Anda di halaman 1dari 4

TAKE HOME EXAM

Ujian Tengah Semester


Ditujukan untuk Mata Kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan 2

Dosen : Puji Nurfauziatul Hasanah, S.Kep., Ners., M.Kep.


Nama : Syifa Hernisa
NIM : 220550221052
Kelas : IKp-1B

JAWABAN :
Pada perkuliahan semester II mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan ( IDK ) II saya
memperlajari materi tentang Pastofisiologi Penyakit. Patofisiologi adalah ilmu yang
mempelajari aspek dinamik dari proses penyakit. Setelah dosen memaparkan materi tersebut
dosen memberikan penugasan kepada mahasiswa untuk membuat bagan suatu penyakit
beserta narasi tentang patofisiologi. Pada penugasan tersebut, saya mengambil contoh
penyakit Dengue Haemorragic Fever ( DHF ). Untuk penugasan ini saya mencari referensi
dari google dan sumber data valid yang bisa diambil. Berikut penugasan yang telah dikerjakan.
Dengue Haemorragic Fever ( DHF ) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus, famili
flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp, aedes aegypty, dan aedes
albopictus yang merupakan vector utama penyakit DHF.

• Manusia adalah inang ( host ) utama dari virus dengue. Nyamuk aedes sp akan terinfeksi
virus dengue apabila menggigit seseorang yang sedang mengalami viremia, kemudian virus
dengue akan bereplikasi di dalam kelenjar liur nyamuk selama 8 -12 hari. Namun, proses
replikasi ini tidak mempengaruhi hidup nyamuk.

Kemudian, nyamuk ini akan mentransmisikan virus dengue jika menggigit manusia lain,
sehingga akan mengalami gejala setelah masa inkubasi rata – rata 4-7 hari ( kisaran 3-14 hari
). Virus dengue masuk kedalam peredaran darah dan menginvasi leukosit untuk bereplikasi.
Pasien akan berstatus infeksius selama 6-7 hari setelah digigit nyamuk.

Leukosit akan merespon viremia dengan mengeluarkan protein cytokines dan interferon,
yang bertanggung jawab terhadap timbulnya gejala penyakit seperti demam, flu-like
symptoms, dan nyeri otot. Bila replikasi virus bertambah banyak, maka virus dapat masuk
kedalam organ hati dan sumsum tulang.

Sel-sel stroma pada sumsum tulang yang terinfeksi akan rusak, sehingga produksi
trombosit menurun sehingga terjadi trombositopenia. Kondisi trombositopenia akan
mengganggu proses pembekuan darah ( koagulopati ) dan meningkatkan risiko pendarahan,
sehingga DF berlanjut menjadi DHF. Gejala pendarahan mulai tampak pada hari ke-3 atau ke-
5 setelah gejala demam timbul, baik berupa petekie, purpura, ekimosis, epistaksis pendarahan
mukosa mulut, hematemesis, melena, menorrhea, maupun hematuria.

• Peningkatan permeabilitas pembuluh darah kaviler pada DHF dapat menyebabkan


kebocoran plasma sehingga kondisi tubuh akan kehilangan sejumlah besar cairan dan garam,
yang menyebabkan volume darah dalam tubuh menurun ( hypovolemia ). Jika keadaan
tersebut tidak segera ditangani maka dapat berkembang menjadi syndrome syok dengue yang
dapat berakibat fatal menjadi risiko syok hypovolemia.

• Virus dengue dapat mempengaruhi pusat pengatur suhu didalam otak yang dapat
menyebabkan peningkatan suhu tubuh. Pada kondisi tersebut virus mengeluarkan zat (
Brandukinin, serotin trombin dan histamine ). Zat terserbut berperan merangsang PGE2
dihipotalamus, sehingga terjadi termoregulasi instabil dan menyebabkan tubuh mengalami
hipertemia.
Setelah mempelajari dan memahami Patofisiologi saya mengetahui proses, pencegahan
dan penanganan yang tepat untuk suatu penyakit.Selain banyak manfaat bagi saya dan
mahasiswa lainnya materi ini memberikan gambaran jalannya suatu penyakit pada organ-
organ manusia.

Lalu pada pertemuan selanjutnya dosen memberikan penugasan kembali kepada


mahasiswa tentang Infeksi Oportunistik yang mencakup Infeksi pada Virus, Bakteri, Jamur
dan Parasit. Adapun bahaya dari Infeksi Oportunistik yang telah dipelajari adalah penyerangan
terhadap imunitas tubuh seseorang. Contohnya seperti penyerangan imunitas pada penyakit
lupus. Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dapat mempengaruhi be rbagai bagian
tubuh termasuk kulit, sendi, organ dalam dan sistem syaraf. Pada lupus sistem kekebalan tubuh
tidak berfungsi dengan baik dan menyerang jaringan sehat pada tubuh yang menyebabkan
peradangan dan kerusakan.

Adapun proses Infeksi Oportunistik Bakteri bergantung pada jenis bakteri yang terlibat
dan organisme inang yang terinfeksi seperti penyebaran melalui udara. Beberapa bakteri bisa
menyebar melalui droplet atau udara dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
Selanjutnya adapula Infeksi Oportunitis pada Virus sebuah partikel mikropis yang dapat
menginfeksi mahkluk hidup termasuk manusia, hewan dan tumbuhan. Contohnya Infeksi
Virus pada kulit manusia. Infeksi ini menyerang kulit dengan menimbulkan ruam, luka atau
benjolan dikulit. Umumnya virus ini menginfeksi kulit melalui percikan ludah atau bersin dari
seseorang yang terinfeksi. Selain itu, penularan dapat terjadi melalui sentuhan pada cairan
kulit yang luka. Bisa saja gigitan serangga seperti nyamuk yang dapat menginfeksi kulit.

Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa keperawatan memang penting memahami
patofisiologi tentang bagaimana penyakit menyebar dan mempengaruhi tubuh pasien. Ini
membantu perawat dalam memahami penyebab infeksi, mengenali gejala dan memberikan
intervensi yang tepat. Pendapat saya peran perawat dalam konteks menerapkan ilmu tersebut
dalam praktiknya dengan memantau kondisi pasien secara aktif dan terus menerus untuk
mendeteksi tanda-tanda infeksi dan memastikan bahwa intervensi yang tepat dilakukan
secepat mungkin.
Hal berbeda setelah saya mempelajari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan ( IDK ) II
tentang patofisiologi saya mengetahui hal yang tidak diketahui sebelumnya seperti alur
masuknya sebuah penyuakit kedalam tubuh manusia. Pada penugasan Patofisiologi
sebelumnya saya tidak mengetahui bagaimana alur terjadinya suatu penyakit DHF. Tetapi
setelah mempelajari materi tentang patosfisiologi saya lebih mengetahui dan menjaga akan
hal yang akan menyebabkan DHF. Sebagai calon perawat dimasa depan saya harus
memberikan contoh kepada masyarakat dilingkungan sekitar rumah untuk tetap menjaga
kebersihan sekitar agar tidak terkena penyakit DHF.

Anda mungkin juga menyukai