Anda di halaman 1dari 8

1.

Jelaskan mengenai pihak yang berhak mengeluarkan dokumen keterangan waris bagi
golongan-golongan berikut:
a. Golongan Indonesia Asli
Surat Keterangan Waris dibuat oleh Ahli Waris dikuatkan oleh Lurah, Camat, dan 2
orang saksi.
Pengadilan Agama
(Beda dua ini apa? Sesuai agama atau gmn? Pastiin!)
b. Golongan Timur Asing Cina dan Eropa
Surat Keterangan Waris dibuat oleh Notaris
c. Golongan Timur Asing Lainnya
Surat Keterangan Waris Dibuat Oleh Ketua Balai Harta Peninggalan
2. Apa saja esensi seseorang mendirikan persekutuan perdata?
Esensinya ialah sebagai berikut:
- Untuk memperoleh keuntungan bersama
- Ada kewajiban dari para sekutu untuk menyumbang uang, barang, dan tenaga
3. PT. X (Badan Hukum). Memiliki susunan pemegang saham dan kepengurusan sebagai berikut:
- Tuan A sebanyak 75 lembar saham, sebagai Direktur
- Tuan B sebanyak 25 lembar saham, sebagai Komisarus
PT X telah menyelenggarakan RUPS-LB yang dituangkan dalam akta risalah rapat yang dibuat
oleh Hasan, SH, Notaris di Jakarta. Yang didalam Akta Risalah Rapat tersebut memutuskan:
-

Perubahan nama PT dari semula PT X menjadi PT Z


Pengangkatan Tuan C sebagai Direktur Utama
Persetujuan penjualan sebagian saham milik tuan A sebanyak 25 lembar saham
kepada tuan C

Pertanyaannya ialah sebagai berikut:


a. Jika akta risalah rapat tersebut belum diajukan permohonan persetujuan perubahan AD
dan permohonan perubahan data perseroan kepada Menkumham, dan pemegang saham
sepakat untuk membatalkan kembali kemudian mereka datang kehadapan saudara
selaku notaris untuk membuat akta risalah rapat pembatalan akta tersebut. Bagaimana
sikap saudara?
Didalam kasus ini, tindakan saya sebagai notaris ialah menerima untuk membuat akta
pembatalan risalah rapat. Hal ini dengan pertimbangan bahwa dengan belum
diajukannya permohonan persetujuan perubahan AD dan perubahan data perseroan,
maka perubahan AD tersebut belum berlaku.
Namun yang perlu dicermati ialah soal perubahan data perseroan, yang dalam hal ini
ialah pergantian Direktur Utama, karena mengenai ini mulai berlaku sejak tanggal yang
ditetapkan dalam RUPS. Namun diasumsikan didalam kasus ini, permohonan

pembatalan akta risalah rapat terjadi sebelum tanggal berlakunya pergantian yang
ditetapkan didalam RUPS.
b. Jika akta risalah rapat tersebut telah diumumkan dalam BN/TBN RI dan pemegang
saham minta akta risalah rapat tersebut dibatalkan, bagaimana sikap saudara?
Sikap saya terkait masalah ini ialah akan menolak pembatalan akta risalah rapat
tersebut. Hal ini karena dengan keterangan telah dicantumkan dalam BN/TBN RI. Maka
perubahan AD telah berlaku. Sehingga apabila para pihak ingin dilakukan perubahan
AD kembali, maka harus diadakan RUPS baru.
4. Sebuah Perseroan Terbuka mengadakan Rapat. Rapat tersebut memberikan kuasa kepada
seseorang untuk:
- Mengumumkan hasil rapat
- Membuat putusan dalam rapat
Dalam hal tidak seluruh pemegang saham hadir. Apakah tindakan tersebut diperkenankan?

5. Susunan pemegang saham PT. X ialah sebagai berikut:


a. Tuan A sebanyak 50 lembar saham
b. Tuan B sebanyak 50 lembar saham
Sementara susunan Direksi dan Dewan Komisaris ialah sebagai berikut:
a. Tuan A sebagai DIREKTUR (SUDAH BERKAHIR MASA JABATANNYA)
b. Tuan B, sebagai KOMISARIS (SUDAH BERKAHIR MASA JABATANNYA)
Tuan B selaku pemegang saham yang mewakili 1/10 bagian dari jumlah seluruh saham
mengajukan permohonan kepada ketua PN untuk menetapkan Kuorum Kehadiran. Yang
mana isi penetapan ketua PN ialah sebagai berikut:
Mengizinkan kepada Tuan B untuk menyelenggarakan RUPS Luar Biasa dengan agenda
penyesuaian AD PT dan penggantian direksi dan dewan komisaris dengan kehadiran 1/3
bagian dari jumlah seluruh saham.
Pertanyaan:
a. Bagaimana penghitungan Kuorum Keputusan?
Didalam kasus ini, pergantian direksi dan dk tidak termasuk dalam perubahan anggaran
dasar. Maka alas hukum didasarkan pada Pasal 87 ayat (2) UUPT yang menyatakan bahwa
jika tidak mencapai musyawarah mufakat, maka keputusan RUPS ialah sah apabila disetujui
oleh bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan, atau lebih mudahnya ialah + 1.
Oleh karenanya didalam kasus ini, penghitungan kuorum keputusan ialah + 1 dari jumlah
suara yang dikeluarkan. (CMIW)
b. Apabila dalam sebuah PT terdapat 4 orang pemegang saham. Dilakukan RUPS untuk
penggantian direksi dan dewan komisaris (bukan karena expired). Untuk RUPS Ketiga

penetapan pengadilan menetapkan kuorum ialah 1/4. Menurut anda apabila didalam
RUPS 50% pemegang saham setuju untuk melakukan penggantian direksi dan sisanya
tidak setuju, dan kemudian notaris membuat akta risalah rapat. Apakah tindakan notaris
ini sah/tidak?
Tindakan notaris yakni membuat akta risalah rapat didalam kasus ini ialah sah selama
didalam akta risalah rapat, hasilnya ialah tidak ada penggantian dewan direksi dan
komisaris. Hal ini berdasarkan pertimbangan, bahwa diasumsikan penetapan kuorum ialah
kuorum kehadiran. Maka meskipun hanya 2 orang yang hadir, kuorum kehadiran telah
terpenuhi. Namun untuk kuorum keputusan, harus berpegang pada ketentuan pasal 87 ayat
(2) UU PT, yakni disetujui oleh 50%+1 dari jumlah suara yang dikeluarkan. Didalam kasus ini
tidak dijelaskan apakah hasil rapat yang dituangkan didalam Akta Risalah Rapat ialah
menyetujui atau tidak menyetujui pergantian Direksi dan DK. Namun pada dasarnya,
seharusnya didalam Akta Risalah Rapat, hasil dari RUPS ialah tidak menyetujui pergantian
karena hanya disetujui oleh 50% suara.
6. Terdapat suatu PT yang telah berbadan hukum, yang mana Direksi dan Dewan Komisarisnya
telah berakhir masa jabatannya. Kemudian Direksi menyelenggarakan RUPS Luar Biasa yang
memutuskan:
Mengangkat Anggota Direksi berdaya surut sejak masa jabatan berakhir sampai dengan
rapat ini ditutup.
Dalam hal ini Notaris membuat RUPS-LB.
Menurut anda, apakah ada pelanggaran yang dilakukan oleh notaris?
Tindakan Notaris didalam kasus ini tidak dapat dibenarkan. Karena Notaris tidak memiliki
hak untuk menyelenggarakan RUPS. Pada dasarnya yang berhak menyelenggarakan RUPS
ialah Direksi sebagaimana diatur didalam pasal 79 ayat (1) jo ayat (8) UUPT. Namun jika
Direksi tidak melakukan pemanggilan, maka yang dapat melakukan pemanggilan ialah
Dewan Komisaris sesuai ketentuan pasal 79 ayat (6) jo ayat (9) UUPT.
Namun pada kasus ini baik Direksi maupun Dewan Komisaris telah expired. Oleh karenanya
tindakan yang dilakukan oleh direksi untuk menyelenggarakan RUPS untuk mengangkat
anggota direksi tidak dapat dibenarkan. Hal ini menimbang bahwa direksi telah expired.
Oleh karenanya mereka tidak lagi berwenang untuk melaksanakan tindakan hukum yang
berkaitan dengan perusahaan. Termasuk menyelenggarakan RUPS.
RUPS seperti didalam kasus ini disebut dengan RUPS Abnormal. Yakni RUPS dapat
dilaksanakan menyimpang dari Anggaran Dasar PT dan UUPT dengan dasar ketetapan
pengadilan.
Oleh karenanya dalam kasus direksi dan dewan komisaris telah expired, seharusnya
pemegang saham meminta ketetapan Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk diberikan
izin menyelenggarakan RUPS sesuai dengan ketentuan Pasal 80 UUPT.

