Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENGEMBANGAN DIRI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat diperlukan oleh
semua manusia di seluruh dunia. Secara ilmu pengetahuan Indonesia merupakan
negara berkembang yang masih tertinggal dari negara berkembang lainnya.
Meskipun demikian, pendidikan di Indonesia memiliki kelebihan dibanding
negara-negara tersebut atau negara maju lainnya dengan dasar pendidikan
Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada budaya bangsa yang
mengedepankan karakter yang sangat diperlukan dalam menghadapi tantangan
Abad 21.
Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan
antara kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan
terhadap TIK. Kecakapan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai model
pembelajaran berbasis aktivitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan
materi pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan
keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang
sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
tantangan global.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat harus muncul
empat macam hal yaitu PPK, Literasi, 4C, dan HOTS maka perlu kreatifitas guru
dalam meramunya. Perbaikan atau revisinya adalah :Mengintergrasikan
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di dalam pembelajaran. Karakter yang
diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,
dan integritas, mengintegrasikan literasi, mengintegrasikan keterampilan abad 21
atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan
Collaborative) dan mengintegrasikan HOTS (Higher Order Thinking Skill.
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and
Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan
sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Beberapa pakar menjelaskan
pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di

1
Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis.
Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang
pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar
pengusaan hardskill.

2. Tujuan Umum
Guru dapat mengimplementasikan Kurikulum 2013 dan membuat RPP
abad 21. dalam melaksanakan fungsi pembelajaran dalam rangka
mengimplementasikan kebijakan pendidikan.

B. PENGEMBANGAN DIRI (1)


1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK
(PembaTIK) Level literasi - Provinsi Jawa Timur dilaksanakan pada:
Tanggal : 20 Maret 2019 s/d 21 April 2019
Tempat : secara daring
Penyelenggara Kegiatan : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Jenis Kegiatan
Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis TIK
(PembaTIK) Level literasi - Provinsi Jawa Timur
3. Tujuan PD
a. Melaksanakan Model pembelajaran bagi guru yang dilakukan secara
daring untukmeningkatkan kompetensi guru
b. memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang telah
disiapkan secara elektronik, dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana
saja.
.
4. Uraian Materi Workshop Peningkatan Mutu Guru Mapel Biologi
a. Fitur- fitur Portal Rumah Belajar dan Pemanfaatannya
Rumah Belajar dikembangkan sejak tahun 2011 hingga sekarang. Setiap
tahun Pustekkom mengembangkan fitur atau aplikasi baru di Rumah Belajar guna
melengkapi kebutuhan pembelajaran untuk guru dan siswa. Saat ini sudah ada 8
fitur Utama di Rumah Belajar, yaitu Sumber Belajar, BSE, Bank Soal, Lab Maya,

2
Peta Budaya, Wahana Jelajah Angkasa, PKB, dan Kelas Maya. Setiap fitur
memiliki fungsi yang berbeda dan dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sesuai
kebutuhan. Sumber Belajar berisi konten dalam bentuk media audio dan video.
Sumber belajar untuk kelas 4 hingga kelas 6 dalam bentuk multimedia interaktif.
Bank soal digunakan untuk melakukan evaluasi seperti latihan, ulangan
atau ujian. Guru membuat soal sesuai topik dan jenis evaluasi. Setelah tersedia
beberapa soal yang anda buat sendiri, selanjutnya membuat evaluasi sesuai jenis
evaluasi yang diinginkan. Di lab maya terdapat beberapa menu yang dapat
dimanfaatkan oleh pengguna, antara lain: melakukan percobaan secara online,
mengunduh percobaan, teori yang dapat diunduh, LKS yang dapat diunduh,
referansi, diskusi dan komentar.
Peta budaya merupakan fitur yang berisi penjelasan sejarah, seni dan
budaya, serta tradisi di setiap propinsi di Indonesia. Wahana jelajah angkasa
dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari B dapat dimanfaatkan ketika
mengikuti pelatihan secara daring. Kelas maya merupakan sebuah learning
management system yang dikembangkan khusus untuk memfasilitasi terjadinya
pembelajaran online antara peserta didik dan pendidik kapan saja dan dimana
saja.
Selain fitur utama, empat fitur tambahan antara lain
 Fitur Buku Sekolah Elektronik, berisi buku-buku pelajaran digital yang dapat
diunduh oleh siswa dan guru.
 Fitur Peta Budaya, berisi informasi tentang seni, budaya, dan adat istiadat
disetiap provinsi.
 Fitur Wahana Jelajah Angkasa, merupakan sarana belajar tentang ruang
angkasa.
 Fitur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, merupakan sarana pelatihan
daring untuk pendidik dan tenaga kependidikan. Sekarang Anda sudah
mengenal delapan fitur utama Rumah Belajar. Apa yang harus dilakukan agar
dapat memanfaatkan semua fitur utama di Rumah Belajar? Anda harus
mendaftar sebagai guru. Berikut ini petunjuk cara melakukan pendaftaran :
b. Pembelajaran Abad 21
Pendidikan Abad 21 merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara
kecakapan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, serta penguasaan terhadap TIK.

3
Kecakapan tersebut dapat dikembangkan melalui berbagai model pembelajaran
berbasis aktivitas yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan materi
pembelajaran. Kecakapan yang dibutuhkan di Abad 21 juga merupakan
keterampilan berpikir lebih tinggi (Higher Order Thinking Skills (HOTS)) yang
sangat diperlukan dalam mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
tantangan global.
Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and
Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan
sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Beberapa pakar menjelaskan
pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad
21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis.
Penguasaan keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang
pada implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar
pengusaan hardskill.
c. Portal Rumah Belajar untuk meningkatkan Kecakapan Pembelajaran
Abad 21
Pembelajaran abad 21 membangun peserta didk untuk memiliki kecakapan
abad 21 diantaranya kecakapan berpikir kritis, kreatif, komunkasi, dan kolaborasi
sehingga akan menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik dalam menghadapi
tantangan kehidupan yang terus berubah. Karakteristik pembelajaran abad 21
dapat dibangun melalui pengintegrasian TIK dalam proses pembelajaran. Peran
TIK bagi guru memungkinkan untuk menjadi fasilitator, kolaborator, mentor,
pelatih, pengarah dan teman belajar; dapat memberikan pilihan dan tanggung
jawab yang besar kepada peserta didik untuk mengalami peristiwa belajar.
Prinsip pokok pembelajaran abad 21 yaitu pengembangan pembelajaran
seyogyanyamenggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus dibelajarkan untuk berkolabirasi dengan orang lain,
materi pelajaran perlu dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, dan
sekolah seyogyanya dapat memfasilitasi peserta didik untuk terlibat dalam
lingkungan sosialnya
Rumah belajar memiliki 8 fitur utama. Setiap fitur memiliki kegunaan
yang berbeda. Fitur sumber belajar berisi konten pembelajaran multimedia

4
interaktif untuk jenjang PAUD, SD, SMP, SMK, UMUM yang dilengkapi latihan
dan tes.

d. Mengenal perangkat keras komputer


Dalam dunia komputer, pengertian dari perangkat keras atau hardware
adalah komponen fisik yang membentuk sebuah sistem komputer. Hardware
sendiri mempunyai sifat yang berbeda dengan software yaitu dapat dilihat, diraba
dan berbentuk nyata.
Jenis-jenis hardware pada komputer tidak hanya tertuju pada bagian dalam
komputer saja, melainkan semua perangkat yang mendukung kinerja komputer.
Secara umum, hardware terbagi menjadi empat bagian, yaitu perangkat masukan
(input), perangkat keluaran (output), perangkat pengolah data (prosesor), dan
perangkat aksesoris. Seperti disinggung di atas, perangkat keras terdiri atas
bermacam jenis dengan fungsinya masing-masing. Nah, agar lebih jelas fungsi
dari setiap macamnya, berikut ini pemaparannya.
 Perangkat keras input. Fungsinya adalah untuk input atau memasukkan data
pada memori komputer. Keyboard adalah hardware utama untuk fungsi ini.
Sedangkan perangkat peripheral atau pendukungnya adalah mouse dan
scanner.
 Perangkat keras untuk pemrosesan data. Hardware ini memiliki fungsi dalam
olah data atau untuk mengeksekusi perintah apabila ada data yang
dimasukkan. Komponen utama dari hardware ini adalah CPU (Central
Processing Unit), sound card (kartu suara), VGA, dan motherboard.

 Perangkat keras output. Jenis hardware ini memiliki fungsi sebagai penampil
data atau mengeluarkan data yang sudah diproses sebelumnya. Monitor dan
speaker adalah perangkat utama untuk fungsi tersebut. Komponen
pendukungnya seperti printer, proyektor, dan sebagainya.

 Perangkat keras untuk penyimpanan. Fungsi dari perangkat keras ini adalah
sebagai penyimpan data dari pengguna. Terdapat dua hardware komputer
untuk fungsi ini, yakni RAM (untuk penyimpanan volatile), dan harddisk (
untuk media penyimpanan non volatile internal). Ada pula Read Only
Memory (ROM) sebagai media simpan dengan sifat non volatile. Jadi

5
datanya tidak akan lenyap ketika listrik mati. Sesuai namanya maka sifatnya
hanya read only. ROM umumnya dimanfaatkan sebagai Firmware atau chip
BIOS.

 Perangkat keras kelistrikan. Agar sebuah komputer bisa beroperasi, pastinya


membutuhkan pasokan energi listrik. Adanya hardware ini berfungsi untuk
menstabilkan tegangan atau daya listrik yang mengalir pada perangkat
komputer. Perangkat keras seperti Power Supply bermanfaat untuk
mengelola sistem kelistrikan bagi setiap perangkat kerasnya. Tidak hanya itu,
biasanya komputer juga dikoneksikan dengan stavolt atau stabilizer voltage.
Fungsinya untuk menstabilkan daya listrik, sebelum nantinya dikelola oleh
Power Supply. Uninterruptible Power Supply (UPS) bisa juga ditambahkan
pada perangkat komputer. Tujuannya sebagai hardware untuk backup daya
listrik. Sehingga saat mati listrik, maka perangkat komputer tetap bisa hidup
untuk beberapa waktu. Pemasangan UPS sangat penting, agar komputer tidak
tiba-tiba mati ketika aliran listriknya terputus. Dengan begitu, sekaligus
mencegah risiko kerusakan perangkat keras dari komputernya.

e. Penggunaan Perangkat Lunak Untuk Pembelajaran


Bila perangkat keras atau hardware ada bentuk fisiknya, sebaliknya kalau
perangkat lunak tidak ada bentuk fisiknya. Perangkat lunak komputer memiliki
pengertian sebagai sekumpulan data elektronik, yang tersimpan dan kemudian
dikendalikan oleh perangkat komputer. Data elektronik tersebut berupa Instruksi
atau program , yang nantinya akan menjalankan perintah khusus. Jadi dalam
sebuah perangkat komputer atau laptop harus diinstal software, agar bisa
dioperasikan. Oleh karena itu, di setiap komputer bisa terpasang software yang
berbeda-beda. Sebab instalasi perangkat lunaknya disesuaikan dengan keinginan
penggunanya.

Fungsi Perangkat Lunak

Secara umum perangkat lunak pada komputer memiliki dua fungsi utama.
Fungsi yang pertama sebagai pemroses data, perintah atau instruksi khusus.
Dengan begitu, pengguna bisa mengoperasikan komputernya sesuai dengan hasil

6
kerja yang diinginkan. Selain itu, fungsinya adalah untuk sarana interaksi yang
mengkoneksikan pengguna dengan perangkat kerasnya.

Macam Macam Perangkat Lunak

1. Perangkat Lunak Berbayar

Sangat banyak produk software yang dikembangkan oleh developernya.


Namun, untuk bisa menikmati kegunaan perangkat lunak tersebut, serta berbagai
fitur dan update terbarunya, anda harus membayar dengan harga tertentu..
Meskipun anda sudah membelinya, tapi tidak mendapatkan lisensi untuk
membuat copiannya dan menyebarluaskan untuk pengguna komputer lain. Karena
tindakan itu termasuk ilegal dan bertentangan dengan hukum. Produk perangkat
lunak ini seperti Microsoft Windows, Adobe Photosoft, Corel Draw, Microsoft
Office, dan sebagainya.

2. Freeware

Perangkat lunak ini bersifat gratis, jadi tidak harus membelinya seperti
software berbayar. Bahkan anda bisa menggunakannya tanpa batasan waktu. Jadi
bisa digunakan tanpa berbayar sampai kapan pun. Biasanya pengembang software
ini mendedikasikannya untuk komunitas tertentu. Tetapi hak cipta tetap
dipertahankannya, sehingga tetap bisa juga melakukan berbagai pengembangan
selanjutnya. Contoh produk dari freeware ini adalah Google Chrome, Mozilla
Firefox, dan sebagainya.

3. Free Software

Pada awalnya anda harus membeli perangkat lunak ini. Namun, anda
bebas untuk melakukan penggandaan, modifikasi bahkan distribusinya. Jadi
pengertian gratisnya tidak hanya pada beberapa komponen tersebut. Inilah yang
membedakannya dengan freeware.

7
4. Shareware

Perangkat lunak ini juga bisa digunakan secara gratis. Sayangnya ada
batasan waktu untuk penggunaannya. Inilah perbedaannya dengan freeware, yang
bisa dimanfaatkan selamanya tanpa ada waktu kadaluarsanya. Shareware
merupakan program khusus yang didistribusikan sebagai software versi evaluasi
atau demonstrasi. Oleh karena itu, pengembangnya membatasi fungsi atau fitur
yang bisa digunakan penggunanya. Jadi pengembangkan akan membatasi waktu
pemakaiannya, semisal hanya satu bulan saja. Nah, bila anda ingin menikmati
seluruh fiturnya, maka harus membelinya terlebih dahulu.
Cara ini dimanfaatkan sebagai pengujian produk, sehingga anda bisa
mengetahui beragam kelebihan dan fungsi yang ditawarkannya. Shareware ini
biasanya dimanfaatkan oleh perusahaan pengembang anti virus. Itulah kenapa
anda sering mendapatkan uji coba penggunaan antivirus secara gratis, tapi hanya
dalam tempo waktu tertentu saja. Sesudah itu tertarik dengan antivirusnya dengan
segala fiturnya, maka anda harus membayar dalam jumlah tertentu. Itulah kenapa
shareware juga dikenal juga dengan istilah trialware.

5. Malware

Perangkat lunak ini dianggap sebagai perusak sehingga berbahaya bila


disalahgunakan. Tujuan pembuatan software ini memang untuk menyusup
bahkan merusak sistem jaringan komputer. Tentunya tanpa seizin dari
pemiliknya. Istilah malware sudah umum digunakan sebagai penamaan bagi
perangkat lunak yang bisa mengganggu perangkat komputer.
Contoh produk malware meliputi spyware (perangkat lunak pengintai),
adware (perangkat lunak untuk iklan yang tidak transparan atau tidak jujur),
virus komputer dan sebagainya sebagai software yang dibuat dengan tujuan
jahat. Contoh lainnya adalah software Bancos, yang bisa mencuri data dari
komputer orang lain. Jadi saat penggunanya membuka website bank, maka
software ini akan melakukan kamuflase atau mengalihkannya ke situs bank
phising atau palsu. Sehingga seluruh data nasabah bisa dicuri dengan bantuan
malware tersebut.

8
6. Open Source Software

Sesuai namanya perangkat lunak ini bersifat terbuka, sehingga anda bisa
mengaksesnya secara gratis. Sesuai namanya, maka kode sumbernya terbuka
agar bisa dipelajari, kemudian dimodifikasi agar fungsinya meningkat, dan
seterusnya boleh disebarluaskan untuk pengguna lainnya. Jadi perangkat lunak
ini biasanya dikelola oleh komunitas tertentu. Meskipun sifatnya terbuka, tapi
tetap harus digunakan sesuai dengan ketentuan dan etika tertentu. Contoh dari
perangkat lunak ini adalah Linux, yang fungsinya setara dengan Microsoft
Windows.

5. Tindak Lanjut
Melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis TIK

6. Dampak PD
Peningkatan kompetensi profesional guru

C. PENGEMBANGAN DIRI (2)


1. Waktu Pelaksanaan dan Penyelenggara Kegiatan
Waktu dan penyelenggaraan kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum
2013 dan pembuatan RPP Abad 21

Tanggal : 23 Agustus – 25 Agustus 2019


Tempat : SMA Negeri 1 Jenangan
Penyelenggara : SMA Negeri 1 Jenangan bekerjasama dengan
Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Ponorogo
2. Tujuan PD
- Guru dapat mengimplementasikan kurikulum 2013 dan dapat membuat
RPP sesuai abad 21.
3. Uraian Materi PD
a. Kebijakan peningkatan Mutu Pendidikan
Upaya peningkatan kualitas pendidikan hingga dewasa ini masih
merupakan kegiatan yang terus digalakkan. Hal ini tidak saja disebabkan olej

9
tuntutan laju perkembangan IPTEK maaupun tuntutan masyarakat kita yang
sedang membangun, tetapi juga tuntutan profesionalisme dalam berbagai sektor
di bidang pendidikan. Tidaklah mengherankan jika para guru termasuk dosen
dituntut kemampuan profesional yang lebih memadai agar mampu mengembang
berbagai tugas lembaga pendidikan. Para guru dan Dosen dewasa ini secara
khusus lebih dituntut kemampuan memahami metode , pendeketan dan teknik
penelitian serta kemampuan menulis karya ilmiah baik sebagai hasil penelitian ,
penulisan bahan ajar LKS,Modul dll sebagainya serta kemapuan menulis
berbagai informasi ilmiah ataupun kemampuan transformasi ilmu dan teknologi.
sebagaai dasar penilaian kinerja dan profesiolalismenya. Pendidikan merupakan
kebutuhan sepanjang hayat (long Life education). Setiap manusia membutuhkan
pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting
artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan
akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan
untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping
memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Pendidikan itu sendiri
bermakna sebagai upaya membantu peserta didik untuk mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan, kecakapan, nilai, sikap dan pola tingkah laku yang
berguna bagi hidupnya ( Kamus pendidikan menurut St. Vembriarto ; Jakarta
tahun 1994 )
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk
meneruskan pembangunan di negara Indonesia. Mutu pendidikan sangat
berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Di sisi lain, tantangan
global dan internal mengharuskan kita memanfaatkan sumber daya alam (SDA)
dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia untuk menjadi negara yang kuat dan
besar.Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu pendidikan mengacu pada
proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam proses pendidikan yang bermutu
terlibat berbagai input, seperti : bahan ajar yang bersifat kognitif, afektif dan
psikomotor , metodologi yang bervariasi sesuai kemampuan guru , sarana
sekolah, dukungan administrasi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta
penciptaan suasana yang kondusif. Mutu dalam konteks hasil pendidikan
mengacu pada prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu
tertentu ( bisa setiap akhir semester, akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan

10
10 tahun ). Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan ( student achievement )
dapat berupa hasil tes kemampuan akademis ( misalnya ulangan umum dan
ujian nasional ). ( Sumber : Kilas Balik Pendidikan Nasional 2006; Departemen
pendidikan Nasional )
Ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan yang
berkualitas . Pertama: strategi pendidikan, mencakup : penyediaan buku–buku
materi ajar dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan
guru dan tenaga kependidikan lainnya. dan pengelolaan pendidikan. Kedua :
pengelolaan pendidikan, yang selama ini tergantung pada kebijakan pemerintah.
Ada beberapa paradigma untuk mendasari pendidikan yang berkualitas yaitu,
pembahasan kurikulum, pembaruan dalam proses pembelajaran, pembenahan
manajemen pendidikan nasional, pembenahan pengelolaan guru dan mencari
serta mengembangkan berbagai sumber alternatif pembiayaan pendidikan.
Untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas maka sekolah harus dinamis
dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan
mutu pendidikan.
Pendidikan tinggi mencetak para sarjana yang kompeten sesuai dengan
bidangnya masing – masing. Sebagai contoh Guru yang mencetak
profesionalisme guru, dimana lembaga penyelenggara program dan model
pendidikan guru mempengaruhi keunggulan khas keguruan ( pedagogical craft
knowledge ) tetapi tidak menentukan mutu guru. Derajat mutu guru ditentukan
oleh kualitas program, lembaga penyelenggara program, dan proses
penyelenggaraan program yang akuntabilitasnya diukur melalui akreditasi.
Peranan guru untuk meningkatkan Mutu Pendidikan lahir dari sekian proses
yang syarat cerita Oemar Bhakrie, Guru penuh derita, begitu kata sebagian
kalangan, tetapi itulah kenyataannya. Tetapi peran besar dibalik gelar yang
begitu di nafikkan oleh sebagian kalangan adalah bukti baru, bahwa pendidikan
dan mutu pendidikan tidak akan pernah lepas dari Guru – Gurunya.
Guru dalam ranah psikologis adalah kelengkapan antara kebutuhan lahir dan
kebutuhan batin pendidikan, antara kemandirian ragawi dan kemajuan jiwa
pendidikan, untuk bersama-sama maju membimbing, mengarahkan dan
mengembangkan alur gerak kualitas pendidikan di Indonesia.
Guru yang pada akhirnya sebagai pengajar sekaligus pendidik sebenarnya

