Anda di halaman 1dari 4

PERAN DAN TANTANGAN PROFESI AKUNTAN DI ERA TEKNOLOGI

Perkembangan zaman merupakan hal yang sudah pasti terjadi dan tidak dapat terelakkan,
seperti yang kita ketahui, pada zaman pra sejarah dulu manusia menggunakan bebatuan
sebagai alat yang dapat membantu pekerjaan membantu pekerjaan mereka, namun saat ini
sudah tergantikan oleh mesin-mesin berteknologi tinggi,
Perkembangan dunia semakin pesat, dan dunia pun berubah dengan cepat. Sesuatu yang
tidak pernah terpikirkan sebelumnya sekarang telah terjadi dan merubah segi hidup manusia
dengan intensitas yang semakin cepat dan sulit diprediksi. Perkembangan luar biasa yang
kita alami adalah teknologi elektronika, informasi dan telekomunikasi (seperti: satelit,
komputer, internet dan lain sebagainya), dan hal ini mempunyai pengaruh yang positif
terhadap lalulintas barang, jasa, investasi, informasi dari satu negara ke negara lain. Dunia
seolah-olah menjadi tanpa batas (borderless world) atau kita kenal dengan istilah globalisasi.
Kemajuan teknologi menyebabkan kemajuan revolusi informasi yang telah ditransformasikan
pada setiap aspek akuntansi. Pengaruh yang lebih besar dari revolusi tersebut terletak pada
sistem informasi yang menggunakan komputer, yang tentunya kemajuan ini memberi
dorongan kuat bagi perkembangan Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Perubahan-perubahan di dalam negeri ini terkait secara dinamis dengan berbagai perubahan
global, yang terus berlangsung sampai sekarang. Dalam menghadapi era globalisasi, sistem
akuntansi yang berkualitas adalah hal yang mutlak dibutuhkan. Sistem akuntansi yang
terintegrasi akan membawa bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Adanya pencatatan yang
tertib dan andal, menghasilkan adanya kepastian yang bisa dianalisis. Pelaku bisnis dapat
menghitung aset, aktivitas dan kecenderungan usahanya. Terintegrasinya hal-hal ini
membuat perencanaan dapat dilakukan. Dengan melihat semua perkembangan yang terjadi
dengan kemajuan teknologi yang semakin lama semakin canggih dan dengan
mempertimbangkan berbagai aspek internasional dan globalisasi, mulai tampak jelas peran
yang bisa diambil para akuntan Indonesia. Peran akuntan Indonesia adalah ikut serta secara
aktif dalam proses pembenahan, perbaikan, dan pada akhirnya pemulihan perekonomian
nasional, dengan memperhatikan berbagai konstelasi global yang terkait. Salah satu peran
dan tantangan akuntan saat ini adalah bagaimana cara mereka untuk tetap bisa sejalan
dengan perkembangan teknologi dan juga harus bisa memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada salah satunya dengan cara melakukan pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi. Sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian
sumber daya (data, meterials, equipment, suppliers, personal, and funds) untuk mengkonversi
input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan
untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-
pihak yang berkepentingan. Transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi,
menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi.
Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan
mengoperasionalkan semua aktivitas transaksi perusahaan. Untuk mengembangkan suatu
sistem informasi dalam perusahaan, para akuntan pada umumnya menerapkan pendekatan
sistem. Banyak perusahaan yang menerapkan pendekatan sistem ini dalam suatu proses
daur formal yang disebut daur pengembangan sistem. Akuntan harus memahami dan
menguasai daur pengembangan sistem karena dua hal. Pertama mereka pasti terlibat dalam
tim pengembangan sistem. Kedua, apabila akuntan berperan sebagai auditor dalam suatu
perusahaan, maka ia harus melakukan pengkajian atas sistem perusahaan yang diauditnya.
Dimana hal itu sangat membutuhkan pengetahuan yang memadai dari akuntan mengenai
sistem yang bersangkutan. Akuntan pada umumnya dilibatkan dalam pengembangan sistem
dengan pertimbangan bahwa mereka merupakan profesional yang menguasai mekanisme
pengendalian intern, khususnya yang berkaitan dengan sistem pengolahan data elektronik.
Untuk pengembangan suatu sistem informasi akuntansi yang efektif, unsur pengendalian
intern merupakan salah satu prasyarat. Sistem informasi dianggap efektif jika bisa memenuhi
kebutuhan yang menjadi tujuan pengembangan sistem itu sendiri. Berdasarkan syarat
informasi yang baik maka tujuan pengembangan sistem (Tata Sutabri; 2004:163) yaitu :
1. Sistem yang dihasilkan harus menghasilkan informasi yang cermat dan tepat waktu
2. Pengembangan sistem harus dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang layak
3. Sistem harus memenuhi kebutuhan informasi organisasi
4. Sistem harus dapat memberikan kepuasan pada penggunanya.
Pola perkembangan sistem akuntansi pada umumnya memiliki suatu pola yang lazim disebut
Daur Hidup Pengembangan Sistem (Sistem Development Life Cycle/SDLC).
Menurut Raymond McLeod dan George Schell (2004:133) bahwa : “Daur hidup
pengembangan sistem adalah daur dari suatu perkembangan sistem informasi mulai dari
tahap perencanaan, tahap analisis, tahap rancangan dan tahap penerapan serta tahap
penggunanya.”
Dengan perkembangan teknologi dan perekonomian yang terus menerus juga berdampak
pada perkembangan komputer dalam menghasilkan informasi akuntansi yang cepat, tepat
dan akurat, serta bentuk komputer yang semakin kecil dan berorientasi pada pemakai
mengakibatkan kecenderungan dilakukannya komputerisasi terhadap pekerjaan akuntansi.
Adanya kecenderungan ini tentunya banyak berpengaruh terhadap profesi akuntan, karena
akuntan harus berhubungan langsung dengan komputer dalam melaksanakan tugas-
tugasnya.
Menurut Kirstin Gillon dari The Institute of Chartered Accountants In England And Wales
(ICAEW), peran berikut adalah sebagai penasihat pengambilan keputusan bisnis, dan
sebagai pengguna sistem digital, akuntan bertindak sebagai pengendali aplikasi, perangkat
lunak, hingga pengawal proses dan people. Empat aspek itu diungkapkan Kirstin dalam Free
PPL Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan ICAEW beberapa waktu lalu. Pesan penting dalam
dunia digital bagi kalangan keprofesian yaitu bisnis seharusnya memang mempertimbangkan
isu cyber dalam setiap aktivitasnya. Bisnis juga perlu menyesuaikan sistem keamanan
informasi mereka dalam era kemajuan teknologi. Yang tak kalah penting bisnis juga harus
fokus pada informasi aset yang kritis dan kebanyakan bisnis tidak mengetahui hak-hak
dasarnya dalam tatanan digital. “Kita tidak dapat memperoleh atau melindungi semua data
ataupun informasi pada waktu bersamaan, tapi kita dapat memperoleh dan melindungi
informasi yang penting bila kita fokus,” ungkapnya.

