Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Teknologi Terapan (SEMITERA) 2021 ISBN 978-623-99103-4-1

PERANCANGAN KIPAS ANGIN OTOMATIS BERBASIS ARDUINO PADA BILIK


PENGELASAN LABORATORIUM TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI
INDRAMAYU

Badruzzaman1, Tito Endramawan2, Azis3


1,2,3
Program Studi Perancangan Manufaktur Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Indramayu
Email: 1badruzzaman@polindra.ac.id, 2titoendramawan@gmail.com, 3azispolindra@gmail.com

Abstrak

Pengelasan merupakan proses pengikat metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilakukan ketika logam dalam keadaan cair. Dampak pengelasan pada kesehatan dapat dikategorikan
menjadi dampak jangka pendek dan dampak jangka Panjang, asap yang berlebihan dari hasil
pengelasan akan mengganggu pernapasan. Kipas angin merupakan alat penghisap asap, pada
umumnya yang ada dipasaran masih bersifat manual, penggunaan kipas angin untuk mengurangi asap
pada waktu proses pengelasan. Prinsip dari Alat Exhaust Penyedotan Asap hasil pengelasan ini
menggunakan sistem automatic dengan menggunakan Mikrokontroller Arduino yang mengaktifkan
sensor MQ-7 dan Sensor Ultrasonic yang kemudian akan menghidupkan Kipas angin. Perancangan
kipas angin dilakukan dengan model berbeda, pemilihan posisi blower pada kipas angin dilakukan
simulasi berdasarkan hasil aliran volume, proses simulasi menggunakan Software Solidworks dengan
metode flow simulation. Hasilnya desain model 3 merupakan desain paling efektif untuk penghisapan
asap pengelasan, output velocity yang dihasilkan yaitu 57.1 m/s. model nomor 3 memiliki kecepatan
aliran hisap yaitu sebesar 2.91 m/s dan tekanan aliran pada output kipas angin sebesar 2.73 Pa.

Kata Kunci: Kipas angin, Arduino, Aliran Massa, Aliran Volume

Abstract

Welding is a metallurgical bonding process on metal or alloyed joints which is carried out when the
metal is in a molten state. The impact of welding on health can be categorized into short-term impacts
and long-term impacts, excessive smoke from welding results will interfere with breathing. Exhaust
fan is a smoke suction device, generally in the market it is still manual, the use of an exhaust fan is to
reduce smoke during the welding process. The principle of the Welded Smoke Suction Exhaust Tool
uses an automatic system using an Arduino Microcontroller. Which activates the MQ-7 sensor and
the Ultrasonic Sensor which will then turn on the exhaust fan. The design of the exhaust fan is carried
out with different models, the selection of the blower position on the kipas angin is simulated based
on the results of the volume flow, the simulation process uses Solidworks Software with the flow
simulation method. The result is that model 3 is the most effective design for welding smoke suction,
the resulting output velocity is 57.1 m/s. model number 3 has a suction flow velocity of 2.91 m/s and
a flow pressure at the kipas angin output of 2.73 Pa.

Keywords: Exhaust fan, Arduino, Flow Rate Mass, Flow Rate Volume

I. PENDAHULUAN Bengkel praktik adalah tempat atau sarana yang


Workshop merupakan sarana kegiatan digunakan untuk proses belajar mengajar yang
pembelajaran yang digunakan untuk menghubungkan berorientasi pada kegiatan praktik berdasarkan aspek
antara teori dan praktik, mengoptimalisasikan teori kebutuhan proses pembelajaran serta sebagai fasilitas
dan mengembangkannya, lebih lagi dibidang penerapan konsep teori kejuruan yang
pengetahuan yang langsung diaplikasikan dan penyelengaraanya harus memenuhi standar minimal
dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat, khususnya yang digunakan sebagai acuan evaluasi dan
yang berhubungan dengan produksi dan jasa menurut pengembangan bengkel praktik khususnya dalam
Rianto Roesman (1988: 184). bidang pengelasan.

