasal 105 Remunerasi
-Pasal 106 Istilah
-Pasal 107 Masa Berlaku Keanggotaan
-Pasal 108 Lowongan
-Pasal 109 Pembatasan kegiatan ekonomi, pengungkapan keuangan
-Pasal 110 Mencabut keanggotaan
-Pasal 111 Pengunduran diri anggota
-Pasal 112 Pendapat para anggota
-Pasal 113 Tindak pidana terhadap anggota
-Pasal 114 Kursi
-Pasal 115 Sidang biasa
-Pasal 116 Sidang luar biasa
-Pasal 117 Ketua, Wakil Ketua
-Pasal 118 Aturan acara
-Pasal 119 Tatanan dalam
-Pasal 120 Sidang umum
-Pasal 121 Kuorum dan pemungutan suara
-Pasal 122 Mengusulkan RUU
-Pasal 123 Hak veto Presiden
-Pasal 124 APBN
-Pasal 125 Perhitungan akhir
-Pasal 126 Pengumpulan dan pengeluaran dana masyarakat
-Pasal 127 Otoritas eksekutif
-Pasal 128 Gaji, pensiun, ganti rugi, subsidi, dan bonus
-Pasal 129 Mengajukan pertanyaan
-Pasal 130 Menyambut interogasi
-Pasal 131 Pencabutan kepercayaan
-Pasal 132 Pembahasan masalah umum
-Pasal 133 Pembahasan masalah umum oleh anggota
-Pasal 134 Pengarahan atau pernyataan mendesak
-Pasal 135 Pencarian fakta
-Pasal 136 Kehadiran sidang perdana menteri, wakilnya, menteri dan wakilnya
-Pasal 137 Pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat
-Pasal 138 Pengajuan usul dan pengaduan
 Bagian dua. Otoritas Eksekutif
Sub bagian Satu. Presiden Republik
-Pasal 139 Mandat
-Pasal 140 Istilah, pemilihan, larangan posisi partisan
-Pasal 141 Syarat-syarat pencalonan
-Pasal 142 Syarat-syarat pencalonan
-Pasal 143 Pemilihan
-Pasal 144 Sumpah
-Pasal 145 Upah
-Pasal 146 Informasi Pemerintah
-Pasal 147 Pembebasan Pemerintah
-Pasal 148 Pelimpahan wewenang
-Pasal 149 Penyelenggaraan pemerintahan
-Pasal 150 Kebijakan umum negara
-Pasal 150 Bis
-Pasal 151 Hubungan luar negeri
-Pasal 152 Presiden dan angkatan bersenjata
-Pasal 153 Pengangkatan pegawai sipil dan militer serta diplomat
-Pasal 154 Keadaan darurat
-Pasal 155 Pengampunan dan amnesti
-Pasal 156 Keputusan yang mempunyai kekuatan hukum
-Pasal 157 Referendum
-Pasal 158 Pengunduran diri
-Pasal 159 Penuntutan
-Pasal 160 Lowongan
-Pasal 161 Pencabutan kepercayaan
-Pasal 162 Prioritas pemilihan presiden
Sub bagian Dua. Pemerintah
-Pasal 163 Komposisi, mandat Perdana Menteri
-Pasal 164 Syarat-syarat pencalonan
-Pasal 165 Sumpah
-Pasal 166 Upah
-Pasal 167 Amanat Pemerintah
-Pasal 168 Mandat Menteri
-Pasal 169 Pernyataan di depan Dewan Perwakilan Rakyat
-Pasal 170 Peraturan untuk menegakkan hukum
-Pasal 171 Peraturan untuk membuat dan mengatur utilitas umum
-Pasal 172 Peraturan disipliner
-Pasal 173 Penyidikan dan pengadilan
-Pasal 174 Pengunduran diri
Sub bagian Tiga. Administrasi Lokal
-Pasal 175 Unit-unit administrasi
-Pasal 176 Pemberdayaan unit-unit pemerintahan
-Pasal 177 Kebutuhan unit-unit daerah
-Pasal 178 Keuangan unit-unit daerah
-Pasal 179 Pemilihan gubernur dan kepala daerah
-Pasal 180 Pemilihan dewan local
-Pasal 181 Keputusan dewan local
-Pasal 182 Anggaran dan perhitungan akhir dewan daerah
-Pasal 183 Pembubaran dewan local
 Bagian Tiga. Otoritas Yudikatif
Sub bagian Satu. Ketentuan Umum
-Pasal 184 Pengadilan
-Pasal 185 Badan peradilan
-Pasal 186 Independensi peradilan
-Pasal 187 Sidang umum
Sub bagian Dua. Kejaksaan dan Kejaksaan
-Pasal 188 Mandat
-Pasal 189 Penuntutan umum
-Pasal 190 Amanat
Sub bagian Tiga. Dewan Negara
 Bagian Empat. Mahkamah Agung Konstitusi
-Pasal 191 Kemerdekaan, kursi, anggaran, Majelis Umum
-Pasal 192 Yurisdiksi
-Pasal 193 Komposisi
-Pasal 194 Presiden dan Wakil Presiden
-Pasal 195 Pengumuman ketetapan dan keputusan
 Bagian Lima. Badan Yudisial
-Pasal 196 Otoritas Kasus Negara
-Pasal 197 Penuntutan Administratif
 Bagian enam (Profesi Hukum)
-Pasal 198 Jaminan, larangan penangkapan
 Bagian tujuh (Pembantu Kejaksaan)
-Pasal 199 Ahli yudisial, ahli kedokteran forensik, dan anggota notaris
 Bagian delapan ( Bersenjata dan Kepolisian)
Sub bagian Satu. Angkatan Bersenjata
-Pasal 200 Mandat
-Pasal 201 Panglima Angkatan Bersenjata
-Pasal 202 Mobilisasi umum, sengketa administrative
Sub bagian Dua. Dewan Ketahanan Nasional
-Pasal 203 Komposisi, mandate
Sub bagian Tiga. Peradilan Militer
-Pasal 204 Pengertian, amanat, pengadilan militer terhadap penduduk sipil
Sub bagian Empat. Dewan Keamanan Nasional
-Pasal 205 Susunan, amanat
Sub bagian Lima. Angkatan Kepolisian
-Pasal 206 Mandat
-Pasal 207 Dewan Polisi Agung
 Bagian sembilan (Komisi Pemilihan Umum)
-Pasal 208 Mandat
-Pasal 209 Struktur, komposisi
-Pasal 210 Penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara
 Bagian sepuluh (Dewan Media Nasional)
-Pasal 211 Amanat, komposisi
-Pasal 212 Asosiasi Pers dan Media Nasional
-Pasal 213 Asosiasi Pers dan Media Nasional
 Bagian sebelas (Dewan Nasional, Badan Independen dan Badan Pengatur)
Sub bagian Satu. Dewan Nasional
-Pasal 214 Dewan Nasional
Sub bagian Dua. Badan independen dan badan pengatur
-Pasal 215 Badan-badan independen dan badan-badan pengatur
-Pasal 216 Pembentukan setiap badan atau badan pengatur independent
-Pasal 217 Pelaporan oleh badan independen dan badan pengatur
-Pasal 218 Pemberantasan korupsi
-Pasal 219 Organisasi Pemeriksa Pusat
-Pasal 220 Bank Sentral
-Pasal 221 Otoritas Pengawas Keuangan

