ID None PDF
ID None PDF
Hamdhan Djainudin
H PDLO KGMDLQXGLQ#JPDLO FRP
Sangkot Sirait
Jurusan Pendidikan Agama Islam FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
H PDLO VDQJNRWBVLUDLW#\DKRR FR LG
Abstract
As we know, environmental damage in Indonesia and natural balance has been disrupted.
Religion, especially Islam actually have a clear concept of saving the environment. Islam is
a religion that believes that the environment is an integral part of person’s faith in Allah. In
this reseacrh, researchers used Field Research that are descriptive qualitative, at SMP IT Alam
“Nurul Islam” Yogyakarta. From the research, it was found that the effort in the Tauhid based
learning environment at SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta, that is: 1. Learning in the
FODVVURRP OHDUQLQJ ÀHOG RU OHDUQLQJ RXWVLGH WKH FODVVURRP :LWK WKH DLP IRU WKH FUHDWLRQ RI
social sensitivity and love and respect for the environment and natural semeta as high.
Abstrak
Sebagaimana yang kita ketahui, kerusakan lingkungan di Indonesia dan keseimbangan alam
sudah mulai terganggu. Agama terutama islam sebenarnya mempunyai konsep yang jelas
mengenai penyelamatan lingkungan. Islam merupakan agama yang memandang bahwa
lingkungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keimanan seseorang terhadap
Tuhan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian Lapangan atau Field
Research yang bersifat diskriptif kualitatif, dengan mengambil latar SMP IT Alam “Nurul
Islam” Yogyakarta. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa upaya dalam pembelajaran
tauhid berbasis lingkungan dilakukan dengan dalam pembelajaran di SMP IT Alam Nurul
Islam Yogyakarta, yaitu: 1. Pembelajaran di dalam kelas, 2. Pembelajaran lapangan atau
pembelajaran di luar kelas. Dengan tujuan agar terciptanya kepekaan sosial dan kecintaan
serta penghargaan terhadap lingkungan dan alam semeta setinggi-tingginya.
Kata kunci: Learning Tauhid, Environmental Education, SMP IT Alam Nurul Islam
117
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
118
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
samawi (Islam), alam semesta ini dilandasi oleh pemahaman atas konsep
diciptakan oleh Tuhan. Oleh karena itu, ke Esaan dan Kekuasaan Tuhan.
alam semesta ini memperoleh eksistensi Pernyataan ini mempunyai makna
dan Yang Menciptakan. Tuhan adalah bahwa manusia sebagai makhluk Tuhan
“makna” dari realitas, sebuah makna sekaligus sebagai hamba Tuhan harus
yang dimanifestasikan, dijelaskan serta senantiasa tunduk dan patuh kepada
dibawakan oleh alam semesta (termasuk aturan-aturan atau hukum-hukum yang
manusia). Dengan kata lain, alam ditetapkan Allah SWT.
semesta termasuk dunia seisinyaini Bagi seorang muslim, tauhid harus
adalah sebuah realitas empirik yang masuk menembus dalam seluruh aspek
tidak berdiri sendiri, akan tetapi kehidupannya dan menjadi pandangan
berhubungan dengan realitas yang hidupnya. Dengan kata lain, tauhid
lain yang non-empirik dan transenden. merupakan sumber etika pribadi dan
Dengan kata lain, setiap segala sesuatu kelompok (masyarakat), etika sosial,
di alam semesta ini adalah “ayat” atau ekonomi dan politik, termasuk etika
SHUWDQGD DNDQ HNVLVWHQVL GDQ ´DNWLÀWDVµ dalam pengelolaan sumberdaya alam
Yang Ghaib atau Tuhan (Agus S. dan lingkungan, pengembangan sains
Sukanda, 2011, hlm. 6-7). dan teknologi.
Hal ini juga sangat penting dalam 'DODP DO 4XU·DQ $OODK EHUÀUPDQ
konteks peng Esaan Tuhan ini adalah
°1šXS›\-‚• W Q \] t° Š XSÉFXT
bahwa Allah itu berbeda dengan
makhlukNya. Salah satu tanda dari
119
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
120
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
121
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
(4) pengajaran alam sekitar memberi Sagala berada pada empat variable
kepada anak bahan apresiasi intelektual interaksi yaitu (1) variabel petanda
yang kukuh dan tidak verbalitas; dan SUHVDJH YDULDEOHV berupa pendidik,
(5) pengajaran alam sekitar memberikan (2) variabel konteks FRQWH[W YDULDEOHV
apresiasi emosional, karena alam sekitar berupa peserta didik, sekolah dan
mempunyai ikatan emosional dengan masyarakat, (2) variabel proses SURFHVV
anak (Saiful Sagala, 2014, hlm. 180). YDULDEOHV berupa interaksi pendidik
Dengan demikian, pembelajaran dengan peserta didik, (4) dan variabel
lingkungan mengedepankan “guru” produk SURGXFN YDULDEOHV berupa
sebagai fasilitator dan “murid” sebagai perkembangan peserta didik dalam
pusat pembelajaran dalam rangka jangka pendek maupun panjang.
