Anda di halaman 1dari 1

SEMESTER 2

DISKUSI 1 – AKUTANSI

Di zaman digitalisasi ini, hamper semua kegiatan pembukuan dapat diselesaikan dengan menggunakan
aplikasi. Menurut saudara, apakah profesi akuntan masih tetap eksis dan dibutuhkan di era digitalisasi
ini?

JAWAB:

Menurut saya, profesi akuntan tentu saja masih tetap dibutuhkan dan tetap eksis meski telah di era
digitalisasi. Dapat di lihat dari faktor-faktor penunjang pertumbuhan orang yang berkecimpung dalam
profesi akuntan antara lain, karena:

1. Jumlah perusahaan publik (PT Terbuka) maupun perusahaan nonpublik semakin banyak dan
semakin berkembang;
2. Semakin kompleksnya transaksi suatu badan usaha (transaksi leasing, kerja sama operasi,
bangun operasional transfer, transaksi derivative, transaksi perdagangan berjangka dll);
3. Semakin kompleksnya bidang usaha perusahaan (bidang teknologi informasi, riset dsb);
4. Semakin banyaknya peraturan perpajakan yang semakin rumit;
5. Semakin banyaknya perundang-undangan yang dikenakan pada badan usaha.

Tetapi memang benar, kehadiran Revolusi Industri 4.0 akan mendorong penyesuaian kerja manusia,
mau tak mau profesi akuntan atau pun semua profesi harus beradaptasi dengan teknologi yang
berkembang saat ini. Karena dengan bantuan mesin, pengelolaan fungsi dasar akuntan ini tentunya akan
meningkatkan efesiensi dan efektivasi kerja serta hasilnya pun dapat langsung diketahui secara real
time. Namun , memang terdapat dampak era digital dimana akuntan akan “dipaksa” mengembangkan
aplikasi mobile untuk mengakses data secara langsung dari ponsel, tablet, dan perangkat teknologi
lainnya. Bukan hanya soal penguasaan teknologi. Sebagai akuntan, seorang akuntan harus berpikir kritis
dan sistematik serta memiliki kemampuan literasi data dengan baik. Dengan kemampuan analisis yang
baik, seorang akuntan dapat menganalisis dan menggukan informasi dalam format big data dan literasi
teknologi dengan memahami cara kerja AI (Artificial Intelligence), selain itu seorang akuntan juga harus
menguasai soft skill, baik interpersonal skill maupun intrapersonal skill, serta kemampuan pemahaman
bisnis.

Jadi, jika seorang akuntan ingin bertahan sebagai akuntan era revolusi industri 4.0, seorang akuntan
harus memiliki kemampuan-kemampuan lain yang hanya bisa dilakukan oleh manusia dan tidak dapat
digantikan oleh mesin.

Anda mungkin juga menyukai