Anda di halaman 1dari 2

Faktor Risiko yang Berhubungan dg Kejadian Sepsis Awitan Dini pada

Neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Kembangan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sepsis neonatorum merupakan penyebab ketiga kematian neonatus di dunia.
Meskipun angka kematian neonatus telah menurun dari 36,6% (35,5-37,8%) pada tahun 1990
menjadi 18% (17-19%) kematian per 1000 kelahiran hidup, the Sustainable Development
Goals (SDGs) tetap menetapkan bahwa semua negara harus mengurangi angka kematian
neonatal (NMR) menjadi 12 kematian per 1000 kelahiran hidup atau kurang pada tahun 2030.
Angka Kematian Neonatal (AKN) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan derajat
kesehatan suatu negara. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017, jumlah AKN adalah sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2018). Penyebab
kematian neonatal tertinggi disebabkan oleh komplikasi kejadian intraparum tercatat sebesar 28,3%,
akibat gangguan respiratori dan kardiovaskular 21,3%, Bayi Berat badan Lahir Rendah (BBLR) dan
prematur 19%, kelahiran kongenital 14,8%, tetanus neonatorum 1,2%, infeksi 7,3% dan akibat
lainnya sebanyak 8,2% (Kemenkes RI, 2019).

Sepsis neonatorum merupakan sindrom klinis yang terjadi pada bayi pada bulan
pertama yang ditandai dengan infeksi sistemik dan bakteremia. Manifestasi klinis sepsis
neonatorum tidak spesifik, kadang-kadang gejalanya tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
(1-5). Angka kejadian sepsis neonatorum adalah 1-10 per 1000 bayi lahir hidup dan angkanya
meningkat 13-27 per 1000 bayi lahir hidup pada bayi dengan berat lahir rendah (6). Pada bayi
laki- laki risiko sepsis 2 kali lebih besar dari bayi perempuan. Kejadian sepsis juga meningkat
pada bayi kurang bulan (BKB) (7).
Kultur darah merupakan pemeriksaan baku emas untuk diagnosis sepsis neonatorum.
Adanya isolasi patogen pada pemeriksaan kultur darah atau pemeriksaan PCR positif pada
neonatus dengan gehala klinis sepsis neonatorum dikategorikan sebagai sepsis neonatorum
yang terbukti secara kultur. Pola patogen penyebab sepsis neonatorum berbeda di banyak
negara sesuai dengan pola mikroba lokal dan onset sepsis neonatorum.
Penelitian ini dilakukan pada seluruh neonatus yang lahir di RSUD
Kembangan di ruang perinatologi dengan kecurigaan sepsis neonatorum
pada bulan Januari – April 2023 dengan tujuan untuk memberikan
gambaran tentang profil hematologi dan mikrobiologi dari sepsis
neonatorum yang terbukti secara kultur di ruang perinatologi di Indonesia.
Kriteria diagnostik untuk suspek sepsis neonatorum

Anda mungkin juga menyukai