11
adalah profesi yang paling indah di dunia. Sebagai pendidik seorang sarjana
pendidikan sangat berperan memberikan kontribusi langsung dan terukur bagi
bangsa kita dan dunia dengan membantu anak–anak muda mengenal
pengetahuan dan keterampilan.
Mengajar memberikan tantangan sekaligus kesempatan yang tiada
habisnya untuk berkembang. Ketika seorang Guru mengajar dan mendidik akan
menguji keterampilan komunikasi interpersonal, pengetahuan akademis maupun
kemampuan kepemimpinan seorang Guru tersebut. Sebagai seorang pendidik
dan pengajar seorang Guru berkesempatan membagi semangat untuk belajar,
memberikan inspirasi, motivasi dan tantangan kepada generasi muda untuk
mengembangkan bakat dan kemampuan individual kepada generasi muda. Dan
akan merasakan kebahagiaan ketika salah satu atau lebih di antara mereka
sukses dalam menggapai cita – cita.
Semakin jelas kiranya peran Guru bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Pertama, Guru dicetak, ditumbuhkembangkan dan diarahkan untuk semata-mata
menjadi penerus dan pewaris dunia pendidikan di Indonesia.
Kedua, Guru dengan mengesampingkan berbagai isyu-isyu miring seputar
ketidakprofesionalannya, adalah sarjana yang paling tahu tentang kondisi
pendidikan di Indonesia. Ketiga, Guru adalah betul-betul pribadi pendidik,
bukan kebetulan berpribadian sebagai pendidik, bukan pula pribadi pendidik
yang tidak betul. Keempat, Guru adalah satu-satunya oase harapan di padang
tandus pendidikan Indonesia, mereka pada akhirnya akan menjadi tumpuan
harapan untuk menyelamatkan dunia pendidikan, dan mereka adalah guru
pendidikan terbaik di negeri tercinta
b. Kebijakan dan Dinamika Perkembangan Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Dengan kata lain, kurikulum merupakan salah satu alat untuk
menyiapkan peserta didik agar berkecakapan hidup sesuai dengan kondisi
kehidupannya saat ini dan masa depan. Masa depan merupakan rentang waktu
bagi peserta didik yang belajar pada masa kini dan untuk hidup berkelanjutan
(sustainable) dengan segala tantangan abad ke-21. Kurikulum sebagai jantung

12
pendidikan memiliki posisi strategis mulai dari ide, desain, dokumen, dan
implementasinya. Pendidikan itu sendiri merupakan investasi esensial jangka
panjang.
Perumusan pendidikan yang bervisi masa depan menjadi suatu
keniscayaan walaupun tidak mudah untuk didskripsikan. Terdapat berbagai
prediksi tentang kehidupan masa depan. Visi masa depan berkaitan dengan
prediksi cerdas tentang masa kini dan trend yang mungkin akan terjadi dalam
kehidupan abad ke-21. Salah satu esensi yang dapat dijadikan pertimbangan
dalam merencanakan kurikulum adalah pencapaian kompetensi berpikir tingkat
tinggi (high order thinking skills) untuk menyelsaikan masalah dengan berpikir
kritis, inovatif, kreatif, demi kehidupan kebersamaan manusia dengan damai dan
harmonis (to live together in peace and harmony). Dengan berpikir tingkat tinggi
maka penciptaan kesempatan kerja di masa depan akan lebih terbuka dan lebih
terakses dari segala keahlian masyarakat yang pada giliranya akan membangun
peradaban kemanusiaan yang sejahtera.
Trend masa depan dari berbagai sumber dapat disimpulkan bahwa: a) di
masa depan akan lebih banyak memerlukan pekerja dengan penguasaan
pengetahuan dan kecakapan tingkat tinggi, b) semakin meningkatnya jasa
layanan, maka sikap sosial, kemampuan berinteraksi dengan orang lain lebih
bermakna, c) melimpahnya pengetahuan dan munculnya jenis pekerjaan
baru, maka fleksibilitas dan keinginan untuk selalu belajar menjadi lebih
penting, d) kemandirian bekerja yang dapat dilakukan dengan jarak jauh maka
perlu mengembangkan sikap kemandirian, membekali diri dengan berbagai
sumber daya, serta adaptif perlu dikembangkan, dan e) harus tahu hak dan
kewajibannya, peran sertanya pada masyarakat, dan menjadi warga negara yang
bertanggungjawab (Pink, 2005; Wragg, 1997; OECD, 2010, Partnership for 21st
Century, 2010). Trend masa depan tersebut menjadi pertimbangan dalam
menetapkan desain kurikulum terutama komponen kurikulum dalam aspek
tujuan, isi/bahan, serta proses pembelajaran.
Selain itu, pengembangan kurikulum juga harus tetap mempertimbangkan
dasar-dasar dan aspek akademik tentang kurikulum (ide, desain, dokumen, dan
implementasi). Dalam aspek akademik kurikulum, peserta didik merupakan
subjek pembelajar. Ini harus menjadi dasar rujukan utama dalam pengembangan

13
kurikulum. Peserta didik, selain sebagai individu yang memiliki potensi dan
bakat, ia juga merupakan bagian integral dari masyarakat Indonesia. Peserta
didik yang akan menjalani kehidupan masa depan sebagai insan berkarakter,
berkembang dalam masyarakat, dan akan membangun masyarakat dalam
ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter berlandasakan
semangat gotong royong.
Kurikulum merupakan bagian penting dalam pembangunan sehingga
perbaikan kurikulum merupakan bagian dari pembangunan modal manusia
Indonesia. Kurikulum diharapankan dapat mengubah masyarakat seperti yang
dicita-citakan suatu bangsa. Kurikulum dapat menjadi 4 Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan wahana untuk melestarikan nilai-nilai luhur bangsa
sekaligus mengembangkan potensi, bakat, dan minat peserta didik seoptimal
mungkin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kini dan masa depan, menjadi
bangsa yang mandiri, maju, adil, dan makmur seperti yang telah dicita-citakan
dalam Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional. Kurikulum menjadi hal
penting dalam pembangunan generasi suatu bangsa.
Pengembangan kurikulum 2013 secara berkesinambungan
mempertimbangkan berbagai hal dan masukan dari berbagai unsur masyarakat
sebagai satu kesatuan entitas bangsa yang menginginkan peningkatan kualitas
peserta didik di masa depan. Dalam erjalanan pengembanganya diserta dengan
evaluasi formatif yang memungkinan perbaikan pada tataran dokumen dan
implementasi. Dalam perbaikan ini melibatkan seluruh komponen masyarakat
sehingga kurikulum hasil perbaikan menjadi milik semua komponen bangsa.
Perbaikan kurikulum dapat dilakukan secara holistik komprehensif mulai dari
ide, desain, dokumen sampai dengan implementasi. Namun perbaikan
kurikulum juga dapat dilakukan pada sebagian dimensi kurikulum dan aspek
tertentu dari kurikulum. Perbaikan kurikulum 2013 pada saat ini lebih bersifat
evaluasi formatif dengan melakukan perbaikan pada dokumen KI-KD, silabus,
pedoman mata pelajaran, pembelajaran dan penilaian hasil belajar, serta buku
teks pelajaran.
Perbaikan kurikulum berlandaskan pada kebijakan Landasan kebijakan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang tertuang dalam Permendikbud
Nomor 160 tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum

14
2013. Pelaksanaan perbaikannya juga atas dasar masukan dari berbagai lapisan
publik (masyarakat sipil, asosiasi profesi, perguruan tinggi, dunia persekolahan)
terhadap ide, dokumen, dan implementasi kurikulum yang diperoleh melalui
monitoring dan evaluasi dari berbagai media. Berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi serta masukan publik tersebut, terdapat beberapa masukan umum,
antara lain adanya pemahaman yang kurang tepat oleh masyarakat yang
diakibatkan oleh format penyajian dan nomenklatur dalam Kurikulum 2013: (1)
Kompetensi Dasar (KD) pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) dan KD pada KI-2 yang
dianggap kurang logis dikaitkan dengan karakteristik mata pelaajaran; (2)
terindikasi adanya inkonsistensi antara KD dalam silabus dan buku teks (baik
lingkup materi maupun urutannya); (3) belum ada pernyataan eksplisit dalam
dokumen kurikulum tentang perlunya peserta didik lebih melek teknologi; (4)
format penilaian dianggap terlalu rumit dan perlu penyederhanaan; (5)
penegasan kembali pengertian pembelajaran saintifik yang bukan satu-satunya
pendekatan dalam proses pembelajaran di kelas; (6) penyelerasan dan perbaikan
teknis buku teks pelajaran agar mudah dipelajari oleh peserta didik.
Masukan publik terhadap ide kurikulum mengindikasikan perlunya
penegasan kembali bahwa secara keseluruhan Kurikulum 2013 harus
mewujudkan empat pilar belajar dari UNESCO, yaitu learning to know, learning
to do, learning to live together with harmony dan learning to be. Selain itu,
kurikulum juga harus mendorong tercapainya perilaku positif dan pencegahan
radikalisme. Tentu saja harus tetap dalam konteks tujuan pendidikan menurut
sistem Pendidikan Nasional menurut Pasal 31 ayat (3) dan Pasal 3 UU 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Masukan terhadap desain kurikulum, antara lain, perlu penambahan skema
pengelolaan kurikulum di tingkat pusat, daerah, dan sekolah; penyelarasan KI,
KD, silabus, pedoman matapelajaran, sistem pembelajaran, dan sistem penilaian;
penjelasan akademik tentang pendekatan Tematik Terpadu dan pendekatan mata
pelajaran di SD; serta penegasan tentang penilaian sikap (KI-1 dan KI-2) dan
penilaian pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4). Masukan terhadap
dokumen kurikulum yaitu perlunya pencermatan seluruh dokumen kurikulum
yang meliputi Kompetensi Dasar, Silabus, Pedoman mata pelajaran, dan buku
teks pelajaran untuk dilakukan revisi sesuai dengan masukan yang relevan.

15
c. Urgensi Perangkat Pembelajaran untuk menuju sekolah berkarakter

d. Integrasi kemampuan Abad 21

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi


guru yang harus semakin berkualitas dalam melaksanaan kegiatan pembelajaran.
Mengapa demikian? Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan
saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran
guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order
Thinking Skills).
Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu
dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode,
dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan
pembelajaran tercapai.
Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran
yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik, yaitu 4C yang
meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and
problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi
Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu
dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1
(mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills)
yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada
peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5
(mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan
integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal
dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu
globalisasi.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka guru sebagai ujung tombak
pebelajaran harus mampu merencanakan dan melaksanakan PBM yang

16
berkualitas. Menurut Surya (2014:333) proses belajar mengajar pada hakikatnya
adalah suatu bentuk interaksi antara pihak pengajar dan pelajar yang
berlangsung dalam situasi pengajaran dan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam interaksi itu akan terjadi proses komunikasi timbal balik antara pihak-
pihak yang terkait yaitu antara guru dan selaku pengajar dan siswa selaku
pelajar.
Perilaku belajar yang terjadi pada pada diri siswa timbul sebagai akibat
perilaku mengajar pada guru yang terkait melalui melalui suatu bentuk
komunikasi. Jenis komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar
disebut sebagai komunikasi instruksional yag didalamnya terkait komunikasi
dua arah antara pengajar dan pelajar. Oleh karena itu, komunikasi jenis ini
disebut sebagai komunikasi dialogis. Dengan komunikasi jenis ini, terjadilah
perilaku mengajar dan perilaku belajar yang saling terkait satu dengan yang
lainnya untuk mencapai tujuan insruksional.
Untuk mewujudkan pembelajaran abad 21 dan HOTS, guru harus
memiliki keterampilan proses yang baik dalam pembelajaran. Keterampian
proses dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam menyajikan
pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran berpusat kepada siswa (student
center), dan merangsang siswa untuk menyelesaikan masalah. Peran guru dalam
PBM bukan hanya sebagai sumber belajar, tapi juga sebagai fasilitator.
Menurut Mulyasa, (2006:70-92) ada 8 (delapan) keterampilan yang harus
dimiliki oleh guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan
menyenangkan, antara lain (1) keterampilan bertanya, (2) memberikan
penguatan, (3mengadakan variasi, (4) menjelaskan, (5) membuka dan menutup
pelajaran, (6) membimbing diskusi kelompok kecil, (7) mengelola kelas, dan (8)
mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Keterampilan bertanya, antara lain keterampilan guru dalam
menyampaikan pertanyaan kepada siswa. Tujuannya untuk melakuan menguji
pengetahuan dan pemahaman terhadap materi tertentu, melakukan pendalaman,
penelusuran, mengklarifikasi, menguji kemampuan berpikir kritis siswa, serta
kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Pertanyaan bisa disampaikan baik
secara lisan ataupun tertulis. Acuannya dan etikanya antara lain, pertanyaan