mencapai tujuan pendidikan yang Dunkin dan Biddle selanjutnya
ingin dicapai. Selain itu, pembelajaran mengatakan proses pembelajaran akan
OLQJNXQJDQ MXJD PHUDQVDQJ NUHDWLÀWDV berlangsung dengan baik jika pendidik
anak untuk lebih berkembang dengan mempunyai dua kompetensi utama
media alam sekitar, anak diajak untuk yaitu: (1) kompetensi substansi materi
belajar langsung dengan mediasi alam pembelajaran atau penguasaan materi
sekitar atau lingkungan agar lebih pelajaran, dan (2) kompetensi metologi
mengapresiasi lingkungan, karena pembelajaran (Saiful Sagala, 2014, 64).
lingkungan dengan anak mempunyai Artinya, jika guru menguasai materi
ikatan tersendiri. pelajaran maka harus juga menguasai
Dalam proses belajar mengajar, metode pembelajarannya, karena dua
ada dua unsur yang amat penting, hal tadi merupakan suatu kesatuan
yaitu metode mengajar dan media dalam mencapai tujuan yang diinginkan
pembelajaran, dan kedua unsur penting dalam suatu proses pembalajaran. Hal ini
ini di perankan oleh guru. Guru menggambarkan bahwa, pembelajaran
memiliki peranan yang sangat penting terus mengalami perkembangan sejalan
dalam proses pembelajaran. dengan kemajuan ilmu pengetahuan
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun dan teknologi. Oleh karena itu dalam
2003, dijelaskan bahwa pendidik adalah merespon perkembangan tersebut, tentu
WHQDJDNHSHQGLGLNDQ\DQJEHUNXDOLÀNDVL tidaklah memadai kalau sumber belajar
sebagai guru, dosen, konselor, pamong berasal dari guru dan media buku teks
belajar, widyasuwara, tutor, instruktur, belaka. Dirasakan perlu adanya satu cara
fasilitator, dan sebutan lain yang baru dalam mengkomunikasikan ilmu
sesuai dengan kekhususannya, serta pengetahuan atau materi ajar dalam
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pembelajaran baik dalam sistem yang
pendidikan (UU No.20, 2013, Bab 1, mandiri maupun dalam sistem yang
Pasal 6, Point 6). terstruktur. Untuk itu perlu disiapkan
Proses pembelajaran atau penga- sumber belajar selain itu, dalam tulisan
jaran kelas &ODVVURRP WHDFKLQJ menu- ini salah satunya adalah dengan
rut Dunkin dan Biddle (1974:38) pemanfaatan media lingkungan/alam
sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful sekitar dan pembelajaran langsung.
122
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
123
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
124
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
125
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
bertujuan pada pencapaian kom- Selain itu juga berfungsi agar anak-
petensi yang telah di harapkan sebe- anak mengalami secara langsung,
lumnya. Dalam Rpp telah dituliskan pembelajaran tauhid dalam bentuk
dan telah disampaikan pada awal materi, seperti mabit, pembelaja-
pembelajaran, dan hal tersebut su- ran di kelas, dan kalau untuk putri,
dah diumumkan oleh kepala seko- seperti jalsah ruhiyah.
lah, jadi para guru telah diarahkan
Sengaja selalu melibatkan siswa
agar menyebutkan tujuan pembela-
agar siswa melihat secara langsung,
jaran di awal jam.
dari situ lah tauhid ditanamkan.1
Dengan demikian, tujuan yang
berorientasi pada objek dan digunakan Pernyataan di atas menggambarkan
dalam setiap pertemuan menjadikan bahwa pembelajaran selain
pembelajaran lebih berpusat pada berfungsi sebagai pemahaman
tujuan belajar. materi tetapi dalam menyajikan
2) Materi Ajar materi anak juga perlu untuk
Materi ajar dalam pembelajaran terhibur agar tidak tertekan dan
sebagaimana hasil wawancara bosan dengan materi yang di
dengan ustadz Dimastra Rijalud- sampaikan, peran pembelajaran
din, diambil dari buku PAI den- langsung ini juga dapat menjadikan
gan penerbit bebas, disamping itu siswa lebih peka sosial dan
juga diambil dari LKS MGMP PAI berpengetahuan luas, bukan cuma
SMP/MTs dan dalam penerapan- dari satu arah saja.
