Anda di halaman 1dari 1

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun

per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu, dimana AKB merupakan salah satu
indikator untuk menilai derajat kesehatan masyarakat.Di Indonesia AKB masih cukup
tinggi. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015AKB tahun 2015
sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup, menurun dari tahun 2012 yaitu sebesar 32
per 1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Menurut Riskesdas
(2007) penyebab kematian bayi baru lahir 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan
pernapasan 36,9%, prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,85, kelainan
darah/ikterus 6,6%. Sedangkan penyebab kematian bayi 7-28 hari adalah sepsis 20,5%,
kelainan kongenital 18,1%, pneumonia 15,4%, prematuritas dan BBLR 12,8%, dan RDS
12,8%
(Depkes RI, 2010)
Menurut data Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2015 AKB pada tahun 2015 mencapai
3.709 kasus, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 5.666 atau
10,08 /1000 kelahiran hidup. Penyebab dari kematian bayi tersebut adalah adanya
komplikasi neonatal seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum,
infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR, sindrom gangguan pernafasan, dan kelainan
kongenital. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas AKB di Banyumas
tahun 2015 sebesar 243 kasus atau 7 per 1000 kelahiran hidup, kondisi tersebut
mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 260 kasus atau 17 per 1000 kelahiran
hidup. Penyebab meninggal 243 bayi yaitu berat badan bayi lahir rendah (BBLR) 72
kasus, kegagalan bayi baru lahir untuk bernapas secara spontan dan teratur sehingga
menimbulkan gangguan metabolisme pada tubuhnya sebanyak 34 kasus, kelainan (cacat
bawaan) 49 kasus, gangguan paru 16 kasus, infeksi saluran pernafasan 4 kasus,
aspirasi atau tersedak sebanyak 9 kasus, diare 6 kasus, infeksi 21 kasus,
meningitis 9 kasus, dan lain-lain 23 kasus (Dinkes Banyumas, 2015

Anda mungkin juga menyukai