17
yang disampaikan harus singkat, padat, dan jelas, redaksinya dapat dipahami
oleh siswa, dan mampu menarik perhatian siswa. Pertanyaan harus menyebar,
semua siswa diberi hak yang sama untuk menerima dan menjawab pertanyaan
guru, jangan diberikan kepada siswa-siswa tertentu saja.

e. Penerapan literasi dalam Pembelajaran


Perkembangan kurikulum di Indonesia mengalami beberapa perubahan,
salah satunya munculnya Kurikulum 2013 yang sudah mengalami beberapa
perubahan, salah satunya perubahan di tahun 2017 ini dengan adanya sistem
GLS / dikenal dengan Gerakan Literasi Sekolah. Setiap Sekolah harus
mengembangkan Gerakan Literasi Sekolah ini dalam penerapan pembelajaran
setiap harinya, kurangnya minat membaca di Indonesia yang menjadi inspirasi
adanya GLS ini, untuk itulah hendaknya di setiap sekolah harus
mengembangkan dan membudayakan Gerakan literasi sekolah.
Kemajuan suatu bangsa tidak hanya dibangun dengan bermodalkan
kekayaan alam yang melimpah, maupun pengelolaan tata negara yang mapan,
melainkan berawal dari peradaban buku atau penguasaan literasi yang
berkelanjutan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Namun, yang terjadi
saat ini, budaya literasi sudah semakin ditinggalkan oleh generasi muda
Indonesia, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, khususnya
di bidang digital. Kegiatan masyarakat, khususnya kaum muda, menggunakan
internet lebih banyak sebagai sarana hiburan. Padahal, pendidikan berbasis
budaya literasi, termasuk literasi digital, merupakan salah satu aspek penting
yang harus diterapkan di sekolah guna memupuk minat dan bakat yang
terpendam dalam diri mereka. Walaupun demikian, penguasaan literasi yang
tinggi tentunya tidak boleh mengabaikan aspek sosiokultural, karena literasi
merupakan bagian dari kultur atau budaya manusia.
Pendidikan literasi yang dilakukan di Indonesia, ditengarai belum
mengembangkan kemampuan berpikir tinggi, atau HOTS ( Higher Order
Thinking Skills ) yang meliputi kemampuan analitis, sintesis, evaluatif, kritis,
imajinatif, dan kreatif. Hal ini tergambar bahwa di sekolah, terdapat dikotomi
antara belajar membaca ( learning to read) dan membaca untuk belajar (reading
to learn).

18
Kegiatan membaca belum mendapatkan perhatian yang mendalam,
terutama di mata pelajaran non-bahasa. Ketika mempelajari konten mata
pelajaran normatif, adaptif dan produktif, guru kurang menggunakan teks materi
pelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir tinggi tersebut .

f. Kompetensi Materi Pembelajaran dan penilaian


Analisis penilaian hasil belajar peserta didik pada bagian ini bertujuan
untuk memperbaiki kompetensi peserta didik dalam suatu pembelajaran
sehingga guru dapat menyusun program remedial atau pengayaan serta
perbaikan proses pembelajaran berikutnya. Penilaian dalam proses pembelajaran
meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Penilaian Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan
a. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif oleh guru
mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan wali kelas dengan menggunakan
observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber.
Informasi tersebut harus ditindaklanjuti oleh pendidik. Skema penilaian sikap
dapat dilihat pada Gambar 7 berikut.

b. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan mengukur kemampuan kognitif dan kecakapan berpikir
tingkat rendah sampai tinggi peserta didik. Penilaian pengetahuan dilakukan
untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar, mengidentifikasi kelemahan

19
dan kekuatan penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran. Oleh karena
itu, pemberian umpan balik kepada peserta didik oleh guru sangat penting
sehingga hasil penilaian dapat digunakan untuk perbaikan mutu pembelajaran.
Selanjutnya skema penilaian pengetahuan dapat ditunjukkan pada Gambar 6
berikut.

c. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan tidak terlepas dari penilaian pengetahuan dan sikap.
Dalam penilaian keterampilan harus mencakup keterampilan berfikir (abstrak)
dan keterampilan kongkrit untuk mata pelajaran tertentu. Penilaian
keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
praktek/kinerja, proyek, dan porto folio.