Selanjutnya pasal 80 ayat (5) menjelaskan bahwa RUPS tersebut hanya dapat membicarakan
mata acara rapat sebagaimana ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri, yang berarti dalam
hal ini ialah pengangkatan anggota direksi.
7. Kasus:
A dan B suami istri
C merupakan anak dari A dan B yang berusia 1 minggu dan telah memiliki akte kelahiran
D baru keluar dari penjara
E merupakan maling ayam
F Merupakan Orang Buta Huruf
Pertanyaan:
a. Apakah A dan B boleh mendirikan Firma? Jelaskan!
Ketentuan yang diatur didalam KUHD mengenai Firma tergolong amat sedikit. Oleh
karenanya merujuk pada ketentuan pasal 15 KUHD selain ketentuan yang diatur didalam
KUHD, terhadap firma berlaku juga ketentuan KUHPer khususnya ketentuan yang mengatur
mengenai persekutuan.1
Didalam pasal 1618 KUHPer, yang dimaksud dengan persekutuan adalah suatu perjanjian
dengan mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukan sesuatu dalam
persekutuan, dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya.
Pasal 1621 KUHPer menentukan bahwa tidak boleh ada kekayaan baik sebagian maupun
seluruhnya yang merupakan percampuran seumumnya.
Oleh karenanya menimbang ketentuan pasal 35 ayat (1) UU Perkawinan yang menyatakan
bahwa harta benda yang diperoleh selama perkawinan menjadi harta bersama. Maka untuk
kasus ini kita harus melihat terlebih dahulu, apakah terdapat perjanjian perkawinan antara A
atau B atau tidak.
Apabila terdapat perjanjian perkawinan, maka A dan B boleh untuk mendirikan Firma.
Namun apabila tidak terdapat perjanjian perkawinan, maka mereka tidak boleh mendirikan
firma karena diantara mereka berdua telah terjadi percampuran harta. Yang berarti
melanggar ketentuan pasal 1621 KUHPer.
b. Jika mereka berlima (A,B, C, D, E) mendirikan PT, lalu C dan E menjadi Komisaris dan D
menjadi Direktur. Bagaimana menurut anda:
Apakah diperkenankan anak dibawah umur, yang dalam hal ini ialah C, mendirikan
PT?

Dapatkah C, D, E menjadi bagian dari organ PT?


C tidak dapat menjadi bagian dari organ PT. Hal ini atas pertimbangan bahwa C belum
dewasa oleh karenanya belum cakap hukum. Padahal sesuai ketentuan pasal 93 ayat (1)
dan Pasal 100 ayat (1) dinyatakan bahwa yang boleh diangkat menjadi anggota direksi
1

M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, hlm. 8

dan anggota dewan komisaris ialah orang perseorangan yang cakap hukum. Oleh
karenanya segala tindakan dari C harus diwakili oleh orang tua. Sementara sebagai
bagian dari organ perseroan, baik sebagai anggota direksi yakni bertugas untuk
menjalankan pengurusan perseroan dan dewan komisaris yakni melakukan pengawasan
atas kebijakan pengurusan, C jelas dalam hal ini tidak dapat menjalankannya karena
belum cakap hukum. Dia tidak dapat menjalankan tugasnya secara aktif melainkan harus
diwakilkan oleh kedua orangtuanya.
Sementara D dan E, dalam hal ini dapat menjadi bagian dari organ PT. Disini dengan
asumsi:
- Bahwa tindak pidana yang dilakukan oleh D bukan merupakan tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara dan/atau berkaitan dengan sektor keuangan;
- Tindak pidana maling ayam tidak terkait dengan tindak pidana di sektor keuangan.
(Atau ini terkait sektor keuangan? :/)
Oleh karenanya keduanya tidak terikat dengan larangan menjadi anggota direksi dan
anggota dewan komisaris sebagaimana diatur didalam pasal 93 ayat (1) huruf c jo pasal
110 ayat 91) huruf c UUPT.

c. Dapatkah F sebagai orang yang buta huruf mendirikan PT?