nya, tidak selamanya di kelas, tetapi 3) Alokasi Waktu
MXJD EHUEHQWXN ÀHOG WULS GHQJDQ WX- Alokasi waktu dalam RPP ini se-
juan agar anak mendapatkan pen- suai dengan pembagian jam mata
galaman langsung dari materi yang pelajaran, yakni 2 x 40 menit dalam
diajarkan di kelas, sebagaimana setiap pertemuan.
kutipan wawancara dengan ustadz 4) Metode Pembelajaran
Dimastra Rijaluddin yang penulis Metode pembelajaran dalam RPP
sajikan, yakni; ini adalah ceramah, Tanya jawab
Siswa biasanya lebih tertarik untuk dan CTL, disamping itu juga seperti
belajar secara langsung dan melihat pembahasan mengenai materi ajar
secara langsung dari lapangan. Dari di atas, bahwa pembelajaran lang-
situ pembelajaran akan lebih ber- sung juga diterapkan, yakni selain
bekas pada siswa. Karena kadang pembelajaran di kelas, ada pem-
siswa bosan kalau selalu belajar di EHODMDUDQ GDODP EHQWXN ÀHOG WULS
kelas, karena itu salah satu tujuan- visiting expert dan lain-lain dalam
nya. Karena belajar itu tidak harus membangun kerangka pengeta-
melulu di kelas, mungkin itu salah huan sekaligus pemahaman peserta
satu karateristik pembelajaran di
sekolah alam. 1 Wawancara dengan Ustadz Dimastra
Rijaluddin Rabbani, Guru PAI, Rabu 12 November
2015, 10.00-selesai, bertempat di Mushola.
126
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
127
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
sendirinya, pasti ada yang menciptakan qur’an dan hadis tetapi kita juga harus
dan mengaturnya, untuk itu, alam PHQJDPELO EXNWL EXNWL ÀVLN GLVHNHOLOLQJ
dijadikan sebagai potret kekuasaan kita bahwa sanya Allah Esa Tunggal
Allah, agar anak bisa mendapatkan Tauhid. Selain itu, karena memang salah
pengalaman utuh dan langsung dari satu yang paling mendasari agama islam
sumber alam sekitar adalah aqidah. Tanpa aqidah yang kuat
Dari kutipan wawancara di atas, seorang muslim tidak bisa menjalani
tergambar bahwa praktik pembelajaran agama islam dengan baik dan benar.
tauhid berbasis lingkungan di SMP IT Dan prinsip lingkungan itu menjadikan
Alam Nurul Islam menupakan konsep pembelajarannya lebih berbekas.
integritas antara nilai ketauhidan, Beberapa catatan yang penulis
sosial dan keislaman dalam setiap dapatkan dalam proses pembelajaran
mata pelajaran. Hal tersebut ditujukan penulis cantumkan sebagai berikut:
agar terciptanya kepekaan sosial dan (a) Proses pembelajaran yang tidak
lingkungan bagi peserta didik. Point kaku dan menyenangkan.
ini juga menjadi penunjang dalam (b) Interaksi aktif yang bertujuan pada
kaitannya dengan IT dan Sekolah Alam implementasi proses pembelajaran
di SMP IT Alam Nurul Islam yakni problem based learning.
pendekatannya dengan menggunakan (c) Kadang terjadi kegaduhan ketika
seluruh objek alam sebagai sumber tiba-tiba ayam lewat ketika proses
pembelajaran, disamping itu juga pembelajaran.Evaluasi belajar kog-
mengkondisikan budaya, keteladanan nitif
guru-guru yang dimaksud dengan
membentuk situasi yang kondusif untuk Evaluasi Pembelajaran
membentuk karakter islami. Evaluasi Kognitif
Pembelajaran tauhid bebasis ling- Evaluasi kognitif yang dilakukan
kungan menjadi penting, dikarenakan oleh ustadz Dimastra Rijaludin ini
agar anak-anak lebih tau secara kongkrit, bertujuan untuk mengetahui sejauh
mereka tau apa buktinya, jadi mereka mana pemahaman peserta didik akan
lebih bisa memahami dan pikiran materi pelajaran. Evaluasi ini dilakukan
anak-anak akan lebih terbuka bahwa dengan tes tulis dan tes lisan, tes tulis
Allah itu seperti in, seperti ini dalam Al dilakukan dengan pertanyaan uraian.
