Anda di halaman 1dari 5

MATERI PRESENTASI FTS DISRTIBUSI UKURAN PARTIKEL

MATERI :

1. PENGERTIAN UKURAN PARTIKEL


2. PSA (definisi)
3. PRINSIP PARTIKEL ( jelaskan prinsip dari masing masing partikelnya)
4. SIFAT PARTIKEL (apakah ukuran partikel tesebut mempengaruhi sediaan )
5. GRAFIK PSA ( jelaskan grafik PSA)
6. UKURAN RATA-RATA ( jelaskan ukuran rata rata partikel yang di dapat)
7. ZETA POTENSIAL ( zeta potensial dari partikel yang di dapat )

1. DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL


Distribusi ukuran partikel adalah penyebaran partikel pada suatu sediaan.
Penentuan distribusi ukuran partikel dilakukan pada sediaan yang berupa sistem
dispersi atau sediaan yang memiliki syarat mengenai keberadaan partikel dengan
ukuran tertentu.ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partiker
serta daya tekan di atas dari cairan suspensi .
Distribusi Ukuran Partikel. Bila jumlah atau berat partikel yang terletak dalam
suatu kisaran ukuran tertentu diplot ter- hadap kisaran ukuran atau ukuran partikel
rata-rata, akan di- peroleh kurva distribusi frekuensi . Plot seperti itu memberikan
suatu gambaran yang jelas dari distribusi bahwa suatu garis tengah rata-rata tidak
dapat dicapai.

2. SIFAT ATAU MUATAN PARTIKEL


Suatu suspensi kemungkinan besar terdiri atas beberapa campuran bahan yang
sifatnya tidak selalu sma. Dengan demikian, ada kemungkinan terjadinya interaksi
antar bahan yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam ccairan tersebut. Karena
sifat bahan tersebut sudaha merupakan sifat alam,dan kita tidak dapet
mempengaruhinya.
Sifat antarmuka yang akan disuspensikan merupakan pertimbangan penting
dalam formulasisuatu suspensi. Pertikel dengan tegangan antarmuka rendah mudah
dibasahi air sehingga dapatdisuspensikan dengan mudah.pertikel dengan tegangan
antarmuka tinggitidak akan mudah dibasahi. Suspensi material ini biasanya dicapai
dengan mneggunakan / menambahkan surfaktan. Surfaktan meningkatkan
keterbasahan partikel melalui penurunan tegangan permukaan.
 Ukuran partikel yang disuspensikan
Penurunan ukuran partikel akan mendorong penurunan kecepatan sedimentasi
partikel tersuspensi sesuai dengan konsep hukum Stoke. Penurunan ukuran partikel
ini dapat dicapai melalui proses, seperti penggilingan, pengayakan, atau "grinding".
Ukuran partikel juga akan mempengaruhi besaran absorpsi, disolusi, dan biodistribusi
obat. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa penurunan ukuran partikel di bawah limit
tertentu dapat mendorong pembentukan satu masa kompak.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan mixer, homogenizer,
colloid mill, dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan dengan
menambahkan zat pe ngental yang dapat larut ke dalam cairan tersebut. Bahan- bahan
pengental ini sering disebut suspending agent (bahan pensuspensi), yang umumnya
bersifat mudah mengembang dalam air (hidrokoloid).

3. PRINSIP KERJA PSA


Particle size analyzer (PSA) adalah instrument yang digunakan untuk
mengkarakterisasi distribusi ukuran partikel dalam suatu sampel. PSA dapat
diaplikasikan pada material padat, suspensi, emulsi dan aerosol. PSA juga dapat
digunakan untuk menentukan volume setiap partikel di dalam sampel.Penggunaan
difraksi laser merupakan intsrumen yang umum digunakan dalam metode pengukuran
partikel. Terutama ukuran partikel 0,5 µm-100 µm.
Prinsip kerja PSA yaitu ketika cahaya (laser) dihamburkan oleh kumpulan
partikel. Sudut cahaya hamburan berbanding terbalik dengan ukuran partikel.Semakin
besar sudut hamburan maka semakin kecil ukuran partikel. Metode analisis ukuran
partikel kurang dari 0,5 µm adalah menggunakan metode Dynamic Light Scattering.
Metode ini merupakan metode termudah yang dapat digunakan (Atascientific 2012).
Pengukuran menggunakan PSA memiliki keunggulan yaitu lebih akurat jika
dibandingkan dengan pengukuran partikel dengan alat lain seperti XRD ataupun
SEM. Hal ini dikarenakan partikel didispersikan ke dalam medium sehingga ukuran
partikel yang terukur adalah ukuran dari single particle, Hasil pengukuran dalam
bentuk distribusi, sehingga dapat menggambarkan keseluruhan kondisi sampel, serta
memiliki rentang pengukuran 0,6 nm-7 µm (Nanotech 2012).

4. PARTICEL SIZE ANALYZER


Analisa Ukuran Partikel Menggunakan PSA:
Karakterisasi menggunakan PSA (particle size analysis) bertujuan untuk
membandingkan dan mengetahui tingkat keakurasian ImageJ terhadap PSA. Berdasarkan
data PSA, sampel mengalami perbesaran ukuran dari kondisi 0 ke 36 jam seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1.
Hal ini membuktikan bahwa hasil yang didapatkan dari analisa PSA sama dengan
analisa hasil SEM dan ImageJ yaitu ukuran sampel menjadi lebih besar setelah milling selama
36 jam karena terjadi proses aglomerasi dan cold welding. Pada sampel 0 jam terlihat lebih
kecil ukurannya, dimungkinkan bahwa sampel masih terukur sendiri-sendiri karena belum
tercampur dengan rata membentuk paduan. Apabila dibandingkan, data yang diperoleh
menggunakan imageJ dan PSA didapatkan hasil seperti pada Gambar 2. Dari perbandingan
tersebut diperoleh data ketidaksesuaian ImageJ terhadap PSA.

