Anda di halaman 1dari 8

Isian Substansi Proposal

SKEMA PENELITIAN TERAPAN


Petunjuk:Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

JUDUL
Tuliskan Judul Usulan
Mobile Apps Prototype : Telemedicine Health Care Deteksi Dini Kesehatan Jiwa Maternal
Penunjang Pelayanan Bidan di Indonesia

RINGKASAN
Ringkasan penelitian tidak lebih dari 300 kata yang berisi urgensi, tujuan, dan luaran yang
ditargetkan.
Kesehatan jiwa maternal merupakan gangguan pada mental yang tidak nampak secara
eksplisit ataupun kasat mata langsung. Kesehatan jiwa maternal memiliki kecenderungan
pengaruh negaitf baik pada pikiran maupun tindakan yang dihasilkan pada ibu yang
mengalaminya, dimana di Indonesia belum tersedia perangkat guna langsung yang tersedia
untuk melakukan skrining langsung terhadap penderita gangguan pada kesehatan jiwa
maternal. Proses skrining yang dilakukan pada tahap awal biasanya menggunakan metode
manual baik dengan melakukan skrining melalui pertanyaan-pertanyaan dengan barometer
atau parameter tertentu yang telah distandarkan. Namun, metode skrining manual memiliki
kelemahan yakni pada data hasil pasca skrining yang dilakukan masih tersimpan berbentuk
berkas dan belum terintegrasi, dimana ketika hasil skrining diperlukan pada masa depan untuk
keperluan pemeriksaan. Masalah metode manual yang masih digunakan yakni lamanya pada
pengaksesan berkas hasil skrining lama. Pada penelitian yang dilakukan dihadirkan visibilitas
berbentuk prototype mobile telemedicine untuk mendeteksi dini kesehatan jiwa maternal guna
mempercepat integrasi data kesehatan dan pemanfaatan digitalisasi dalam bidang kesehatan
oleh nakes khususnya bidan pada masalah yang diangkat dalam penelitian yang dilakukan

KATA KUNCI
Kata kunci maksimal 5 kata
Deteksi Dini; Prototype, Mobile telemedicine; Kesehatan Jiwa Maternal.

PENDAHULUAN
Penelitian Terapan merupakan kegiatan riset yang memuat prototipe riset dan pengembangan
atau rekomendasi kebijakan, proposal, konsep, model dan indeks yang meliputi tahapan
validasi komponen/ subsistem dalam lingkungan laboratorium, validasi komponen/ subsistem
dalam suatu lingkungan yang relevan, demonstrasi model atau prototipe sistem/ subsistem
dalam suatu lingkungan yang relevan atau karya monumental.