Qur’an dan Hadis, lalu kita sesuaikan Sebagaimana wawancara yang penulis
dengan lingkungan yang mereka lihat lakukan dengan ustadz Dimastra
secara langsung maka secara otomatis Rijaluddin.
pemikiran mereka akan terbuka dan Evaluasi pembelajaran dilakukan
menerima pelajaran tentang tauhid dengan tes tulis dengan pertanyaan
tersebut. Bisa jadi kemudian mereka bersifat uraian, sesuai materi
juga menyampaikan hal tersebut pembelajaran. Selain mengadakan tes
kepada orang lain, sehingga mereka bisa tulis, saya juga melakukan tes lisan,
mengamalkan ilmu yang mereka miliki yaitu bertanya langsung kepada peserta
dgn lebih mudah, jadi tidak monoton al didik terkait materi pelajaran, dengan
128
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
demikian saya dapat lebih tau sampai beribadah, ketika waktu sholat misalnya,
sejauh mana pemahaman peserta didik siswa dibiasakan untuk mengikuti
terkait materi pelajaran.disamping sholat berjamaah di mushola sekolah
itu, ada juga bentuk evaluasi lain dan hal tersebut merupakan keharusan.
berbentuk tugas, terdapat dua bentuk Kemudian kepekaan dan kecintaan
tgas, terstruktur dan tidak terstruktur. terhadap lingkungan, kesadaran akan
Bentuk tugas terstruktur terdiri dari penting dan berharganya lingkungan
pertanyaan uraian yang diberikan ke menjadikan kepekaan tersebut menjadi
siswa dan perupakan pekerjaan rumah pribadi bagi siswa walaupun belum
bagi siswa, sedangkan tugas tidak semuanya.
terstruktur seperti tugas satu semester,
portofolio dan lain-lain. Evaluasi belajar psikomotorik
Dari hasil observasi penulis, penulis Dalam mengevaluasi psikomotorik
melihat secara teknis ustadz Dimastra siswa ustadz Dimastra Rijaluddin
Rijaluddin melakukan evaluasi kognitif menyesuaikan dengan materi ajar,
tes lisan dengan mengurutkan secara kadang juga bisa berbentuk kolaborasi
acak dari daftar nama peserta didik dengan mata pelajaran lain yang sesuai,
lalu kemudian dipanggil untuk ditanya bisa berbentuk portofolio, bagan-bagan,
terkait pertanyaan yang diajukan oleh membuat karya seni dan lain-lain. Dan
beliau kepada peserta didik. hal tersebut masuk kedalam tugas
tidak terstruktur. Sebagaimana hasil
Evaluasi belajar afektif wawancara dengan ustadz Dimastra
Evaluasi belajar sikap atau afeksi Rijaluddin:
merupakan komponen penting dalam 0LVDOQ\D DQDN DQDN NHODV VD\D PLQWD
melakukan evaluasi. Evaluasi afektif PHPEXDW NDOLJUDÀ DVPD·XO KXVQD ODOX
yang dilakukan ustadz Dimastra DQDN DQDN PHPLQWD XQWXN WHJDV WHUVHEXW
Rijaluddin dalam proses pembelajaran GLNXPSXONDQ SDGD PLQJJX VHEHOXP
terbagi menjadi memerapa komponen. XMLDQ MLND WXJDV WHUVWUXNWXU PHQJHQDL
PDVDODK SHQJXPSXODQ WXJDV VD\D
Yang pertama dalam menjawab soal
VHQGLUL \DQJ PHQHQWXNDQQ\D 533 \DQJ
lisan yang diberikan, sikap peserta didik
NLWD SDNDL WHWDS GDUL GLNQDV GDQ XMLDQ
diliat dari keberanian dan kejujuran saat
DNKLUSXQ GHPLNLDQ NDUHQD LWX \DQJ
dipersilahkan menjawab pertanyaan.
PHQMDGL SRLQW GDUL SHPEHODMDUDQ ODQJVXQJ
Kedua dari sisi kehadiran dan keaktifan OLQJNXQJDQ PHQ\HVXDLNDQ GHQJDQ PDWHUL
dalam mengikuti pembelajaran serta GDQ SHQJHPEDQJDQ SHPEHODMDUDQ GDQ
memperhatikan pembelajaran dari PHPEXDW PHUHND \DNLQ EDKZD PHPDQJ
guru. Kemudian yang ketiga, disiplin $OODK LWX WDPSDN Q\DWD GDQ GLEXNWLNDQ GDUL
dan komunikatif dalam proses FLSWDDQ1\D
pembelajaran.
Dari teknik tersebut, peserta didik
Selain itu, terdapat bentuk evaluasi
diajak untuk mau bekerja keras, jujur
afektif lain dari proses pembelajaran di
dan bekerja sama antara individu dan
SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta,
kelompoknya.
yakni membentuk kesadaran dalam
129
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
130
Hamdhan Djainudin dan Sangkot Sirait, 3HPEHODMDUDQ 7DXKLG %HUEDVLV /LQJNXQJDQ
131
Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol. XIII, No. 1, Juni 2016
132