 Bab VI (Ketentuan Umum dan Peralihan)


 Bagian satu
-Pasal 222 Modal
- Pasal 223 Bendera
- Pasal 224 Kesinambungan hukum
- Pasal 225 Pengumuman undang-undang dalam Lembaran Negara
- Pasal 226 Amandemen
- Pasal 227 Konstitusi dan Pembukaan
 Bagian dua
- Pasal 228 Panitia Pemilihan Tinggi, Panitia Pemilihan Presiden
- Pasal 229 Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat
- Pasal 230 Tata cara pemilihan parlemen dan pemilihan presiden
- Pasal 231 Awal masa jabatan presiden
- Pasal 232 Presiden sementara
- Pasal 233 Lowongan presiden sementara
- Pasal 234 Menteri Pertahanan
- Pasal 235 Membangun dan merenovasi gereja
- Pasal 236 Pembangunan ekonomi dan perkotaan di perbatasan dan daerah tertinggal
- Pasal 237 Perang melawan terorisme
- Pasal 238 Pengeluaran pemerintah untuk Pendidikan
- Pasal 239 Delegasi hakim, anggota badan peradilan
- Pasal 240 Putusan pengadilan pidana
- Pasal 241 Keadilan transisi
- Pasal 241 Bis
- Pasal 242 Pemerintahan daerah
- Pasal 243 Perwakilan buruh dan petani di parlemen
- Pasal 244 Perwakilan pemuda, umat Kristiani, orang cacat, dsb
- Pasal 244 Bis
- Pasal 245 Pegawai Dewan Syura
- Pasal 246 Deklarasi Konstitusi
- Pasal 247 Pemberlakuan
- Pasal 248
- Pasal 249
-Pasal 250
-Pasal 251
-Pasal 252
-Pasal 253
-Pasal 254

