Anda di halaman 1dari 11

ILMU NEGARA

Berapa kali Indonesia ganti konstitusi, dan apa saja alat negaranya, perubahan setiap
konstitusi

Perubahan terjadi sebanyak 8 kali, 4 pada masa orde lama dan 4 pada masa reformasi
melalui amandemen

MASA ORDE LAMA


Periode 17 Agustus 1945-27 Desember 1949
a. Konstitusi yang dipakai adalah UUD 1945 yang ditetapkan dan disahkan oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
b. Bentuk negara Indonesia adalah kesatuan republik Indonesia
c. Sistem pemerintahannya adalah presidensiil yang bergeser ke parlementer.
Alat Perlengkapan Negara
Dewan Perwakilan Rakyat dipegang oleh KNIP sekaligus.
MPR adalah pemegang kekuasaan negara tertinggi aau pemegang kedaulatan
rakyat.
Presiden dipilih oleh MPR bukan oleh rakyat
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya selama masa lima tahun, dan
sesudahnya dapat dipilih kembali.
Adanya Mahkamah Agung
Adanya DPA
Terbentuknya BPK
Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950
a. Konstitusi yang berlaku pada masa itu adalah Konstitusi RIS 1949.
b. Bentuk negara RIS adalah federasi, terbagi dalam 7 buah negara bagian dan 9
buah satuan kenegaran yang kesemuanya bersatu dalam ikatan federasi RIS.
c. Sistem pemerintahannya adalah parlementer
Alat Perlengkapan Negara
Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum yang mewakili rakyat
Adanya Mahkamah Agung Indonesia
Adanya Dewan Pengawas Keuangan
DPR terdiri dari 150 anggota
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah warganegara yang telah berusia 25 tahun dan buk
an orang yang tidak diperkenankan serta dalam atau-menjalankan hak-pilih ataupun orang ya
ng haknya untuk dipilih telah dicabut.
Adanya senat yang mewakili bagian-bagian daerah
Presiden mengangkat perdana menteri

Adanya konstituante
yang terdiri dari DPR dan
senat dengan jumlah
anggota dua kali lipat
Periode 17 Agustus 1950-5 Juli 1959
a. Konstitusi yang berlaku adalah UUDS 1950.
b. Bentuk negara menurut UUDS 1950 adalah negara kesatuan.
c. Sistem pemerintahan menurut UUDS 1950 adalah parlementer.
Alat Perlengkapan Negara
Penghapusan Senat
Badan konstituante dipilih melalui pemilu
DPRS terdiri dari atas gabungan DPR Republik Indonesia Serikat dan Badan Pekerja KNIP. T
ambahan anggota atas penunjukan Presiden dipertimbangkan lebih jauh oleh kedua pemerinta
h
DPRS bersama-sama dengan KNIP dinamakan Majelis Perubahan Undang-Undang Dasar, m
empunyai hak mengadakan perubahan-perubahan dalam undang-undang yang baru
Konstituante terdiri dari anggota-anggota yang
dipilih dengan mengadakan pemilihan umum berdasar atas satu orang anggota
untuk tiap 300.000 penduduk, dengan memperhatikan perwakilan yang pantas
bagi golongan minoriteit; (Pasal 135 dst)
Dewan Menteri harus bersifat kabinet parlementair
Dewan Pertimbangan Agung dihapuskan.

Periode 5 Juli 1959-1966


a. Konstitusi yang dipakai adalah UUD 1945.
b. Bentuk negara adalah kesatuan
c. Sistem pemerintahannya adalah presidensiil
Alat Perlengkapan Negara
DPR-GR (DPR Gotong Royong)
Presiden adalah pemegang kekuasaan tertinggi
Adanya MPRS
Adanya Dewan Pertimbangan Agung Sementara
Adanya BPK
Adanya Mahkamah Agung
Presiden dipilih oleh rakyat
MASA REFORMASI
1. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan I (12 – 21 Oktober 1999)
Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat. dalam
perubahan alat perlengkapn negara sebagai berikut:
- Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR
- Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden menjadi 2 periode
- Pengangkatan dan penempatan duta oleh presiden atas persetujuan DPR
- Pemberian grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan MA
-Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) memegang kuasa membentuk Undang-Undang
2. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan II (18 Agustus 2000-9 Nopember
2001) – Masa Reformasi dipimpin oleh Abdurrahman Wahid 2
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 27 Pasal dalam 7 Bab. Dalam
perubahan alat perlengkapan negara sebagai berikut:
- Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
- Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan
umum.
- Gubernur, Bupati, dan Wali kota masing-masing sebagai kepala pemerintah
daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.
- Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi
pengawasan
3. Undang-undang Dasar 1945 dan Perubahan III (9 November 2001 – 10 Agustus
2002) – Masa Reformasi dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23 Pasal dalam 7 Bab. dalam
perubahan alat perlengkapan negara sebagai berikut:
- Adanya lembaga negara baru yaitu Mahkamah Konstitusi (MK)
- DPD dipilih melalui pemilu
- Munculnya lembaga negara baru yaitu Komisi Yudisial (KY)
- Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota-anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan
golongan-golongan, menurut aturan yang ditetapkan dengan undang-undang.
4. Undang-undang Dasar 1945 dan perubahan IV (10 Agustus 2002) – Masa
Reformasi dipimpin oleh Megawati Soekarno Putri
Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31
butir ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Hasil Amandemen UUD 1945 yang
keempat menetapkan dalam perubahan Alat Perlengkapan Negara
- DPA dihapuskan
- Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat
dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan
diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
SEBELUM SESUDAH AMANDEMEN

1.MPR sebelum amandemen terdiri


dari DPR, utusan daerah, dan utusan
golongan. Lalu setelah amandemen
terdiri dari DPR dan DPD.
2.Penghapusan Dewan Pertimbangan Agung (DPA)
3.Adanya lembaga negara baru berupa Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi
Yudisial (KY) yang berada dibawah naungan dari Mahkamah Agung (MA)

Cerita otonomi daerah, awal mulanya kapan, terus uudnya apa, asas-asanya apa
MASA ORDE LAMA
Pada masa orde lama sudah ada otonomi daerah namun masih terbatas seperti dalam Undang-
Undang No. 1 Tahun 1945 tentang kedudukan peraturan mengenai komite nasional daerah .
UndangUndang ini sangat singkat, yang hanya memuat enam pasal yang ditetapkan ada
tanggal 23 November 1945.
Undang-Undang ini mulai berlaku pada hari diumumkan dan perubahan dalam daerah-daerah
harus selesai dalam waktu selambat-lambatnya 14 hari. Undang-Undang No. 1 Tahun 1945
mengatur pembentukan KND (Komite Nasional Daerah)
MASA ORDE BARU
Dikeluarkannya Undang-Undang No. 5/1974 yang mengatur pemerintahan daerah. Melalui
peraturan ini ada desentralisasi semu atau bentuk 'otonomi elite pemerintah daerah' yang
dikontrol elite pemerintah pusat. Kebijakan otonomi dalam era ini disebut Otonomi Daerah
Bertingkat yang Nyata dan Bertanggung Jawab.

MASA REFORMASI
Pada zaman reformasi, bentuk pemerintahan juga bergeser dari sentralisasi menajdi
desentralisasi. Dalam konsep desentralisasi, pemerintahan daearah mempunyai hak otonomi
daerah untuk mengatur sendiri wilayahnya. Pengesahan hak otonomi daearah ini dimulai
pada amandemen UUD 1945 yang ke 2. Dalam pasal 18A (ayat 1,2) dan Pasal 18B (ayat 1,2)
dengan Judul Bab Pemerintah Daerah

KESIMPULAN
Otonomi daerah sudah ada sejak masa orde lama namun terbatas. Pemerintahan baru
murni beralih menjadi desentralisasi dan menganut otonomi daerah murni pada era
reformasi.
Asas Hukum Lembaga Negara di Indonesia

Asas- asas Hukum MPR :


Asas-asas hukum Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR sebagai lembaga tinggi negara
di Indonesia diatur dalam Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 28 ayat (1)Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945. Berikut ini adalah asas-asas hukum MPR seperti yang
tercantum dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia: :
1. Asas yang paling penting adalah asas kedaulatan rakyat (Pasal 1 ayat 2). Asas ini
melandaskan bahwa kekuasaan di Indonesia berasal dari rakyat dan dipergunakan untuk
kepentingan rakyat.
2. Asas yang kedua adalah asas kerakyatan (Pasal 1 ayat 3), artinya kekuasaan rakyat
dijalankan oleh wakil rakyat secara langsung atau melalui MPR, DPR, dan DPRDS.
3. Asas yang ketiga adalah asas demokrasi (Pasal 2 ayat 1), artinya kekuasaan dijalankan di
dalam suatu sistem demokrasi, sehingga rakyat memiliki kebebasan dan hak untuk memilih
dan dipilih.
4. Asas yang keempat adalah asas keadilan sosial (Pasal 2 ayat 2), artinya kekuasaan dipakai
untuk menciptakan ketentraman dan kesejahteraan rakyat.
5. Asas yang kelima adalah asas keadilan hukum (Pasal 2 ayat 3), artinya kekuasaan
dijalankan secara adil dan memperhatikan hak asasi manusia.

Adapun asas hukum lain yang terkait dengan MPR adalah:


1. Asas kebangsaan (Pasal 3), artinya MPR harus tetap mengutamakan kesatuan dan
persatuan bangsa Indonesia.
2. Asas kebhinekaan (Pasal 4), artinya MPR harus memperhatikan dan menjaga keberagaman
budaya, agama, suku, etnis, dan bahasa di Indonesia.
3. Asas kesatuan (Pasal 5), artinya MPR harus selalu menjaga kesatuan dan persatuan NKRI.

Asas-asas Hukum DPR

Asas hukum DPR RI adalah sebagai berikut:


1. Asas kedaulatan rakyat (Pasal 1 ayat 2): Asas kedaulatan rakyat yang termuat dalam UUD
1945 artinya DPR RI wajib memberikan dukungan atas kebijakan yang memutuskan
kepentingan rakyat.
2. Asas kerakyatan (Pasal 1 ayat 3): Asas kerakyatan yang termuat dalam UUD 1945 artinya
DPR RI harus berlandaskan sistem demokrasi yang memungkinkan rakyat untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
3. Asas konstitusi (Pasal 1 ayat 4): Asas konstitusi yang termuat dalam UUD 1945 artinya
DPR RI harus mematuhi aturan dan ketentuan yang termuat di dalam konstitusi.
4. Asas keadilan dan keseimbangan (Pasal 1 ayat 5): Asas keadilan dan keseimbanga yang
termuat dalam UUD 1945 artinya DPR RI wajib memberikan dukungan dan kebijakan secara
adil dan seimbang untuk memberikan manfaat kepada semua lapisan masyarakat.
5. Asas demokrasi (Pasal 1 ayat 6): Asas demokrasi yang termuat dalam UUD 1945 artinya
DPR RI harus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.

Asas-asas Hukum DPD

Asas hukum DPD adalah:


UUD 1945
UU No. 39 Tahun 1999 tentang DEPAN yang diubah dengan UU No. 12 Tahun 2016.
Asas-asas yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999 adalah:

1. Asas kedaulatan rakyat (Pasal 1 ayat 2): Asas kedaulatan rakyat yang termuat dalam UUD
1945 artinya DPD RI wajib memberikan dukungan atas kebijakan yang memutuskan
kepentingan rakyat.
2. Asas kerakyatan (Pasal 1 ayat 3): Asas kerakyatan yang termuat dalam UUD 1945 artinya
DPD RI harus berlandaskan sistem demokrasi yang memungkinkan rakyat untuk
berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.
3. Asas konstitusi (Pasal 1 ayat 4): Asas konstitusi yang termuat dalam UUD 1945 artinya
DPD RI harus mematuhi aturan dan ketentuan yang termuat di dalam konstitusi.
4. Asas keadilan dan keseimbangan (Pasal 1 ayat 5): Asas keadilan dan keseimbanga yang
termuat dalam UUD 1945 artinya DPD RI wajib memberikan dukungan dan kebijakan secara
adil dan seimbang untuk memberikan manfaat kepada semua lapisan masyarakat.
5. Asas demokrasi (Pasal 1 ayat 6): Asas demokrasi yang termuat dalam UUD 1945 artinya
DPD RI harus meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
6. Asas kewilayahan (Pasal 2 ayat 1): Asas kewilayahan yang termuat dalam UU No. 39
Tahun 1999 serta diubah dengan UU No. 12 Tahun 2016 artinya DPD RI wajib
mempertimbangkan kebutuhan wilayah dan permasalahan lokal dalam mengambil kebijakan.
7. Asas representasi (Pasal 2 ayat 2): Asas representasi yang termuat dalam UU No. 39 Tahun
1999 serta diubah dengan UU No. 12 Tahun 2016

Asas-asas Hukum DPRD

Asas hukum DPRD adalah:


UUD 1945
UU No. 27 Tahun 2004 soal Pemerintahan Daerah.

Asas-asas yang diatur dalam UU No. 27 Tahun 2004 adalah:


1. Asas kedaulatan rakyat (Pasal 5 ayat 3): Asas kedaulatan rakyat yang termuat dalam UUD
1945 artinya DPRD wajib memberikan dukungan atas kebijakan yang memutuskan
kepentingan rakyat.
2. Asas kerakyatan (Pasal 6): Asas kerakyatan yang termuat dalam UUD 1945 artinya DPRD
harus berlandaskan sistem demokrasi yang memungkinkan rakyat untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Asas konstitusi (Pasal 7): Asas konstitusi yang termuat dalam UUD 1945 artinya DPRD
harus mematuhi aturan dan ketentuan yang termuat di dalam konstitusi.
4. Asas kepemimpinan (Pasal 8): Asas kepemimpinan yang termuat dalam UU No. 27 Tahun
2004 artinya DPRD harus memanfaatkan potensi dan kearifan lokal serta memberdayakan
partisipasi masyarakat dalam memberikan solusi atau usulan terhadap permasalahan daerah.
5. Asas partisipasi masyarakat (Pasal 9): Asas partisipasi masyarakat yang termuat dalam UU
No. 27 Tahun 2004 artinya DPRD harus memastikan keterlibatan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan.
6. Asas transparansi (Pasal 10): Asas transparansi yang termuat dalam UU No. 27 Tahun 2004
artinya DPRD harus mengaktifkan pengadaan transparan dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan daerah.
7. Asas kebersamaan (Pasal 11): Asas kebersamaan yang termuat dalam UU No. 27 Tahun
2004 artinya DPRD harus memenuhi kepentingan rakyat dan melindungi kepentingan umum.

Asas-asas Hukum BPK

Asas hukum BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) adalah:

Asas kedaulatan rakyat yang diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UUD 1945.
UU No. 15 Tahun 2006 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara.
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Kearsipan dan Pelayanan Dokumen.

Asas-asas yang diatur dalam UU No. 15 Tahun 2006 adalah:

1. Asas kelembagaan yang independen (Pasal 4 ayat (1)): Asas ini melindungi BPK dari
pengaruh dari manapun, termasuk pemerintah dan lembaga lainnya. BPK diharuskan
melakukan tugasnya dengan independen dan akuntabel dalam mengumpulkan data dan
informasi yang tidak bisa memberikan dampak terhadap keputusan yang dibuat.
2. Asas kekuatan kekuasaan (Pasal 4 ayat (2)): Asas ini memberikan kekuatan kepada BPK
untuk melakukan tugasnya dengan memeriksa keuangan negara dan memberikan laporan
hasilnya kepada pemerintah dan DPR.
3. Asas kewajiban penggunaan anggaran (Pasal 6): Asas ini terkait dengan kewajiban
pemerintah untuk menggunakan anggaran secara transparan dan efektif dalam membangun
negara.
4. Asas tanggung jawab dan kewajiban yang jelas (Pasal 9): Asas ini terkait dengan
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan dan tanggung jawab dalam melayani rakyat.
5. Asas kualitas data dan informasi (Pasal 12): Asas ini terkait dengan kualitas data dan
informasi yang tidak boleh memengaruhi hasil pemeriksaan BPK.
6. Asas dukungan dan kegiatan yang terkoordinasi dan terintegrasi (Pasal 13): Asas ini
mengenai dukungan dan kegiatan yang terkoordinasi dan terintegrasi dalam pelaksanaan
pemeriksaan oleh BPK.