30
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SEMITERA) 2021 ISBN 978-623-99103-4-1

Pengelasan merupakan proses pengikat metalurgi


pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilakukan ketika logam dalam keadaan cair. Proses
mencairkan logam menggunakan energi panas yang
dialirkan pada bagian logam yang ingin disambung.
Kemudian proses penyambungan logam dapat
dilakukan dengan atau tanpa tekanan. Dalam proses
pengelasan menghasilkan sisa berupa debu asap las
(welding fume) dan gas-gas berbahaya berupa gas
karbon monoksida, gas karbon dioksida, gas ozon,
nitrogen monoksida dan nitrogen dioksida.
Dampak pengelasan pada kesehatan dapat
dikategorikan menjadi dampak jangka pendek dan
dampak jangka panjang, asap yang berlebihan dari
hasil pengelasan akan mengganggu pernapasan.
Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu
dibuatkannya sistem pembuangan untuk asap
pengelasan. Dalam perancangan ini akan menerapkan
sistem Exhaust fan, dimana exhaust fan ini bekerja
secara otomatis dengan bantuan sensor pendeteksi
asap, apabila tombol power on aktif, sensor MQ-7
mendeteksi adanya asap, apabila ada asap yang
terdeteksi, motor DC exhaust fan akan aktif secara
otomatis, apabila asap yang terdeteksi semakin
banyak maka motor akan berputar lebih cepat.
Motor DC exhaust fan akan mati secara otomatis
apabila sensor MQ-7 tidak mendeteksi adanya asap. Gambar 1. Metodologi Pelaksanaan
Sensor MQ-7 sebagai indikasi dalam pengaturan
keaktifan exhaust fan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk dapat
merancang sistem Exhoust Fan pada bilik / kamar
pengelasan di bengkel Politeknik Negeri Indramayu,
dan dapat mengetahui pengaruh variasi penempatan
blower terhadap kecepatan aliran.
Main
II. METODE Blower

Metode yang akan dilaksanakan pada penelitian


ini terdiri dari simulasi dan perancangan rangkaian Gambar 2 Rangkaian P&ID Exhaust Fan
P&ID sesuai dengan diagram alir yang dapat dilihat
pada Gambar 1 disamping.
Pada tahap simulasi, desain akan disimulasikan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan Software Solidworks dengan metode Opsi Desain
simulasi menggunakan flow simulation. adapun Dalam penelitian ini dibuat 3 opsi desain. Tiga
parameter yang digunakan dapat dilihat pada table 2. opsi desain tersebut dibuat dengan
Tabel 1. Parameter Simulasi mempertimbangkan letak posisi blower yang
Parameter Value berbeda-beda. Dengan perbedaan posisi blower
tersebut diharapkan dapat mengetahui posisi yang
Analysis Type Internal
tepat untuk meletakan blower.
Rotation Type Local region(s) 1. Desain Model Pertama
(Averaging) Desain Model Pertama posisi blower diletakan
Inlet Volume Flow 0.035 m3/s dibawah pada bilik tengah pengelasan. Adapun
Angular Velocity 2200 Rpm gambar model desainnya adalah sebagai berikut :
Project Fluid Carbon Monoxide
(Real Gasses) 2. Desain Model Kedua
Desain Model Kedua posisi blower diletakan
Tahap selanjutnya yakni perancangan rangkaian diatas pada bilik pertama pengelasan. Adapun gambar
P&ID sistem exhaust fan yang digunakan yaitu dapat model desainya adalah sebagai berikut :
dilihat pada gambar 2.

31
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SEMITERA) 2021 ISBN 978-623-99103-4-1

Tabel 2. Hasil Simulasi

Model Karakteristik

Gambar 3 Desain Model Pertama

Model Velocity (m/s) :


1 Max = 56.9
Min = 4.07

Output Velocity : 25.4 m/s


Kelebihan :
- Mudah dalam perawatan
- Biaya pembuatan rendah
Kekurangan :
- Menghalangi aktifitas akibat posisi
pipa
Gambar 4 Desain Model Kedua
- Asap pengelasan masih kurang
3. Desain Model Ketiga terhisap sempurna
Desain Model Ketiga posisi blower diletakan
dibawah Pada bilik bagian pertama pengelasan.
Adapun gambar model desainya adalah sebagai
berikut :

Model
2 Velocity (m/s) :
Max = 52.59
Min = 3.75

Output Velocity : 27.0 m/s


Gambar 5 Desain Model Ketiga
Kelebihan :
- Tidak menghalangi Aktifitas
Hasil Simulasi dan Pemilihan Model Desain pengelasan
Dengan melakukan pendekatan simulasi - Biaya pembuatan rendah
diharapkan dapat menemukan posisi blower yang
sesuai. Kekurangan :
- Asap hasil pengelasan masih kurang
Ketika blower diletakan dengan sesuai maka
blower akan bekerja dengan maksimal untuk menarik terhisap sempurna atau masih
terdapat losses
asap yang dihasilkan dari pengelasan. Adapun hasil
simulasi dan pemilihan model desain tersebut adalah
sebagai berikut:

32
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SEMITERA) 2021 ISBN 978-623-99103-4-1

Perhitungan Tekanan Exhaust Fan


Berdasarkan perhitungan kecepatan aliran diatas,
kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari
tekanan yang dihasilkan oleh exhaust fan 4”. Untuk
menghitung tekanan menggunakan persamaan yaitu :
𝑣2 2
𝑃2 = (ℎ − ).𝛾
2.𝑔
Dimana :
P2 = Tekanan Exhaust Fan
h = Selisih Ketinggian (m)
v2 = Kecepatan Aliran (m/s)
g = Percepatan Gravitasi (m/s2)
Model γ = Berar Jenis (N/m3)
3 Velocity (m/s) :
Max = 108 Diketahui :
Min = 7.73 h = 200 mm = 0.2 m
v2 = 2.91 m/s
Output Velocity : 57.1 m/s g = 9.81 m/s2
Kelebihan : ρ = 1.2 kg/m3
- Aktifitas tidak terhalang oleh pipa 𝑣22
P2 = (ℎ − ).𝛾
pengelesan 2.𝑔
2,912
- Asap hasil pengelasan akan = (0,2 − ) . (1,2 . 9,81)
2 . 9,81
terfokuskan dan terhisap sempurna
= (0,2 − 0,432). (11,772)
Kekurangan : = − 0,232 . 11,772
- Sedikit lebih sulit dalam perawatan = − 2,73 Pa
karena posisi blower berada di atas.
tekanan yang terjadi pada exhaust fan 4 inch yaitu
Berdasarkan tabel 3 hasil simulasi serta kelebihan sebesar 2,73 Pa.
dan kekurangan pada setiap model desain 1, 2 dan 3,
Pemilihan model yang tepat untuk exhaust fan yaitu Perhitungan Blower
pada desain model 3. Daya yang dibutuhkan sistem blower untuk
Karena berdasarkan hasil perbandingan dari menghisap campuran gas carbon monoksida agar
setiap model, desain model 3 jauh lebih efektif untuk dapat menghisap dengan optimal dapat dihitung
penghisapan asap pengelasannnya. Dan nilai output dengan persamaan :
velocity yang dihasilkan sebesar 57.1 m/s.
P = ρ . g .Q . h
Perhitungan Kecepatan Hisap Dimana :
Untuk menghitung kecepatan hisap yang terjadi P = Daya yang dibutuhkan [W],
pada exhaust fan menggunakan persamaan debit yang Q = Kapasitas hisap [m3/s],
diketahui berdasarkan spesifikasi pada exhaust fan ρ = Massa jenis gas campuran debu+udara [kg/m3],
ukuran 4 inch yaitu sebesar 50 CFM. g = Gaya gravitasi 9,81 [m/s2],
h = Tinggi hisap [m] (Dietzel, 1992 )
𝑄 = 𝐴.𝑣
𝑄 Dari hasil pengukuran diperoleh nilai :
𝑣= ω= 2840 rpm
𝐴
Dimana : r = 225 mm = 22.5 cm = 0.225 m
Q = Debit (m3/s) h= 12 m
A = Luas Penampang (m2) ρ CO = 1.14 kg/m3
V = Kecepatan Aliran (m/s) Q = 50 CFM = 0.02359 m3/s
Diketahui :
Q = 50 CFM Daya yang dibutuhkan blower untuk menghisap
= 0.0235973 m3/s dengan optimal.
d = 4 Inch = 101.6 mm = 0.1016 m
𝜋
A = . 𝑑2 P = ρ . g .Q . h
4
𝜋 2 2 = 1.14 x 9.8 x 0.02359 x 12
= 4 . 0.1016 = 0.0081073 m
= 3,16 W
0.0235973 𝑚 3 /𝑠
v = = 2.91 m/s
0.0081073 𝑚 2

kecepatan aliran yang mampu dihasilkan oleh exhaust


fan yaitu sebesar 2.91 m/s.