Berdasarkan data pada Gambar 2 tersebut diketahui bahwa ketidaksesuaian pada


kategori partikel besar memiliki nilai terendah kurang lebih sebesar 0,43 % dan tertinggi
kurang lebih sebesar 16,24 %. Pada kategori partikel sedang yaitu memiliki ketidaksesuaian
kurang lebih sebesar 4,88 % untuk nilai terendah dan 19,13 % untuk nilai tertinggi,
sedangkan pada partikel kategori kecil ketidaksesuaian sebesar 6,93% nilai terendah dan
19,92% untuk nilai tertinggi. Hal ini dikarenakan saat pengolahan menggunakan software
ImageJ pada kategori partikel besar dan sedang menggunakan gambar SEM perbesaran 100X
sehingga dimungkinkan adanya penyimpangan dalam pemilihan area sampel. Penyimpangan
juga dapat terjadi saat gambar dengan pixel yang terbatas kemudian diperbesar gambarnya
sehingga akan sulit dalam memilih area sesuai dengan bentuk dan ukuran partikelnya. Oleh
karena itu, untuk kategori partikel kecil maka digunakan gambar SEM perbesaran 500X agar
mampu terdefinisi ukuran partikelnya, dimana ukuran partikelnya memiliki nilai
ketidaksesuaian dengan data PSA sebesar 6,93% batas terendah dan 19,92% batas tertinggi.
Hal ini dimungkinkan pada gambar perbesaran SEM 500X yang terdefinisi ukuran kecil tidak
dapat terakomodir secara keseluruhan pada gambar yang dianalisis.

5. ZETA POTENSIAL
Zeta potensial adalah muatan partikel pada bidang geser. Nilai muatan permukaan
ini berguna untuk memahami dan memprediksi interaksi antar partikel dalam suspensi.
Memanipulasi potensi zeta adalah metode untuk meningkatkan stabilitas suspensi untuk
pekerjaan formulasi, atau mempercepat flokulasi partikel untuk pengolahan air misalnya.
Mengukur potensi zeta dengan hamburan cahaya elektroforesis memungkinkan seseorang
untuk menilai efek dari berbagai strategi untuk memanipulasi potensi zeta. Hamburan
cahaya elektroforesis mengeksploitasi fakta bahwa partikel bermuatan merespons medan
listrik yang diterapkan.
 Tata Letak Potensial Zeta untuk SZ-100
Gerakan partikel karena medan listrik yang diterapkan diukur dengan hamburan
cahaya. Partikel-partikel diterangi dengan sinar laser dan oleh karena itu partikel
menyebarkan cahaya. Frekuensi cahaya yang tersebar adalah fungsi dari kecepatan partikel
akibat pergeseran Doppler. Ini menjelaskan nama lain untuk teknik ini: elektroforesis laser
Doppler. Sinar cahaya kedua (sinar referensi) dicampur dengan sinar yang tersebar untuk
secara sensitif mengekstraksi pergeseran frekuensi dalam cahaya yang tersebar. Lihat
gambar di bawah ini yang menunjukkan pencampuran sinar yang tersebar dengan sinar
referensi pada detektor potensial zeta di kanan bawah. Magnitudo pergeseran frekuensi
yang diukur kemudian digunakan untuk menentukan kecepatan partikel.

 Menghitung Potensi Zeta


Dari medan listrik terapan yang diketahui dan kecepatan partikel terukur, mobilitas
partikel mudah ditentukan. Potensi zeta kemudian dihitung dari mobilitas dengan
menggunakan model, yang paling umum adalah model Smoluchowski. Satu-satunya
parameter yang diperlukan untuk menentukan potensial zeta adalah konstanta dielektrik
cair, indeks bias, dan viskositas. Ini membuat teknik ini cepat dan andal.
Banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi potensi zeta termasuk pH. Titrasi pH
manual atau otomatis dapat mengidentifikasi titik isoelektrik dan rentang potensi zeta
maksimum, dan dengan perluasan, prediksi stabilitas.
Dalam praktiknya, pengukuran dilakukan dengan menambahkan sedikit suspensi
atau emulsi ke dalam sel pengukur dan memasukkan sel ke dalam instrumen. Perangkat
lunak instrumen kemudian secara otomatis menentukan kekuatan medan listrik yang sesuai,
menyesuaikan intensitas sinar referensi untuk memastikan rasio sinyal terhadap kebisingan
yang optimal, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menyajikan hasilnya kepada
pengguna. Seringkali, efek H+ atau ion lain pada potensial zeta penting. Dalam kasus
sebelumnya, titrasi pH dapat dilakukan, dan dalam kasus terakhir, konsentrasi ion
divariasikan (biasanya dalam skala logaritmik) dan serangkaian pengukuran potensial zeta
dilakukan. Penghematan tenaga kerja yang signifikan dapat diwujudkan dengan
menggunakan titrator otomatis untuk menyesuaikan pH sampel.

Anda mungkin juga menyukai