Anda di halaman 1dari 9

Tugas Pendahuluan

Sensor Cerdas

MASUKAN SENSOR ANALOG

DISUSUN OLEH

NAMA : WAODE ST MARYAM


NIM : H021201014
KELOMPOK : I (SATU)
TANGGAL PRAKTIKUM : 02 MEI 2023
ASISTEN : NABILA AR. LAMANIU
SEPTIA ULUM PAJRI
IDA LAILA

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Arduino
Arduino adalah platform prototyping opensource hard-ware yang dapat
digunakan untuk membuat projek berbasis pemrograman. Hardware Arduino
memiliki prosesor mikrokontroler ATMega yang dirilis oleh Atmel AVR, tetapi
software yang digunakan memiliki bahasa pemrograman tersendiri. Arduino
dirancang untuk memudahkan pengguna elektronik atau siapapun yang ingin
mengembangkan peralatan elektronik interaktif berdasarkan hardware dan
software yang fleksibel dan mudah untuk digunakan [1].
Arduino adalah sebuah perangkat open-source yang digunakan untuk
membuat sebuah projek elektronika. Arduino juga dapat berarti dua hal yaitu
papan sirkuit yang dapat diprogram dan sebuah perangkat lunak atau Integrated
Development Environment (IDE) pada komputer yang digunakan untuk menulis
dan mengunggah kode komputer ke papan Arduino. Arduino dapat membaca
input (masukan) dan mengontrol output (keluaran) untuk berbagai perangkat
elektronik [1].

Gambar 2.1 Arduino


II.2 Sensor
Sensor adalah suatu komponen atau peralatan yang berfungsi untuk
mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari perubahan suatu
energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi biologi, energi
mekanik dan sebagainya. Sensor merupakan perangkat pendukung untuk
mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik. Secara umum semua sensor
bekerja secara analog. Besaran yang dihasilkan oleh sensor adalah besaran
analog, yaitu berupa arus listrik dengan nilai tegangan tertentu. Agar arus listrik
yang dihasilkan sensor dapat diproses secara digital maka besaran tersebut harus
diubah menjadi besaran digital[2].
II. 3 Sensor HSM-20G
Kelembaban udara (humidity) dan temperatur lingkungan (ambient
temperature) merupakan dua faktor penting bagi kenyamanan manusia, hewan,
dan tumbuhan. Di dalam bidang elektronika dan instrumentasi kelembaban dan
temperatur sangat penting dalam pengoperasian peralatan elektronik
berimpedansi-tinggi, komponen-komponen yang peka terhadap listrik-statis,
piranti-piranti tegangan-tinggi, dan lain sebagainya. Untuk mengukur
kelembaban udara di suatu ruangan diperlukan alat ukur yang disebut
hygrometer, dan untuk temperatur digunakan termometer. Hygrometer dan
termometer digital memang tersedia di pasaran dalam bentuk portabel, tetapi
harganya relatif mahal. Kedua alat ukur ini biasanya dikemas dalam modul yang
terpisah, padahal penggunaannya seringkali diperlukan bersamaan. Sensor
kelembaban HSM-20G ini merupakan sensor yang bisa menindera kelembaban
dan juga temperatur. Agar output yang dihasilkan dari sensor tersebut linear
maka perlu ditambahkan pengkondisi sinyal filter berupa filter lolos rendah[3].

Gambar 2.2 Sensor HSM-20G


II.4 Sensor KY-28
Sensor KY-28 berisi termistor NTC, yang dapat mengukur suhu dalam
kisaran -55°C hingga +125°C. Nilai resistansi termistor berkurang dengan
meningkatnya suhu. Sensor digunakan untuk pengukuran ambang batas. Yang
berarti sensor memancarkan sinyal tinggi digital segera setelah nilai ambang yang
ditetapkan oleh pengguna terlampaui. Namun, ini juga berarti bahwa nilai
pengukuran analog tidak sesuai untuk konversi, karena sinyal analog juga
dipengaruhi oleh photensiometer putar. Keluaran digital jika suhu diukur di atas
nilai batas, ini adalah keluaran disini nilai batas dapat diatur menggunakan
potensiometer. Keluaran analog nilai terukur langsung dari unit sensor[4].

Gambar 2.3 Sensor KY-028


II.5 Sensor Light Dependent Resistor (LDR)
Sensor Cahaya/Light Dependent Resistor (LDR) merupakan suatu sensor
yang apabila terkena cahaya maka tahanannya akan berubah. Biasanya LDR
dibuat berdasarkan kenyataan bahwa film cadmium sulfide mempunyai tahanan
yang besar kalau tidak terkena cahaya dan tahanannya akan menurun kalau
permukaan film itu terkena cahaya[5]. LDR disebut juga sebagai photoresistor
sebab alat ini akan memiliki resistansi yang akan berubah seiring dengan
perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam kondisi gelap, resistansi
LDR bisa mencapai 10 M ohm, tapi dalam kondisi terang, resistansi LDR turun
hingga 1 K ohm bahkan bisa kecil lagi Sifat inilah yang membuat LDR bisa
dimanfaatkan sebagai sensor cahaya. LDR terbuat dari sebuah cakram
semikonduktor seperti kadmium sulfida dengan dua buah elektroda pada
permukaannya. Pada saat intensitas cahaya yang mengenai LDR sedikit, bahan
dari cakram LDR 90 tersebut menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang
relatif kecil. Sehingga hanya ada sedikit elektron untuk mengangkut muatan
elektrik. Artinya saat intensitas cahaya yang mengenai LDR sedikit maka LDR
akan memiliki resistansi yang besar[6].

Gambar 2.4 Sensor LDR


DAFTAR PUSTAKA
[1] Yessi Mardiana, dan Riska. “Implementasi Dan Analisis Arduino Dalam
Rancang Bangun Alat Penyiram Tanaman Otomatis Menggunakan Aplikasi
Android”. Jurnal Pseudocode. Vol. 7, No. 2, hh: 151-156, 2020
[2] A.F. Adelia, M.F.P.Putra, T.Farros dan K.B.Andi. “Sistem Pintu Cerdas
Menggunakan Sensor Ultrasonic Berbasis Internet Of Things”. Media
Elektrik, Vol.17, No.3, hh:1-5. 2020.
[3] Wirdaliza, dan Wildian. “Rancang Bangun Modul Alat Ukur Kelembaban
Dan Temperatur Berbasis Mikrokontroler AT89S52 Dengan Sensor
HSM-20G”. Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 1, hh: 54-63,2018.
[4] G. Bhosale. “Intelligent Helmet Safety System For Mine Workers”.
International Journal of Innovations in Engineering Research and
Thecnology (IJIERT). Vol.4, No.3, hh:1-6. 2017.
[5] Rifqi Firmansyah. dkk. “Penerapan Modul RF 433 dalam Pengukuran
Intensitas Cahaya Menggunakan Sensor LDR Berbasis Arduino” Jurnal
Teknik Elektro. Vol. 1, No. 1, hh: 1-7. 2021.
[6] Hari Santoso. Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula. Elang Sakti.
Trenggalek, 2015.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai