Anda di halaman 1dari 3

AKSI NYATA TOPIK : RAPOR PENDIDIKAN SEBAGAI SUMBER

DATA PERENCANAAN

NAMA GTK : ETIKA ISLAMIYAH, S.Pd

NUPTK : 8957759660300042

SATUAN PENDIDIKAN : SMP DARUL ULUM 5 JOMBANG

Refleksi Pribadi tentang Profil Pendidikan


1. Berikut adalah link Laporan Rapor Pendidikan satuan pendidikan saya tahun lalu yang
sudah saya unduh: https://docs.google.com/spreadsheets/d/1vnGAb2sshADBK_evA6M-f-
Gnq8TSIOsh/edit#gid=604894574
2. Untuk sementara, saya mengambil Dimensi A saja yang saya analisis secara pribadi.
Berikut adalah kesimpulan global analisis saya:

3. Indikator layanan yang memperoleh capaian “belum baik”:


Temuan-temuan terkait indikator layanan yang “belum baik”:

Peserta didik  Ada beberapa siswa yang sepertinya ABK


kurang mendapat penanganan khusus. (siswa
kelas 7 kemampuan baca tulis hitungnya masih
setara dengan anak PAUD)
 Diantara para siswa masih terdengar saling olok
terkait nama ortu, ras dan ciri fisik (body
shaming) yang memicu kerusuhan.
Tenaga kependidikan Prosentase GTK Bersertifikat baru pada level
CUKUP
Lingkungan satuan pendidikan Sekolah yang berada di kawasan pasar dengan
lahan yang sangat terbatas, secara tidak langsung
sangat berpengaruh pada aktivitas KBM.

4. Dengan melihat Laporan Rapor Pendidikan, kita bisa memahami kondisi satuan pendidikan
sehingga kita dapat melakukan:
1) Identifikasi
Membaca dan menganalisis dengan seksama indikator-indikator mana saja yang
masih perlu diintervensi untuk meningkatkan kualitas layanan dan mutu pendidikan
di satuan pendidikan.
2) Refleksi
Menelaah/ mengaji ulang, membandingkan indikator yang masih perlu intervensi
pada Rapor Pendidikan dengan kondisi riil di satuan pendidikan. Karena terkadang
kita merasa bahwa kondisi riil di satuan pendidikan terlihat baik-baik saja, namjn
ternyata banyak hal yang tidak patut yang luput dari perhatian kita, yang terkadang
hal itu sangatlah signifikan.
Misalnya penerapan hukuman fisik, perundungan (dalam pergaulan murid-murid
SMP terutama siswa putra, kerap sekali terjadi saling olok/saling panggil nama
orangtua, siswa tidak rela nama orangtuanya diolok-olok, terjadi kerusuhan bahkan
perkelahian, siswa yang lemah memilih untuk enggan masuk sekolah), dll.
Apabila terdapat banyak indikator yang perlu diintervensi, maka kita perlu
mendahulukan indikator prioritas untuk dikdasmen, karena bagaimanapun sekolah
memiliki keterbatasan. Namun bukan berarti indikator yang lain dibiarkan tanpa
diintervensi.
Adapun indikator prioritas untuk dikdasmen adalah sebagai berikut:
 Kemampuan Literasi
 Kemampuan Numerasi
 Indeks Karakter
 Iklim Keamanan Sekolah
 Iklim Kebhinekaan

Rasionalisasi dari kelima indikator prioritas diatas adalah sbb:

o Literasi adalah pondasi kemampuan belajar. Kemampuan literasi dan


numerasi meningkatkan daya saing di era berbasis teknologi dan digital
terutama di kancah internasional. Siswa mampu memnyaring informasi yang
valid diantara banyaknya hoax yang beredar.
o Indeks Karakter menjadi basis untuk tumbuh kembang peserta didik secara
utuh. Terdapat korelasi antara kemampuan literasi numerasi dengan karakter
peserta didik.
o Iklim keamanan sekolah mencakup tingkat rasa aman dan kenyamanan
peserta didik di satuan pendidikan dalam hal persaan aman, perundungan,
hukuman fisik, pelecehan seksual dan narkoba di lingkungan satuan
pendidikan. Iklim keamanan berdampak pada kualitas pembelajaran.
o Iklim kebhinekaan di satuan pendidikan penting karena toleransi, perasaan
diterima karena perbedaan yang ada, merupakan salah satu faktor pendukung
dalam keseluruhan iklim pembelajaran.
3) Benahi
Dengan menentukan indikator prioritas, kita bisa membuat program yang fokus
untuk menyelesaikan akar permasalahan yang ada. Dalam istilah medis, kita bisa
fokus menemukan obat dari penyakit utama yang harus segera diatasi.

Anda mungkin juga menyukai