Anda di halaman 1dari 2

Nama : Diah Ayu RETNANINGSIH

NPM : 202146501122
KELAS : R4K
ESTETIKA VISUAL NUSANTARA
ARCA BODHISATWADEWI PRAJNAPARAMITA
Seni Buddhis
Seni rupa Buddha atau Seni Buddhis adalah seni rupa yang dipengaruhi ajaran Agama Buddha.
Karya seni ini meliputi beberapa media seperti: arca, relief, dan lukisan yang
menampilkan Buddha, bodhisatwa, dan entitas lainnya tokoh-tokoh Buddhis yang terkenal,
baik tokoh sejarah ataupun tokoh mitologis, adegan kisah kehidupan para tokoh Buddhis, benda-
benda yang dikaitkan dengan praktik ritual Buddha seperti wajra, genta,
dan stupa,mandala dan media pencitraan lainnya,arsitektur candi dan wihara Buddha, juga
termasuk seni rupa Buddha.
Seni rupa Buddha berasal dari anak benua India berdasarkan sejarah kisah kehidupan dan
ajaran Siddhartha Gautama, pada abad ke-6 sampai ke-5 SM, berkembang dan berevolusi
karena bersentuhan dengan budaya lain, kemudian menyebar ke sebagian besar wilayah
benua Asia dan dunia.Seni rupa Buddha tumbuh mengikuti penyebaran penganutnya sesuai
dengan perkembangan ajaran dharma. Dari India seni rupa Buddha menyebar ke utara
memasuki Asia Tengah, dan kemudian berkembang ke Asia Timur membentuk cabang utara
seni rupa Buddha. Seni rupa Buddha juga berkembang ke arah timur, dari India menuju Asia
Tenggara dan kemudian membentuk cabang selatan seni rupa Buddha. Di luar India, seni rupa
ini diterapkan, diadaptasi, dan berkembang sedemikian rupa sesuai dengan gaya negara-negara
yang mengembangkannya. Di India, seni rupa Buddha berkembang dan kemudian memengaruhi
perkembangan seni rupa Hindu dan Jaina, hingga kemundurannya pada abad ke-10 akibat
pesatnya perkembangan agama Hindu dan Islam di India.

ESTETIKA POLA 2 PADA CANDI


Pada Arca Bodhisattvadewi Arca Prajnaparamita ini adalah salah satu mahakarya terbaik seni
klasik Hindu-Buddha Indonesia, khususnya seni patung Jawa kuno
Arca perwujudan Bodhisattvadewi (bodhisattva wanita) Prajnaparamita yang paling terkenal
adalah arca Prajnaparamita dari Jawa kuno. Arca ini diperkirakan berasal dari abad ke-13 Masehi
pada era kerajaan Singhasari. Arca ini ditemukan di reruntuhan Cungkup Putri dekat Candi
Singhasari, Malang, Jawa Timur. Menurut kepercayaan setempat, arca ini adalah perwujudan
Dyah Ayu Sri Maharatu Mahadewi Ken Dedes ratu pertama Singhasari, mungkin sebagai arca
perwujudan anumerta dia. Akan tetapi terdapat pendapat lain yang mengaitkan arca ini sebagai
perwujudan Dyah Ayu Sri Maharatu Mahadewi Gayatri, istri Kertarajasa raja
pertama Majapahit. Arca ini pertama kali diketahui keberadaannya pada tahun 1818 atau 1819
oleh D. Monnereau, seorang aparat Hindia Belanda. Pada tahun 1820 Monnereau memberikan
arca ini kepada C.G.C. Reinwardt, yang kemudian memboyongnya ke Belanda dan akhirnya
arca ini menjadi koleksi Rijksmuseum voor Volkenkunde di kota Leiden. Pada Januari 1978
Rijksmuseum voor Volkenkunde (Museum Nasional untuk Etnologi) mengembalikan arca ini
kepada Indonesia, dan ditempatkan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta hingga kini. Kini
arca yang luar biasa halus dan indah ini ditempatkan di lantai 4 Ruang Khazanah Emas, Museum
Nasional Indonesia, Jakarta.
Arca Prajnaparamita ini adalah salah satu mahakarya terbaik seni klasik Hindu-Buddha
Indonesia, khususnya seni patung Jawa kuno. Arca dewi kebijaksanaan transendental dengan
raut wajah yang tenang memancarkan keteduhan, kedamaian, dan kebijaksanaan; dikontraskan
dengan pakaiannya
Dewi ini tengah dalam posisi teratai sempurna duduk bersila di atas padmasana (tempat duduk
teratai), dewi ini tengah bermeditasi dengan tangan melakukan dharmachakra-mudra
(mudra pemutaran roda dharma). Lengan kirinya mengempit sebatang utpala (bunga teratai
biru) yang diatasnya terdapat keropak naskah Prajnaparamita-sutra dari daun lontar. Arca ini
bersandar pada stella (sandaran arca) berukir, dan di belakang kepalanya terdapat halo atau aura
lingkar cahaya yang melambangkan dewa-dewi atau orang suci yang telah mencapai tingkat
kebijaksanaan tertinggi.

Anda mungkin juga menyukai