20
g. Penilaian HOTS

Pembelajaran yang menerapkan HOTS bercirikan transfer pengetahuan


(transfer of knowledge), berpikir kritis dan kreatif (critical thinking dan
creativity) serta penyelesaian masalah (problem solving). ... Hasil
pembelajaran HOTS akan diukur melalui penilaian HOTS pada aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Alice Thomas dan Glenda Thorne mendefinisikan istilah HOTS dalam
artikel yang berjudul How to Increase Higher Order Thinking (2009) sebagai
cara berpikir pada tingkat yang lebih tinggi daripada menghafal, atau
menceritakan kembali sesuatu yang diceritakan orang lain.
Keterampilan mental ini awalnya ditentukan berdasarkan Taksonomi
Bloom yang mengategorikan berbagai tingkat pemikiran, mulai dari yang
terendah hingga yang tertinggi, yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis dan evaluasi.
Konsep Benjamin S. Bloom dkk. dalam buku Taxonomy of Educational
Objectives (1956) itu, sejatinya merupakan tujuan-tujuan pembelajaran yang
terbagi dalam tiga ranah. Ketiga ranah tersebut adalah Kognitif, merupakan
keterampilan mental (seputar pengetahuan); Afektif, sisi emosi (seputar sikap
dan perasaan); dan Psikomotorik, yang berhubungan dengan kemampuan fisik
(keterampilan).
Taksonomi untuk menentukan tujuan belajar ini bisa disebut sebagai
"tujuan akhir dari sebuah proses pembelajaran". Setelah menjalani proses
pembelajaran tertentu, siswa diharapkan dapat mengadopsi keterampilan,
pengetahuan, atau sikap yang baru. Tingkatan kemampuan berpikir yang dibagi
menjadi tingkat rendah dan tinggi, merupakan bagian dari salah satu ranah yang
dikemukakan Bloom, yaitu ranah kognitif. Dua ranah lainnya, afektif dan
psikomotorik, punya tingkatannya tersendiri.
Ranah kognitif ini kemudian direvisi oleh Lorin Anderson, David
Krathwohl, dkk. pada 2001. Urutannya diubah menjadi
(1) mengingat (remember);(2) memahami (understand);
(3) mengaplikasikan (apply);(4) menganalisis (analyze);
(5) mengevaluasi (evaluate); dan (6) mencipta (create).

21
Tingkatan 1 hingga 3, sesuai konsep awalnya, dikategorikan sebagai
kemampuan berpikir tingkat rendah (LOTS). Sedangkan butir 4 sampai 6
dikategorikan sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS
h. Perancangan IPK
Rumusan indikator yang benar tergantung kepada kemampuan guru dalam
memahami ketentuan dalam merumuskan indikator pencapaian KD. Perumusan
indikator yang benar akan menjadi tolok ukur keberhasilan siswa dalam
mencapai kompetensi yang diharapkan. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
adalah penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan perilaku yang
dapat diukur. Pengembangan indikator disesuaikan dengan karakteristik siswa,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah serta dirumuskan
menggunakan kata kerja operasional yang terukur.
i. Perancangan RPP
Deskripsi kegiatan pembelajaran sebelumnya sudah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dilaksanakan pada saat tatap
muka dengan siswa di kelas. Langkah-langkah kegiatan awal antara lain; guru
mengucap salam, guru mengajak siswa untuk berdoa, mengecek kehadiran
siswa, mengecek kesiapan belajar siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran,
dan menyampaikan apersepsi atau mengaitkan pembelajaran sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari saat itu.
Langkah-langkah kegiatan inti antara lain; guru menjelaskan materi, guru
menerapkan model, strategi, metode, dan teknik mengajar yang telah ditetapkan
dalam RPP. Kegiatan inti merupakan jantungnya pembelajaran. Disitulah
pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21, HOTS, integrasi literasi dan PPK
diterapkan. Walau skenarionya telah disusun dalam RPP, tetapi dalam
prakteknya dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi kelas. Oleh karena itu,
guru harus memiliki kepekaan dan cepat mengambil keputusan untuk
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Langkah-langkah kegiatan penutup antara lain; guru mengajak siswa
untuk menyimpulkan materi, melakukan refleksi, dan menyusun program tindak
lanjut.
Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang
telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga

22
meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik,
pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran
kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun
tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih
ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui
penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa

4. Tindak Lanjut
- Pembuatan RPP sesuai abad 21

5. Dampak PD
Peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru dalam
pembuatan RPP abad 21

D. PENUTUP

Peningkatan kualitas guru dengan megikuti kegiatan pengembangan diri dan


peningkatan kapasitas guru mampu membekali kompetensi profesional dan
kompetensi pedagogik guru

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Rekap Pengembangan diri
2. Surat tugas/surat ijin
3. Sertifikat /surat keterangan keikutsertaan

23
Peran Guru
(Sebagai Institusi
Tempat Waktu Nama-Nama Fasilitator
Nama Kegiatan Peserta/ Penyelangga Dampak*)
Kegiatan Kegiatan /Pemakalah/Pembahas
Pemalakah/ ra
Pembahas
Peningkatan Peserta Kementerian SMA Negeri 20 Maret Tim Pustekom  Meningkatnya
Kompetensi 3 Ponorogo kompetensi profesional
Pendidikan 2019 s/d 21
Guru dalam dan kompetensi
Pembelajaran dan April 2019 pedagogik guru
Berbasis TIK
Kebudayaan  Meningkatkan
(PembaTIK) kemampuan guru dalam
Level literasi - melakukan pembelajaran
Provinsi Jawa berbasis TIK
Timur
Workshop Peserta SMA Negeri 23 Agustus – Drs. Kateno, M.Pd  Meningkatnya
1 Jenangan 25 Agustus Drs. Siswadi, M.Pd kompetensi profesional
Implementasi
bekerjasama 2019 Supardi, S.H.,M.Pd dan kompetensi
Kurikulum dengan pedagogik guru
2013 dan
Cabang Dinas  Meningkatkan
Pendidikan kemampuan guru dalam
pembuatan Wilayah pembuatan RPP sesuai
Ponorogo K13 dan abad 21
RPP Abad 21

24
25

Anda mungkin juga menyukai