Tidak ada larangan bagi tuan F untuk mendirikan PT meskipun dia buta huruf. Asalkan dia
memenuhi ketentuan pasal 1320 KUHPer yakni mengenai syarat sahnya perjanjian. Dan dia
tidak memenuhi unsur pasal 1330 KUHPer mengenai ketidakcakapan bertindak.

8. RUPS PT. X memutuskan menyetujui pembayaran 5 lembar saham milik Tuan A kepada Tuan
B. Akta jual beli saham tersebut dibuat dihadapan notaris, dan berisi:
Jual beli saham dilangsungkan dengan harga Rp. 750.000.000,- dan pembayaran oleh
pembeli kepada penjual dibuktikan dengan kwitansi tersendiri.
Menurut saudara, adakah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh notaris dengan klausula
yang demikian?2
Pada dasarnya pemindahan hak atas saham menurut pasal 56 ayat (1) UUPT dilaksanakan
dengan akta pemindahan hak. Oleh karenanya akta tersebut berlaku pula sebagai
pembuktian jual beli. Mengingat sifat suatu akta otentik yakni sebagai alat pembuktian yang
sempurna. (BELUM LENGKAP)
9. RUPS LUAR BIASA PT DITUANGKAN DALAM AKTA RISALAH RAPAT DIBAWAH TANGAN
TANGAN, YANG KEMUDIAN DIBUATKAN AKTA PERNYATAAN KEPUTUSAN RAPAT DIHADAPAN
NOTARIS, DIMANA PUTUSAN RAPATNYA YAITU:

Hlm. 9

MENYETUJUI PENJUALAN 5 LEMBAR SAHAM TUAN A KEPADA TUAN C, SEHINGGA


NANTINYA SETELAH DILAKUKAN PENGALIHAN SAHAM TERSEBUT SUSUNAN PEMEGANG
SAHAM PT MENJADI SBB:
a. TUAN B, SEBANYAK 95 LEMBAR SAHAM
b. TUAN C, SEBANYAK 5 LEMBAR SAHAM
NOTARIS SELAKU KUASA DIREKSI MENGAJUKAN PERMOHONAN PEMBERITAHUAN
PERUBAHAN DATA PERSEROAN (DIAN III) SECARA ELEKTRONIK MELALUI SABH (Sistem
Administrasi Badan Hukum) (TANPA ADA JUAL BELI SAHAM)3

Analisa Kasus ini!

10. Dalam sebuah RUPS, pemegang saham diwakili dengan kuasa dibawah tangan. Yang hasilnya
dituangkan dalam Akta Risalah Rapat dibawah tangan.
Dalam akta PKR, hanya melekatkan Akta Risalah RUPS dibawah tangan, tanpa ada kuasa
dibawah tangan.
Menurut anda, bagaimana keabsahan dari akta PKR ini?4
Dalam kasus ini pertama harus terlebih dahulu diketahui apakah seluruh pemegang saham
diwakili dengan kuasa dibawah tangan atau hanya salah satu pemegang saham saja yang
diwakili dengan kuasa dibawah tangan.
Maka kita bahas sesuai masing-masing asumsi:
- Seluruh Pemegang Saham Diwakili Dengan Kuasa Dibawah Tangan
Dalam kasus seperti ini, maka akta PKR tersebut tidak sah. Hal ini menimbang bahwa
Akta Risalah Rapat didalam kasus ini ialah akta dibawah tangan. Pasal 90 ayat (1) UUPT
mensyaratkan bahwa dalam hal akta risalah RUPS tidak dibuat dalam akta notaris, maka
wajib ditandatangani oleh ketua rapat dan satu orang pemegang saham yang ditunjuk.
Dimana surat kuasa disini berfungsi sebagai pengganti dari tanda tangan tersebut. Yang
mana berarti harus dilekatkan didalam akta PKR.
- Hanya Salah Satu Pemegang Saham Yang Diwakili Dengan Kuasa Dibawah Tangan
Dalam kasus seperti ini, maka akta PKR tersebut sah. Hal tersebut dengan pertimbangan
bahwa didalam Akta Risalah Rapat dibawah tangan telah ada tandatangan dari salah
satu pemegang saham. Yang berarti telah memenuhi ketentuan pasal 90 ayat (1) UUPT.
Dan berarti tidak perlu lagi pencantuman kuasa dibawah tangan dari pemegang saham
didalam Akta PKR.
(BELUM TENTU BENAR)

