Anda di halaman 1dari 6

Pembahasan opsi

Opsi 1 : opsi dibatasi 3


Opsi 2 : opsi dibatasi 2

PLENO 1

BAB I

BAB II :

Opsi 1 : pasal 5 dijadikan satu redaksi saja karena hanya ada satu poin

BAB III

Question : Peraturan mengenai peserta sidang penuh dan tidak penuh

BAB IV

Opsi 1 : (Pasal 8) Pergantian diksi pimpinan sidang menjadi presidium sidang


----
Opsi 1 : (pasal 9) Penghapusan poin 2

BAB V

Opsi 1 : (Pasal 11) Pasal 12 diganti dengan pasal 11

Opsi 2 : (Pasal 11) Pasal 12 ayat 1 diganti dengan pasal 10 ayat 1, pasal 12 ayat 2 diganti dengan pasal 11
ayat 2

BAB VI

Opsi 1 : Penambahan diksi agar pasal 12 lebih jelas


penambahan diksi “jika tidak ada perubahan maka akan dikeluarkan dari forum persidangan”

BAB VII

Question : terkait peninjauan kembali


Opsi 1 : Tidak ada peninjauan kembali (Afirmasi I)
Opsi 2 : dilakukan peninjauan kembali
KETETAPAN SIDANG PARIPURNA

Opsi 1 : Kata ditinjau kembali dihapus karena ada kesepakatan tidak adanya peninjau kembali

PLENO II

Opsi 1 : Pimpinan sidang 1 diganti pimpinan sidang 2

Opsi 2 : Pimpinan sidang diganti, PS 1 Mas alya, PS 2 Mas ahsan, PS 3 Mba maul (afirmasi I)
SIDANG PLENO II

Opsi 1: pembahasan secara keseluruhan

Afirmasi opsi 1: hanya 4 bab jadi tidak memerlukan waktu yang lama

Opsi 2: pembahasan hanya terkait perubahan yang sudah disepakati SEMA,


dengan alasan pertimbangan waktu, SK PAO sudah pernah diterapkan,
dapat ditinjau ulang jika memang diperlukan

Opsi 1: per BAB

BAB I

BAB II

Opsi: pasal 4 ayat 3 penambahan Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan


dan Kerjasama

Question: pasal 4 ayat 4, kenapa surat SC harus ada persetujuan ketua


HMPS?

Answer: Agar setiap kegiatan yang dilakukan SC diketahui oleh ketua


HMPS karena SC masih di bawah HMPS dan Prodi

Question: kop surat SC apakah logo SC atau HMPS?

Answer: di GBHO HMPS terdapat ketentuan dari masing-masing SC, SK


PAO hanya panduan secara umum, khususnya dikembalikan kepada HMPS
masing-masing

Masing-masing SC berhak menggunakan logo masing-masing SC,


dibubuhkan stempel HMPS sebagai legalitas, tapi untuk logo dikembalikan
kepada SC masing-masing
Opsi: pasal 4 ayat 1, harus diketahui oleh ketua dan sekretaris.

Question: pasal 7. dilihat dari LKM sebelumnya, masih terdapat kesalahan


penulisan dalam nomor surat kepanitiaan. Apakah bisa diberikan
contohnya?

Answer: penomoran surat utama merupakan lanjutan dari nomor


surat LKM, nomor surat setelahnya adalah nomor surat dari kepanitiaan
tersebut.

Opsi 1: penambahan ayat setelah ayat 3:

“Ayat 1 adalah nomor surat terakhir yang dikeluarkan oleh lembaga


kemahasiswaan terkait”

Untuk satu kepanitiaan memakai 1 nomor surat utama dari lembaga


kepanitiaan

Opsi 2: penomoran surat di pasal 7 masih ambigu, dipisahkan tata


penomoran surat kepanitiaan dengan nomor surat induk

“nomor surat 002 di awal adalah nomor surat kepanitiaan, sedangkan


nomor selanjutnya merupakan jumlah kepanitiaan yang pernah ada di
lembaga kemahasiswaan”

Information: logo kepanitiaan ditampilkan di kop surat, jadi jika


ditambahkan di nomor induk akan ambigu. Lebih baiknya nomor surat
kepanitiaan itu dibedakan

Information: kop surat yang digunakan adalah logo lembaga


kemahasiswaan, kesepakatannya bahwa logo menggunakan lembaga
kemahasiswaan induk

Information: tetap seperti itu dan tidak perlu dirubah karena menurut KBMF
sudah disepakati bahwa surat kepanitiaan menggunakan logo LKM tapi
ditambahkan stempel dengan logo kepanitiaan
Question: kepanitiaan mengeluarkan banyak surat, apakah tidak rancu jika
untuk kepanitiaan hanya 1 nomor surat yang masuk ke nomor induk?

Answer: 1 nomor induk hanya untuk 1 kepanitiaan, sedangkan nomor


surat untuk kepanitiaan menunjukkan jumlah surat dalam kepanitiaan
tersebut. Jadi rekapan untuk HMPS tetap dituliskan semuanya hanya nomor
belakang di surat kepanitiaan yang berbeda

Question: di lembaga kemahasiswaan yang terkait sudah memutuskan


susunan kepanitiaan, lalu apa bedanya jika dicampurkan dengan nomor
induk?

Answer: penomoran surat yang ada di LKM berbeda dengan di surat


keputusan. Nomor surat kepanitiaan dilanjutkan dari surat keputusan

Justifikasi: kepanitiaan tidak terikat dengan LKM, jadi berhak


menentukan keputusan sendiri. Apabila mengikuti nomor surat induk masih
terkesan rancu. Di sini sudah diputuskan, di KMBF dibahas lagi terkesan
rancu.

Justifikasi: jika mengikuti nomor surat induk berarti perlu dibubuhkan


tanda tangan ketua dan sekretaris LKM dan atas persetujuan kaprodi

Answer: nomor yang sudah diatur dalam SK PAO sudah jelas


perbedaannya dan memiliki lokusnya tersendiri, contohnya juga sudah
membedakan dengan penomoran surat induk meskipun nomor awal tetap
mengikuti nomor surat induk.

Untuk menghindarkan kerancuan dapat dibedakan dalam


pelaporannya, dibedakan antara kepanitiaan dan instansi induk.

Mekaanisme surat menyurat ditambahkan pasal khusus terkait


mekanisme surat untuk kepanitiaan. Tanda tangan yang dibubuhkan hanya
3: ketua panitia, sekretaris panitia, ketua LKM
Di KBMF SK PAO hanya disampaikan hasilnya, kesepakatannya di sidang
paripurna. (pembahasan opsi berbeda)

Opsi: memperjelas ayat 4, diberikan ayat tambahan:

“Satu nomor induk yang telah dikeluarkan oleh lembaga kemahasiswaan


digunakan untuk satu kepanitiaan”

Opsi: di pasal 4, menambah ayat:

“Surat yang dikeluarkan di kepanitiaan harus diketahui oleh ketua lembaga


kemahasiswaan terkait”

Opsi: di ayat 12 menyesuaikan: 12. Setiap ayat dipisahkan menggunakan


garis miring (/) kecuali ayat 1 dan 3 , 4, dan 5

BAB III

BAB IV

Anda mungkin juga menyukai