1. Pendahuluan penelitian tidak lebih dari 1500 kata yang terdiri dari:
2. Jalur prototipe, naskah kebijakan atau karya monumental
a. Latar belakang dan rumusan permasalahan yang akan diteliti
b. Pendekatan pemecahan masalah
c. State of the art dan kebaruan
d. Penjelasan capaian riset sebelumnya berupa paten atau karya monumental
e. Peta jalan (road map) penelitian sebelumnya hingga setidaknya 5 tahun kedepan
3. Jalur kepakaran
a. Latar belakang dan rumusan permasalahan yang akan diteliti
b. Pendekatan pemecahan masalah
c. State of the art dan kebaruan
d. Deskripsi kepakaran (jurnal bereputasi, kekayaan intelektual, jejaring
nasional/internasional, sarana prasarana dan tim periset)
e. Peta jalan (road map) penelitian sebelumnya hingga setidaknya 5 tahun kedepan
4. Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver
A. Latar belakang dan rumusan masalah
Kesehatan mental ibu selama kehamilan hingga tahun pertama pasca persalinan
merupakan hal
paling penting untuk kesejahteraan ibu dan perkembangan sosial, emosional dan kognit
if anak (1). Dampak masalah kesehatan mental perinatal berhubungan dengan tiga kali
peningkatan risiko penganiayaan anak dan masalah perkembangan sosial emosional anak di
kemudian hari (2). Risiko lain depresi perinatal yakni kelahiran prematur, dan panjang
telometer berkurang. Oleh sebab itu, mengenali dan mengobati depresi perinatal akan
meningkatkan kesehatan bayi, sehingga mempengaruhi hubungan ibu dan bayi di kehidupan
selanjutnya (3). Prevalensi gangguan mental masa prenatal mencapai 91,86%, kecemasan
sebesar 15,04% dan depresi sebesar 5,19% (4). Regulasi Perinatal Mental Health
di Indonesia ada di dalam Pedoman Antenatal Terpadu (5). Kedua
kebijakan ini mendorong agar dilakukan pemeriksaan masalah Kesehatan mental yang
dialami oleh perempuan hamil dan nifas. Peraturan ini juga ada dalam standar minimal layanan
kesehatan ibu hamil yaitu 10 T pada sesi temu wicara. Melalui standar ini, bidan
memiliki wewenang dalam melakukan skrining kesehatan mental perinatal
dalam sesi temu wicara. Namun, perwujudan Undang-Undang tersebut masih belum begitu
optimal. Hal ini dibuktikan dengan minimnya sumber daya manusia dan belum maksimalnya
pelayanan dalam layanan kesehatan mental perinatal.
Bidan berperan pertama kali saat berhadapan dengan pasien sebagai tenaga kese
hatan non-spesialis yang memberikan pelayanan kesehatan mental sesuai dalam Piramida
intervensi kesehatan
mental. Penelitian terdahulu mengenai sikap pemeriksa kesehatan mental, bidan menga
kui berperan pada periode perinatal
termasuk pada deteksi dan memfasilitasi perawatan sehingga mempengaruhi
kualitas layanan kesehatan serta berpotensi memperburuk status kesehatan bila tidak m
endapat penanganan yang tepat (7).
Bidan bertugas memberikan pelayanan dasar pertama kali sebelum mendapatkan
penanganan profesional (8). Perawatan kesehatan mental perinatal
membutuhkan pendekatan multidisiplin baik melalui
pendekatan psikologis, sosiologis farmakologis dan alternatif (9). Penerapan program
skrining rutin bagi populasi rentan seperti ibu hamil dinyatakan dapat diterima dan lay
ak dilakukan
untuk mengenali risikonya (10). Meskipun demikian terkadang kesehatan mental tetap
tidak terdiagnosis dan tidak diobati dalam asuhan kebidanan karena hambatan baik pada
penyedia layanan atau penerima layanan akibat rendahnya informasi kesehatan mental,
kegagala mengenali gejala, kurang jelasnya peran penyedia layanan maternitas serta stigma.
Di pelayanan dengan program skrining universal telah diberlakukan, tujuan skrining tidak
sering tercapai seperti karena 67% tes yang tidak akurat dan 95% hasil tes yang dilebih -
lebihkan hingga dua kali lipat lebih besar dari hasil skrining sebenarnya (10). Fakta-fakta ini,
disimpulkan bahwa layanan kesehatan mental oleh bidan sangat penting dan perlu dieksplorasi.
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) adalah kuisioner 10 item yang mudah
dijalankan, dan merupakan alat skrining yang efektif. Setiap pertanyaan mempunyai nilai dari
1-3. EPDS digunakan spesifik untuk menskrining depresi postpartum secara internasional.
Perempuan yang mendapatkan nilai 10 atau lebih atau mempunyai pikiran untuk
membahayakan diri sendiri maka diperlukan wawancara lebih lanjut untuk melihat gejala dan
menentukan diagnosis. Perempuan yang memiliki gejala depresi tanpa adanya ide bunuh diri
dan gangguan fungsi mayor atau mempunyai nilai EPDS antara 5-9 harus dievaluasi kembali
2-4 minggu (10)
Seiring perkembangan zaman, perkembangan teknologi saat ini semakin pesat.
Berbagai kegiatan yang pada awalnya dilakukan secara manual, sekarang semua sudah
menuju ke arah digitalisasi. Berdasarkan PMK 24 tahun 2022 semua fasilitas pelayanan
kesehatan diharapkan semua sudah berbasis elektronik.
Guna mendukung percepatan transformasi digital khususnya dalam bidang kesehatan,
maka dirancang prototype telemedicine yang dapat mendeteksi sedini mungkin gangguan
kesehatan pada maternal (sitasi nyusul). Telemedicine perangkat lunak yang digunakan
berbasiskan platform mobile android (sitasi nyusul), dengan tujuan mempermudah dan
memperluas jangkauan keterterapan telemedicine nantinya. Visibilitas pengembangan
telemedicine dapat dimulai dengan mengembangkan prototype terlebih dahulu, sehingga pada
tahap pengembangan selanjutnya dapat dibangun sebuah telemedicine yang sesuai dengan
kebutuhan. Prototype dikembangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah bermodelkan
gambaran detail dari sebuah telemedicine pendeteksi dini kesehatan jiwa pada maternal,
dimana model prototype akan menggambarkan keterterapan kecerdasan buatan yang ditanam
didalam telemedicine yang akan dikembangkan nantinya (11).
Pengembangan prototype dirasa sangat memudahkan visibiltas keterterapan sebuah
telemedicine yang akan dikembangkan. Prototype yang dikembangkan memiliki aspek visibilitas
yang mendetailkan tentang fitur-fitur embeded yang akan ditanamkan pada telemedicine
khususnya embeded AI atau kecerdasaan buatan. Deteksi dini yang dikembangkan tidak akan
dapat melakukan fungsinya sebagaimana mestinya jika hanya dibangun dengan code-code
algoritma biasa pada umumnya. Deteksi dini pada telemedicine memiliki keharusan menggunakan
kecerdasan buatan yang akan memastikan kemampuan fitur deteksi dini bekerja sebagaimana
mestinya (11).
Penanaman kecerdasan buatan pada telemedicine nantinya akan memudahkan pengolahan
data kesehatan jiwa. Data kesehatan jiwa yang didapat ketika telemedicine telah
diimplementasikan dapat diperoleh dalam bentuk kumpulan data yang mengandung informasi
pasien atau pengguna. Data kesehatan jiwa pada maternal menjadi big data yang dapat diolah dan
dianalisis kembali dengan tujuan penanganan yang lebih advence. telemedicine dan big data
kesehatan jiwa prenetal nantinya diharapkan dapat berkontribusi pada hilirasasi data kesehatan
pada satu data sehat indonesia (12).