33
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SEMITERA) 2021 ISBN 978-623-99103-4-1

Perhitungan Pemakaian Listrik


Tabel 3 menunjukan daya pemakian listrik
Exhoust fan, lampu LED, dan Sensor per 30 menit
dalam 1 hari.
Tabel 3. Perhitungan Pemakaian listrik
Daya Daya
Waktu Daya kipas
No lampu 20 sensor
Pemakaian 12 watt
watt 15 watt
0.015
1 30 menit 0,006 kwh 0.01 kwh
kwh
0.02 0.015
2 60 menit 0.012 kwh
kwh kwh
0.0225
3 90 menit 0.018 kwh 0.03 kwh
kwh
0.004 0.03
4 120 menit 0.024 kwh
kwh kwh
0.0375
5 150 menit 0.03 kwh 0.02 kwh
kwh
0.0519 0.0866 0.644
6 180 menit
kwh kwh kwh

Untuk pemakian daya listrik Exhoust Fan setiap


30 menit dalam 1 hari menghasilkan daya sebesar Gambar 7. Rangkaian Arduino Sistem Exhaust Fan
0.141 kwh, untuk pemakaian daya listrik Lampu LED
setiap 30 menit dalam 1 hari menghaasilkan daya
sebesar 0.206 kwh, dan untuk pemakaian daya listrik IV. PENUTUP
buat sensor setiap 30 menit dalam 1 hari
menghasilkan daya sebesar 0,759 kwh. Kesimpulan
Pada pemilihan opsi desain, desan model 3 merupakan
Algoritma Exhaust Fan
desain paling efektif untuk penghisapan asap
Algoritma merupakan urutan langkah yang
pengelasan. Karena output velocity yang dihasilkan
digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Pada
tertinggi yaitu sebesar 57.1 m/s.
sistem exhaust fan, Algoritma yang terjadi dapat
Kecepatan hisap yang dapat dicapai oleh exhaust fan
dilihat pada gambar 6.
yaitu sebesar 2.91 m/s dan tekanan aliran pada output
exhaust fan sebesar 2.73 Pa.
Saran
Komponen pada kipas angin otomatis ini disarankan
menggunakan komponen yang berkualitas skala
industri dan pemakaian pipa besi dalam penyaluran
panas hasil pengelasan.

V. DAFTAR PUSTAKA
Faridha, M., & Saputra, M. Y. (2016). Analisa
Pemakaian Daya Lampu LED Pada Rumah
Tipe 36. Jurnal Teknologi Elektro,
Universitas Mercu Buana, 193,194.
Febrianto, A. A., Sujoso, A. P., & Hartanti, R. I.
(2015). Hubungan Antara Karakteristik
Individu, Paparan Debu Asap Las (welding
fume ) dan Gas Karbon Monoksida (CO)
Dengan Gangguan Fatal Paru Pada Pekerjaan
Gambar 6 Algoritma Sistem Exhaust Fan Bengkel Las (Studi di Kelurahan Ngagel
Rangkaian Kelistirkan Sistem Exhaust Fan Kecamatan Wonokromo Surabaya).
Adapun beberapa komponen tersebut seperti Hubungan Antara Paparan Debu Asap Las ,
arduino uno, exhaust fan, lampu dan beberapa sensor. 1,2.
Komponen – komponen tersebut dirangkai menjadi Ferdiyansyah, I., Dirhamsyah, & Ardiansyah. (2017).
supaya dapat bekerja. adapun gambar dari rangkaian Pemodelan Sistem Kontrol Kipas angin
tersebut dapat dilihat pada gambar 7. Terintegrasi Gas Detector Co Pada Kamar

34
Seminar Nasional Teknologi Terapan (SEMITERA) 2021 ISBN 978-623-99103-4-1

Pompa. Jurnal Ilmu Pengetahuan &


Teknologi Kelautan, 34,35,36.
Puspasari, F., Fahrurozzi, I., Satya, T. P., &
Setyawan, G. (2019). Sensor Ultrasonik
HCSR04 Berbasis Arduino Due untuk Sistem
Monitoring Ketinggian. Jurnal Fisika Dan
Aplikasinya, 37.
Saleh, M., & Haryanti, M. (2017). Rancang Bangun
Sistem Keamanan Rumah Menggunakan
Relay. Jurnal Teknologi Elektro, Universitas
Mercu Buana, 87,88.
Sandra, R., & Syahrin, A. (2017). Prototype Sistem
Monitoring Temperatur Menggunakan
Arduino Uno R3 Dengan Komunikasi
Wireless. Jurnal Teknologi Elektro,
Universitas Mercu Buana , 81,82.
Saputro, J. H., Sukmadi, T., & Karnoto. (2013).
Analisa Pengguna Lampu LED Pada
Penerangan Dalam Rumah. Transmisi, 1.
Sungkono, I., Irwan, & Arifianto, D. (2017). Analisis
Desain Rangka Dan Penggerak Alat Pembulat
Adonan Kosmetik Sistem Putaran Eksentrik
Menggunakan Solidwork. Sistem Eksentrik,
575.

35

Anda mungkin juga menyukai