Kirstin menambahkan organisasi berbasis cyber dapat berkembang dengan membangun


tanggung jawab jelas dalam pelaksanaan dan pengamanan sistem IT, memperbaiki
kesepahaman antara direksi dan spesialis IT, mengedepankan isu keamanan dalam
pelaksanaan projek dan inovasi, keberadaan peta yang mengidentifikasi risiko dan data bisnis
strategis serta partisipasi seluruh jaringan dalam membagikan informasi yang digunakan antar
lingkup industri. Menurutnya direksi harus memiliki komitmen besar dalam mengeksekusi
kemajuan perusahaan berbasis digital, dengan membangun kapasitas intelektual organisasi
dengan fokus pada pengembangan sumber daya manusia, berbagi informasi, menyiapkan
infrastruktur dan berpikir inovatif dalam menganalisa risiko rantai pasokan dan tuntutan
konsumen. “Perusahaan kecil pun dapat menjadi perusahaan cyber bila mereka menunjukkan
keinginan besar dalam mengalokasikan tanggung jawab dan mengedukasi tim untuk
merencanakan kemungkinan terburuk dalam era digital,” katanya
Daftar Referensi :

Astutin, Sari. 2008. “PERAN TEKNOLOGI KOMPUTER TERHADAP PROFESI AKUNTAN


DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DI ERA GLOBALISASI”. Staf Pengajar Jurusan
Akuntansi FE Universitas Wijaya Kusuma Purwokerto

Iai global. 18 Agustus 2016. “Tantangan Besar Dunia Akuntansi di Era Digital”. Diperoleh 2
September 2017, dari http://iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-936=tantangan-
besar-dunia-akuntansi-di-era-digital---

Arismunandar, Satrio. 9 Agustus 2004. “PERAN AKUNTAN Indonesia MENGHADAPI


TANTANGAN KONDISI TRANSISI DAN GLOBALISAS”. Diperoleh 2 September 2017, dari
http://satrioarismunandar6.blogspot.co.id/2004/08/peran-akuntan-indonesia-
menghadapi.html

Kusumah, Adie Irwan. 2011. “PENGEMBANGAN SISTEM DALAM SISTEM INFORMASI


AKUNTANSI”. Buletin UNTAG Edisi IV April-Juni 2011.

Anda mungkin juga menyukai