B. Pendekatan pemecahan masalah


Pemecahan masalah yang dilakukan pada penelitian menggunakan pendekatan pembuatan
prototype berbasiskan platform mobile android dengan merujuk pada kebutuhan.

C. State of the art dan kebaruan


Nilai kebaruan proposal ini adalah pemanfaatan tools prototype telemedicine yang akan
digunakan oleh bidan untuk mendapatkan data kesehatan jiwa maternal, sehingga akan
menjembatani data kesehatan jiwa maternal yang belum terjamah digitalisasi dan diteliti secara
mendalam guna mendapatkan solusi ketercegahan terjadinya gangguan kesehatan jiwa maternal.
D. Road map penelitian.
Gambar 1. Roadmap peneltian

METODA
Metoda atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 1000 kata.
Bagian ini dapat dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang
sudah dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram
alir dapat berupa file JPG/PNG. Metode penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan
yang jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang
ditargetkan yang tercermin dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Pada tahap awal penelitian akan dilakukan FGD survei awal pada lahan atau lapangan
yang menjadi tempat objek penelitian. Tahap FGD yang dilakukan akan mempermudah
didapatkannya problem statement yang akan menginisiasi permasalahan-permasalahan yang ada
pada lahan atau lapangan yang menjadi objek penelitian. Kemudian setelah problem statement
didapatkan dengan komponen-komponen masalah apa saja yang didapatkan, maka dapat
dimasukan kedalam analisis kebutuhan lapangan. Dimana analisis kebutuhan lapangan dibuat
untuk membuat skema kebutuhan yang menggambarkan keadaan kebutuhan lapangan. Setelah
kebutuhan lapangan diketahui maka dapat dimodelkan sebuah percontohan form skrining guna
mendapatkan data mental health maternal dari lahan. Dimana pembuatan contoh model form
skrining akan memudahkan proses penerapan metode skala epds pada prototype telemedicine
nantinya. Penggunaan metode skala pada epds diharapkan dapat membantu proses pengskalaran
kategori dalam mendeteksi dini kesehatan jiwa maternal. Kemudian setelah didapatkan semua
komponen yang dibutuhkan dalam pengembangan prototype telemedicine. Proses pada
pengambilan data dan pengolahan data dari lahan yang memakan waktu yang cukup lama
dikarenakan proses tahapan pengambilan data yang harus dilakukan secara manual dan langsung.
Data-data yang telah didapatkan dari lahan selama penelitian ditahap awal yang masuk kedalam
anggaran tahun pertama penelitian, maka akan dilanjutkan kepada tahap perancangan dan
pengembangan prototype telemedicine deteksi dini kesehatan jiwa maternal. Perancangan
telemedicine yang masuk pada tahap lanjutan dianggaran tahun ke dua penelitian. Dibuatlah logic
model rule dari telemedicine atau model alur logika yang akan diterapkan pada prototype
telemedicine. Setelah alur pada prototype akan dilakukan terapan telemedicine deteksi dini
telemedicine maternal pada objek penelitian dan dilanjutkan dengan tahap luaran akhir dari
prototype yang dikembangkan seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Metode Penelitian