11. PT X (BERSTATUS BADAN HUKUM), dengan susunan pemegang saham sebagai berikut:
3
4

Hal 10
Hlm 14

a. Tuan A, sebanyak 100 lembar saham


b. Tuan B, sebanyak 900 lembar saham
Tuan B selaku pemegang saham meninggal dunia dan meninggalkan ahli waris yakni C, D,
dan E.
Kemudian diadakan RUPS luar biasa PT. X yang diselenggarakan oleh A dan C selaku kuasa
dari seluruh Ahli Waris B.
RUPS tersebut memutuskan:
- Menyetujui pembagian warisan saham Alm. B pada PT. X sebanyak 900 Saham.
(Yang dituangkan didalam Akta Risalah Rapat dibawah tangan)
Selanjutnya C selaku kuasa RUPS dibawah tangan menghadap Notaris, dan kemudian oleh
Notaris dibuatkan Akta PKR yang berbunyi:
Menyetujui pembagian warisan saham Almarhum B pada PT X, dengan pembagian yaitu:
-

C sebanyak 300 lembar saham


D sebanyak 300 lembar saham
E sebanyak 300 lembar saham

Pertanyaan:
Apakah Akta PKR mengandung cacat yuridis?
Hal pertama yang perlu untuk dicermati disini ialah apakah penyelenggaraan RUPS telah
melalui keputusan dari ketua pengadilan negeri setempat ataukah belum. Dasar
pertimbangan hal tersebut ialah pasal 80 ayat (1) UUPT.
Diasumsikan didalam soal ini bahwa belum ada putusan dari ketua PN setempat. Oleh
karenanya sejak penyelenggaraan sekalipun, RUPS ini telah mengandung cacat yuridis. Yang
mengakibatkan tindakan lanjutannya, yakni Akta PKR pun mengandung cacat yuridis.
Mengenai kebatalan diantara keduanya ialah non eksistent (CMIW).
Namun apabila telah ada izin dari ketua PN setempat, maka tidak ada cacat yuridis didalam
kasus ini. (Cek ulang, pemegang kuasa boleh ga mengajukan permohonan pada notaris?)
12. Jelaskan mengenai perbedaan antara Firma dan CV! Dalam hal sebuah Firma/CV, terjadi
peristiwa berikut:
a. Terjadi pembubaran tanpa persetujuan sekutu komanditer
b. Meminjamkan uang tanpa persetujuan sekutu komanditer.
c. Memiliki tanah
Menurut anda, apakah 3 perbuatan ini sah atau tidak? Jelaskan satu persatu!

Yang membedakan antara firma dan CV ialah Firma dapat dianggap meningkat karakternya
sebagai Perseroan yang bertindak keluar sebagai perusahaan yang memiliki nama bersama,
yakni satu nama.5 (BELUM BERES)
a. Bertitik tolak dari ketentuan Pasal 32 KUHD, firma berakhir karena:
- Waktu dan berlakunya habis atau berakhir
- Kesepakatan para anggota untuk membubarkan firma
- Salah seorang anggota meninggal, keluar atau di bawah perwakilan
- Tujuan firma tercapai6
Untuk kasus ini tentuin dulu sekutu komanditer dalam cv termasuk anggota atau
bukan
b. Sekutu komanditer sama sekali tidak ikut terlibat mencampuri pengurusan dan
pengelolaan Persekutuan Komanditer (CV). Seolah-olah dia tidak berbeda dengan
pelepas uang.7
Oleh karenanya tindakan peminjaman uang tanpa persetujuan sekutu komanditer ialah
sah.
c. Firma dan CV tidak diperkenankan untuk memiliki tanah karena tidak berbentuk badan
hukum.
13. Menurut anda dapatkah suatu perjanjian fidusia dibuat didalam akta dibawah tangan?
Bagaimana keabsahan perbuatan hukum tersebut?
Suatu perjanjian fidusia harus dibuat dengan akta otentik. Apabila dibuat didalam akta
dibawah tangan, maka perjanjian tersebut menjadi non-eksistent.

M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, hlm. 9


M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, hlm. 13
7
M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas, hlm. 17
6

Anda mungkin juga menyukai