Asas-asas Hukum MA

Asas hukum Mahkamah Agung (MA) adalah:

UUD 1945
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan dan Peraturan Mahkamah Agung
Nomor 7 Tahun 1991 dan Peraturan Mahkamah Agung No.5 Tahun 2018 tentang Tata Cara
Penunjukan, Pengukuhan, dan Pemberhentian Anggota Mahkamah Agung.
Asas-asas yang diatur dalam UU Nomor 7 Tahun 1989 adalah:
Asas independen (Pasal 4 ayat (1)): Asas ini menegaskan bahwa Mahkamah Agung perlu
memiliki kemerdekaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengadili, termasuk
kemerdekaan dalam memilih para hakim yang memiliki keahlian dan pengalaman.
Asas imparsial (Pasal 4 ayat (2)): Asas ini menegaskan bahwa Mahkamah Agung perlu
mengadili secara imparsial dan tidak memihak terhadap pihak mana pun, serta menjadi
penengah yang adil dan merata bagi semua orang yang mengajukan permohonan.
Asas keadilan (Pasal 4 ayat (3)): Asas ini menegaskan bahwa Mahkamah Agung perlu
mengadili dengan mencari keadilan dan merata bagi semua pihak yang mengajukan sengketa
atau permohonan.
Asas kepastian dan kebenaran (Pasal 4 ayat (4)): Asas ini menegaskan bahwa Mahkamah
Agung perlu mengadili dengan kepastian dan kebenaran yang terjamin, sehingga peradilan
yang diberikan adalah yang benar-benar tepat.

Asas KY
Berikut adalah beberapa asas hukum yang diatur dalam Undang-Undang DasarRepublik
Indonesia 1945 (UUD 1945) yang menjadi dasar hukum Keberadaan Komisi Yudisial:
Bab V Pasal 14 UUD 1945 mengatur tentang Kemanan Hukum dan Keadilan. Seiring dengan
itu, Komisi Yudisial didirikan untuk memastikan bahwa keadilan dan kepastian hukum dalam
suatu perkara dapat terlaksana dengan baik.
Pasal 15 UUD 1945 mengatur bahwa pemerintahan negara mempunyai Three Forces, yaitu
Angkatan Bersenjata Negara (TNI), Kepolisian Negara, dan Komisi Yudisial. Tujuan dari
keberadaan Three Forces ini adalah untuk menjaga keutuhan, keamanan, dan kestabilan
negara serta menjaga kedaulatan rakyat.
Bab VII Pasal 24 UUD 1945 mengatur tentang Otonomi Daerah. dalam Pasal 24 ayat (1)
UUD 1945 diatur bahwa Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Indonesia haruslah dijalankan
dalam kehidupan rakyat yang adil dan makmur. Seiring dengan itu, Komisi Yudisial
diharapkan bisa membantu untuk memastikan bahwa keputusan dalam suatu perkara dapat
dilakukan dengan adil dan transparan.

Asas MK
Berikut adalah beberapa asas hukum yang diatur dalam Undang-Undang DasarRepublik
Indonesia 1945 (UUD 1945) yang menjadi dasar hukum Mahkamah Konstitusi (MK):
Bab V Pasal 14 UUD 1945 mengatur tentang Kemanan Hukum dan Keadilan. Seiring dengan
itu, MK dibentuk untuk memastikan bahwa keputusan-keputusan yang diambil dalam suatu
perkara dapat dilakukan dengan adil dan transparan.
Bab V Pasal 22 UUD 1945 mengatur tentang Kekuasaan Yudikatif. Seiring dengan itu, MK
diharapkan bisa menjadi lembaga yang bisa memastikan keputusan-keputusan yang diambil
dalam suatu perkara dapat dilakukan dengan adil dan bertumpu pada Konstitusi.
Bab V Pasal 23 UUD 1945 mengatur tentang Pengujian UU. Seiring dengan itu, MK
diharapkan bisa menjadi lembaga yang bisa memastikan bahwa Undang-Undang yang dibuat
memenuhi syarat-syarat formil dan materiel yang ditetapkan oleh Konstitusi.
Bab V Pasal 27 UUD 1945 mengatur tentang Perekonomian. Seiring dengan
itu, mk diharapkan bisa menjadi lembaga yang bisa memastikan bahwa keputusan-keputusan
yang diambil dalam suatu perkara yang mengatur mengenai perekonomian bisa dilakukan
dengan adil dan bertumpu pada Konstitusi.

Anda mungkin juga menyukai