18. Materi muatan dekatkan dengan pandangan yang lain :


 Susunan Pemerintahan :
Pasal 194 Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dan Wakil Ketua Mahkamah Agung, serta Ketua dan Anggota Dewan Komisioner
bersifat independen, tidak dapat diberhentikan, dan tidak tunduk pada kekuasaan lain selain
undangundang. Hukum menetapkan syarat-syarat yang harus mereka penuhi. Pengadilan
bertanggung jawab atas akuntabilitas disipliner mereka sebagaimana diatur oleh hukum.
Mereka berhak atas semua hak, kewajiban dan jaminan yang diberikan kepada anggota
peradilan lainnya.

 Hubungan suatu Lembaga dengan yang lain :


Pasal 146 informasi pemerintahan
Presiden Republik menugaskan Perdana Menteri untuk membentuk pemerintahan dan
menyampaikan programnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Jika pemerintahannya tidak
mendapat kepercayaan dari mayoritas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dalam waktu paling
lama 30 hari, Presiden mengangkat Perdana Menteri berdasarkan pencalonan dari partai atau
koalisi yang memiliki kursi pluralitas di DPR. Perwakilan.
Jika pemerintahannya gagal memenangkan kepercayaan mayoritas anggota DPR dalam waktu
30 hari, DPR dianggap bubar, dan Presiden Republik menyerukan pemilihan DPR baru dalam
waktu 60 hari sejak tanggal pengumuman pembubaran.
Dalam segala hal, jumlah jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal ini tidak boleh melebihi
60 hari.
Dalam hal DPR dibubarkan, Perdana Menteri mempresentasikan pemerintah dan programnya
kepada DPR baru pada sesi pertama.
Dalam hal pemerintah dipilih dari partai atau koalisi yang memegang banyak kursi di Dewan
Perwakilan Rakyat, Presiden Republik dapat, dengan berkonsultasi dengan Perdana Menteri,
memilih Menteri Kehakiman, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan .

Jika DPR memutuskan untuk menarik kepercayaan dari Perdana Menteri, salah satu wakilnya,
seorang menteri, atau wakil mereka dan pemerintah telah mengumumkan solidaritasnya
dengan dia sebelum pemungutan suara, maka pemerintah wajib menawarkan pengunduran
dirinya. Jika resolusi tanpa kepercayaan menyangkut anggota tertentu dari pemerintah,
anggota tersebut wajib mengundurkan diri dari jabatannya.
 Hubungan suatu Lembaga dengan masyarakat
Pasal 167 amanat pemerintah
Memelihara keamanan negara, dan melindungi hak-hak warga negara dan masyarakat
kepentingan negara
 Pernyataan perlindungan HAM
Pasal 93 perjanjian dan konvensi internasional
Negara berkomitmen terhadap perjanjian, kovenan, dan konvensi internasional hak asasi
manusia yang telah diratifikasi oleh Mesir. Mereka memiliki kekuatan hukum setelah publikasi
sesuai dengan keadaan yang ditentukan.
 Tujuan dan cita-cita politik
Pasal 144 sumpah
Sebelum memangku jabatan kepresidenan, Presiden Republik mengucapkan sumpah di depan
Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut: “Saya bersumpah demi Tuhan Yang Maha Esa
untuk setia menjunjung tinggi sistem republik, menjunjung konstitusi dan hukum, menjunjung
tinggi kepentingan rakyat dan untuk menjaga kemerdekaan dan keutuhan wilayah bangsa.”
Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat berhalangan, maka sumpah diucapkan di hadapan Sidang
Umum Mahkamah Agung.
Pasal 5 sistem politik
Sistem politik didasarkan pada multiplisitas politik dan partisan, pemindahan kekuasaan
secara damai, pemisahan dan perimbangan kekuasaan, otoritas berjalan dengan tanggung
jawab, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan, sebagaimana diatur
dalam Konstitusi.