JADWAL PENELITIAN
Jadwal penelitian disusun berdasarkan pelaksanaan penelitian, harap disesuaikan berdasarkan
lama tahun pelaksanaan penelitian
Tahun ke-1
No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Menyusun instrument penelitian


2 Penyebaran kuesioner (sekuens


kuantitatif) √ √

3. Analisis data kuantitatif √ √

4 √
FGD, wawancara, dan observasi
lapangan

(sekuens kualitatif)

5 Analisis data kualitatif √

6 Penyusunan laporan feasibility √ √


study

7 Penyusunan dan submit naskah √


publikasi

8 Penyusunan draf naskah laporan √ √


kemajuan

Tahun ke-2
No Nama Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Pengembangan Arsitektur √ √ √
Enterprise

2 Pengembangan Prototype mobile √ √ √

3. Pengembagan telemedicine mental √ √ √ √


health care maternal

4. Pengujian telemedicine √

5. Penerapan telemedicine √
6. Integrasi data mental health care √
maternal

DAFTAR PUSTAKA
Sitasi disusun dan ditulis berdasarkan sistem nomor sesuai dengan urutan pengutipan,
mengikuti format Vancouver. Hanya pustaka yang disitasi pada usulan penelitian yang
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
[1] Goodman, J. H. (2019). Perinatal Depression and Infant Mental Health. Archives of
Psychiatric Nursing,33(3), 217–224. https://doi.org/10.1016/j.apnu.2019.01.010
[2] Ayers, S., Bond, R., Webb, R., Miller, P., & Bateson, K. (2019). Perinatal mental
health and risk of child maltreatment: A systematic review and meta-analysis.Child Abuse
& Neglect,98, 104172. https://doi.org/10.1016/j.chiabu.2019.104172
[3] Apter, D. (2018). Contraception options: Aspects unique to adolescent and young adult.
Best Practice & Research Clinical Obstetrics & Gynaecology, 48,115-
127.https://doi.org/10.1016/j.bpobgyn.2017.09.010
[4] Tang, X., Lu, Z., Hu, D., & Zhong, X. (2019). Influencing Factors for Pren
atal Stress, Anxiety and
Depression in Early Pregnancy Among Women in Chongqing, China.
Journal of Affective Disorders 252, 292–
302.https://doi.org/10.1016/j.jad.2019.05.003
[5] Kementerian Kesehatan RI, 2020. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu tahun
2020 edisi ketiga. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Jakarta .
[6] Noonan, M., Doody, O., Jomeen, J., & Galvin, R. (2017). Midwives’ Perceptions
And Experiences of
Caring for Women who Experience Perinatal Mental Health Problems: an I
ntegrative Review. Midwifery,45 (December 2016), 56–71.
https://doi.org/10.1016/j.midw.2016.12.010
[7] Surjaningrum, E. R., Minas, H., Jorm, A. F., & Kakuma, R.
(2018). The Feasibility of A Role for
Community Health Workers in Integrated Mental Health Care for Perinatal
Depression: A Qualitative Study from Surabaya, Indonesia.
International Journal of Mental Health Systems, 12(1), 27.
https://doi.org/10.1186/s13033-018-0208-0
[8] Tripathy, P. (2020). A public health approach to perinatal mental health:
Improving health and wellbeing of mothers and babies.
Journal of Gynecology Obstetrics and Human Reproduction,49 (6),
101747. https://doi.org/10.1016/j.jogoh.2020.101747
[9] Shorey, S., & Chan, V. (2020). Paternal mental health during the
perinatal period: A qualitative systematic review. Journal of Advanced
Nursing, 76 (6), 1307–1319. https://doi.org/10.1111/jan.14325
[10] Bayrampour, H., Hapsari, A. P., & Pavlovic, J. (2018). Barriers to
Addressing Perinatal Mental Health Issues in Midwifery Settings.
Midwifery, 59, 47–58. https://doi.org/10.1016/j.midw.2017.12.020
[11] Ricki AV. Solusi Deteksi Dini Resiko COVID-19 Menggunakan Smart
Watch. J Inf Syst Public Health. 2022;7(3):7–10
[12] Wellem Dysbert Yobi. Perencanaan Arsitektur. J Tek Inform dan Sist
Inf. 2022;9(1)

Anda mungkin juga menyukai