19. Klarifikasi konsitusi :


1.) Kakukarena presiden Republik dapat menyerukan referendum tentang isu-isu yang
berkaitan dengan kepentingan tertinggi negara tanpa mengurangi ketentuan Konstitusi.
Jika panggilan untuk referendum berkaitan dengan lebih dari satu isu, rakyat harus
memberikan suara untuk setiap isu.
Setelah proposal untuk menarik kepercayaan diri disetujui, masalah menarik kepercayaan
dari Presiden Republik dan mengadakan pemilihan presiden lebih awal akan diajukan ke
referendum publik oleh Perdana Menteri. Jika mayoritas menyetujui keputusan untuk
menarik kepercayaan, Presiden Republik akan diberhentikan dari jabatannya, jabatan
Presiden Republik akan dianggap kosong, dan pemilihan presiden awal akan diselenggarakan
dalam waktu 60 hari dari tanggal pengumuman hasil referendum. Jika hasil referendum
ditolak, Dewan Perwakilan Rakyat dianggap dibubarkan, dan Presiden Republik akan
menyerukan pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat yang baru dalam waktu 30 hari sejak
tanggal pembubaran.
2.) Tertulis Hukum Dasar Mesir adalah undang-undang dasar negara Mesir yang mengatur
sistem pemerintahan, hak asasi manusia, dan hak-hak politik warga negara. Hukum Dasar
Mesir juga mengatur sistem pengadilan, lembaga legislatif, dan lembaga eksekutif di negara
tersebut.
3.) derajat tinggi/tidak tertinggi : derajat tinggi
- Konsitusi : hukum tertinggi di negara ini, yang menentukan fondasi masyarakat
organisasi kekuasaan negara dan hak serta kebebasan seseorang dan warga
negara.
- Norma hukum internasional Secara umum, Mesir menghormati norma-norma
hukum internasional dan berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya sebagai
anggota dari komunitas internasional. Namun, seperti negara lain, Mesir juga
dapat terkadang terlibat dalam konflik atau sengketa internasional, dan dapat
menggunakan mekanisme hukum internasional untuk menyelesaikannya.
- Peraturan kabinet Menteri Peraturan Kabinet adalah serangkaian peraturan
yang dikeluarkan oleh Kabinet Mesir yang merupakan lembaga eksekutif
pemerintah Mesir yang terdiri dari menteri-menteri yang bertanggung jawab
kepada Presiden Mesir. Peraturan Kabinet bertujuan untuk mengatur tata kelola
pemerintahan dan mengelola seluruh urusan pemerintahan di Mesir. Peraturan
Kabinet dapat berupa peraturan perundang-undangan atau peraturan lain yang
dibuat oleh Kabinet untuk mengatur tata kelola pemerintahan dan mengelola
urusan pemerintahan di Mesir. Peraturan Kabinet harus disahkan oleh Majelis
Tinggi Mesir sebelum dapat diterapkan.
- Peraturan pemerintah daerah yang mengikat Peraturan pemerintah daerah di
Mesir merupakan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah di
tingkat propinsi atau kota di Mesir. Peraturan pemerintah daerah tersebut
merupakan peraturan yang mengatur dan mengikat masyarakat di wilayah
pemerintahan daerah tersebut.

Peraturan pemerintah daerah di Mesir harus sesuai dengan peraturan


perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut, termasuk Undang-
Undang Dasar Mesir dan peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh pemerintah
pusat. Peraturan pemerintah daerah juga harus sesuai dengan prinsip-prinsip
konstitusional yang berlaku di Mesir, seperti prinsip keadilan, kemerdekaan,
dan hak asasi manusia.

Peraturan pemerintah daerah di Mesir dikeluarkan oleh pemerintah daerah


setelah melalui proses penyusunan yang melibatkan berbagai pihak, termasuk
masyarakat, lembaga pemerintahan, dan lembaga swadaya masyarakat. Setelah
peraturan pemerintah daerah dikeluarkan, ia harus diumumkan kepada
masyarakat agar dapat diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat di wilayah
pemerintahan daerah tersebut.
4.) Negara Republik : Republik Arab Mesir adalah negara berdaulat, bersatu dan tak
terpisahkan, di mana tidak ada yang dapat disingkirkan, dan sistemnya adalah republik
demokratis berdasarkan kewarganegaraan dan supremasi hukum.
5.) Parlamenter : Presiden mengangkat Perdana Menteri berdasarkan pencalonan dari
partai atau koalisi yang memiliki kursi pluralitas di DPR. Perwakilan.
PERBANDINGAN KONSTITUSI EGYPT (MESIR) DENGAN KONSTITUSI INDONESIA (UNDANG-
UNDANG 1945)

1. Kelembagaan Negara :

Anda mungkin juga menyukai